Anda di halaman 1dari 7

1b.

TREN PROFESI AKUNTAN SAAT INI DAN DIMASA DEPAN

Sebelum dapat memahami bagaimana tren tenaga kerja profesional akuntan,


perlu dipahami area dimana profesi akuntan menjalankan perannya. Bidang di
dalam akuntansi meliputi akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, akuntansi
publik dan entitas nirlaba, pengauditan, sistem informasi akuntansi, dan
akuntansi perpajakan. Apakah benar dimasa yang akan datang pekerjaan di
setiap bidang akuntansi akan membutuhkan tenaga kerja yang semakin sedikit?
Berikut ini penjelasan mengenai jenis pekerjaan yang melekat pada tiap bidang
di dalam akuntansi. Pembahasan yang terkait dengan teknologi dan demografi
sosial-ekonomi diberikan untuk memberi gambaran tren antar waktu
pekerjaan/profesi akuntan.

Akuntansi Keuangan. Peran utama yang dilakukan oleh para akuntan profesional


di bidang akuntansi keuangan adalah berkaitan dengan penyusunan
dan penganalisaan informasi keuangan dalam pelaporan ke pihak eksternal.
Saat ini, praktik yang berlaku umum terkait dengan pelaporan keuangan
adalah dengan mendasarkan pada standar akuntansi keuangan atau biasa
disebut sebagai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Di dalam
kontek internasional, statemen keuangan disusun berdasar International
Financial Reporting Standard (IFRS). IFRS diimplementasikan dengan
pendekatan principle-based. PSAK, standar akuntansi yang di Indonesia,
sebagaian besar mengadopsi IFRS. Hal ini berarti IFRS dan PSAK menggunakan
pendekatan berbasis prinsip. Keuntungan mendasar dari akuntansi berbasis
prinsip adalah bahwa pedoman yang luas dapat praktis untuk berbagai keadaan,
sehingga lebih sesuai dengan ide IFRS sebagai satu standar yang dipakai secara
global. Karakteristik yang melekat pada standar akuntansi berbasis prinsip
adalah adanya potensi interpretasi yang berbeda untuk transaksi serupa.
Masalah dengan standar akuntansi berbasis prinsip adalah kurangnya panduan
yang seringkali memiliki masalah keterbandingan. Persyaratan yang ada
terkadang dapat memaksa manajer untuk membuat pertimbangan (judgement)
dan kebijakan (discretionary) dalam proses penyusunan statemen keuangan. Hal
ini akan meningkat sejalan dengan peningkatan kompleksitas bisnis global.
Aspek ini yang tidak memungkinkan untuk digantikan dengan teknologi,
sehingga perkerjaan akuntan tidak serta merta bisa digantikan
dengan teknologi informasi. Dari akspek demografi, mengingat standar
akuntansi saat ini cenderung akan hanya satu dan dipakai secara global,
kemungkinan ekspansi bisnis keluar domisili meningkat. Semakin
meningkatnya bisnis secara global maka semakin meningkat kebutuhan akan
akuntan karena setiap perusahaan (termasuk anak perusahaan) membutuhkan
akuntan yang bertanggung jawab di dalam penyiapan statemen keuangan.
Mutasi ahli (akuntan profesional) secara global cenderung akan terjadi. Hal ini
akan berpengaruh pada variasi/pergeseran kebutuhan akuntan di berbagai
negara. Sebuat negara yang tidak memiliki/tidak mampu menghasilkan akuntan
profesional, kebutuhannya akan dipenuhi oleh akuntan dari negara lain.
Pengauditan. Sejalan dengan perkembangan yang terjadi di bidang akuntansi
keungan, bidang pengauditan juga mengikut pendekatan principle-based. Hal ini
terjadi karena audit dilakukan untuk memastikan bahwa statemen keuangan
telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum atau sesuai
IFRS (dalam arti sempit). Kebutuhan auditor untuk membuat pertimbangan
(judgement) dan kebijakan (discretionary) dalam proses pengauditan statemen
keuangan meningkat sejalan dengan meningkatkan kompleksitas dalam bisnis.
Seperti di dalam akuntansi keuangan, aspek ini juga tidak memungkinkan untuk
digantikan dengan otomatisasi, sehingga perkerjaan auditor tidak serta merta
bisa digantikan dengan teknologi informasi. Komputerisasi cenderung
digunakan untuk membantu meningkatkan efisiensi dan efektifikas dalam
menyelesaikan perkerjaan. Dari akspek demografi, mengingat pengauditan saat
ini cenderung menggunakan standar yang sama dipakai secara global,
kemungkinan auditor harus membuat membuat pertimbangan
profesional (professional judgement) semakin meningkat dalam rangka
implementasi dalam konteks lokal sebuah negara. Semakin meningkatnya
bisnis secara global maka semakin meningkat kebutuhan akan auditor,
terutama di negara-negara berkembang dimana bisnis terus bertumbuh dengan
pesat.

