Anda di halaman 1dari 3

Akuntansi Jual dan Ijarah

Akuntansi ijarah membahas tentang akuntansi jual dan ijarah dalam PSAK 107-ED.
Transaksi ini menjelaskan bahwa nasabah menjual barang kepada pembeli yaitu lembaga
keuangan syariah dengan penuh, dan hak kepemilikan barang tersebut sepenuhnya menjadi milik
lembaga keuangan syariah sebagai pembeli. Berikut diatur dalam Fatwa DSN :

1. Fatwa DSN nomor 31/DSN-MUI/IV/2002 tentang Pengalihan Hutang Alternatif


Ketiga, adalah
a. Dalam kepemilikan penuh terhadap aset, nasabah dapat melakukan akad ijarah
melalui LKS berdasarkan Fatwa DSN-MUI nomor 09/DSN-MUI/IV/2002.
b. Untuk membantu menalangi kewajiban nasabah LKS dapat digunakan melalui prinsip
al-Qardh berdasarkan Fatwa DSN-MUI nomor 19/DSN-MUI/IV/2001.
c. Dalam akad ijarah tidak dapat dipersyaratkan seperti yang dimaksud dalam nomor 1
dan terpisah dari pemberian talangan seperti yang dimaksud di nomor 2.
d. Besar jumlah talangan tidak boleh sebagai dasar besar jumlah imbalan jasa ijarah.
2. Sale and Lease Back diatur dalam Fatwa DSN 71/DSN-MUI/VI/2008, adalah
a. Ketentuan Umum : Pengertian Sale and Lease Back merupakan jual beli terhadap
aset, kemudian pembeli menyewakan aset tersebut kepada penjual.
b. Ketentuan Hukum : Hukumnya adalah boleh.
c. Ketentuan Khusus :
1. Ijarah dan Bai’ sebagai akad yang dilaksanakan terpisah.
2. Akad Bai’ berisi kesepakatan dimana pembeli berjanji menjual kembali aset yang
dibelinya kepada penjual.
3. Akad ijarah dapat dilakukan berdasarkan jual beli atas aset yang dijadikan sebagai
obyek ijarah.
4. Objek ijarah memiliki arti sebagai barang yang bermanfaat dan memiliki nilai
ekonomis.
5. Dalam Fatwa Sale and Lease Back syarat atau rukum ijarah memperhatikan
Fatwa DSN-MUI nomor 09/DSN-MUI/IV/2000 mengenai pembiayaan ijarah.
6. Di dalam akad terdapat hak dan kewajiban yang jelas.
7. Akad mengatur semua biaya pemeliharaan obyek Sale and Lease Back.
Pengungkapan dan Pengakuan akuntansi ijarah sesuai PSAK 107 :

1. Harga jual harus berdasarkan nilai wajar karena transaksi jual dan ijarah adalah transaksi
yang saling terpisah (ta’alluq).
2. Perlakuan terhadap akuntansi penyewa terjadi ketika sebuah entitas menjual obyek ijarah
kepada entitas lain, kemudian menyewakannya.
3. Keuntungan dan kerugian atas transaksi jual dan ijarah tidak dapat diakui sebagai
penambah dan pengurang beban ijarah.

Akuntansi Ijarah Lanjut

Pengakuan dan pengukuran ijarah lanjut menurut PSAK 107, adalah :

1. Perlakuan terhadap akuntansi pemilik dan akuntansi penyewa terjadi ketika suatu entitas
menyewakan lebih lanjut atas aset yang disewa sebelumnya dari pemilik.
2. Entitas mengakui bebab ijarah (sewa) tangguhan apabila pembayaran dilakukan dalam
jangka panjang dan beban ijarah (sewa) untuk jangka pendek ketika entitas tersebut
menyewa obyek ijarah kemudian untuk disewa lanjutkan.
3. Transaksi antara entitas (penyewa) dengan pemilik disebut perlakuan akuntansi penyewa,
dan antara entitas ( pemilik) dengan pihak penyewa lanjut disebut perlakuan akuntansi
pemilik.

A. Sewa Lanjut
Sewa lanjut dapat diterapkan untuk sewa obyek ijarah. Pihak yang menyewakan
tidak memiliki fisik obyek yang disewaka, dan hanya memiliki fasilitas atas obyek ijarah.
B. Multijasa
Multijasa yang menggunakan akad ijarah merupakan salah satu bentuk ijarah
lanjut. Mltijasa dengan akad ijarah biasa digunakan dalam pendidikan, bahkan dalam
penyelenggaraan sebuah pernikahan.

Penyajian dan Pengungkapan

PSAK 107 tentang Akuntansi Ijarah menjelaskan penyajian ijarah, sebagai berikut :
Pendapatan ijarah secara neto diperoleh setelah dikurangi beban, seperti beban
penyusutan, beban perbaikan dan pemeiharaan, dan lain-lain.

PSAK 107 tentang akuntansi ijarah menjelaskan pengungkapan ijarah, sebagai berikut :

1. Yang diungkapkan pemilik dalam laporan keuangan terkait transaksi ijarah dan ijarah
muntahiyah bittamlik, tetapi tidak terbatas, pada :
a. Isi akad yang tidak terbatas
1. Keberadaan wa’ad
2. Pembatasan-pembatasan
3. Agunan
b. Nilai perolehan, amortisasi, dan biaya penyusutan setiap aset ijarah
c. Transaksi jual dan ijarah
2. Yang diungkapkan penyewa dalam laporan keuangan terkait transaksi ijarah muntahiyah
bittamlik tetapi tidak terbatas, sebagai berikut :
a. Isi akad tentang penjelasan umum :
1. Total pembayaran
2. Keberadaan wa’ad
3. Pembatasan-pembatasan
4. Agunan

Sumber :

Wiroso. 2011. Akuntansi Transaksi Syariah. Jakarta: IAI

Anda mungkin juga menyukai