Anda di halaman 1dari 34

Materi USB Seni Rupa

1. Urutan agenda kegiatan pameran


Perencanaan :
- menentukan tujuan
- menentukan tema
* menentukan materi pameran
- menyusun kepanitiaan
- menentukan tempat dan waktu
- menyusun agenda
- menyusun proposal
Persiapan pameran :
- pengumpulan dan pemilihan karya seni rupa
- menyiapkan ruang
- penyesuaian waktu
- penyiapan perlengkapan
- penempatan karya seni
- tata cahaya
- menyiapkan sound system
- menyiapkan media publikasi
Pelaksanaan :
- pembukaan pameran
- penyambutan tamu
- memandu pengunjung
- mengamati situasi kondisi
- mendokumentasikan kegiatan
- menyusun laporan

2. Unsur unsur display pameran seni rupa :


* Karya-karya seni rupa yang akan dipamerkan.
* Panel atau sketsel, standart display atau box, untuk memajang karya seni yang akan dipamerkan.
* Dekorasi, yaitu perlengkapan untuk menyajikan karya seni agar lebih indah.
* Sound system, yaitu sarana audio yang diperlukan untuk menciptakan suasana nyaman bagi pengunjung
pameran.
* Label karya, digunakan untuk menulis identitas (judul, pencipta, teknik, dan tahun penciptaan) dan ditempel di
dekat karya seni yang dipamerkan.
* Katalog, yaitu lembaran petunjuk yang berisi penyelenggaraan pameran.
* Buku tamu, yang diisi oleh pengunjung pameran
* Buku pesan atau kesan, digunakan untuk mengetahui tanggapan pengunjung terhadap karya yang dipamerkan

3. Kepanitiaan pameran :
a. Ketua
Ketua panitia adalah pimpinan penyelenggaraan pameran yang bertanggungjawab terhadap kelancaran
pelaksanaan pameran. Ketua diharapkan dapat mencari jalan keluar untuk menyelesaikan berbagai masalah yang
timbul sejak perencanaan hingga pelaksanaan pameran. Seorang ketua seyogianya memiliki sikap kepemimpinan
yang tegas dan jujur yang disertai sifat sabar dan bijaksana penuh rasa tanggung jawab terhadap tugas dan
kewajiban yang telah menjadi garapannya. Dalam menjalankan tugasnya, seorang ketua harus mampu
berkomunikasi dan bekerja sama dengan semua pihak, yang mendukung kegiatan pameran.
b. Wakil Ketua
Secara umum tugas sebagai wakil ketua adalah pendamping ketua, bertanggung jawab atas kepengurusan berbagai
hal dan memperlancar kegiatan seksi-seksi, juga mengganti ketua atau melaksanakan tugas ketua, apabila ketua
berhalangan. Seorang wakil ketua harus memiliki sikap tegas, jujur, sabar, serta memiliki rasa tanggung jawab atas
pekerjaan.
c. Sekretaris
Tugas pokok sekretaris dalam suatu kegiatan pameran atau suatu organisasi diantaranya adalah menulis seluruh
kegiatan panitia selama penyelenggaraan pameran. Pembuatan surat-surat pemberitahuan kepada kepala sekolah,
orang tua, kepada dinas terkait, apabila pergelaran tersebut akan dilangsungkan di sekolah. Sedangkan apabila
pameran tersebut akan diselenggarakan di luar sekolah, perlu ada surat izin dan dan pemberitahuan kepada instansi
pemerintah yang berwewenang.
Tugas sekretaris lainnya adalah mengarsipkan surat-surat penting tersebut dan menyusunnya sesuai tanggal, waktu
pengeluaran surat-surat tersebut secara cermat dan teratur. Selain itu, bersama ketua, membuat laporan kegiatan
sebelum, sedang dan sesudah pergelaran berlangsung.
d. Bendahara
Seorang bendahara bertanggung jawab secara penuh tentang penggunaan, penyimpanan, dan penerimaan uang
dana yang masuk sebagai biaya penyelenggaraan pameran. Bendahara harus juga dapat menyusun laporan
pertanggungjawaban atas penggunaan dan pengelolaan keuangan selama pameran berlangsung. Untuk itu
bendahara memang harus betul-betul mereka yang memiliki sikap yang jujur, teliti, cermat, sabar, tidak boros, dan
tidak lepas rasa tanggung jawab terhadap seluruh tugas yang dilaksanakannya.
e. Seksi Kesekretariatan
Seksi ini bertugas membantu sekretaris dalam pembuatan dokumen tertulis seperti surat-menyurat, penyusunan
proposal kegiatan, dan mencatat segala sesuatu yang terjadi hingga pameran selesai.
Selain susunan panitia inti di atas, seksi-seksi pun dibentuk sebagai penunjang pelaksanaan pameran, di antaranya:
f. Seksi Usaha
Seksi ini berkewajiban membantu Ketua dalam pencarian dana atau sumbangan dari berbagai pihak, untuk
menutupi biaya pameran. Beberapa usaha untuk memperoleh dana, misalnya dari iuran peserta pameran,
sumbangan dari siswa secara kolektif, sumbangan dari donatur atau para simpatisan terhadap diselenggarakannya
pameran, baik berupa uang atau barang yang sangat diperlukan dalam penyelenggraan kegiatan tersebut.
g. Seksi Publikasi dan Dokumentasi
Seksi publikasi bertugas sebagai juru penerang kepada umum melalui berbagai media, seperti dengan surat-surat
pemberitahuan, spanduk kegiatan, pembuatan poster pameran, katalog, undangan, dan sebagainya. Apabila dalam
masalah pemberitahun tersebut ternyata memerlukan surat-surat izin dapat berhubungan dengan sekertaris
penyelenggaraan pameran.
Seksi publikasi juga bertugas untuk membuat laporan dokumentasi pameran, dengan jalan mengumpulkan hasil
pemotretan tentang kegiatan dari awal sampai selesai (berakhir), dokumentasi pameran ini sangat penting sebagai
tolok ukur dan wawasan di masa mendatang.
f. Seksi Dekorasi dan Penataan Ruang
Seksi Dekorasi dan Penataan Ruang pameran bertugas mengatur tata ruang pameran. Seksi ini selain bertugas
untuk menghias ruang pameran juga bertugas mengatur denah dan penempatan karya yang dipamerkan. Dalam
penataan ruang pameran Seksi Dekorasi dan Penataan Ruang pameran perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
*Pengaturan benda-benda yang dipajang tergantung di dinding ruangan berupa lukisan, jangan sampai dicampur
atau satu tempat dengan benda-benda seni kerajinan lainnya yang dipajang di atas meja pameran, bila mungkin
disediakan ruangan gelar yang terpisah.
*Penataan benda-benda untuk mengarahkan pengunjung agar dapat berkonsentrasi waktu menonton dan melihat
berbagai barang (karya) yang dipamerkan.
*Pemberian hiasan dekorasi ruangan diharapkan tidak berlebihan sehingga mengganggu penikmatan karya yang
dipamerkan.
*Pengaturan jalan masuk dalam ruang pameran sesuai dengan keinginan karya mana yang diharapkan dilihat
pertama kali dan karya mana yang diharapkan dilihat terakhir kali.
*Penyertaan musik dan lagu sebagai pengantar dan pengisi suasana pameran bertujuan untuk membantu
pengunjung pameran menikmati karya yang dipamerkan.
*Penyertaan musik pengiring yang berlebihan dapat mengganggu pengunjung pameran sehingga tujuan apresiasi
karya dapat tidak tercapai.
g. Seksi Stand
Seksi stand atau petugas stand adalah penjaga pameran yang bertugas menjaga kelancaran pameran, mengatur
(mengarahkan) pengunjung mulai dari masuk sampai ke luar dari ruang pameran.
Petugas penjaga stand diharapkan melayani para pengunjung secara ramah dan sopan membantu memberikan
informasi tentang karya-karya yang dipamerkan.
h.Seksi Pengumpulan dan Seleksi Karya
Karya yang akan dipamerkan dikumpulkan dan dipilih, dikategorikan sesuai dengan tema pameran yang
ditentukan. Seksi pengumpulan dan seleksi karya bertugas melakukan pencataan dan pendataan karya (nama
seniman, judul, tahun pembuatan, kelas, harga, dll) serta melakukan pemilihan karya yang akan dipamerkan.
i. Seksi Perlengkapan
Seksi Perlengkapan memiliki tugas untuk mengatur berbagai perlengkapan (alat dan fasilitas lain) yang digunakan
dalam penyelenggaraan pameran. Seksi ini bekerjasama dengan seksi dekorasi dan penataan ruang mempersiapkan
tempat penyelenggaraan pameran serta berkordinasi secara khusus dengan seksi pengumpulan dan seleksi karya
dalam pengumpulan dan pemilihan karya.
j. Seksi Keamanan
Tugas seksi keamanan dinataranya menjaga ketertiban dan keamanan lokasi pameran khususnya kemanan karya-
karya yang dipamerkan.
k. Seksi Konsumsi
Saat pembukaan pameran umumnya disediakan kudapan atau hidangan bagi tamu undangan. Seksi Konsumsi
bertugas menyediakan dan mengatur konsumsi ketika pembukaan pameran tersebut. Seksi konsumsi juga
bertanggung jawab menyediakan dan mengatur konsumsi dalam kegiatan kepanitian pameran.

4. Format penulisan proposal pameran seni


* Judul (cover)
* Pendahuluan
- Latar Belakang
- Dasar pemikiran ( Dasar Teori)
- Tujuan
* Jenis Karya
* Sasaran kegiatan
* Waktu dan tempat pelaksanaan
* Sumber dana dan penggunaan
* susunan panitia
* penutup

5. Fungsi kurator pameran


- Mengamati dan menganalisis perkembangan seni rupa Indonesia dan seni rupa International.
- Mempertimbangkan dan menseleksi karya dan kegiatan pameran di GNI
- Membantu mempertimbangkan tata pameran tetap, sistem pendokumentasian dan kebijakan pengelolaann koleksi
- Melakukan kerjasama, bimbingan, edukasi, dan apresiasi seni rupa melalui kegiatan-kegiatan galeri.

6. Teknik menata display karya


* Penempatan karya seni rupa hendaknya mempertimbangkan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung
* karya dua dimensi dapat dipajang pada sketsel(panil) atau dinding
* karya 3 dimensi diletakkan di atas meja,bila ukurannya terlalu besar dapat diletakkan dilantai
* panataan lampu diatur agar karya yg dipajang dapat terlihat jelas dan menarik

7. Fungsi pameran di sekolah


- Menumbuhkan & menambah kemampuan siswa dalam memberi apresiasi terhadap karya orang lain.
- Menambahkan wawasan dan kemampuan dalam memberikan evaluasi karya secara obyektif.
- Melatih tanggung jawab dan bersikap mandiri.
- Melatih kerja kelompok.
- Sebagai sarana hiburan.
- Membangkitkan semangat untuk berkarya seni rupa.
- Mempertebal pengalaman sosial.
Fungsi
- Membangkitkan apresiasi seni pada masyarakat.
- Belajar berorganisasi.

8. Tinjauan nilai estetis dalam kritik seni


Nilai estetis secara umum dapat dimaknai sebagai nilai keindahan dari sebuah karya seni rupa. Nilai estetis atau
nilai keindahan ini dilihat berdasarkan unsur-unsur rupa yang terdapat pada sebuah karya seni dan prinsip-prinsip
penataanya. Unsur-unsur sebuah karya seni rupa misalnya warna, bangun, bidang, tekstur, garis, dan sebagainya.
Secara umum untuk mengapresiasi karya seni kamu diharapkan memahami dahulu seluk-beluk karya seni serta
menjadi sensitif (peka) terhadap segi-segi estetikanya. Dengan mengerti dan menyadari sepenuhnya seluk-beluk
sesuatu hasil seni serta menjadi sensitif terhadap segi-segi estetiknya seseorang diharapkan mampu menikmati dan
menilai karya tersebut dengan semestinya (Soedarso, 1990).

