Akuntansi ijarah membahas tentang akuntansi jual dan ijarah dalam PSAK 107-ED.
Transaksi ini menjelaskan bahwa nasabah menjual barang kepada pembeli yaitu lembaga
keuangan syariah dengan penuh, dan hak kepemilikan barang tersebut sepenuhnya menjadi milik
lembaga keuangan syariah sebagai pembeli. Berikut diatur dalam Fatwa DSN :
1. Harga jual harus berdasarkan nilai wajar karena transaksi jual dan ijarah adalah transaksi
yang saling terpisah (ta’alluq).
2. Perlakuan terhadap akuntansi penyewa terjadi ketika sebuah entitas menjual obyek ijarah
kepada entitas lain, kemudian menyewakannya.
3. Keuntungan dan kerugian atas transaksi jual dan ijarah tidak dapat diakui sebagai
penambah dan pengurang beban ijarah.
1. Perlakuan terhadap akuntansi pemilik dan akuntansi penyewa terjadi ketika suatu entitas
menyewakan lebih lanjut atas aset yang disewa sebelumnya dari pemilik.
2. Entitas mengakui bebab ijarah (sewa) tangguhan apabila pembayaran dilakukan dalam
jangka panjang dan beban ijarah (sewa) untuk jangka pendek ketika entitas tersebut
menyewa obyek ijarah kemudian untuk disewa lanjutkan.
3. Transaksi antara entitas (penyewa) dengan pemilik disebut perlakuan akuntansi penyewa,
dan antara entitas ( pemilik) dengan pihak penyewa lanjut disebut perlakuan akuntansi
pemilik.
A. Sewa Lanjut
Sewa lanjut dapat diterapkan untuk sewa obyek ijarah. Pihak yang menyewakan
tidak memiliki fisik obyek yang disewaka, dan hanya memiliki fasilitas atas obyek ijarah.
B. Multijasa
Multijasa yang menggunakan akad ijarah merupakan salah satu bentuk ijarah
lanjut. Mltijasa dengan akad ijarah biasa digunakan dalam pendidikan, bahkan dalam
penyelenggaraan sebuah pernikahan.
PSAK 107 tentang Akuntansi Ijarah menjelaskan penyajian ijarah, sebagai berikut :
Pendapatan ijarah secara neto diperoleh setelah dikurangi beban, seperti beban
penyusutan, beban perbaikan dan pemeiharaan, dan lain-lain.
PSAK 107 tentang akuntansi ijarah menjelaskan pengungkapan ijarah, sebagai berikut :
1. Yang diungkapkan pemilik dalam laporan keuangan terkait transaksi ijarah dan ijarah
muntahiyah bittamlik, tetapi tidak terbatas, pada :
a. Isi akad yang tidak terbatas
1. Keberadaan wa’ad
2. Pembatasan-pembatasan
3. Agunan
b. Nilai perolehan, amortisasi, dan biaya penyusutan setiap aset ijarah
c. Transaksi jual dan ijarah
2. Yang diungkapkan penyewa dalam laporan keuangan terkait transaksi ijarah muntahiyah
bittamlik tetapi tidak terbatas, sebagai berikut :
a. Isi akad tentang penjelasan umum :
1. Total pembayaran
2. Keberadaan wa’ad
3. Pembatasan-pembatasan
4. Agunan
Sumber :