Akuntansi Manajemen. Peran utama yang dilakukan oleh para akuntan


profesional di bidang akuntansi manajemen adalah berkaitan dengan
penyusunan dan penganalisaan informasi keuangan dalam pelaporan ke pihak
internal perusahaan. Misalnya, para akuntan manajemen bertanggung-jawab
untuk menghasilkan informasi mengenai kos produk, proses penyusunan
anggaran. Hal-hal yang sifatnya lebih strategis, seperti formulasi strategi
perusahaan, pembuatan perencanaan strategik/company’s blue  print, dan
penyusunan sistem kompensasi juga menjadi bagian dari tanggung jawab
seorang chief financial officer atau kerap disebut sebagai kontroler
(controller). Peran mereka tidak dapat digantikan oleh komputer dan teknologi
informasi lainnya. Dalam hal ini, teknologi informasi lebih digunakan sebagai
komplemen daripada subtitusi peran akuntan manajemen. Peran akuntan
manajemen lebih menekankan perkerjaan yang memiliki lingkup yang tidak
dapat diprediksi, menekankan pada hubungan personal berdasar
kepercayaan dan kenyaman, dan membutuhkan kreatifitas akan memiliki tren
yang terus meningkat antar waktu. Mereka harus menyusun strategi bisnis
untuk mengatasi ketidakpastian dalam persaingan bisnis. Mereka harus
berinovasi dan kreativitas sangat dibutuhkan untuk mampu berinovasi. Dari sisi
internal perusahaan, mereka harus menekankan pada hubungan personal
berdasar kepercayaan dan kenyaman kerja. Dari askpek demografi dan sosial-
ekonomi, semakin meningkatnya bisnis secara global maka semakin
meningkatkan kebutuhan akan akuntan menajemen. Di negara-
negara berkembang dimana bisnis terus bertumbuh dengan pesat, termasuk
peningkatan signifikan dari perusahaan-perusahaan start-up, cenderung akan
meningkatkan kebutuhan akuntan manajemen.
Sistem Informasi Akuntansi. Di bidang sistem informasi akuntansi,
perkembangan teknologi telah mendorong kemajuan di dalam perlaporan
keuangan, seperti pelaporan terintegrasi (integrated reporting), extendible
business reporting  language (XBRL), sustainability reporting dsb. Salah satu
kemungkinan yang terjadi adalah hanya pergeseran peran akuntan profesional
di bidang sistem informasi akuntansi. Hal ini disebabkan oleh
tersedianya software yang canggih untuk perusahaan. Sebagai
contoh, Enterprise  Resource Planning (ERP) merupakan perangkat lunak
manajemen proses bisnis yang memungkinkan organisasi untuk menggunakan
sistem aplikasi terintegrasi untuk mengelola bisnis dan mengotomatisasi
banyak fungsi back office  (termasuk sistem informasi akuntansi) yang terkait
dengan teknologi, layanan, dan sumber daya manusia. Peran pekerjaan entri
data dan penjurnalan cenderung tergantikan oleh teknologi ini. Perkembangan
tehnologi pelaporan, seperti XBRL dan perkembangan Taxonomi Pelaporan
Keuangan, cenderung akan mengalihkan tugas pekerja di bidang ini untuk lebih
menekankan pada software engineering untuk sistem informasi akuntansi,
terutama untuk perusahaan baru (start up) atau perusahaan dalam industri yang
kompleks. Secara demografi dan sosial-ekonomi, kebutuhan ahli dibidang
sistem informasi akuntansi akan meningkat terutama di negara-negara
berkembang dimana bisnis terus bertumbuh dengan pesat sejalan peningkatan
signifikan dari perusahaan-perusahaan start-up.

Akuntansi Publik dan Entitas Nirlaba. Entitas publik dan nirlaba memiliki pola
yang mirip/serupa dengan perusahaan privat (publicly listed firms). Sebagai
konsekuensinya, perubahan kebutuhan tenaga kerja pada entitas publik dan
nirlaba akan terdampak serupa dengan apa yang terjadi pada entitas privat.
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya jumlah entitas
nirlaba, kebutuhan untuk mengelola dana masyarakat dan donator semakin
meningkat. Hal ini meningkatkan kebutuhan pelaporan keuangan dan
akuntabilitas publik. Kebutuhan pelaporan keuangan dan akuntabilitas publik
untuk entitas nirlaba baik pemerintahan dan non-pemerintahan lebih besar
daripada entitas privat karena penyedia dana tidak mendapatkan imbal balik
langsung dari pengelola dana (Hofmann and Mc Swain 2013).