9. Penerapan proses mengapresiasi karya seni


Dalam melakukan apresiasi seni, ada beberapa pendekatan yang dapat dipilih, yaitu pendekatan deskriptif,
pendekatan analitik, pendekatan interpretatif, pendekatan penilaian, dan pendekatan interdisiplin.
• Pendekatan Deskriptif
Pendekatan deskriptif adalah pendekatan yang dilakukan dengan mengamati dan memaparkan karya seni apa
adanya. Misalnya, mengenai objek gambar, penggunaan warna, komposisi warna, tema, judul, orang yang
membuatnya, tahun pembuatan, media yang digunakan, ukuran karya, dan waktu yang diperlukan untuk membuat
karya seni tersebut.
Pendekatan Analitik
Pendekatan analitik adalah pendekatan yang dilakukan dengan mengamati karya seni berdasarkan kaidah-kaidah
estetika yang baku. Misalnya, melalui aspek tematik, teknik pengerjaan, penerapan asas kesenirupaan, serta
maknatau arti yang tersirat di dalamnya.
• Pendekatan Interpretatif
Pendekatan interpretatif adalah pendekatan yang dilakukan dengan menginterpretasikan karya seni berdasarkan
sudut pandang pengamat, baik dari kesamaan pengalaman, unsur estetis, dan pengetahuan yang dimiliki oleh
pengamat.
• Pendekatan Penilaian
Pendekatan penilaian adalah pendekatan yang dilakukan melalui proses pengukuran, baik secara objektif maupun
subjektif.
• Pendekatan Interdisiplin
Pendekatan interdisiplin adalah pendekatan yang dilakukan untuk menilai suatu karya seni dilihat dari berbagai
disiplin keilmuaan seperti antropologi psikologi, kebudayaan, filsafat, ekonomi, dan linguistik (kebahasaan).
Tahapan Apresiasi Seni
Dalam mengapresiasi sebuah karya seni rupa, baik lukisan, patung, keramik, maupun grafis diperlukan beberapa
tahapan seperti kegiatan mengamati, menghayati, mengevaluasi, dan mengapresiasi.
a. Kegiatan Mengamati
Dalam kegiatan mengamati terdapat beberapa proses, yaitu sebagai berikut.
1) Fisis, yaitu aktivitas yang dilakukan oleh mata untuk mengamati dan menerima
rangsangan dari objek karya seni yang dilihatnya.
2) Fisiologis, yaitu suatu proses dalam menyalurkan rangsangan yang diterima
oleh indra melalui syaraf sampai ke otak.
3) Psikologis, yaitu aktivitas jiwa dan indra rasa untuk memahami objek fisik secara
realita dari apa yang diamati sehingga si pengamat dapat memberikan tanggapan
dan penggambaran terhadap objek pada saat mengamati karya seni.
b. Kegiatan Menghayati
Dalam menghayati karya seni, si penghayat akan turut terlibat langsung secara aktif dan selektif terhadap karya
yang dihayati. Si penghayat akan melakukan penyesuaian dan menerima nilai-nilai estetis yang terkandung di
dalam karya seni tersebut. Namun, ada kalanya si penghayat menerima sepenuhnya seluruh objek yang sedang
diamatinya secara tidak sadar dan tanpa kritikan. Menurut Theodor Lipps pengalaman estetis seperti itu disebut
juga sikap empathy.
c. Kegiatan Mengevaluasi
Kegiatan mengevaluasi adalah kegiatan melakukan penilaian terhadap karya seni sesuai dengan pedoman, kaidah,
norma, dan etika yang berlaku. Denga demikian, seorang apresiator atau kritikus dapat memilah mana karya seni
yang dianggap baik dan mana karya seni yang dianggap kurang baik. Ia juga dapat menunjukkan dan mencarikan
jalan pemecahannya demi penyempurnaan dalam penciptaan karya seni berikutnya.
d. Kegiatan Berapresiasi
Pada tahapan kegiatan ini seorang apresiator telah bergerak di mana hati dan peraasaannya hanyut bersama-sama
dengan nilai keindahan yang mempesona. Ia seperti berada dalam karya tersebut. Ia dapat merasakan sendiri apa
yang dirasakan oleh si pembuatnya. Menurut Herbert Read dalam bukunya The Meaning of Art mengatakan bahwa
sikap tersebut berarti seorang apresiator telah mencapai rasa simpathy.
10. Menentukan magna pengalaman estetik dalam kritik seni
Seorang kritikus harus berpengalaman mengamati dan menghayati seni secara orisinal, baik di studio, gedung
pertunjukan, sanggar, maupun di museum. Pengalaman otentik ini diperlukan, sebab sukar dan mustahil mendapat
pengalaman otentik dari slide, buku atau reproduksi karya seni belaka.
11. Menilai proses berapresiasi karya seni rupa
Aspek-aspek atau ukuran penilaian itu adalah:
a) Aspek Ide atau Gagasan
Proses kreatif dalam dunia kesenirupaan merupakan suatu proses yang timbul dari imajinasi menjadi kenyataan.
Proses mencipta suatu benda melalui pikiran, dan melaksanakannya melalui proses sehingga masyarakat dapat
menikmati dan memanfaatkannya. Ekspresi yang muncul akibat adanya rangsangan dari luar dan ilham dari dalam
menciptakan suatu keunikan sendiri. Keunikan ekspresi pribadi itulah yang disebut kreativitas.
b) Aspek penguasaan teknis
Teknik adalah cara untuk mewujudkan suatu ide menjadi hal-hal yang kongkrit dan punya nilai. Ketidaktrampilan
dalam penggunaan teknik akan berdampak pada karya yang dihasilkan. Demikian dalam hal pemilihan teknik juga
harus menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan karya seni. Kesalahan dalam pemilihan teknik, juga akan
berdampak pada karya seni yang dihasilkan. Itulah sebabnya aspek penguasaan teknik perlu dipertimbangkan
dalam penilaian sebuah karya seni.
c) Aspek penguasaan bahan
Setiap bahan mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda, misalnya sifat rotan adalah lentur, logam adalah
keras, tanah liat adalah plastis dan masih banyak lagi. Untuk itu seorang pencipta karya seni harus tahu betul sifat
dan karakter bahan yang digunakan. Kesalahan dalam memilih bahan juga akan berakibat pada hasil karya yang
dibuatnya. Untuk itulah aspek penguasaan bahan dalam penilaian karya seni rupa terapan patut dipertimbangkan.
d) Aspek kegunaan
Sebagaimana dalam aspek pertimbangan penciptaan karya seni terapan, perlu mempertimbangkan aspek kegunaan
(applied), maka dalam penilaian juga perlu mempertimbangkan aspek tersebut. Hal ini sangat penting mengingat
fungsi utama dalam seni rupa terapan adalah kegunaan. Segi-segi penilaian yang perlu dipertimbangkan dalam
kegunaan adalah segi kenyamanan dalam penggunaan, segi keluwesan/fleksibelitas dan segi keamanan dalam
penggunaannya.
e) Aspek wujud (form)
Aspek wujud (form) adalah aspek yang berhubungan erat dengan prinsip-prinsip komposisi. Prinsip-prinsip
komposisi itu meliputi proporsi, keseimbangan (balance), irama (ritme), kontras, klimaks, kesatuan (unity). Prinsip
itulah yang menjadi ukuran untuk menilai karya seni dari segi wujud atau form.
f) Aspek gaya atau corak
Karya seni adalah karya perseorangan, ia lahir dari cita, visi, dan interpretasi individual seorang seniman. Seorang
yang mempunyai watak yang keras akan tercermin karya-karya yang keras baik dalam segi bentuk, pewarnaan
ataupun dalam pemilihan dan pengelolahan tema. Gaya atau corak seseorang dalam menciptakan karya seni, perlu
juga dipertimbangkan dalam penilaian pada sebuah apresiasi.
g) Aspek kreativitas
Kreativitas yang dimaksud di sini adalah kreativitas yang bersangkutan dengan karya seni. Banyak cara untuk
menemukan kreativitas, misalnya dalam penggunaan media, bahan, alat, dan teknik yang berbeda dari yang
sebelumnya. Kreativitas juga bisa didapat dengan menampilkan bentuk-bentuk baru atau memadukan unsur baru
dengan yang lama. Bila-halhal di atas dapat dicapai pada penciptaan karya seni rupa, khususnya karya seni rupa
terapan, maka penilaian dari aspek ini menjadi penting untuk dipertimbangkan.
h) Aspek tempat
Pertimbangan tempat di mana karya itu akan diletakkan harus mendapat perhatian dari seorang perancang karya
seni rupa terapan. Seperangkat meja kursi makan dari rotan yang dibuat untuk keperluan rumah tangga, tentunya
harus berbeda dengan seperangkat meja kursi makan dari rotan yang dibuat untuk keperluan suatu rumah makan
besar.
i) Aspek selera dan agama
Seorang seniman yang ingin membuat karya seni terapan yang dapat digunakan oleh orang banyak, harus dapat
menyesuaikan karyanya dengan selera dan agama yang dianut oleh pasar. Dalam hal ini selera harus
dipertimbangkan hal-hal yang sedang menjadi tren di masyarakat, misalnya dari segi model/bentuk, warna, ukuran,
bahan yang digunakan.
Dalam hal agama, hal-hal yang menjadi bahan pertimbangan, misalnya penerapan motif pada karya seni yang
diciptakan, motif Bali akan lebih cocok bagi mereka yang beragama Hindu. Hal-hal seperti itu penting karena jika
tidak demikian karya seni yang diciptakan tidak akan mendapat tempat dihati masyarakat.

12. Macam macam seni rupa murni


Seni Lukis.
Seni Grafis.
Seni Fotografi.
Seni Koreografi.
Seni Kaligrafi.
Seni Pahat.
Seni Ukir.
Seni Keramik.
13. Macam macam seni rupa terapan
Seni Rupa Arsitektur.
Seni Rupa Ilustrasi.
Seni Rupa Kriya.
Seni Rupa Grafis.
Seni Rupa Dekorasi.
14. Mengukur kualitas seni rupa pada karya
Diperlukan evaluasi yang tepat sasaran

15. Menanggapi karya yang dipamerkan di sekolah


16. Menentukan karya berdasarkan pendekatan apresiasi seni rupa
Untuk meningkatkan kemampuan berapresiasi perlu kita mempelajari berbagai macam pendekatan yang sering
digunakan orang untuk meningkatkan kemampuannya berapresiasi, antara lain sebagai berikut.
a. Pendekatan mimetik
Pendekatan mimetik lebih menekankan hubungan antara karya seni dan kenyataan yang ada.
Pendekatan ini sangat cocok digunakan untuk mengapresiasi karya seni yang realistik dan naturalistik, mengingat
ukuran indah atau tidak indah secara langsung ataupun tidak langsung berkaitan erat dengan wujud realitas yang
sebenarnya. Pendekatan ini dapat diarahkan pada segi makna , isi atau pesan yang sesuai dengan realitas
kehidupan.
b. Pendekatan ekspresif
Pendekatan lebih mefokuskan hubungan antara karya dan ungkapan kejiwaan penciptanya. Pendekatan ini
digunakan ketika menghadapi karya-karya yang nilai ekspresinya sangat kuat. Setiap karya memang bernilai
ekspresi, namun ada pula karya seni yang secara spontan dan lugas ditumpahkan oleh penciptanya.
Karya ekspresif juga terkadang tidak memperhatikan kesesuaian bentuk, warna, dan komposisi yang terdapat di
alam nyata. Dalam karya ini tidak lagi berpedoman pada kebersihan dan keindahan karya, tetapi kelihatan kotor
dan carut marut dalam membuat karya seni.
c. Pendekatan struktural
Pendekatan ini diarahkan untuk menganalisa bagian-bagian atau unsur-unsur seni. Unsur-unsur tersebut saling
terkait antara yang satu dengan lainnya. Secara umum kita dapat , mengamati unsur-unsur tersebut diarahkan
secara memusat (sentral) atau menyebar, atau unsur-unsur tersebut bersifat simetris (seimbang) atau tidak simetris
(tidak seimbang).
d. Pendekatan semiotik
Semiotik diartikan segala sesuatu yang berhubungan dengan sistem lambang kehidupan manusia. Pendekatan ini
digunakan untuk memperhatikan hubungan antara objek benda dan pesan di balik benda. Karena semiotik sama
dengan simbol, maka setiap objek gambar dipandang sebagai simbol dimana terdapat muatan makna.
Pada dasarnya karya seni adalah simbol-simbol yang mempunyai makna. Simbol disini dapat berupa garis, warna,
wujud, komposisi, suasana gelap terang ataupun teksturnya.
Seni rupa terapan adalah merupakan salah satu hasil karya seni rupa dari jaman pra sejarah. Hal ini dibuktikan
dengan adanya penemuan-penemuan benda seni rupa terapan.
Seni rupa terapan yang ditemukan pada jaman pra sejarah ini diperkirakan merupakan benda untuk kegiatan
berburu dan meramu, atau dengan kata lain hasil karya seni rupa yang digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-
hari.
Beberapa hasil karya seni pada jaman prasejarah antara lain berupa kapak genggam dari batu (chopper), parigi,
chalcedon (beraneka ragam batu) dan peralatan dari tulang (bone culture), macam-macam tembikar, dengan motif
sederhana, gelang, kalung, dan cincin dari batu dan pakaian dari kayu, dan lain-lain.

17. Mengelola hubungan unsur-unsur dengan kesesuaian konsep dalam bentuk ungkapan visual karya
Dapat mengidentifikasi hubungan-hubungan antar unsur misalnya warna yang satu terlalu dominan, atau bentuk
yang satu tidak sesuai dengan bentuk di sebelahnya atau karya tersebut kurang seimbang.
18. Menentukan prinsip pengolahan teknik kolase pada pembuatan karya tiga dimensi
Kolase adalah komposisi artistik yang dibuat dari bermacam-macam bahan, seperti kertas, kain, kaca, logam, kayu,
dan lainnya yang ditempelkan pada permukaan gambar.Bahan-bahan pembuatan kolase antara lain:
1. Serutan Kayu
Untuk bahan kolase dapat digunakan serutan kayu yang wajib dikeringkan dahulu. Hal ini dimaksudkan agar
warnanya tidak berubah, lalu serutan kayu dipotongpotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan dan siap untuk
ditempel.
2. Kaca
Kaca yang digunakan adalah bekas potongan kaca yang biasa didapat di tempat orang yang memasang bingkai
untuk gambar pajangan yang sudah tidak digunakanlagi. Agar kaca berwarna, dapat digunakan kaca biasa yang
dicat. Kalau pemotong kacatidak ada, kaca dapat dibentuk dengan cara mengetok atau menghempaskan ke atas
permukaan yang keras. Dengan cara ini akan diperoleh ukuran kaca yang tidak teratur dan tidak sama besar. Dalam
pengolahan kaca diharapkan berhati-hati agar tidak terluka.
3. Batu
Batu yang cocok adalah batu akik sebab memiliki bermacam-macam warna, lalu diasah sehingga warnanya akan
kelihatan lebih cemerlang.
4. Logam
Untuk kolase sebaiknya dipilih bekas-bekas logam yang gampang didapat, seperti seng, kuningan, dan aluminium.
Plat logam dapat dipotong-potong dengan ukuran yang dikehendaki, lalu baru didatarkan ke bidang dasar kolase.
5. Keramik
Keramik mempunyai warna yang cukup banyak. Untuk keperluan membuat kolase dapat digunakan bekas
potongan keramik untuk lantai rumah. Bahan ini dapat dipotongpotong, sesuai ukuran yang dikehendaki.
6. Tempurung (batok kelapa)
Untuk bahan kolase sebaiknya dipilih tempurung dari kelapa setengah tua sampai kelapa tua, lalu dibersihkan dari
serat-serat sabut itu dihaluskan dengan ampelas. Setelah halus, baru dipotong dengan ukuruan yang
dikehendaki.Tempurung dapat dipotong-potong dengan gergaji besi sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
7. Biji-Bijian
Biji-bijian diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, biji-bijian ini banyak pula macamnya, demikian pula bentuk, ukuran,
warna, dan teksturnya. Biji-bijian ini hendaknya dikeringkan terlebih dahulu agar warnanya tidak berubah lagi
demikian pula penyusutannya. Bila perlu, dapat pula digoreng tanpa minyak.
8. Daun-daunan
Daun-daunan adalah bahan kolase yang sangat gampang diperoleh. Untuk dijadikan bahan kolase, diambil daun
kering atau daun yang sudah gugur. Pilihlah warna daun kering yang berbeda-beda agar dalam penyusunannya
menjadi sebuah lukisan atau desain akan lebih mudah.
9. Kulit-kulitan
Kulit-kulit berasal dari kulit buah dan kulit batang tumbuh-tumbuhan. Tidak semua kulit buah dapat dijadikan
bahan kolase, demikian pula dengan kulit batang, kulit salak, kulit kacang tanah, kulit jeruk, dan kulit rambutan.
Kulit batang yang dapat dijadikan kolase di antaranya: rambutan, kulit pisang, dan kelopak bambu. Semua kulit-
kulitan haruslah dikeringkan dahulu sebelum digunakan sebagai bahan kolase, lalu dipotong-potong sesuai dengan
ukuran yang dikehendaki.
10. Kertas Bekas
Untuk bahan kolase sebainya dipilih kertas yang berwarna. Semua kertas berwarna pada dasarnya dapat dijadikan
bahan kolase. Kertas-kertas bekas sampul, majalah, poster-poster, almanak-almanak, kemasan rokok atau kemasan
produk-produk industri dapat pula digunakan sebagai bahan kolase. Dalam pemakaian, kertas dipotong-potong
sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
Teknik Pembuatan Kolase
Siapkan bahan dari barang bekas, seperti koran, majalah, dan kertas. Media dan perangkat yang dibutuhkan:
kalender bekas/kertas gambar, pewarna, gunting pensil, dan lem.
Buat gambar bunga (atau gambar lain yang kalian inginkan) di kalender bekas/kertas gambar.
Rencanakan penempelan bahan bekas pada gambar yang sudah kamu buat. Bahan bekas diberi pewarna terlebih
dahulu.
Gunting atau sobek bahan bekas menjadi ukuran kecil.
Oleskan lem sedikit demi sedikit pada gambar yang akan ditempeli kertas.
Tempelkan guntingan atau sobekan bahan bekas tadi pada kertas.
Lakukan dengan rapi sesuai kreativitasmu. Usahan tempelan kertas tertata dengan rajin sehingga hasil kolase juga
rajin.

19. Fungsi patung dalam perkembangan masyarakat modern


patung hanya dianggap sebagai hasil karya seni belaka yang juga memiliki fungsi lain. Misalnya patung bisa
digunakan untuk dekorasi interior atau di dalam ruangan, bisa juga digunakan untuk dekorasi eksterior atau luar
ruangan. Patung juga bisa digunakan sebagai penanda atau benda yang memperingati sebuah kejadian bersejarah,
dan bisa juga digunakan sebagai properti atau alat untuk kepentingan keagamaan.

20. Hakekat karya seni 3 Dimensi


Secara hakikat, bentuk bersifat polos dan hanya diartikan sebagai wujud dari satu-kesatuan garis yang terstruktur.
Namun bila kita menyebutnya sebagai bangunan, maka selain mengandung unsur bentuk, juga terdapat nilai dan
makna tersendiri yang dikandungnya.

21. Prinsip penciptaan seni karya 3 Dimensi


Teknik Aplikasi
Sebuah karya hias dalam seni menjahit dengan cara menempelkan bermacam-macam guntingan-guntingan kain
yang berbentuk hiasan seperti binatang, bunga maupun bentuk lainnya pada sebuah kain lain sebagai hiasan.

2. Teknik Mozaik
Teknik membuat karya seni dengan cara menempel benda 3 dimensi yang diatur dan ditata dengan sedemikian
rupa sehingga menghasilkan lukisan.
Teknik Merakit
Teknik membuat sebuah karya seni dengan cara menyambung beberapa potongan bahan. Cara ini disebut dengan
merakit dan hasil karyanya disebut rakitan. Cara menggabungkan bahan tersebut dapat dengan cara dipatri,
disekrup, mengelas atau dengan cara lainnya.

4. Teknik Pahat
Teknik membentuk suatu karya seni dengan membuang bahan yang tidak dibutuhkan. Cara membuatnya dapat
memakai alat pahat, kikir dan martil. Biasanya bahan atau media yang dipakai adalah bahan keras seperti batu,
gips, kayu dan bahan lainnya.

5. Teknik Menuang atau Cor


Karya seni yang dihasilkan dengan cara menuang bahan cair yang dituang pada sebuah alat cetakan. Setelah bahan
cair tersebut mengeras, kemudian dikeluarkan dari cetakan. Bahan cair yang dipakai biasanya seperti semen,
logam, gips atau karet.

22. Menganalisis konsep penciptaan seni kontemporer


Pengertian seni rupa kontemporer berarti seni rupa yang diciptakan terikat pada berbagai konteks ruang dan waktu
yang menyelimuti seniman, audiens dan medannya. Istilah kontemporer sendiri berasal dari Bahasa Inggris
“contemporary” yang berarti apa-apa atau mereka yang hidup pada masa yang bersamaan (D. Maryanto, 2000).
Artinya Seni rupa kontemporer bersifat kekinian karena diciptakan di masa yang masih bersamaan dengan kita dan
dunia seni secara umum.
serupa.id

Type Here
HOMEPAGETEORI SENI
SEJARAH SENI TEORI SENI
Seni Rupa Kontemporer: Sejarah, Ciri & Pengertian para Ahli
Seni Rupa Kontemporer: Sejarah, Ciri & Pengertian para Ahli
Seni rupa kontemporer adalah sosok yang selalu menjadi sorotan kontroversi masyarakat. Meskipun sederhananya
seni rupa kontemporer adalah seni masa kini yang tengah mengalami proses perkembangan, namun
representasinya tidak sesederhana itu. Wujud dari ide dan wacananyalah yang selalu menimbulkan kontroversi.
Tidak seperti Seni klasik yang telah mapan dan berada pada puncak penciptaan tertinggi pada suatu masyarakat,
Seni kontemporer itu radikal, sulit dipahami bahkan tidak sedikit publik yang dibuat gerah karenanya. Maka dari
itu subjek ini sangat penting untuk dipahami agar kita dapat mengikutinya atau bahkan mematahkan idenya.

Daftar Isi

Pengertian Seni Rupa Kontemporer


Polemik Istilah Seni Rupa Kontemporer
Sejarah Seni Rupa Kontemporer
Ciri dan Sifat Seni Rupa Kontemporer
Contoh Seni Rupa Kontemporer
Instalasi
Happening Art
Performance Art
Video Art
Video Mapping
Kesimpulan
Referensi
Pengertian Seni Rupa Kontemporer
Pengertian seni rupa kontemporer berarti seni rupa yang diciptakan terikat pada berbagai konteks ruang dan waktu
yang menyelimuti seniman, audiens dan medannya. Istilah kontemporer sendiri berasal dari Bahasa Inggris
“contemporary” yang berarti apa-apa atau mereka yang hidup pada masa yang bersamaan (D. Maryanto, 2000).
Artinya Seni rupa kontemporer bersifat kekinian karena diciptakan di masa yang masih bersamaan dengan kita dan
dunia seni secara umum.

Meskipun begitu istilah “seni rupa kontemporer” tidak dapat diterjemahkan begitu saja sebagai seni masa kini
seperti yang dijelaskan di atas. Istilah seni rupa kontemporer di dunia masih menimbulkan perdebatan. Terutama
karena tidak ada ciri khusus yang dominan dan dapat dirujuk untuk menunjuk pada suatu praktik atau bentuk seni
yang baku. Hal itu sangat wajar karena bentuk seni rupa ini sendiri masih dalam tahap perkembangan, bahkan
berkembang dengan kita baik sebagai seniman, kritikus maupun hanya sekedar penikmat.

Polemik Istilah Seni Rupa Kontemporer


Seni rupa kontemporer dalam dunia seni hingga saat ini masih menjadi perdebatan, tidak hanya dalam praktik
wacana seni rupa dunia Indonesia, tapi juga di seni rupa dunia. Secara umum polemik tersebut terjadi dari dua
kacamata.

Pertama, secara leksikal istilah dari Bahasa Inggris “Contemporary” terikat dengan waktu, yaitu “masa kini” yang
jelas mengandung masalah. Sebab masa lalu pun ketika masa kini bleum muncul adalah masa kini (Sumartono,
2000: 23). Temporal sense masa kini atau semasa (dengan masyarakatnya) menimbulkan persoalan, sebab ‘semasa’
dapat mengacu pada waktu yang fleksibel, misalnya sepanjang waktu yang dilalui oleh seniman atau beberapa
tahun belakangan ini, atau satu decade? (Irianto, 2000: 75).

Kedua, Ada yang memaknai bahwa istilah seni rupa kontemporer itu lebih dikatikan dengan eksistensi wujud karya
seni yang representasinya berbeda dari prinsip-prinsip seni modern atau seni klasik yang telah mapan. Seperti yang
disampaikan oleh Arthur Danto dalam bukunya The End of Art (1995: 10) sebagai berikut.
‘Contemporary’ in its most obvious sense means simply what is happening now: contemporary art would be the art
produced by our contemporaries… But as the history of art has internally evolved, contemporary has come to
mean an art produced within a certain structure of production never, I think, seen before in the entire history of art.
So just as ‘modern’ has come to denote a style and even a period, and not just recent art, ‘contemporary art’ has
come to designate something more than simply the art of present moment.

Pemaknaan istilah kontemporer yang terkait dengan persoalan representasinya ini pun cakupannya sangat luas.
Pengertian yang beredar luas di masyarakat sendiri menganggap bahwa seni rupa kontemporer berarti seni rupa
modern dan seni rupa alternatif. Misalnya seperti: Instalasi, happening art&performance art dan video art/video
mapping yang berkembang di masa kini.

Sejarah Seni Rupa Kontemporer


Di Barat, wacana seni rupa kontemporer dimulai dengan menunjukkan pada berakhirnya era modernisme dalam
seni rupa (modern art). Seba-sebab terjadinya krisis itu diantaranya adalah penciptaan karya seni rupa yang
menjadi terlalu mudah. Setiap gaya dari sebuah karya yang baru saja diciptakan seolah-olah telah ada sebelumnya.
Kritikus seni Harold Rosenberg menyebut fenomena ini dengan istilah de javu dalam Bahasa Perancis yang berarti
‘pernah dilihat’(Sumartono, 2000: 22). Maka berakhirlah periodisasi seni rupa modern yang sudah tidak relevan
lagi dengan berbagai karya baru yang tercipta pada masa itu

23. Menafsirkan prinsip seni rupa tiga dimensi yang bervolume solid atau mempunyai ruang namun taktil ( dapat
diraba dan disentuh)
Seni rupa tiga dimensi adalah segala macam hasil karya seni rupa yang berujud atau bervolume, baik solid maupun
ber-ruang namun taktil (dapat disentuh dan diraba). Karya ini memberikan kesan utuh dan tiga dimensional dengan
prinsip: (1) mempunyai 3 sisi ukuran: depan-belakang, samping kanan-kiri, serta atas-bawah; (2) sebagai karya
yang menyatakan ekspresi bermakna simbolis karena mempunyai ide dan gagasan dibalik karya yang ada; (3)
Karya seni rupa tiga dimensi dapat diciptakan secara langsung secara manual maupun tidak langsung karena harus
mengubah medium untuk dapat dibentuk; (4) tidak sebagai karya terap yang langsung dapat dimanfaatkan,
melainkan tujuan utama bisa karya kreasinonkomersial, namun dapat juga dipakai atau diterapkan. 2. Penampilan
Seni Rupa Tiga Dimensi Dilihat dari penampilan karya seni rupa tiga dimensi ini berujud, dan ujud ini dimulai dari
bentuk dasar dua dimensi, seperti bujur sangkar menjadi kubus (tiga dimensi), segitiga menjadi kerucut (tiga
dimensi), empat persegi panjang dan bulat menjadi silindris (tiga dimensi). Perkembangan bentuk dasar menjadi
bentuk formal tiga dimensi melalui pemahaman khas, karena sampai saat ini pembelajaran seni rupa tiga dimensi
belum mampu mewujudkan ekspresi secara nyata bagi anak (peserta didik). Hal ini disebabkan fungsi perabaan
jarang diajarkan kepada anak. Kebiasaan mengajarkan secara konseptual atau teoritis seni rupa lebih mudah
dengan berkarya dua dimensi. Dalam uraian yang terdahulu, prinsip ini selalu dilakukan oleh pendahulu kita.
Justru pada masa pra aksara, karya-karya nenek moyang pertama kali membuat adalah seni rupa nonformal.

24. Konsep penciptaan patung figuratif


Patung-patung figuratif yang ada adalah hasil pengolahan bentuk yang bersumber dari bentuk tubuh manusia
melalui berbagai analisis dan interpretasi. Patung-patung figuratif realistik menunjukkan upaya untuk
merepresentasikan bentuk alami tubuh manusia secara akurat dan sempurna, untuk menggambarkan kehidupan.
Sedangkan karya-karya patung abstraksi figur adalah hasil pengubahan bentuk tubuh (deformasi), untuk
menampilkan esensi tubuh itu sendiri. Penambahan elemen-elemen bentuk atau penyederhanaan bentuk yang
dilakukan adalah untuk mengakomodasi gagasan estetik sang seniman, sesuai dengan tema.
25. Konsep penciptaan patung kontemporer
Istilah “seni patung kontemporer” digunakan pertama kali oleh G. Sidharta untuk Pameran Seni Patung
Kontemporer Indonesia pada 1973. Pameran itu dimaksudkan untuk mengakomodasi berbagai kecenderungan
yang ada dalam penciptaan patung Indonesia di masa itu. Selain kecenderungan modernisme yang dominan,
beberapa karya waktu itu menampilkan ciri-ciri lokal yang kuat, yang dipengaruhi oleh seni tradisi, seperti karya-
karya Suparto, Wiyoso, serta G. Sidharta sendiri. Meskipun istilah “kontemporer” saat itu sekadar dimaknai
sebagai “masa kini”, namun ternyata implikasinya cukup luas. Pameran Seni Patung Kontemporer Indonesia 1973
itu telah menyatakan bahwa di dalam wacana seni kontemporer, dikotomi antara seni modern dan seni tradisi tidak
berlaku lagi.
Kini, kata kontemporer di dalam wacana seni rupa (terutama di Indonesia) menyandang makna yang cukup rumit,
serta terus berkembang. Pengertian kata contemporary (Inggris) sendiri berarti “sezaman” (pada zaman/periode
waktu yang sama), atau juga berarti “masa kini”. Namun, dewasa ini, di dalam wacana seni pascamodern, kata
contemporary mendapatkan pemaknaan yang lebih ketat, yaitu sebagai sebuah genre di dalam seni dengan ciri-ciri
tertentu. Contemporary Art kemudian menjadi kategori karya-karya seni yang dipertentangkan dengan seni
modern, karena mengandung ciri-ciri pascamodern. Dengan kata lain, seni kontemporer adalah seni pascamodern.
Salah satu ciri yang ditengarai ada dalam seni kontemporer adalah menghilangnya batas-batas antarmedia seni.
Batas antara seni lukis dan seni patung, antara patung dan kriya, atau seni yang lain, menjadi semakin cair. Kotak-
kotak yang memisahkan media seni yang satu dengan yang lain tidak ada lagi, sehingga dengan sendirinya
berbagai kriteria dan konvensi yang sebelumnya ada menjadi tidak berlaku lagi. Anything goes.
Dalam kondisi seperti inilah kemudian muncul persoalan, ketika pada kenyataannya istilah-istilah seperti “seni
patung kontemporer” masih dipergunakan, karena di dalamnya terkandung paradoks, yaitu antara patung yang
bersifat “konvensional” dengan kategori “kontemporer” yang bebas konvensi

26. Konsep penciptaan patung konstruksi


Teknik Kontruksi, merupakan cara membuat patung dengan cara menyusun bahannya, baik dengan kerangkan
maupun tanpa kerangka. Cara menyusunnya dapat direkatkan dengan lem, dilepa, atau dipatri. Bahannya seperti
semen, pasir, kawat besi, plastisin, bubur kertas, dll

27. Ruang lingkup karya dua dimensi desain komunikasi visual


Ruang lingkup ini merupakan beberapa hal yang kerap menggunakan komunikasi Visual dalam melakukan
komunikasi. Ruang lingkup itu di antaranya :
* Desain Grafis Periklanan (Advertising). Dalam hal periklanan pasti membutuhkan komunikasi visual dan
persuasif. (Baca juga: Psikologi Komunikasi)
*Animasi. Inilah yang menarik untuk para komunikator dengan teknik komunikasi visual.
*Desain Identitas Usaha (Corporate Identity). Pada umumnya, hal ini digunakan ketika pembuatan Company
Profile, Mock Up, hingga Slider Presentation.
*Desain Marka Lingkungan (Environment Graphics).
*Desain Multimedia. Desain multimedia ini digunakan di perusahaan percetakan seperti pembuatan banner,
backdrop, stiker, dan lain sebagainya. (Baca juga: Komunikasi Bisnis)
*Desain Grafis Industri (promosi).
*Desain Grafis Media (buku, surat kabar, majalah, dan lain-lain). Biasanya hal ini dilakukan di pekerjaan
penerbitan ataupun redaksional. (Baca juga: Teori Public Relations)
*Cergam (komik), Karikatur, Poster. Hal ini diperlukan ketika pembuatan ilustrasi terhadap tulisan sebagai
perwakilan tulisan. (Baca juga: Gender dan Komunikasi)
*Fotografi, Tipografi, dan Ilustrasi. (Baca juga: Teori Media Baru)

28. Menganalisis gambar iklan dalam pengorganisasian unsur teks


Menarik Perhatian (Attention)
Dalam membuat iklan promosi, kita harus menciptakan ide baru yang menarik, bahkan dapat diingat terus menerus
sampai kapanpun.
Ketertarikan (Interest)
Kemudian iklan harus menyesuaikan minat dari calon pelanggan, sehingga rasa ingin tahu akibat dari iklan kita
tinggi.
Ada satu contoh iklan air minum yang sangat menarik menurutku, yaitu le mineral, kenapa? karena banyak sekali
penjual air minum kemasan, namun perusahaan ini berhasil menarik minat pembeli hanya dengan kata-kata ini…
Ada manis-manisnya…
Keinginan (Desire)
Produk atau jasa yang dijual harus dapat memecahkan masalah pembeli, atau dengan kata lain, bagai mana
membuat iklan yang mengena dengan apa yang dikeluhkan pembeli.
Kepercayaan (Conviction)
Jika produk yang kita jual baru, maka buatlah image yang baik di mata pembeli, seperti menggunakan jasa
pembuat iklan profesional, aktor dalam video iklan adalah artis terkenal, dll atau adanya pembuktian dari produk
halal dan Bpom.
Adanya Tindakan (Action)
Ini yang terakhit, dengan iklan yang baik dan benar tentunya pembaca atau penonton akan tertarik untuk
menghubungi atau hanya sekedar bertanya tentang produk.

29. Deskripsi fungsi gambar logo

Bacalah sebelum dihapus! Berat anda 89 kg? Bisa jadi 55 kg


Fungsi Logo
Menurut Rustan (2009: 13) fungsi dari logo adalah sebagai berikut:
* Identitas diri. Supaya dapat membedakan dengan identitas milik orang lain
* Tanda Kepemilikan. Supaya membedakannya dengan milik orang lain
* Tanda Jaminan kualitas
* Mencegah peniruan/pembajakan
* Menamah nilai positif
* Propergi legal suatu produk atau organisasi
* Mengkomunikasikan informasi seperti keaslian, nilai dan kualitas

30. Perbedaan poster sosial dan poster komersial


Poster sosial : menggambarkan sesuatu yang berhubungan dengan kemasyarakatan.
Poster Niaga : poster yang dibuat untuk media komunikasi dalam urusan perniagaan untuk menawarkan suatu
barang, atau jasa.

31. Ciri-ciri kain bermutu yang baik untuk bahan batik


Bahan kain berkarakter halus dan kuat. Jika kamu memilih jenis kain katun, pilihlah kain katun yang halus ketika
diraba dan nyaman ketika dipakai. Bila memyukai bahan yang lemas dan jatuh, pilihlah jenis kain paris yang
bertekstur halus, lembut dan terasa dingin bila dipakai. Jika menyukai bahan yang berserat tapi halus, maka
pilihlah yang terbuat dari bahan kain dobi.
Warna dan motif batik. Warna dan motif tidak menjamin bahwa kualitas batik bagus. Kualitas warna dan motif
batik bisa dilihat setelah dilakukan beberapa kali pencucian. Biasanya, pada pencucian pertama hingga ke tiga
batik terlihat luntur karena terjadi proses pelepasan residu sebagai akibat bahan-bahan alam yang dituangkan pada
kain. Residu pada batik yg berkualitas tidak akan menghilangkan warna dan motif batik. Warna dan motif akan
tetap jelas dan bagus.
Kualitas jahitan. Jahitan batik yang berkualitas harus rapi dan kuat. Tidak masalah bila ada satu atau dua jahitan
yang lepas (karena sangat sulit menemukan jahitan pakaian yg benar-benar sempurna), namun secara umum
jahitan pakaian harus kuat dan rapi. Antara jahitan sebelah kanan dan kiri simetris, atas dan bawah juga
proporsional.
Kenyamanan pakaian batik. Batik dengan kain yg tebal belum tentu lebih bagus kualitasnya. Oleh karena itu,
pilihlah batik yang nyaman dipakai. Jangan hanya model, warna dan motifnya saja yang cantik. Perasaan akan
menjadi percaya diri dan merasa cocok pada saat memakainya.

32. Urutan proses pembuatan batik


Nyungging, yaitu membuat pola atau motif batik pada kertas. Tidak semua orang bisa membuat motif batik,
sehingga pola ini dibuat oleh spesialis pola.
2. Njaplak, memindahkan pola dari kertas ke kain.
3. Nglowong, melekatkan malam di kain dengan canting sesuai pola. Pada tahap ini, motif batik akan mulai
tampak.
4. Ngiseni, memberikan motif isen-isen (isian) atau variasi pada ornamen utama yang sudah dilengreng atau
dilekatkan dengan malam menggunakan canting.
5. Nyolet, mewarnai bagian-bagian tertentu dengan kuas. Misalnya, gambar bunga atau burung yang muncul di
sana-sini.
6. Mopok, menutup bagian yang dicolet dengan malam. Tahap ini diiringi dengan nembok, atau menutup bagian
dasar kain yang tidak perlu diwarnai.
7. Ngelir, melakukan proses pewarnaan kain secara menyeluruh.
8. Nglorod, proses pertama meluruhkan malam dengan merendam kain di dalam air mendidih.
9. Ngrentesi, memberikan cecek atau titik pada klowongan (garis-garis gambar pada ornamen utama). Untuk
menghasilkan cecekan yang halus, digunakan canting dengan jarum yang tipis.
10. Nyumri, menutup kembali bagian tertentu dengan malam.
11. Nyoja, mencelupkan kain dengan warna coklat, atau sogan. Batik sogan adalah batik yang berwarna dasar
coklat, seperti batik yogya atau batik solo.
12. Nglorod, proses peluruhan malam kembali dengan cara merendam kain di dalam air mendidih.

33. Teknik dalam lukisan


1. Teknik Aquarel
Teknik melukis dengan menggunakan cat air (aquarel) dengan sapuan warna yang tipis, sehingga lukisan yang
dihasilkan bernuansa transparan.
2. Teknik Plakat
Teknik melukis dengan menggunakan cat poster, cat minyak, cat akrilik dengan sapuan warna yang tebal, sehingga
menghasilkan warna yang padat dan menutup. Teknik seni lukis ini sering digunakan oleh pelukis professional
untuk menghasilkan lukisan yang mempesona dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
3. Teknik Spray
Teknik melukis dengan bahan dasar bahan cair yang digunakan dengan menggunakan sprayer. Teknik ini banyak
digunakan untuk membuat reklame visual.
4. Teknik Pointilis
Teknik ini membutuhkan kesabaran yang lebih daripada teknik lukis lainnya, karena teknik melukis dalam
membuat gelap terang objeknya ialah dengan membuat unsur - unsur titik. Sering kali para pelukis menggunakan
gradasi warna untuk mengatur gelap terang lukisan.
5. Teknik Tempera
Teknik melukis pada dinding bangunan ketika dinding masih basah cat mulai disapukan sehingga hasilnya
menyatu dengan arsitekturnya. Lukisan dinding sering disebut juga dengan gambar mural. Teknik tempera sempat
menunjukkan masa jayanya di eropa antara tahun 1200-an hingga 1500-an. Duccio dan Simone Martini adalah
diantara seniman Italia yang terkenal dengan menggunakan teknik ini.
6. Teknik Kolase
Teknik dengan cara menempel. Ide - idenya dari abstrak sampai realis. Bahan yang digunakan bervariasi dari yang
murah sampai ke yang paling mahal dapat digunakan sebagai media dengan cara merangkai atau merakit suatu
karya seni.
7. Teknik Mozaik
Teknik ini dilukiskan pada bagian dinding, lantai, ataupun langit - langit bangunan. Idenya dari yang abstrak
sampai yang realis, sedangkan pelaksanaanya dengan menempelkan batu- batuan kecil atau kaca berwarna maupun
benda- benda berwarna. Hasil lukisan teknik ini banyak terdapat di Mesir, India dan Tiongkok (China).
8. Teknik Basah
Teknik melukis dengan cara mengencerkan cat minyak dengan menggunakan linseed oil atau minyak cat. Setelah
cat diencerkan dalam kekentalan tertentu, barulah di poleskan di atas permukaan kanvas. Kuas yang biasa
digunakan dalam teknik ini adalah kuas dengan bulu panjang.
9. Teknik Kering
Teknik kering berarti melukis tanpa menggunakan linseed oil atau minyak cat. Kuas yang digunakan pada teknik
kering haruslah dalam keadaan kering serta tidak berminyak. Untuk teknik ini disarankan menggunakan cat yang
baru keluar dari dalam tube. Teknik kering cocok digunakan untuk melukis dengan kesan volume serta keruangan,
seperti naturalism, realism dan surelism.
10. Teknik Campuran
Teknik ini merupakan kombinasi antara teknik basah dan teknik kering. Dengan teknik campuran kita bisa saling
menutupi kekurangan dari teknik basah dan teknik kering. Teknik ini diawali dengan menggunakan teknik kering
terlebih dahulu baru kemudian disusul teknik basah, dengan cara memblok warna sambil menambahkan intensitas
minyak cat secara perlahan hingga sampai tahap akhir lukisan.

34. Bahan dan alat untuk berkarya seni


Alat dan Bahan Berkarya Seni Lukis
1. Pensil
Komposisi bahan yang digunakan dalam pensil jenis ini antara lain grafit sebagai bahan utama, kemudian
dicampur dengan tanah liat dan bahan pengikat (binder). Jenis pensil dibedakan berdasarkan tingkat kekerasan atau
kehitaman karbonnya berdasarkan kode huruf B atau H. Pensil kode B menandakan jenis pensil lunak dan hitam.
Sementara pensil berkode H menandakan jenis pensil keras yang sering digunakan untuk menggambar proyeksi.
2. Pensil Arang (contee)
Nama pensil konte di ambil dari nama penemunya yaitu Nicholas Jaques Conte, seorang insinyur berkebangsaan
Prancis. Pada dasarnya pensil jenis ini merupakan jenis arang gambar. Pensil ini terbuat dari sejenis arang halus
dan biasa digunakan untuk menggambar atau melukis potret. Sifatnya hitam pekat dan agak sulit jika dihapus.
3. Pastel dan Crayon
Pastel (Oil Pastel) biasanya terbuat dari bahan kapur dan bahan pengikat cair dan transparan, untuk mengikat
pigmen dengan kapur. Pastel sering dihubungkan dengan warna-earna yang lembut. Sedangkan Crayon terbuat dari
bahan kaolin dengan tepung warna sehingga terlihat lebih mengkilap dan keras. Krayon lebih banyak mengandung
lilin, sehingga warna yang dihasilkan cenderung mengkilap dan sedikit berminyak.
4. Pena atau Pulpen
Pena merupakan istilah serapan dari bahasa inggris (pen), sedangkan Pulpen merupakan serapan dari bahasa
Belanda (Vulpen). Alat ini terbuat dari logam dengan ujung yang bermacam-macam bentuk serta ukurannya. Pena
berbeda dari pensil karena umumnya tintanya tidak dapat dihapus. Dengan menggunakan pena tebal/tipisnya garis
sangat akurat.
5. Cat (pewarna)
Bahan pewarna ini dibedakan berdasarkan basis pengencernya, yaitu; Cat air (berbasis air) jenisnya ada 2 (dua)
yaitu water colour yang bersifat transparan dan yang bersifat plakat. Cat air biasanya digunakan melukis di atas
kertas, cat ini lebih cepat kering dibanding cat minyak. Cat minyak (berbasis minyak), jenis cat ini biasa digunakan
untuk melukis diatas kanvas. Sifatnya tidak mudah kering dan warnanya tahan lama.
6. Tinta Bak
Tinta bak dikenal juga dengan sebutan tinta Cina. Warnanya hitam pekat dan tidak luntur jika kena air. Kemasan
tinta bak ini ada yang berbentuk cairan dalam botol dan berbentuk balok-balok kecil yang dicairkan terlebih dahulu
sebelum digunakan. Tinta Cina biasa digunakan untuk membuat kaligrafi, tinta ini biasanya digunakan untuk
melukis di atas kertas.
7. Palet
Palet adalah media yang digunakan untuk tempat mencampur cat. Untuk media seperti cat air, palet yang dipakai
adalah yang ada lengkungan tempat air, sedangkan bentuk palet untuk cat minyak berbentuk datar dan diberi
lubang untuk pegangan. Palet yang baik adalah palet yang bersifat licin karena minyak/air tak dapat meresap
kedalamnya, serta mudah dalam membersihkan setelah digunakan.
8. Pisau Palet
Pisau palet terbuat dari aluminium tipis, fungsinya adalah untuk mencampur cat seperti layaknya kuas untuk
didapat komposisi warna yang rata, mengkilat dan maksimal. Pisau palet juga digunakan untuk membuat efek-efek
goresan pada media lukis. Bentuk dan ukurannya tersedia dalam berbagai jenis, ada yang runcing, ada juga yang
bulat. Pisau palet selain yang terbuat dari logam, ada juga yang terbuat dari kayu dan dari Plastik.
9. Kuas
Kuas merupakan alat yang digunakan untuk menguas cat ke media lukis. Jenis dan bentuk kuas sangat beragam
dari segi bentuk, ukuran dan harganya yang bervariasi. Pemilihan kuas ini disesuaikan dengan bagaimana goresan
yang kita inginkan. Jenis kuas yang pipih dan berujung lurus datar dipakai untuk bahan cat minyak, sedangkan
kuas dengan bulu berbentuk bulat dan berujung runcing dipakai untuk bahan cat air.
10. Kertas
Kertas adalah media lukis yang memiliki daya serap yang tinggi dan tidak berpoŕi-pori. Kertas sangat cocok untuk
dilukis dengan cat air, pensil dan pastel. Perlu perhatian lebih saat melukis dengan kertas dan cat air, untuk
mendapatkan warna yang cerah biasanya cat air dilarutkan tak terlalu kental.
11. Kanvas
Kanvas adalah media lukis yang memiliki pori-pori yang telah ditutup cat dasar berwarna putih. Media ini lebih
sering digunakan untuk melukis dengan cat minyak karena cat minyak butuh ketebalan dalam pewarnaan dan
kadang butuh metode palet yang membutuhkan terknik kontruksi pada bidang lukisnya. Palet pada umumnya
sudah memiliki frame yang berbentuk persegi dan ada pula yang masih berbentuk gulungan tanpa frame.

35. Motif batik hasil modifikasi


[Cari sendiri di google gambarnya haha]

36. Deskripsi fungsi display dalam pameran


Brainly.co.id

Apa pertanyaanmu?
1
Sekolah Menengah PertamaSeni 5 poin
Jelaskan pengertian display, sketsel dan katalog!

Tanyakan detil pertanyaan Ikuti tidak puas? sampaikan! dari DindaAlvina 21.03.2017
Jawabanmu
JAWABAN PALING CERDAS!
ridhafdal
ridhafdal Gemar Membantu
Display adalah suatu cara penataan produk barang yang diterapkan perusahaan tertentu dengan tujuan menarik
minat konsumen.

Sketsel atau panil, merupakan alat yang berguna untuk meletakkan hasil karya seni dua dimensi, contohnya
lukisan, gambar, atau karya kerajinan hiasan.

Katalog, dibuat berupa brosur atau buku yang berisi informasi tentang materi yang ditampilkan dalam pameran.
Adapun isi katalog memuat tentang kata sambutan, jenis-jenis karya, data peserta yang mengikuti pemeran beserta
hasil karyanya

37. Sumber materi karya pameran seni rupa


* Bersumber dari koleksi karya tugas siswa yang
dinilai terbaik misalnya seni lukis, kria, desain, atau karya lainnya. Tugas
yang dinilai terbaik ini merupakan hasil penilaian dan pemilihan guru yang
merupakan koleksi selama satu semester.
❖ Bersumber dari karya siswa yang pembuatannya
atas dasar inisiatif sendiri. Ini berarti di luar tugas sekolah.
❖ Bersumber dari karya siswa yang berhasil
memenangkan beragam perlombaan cabang seni rupa baik itu seni lukis, logo,
kria, desain, animasi dan lain lain. Lomba yang dimenangkan bisa skala nasional
atau pun internasional dan diarih oleh siswa yang masih aktif sebagai pelajar
di sekolah yang hendak mengadakan pameran seni rupa.

38. Kepanitiaan pameran ( sama seperti nomor 3)


39. Prinsip penataan karya seni dalam pameran
1. Kesatuan
Kesatuan atau unity adalah prinsip yang menunjang bagaimana unsur-unsur dalam seni rupa saling berpadu satu
sama lain sehingga saling menunjang dalam membangun sebuah komposisi yang menarik dan indah. Di antara
prinsip prinsip seni rupa yang lain, kesatuan adalah modal awal yang harus ditunjang oleh prinsip lainnya sehingga
dapat menjadikan sebuah karya seni bernilai estetis
2. Keselarasan
Suatu kesatuan unsur-unsur karya seni rupa hanya akan dikatakan indah dan memiliki nilai estetis bila mereka
berpadu dengan selaras. Keselarasan atau harmonis adalah kaitan kedekatan unsur-unsur yang berbeda baik
bentuk, pencahayaan, warna dalam menciptakan suatu keindahan.
3. Penekanan
Penekanan atau kontras adalah prinsip yang mendasari kesan perbedaan dari dua unsur yang berlawanan dan saling
berdekatan. Penekanan akan membuat sebuah karya seni tidak bersifat monoton. Dengan memberikan perbedaan
yang mencolok pada bentuk, warna, dan ukuran sebuah karya seni akan terlihat lebih menarik.
4. Irama
Irama atau rythm adalah prinsip yang mendasari pengulangan satu atau lebih unsur secara teratur. Pengulangan
unsur-unsur seni rupa yang diatur bisa berupa garis, bentuk, atau variasi warna. Pengulangan yang sama akan
terasa statis, sedangkan pengulangan yang dilakukan secara bervariasi akan menghasilkan irama harmonis yang
dapat meningkatkan nilai estetika dari karya seni yang dibuat. [BACA JUGA : Macam Macam Seni Rupa]
5. Gradasi
Gradasi adalah susunan warna yang didasari pada tingkatan tertentu pada sebuah karya seni. Di antara prinsip
prinsip seni rupa, gradasi merupakan prinsip yang paling sering diterapkan dalam pembuatan mozaik, karikatur,
lukisan, dan seni rupa 2 dimensi lainnya. Gradasi akan membuat sebuah karya menjadi lebih hidup.
6. Kesebandingan
Kesebandingan atau proporsi adalah prinsip seni rupa yang mengacu pada keteraturan dan penyesuaian dari wujud
karya seni rupa yang diciptakan. Sebagai contoh, ketika hendak membuat lukisan manusia, pelukis harus pandai
menyesuaikan ukuran antara mata, hidung, mulut, alis, dagu dan bagian tubuh lainnya agar selaras. Begitu pun
dalam proses pembuatan karikatur. Ukuran-ukuran dari unsur seni rupa yang terdapat di dalamnya harus berada
dalam perbandingan yang proporsional.
7. Komposisi
Di antara prinsip prinsip seni rupa yang lain, komposisi menjadi prinsip yang paling penting dalam mendasari
keindahan dari sebuah karya seni. Komposisi sendiri merupakan organisasi dari unsur-unsur seni rupa yang
disusun menjadi teratur, serasi, dan menarik.
8. Keseimbangan
Dan prinsip yang terakhir adalah keseimbangan atau balance. Keseimbangan adalah prinsip yang bertanggung
jawab pada kesan dari suatu susunan unsur-unsur seni rupa. Unsur-unsur seni rupa yang diatur sedemikian rupa
melalui prinsip kesemibangan akan menjadi daya tarik bagi para penikmat karya seni.

40. Fungsi panel pameran


Papan panel, dalam suatu pameran diperlukan untuk memasang hasil karya dwimatra baik poster, lukisan, konsep,
ataupun fotografi.
41. 5 fungsi pameran
Dalam pameran karya seni rupa juga mempunyai banyak fungsi sosial masyarakat seperti:
Untuk media edukasi. Dalam hal ini, pameran seni rupa berfungsi untuk mendidik siswa agar tahu betapa
pentingnya pengalaman batin sehingga bermanfaat untuk menyeimbangkan akal dan juga pikiran manusia.
Untuk sarana apresiasi. Disini pameran seni rupa diadakan dengan fungsi mengeluarkan gagasan pencipta sehingga
para pengunjung akan memberi apresiasi ataupun penilaian pada karya seni buatan mereka, proses apresiasi ini
bisa dibedakankan kedalam 2 bagian yakni apresiasi aktif dengan apresiasi pasif.
Untuk sarana prestasi. Disini pameran seni rupa bisa dijadikan ajang kompetensi para pencipta seni. Sebab dengan
karya seni, anda akan tahu sampai setinggi apa keaktifan maupun kreativitas pencipta seni membuat karyanya.
Untuk sarana rekreasi. Pameran bisa berfungsi untuk tempat merilekskan pikiran serta menghilangkan kejenuhan
dalam kegiatan ataupun rutinitas sehari-hari dimulai dari kesibukan di sekolah, dikantor, atau dirumah yang banyak
menguras pikiran dan energi.
Materiil

42. Menentukan perencanaan kegiatan pameran di sekolah secara sistematis


Rencana sebuah pameran perlu dirancang secara sistematis dan logis agar pada waktu pelaksanaannya berjalan
lancar. Tanpa perencanaan yang sistematis sebuah pameran tidak dapat berjalan lancar sesuai dengan yang
diharapkan. Urutan kegiatan dalam merencanakan pameran seni rupa adalah : (1) Menentukan Tujuan Pameran, (2)
Menentukan Tema Pameran, (3) Menyusun Kepanitiaan Kegiatan Pameran, (4) Menentukan Waktu dan Tempat
Kegiatan Pameran, (5) Menyusun Agenda Kegiatan Kegiatan Pameran dan (6) Menyusun Proposal Kegiatan
Kegiatan Pameran. Mari kita pelajari tahapan umum dalam perencanaan penyelenggaran pameran seni rupa berikut
ini.
1. Menentukan Tujuan Pameran
Langkah awal yang harus diperhatikan dalam menyusun program pameran adalah menetapkan terlebih dahulu
tujuan pameran tersebut. Penyelenggaraan pameran dapat saja bertujuan untuk menggalang dana yang bersifat
komersial, sosial atau kemanusiaan. Cobalah diskusikan dengan teman-teman kalian tujuan penyelenggaraan yang
paling tepat untuk kegiatan pameran dalam pekan seni akhir semester atau tahun ajaran yang akan datang.
2. Menentukan Tema Pameran
Urutan Kegiatan dalam Merencanakan Pameran Seni Rupa
Tema pameran kita tentukan setelah tujuan pameran dirumuskan. Penentuan tema berfungsi untuk memperjelas
tujuan yang akan dicapai, dengan adanya tema dapat memperjelas misi pameran yang akan dilaksanakan. Setelah
rumusan tujuan dan tema telah kita tetapkan, langkah berikutnya adalah menyusun kepanitiaan pameran.
3. Menyusun Kepanitiaan Kegiatan Pameran
Untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan pameran agar berjalan dengan lancar perlu dibuat kepanitiaan
dalam sebuah organisasi kepanitiaan pameran. Penyusunan struktur organisasi kepanitiaan pameran disesuaikan
dengan tingkat kebutuhan, situasi, dan kondisi. Umumnya struktur kepanitiaan sebuah pameran terdiri dari panitian
inti dan dibantu dengan seksi-seksi. Penyelenggaraan pameran seni rupa akan berjalan lancar bila ada pembagian
tugas kepanitian yang jelas. Hal ini dilakukan agar masing-masing orang yang terlibat dalam kepanitiaan pameran
memiliki rasa tanggung jawab dan kebersamaan. Secara singkat, berikut ini pembagian tugas kepanitiaan dalam
pameran seni rupa.
a. Ketua
Ketua panitia adalah pimpinan penyelenggaraan pameran yang bertanggungjawab terhadap kelancaran
pelaksanaan pameran. Ketua diharapkan dapat mencari jalan keluar untuk menyelesaikan berbagai masalah yang
timbul sejak perencanaan hingga pelaksanaan pameran. Seorang ketua seyogianya memiliki sikap kepemimpinan
yang tegas dan jujur yang disertai sifat sabar dan bijaksana penuh rasa tanggung jawab terhadap tugas dan
kewajiban yang telah menjadi garapannya. Dalam menjalankan tugasnya, seorang ketua harus mampu
berkomunikasi dan bekerja sama dengan semua pihak, yang mendukung kegiatan pameran.
b. Wakil Ketua
Secara umum tugas sebagai wakil ketua adalah pendamping ketua, bertanggung jawab atas kepengurusan berbagai
hal dan memperlancar kegiatan seksi-seksi, juga mengganti ketua atau melaksanakan tugas ketua, apabila ketua
berhalangan. Seorang wakil ketua harus memiliki sikap tegas, jujur, sabar, serta memiliki rasa tanggung jawab atas
pekerjaan.
c. Sekretaris
Tugas pokok sekretaris dalam suatu kegiatan pameran atau suatu organisasi diantaranya adalah menulis seluruh
kegiatan panitia selama penyelenggaraan pameran. Pembuatan surat-surat pemberitahuan kepada kepala sekolah,
orang tua, kepada dinas terkait, apabila pergelaran tersebut akan dilangsungkan di sekolah. Sedangkan apabila
pameran tersebut akan diselenggarakan di luar sekolah, perlu ada surat izin dan dan pemberitahuan kepada instansi
pemerintah yang berwewenang.
Tugas sekretaris lainnya adalah mengarsipkan surat-surat penting tersebut dan menyusunnya sesuai tanggal, waktu
pengeluaran surat-surat tersebut secara cermat dan teratur. Selain itu, bersama ketua, membuat laporan kegiatan
sebelum, sedang dan sesudah pergelaran berlangsung.
d. Bendahara
Seorang bendahara bertanggung jawab secara penuh tentang penggunaan, penyimpanan, dan penerimaan uang
dana yang masuk sebagai biaya penyelenggaraan pameran. Bendahara harus juga dapat menyusun laporan
pertanggungjawaban atas penggunaan dan pengelolaan keuangan selama pameran berlangsung. Untuk itu
bendahara memang harus betul-betul mereka yang memiliki sikap yang jujur, teliti, cermat, sabar, tidak boros, dan
tidak lepas rasa tanggung jawab terhadap seluruh tugas yang dilaksanakannya.
e. Seksi Kesekretariatan
Seksi ini bertugas membantu sekretaris dalam pembuatan dokumen tertulis seperti surat-menyurat, penyusunan
proposal kegiatan, dan mencatat segala sesuatu yang terjadi hingga pameran selesai.
Selain susunan panitia inti di atas, seksi-seksi pun dibentuk sebagai penunjang pelaksanaan pameran, di antaranya:
f. Seksi Usaha
Seksi ini berkewajiban membantu Ketua dalam pencarian dana atau sumbangan dari berbagai pihak, untuk
menutupi biaya pameran. Beberapa usaha untuk memperoleh dana, misalnya dari iuran peserta pameran,
sumbangan dari siswa secara kolektif, sumbangan dari donatur atau para simpatisan terhadap diselenggarakannya
pameran, baik berupa uang atau barang yang sangat diperlukan dalam penyelenggraan kegiatan tersebut.
g. Seksi Publikasi dan Dokumentasi
Seksi publikasi bertugas sebagai juru penerang kepada umum melalui berbagai media, seperti dengan surat-surat
pemberitahuan, spanduk kegiatan, pembuatan poster pameran, katalog, undangan, dan sebagainya. Apabila dalam
masalah pemberitahun tersebut ternyata memerlukan surat-surat izin dapat berhubungan dengan sekertaris
penyelenggaraan pameran.
Seksi publikasi juga bertugas untuk membuat laporan dokumentasi pameran, dengan jalan mengumpulkan hasil
pemotretan tentang kegiatan dari awal sampai selesai (berakhir), dokumentasi pameran ini sangat penting sebagai
tolok ukur dan wawasan di masa mendatang.
f. Seksi Dekorasi dan Penataan Ruang
Seksi Dekorasi dan Penataan Ruang pameran bertugas mengatur tata ruang pameran. Seksi ini selain bertugas
untuk menghias ruang pameran juga bertugas mengatur denah dan penempatan karya yang dipamerkan. Dalam
penataan ruang pameran Seksi Dekorasi dan Penataan Ruang pameran perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:

Pengaturan benda-benda yang dipajang tergantung di dinding ruangan berupa lukisan, jangan sampai dicampur
atau satu tempat dengan benda-benda seni kerajinan lainnya yang dipajang di atas meja pameran, bila mungkin
disediakan ruangan gelar yang terpisah.
Penataan benda-benda untuk mengarahkan pengunjung agar dapat berkonsentrasi waktu menonton dan melihat
berbagai barang (karya) yang dipamerkan.
Pemberian hiasan dekorasi ruangan diharapkan tidak berlebihan sehingga mengganggu penikmatan karya yang
dipamerkan.
Pengaturan jalan masuk dalam ruang pameran sesuai dengan keinginan karya mana yang diharapkan dilihat
pertama kali dan karya mana yang diharapkan dilihat terakhir kali.
Penyertaan musik dan lagu sebagai pengantar dan pengisi suasana pameran bertujuan untuk membantu pengunjung
pameran menikmati karya yang dipamerkan.
Penyertaan musik pengiring yang berlebihan dapat mengganggu pengunjung pameran sehingga tujuan apresiasi
karya dapat tidak tercapai.
g. Seksi Stand
Seksi stand atau petugas stand adalah penjaga pameran yang bertugas menjaga kelancaran pameran, mengatur
(mengarahkan) pengunjung mulai dari masuk sampai ke luar dari ruang pameran.
Petugas penjaga stand diharapkan melayani para pengunjung secara ramah dan sopan membantu memberikan
informasi tentang karya-karya yang dipamerkan.
h.Seksi Pengumpulan dan Seleksi Karya
Karya yang akan dipamerkan dikumpulkan dan dipilih, dikategorikan sesuai dengan tema pameran yang
ditentukan. Seksi pengumpulan dan seleksi karya bertugas melakukan pencataan dan pendataan karya (nama
seniman, judul, tahun pembuatan, kelas, harga, dll) serta melakukan pemilihan karya yang akan dipamerkan.
i. Seksi Perlengkapan
Seksi Perlengkapan memiliki tugas untuk mengatur berbagai perlengkapan (alat dan fasilitas lain) yang digunakan
dalam penyelenggaraan pameran. Seksi ini bekerjasama dengan seksi dekorasi dan penataan ruang mempersiapkan
tempat penyelenggaraan pameran serta berkordinasi secara khusus dengan seksi pengumpulan dan seleksi karya
dalam pengumpulan dan pemilihan karya.
j. Seksi Keamanan
Tugas seksi keamanan dinataranya menjaga ketertiban dan keamanan lokasi pameran khususnya kemanan karya-
karya yang dipamerkan.
k. Seksi Konsumsi
Saat pembukaan pameran umumnya disediakan kudapan atau hidangan bagi tamu undangan. Seksi Konsumsi
bertugas menyediakan dan mengatur konsumsi ketika pembukaan pameran tersebut. Seksi konsumsi juga
bertanggung jawab menyediakan dan mengatur konsumsi dalam kegiatan kepanitian pameran.
4. Menentukan Waktu dan Tempat Kegiatan Pameran
Penentuan waktu pameran yang diselenggarakan bersamaan dengan pekan seni di sekolah biasanya dilakukan saat
tidak ada kegiatan pembelajaran di kelas seperti pada akhir semester atau tahun ajaran menjelang hingga saat
pembagian raport. Hal ini dimaksudkan agar penyelenggaraan pameran tidak mengganggu kegiatan belajar dan
dapat diikuti serta disaksikan oleh segenap warga sekolah.
Penentuan tempat pameran disesuaikan dengan kondisi sekolah dan ukuran, jumlah serta karakteristik karya yang
akan dipamerkan, apakah akan dilakukan di kelas, di aula, gedung serba guna, di halaman sekolah atau tempat lain
di luar sekolah.
5. Menyusun Agenda Kegiatan Kegiatan Pameran
Penyusuan agenda kegiatan dimaksudkan untuk memberikan kejelasan waktu pelaksanaan kepada semua fihak
yang berkaitan dengan proses penyelenggaraan pameran. Agenda kegiatan disusun dalam sebuah tabel dengan
mencantumkan komponen jenis kegiatan dan waktu (biasanya dalam bulan, minggu dan tanggal).
6. Menyusun Proposal Kegiatan Kegiatan Pameran
Penyusunan proposal kegiatan sangat bermanfaat dalam kegiatan persiapan pameran. Proposal kegiatan dapat
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pameran. Selain itu, proposal ini juga dapat digunakan
untuk mencari dana dari berbagai pihak (sponsorship) untuk membantu kelancaran penyelenggaraan pameran.
Secara umum sistematika isi proposal biasanya mencakup: latar belakang, tema, nama kegiatan, landasan/dasar
penyelenggaraan, tujuan kegiatan, susunan panitia, anggaran biaya, jadwal kegiatan, ketentuan sponsorship, dan
lain-lain.

43. Perbedaan seni rupa murni dan seni rupa terapan


Perbedaan Seni Rupa Murni dan Terapan – Jenis, Fungsi, Bentuk dan Contohnya
Seni rupa murni merupakan hasil karya seni yang dibuat oleh seorang seniman fungsinya melainkan semata-mata
hanya untuk dinikmati keindahannya saja. Kebanyakan seni rupa yang dapat ditemui merupakan hasil yang
memberikan arti simbolik. fungsi dari hasil karya tersebut hanya sebagai lukisan keindahannya saja tanpa bisa
dipakai untuk kegiatan sehari-hari.
Seni rupa terapan merupakan salah satu jenis seni rupa yang hasil karyanya sengaja dibuat untuk membantu
kegiatan manusia. dalam seni rupa terapan tinggi atau rendahnya nilai estetika sejatinya tidak terlalu menjadi
bahan pertimbangan. seni rupa terapan bisa ditemukan semua benda yang kita temukan dalam kehidupan sehari-
hari, karena nilai guna fokus utama. seniman yang membuat hasil seni karya seni rupa terapan harus
mempertimbangkan sisi keamanan, kenyamanan. nilai guna serta tentunya nilai estetika. Berikut ini kita bahas
perbedaannya.

Perbedaan Dari Jenis Karyanya


Jenis karya seni rupa Murni

Seni lukis merupakan kegiatan pengolahan unsur-unsur seni rupa seperti garis,bidang,warna dan tekstur pada
bidang dua dimensi, adapun seni lukis yang kita kenal saat ini dibuat pada kanvas, dapat disebut seni lukis modern.
(baca juga : jenis seni lukis)
Seni grafis merupakan cabang seni yang tergolong kedalam bentuk dua dimensi. pada awalnya jenis merupakan
keterampilan untuk mencetak atau memperbanyak tulisan.
Jenis seni rupa Terapan

Arsitektur (seni dalam pembangunan rumah) masuk ke dalam seni terapan yang sering ditemui. Pembuatan
bangunan gedung, rumah, sekolah
Dekorasi merupakan jenis seni rupa terapan untuk menghias suatu ruangan yang lebih indah daripada yang
sebelumnya yang sering kita temui beberapa acara pertunjukan, perkawinan, pameran dan acara lainnya.
Seni Ilustrasi, karya bentuk gambar atau foto sering di pakai buku pelajaran sekolah dasar untuk mempermudah
pembaca isi suatu cerita atau artikel
Keterampilan Tangan disebut juga seni kriya, mempunyai fungsi untuk mempermudah mengolah bahan baku yang
dapat ditemukan di lingkungan sekitar. bahan baku biasanya diolah menjadi benda yang mempunyai nilai estetis
dan bernilai pakai.
Seni Grafis ( seni rupa dalam pembuatan teknik cetak), biasanya digunakan mengunakan kertas. karya seni grafis
mempunyai arti sebagai alat komunikasi.
Seni rupa Terapan dapat diartikan menurut fungsi,wujud dan bentuknya.
Perbedaan dari Fungsinya
Fungsi seni Terapan

1. Sebagai kebutuhan Pokok

Pangan – Dalam makanan membutuhkan segi warna, keindahan, rasa yang mempunyai citarasa yang lezat
Sandang (Pakaian) – Sebagai pelindung tubuh dari kondisi lingkungan tetapi sebagai sarana sosial sebagai identitas
budaya masyarakat
Papan- Dalam tatanan nilai seni suatu rumah akan menjadi lebih nyaman untuk layak ditempati
2. Sebagai kebutuhan Sosial

Pendidikan seni-manusia akan mempunyai kehalusan di budi pekerti, seni dapat mengolah kepekaan manusia
terhadap lingkungan sekitar dengan hal-hal yang berkaitan dengan keindahan.
Keagamaan- Tempat ibadah sebuah ungkapan manusia yang bernilai keindahan selain nilai religi
Ritual kehidupan-Ritual kehidupan yang dulu dilakukan setiap manusia yang berkaitan dengan seni misalnya
dekorasi, tempat upacara adat
karya seni rupa terapan selain di ciptakan sebagai benda yang praktis dapat juga dinikmati keindahannya antara
lain:

Sebagai sarana ritual keagamaan atau kerohanian


Sebagai sarana pendidikan moral masyarakat
Sebagai sarana pengungkapan ekspresi pribadi
Sebagai sarana untuk mengenang suatu kejadian
Fungsi seni rupa Murni

Seni rupa murni yang berfungsi untuk memuaskan batin di dalam ciptaannya yang lebih utama nilai keindahan
yang manusia yang berisi nilai budaya diapresiasikan pola kelakuan dengan media titik, garis, bidang, bentuk,
warna, tekstur, dan gelap terang ditata dengan prinsip tertentu hingga menghasilkan suatu karya yang indah dan
bermakna. seni rupa murni biasanya mempunyai keunikan atau ciri khas tersendiri.

Perbedaan dari Cara Pembuatannya


Pembuatan seni rupa Murni

Berdasarkan pembuatan seni rupa menggunakan medianya :

Media Kertas
Kanvas
Dinding- digunakan pena atau pahatan
Pembuatan seni rupa Terapan

Suatu ukiran yang mengolah permukaan objek dengan membuat ketinggian sehingga memunculkan rupa yang
indah dan ukiran biasa di gunakan pada berbagai perabotan misalnya kursi, meja, pintu dan lain-lain. seni rupa
murni dan terapan adalah dua kutub yang berbeda berdasarkan pada konsep penciptaan, tetapi keduanya adalah
seni dan yang satu tak melebihi nilai yang lain. seni rupa murni mempunyai dua fungsi estetis dan praktis,
sedangkan seni rupa terapan mempunyai dua fungsi artistik dan estetis.

Bentuk seni rupa murni bebas sesuai ekspresi pembuat, sedangkan bentuk seni terapan menyesuaikan fungsi dan
selera masyarakat.

Perbedaan dari Bentuknya


Bentuk seni Terapan

Berdasarkan wujud dan ukurannya , karya seni rupa dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
Karya seni terapan dwi matra ( dua dimensi)
Karya seni terapan tri matra ( tiga dimensi)
Bentuk Karya Seni Rupa Murni

Berdasarkan dimensinya, karya seni rupa terbagi menjadi dua jenis yaitu :

Karya dua Dimensi- Karya seni rupa yang memiliki dua ukuran (Panjang dan Lebar)
Karya tiga Dimensi- Karya seni rupa yang memiliki tiga ukuran (panjang, lebar dan tebal) atau memiliki ruang.
Perbedaan Dari Ragam Karya Seni
Seni Rupa Terapan

Penciptaan karya seni rupa terapan harus dipertimbangkan berbagai aspek, yaitu aspek fungsi, warna, dan teknik
reproduksi. berdasarkan ukuran, karya seni dibedakan menjadi karya seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi antara
lain :

Seni rupa dua dimensi mempunyai ukuran panjang, lebar,. karya seni rupa termasuk dalam seni rupa dua dimensi,
misalnya seni lukis, seni grafis, dan seni wayang
seni rupa tiga yang mempunyai ukuran, panjang, tinggi, lebar. karya seni rupa tiga dimensi didapat pada karya seni
patung, seni bangunan, seni keramik.
Seni rupa murni

Seni lukis Daerah, seni lukis salah satu cabang seni yang berdimensi dua yang menumbuhkan cat diatas bidang
yang datar dan mengekspresikan berbagai makna atau nilai subjektif yang melekat pada lukisan oleh budaya yang
mempengaruhi yang memiliki pelukis yang mengandung nilai budaya daerah

Contoh Seni Rupa Murni dan Terapan


Sedangkan contoh dari seni rupa murni ada :

Lukisan
Patung
Grafiti
Kaligrafi
Relief
Seni Koreografi
Seni Fotografi
Sedangkan contoh dari seni rupa terapan ada:

Desain Grafis
Desain Arsitektur
Desain Pakaian
Desain Produk
Kriya Kayu
Kriya Bambu
Kriya Kulit
Kria Logam
Kria Rotan
Ukiran
Batik
Guci dari tanah liat
Anyaman
Keramik
Kerajinan Furniture
Kerajinan tangan (handycraft)
Seni tembikar
Rumah atau bangunan
Dekorasi
Busana
Poster
Sepatu
Peralatan Makan
Peralatan Dapur
Senjata Tradisional
Alat Transportasi
Kain Batik
Meja
Kursi
Jadi dari pembahasan di atas dapat disimpulkan, seni rupa murni itu hanya dibuat oleh seorang seniman saja
melainkan semata-mata untuk dinikmati keindahannya dapat memberikan hasil arti dari simbolik, sedangkan seni
rupa terapan dapat di produksi secara massal. Seni rupa murni memiliki kerumitan tersendiri dari mulai proses
pembuatan hingga selesai dan diapresiasikan nilai budaya dan keindahan, sedangkan seni rupa terapan lebih
bersifat praktis guna mengejar fungsi yang akan didapat dan mempunyai fungsi estetis(keindahan) juga fungsi
pragmatis yakni memenuhi kebutuhan manusia.

44. Mendeskripsikan langkah langkah pembuatan batik tulis dengan menggambarkan model yang menggunakan
bahan pewarna remashol
aligus, yaitu teknik canting dan teknik colet dalam satu kain.

Alat dan bahan yang diperlukan:

1. Canting untuk menggambar.


Canting Batik
Canting Batik
2. Malam (lilin untuk membatik) dan kompor dan wajan untuk mencairkan malam.
Malam batik, kompor listrik dan wajan
Malam batik, kompor listrik dan wajan

3. Pewarna batik Remasol.


Pewarna kimia batik (Remasol)
Pewarna kimia batik (Remasol)

4. Waterglass untuk proses kancing warna (agar tidak luntur).


Waterglass untuk kancing warna batik (agar tidak luntur)
Waterglass untuk kancing warna batik (agar tidak luntur)

Berikut langkah-langkahnya :

Pertama-tama siapkan dulu konsep batik yang akan kita buat. Di sini saya ingin membuat sebuah batik dengan
motif kumpulan ikan yang sedang berenang di air laut yang beriak.
1. Langkah pertama adalah siapkan kain mori (kain yang biasa digunakan untuk membatik) dari bahan katun. Lalu
buat pola motif batik yang kita inginkan menggunakan pensil pada kertas karton, yang nantinya akan saya gunakan
sebagai acuan agar memudahkan menggambar di kain.

2. Menjiplak /Ngemal (taruh karton di atas meja kaca lalu taruh kain di atasnya sehingga memudahkan kita
memindah gambar dari karton ke kain mori).

3. Siapkan canting dan cairan malam (malam khusus batik, bisa kita dapatkan di toko-toko yang menjual alat-alat
membatik) yang sudah dipanaskan di atas kompor, lalu ciduk cairan malamnya agar tertampung pada cantingnya.
Goreskan mengikuti sketsa pola pada kain yang tadi. Jangan lupa cairan malamnya harus tembus ke belakang kain.
Lakukan terus sampai seluruh kain selesai dicanting.

Proses mencanting sesuai pola gambar pensil


Proses mencanting sesuai pola gambar pensil

Bagian kain yang tertutupi oleh malam itu yang nanti warnanya akan tetap putih.
Langkah-langkah diatas itulah yang disebut teknik canting. Karena disini kita menggunakan dua teknik sekaligus
yaitu teknik canting dan teknik colet, jadi mari kita lanjut ke teknik coletnya.

4. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah memilih warna untuk mewarnai motif pada batik kita. Disini
saya menggunakan pewarna kimia yaitu Remasol. Kenapa saya memilih remasol, karena pewarna ini mudah
digunakan untuk pemula, karena tinggal mencampur dengan air dingin saja. Disamping itu pewarna remasol
memiliki karakter warna yang cerah.

5. (Pewarnaan) Ambil kuas, celupkan kuas pada pewarna remasol, lalu lukiskan pada kain seolah-olah kita sedang
mewarnai/melukis. Lukiskan sampai seluruh kain diisi warna.Inilah yang di sebut teknik colet.

Sekarang proses nyanting dan nyolet selesai. Yang dicanting waktu pertama itu untuk menghasilkan warna putih
dan yang dicolet untuk menghasilkan warna warna lain. Setelah selesai kita tunggu kain yang telah diwarna
mengering dan tunggu beberapa saat.

Pencoletan warna pada batik


Pencoletan warna pada batik

Pewarnaan selanjutnya sesuai keinginan


Pewarnaan selanjutnya sesuai keinginan
Dengan teknik colet, pewarnaan lebih fleksibel
Dengan teknik colet, pewarnaan lebih fleksibel

Batik tulis lukis motif ikan yang sudah selesai


Batik tulis lukis motif ikan yang sudah selesai

6. Proses selanjutnya adalah proses kancing warna, yaitu proses perendaman batik pada larutan waterglass supaya
batik yang kita buat tidak mudah luntur. Caranya: gunakan waterglass secukupnya hanya sampai kain tampak
basah saja. Pencelupan pada waterglass ditunggu semalam. Setelah itu kain diangkat kemudian dibilas dengan air
bersih sampai hilang warna warna residu yang menempel pada batik. Setelah itu angkat dan tiriskan di tempat
teduh sampai tidak ada air lagi yang menetes dari kain.
Mencelup batik pada waterglass untuk kancing warna
Mencelup batik pada waterglass untuk kancing warna

7. Sekarang tinggal melepaskan malam/lilin dari kain. Caranya panaskan beberapa liter air yang telah dicampurkan
dengan soda kostik, panaskan sampai mendidih. Lalu masukan kain tadi ke dalam air tersebut sambil diaduk aduk
dan sesekali diangkat sedikit, proses inilah yang disebut dengan pelorodan. Maka malam yang menempel di kain
akan meleleh dan terlepas dari kain saat proses pelorodan tersebut.

8. Jika malam sudah tidak menempel di kain, cepat cepat kain di masukan ke dalam air dingin lalu dikucek-kucek
menggunakan tangan agar sisa-sisa malam yang menempel dapat seluruhnya terangkat. Jika kain sudah bersih
seluruhnya dari sisa-sisa malam, kain dapat dijemur dan diperlakukan seperti kain biasa lain
http://www.batikbumi.net/2016/09/cara-membuat-batik-tulis-lukis.html?m=1

45. Menganalisis teknik pembuatan patung hasil modifikasi dari bahan semen.
Cayo Indonesia

MENU

Cara mudah membuat patung dari semen

Patung Indonesia Patung Indonesia, Seni dan Budaya

Cara mudah membuat patung dari semen. Seni mematung adalah suatu karya seni bentuk tiga dimensi hasil karya manusia
yang sudah atau telah diakui secara khusus. Seseorang yang membuat patung disebut juga pematung. Karya seni patung
adalah karya seni yang dapat bertahan lama karena terbuat dari bahan - bahan yang mampu bertahan dari cuaca panas dan
hujan seperti patung semen dan patung batu pahat yang sering kita jumpai disekitar Kita.

Seiring makin rasionalnya pemikiran manusia,patung tidak lagi dijadikan sebagai berhala untuk disembah dan seiring
semakin berkembangnya jaman, kini patung menjadi karya seni yang memiliki nilai tinggi dimata para pecintanya.
Apakah Anda tertarik belajar membuat patung ?, bagaimana cara simple membuat patung dari bahan semen. Cara
membuat patung dari bahan semen sangatlah mudah, yang pertama harus Anda siapkan adalah bahan dan peralatan
pembuatan patungnya.

Bahan dan peralatan yang harus dipersiapkan untuk membuat patung dari semen diantaranya

ilustrasi gambar Cara mudah membuat patung dari semen

cara membuat patung

Sarung tangan plastik

Semen putih

Ember

Air

Cetakan patung ( Gunakan saja celengan plastik)

Pisau Cutter

Lakban

dan terahir adalah untuk finishing Cat

Untuk membuat patung dari semen sangatlah mudah, setelah Anda mempersiapkan semua bahan tersebut diatas, yang
pertama - tama harus Anda lakukan adalah membuat cetakanya.Untuk membuat cetakan Anda tidak usah bingung gunakan
saja celengan yang terbuat dari bahan bahan plastik seperti celengan Ayam, celengan katak dan banyak bentuk celengan
plastik yang bisa Anda dapat dipasar.

Baca juga [ cara mudah membuat replika kapal dari bahan koran bekas ]

Tahap selanjutnya setelah Anda mendapatkan celengan tersebut ialah melubangi celengan pada bagian ujungnya, tidak
perlu terlalu lebar karena fungsi lubang tersebut adalah untuk memasukan campuran semen dan air yang telah Anda aduk
rata pada ember . Jika tangan Anda tidak mau kotor gunakanlah sarung tangan plastik yang telah Anda siapkan tadi.

Setelah ujung celengan dilubangi belah celengan menjadi dua bagian yang sama kemudian satukan dua bagian tadi dengan
menggunakan lakban agar mudah dibuka pada saat nanti patung semen mau dikeluarkan dari cetakan.

Gunakanlah cat untuk finishing patung bebas tergantung imajinasi Anda, Jika semua cara tersebut diatas dijalankan dengan
benar dan tekun Andapun bisa menjadi seorang pematung semen. Selamat mencoba cara mudah membuat patung dari
semen. Semoga bermanfaat.

https://www.indonesiacayo.com/2014/09/cara-mudah-membuat-patung-dari-semen.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai