Anda di halaman 1dari 4

Nama : Yessica Rosinta Gracella Pardede (175020301111013)

Pengertian Risk Based Audit

Audit berbasis ISA ini merupakan risk based audit. Risk based audit merupakan
pendekatan audit yang berfokus dalam mengevaluasi risiko-risiko baik strategis, finansial,
operasional, regulasi dan lainnya yang dihadapi oleh organisasi. Memakai kacamata audit
berbasis resiko auditor harus menilai kemampuan manajemen dalam mengukur resiko,
merespon resiko dan melaporkan resiko. Risk based audit berbasis resiko lebih berupa
perubahan pola pandang dari pada sebuah teknik. Apabila manajemen memiliki kemampuan
yang cukup dalam mengukur, merespon dan melaporkan resiko dalam suatu area atau proses,
maka resiko bawaan bisa diturunkan. Artinya auditor tidak harus meningkatkan tingkat
ketelitian, menambah prosedur atau menambahkan waktu analisa. Dan ketika manajemen
resiko klien buruk, maka auditor harus meningkatkan keteliatian, menambah prosedur dan
menambahkan waktu analisa. Sehingga bobot atau score resiko di masing-masing area atau
proses tersebut bisa dijadikan sebagai salah satu dasar untuk penentuan prioritas audit oleh
auditor.
Audit Berbasis Risiko merupakan sebuah metodologi pemeriksaan yang
dipergunakan untuk memberikan jaminan bahwa risiko telah dikelola di dalam batasan risiko
yang telah ditetapkan manajemen pada tingkatan sebuah korporasi. Seorang internal auditor
harus memahami aspek pengendalian dari setiap proses bisnis yang terkait, kemudian risiko
dan faktor-faktor pengendalian guna mendukung pencapaian sasaran perusahaan.

Konsep Risk Based Audit


a. Reasonable assurance ( asuransi yang layak)
Asurans yang layak adalah asurans yang tinggi bukan mutlak. Asurans yang layak
adalah saat auditor memperoleh memperoleh audit yang cukup dan tepat untuk menekan
resiko saat auditor memberikan opini yang salah dalam menyajikan laporan keuangan.

Audit yang cukup dan tepat, auditor sudah menekan risiko audit. Auditor menekan
resiko auditnya sampai ketingkat yang disebut “an acceptably low level” , atau tingkat rendah
yang dapat diterima oleh auditor karena adanya kendala bawaan dalam setiap audit.
b. Inherent limitation (kendala bawaan)
1) Sifat pelaporan keuangan
Pembuatan pelaporan keuangan memerlukan judgement management dalam rangka
menerapkan pelaporan keuangan dan keputusan atau atau penilaia subjektif seperti estimasi
oleh manajemen dalam memilh berbagai tafsiran atau judgement yang akseptabel.
2) Sifat Bukti audit yang tersedia
Pekerjaan Auditor dalam merumuskan pendapatnya yaitu mengumpulkan dan
mengevaluasi bukti audit yang cenderung bersifat persuasive dan tidak konklusif.
3) Sifat prosedur audit
Prosedur bukti audit untuk mengumpulkan bukti audit mungkin tidak mendeteksi setiap
informasi yang hilang karena manajemen atau pihak lain sengaja ataupuntidak sengaja tidak
memberikan semua informasi yang diminta.
4) Pelaporan keuangan tepat waktu
Relevansi atau nilai pada informasi, perlu ada keseimbangan antara keandalan informasi
dan biayanya.
c. Audit scope (lingkup audit)
Dalam ketentuan perundang-undangan, mewajibkan auditor untuik melaksanakan
pekerjaan tambahan dan memodifikasi atau memperluas laporan auditor sesuai dengan
perluasan tanggung jawabnya. Lingkup pekerjaan auditor beserta opini yang diberikannya,
dibatasi pada apakah laporan keuangan dibuat secara material, sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku. Laporan auditor yang tidak dimodifikasi ( unmodified
auditor’s report ) atau opini wajar tanpa pengecualian tidak menjamin keberhasilan dan daya
bertahan entitas itu dimasa mendatang ( future viability of the entity ). Opini wajar tanpa
pengecualian juga tidak mencerminkan apakah manajemen mengelola entitas secara efektif
dan efisien.
d. Material misstatement (salah saji yang material)
Laporan keuangan dapat juga berisi beberapa salah saji yang secara agregatif atau
tergabung, berjumlah material, salah saji akibat tidak dikoreksi, salah saji yang material
secara kualitatif dan kuantitatif dimana pengungkapan yang dicantumkan dalam laporan
keuangan berupa pengungkapan yang menyesatkan dan salah saji berupa kesalahan atau
kecurangan.
e. Assertion (asersi)
Asersi berhubungan dengan pengakuan (recognition), pengukuran (measurement),
penyajian (Presentation), dan pengungkapan (Disclosure) dari berbagai unsur laporan
keuangan. Asersi adalah pernyataan yang diberikan secara ekspklisit maupun implisit pada
bagian unsur laporan keuangan. Unsur laporan keuangan yaitu angka-angka/jumlah dan
pengungkapan. Asersi digunakan oleh auditor untuk mempertimbangkan berbagai jenis
kemungkinan salah saji yang bisa terjadi.

Langkah-Langkah Audit Berbasis Risiko

a. Menilai Risiko (Risk Assessment)


b. Menanggapi Risiko (Risk Response)
c. Pelaporan (Reporting)

Melaksanakan Audit Berbasis Risiko


Risk assessment (menilai risiko) yaitu melaksanakan prosedur penilaian risiko untuk
mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan. Risk
respone (menanggapi risiko) adalah merancang dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya
yang menanggapi risiko (salah saji yang material) yang telah diidentifikasi dan dinilai, pada
tingkat laporan keuangan dan asersi. Dan reporting (pelaporan) yaitu merumuskan pendapat
berdasarkan bukti audit yang diperoleh kemudian membuat dan menerbitkan laporan yang
tepat, sesuai kesimpulan yang ditarik.

Quality Control System (Sistem Kendali Mutu)

Unsur Unsur Unsur-Unsur Quality Unsur-Unsur Quality


Pengendalian Control di Tingkat KAP Control di Tingkat
Internal (ISA 315) (ISQC 1) Penugasan (ISA 220)
Control Evironment Tanggung jawab pimpinan Tanggung jawab pimpinan
(Tone At The Top) atas mutu di dalam KAP atas mutu di dalam KAP
Kewajiban etika yang Kewajiban etika yang
relevan relevan
Sumber daya manusia Penetapan anggota tim
audit
Risk Assessment Menerima dan Menerima dan
(What Could Go melanjutkan hubungan melanjutkan hubungan
Wrong ?) dengan klien dan dengan klien dan
penugasan yang spesifik penugasan audit
Risiko bahwa laporannya
mungkin tidak tepat dalam
situasinya
Information System Dokumentasi QC System Dokumentasi QC System
(Tracking
Performance)
Control Activities Pelaksanaan penugasan Pelaksanaan penugasan
(Prevent &
Detect/Correct
Controls)
Monitoring Pemantauan berjalan atas Terapkan hasil
(Are Objectives Being kebijakan dan prosedur pemantauan berjalan atas
Met ?) QC di KAP tersebut penugasan audit yang
spesifik

Kegiatan pengandalian dirancang untuk memastikan terjadinya kepatuhan terhadap


kebijakan dan prosedur yang ditetapkan KAP. Cara untuk merancang, mengimplementasikan,
dan memantau pengendalian mutu adalah dengan proses plan (merencanakan) dengan
menetapkan tujuan dan proses quality control yang diperlukan agar KAP dapat memberikan
output yang diharapkan memenuhi syarat. Do (melakukan) pengimplementasian proses baru.
Check (memeriksa) pegukuran proses baru. Act (bertindak) dengan menganalisis perbedaan
dan jelaskan perbedaannya. Tentukan dimana perubahan harus diterapkan agar mencapai
perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai