Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil

EVALUASI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA,


LINGKUNGAN, DAN MUTU (K3LM) PROYEK KONTRUKSI PADA
PT. WASKITA KARYA
(Studi Kasus Pada Proyek DSDP II ICB 1)
A.A. Bayu Maha Kesuma Putra1, Ida Ayu Rai Widhiawati2 dan Ida Bagus Rai Adnyana2
1
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar
2
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar
e-mail: bayu_bullete@yahoo.com

Abstrak : Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Lingkungan, dan Mutu (K3LM) merupakan suatu citra
yang sangat didambakan oleh setiap kontraktor dalam memberikan jasa kepada pemilik proyek, baik
dalam hal jasa pelayanan maupun jasa produksi. Pengertian K3LM dalam konteks industri jasa
konstruksi dapat didefinisikan melalui berbagai pendekatan, tetapi pada prinsipnya adalah
conformance to requirement, yaitu hasil yang dikerjakan sesuai dengan apa yang sudah diisyaratkan
atau yang distandarkan. Namun tingkat kepedulian perusahaan jasa konstruksi di Indonesia terhadap
K3LM masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perusahaan jasa konstruksi yang hanya
memperhatikan K3 atau mutu saja tanpa memperdulikan lingkungan. OHSAS 18001:2007 tentang
K3, ISO 14001:2004 tentang Lingkungan, dan ISO 9001:2000 tentang Mutu merupakan suatu standar
internasional yang mengatur mengenai sistem K3LM. PT. Waskita Karya sebagai suatu perusahaan
yang bergerak pada bidang jasa konstruksi telah mendapatkan sertifikat OHSAS 18001:2007, ISO
14001:2004, dan ISO 9001:2000 dan dapat menerapkannya dalam pelaksanaan proyek-proyek
konstruksi. Dalam tugas akhir ini, permasalahan yang diangkat adalah bagaimana penerapan K3LM
dan faktor-faktor apa yang menjadi kendala dalam penerapan K3LM pada proyek pembangunan
DSDP II ICB 1. Untuk mengetahui penerapan standar K3LM dalam pelaksanaan proyek konstruksi
tersebut, maka dilakukan observasi pada pelaksanaan konstruksi dan wawancara dengan personil
yang terkait dalam pelaksanaan proyek konstruksi tersebut. Penilaian penerapan standar keselamatan
dan kesehatan kerja OHSAS 18001:2007, lingkungan 14001:2004, dan mutu 9001:2000 ini didapat
dengan metode skor audit dan skala pengukuran variable menggunakan skala likert. Dari hasil
analisis data pada PT. Waskita Karya di proyek DSDP II ICB 1 penerapan standar keselamatan dan
kesehatan kerja OHSAS 18001:2007 persentase rata-rata sebesar 89,96% termasuk dalam kategori
baik sekali, penerapan standar lingkungan ISO 14001:2004 persentase rata-rata sebesar 84,43%
termasuk dalam kategori baik sekali, penerapan standar mutu ISO 9001:2000 persentase rata-rata
sebesar 87,26% termasuk dalam kategori baik sekali. Faktor-faktor yang menjadi kendala dalam
penerapan K3LM adalah faktor tenaga kerja (SDM), metode atau prosedur kerja, dan material berupa
form atau dokumen sehingga penerapan K3LM tidak mencapai 100%.

Kata Kunci: OHSAS 18001:2007, ISO 14001:2004, ISO 9001:2000, K3LM

EVALUATION ON SAFETY AND HEALTH APPLICATION,


ENVIRONMENT, AND QUALITY (K3LM) PROJECT CONSTRUCTION AT
PT.WASKITA KARYA
(Case Study at project of DSDP II ICB 1)
Abstract: Work Health and Safety, Environment and Quality (K3LM) an image at highly coveted by
every contractor in providing a service to the project owner, both in terms of services and production
services. Terms of K3LM in the context of construction service industry can be defined through a
variety of approaches, but the principle is conformance to requirements, that the results has been done
in accordance with what has been determined or standardized. But the level of concern for of the
construction company in Indonesia to K3LM were still low. It can be seen from several construction
companies that only pay attention to K3 or without considering the environment quality. OHSAS
18001:2007 on K3, ISO 14001:2004 on Environment, and ISO 9001:2000 on Quality is an
international standard that governs the system of K3LM. PT. Waskita Karya is a company engaged in
the field of construction services have been certified by OHSAS 18001:2007, ISO 14001:2004, and
ISO 9001:2000 and can apply it in the implementation of construction projects. In this study, the issue
raised that how were application of K3LM and factors become obstacles in the implementation of
K3LM on development projects of DSDP II ICB 1. To determine the application of K3LM standards
in the implementation of construction projects, then made observations on the construction and
interviews with personnel involved in the implementation of construction projects. Assessment of the
implementation of work health and standard safety of OHSAS 18001:2007, environment 14001:2004
and quality 9001:2000 it was obtained by the method of audit and variable measurement scales by
using Likert scale. From the analysis of the data in the PT. Waskita Karya in the project of DSDP II
ICB 1 application of work health and safety standard of OHSAS 18001:2007 average percentage of
89.96% it is in the excellent category, the application of ISO 14001:2004 environment standard owith
average percentage of 84.43% in excellent category, application of ISO 9001:2000 average
percentage of quality standard of 87.26% it is in excellent category. The obstacle factor in application
of K3LM were labor factor (HR) work methods or procedures, and material in the form or document
so that the application so that K3LM do not reach 100%.

Keywords: OHSAS 18001:2007, ISO 14001:2004, ISO 9001:2000, K3LM

I-1
Evaluasi Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, ...........................(Bayu, Widhiawati, dan Adnyana)

PENDAHULUAN memecahkan permasalahan

Tingkat kepedulian perusahaan jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


konstruksi di Indonesia terhadap keselamatan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
kesehatan kerja, lingkungan, dan mutu (K3LM) merupakan faktor yang paling penting dalam
masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pencapaian sasaran tujuan proyek. Hasil yang
perusahaan jasa konstruksi yang hanya maksimal dalam kinerja biaya, mutu dan waktu
memperhatikan K3 atau mutu saja tanpa tiada artinya bila tingkat keselamatan kerja
memperhatikan lingkungan. Dalam era globalisasi terabaikan.
ini penerapan K3LM sangat penting. Ini
ditunjukan dengan adanya standarisasi Penyusunan Program K3 dengan OHSAS
internasional yaitu OHSAS 18001:2007, ISO 18001
14001:2004, dan ISO 9001:2000. Penyusunan program K3 harus
PT. Waskita Karya adalah perusahaan mendokumentasikan dan terdiri atas :
kontraktor nasional yang telah menerapkan standar 1. Siapa yang menyusun dan bertanggung jawab
K3LM pada pelaksanaan proyek-proyek jasa terhadap program K3
konstruksi. Salah satunya pada proyek 2. Apa isi program K3 yang akan dilaksanakan
pembangunan DSDP (Denpasar Sewerage 3. Bagaimana dan kapan harus mencapai tujuan
Development Project) II ICB.l. program K3
4. Peninjauan program baik keberhasilan dan
TINJAUAN PUSTAKA kegagalannya secara berkala
5. Selalu melakukan inovasi-inovasi terhadap
Proyek Konstruksi program yang sudah dibuat
Proyek Konstruksi merupakan suatu 6. Implementasi program yang terukur
rangkaian kegiatan yang hanya satu kali 7. Tujuan dan sasaran K3 memiliki jadwal yang
dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu tepat, biaya ekonomis, serta hasil pencapaian
pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut, yang terukur.
terdapat suatu proses yang mengolah sumber daya 8. Struktur Organisasi K3 dalam perusahaan.
proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa
bangunan. Proses yang terjadi dalam rangkaian Peralatan Standar Keselamatan dan Kesehatan
kegiatan tersebut tentunya melibatkan pihak-pihak Kerja (K3) di Proyek Konstruksi
yang terkait, baik secara langsung maupun tidak 1. Pakaian Kerja
langsung. Hubungan antara pihak-pihak yang 2. Sepatu Kerja
terlibat dalam suatu proyek dibedakan atas 3. Kacamatan Kerja
hubungan fungsional dan hubungan kerja. 4. Penutup Telinga
Jenis-jenis Proyek Konstruksi 5. Sarungan tangan
Proyek Konstruksi dapat dibedakan 6. Helm
menjadi dua jenis kelompok bangunan, yaitu 7. Masker
(Ervianto, 2005): 8. Jas Hujan
1. Bangunan gedung : rumah, kantor, pabrik dan 9. Sabuk Pengaman
lain-lain. Ciri-ciri kelompok bangunan ini 10. Tangga
adalah : 11. P3K
a. Proyek konstruksi menghasilkan tempat 12. Alat Pemadam Api (Fire Extinguisher)
orang bekerja atau tinggal
b. Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang Pengenalan Sistem Manajemen Mutu ISO
relatif sempit dan kondisi pondasi pada 9001:2000
umumnya sudah diketahui. Pengertian ISO
c. Manajemen dibutuhkan, terutama untuk ISO (The International Organization for
progressing pekerjaan. Standardization) adalah badan standar dunia yang
2. Bangunan sipil : jalan, jembatan, bendungan, dibentuk untuk meningkatkan perdagangan
dan infrastruktur lainnya. Ciri-ciri dari internasional yang berkaitan dengan barang dan
kelompok bangunan ini adalah : jasa. ISO merupakan organisasi international
a. Proyek konstruksi dilaksanakan untuk khusus dalam hal standarisasi. Saat ini, ISO adalah
mengendalikan alam agar berguna bagi sebuah organisasi international yang terdiri dari
kepentingan manusia. 130 negara yang berkedudukan di Jenewa, Swiss.
b. Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang Organisasi international itu terdiri dari lembaga
luas atau panjang dan kondisi pondasi standar nasional, meliputi anggota masyarakat
sangat berbeda satu sama lain dalam suatu Ekonomi Eropa dan Asosiasi Perdagangan Bebas
proyek. Eropa, Amerika Serikat, Jepang, China, Singapura
c. Manajemen dibutuhkan untuk dan lain-lain (Suardi, 2004).

I-2
Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil

Tujuan ISO aspek lingkungan yang diidentiflkasi oleh


Tujuan ISO adalah mengembangkan dan organisasi sebagai aspek yang dapat dikendalikan
mempromosikan standar-standar untuk umum dan aspek yang dapat dipengaruhi. Standar ini
yang berlaku secara internasional. Tujuan utama tidak menetapkan kriteria kinerja lingkungan
dari ISO adalah sebagai berikut: tertentu.
1. Organisasi dapat mencapai dan Standar ini berlaku untuk organisasi
mempertahankan kualitas produk atau jasa apapun yang bermaksud untuk :
yang dihasilkan, sehingga secara a) menetapkan, menerapkan, memelihara dan
berkesinambungan dapat memenuhi meningkatkan sistem manajemen lingkungan;
kebutuhan para pembeli. b) memastikan kesesuaian organisasi dengan
2. Organisasi dapat memberikan keyakinan kebijakan lingkungannya;
kepada pihak manajemennya sendiri bahwa c) menunjukkan kesesuaian dengan standar ini
kualitas yang dimaksudkan itu telah dicapai melalui:
dan dapat dipertahankan. 1) melakukan penetapan sendiri (self-
3. Organisasi dapat memberikan keyakinan determination) dan swa-deklarasi (self-
kepada pihak pembeli bahwa kualitas yang declaration); atau
dimaksudkan itu telah atau akan dicapai dalam 2) memperoleh konfirmasi kesesuaian dari
produk atau jasa yang dijual. pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap organisasi tersebut, seperti
Manfaat Penerapan ISO pelanggan; atau
Manfaat dari penerapan ISO 9001:2000 3) memperoleh konfirmasi terhadap swa-
telah diperoleh banyak perusahaan. Beberapa deklarasi dari pihak eksternal; atau
manfaat dapat dicatat sebagai berikut: 4) memperoleh sertifikasi/registrasi untuk
1. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan sistem manajemen lingkungannya dari
pelanggan melalui jaminan kualitas yang organisasi lain
terorganisasi dan sistematik. Proses
dokumentasi dalam ISO 9001:2000 Persyaratan Umum Sistem Manajemen
menunjukkan bahwa kebijakan, prosedur, dan Lingkungan
instruksi yang berkaitan dengan kualitas telah Organisasi harus menetapkan,
direncanakan dengan baik. mendokumentasikan, menerapkan, memelihara
2. Perusahaan yang telah bersertifikat ISO dan memperbaiki sistem manajemen lingkungan
9001:2000 diijinkan untuk mengiklankan secara berkelanjutan sesuai dengan persyaratan
pada media masa bahwa sistem Manajemen standar ini dan menentukan bagaimana organisasi
Kualitas dari perusahaan telah diakui secara akan memenuhi persyaratan tersebut.Organisasi
internasional. Hal ini berarti meningkatkan harus menetapkan dan mendokumentasikan
citra perusahaan serta daya saing dalam lingkup sistem manajemen lingkungannya.
memasuki pasar global.
Kebijakan lingkungan
Klausul-klausul ISO 9001:2000 Manajemen puncak harus menetapkan
ISO 9001:2000 terdiri dari 8 elemen kebijakan lingkungan organisasi dan memastikan
(Gasperz, 2003) sebagai berikut : bahwa kebijakan dalam lingkup sistem manajemen
1. Klausul 1 Ruang Lingkup lingkungannya :
2. Klausul 2 Referensi Normatif a) sesuai dengan sifat, ukuran dan dampak
3. Klausul 3 Istilah dan Definisi lingkungan dari kegiatan, produk dan jasanya;
4. Klausul 4 Sistem Manajemen Kualitas b) adanya komitmen pada perbaikan
5. Klausul 5 Tanggung Jawab Manajemen berkelanjutan dan pencegahan pencemaran;
6. Klausul 6 Manajemen Sumber Daya c) adanya komitmen untuk menaati peraturan
7. Klausul 7 Realisasi Produk perundang-undangan yang berlaku dan
8. Klausul 8 Pengukuran Analisis dan persyaratan lain yang diikuti organisasi, yang
Peningkatan terkait dengan apsek lingkungannya;
d) menyediakan kerangka untuk menentukan dan
Sistem Manajemen Lingkungan mengkaji tujuan dan sasaran lingkungan;
Standar ini menetapkan persyaratan
sistem manajemen lingkungan untuk e) mendokumentasikan, diterapkan dan
memungkinkan organisasi mengembangkan dan dipelihara;
menerapkan kebijakan dan tujuan yang f) dikomunikasikan kepada semua orang yang
memperhitungkan persyaratan peraturan bekerja pada atau atas nama organisasi; dan
perundang-undangan dan ketentuan lain yang
diikuti organisasi dan informasi mengenai aspek Perencanaan
lingkungan penting. Standar ini berlaku untuk Organisasi harus menetapkan,

I-3
Evaluasi Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, ...........................(Bayu, Widhiawati, dan Adnyana)

menerapkan dan memelihara prosedur untuk : pada persyaratan peraturan perundang-


a) mengidentifikasi aspek lingkungan kegiatan, undangan dan persyaratan lain yang terkait
produk dan jasa dalam lingkup sistem manajemen dengan aspek lingkungan; dan
lingkungan, yang dapat dikendalikan dan yang h) rekomentasi perbaikan.
dapat dipengaruhi dengan memperhitungkan Keluaran tinjauan manajemen harus
pembangunan yang direncanakan atau baru; termasuk setiap keputusan dan tindakan terkait
kegiatan, produk dan jasa yang baru atau yang dengan perubahan pada kebijakan, tujuan dan
diubah; dan sasaran lingkungan serta unsur lain sistem
b) menentukan aspek yang mempunyai atau manajemen lingkungan, sesuai dengan komitmen
dapat mempunyai dampak penting terhadap pada perbaikan berkelanjutan.
lingkungan (yaitu aspek lingkungan penting).
Organisasi harus mendokumentasikan informasi Analisis Statistik
ini dan memelihara kemutakhirannya. Organsiasi Dalam analisa statistik digunakan skala
harus memastikan bahwa aspek lingkungan pengukuran yang merupakan kesepakatan yang
penting diperhitungkan dalam penetapan, digunakan sebagai acuan untuk menentukan
penerapan, dan pemeliharaan sistem manajemen panjang pendeknya interval yang ada dalam alat
lingkungannya. ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan
dalam pengukuran akan menghasilkan data
Penerapan dan Operasi kuantitatif. Salah satunya adalah skala likert. Skala
1. Sumber daya, peran, tanggung jawab dan likert adalah skala yang digunakan untuk
kewenangan mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
2. Kompetensi, pelatihan dan kesadaran atau sekelompok orang tentang kejadian atau
3. Komunikasi gejala sosial.
4. Dokumentasi Dengan skala likert maka variabel yang
5. Pengendalian dokumen akan diukur dijabarkan menjadi indikator-indikator
6. Pengendalian operasional tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
7. Kesiagaan dan tanggap darurat menyusun item-item instrument yang dapat berupa
pertanyaan-pertanyaan. Jawaban setiap item
Pemeriksaan instrument yang menggunakan skala likert
1. Pemantauan dan pengukuran mempunyai gradasi dari sangat positif sampai
2. Evaluasi penataan sangat negatif yang dapat berupa kata-kata antara
3. Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan lain (Sugiono,2004):
tindakan pencegahan - Skor 5 : Baik Sekali
4. Pengendalian rekaman - Skor 4: Baik
5. Audit Internal - Skor 3 : Sedang
- Skor 2 : Buruk
Tinjauan Manajemen - Skor 1: Buruk Sekali
Manajemen puncak harus meninjau sistem Sedangkan untuk perhitungan skor dipakai rumus
manajemen lingkungan organisasi, pada jangka sebagai berikut:
waktu tertentu, untuk memelihara kesesuaian, Total Skor ( A)
kecukupan dan efektivitas sistem yang Skor = x 100%
berkelanjutan. Tinjauan harus termasuk mengkaji Nilai Total ( B )
kesempatan untuk perbaikan dan keperluan untuk Dimana :
melakukan perubahan pada sistem manajemen Total Skor (A) = Total Nilai Skor (1-5)
lingkungan, termasuk kebijakan lingkungan, Nilai Total (B) = Total Nilai skor maksimum
tujuan dan sasaran lingkungan. Rekaman tinjauan
manajemen harus disimpan.
Masukan kepada tinjauan manajemen METODE PENELITIAN
termasuk :
a) hasil audit internal dan evaluasi penaatan Ide Permasalahan
terhadap persyaratan peraturan perundang- Bagaimanakah penerapan Keselamatan dan
undangan dan persyaratan lain yang diikuti Kesehatan Kerja, Lingkungan, dan Mutu (K3LM)
organisasi; yang dapat dilaksanakan oleh PT. Waskita Karya
b) komunikasi dari pihak eksternal yang dalam Proyek Pembangunan DSDP {Denpasar
berkepentingan, termasuk keluhan; Sewerage Development Project) II ICB.l.
c) kinerja lingkungan organisasi;
d) tingkat pencapaian tujuan dan sasaran; Penentuan Objek Studi
e) status tindakan perbaikan dan pencegahan; Pada tahapan ini penulis mengambil objek
f) tindak lanjut tinjauan manajemen sebelumnya; studi pada PT. Waskita Karya. Pada proyek
g) situasi yang berubah, termasuk perkembangan Pembangunan DSDP (Denpasar Sewerage

I-4
Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil

Development Project) II ICB.l di daerah Denpasar Analisis data


dan Sanur dengan mengacu kepada standar Dalam menganalisis, data yang didapat dari
OHSAS 18001:2007, ISO 14001:2004, dan ISO hasil wawancara dan Prosedur Operasi Sistem
9001:2000. Pekerjaan utama proyek ini adalah K3LM, digunakan untuk mengetahui penerapan
pemasangan pipa beton, diameter dan kedalaman system manajemen K3LM. Dalam mengevaluasi
pipa sesuai dengan gambar kerja, dengan penerapan Standar K3LM yang dilakukan PT.
bermacam-macam mainhole sesuai dengan tipe Waskita Karya pada Proyek Pembangunan DSDP
dan kedalaman mainhole. (Denpasar Sewerage Development Project) II
ICB.l di daerah Denpasar dan Sanur akan
Studi Literatur menggunakan sistem skor audit yang
Untuk menyelesaikan permasalahan yang dikembangkan dari skala likert. Kelebihan skala
ada, diperlukan studi literatur untuk mendapatkan likert adalah mudah dibuat dan ditafsirkan serta
landasan teori yang berhubungan dengan merupakan bentuk umum yang sering digunakan.
permasalahan yang akan diteliti serta digunakan Dalam penelitian ini sistem skor yang
sebagai dasar penyusunan kuisioner. Selain itu, digunakan adalah sebagai berikut:
studi literatur juga sangat dibutuhkan dalam a. Skor 1 (Buruk Sekali/BRS)
menentukan metode yang dipakai untuk mengolah Sistem Keselamatan, kesehatan kerja,
dan menganalisis data. Literatur yang digunakan lingkungan, dan mutu (K3LM) belum ada
dalam penelitian ini adalah tentang syarat OHSAS Dokumentasi tidak ada
18001:2007 untuk K3, standar ISO 14001:2004 Implementasi tidak ada
untuk lingkungan, dan Sistem Manajemen Mutu b. Skor2(Buruk/BR)
ISO 9001:2000. Sistem Keselamatan, kesehatan kerja,
lingkungan, dan mutu (K3LM) ada
Pembuatan Kuisioner Dokumentasi tidak ada
Daftar pertanyaan kuisioner dibuat Implementasi tidak terlaksana di lapangan
berdasarkan persyaratan standar OHSAS c. Skor 3 (Sedang/S)
18001:2007, ISO 14001:2004, dan ISO 9001:2000. Sistem Keselamatan, kesehatan kerja,
Secara garis besar isi kuisioner yang akan diajukan lingkungan, dan mutu (K3LM) ada
kepada responden adalah sebagai berikut: Dokumentasi ada tetapi tidak terorganisir
1. Tata cara mengisi kuisioner dengan baik
Bagian ini berisi penjelasan dan cara menjawab Implementasi tidak dilakukan secara penuh di
pertanyaan yang akan dijawab oleh responden. lapangan, (diterapkan > 50%)
2. Isi kuisioner d. Skor 4 (Baik/B)
Bagian ini berisikan 3 kelompok pertanyaan Sistem Keselamatan, kesehatan kerja,
yang akan dijawab oleh responden, sesuai lingkungan, dan mutu (K3LM) ada
dengan tugas dan tanggung jawab yang Dokumentasi ada dan terorganisir dengan baik
dilaksanakan. Kelompok pertanyaan itu adalah Implementasi tidak dilakukan secara penuh
: kelompok K3 terdiri dari 73 dilapangan, (diterapkan > 75%)
pertanyaan,kelompok lingkungan terdiri e. Skor 5 (Baik Sekali/BS)
dari 28 pertanyaan, dan kelompok mutu Sistem Keselamatan, kesehatan kerja,
terdiri dari 64 pertanyaan. lingkungan, dan mutu (K3LM) dan
dokumentasi sudah sesuai dengan OHSAS
Pengumpulan Data 18001:2007,ISO 14001:2004, dan ISO
Pada tahap ini, teknik pengumpulan data 9001:2000 dan implementasinya sudah
dilakukan dengan observasi dan hasil wawancara. sepenuhnya dilaksanakan di lapangan
Data yang didapat dari tahapan ini yaitu berupa (diterapkan 100%).
data sekunder berupa Prosedur Operasi Sistem
K3LM pada PT. Waskita Karya dan data primer Untuk kategori penilaian dalam skala Likert
berupa hasil kuisioner. Prosedur Operasi Sistem adalah sebagai berikut: (Sugiyono,2009) :
K3LM pada PT. Waskita Karya dibutuhkan untuk • Sangat Baik : (81 % sampai dengan 100%)
dijadikan bukti dari pelaksanaan K3LM dalam • Baik : (61% sampai dengan kurang dari < 80%)
proyek tersebut. • Sedang : (41% sampai dengan kurang dari <
Data yang didapat tersebut dianalisis untuk 60%)
mengetahui sejauh mana penerapan standar K3LM • Buruk : (21% sampai dengan kurang dari <
dan permasalahan yang dihadapi. Dalam pengisian 40%)
kuisioner ini dipilih 4 responden yaitu: Project • Buruk Sekali : (kurang dari < 20%)
Manager PT. Waskita Karya DSDP (Denpasar
Sewerage Development Project) II ICB.l,Site Pembahasan dan hasil
Manager DSDP,Kepala bagian K3LMproyek Hasil penilaian kuisioner dari responden
DSDP, dan Staf ahli pada proyek DSDP. yang telah dibuatkan tabulasi data, selanjutnya

I-5
Evaluasi Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, ...........................(Bayu, Widhiawati, dan Adnyana)

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai - Responen 4 (R4) : 325


berikut: Skor = Total Skor ( A) x100%
Skor = Total Skor ( A) x 100% Nilai Total ( B )
Nilai Total ( B ) 325
Dimana : Skor = x100%
Total Skor (A) = Total Nilai Skor (1-5) 365
Nilai Total (B) = Total Nilai skor maksimum Skor = 89,5%
Dari hasil nilai skor yang didapat, maka Penilaian penerapan K3 pada responden 4
dikategorikan sebagai berikut: termasuk dalam kategori Baik Sekali.
1. Sangat Baik : (81 % sampai dengan 100%) c. Rata-rata persentase K3 pada skala likert dari
2. Baik : (61% sampai dengan kurang dari < 80%) keempat responden adalah :
3. Sedang : (41% sampai dengan kurang dari < Hasil penilaian termasuk kategori Baik Sekali
60%) (81% sampai dengan 100%)
4. Buruk : (21% sampai dengan kurang dari <
40%) Rekapitulasi Penerapan Lingkungan
5. Buruk Sekali : (kurang dari < 20%) Persentase penerapan lingkungan dihitung
sebagai berikut :
a. Total nilai skor hasil interview 28 pertanyaan :
HASIL DAN PEMBAHASAN - Responden 1 (R1) : 134
- Responden 2 (R2) : 110
Rekapitulasi hasil kuisioner penerapan K3 - Responden 3 (R3) : 117
Persentase penerapan K3 (Keselamatan da - Responden 4 (R4) : 122
Kesehatan Kerja) dihitung sebagai berikut : Nilai skor maximum (B) lingkungan :
a. Total nilai skor hasil interview 73 pertanyaan : 5 x 28 = 140
- Responden 1 (R1) : 353 Nilai minimum lingkungan : 1 x 28 = 28
- Responden 2 (R2) : 327 Rentang interval : (140-28) : 5 = 22,4
- Responden 3 (R3) : 309 b. Maka penerapan lingkungan adalah :
- Responden 4 (R4) : 325 - Responen 1 (R1) : 134
Nilai skor maximum (B) K3) : 5x73 = 365 Skor = Total Skor ( A) x100%
Nilai minimum K3 : 1x73 = 73 Nilai Total ( B )
Rentang interval : (365-73) : 5 = 58,4 134
b. Maka penerapan K3 adalah : Skor = x100%
- Responen 1 (R1) : 353
140
Skor = 95,71%
Skor = Total Skor ( A) x 100%
Penilaian penerapan lingkungan pada responden 1
Nilai Total ( B )
termasuk dalam kategori Baik sekali.
353 - Responen 2 (R2) : 110
Skor = x100%
365 Skor = Total Skor ( A) x100%
Skor = 96,7% Nilai Total ( B )
Penilaian penerapan K3 pada responden 1 110
termasuk dalam kategori Baik Sekali. Skor = x100%
- Responen 2 (R2) : 327
140
Skor = 78,5%
Skor = Total Skor ( A) x 100%
Penilaian penerapan lingkungan pada responden 2
Nilai Total ( B )
termasuk dalam kategori Baik.
327 - Responen 3 (R3) : 117
Skor = x100%
365 Skor = Total Skor ( A) x100%
Skor = 89,5% Nilai Total ( B )
Penilaian penerapan K3 pada responden 2 117
termasuk dalam kategori Baik Sekali. Skor = x100%
- Responen 3 (R3) : 309
140
Skor = 83,5%
Penilaian penerapan lingkungan pada responden 3
Responden 3
termasuk dalam kategori Baik Sekali.
Skor = Total Skor ( A) x 100%
- Responen 4 (R4) : 122
Nilai Total ( B )
Skor = Total Skor ( A) x100%
309 Nilai Total ( B )
Skor = x100%
365 122
Skor = 84,6% Skor = x100%
140
Penilaian penerapan K3 pada responden 3
Skor = 87,14%
termasuk dalam kategori Baik Sekali.

I-6
Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil

Penilaian penerapan lingkungan pada responden 4 Hasil persentase rata-rata penilaian


termasuk dalam kategori Baik Sekali. penerapan K3LM pada PT. Waskita Karya (Proyek
c. Rata-rata persentase lingkungan pada skala DSDP II ICB 1) dapat diliht pada tabel 1.1.
likert dari keempat responden adalah :
Hasil penilaian termasuk kategori Baik Sekali Tabel 1.1 Rekapitulasi Hasil penilaian K3LM
(81% sampai dengan 100%) No Kriteria Persentase
1 Sistem Keselamatan dan 89,96%
Rekapitulasi Penerapan Manajemen Mutu Kesehatan Kerja
Persentase penerapan mutu dihitung sebagai 2 Sistem Lingkungan 84,43%
berikut : 3 Sistem Manajemen Mutu 87,26%
a. Total nilai skor hasil interview (A) 64 Rata-rata 87,21%
pertanyaan mutu (Lampiran A) : Sumber : Hasil Analisa 2012
- Responden 1 (R1) : 308
- Responden 2 (R2) : 257
- Responden 3 (R3) : 271 PENUTUP
- Responden 4 (R4) : 281
Nilai skor maximum (B) mutu : Kesimpulan
5 x 64 = 320 Dari hasil analisis penerapan sistem
Nilai minimum lingkungan : 1 x 64 = 64 manajemen keselamatan dan kesehatan kerja,
Rentang interval : (320-64) : 5 = 51,2 lingkungan dan mutu pada proyek pebangunan
b. Maka penerapan mutu adalah : DSDP (Denpasar Sewerage Development Project)
- Responen 1 (R1) : 308 II ICB.1 oleh PT. Waskita Karya, dapat
Skor = Total Skor ( A) x100% disimpulkan sebgai berikut :
Nilai Total ( B ) 1. a. Tingkat penerapan system kesehatan dan
308 keselamatan kerja OHSAS 18001:2007 PT.
Skor = x100% Waskita Karya pada proyek Pembangunan
320
DSDP II ICB.1 sebesar 89,96% termasuk
Skor = 96,25% dalam kategori baik sekali (81% sampai
Penilaian penerapan mutu pada responden 1 dengan 100%).
termasuk dalam kategori Baik sekali. b. Tingkat penerapan sistem manajemen
- Responen 2 (R2) : 257 lingkungan ISO 14001:2004 PT. Waskita
Skor = Total Skor ( A) x100% Karya pada proyek Pembangunan DSDP II
Nilai Total ( B ) ICB.1 sebesar 84,43% termasuk dalam
257 kategori baik sekali (81% sampai dengan
Skor = x100% 100%).
320
c. Tingkat penerapan system manajemen mutu
Skor = 80,31%
ISO 9001:2000 PT.Waskita Karya pada
Penilaian penerapan mutu pada responden 2
proyek Pembangunan DSDP II ICB.1
termasuk dalam kategori Baik sekali.
sebesar 87,26% termasuk dalam kategori
- Responen 3 (R3) : 271
baik sekali (81% sampai dengan 100%).
Skor = Total Skor ( A) x100%
2. Faktor-faktor yang menjadi kendala dalam
Nilai Total ( B )
penerapan sistem K3LM adalah faktor tenaga
271 kerja (SDM), metode atau prosedur kerja dan
Skor = x100%
320 material berupa form atau dokumen, seperti :
Skor = 84,68% a. Masih kurangnya tanggung jawab dari
Penilaian penerapan mutu pada responden 3 masing-masing personil dalam
termasuk dalam kategori Baik sekali. melaksanakan tugas sehingga penerapan-
- Responen 4 (R4) : 281 penerapan sistem manajemen K3LM tidak
Skor = Total Skor ( A) x100% dapat terlaksana secara maksimal.
Nilai Total ( B ) b. Masih adanya beberapa metode pelaksanaan
proyek dalam pengendalian
281 record/dokumentasi yang belum sesuai
Skor = x100%
320 dengan standar yang telah diterapkan
Skor = 87,81% perusahaan. Hal ini dikarenakan kurangnya
Penilaian penerapan mutu pada responden 4 form prosedur kerja sehingga instruksi kerja
termasuk dalam kategori Baik sekali. hanya disampaikan secara verbal tanpa
c. Rata-rata persentase mutu pada skala likert dari adanya form instruksi.
keempat responden adalah : c. Adanya beberapa kegiatan di proyek yang
Hasil penilaian termasuk kategori Baik Sekali belum didokumentasikan sebagai bukti dari
(81% sampai dengan 100%) kesesuaian bahwa telah diterapkan beberapa

I-7
Evaluasi Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, ...........................(Bayu, Widhiawati, dan Adnyana)

persyaratan-persyaratan dalam sistem digunakan saat melakukan aktifitas di proyek.


manajemen K3LM yang secara actual 4. Perlu adanya komitmen dari manajemen puncak
dilaksanakan pada proyek pembangunan perusahaan untuk melaksanakan sistem
DSDP II ICB 1. manajemen K3LM ini secara
berkesinambungan pada setiap proyek yang
Saran akan dilaksanakan.
Mengacu dari hasil penelitian tugas akhir 5. Perlu diadakannya penelitian mengenai
ini penulis menyarankan beberapa hal sebagai kepuasan pelanggan untuk lebih meyakinkan
berikut : hasil dari audit sistem manajemen K3LM.
1. Dari hasil penilaian kuesioner, PT. Waskita
Karya telah mendapatkan hasil yang sangat baik DAFTAR PUSTAKA
dalam penerapan sistem manajemen K3LM
pada proyek pembangunan DSDP II ICB.1. Anonimus. 2009. Rencana Keselamatan &
Hendaknya hasil tersebut dapat dipertahankan kesehtan Kerja, Lingkungan dan Mutu
dan diadakan peningkatan khususnya pada Denpasar Sewerage Development Project
pertanyaan-pertanyaan yang mendapatkan nilai II Package ICB 1. PT. Waskita Karya.
kurang maksimal, sehingga untuk proyek- Gaspersz, Vincent. 2003. ISO 9001: 2000 and
proyek selanjutnya PT. Waskita Karya dapat Continual Quality Improvement, Gramedia,
menerapkan Sistem Manajemen K3LM Jakarta.
sepenuhnya 100% sesuai dengan yang telah Lioniesa Susilo, Dida. 2012. Penerapan
ditetapkan oleh Badan Standarisasi ISO dan Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS
OHSAS. 18001:2007 Pada PT. Tata Mulia
2. Pelaksanaan penerapan K3LM pada PT. Nusantara Indah (Studi Kasus : Proyek
Waskita Karya memerlukan perubahan dari Westin Ubud, Kengetan, Gianyar),
budaya verbal menjadi tertulis, personil proyek Fakultas Teknik, Universitas Udayana.
dituntut untuk lebih disiplin dalam Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen
melaksanakan tugas, tegas dan memiliki Keselamatan & Kesehatan Kerja, PT. Dian
keterampilan. Untuk itu pelatihan bagi personil Rakyat, Jakarta.
harus terus dilaksanakan sehingga dalam Riduman, 2008. Dasar-dasar Statistika. Alfabeta,
melaksanakan pekerjaan mempunyai tanggung Bandung.
jawab sesuai dengan yang diisyaratkan. Suardi, Rudi. 2004. Sistem Manajemen Mutu ISO
3. Seringnya tenaga kerja melanggar aturan 9000 : 2000, PPM, Jakarta.
pemakaian alat pelindung diri bila tidak Sunu, Pramudya. 2001. Melindungi Lingkungan
diadakan pengawasan yang ketat. Penggunaan dengan Menerapkan ISO : 14001,
alat pelindung diri sebaiknya diwajibkan selalu Grasindo, Jakarta.

I-8

Anda mungkin juga menyukai