RINGKASAN

Belajar dari tren perubahan tenaga kerja antar waktu dari berbagai industri dan
berbagai penyebab terjadinya perubahan kebutuhan tenaga kerja, artikel ini
membahas perubahan kebutuhan akuntan profesional di bidang akuntansi
keuangan, akuntansi manajamen, auditing, sistem informasi
akuntansi, akuntansi publik dan entitas nirlaba. Sungguh, perkerjaan yang
sifatnya repetisi, mekanistik, mudah diprediksi, dan tidak kompleks telah dan
akan tergantikan oleh peran mesin, komputer, dan robot. Sebagian perkerjaan
akuntan yang lekat dengan karakteriktik tersebut telah tergantikan oleh mesin
dan komputer. Namun demikian, perkembangan standar akuntansi (IFRS)
bebasis-prinsip membuka ruang judgement manusia. Demikian juga
untuk dalam konteks pengauditan. Mesin, komputer, atau robot yang telah
menggunakan artificial intelligence  pun tidak akan mampu melakukan
pekerjaan sebaik akuntan profesional. Meningkatnya persaingan bisnis (aspek
demografi sosial ekonomi), menuntut akuntan manajemen untuk lebih
berinovasi/berkreasi dan mengambil keputusan strategik dan berdasar diskresi.
Hal ini tidak dapat tergantikan oleh teknologi. Pekerjaan akuntan bergeser ke
hal-hal yang lekat dengan judgement dan discretionary dan profesi akuntan
harus meningkatkan keahliannya. Kebutuhannya meningkat sejalan dengan
pertumbuhan dan persingan bisnis global (WEF 2018; Manyika et al. 2017).

2a. Ilmu Pengetahuan, Metode Ilmiah dan


Penelitian Ilmiah
 
 
 
 
 
 
174 Votes

Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang diketahui langsung dari


pengalaman, berdasarkan panca indra, dan diolah oleh akal budi secara spontan. Pada
intinya, pengetahuan bersifat spontan, subjektif dan intuitif. Pengetahuan berkaitan erat
dengan kebenaran, yaitu kesesuaian antara pengetahuan yang dimiliki manusia dengan
realitas yang ada pada objek.

Pengetahuan dapat dibedakan menjadi pengetahuan non-ilmiah dan


pengetahuan pra-ilmiah. Pengetahuan non-ilmiah adalah hasil serapan indra terhadap
pengalaman hidup sehari-hari yang tidak perlu dan tidak mungkin diuji kebenarannya.
Pengetahuan non-ilmiah tidak dapat dikembangkan menjadi pengetahuan ilmiah.
Misalnya pengetahuan orang tertentu tentang jin atau makhluk halus di tempat tertentu,
keampuhan pusaka, dan lain-lain. Pengetahuan prailmiah adalah hasil serapan indra
dan pemikiran rasional yang terbuka terhadap pengujian lebih lanjut menggunakan
metode-metode ilmiah. Misalnya pengetahuan orang tentang manfaat rebusan daun
jambu biji untuk mengurangi gejala diare.

Ilmu (sains) berasal dari Bahasa Latin scientia yang berarti knowledge. Ilmu


dipahami sebagai proses penyelidikan yang berdisiplin. Ilmu bertujuan untuk
meramalkan dan memahami gejala-gejala alam. Ilmu pengetahuan ialah pengetahuan
yang telah diolah kembali dan disusun secara metodis, sistematis, konsisten dan
koheren. Agar pengetahuan menjadi ilmu, maka pengetahuan tadi harus dipilah
(menjadi suatu bidang tertentu dari kenyataan) dan disusun secara metodis, sistematis
serta konsisten. Tujuannya agar pengalaman tadi bisa diungkapkan kembali secara
lebih jelas, rinci dan setepat-tepatnya.
Metodis berarti dalam proses menemukan dan mengolah pengetahuan
menggunakan metode tertentu, tidak serampangan. Sistematis berarti dalam usaha
menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh, menggunakan
langkah-langkah tertentu yang teratur dan terarah sehingga menjadi suatu keseluruhan
yang terpadu. Koheren berarti setiap bagian dari jabaran ilmu pengetahuan itu
merupakan rangkaian yang saling terkait dan berkesesuaian (konsisten). Sedangkan
suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan disebut penelitian (research). Usaha-usaha itu dilakukan dengan
menggunakan metode ilmiah.

Ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah dapat dibedakan atas:

1. Ilmu Pengetahuan Fisis-Kuantitatif, sering disebut pengetahuan empiris. Pengetahuan ini diperoleh melalui proses
observasi serta analisis atas data dan fenomena empiris. Termasuk dalam kelompok ilmu ini adalah geologi,
biologi, antropologi, sosiologi, dan lain-lain.
2. Ilmu Pengetahuan Formal-Kualitatif, sering disebut pengetahuan matematis. Ilmu ini diperoleh dengan cara
analisis refleksi dengan mencari hubungan antara konsep-konsep. Termasuk dalam kelompok ilmu ini adalah
logika formal, matematika, fisika, kimia, dan lain-lain.
3. Ilmu Pengetahuan Metafisis-Substansial, sering disebut pengetahuan filsafat. Pengetahuan filsafat diperoleh
dengan cara analisis refleksi (pemahaman, penafsiran, spekulasi, penilaian kritis, logis rasional) dengan mencari
hakikat prinsip yang melandasi keberadaan seluruh kenyataan.

Pengertian Metode Ilmiah

Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para
ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan
langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol. Pelaksanaan metode ilmiah ini
melalui tahap-tahap berikut:

1. Merumuskan masalah. Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan, yang dapat muncul karena adanya
pengamatan dari suatu gejala-gejala yang ada di lingkungan.
2. Mengumpulkan keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan dekat pada pemecahan masalah. Sering
disebut juga mengkaji teori atau kajian pustaka.
3. Merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun berdasarkan data atau keterangan
yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka.
4. Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.
5. Menganalisis data (hasil) percobaan untuk menghasilkan kesimpulan.
6. Penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan ini berdasarkan pada analisis data-data penelitian. Hasil penelitian
dengan metode ini adalah data yang objektif, tidak dipengaruhi subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal
(dilakukan dimana saja dan oleh siapa saja akan memberikan hasil yang sama).
7. Menguji kesimpulan. Untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan perlu dilakukan uji ulang.
Apabila hasil uji senantiasa mendukung hipotesis maka hipotesis itu bisa menjadi kaidah (hukum) dan bahkan
menjadi teori.

Metode ilmiah didasari oleh sikap ilmiah. Sikap ilmiah semestinya dimiliki oleh
setiap penelitian dan ilmuwan. Adapun sikap ilmiah yang dimaksud adalah :

1. Rasa ingin tahu


2. Jujur (menerima kenyataan hasil penelitian dan tidak mengada-ada)
3. Objektif (sesuai fakta yang ada, dan tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadi)
4. Tekun (tidak putus asa)
5. Teliti (tidak ceroboh dan tidak melakukan kesalahan)
6. Terbuka (mau menerima pendapat yang benar dari orang lain)
Penelitian Ilmiah

Salah satu hal yang penting dalam ilmu pengetahuan adalah penelitian
(research). Research berasal dari kata re yang berarti kembali dan search yang berarti
mencari, sehingga research atau penelitian dapat didefinisikan sebagai suatu usaha
untuk mengembangkan dan mengkaji kebenaran suatu pengetahuan. Penelitian ilmiah
didefinisikan sebagai rangkaian pengamatan yang sambung menyambung,
berakumulasi dan melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan meramalkan
fenomena-fenomena.

Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode ilmiah sebagai tata cara
sistimatis yang digunakan untuk melakukan penelitian. Penelitian ilmiah juga menjadi
salah satu cara untuk menjelaskan gejala-gejala alam. Adanya penelitian ilmiah
membuat ilmu berkembang, karena hipotesis-hipotesis yang dihasilkan oleh penelitian
ilmiah seringkali mengalami retroduksi.

Suatu penelitian harus memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat dikatakan


sebagai penelitian ilmiah. Umumnya ada empat karakteristik penelitian ilmiah, yaitu :

1. Sistematik, yang berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah
yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
2. Logis. Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian
kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran
yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus
individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari
pernyataan yang bersifat umum.
3. Empirik, artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari (fakta aposteriori, yaitu fakta
dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.
Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu :a). Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada
penggolongan atau perbandingan satu sama lain). b). Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan
waktu. c). Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada hubungan sebab akibat).
4. Replikatif. Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus
memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat
replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.

Sains, suatu proses yang bekerja dengan metode ilmiah, telah banyak
memperbaiki pandangan-pandangan manusia. Salah satu keberhasilan itu adalah
koreksi atas teori generasi spontan yang telah ada sejak jaman pertengahan. Teori ini
menganggap bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk tak hidup. Contohnya, katak
muncul dari lumpur, serangga dari sisa makanan, kain kotor yang ditaburi gandum
dapat memunculkan tikus, dan belatung berasal dari daging. Setelah bekerja keras
melalui penelitian yang panjang, Louis Pasteur, seorang ilmuwan kenamaan Prancis,
mengumumkan kesimpulannya yang menggugurkan teori generasi spontan maupun
teori evolusi Charles Robert Darwin.

Pasteur mengungkapkan hal berikut: ”Dapatkah materi melakukan pembentukan


dirinya sendiri? Tidak! Sampai saat ini tidak ada faktor-faktor yang dengannya orang
dapat membuktikan adanya makhluk hidup-makhluk hidup mikroskopis yang dapat
hidup di bumi tanpa adanya induk yang menyerupai sebelumnya.”Penemuan-
penemuan dibidang sains memperbaiki teknologi. Sementara itu, kemajuan teknologi
menunjang pencapaian penelitian.
2b. Banyak mahasiswa, yang sedang melakukan penelitian untuk skripsi, tesis atau disertasi, bingung
dengan istilah kontribusi dalam penelitian. Di setiap sidang proposal, sidang akhir, dan melihat hasil
review dari paper yang kita kirimkan ke jurnal internasional, selalu menjadikan “apa kontribusi dari
penelitian kita”, sebagai parameter penting dari penilaian. Pengertian research sendiri di berbagai literatur
selalu mengarah ke wajibnya ada kontribusi di penelitian, meskipun menggunakan redaksi yang berbeda.
Yang sering saya pertegas di kelas ketika mengajar research methodology adalah ungkapan Dawson 
yang mengatakan:
Research is a considered activity which aims to make an original contribution to knowledge (Dawson,
2009)

Mahasiswa banyak yang terjebak menyangka bahwa kontribusi adalah kontribusi ke masyarakat, padahal
bukan ini yang dimaksud. Kontribusi ke masyarakat relatif sulit untuk diukur dan dibuktikan, karena itu
biasanya ini dimasukkan ke dalam “manfaat penelitian” dan bukan “tujuan penelitian”. Cukup kita
konsentrasi ke tujuan penelitian dimana kontribusi ke pengetahuan adalah hal utamanya, sudah pasti
manfaatnya akan dirasakan oleh masyarakat, paling tidak masyarakat yang berhubungan secara
langsung atau tidak langsung dengan tujuan penelitian kita.
 
PERBAIKAN METODE MENGHASILKAN KONTRIBUSI
Kontribusi dalam penelitian khususnya penelitian computing, mengarah ke perbaikan
metode/algoritma/model (method improvement) yang kita lakukan. Perbaikan metode/algoritma/model
yang kita usulkan (proposed method) itu kemudian kita ukur, dan kita bisa membuktikan bahwa perbaikan
kita membuat metode/algoritma/model menjadi lebih baik (presisi/akurasi/efisiensi). Jadi, kontribusi ke
pengetahuan adalah perbaikan atau revisi yang kita lakukan, kontribusi adalah “kebaruan” atau
“orisinalitas” dari penelitian kita. Sesuai dengan yang dikatakan Berndtsson:
Research is the activity of a diligent and systematic inquiry or investigation in an area, with the objective
of discovering or revising facts, theories, applications, etc (Berndtsson et al., 2008)

 
MANA YANG KONTRIBUSI DAN MANA YANG BUKAN?
Membedakan mana penelitian yang ada kontribusi dan mana yang tidak sebenarnya cukup mudah. Saya
berangkat dari apa yang dikatakan oleh Dawson.
You can be original in two ways. First, you can be original in the way you do things. Second, you can be
original by producing or developing something that has not been produced before (Dawson, 2009)

Bisa kita simpulkan dengan bahasa yang lebih mudah, bahwa kita bisa memiliki origalitas di dua hal. Satu
di kebaruan metode yang kita gunakan (masalah penelitian tidak harus baru), yang kedua di masalah
penelitian yang kita pilih (metode tidak harus baru). Sedikit kiat untuk peneliti baru, sebaiknya
konsentrasi ke kebaruan metode daripada kebaruan masalah. Kebaruan masalah penelitian relatif lebih
sulit ditemukan, kecuali kita sudah benar-benar lama dan dalam menggeluti suatu bidang. Kebaruan
masalah penelitian yang kita sampaikan, kadang dianggap tidak bisa dipercaya, ketika tidak ada bukti
empiris yang membuktikan itu.

Anda mungkin juga menyukai