Anda di halaman 1dari 11

Non Directional Radio Beacon (NDB) & Inertial Navigation System

(INS)

Non Directional Radio Beacon (NDB) adalah alat bantu navigasi yang memberikan
panduan arah suatu lokasi kepada pesawat terbang terhadap kutub magnet utara. NDB
merupakan salah satu fasilitas rambu udara radio yang paling sederhana dan menjadi
persyaratan minimal yang diperlukan bagi suatu bandar udara. NDB membantu
penerbang untuk mengetahui posisi suatu bandar udara dengan memancarkan
sinyal gelombang radio ke segala arah. Jadi NDB diperguakan untuk menuntun dan
membimbing pesawat udara ke Bandar Udara yang akan dituju. NDB bekerja pada
band frekuensi LF dan MF. Peralatan NDB bekerja pada frekuensi antara 190 KHz –
1750 KHz.

Pemancar NDB memancarkan frekuensi Carrier yang dimodulasi secara Amplitudo


dengan frekuensi Audio 1020 Hz dengan kedalaman modulasi sebesar 95 %. Setiap
lokasi NDB memiliki identitas dua karakter yang dipancarkan berupa kode Morse.

Receiver di pesawat disebut Automatic Direction Finder atau ADF yang memiliki
band frekuensi 190 KHz sampai dengan 1750 KHz. ADF akan menerima sinyal
frekuensi NDB dan identiifikasi. Maksimum jarak yang dapat diterima ADF tergantung
dari power NDB.

 Jenis NDB
NDB dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan output power yang dipancarkan:

 Low Range (Jarak Dekat) berukuran 50 Nm

Daerah cakup/Coverage Range 50 NM – 100 NM (1 NM = 1,853 Km), dengan daya


pancar/out put power antara 50 – 100 Watt,yang termasuk jenis ini adalah tipe : G 142,
LWX 100 dan NX 200.
 Medium Range (Jarak Sedang) berukuran 200 Nm

Daerah cakup/Coverage Range 100NM – 200 NM dengan daya pancar/out put power
antara 500 – 1000 Watt.

 High Range (Jarak Jauh) berukuran 300 Nm

Daerah cakup/Coverage Range 150NM – 300 NM dengan daya pancar/out put power
antara 2000 – 3000 Watt. Yang termasuk jenis ini adalah tipe G91 dan NX 12000.

 Fungsi NDB
Fungsi dari NDB sendiri dibagi menjadi 4,antara lain:

 Homing

Peralatan NDB diletakan atau dipasang pada lokasi sekitar bandar udara sehingga
pesawat dapat memanfaatkan sinyal NDB sebagai panduan untuk menuju bandar udara
tersebut.

 En Route

Peralatan NDB diletakan atau dipasang pada titik–titik (lokasi) tertentu sepanjang jalur
penerbangan (airways). Sebagai contoh adalah bandar udara A dan B karena jaraknya
sangat jauh, maka jangkauan pancaran NDB dari kedua Bandar udara tersebut tidak
saling bersentuhan (uninterception) sehingga untuk menjamin agar pesawat yang
terbang antar dua bandar udara tersebut selalu mendapatkan sinyal panduan maka di
antara kedua bandar udara tersebut dipasang lagi peralatan NDB sebagai En route.

 Holding

Dalam pengaturan lalu-lintas penerbangan di bandar udara yang sibuk seringkali


pesawat udara harus menunggu untuk melakukan pendaratan. Titik (lokasi) yang
menjadi patokan pesawat untuk holding (menunggu sambil berputar disekitar titik
lokasi) menggunakan peralatan NDB.
 Locator (Compass Locator)

Peralatan NDB dipasang di perpanjangan garis tengah landas pacu atau Center Line
Runway, sehingga dengan mengikuti sinyal NDB ini penerbang lebih mudah menuju
arah garis tengah landas pacu.

 CARA KERJA NDB

Non Directional Beacon (NDB) tipe ND400 mempuyai fungsi untuk


memancarkan sinyal gelombang radio ke segala arah. NDB juga memberikan
petunjuk lokasi suatu daerah atau suatu tempat dengan memancarkan sandi morse
kepada para penerbangan (setiap daerah/kota memiliki sani morse yang berbeda-
beda). NDB bekerja dengan cara memencarkan gelombang elektromagnetik yang
dipancarkan secara terus menerus, kesegala arah (Omny Direction), yang berfungsi
untuk menentukan suatu pesawat menuju suatu landasan atau pangkalan yang akan
dituju. Tiap-tiap NDB yang dipasang di suatu pangkalan tertentu memiliki identitas
masing-masing yang berbeda-beda.

Identitas tersebut berupa:

a. Frekuensi yang dipancarkan oleh NDB

b. Kode Morse

c. Power Output yang dikeluarkan.

Bagian dari perangkat NDB terletak di sebuah box yang berada pada suatu
ruangan yang suhunya sangat dijaga yakni 19 – 20 derajat celcius dan alat NDB ini
terletak satu box dengan alat-alat pendukung lainnya untuk alat NDB tersebut (seperti
power supply, generator, dsb.).

Layanan telepon disediakan untuk memungkinkan komunikasi antara tenaga


teknis di ruangan NDB tersebut dan pusat kontrol. Pemancar NDB ini biasanya
beroperasi pada frekuensi 200-415 KHz dan secara terus menerus memancarkan
frekuensi pembawa dengan modulasi 1020 Hz, untuk identifikasi (tanda pengenal
stasiun tersebut). Identifikasi ini dipancarkan berupa suatu kelompok kode morse
yang terdiri dari 2-3 huruf dan dikirimkan dengan kecepatan rata-rata 7 kata per
menit.
 Bagian Pokok NDB

Bagian pokok dari NDB terdiri dari :


1. Transmitter; adalah suatu blok rangkaian yang memancarkan signal
informasi data penerbangan berupa kode morse.
2. Change over unit; adalah blok rangkaian yang mengatur pemilihan signal
imput (TX1 atau TX2) dan mengatur output pancaran signal input (Antena atau
Dummy load)
3. Antena tuning unit; adalah blok rangkaian yang berfungsi untuk mengirim
signal yang akan dipancarkan oleh antena dari output change over unit
4. Dummy load adalah suatu antena yang berfungsi untuk meredam signal
pancaran yang dihasilkan dari output change over unit.
5. Antena adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi untuk merubah
energi listrik menjadi gelombang elektromagneik.

 MACAM – MACAM NDB

 Merk Redifon type G40 A, G40 B, G40 C, 91, G142 dan LUX 100
 Nautel type ND 2000 BD, ND 4000 DB, NX 12000 BD dan ND 12000 BD
 Jenis Pancaran
 CW (Continuous Wave)

Suatu sinyal pancaran Radio Frekuensi (RF) yang terbentuk hanya dari sinyal Frekuensi
Carrier (FC).

 MCW (Modulation Continuous Wave)

Suatu sinyal pancaran RF yang terbentuk dari frekuensi carrier yang termodulasi oleh
sinyal Audio Frekuensi (AF).

 KCW (Keying Continuous Wave)

Suatu sinyal pancaran RF yang terbentuk dari frekuensi carrier yang termodulasi oleh
sinyal Audio Frekuensi (AF), namun sinyal audio tersebut dikodekan dengan
identifikasi berupa keying kode morse.

 PENEMPATAN TIANG ANTENA NDB

Syarat penempatan tiang antena NDB,sebagai berikut:

 Tinggi menara (tower) antena NDB


Tinggi menara antena tidak menjadi penghalang bagi kegiatan operasional bandara.
 Tinggi bangunan lain sekitar NDB
Tinggi bangunan di sekitar antena NDB tidak menjadi penghalang bagi pancaran
NDB.
 Lokasi NDB di luar bandara
Jika NDB ditempatkan di luar area bandara, lokasinya harus memenuhi persyaratan
pada butir diatas.

Kalibrasi

NDB dikalibrasi secara periodik setiap 1 (satu) tahun.


Salah satu antena kayu NDB HDL di Plankstadt, Germany

Radio Tower di NKR Leimen-Ochsenbach, Jerman


Simbol NDB dalam aeronautical chart.
Inertial Navigation System (INS) – Sistem Navigasi Inersial adalah sistem navigasi
berbasis seperangkat sensor yang dikenal dengan nama sensor inersial (inersial sensor),
yaitu accelerometer dan gyroscope/gyro.

Accelerometer mengukur gerak translasi dan gyro mengukur gerak rotasi dari
platform di mana sensor ini dipasang. Untuk mengukur gerak benda lengkap pada 6
derajat kebebasan (degree of-freedom/DOF: 3 translasi dan 3 rotasi), dibutuhkan
sepasang triad accelerometer dan triad gyroscope. Dalam satu paket, gabungan sensor
ini dikenal dengan istilah Inertial Measurement Unit (IMU). Berdasarkan cara
penginderaanya (sensing characteristic) ada 2 jenis pemasangan IMU : stable-platform
system dan strapdown system. Stabel-platform menggunakan prinsip rigidity-in-space
atau kekekalan momentum sudut. IMU pada stable-platform system tidak berubah
orientsinya terhadap kerangka inersial (misalnya bumi –abaikan revolusi bumi)
walaupun kendaraan di mana sensor ini dipasang berubah orientasinya (misalnya
melakukan gerakan pitch,yaw dan roll). Karena sulitnya perawatan (lubrikasi, dll) dan
besarnya ukuran dan putaran sensor yang diperlukan untuk membuat stable-platform,
walaupun sngat akurat, sudah sangat jarang digunkan (terutama untuk weight-sensitive
application seperti pesawat terbang) tapi sistem ini masih ditemukan pada kapal laut
dan submarine (kapal selam). Strapdown system berlawanan dengan stble-platform
system karena sensor ini ikut berputar dengan kendaraan di mana sensornya
dipasangan. Dengan demikian, sensor pada strapdown system selalu mengukr pada
translasi dan rotasi pada kerangka kendaraan.

Gyroscope adalah sensor yang digunakan untuk mengukur totasi. Berdasrkan jenis
output-nya, ada 2 jenis gyroscope: rate-integrating gyro dan rate gyro. Rate-integrating
gyro mengeluarkan perubahan sudut (menghitung seberapa banyak kendaraan sudah
berputar), dan rate gyro menghitung seberapa cepat kendaraan berputar. Kedua-duanya
menghitung rotasi kendaraan. Berdasarkan cara mengukur rotasi, ada beberapa kategori
gyro: mechanical gyro (menggunakan flywheel,sudah tidak populer), ring laser gyro
(RLG –dominasi oleh Honeywell), fiber optic gyro (FOG – dominasi Northrop
Grumann, dulu Litton), MEMS/Solid-state gyro. Harga gyro mulai dari puluhan ribu
dollar sampai satu dollar per axis, semunya tergantung akurasi yang dibutuhkan.
Accelerometer sebenarnya salah nama. Accelerometer tidak mengukur
akselerasi/percepatan, tetapi mengukur spesific force atau gaya per satuan massa. Ini
perlu diingat karena setiap benda mengalami percepatan gravitasi bumi walapun tidak
bergerak sama sekali; accelerometer mengukur juga percepatan gravitasi bumi sehingga
dalam kalkulsinya, gravitasi adalah komponen yang harus dikompensasi. Dalam sistem
navigasi inersial, accelerometer umumnya jauh lebih murahdibandingkan gyro karena
perkembangannya jauh lebih cepat daripada teknologi gyro.

Sistem navigasi inersial (INS) adalah suatu sistem yang terdiri dari sensor inersial
(IMU) dan seperangkat komputer yang menghitung posisi, kecepatan (groundspeed)
dan orientasi (attitude) dan kendaraan (misalnya pesawat terbang). INS menggunakan
prinsip hukum kedua newton unuk menghitung ketigabesaran tersebut. Artinya,
kecepatan diperoleh dengan menghitung integral dari percepatan,posisi dengan
menghitung integral kecepatan. Karena pada dasarnya proses menghitung integral
adalah proses penjumlahan, error yang sangat kecil akan terakumulasi menjadi besar
setelah melakukan proses ini untuk jangka waktu yang sngat panjang.

Berdasarkan tingkat akurasinya, berikut ini adalah klasifikasi inertial navigation


system:

1. Strategic grade : dipakai di pesawat luar angkasa ataupun submarine, error


<100 ft setelah 1 jam.
2. Navigation grade : dipakai di pesawat komersial, error < 1 nm setelah jam
3. Tactical grade : dipakai di missile, smart weapon, error < 10 nm setelah 1 jam.
4. Automative / consumer grade : sensor murah, dipakai di mobil, robot, dll, error
pada evel 100 nm setelah 1 jam.

Oleh karena proses integral memerlukan initial conditions (nilai awal), setiap sistem
yang menggunakan teknologi inersial dimulai dengan fase yang dikenal sebagai
alignment. Proses ini memasukkan nilai awal untuk posisi, kecepatan dan orientasi dari
pesawat. Pada proses alignment ini, bisanya pesawat dalam posisi statik (diam)
sehingga nilai untuk kecepatan adalah nol.

Nilai awal untuk lokasi didapat dari gate, koordinat yang sudah di survey. Proses
penentuan awal dibagai menjai 2 tahap : levelling dan gyrocompassing.
Levelling menggunakan accelerometer ntuk menentukan posisi level (datar terhadap
horizon)dengan menggunakan komponen gravitasi. Proses levelling menghitung pitch
dan roll pesawat.

Gyrocompassing menggunakan komponen rotasi bumi untu menhitung true heading


dari pesawat. Hanya INS dengan tactical grade ke atas yang bisa melakukan proses
gyrocompassing. Proses alignment dibagi menjadi 2 yang dikenal sebagai: coarse
alignment dan fine alignment (kurang lebih sekitar 15 menit). Fine alignment
menggunakan filter untuk menhitung orientasi pesawat dengan akurat.
Inertial Reference System panel di Aibus A330

Anda mungkin juga menyukai