Anda di halaman 1dari 2

Contoh perusahaan di Indonesia yang pernah melakukan merger :

1. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk


Bank Mandiri merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara
(BDN), Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) dan Bank Expor Impor Indonesia. Hasil merger
keempat bank ini dilaksanakan pada tahun 1999.

Bank  Dagang Negara merupakan salah satu Bank  tertua di Indonesia. Sebelumnya


Bank  Dagang Negara dikenal sebagai Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij yang didirikan
di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857. Pada tahun 1949 namanya berubah menjadi Escomptobank NV.
Selanjutnya, pada tahun 1960 Escomptobank dinasionalisasi dan  berubah nama menjadi Bank  Dagang
Negara , sebuah Bank  pemerintah ynag membiayai sektor industri dan pertambangan.

Bank  Bumi Daya didirikan melalui  suatu proses panjang yang bermula dari nasionalisasi sebuah
perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV, menjadi Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada
tahun 1964, Chartered Bank  (sebelumnya adalah Bank  milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank
Umum Negara diberi hak untuk melanjutkan operasi Bank tersebut. Pada tahun 1965, Bank umum
negara  digabungkan  ke dalam Bank Negara Indonesia dan berganti nama menjadi Bank Negara
Indonesia Unit IV beralih menjadi Bank Bumi daya.

Sejarah Bank  Ekspor Impor  berawal dari perusahaan  Belanda N.V.Nederlansche Handels


Maatschappij yang didirikan pada tahun 1842 mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada
tahun 1870. Pemerintah menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960, selanjutnya pada tahun 1965
perusahan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia  menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada
tahun 1968 Bank Negara Indonesia Unit II dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank Negara
Indonesia Unit II Divisi Expor – Impor, yang akhirnya menjadi Bank Exim, bank Pemerintah yang
membiayai kegiatan ekspor impor.

Bapindo berawal dari Bank Industri Negara (BIN), sebuah Bank  Industri yang didirikan pada
tahun1951. Misi Bank Industri Negara adalah mendukung  pengembangan sektor – sektor ekonomi
tertentu, khususnya perkebunan, industri,  pertambangan. Bapindo dibentuk sebagai Bank  milik
negara  pada tahun 1960,  BIN kemudian digabung dengan Bank Bapindo. Pada tahun 1970, Bapindo
ditugaskan untuk membantu pembangunan  nasional melalui pembiayaan jangka menengah, jangka
panjang pada sektor manufaktur, transportasi dan  pariwisata.

2. PT Bank Permata Tbk


Bank dengan logo bergambar permata ini merupakan bank gabungan (digabung/merger) dari 5
bank yakni PT Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia, dan
PT Bank Patriot. Penggabungan 5 bank itu dilakukan oleh pemerintah melalui Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (BPPN) pada tahun 2002, karena ke 5 bank tingkat kesehatannya dinilai jauh api dari
panggang – bersamaan krisis moneter 1998.  Struktur permodalam ke 5 bank saat itu dinilai lemah, CAR-
nya rendah, dan NPL-nya dinilai tinggi.
Selain melakukan merger 5 bank jadi Bank Mutiara, BPPN saat itu juga melakukan penutupan
terhadap 38 bank yang disebut dengan bank beku operasi (BBO). Juga melakukan rekap terhadap
sejumlah bank besar melalui emisi obligasi seperti BCA, Danamon, bank-bank BUMN, dan lainnya. Ke 5
bank yang kemudian digabung menjadi Bank Permata sejatinya adalah bank berskala tengah, yang saat
itu tidak masuk kategori bank yang ditutup (BKO), namun juga tidak masuk kategori bank besar. Salah
satu bank yang di-merger itu yakni Bank Universal saat itu sahamnya dimiliki mayoritas oleh PT Astra
International Tbk. Selain melakukan merger menjadi Bank Mutiara, pemerintah melalui BPPN juga
melakukan rekap melalui emisi obligasi ke dalam tubuh bank ini.

Pada perkembangannya di tahun 2004, Standard Chartered Bank dan PT Astra International Tbk
mengambil alih Permata Bank, dan memulai proses transformasi secara besar-besaran didalam organisasi.
Selanjutnya, sebagai wujud komitmennya terhadap Permata Bank, kepemilikan gabungan pemegang
saham utama ini meningkat menjadi 89,01% pada tahun 2006. Kombinasi unik dari kedua pemegang
saham strategis merupakan salah satu kekuatan utama Permata Bank. PT Astra International Tbk
merupakan perusahaan Indonesia yang besar dan memiliki pengalaman kuat di pasar domestik.
Sedangkan Standard Chartered Bank dengan keahlian dan pengalaman global terkemuka yang
dimilikinya – bisa menjadikan Permata Bank berada dalam posisi yang unik dan kuat.

Kini, sebagai bank swasta, Bank Permata (Permata Bank) menawarkan produk dan jasa inovatif
terutama di sisi delivery channel-nya, termasuk Internet Banking dan Mobile Banking. Permata Bank
memiliki aspirasi untuk menjadi penyedia jasa keuangan dengan fokus di segmen konsumen dan
komersial. Bank Permata memiliki visi yang jelas, yakni “Pelopor dalam memberikan solusi finansial
yang inovatif”, serta misi yang tegas yakni “Menjadikan hidup lebih bernilai”.

Contoh perusahaan di Indonesia yang pernah melakukan konsolidasi :

Indonesian Professional Reinsurer (IPR), hasil konsolidasi dari PT. Reasuransi Internasional
Indonesia (Reindo), PT. Reasuransi Nasional Indonesia (Nas Re), PT. Tugu Reasuransi Indonesia (Tugu
Re), dan PT. Maskapai Reasuransi Indonesia (Marein). Alasan keempat perusahaan tersebut melakukan
konsolidasi adalah besarnya nilai IPR setelah keempat perusahaan tersebut melakukan konsolidasi.
Setelah konsolidasi kapasitas IPR mampu menampung 60% treaty.

Selain itu ada tiga hal yang melatarbelakangi konsolidasi tersebut.  Pertama, praktik impor jasa
reasuransi yang berlebihan. Kedua,  kapasitas reasuransi di Indonesia belum dioptimalkan.
Terakhir, dibutuhkannya kerja sama yang lebih erat dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) dalam jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai