(INS)
Non Directional Radio Beacon (NDB) adalah alat bantu navigasi yang memberikan
panduan arah suatu lokasi kepada pesawat terbang terhadap kutub magnet utara. NDB
merupakan salah satu fasilitas rambu udara radio yang paling sederhana dan menjadi
persyaratan minimal yang diperlukan bagi suatu bandar udara. NDB membantu
penerbang untuk mengetahui posisi suatu bandar udara dengan memancarkan
sinyal gelombang radio ke segala arah. Jadi NDB diperguakan untuk menuntun dan
membimbing pesawat udara ke Bandar Udara yang akan dituju. NDB bekerja pada
band frekuensi LF dan MF. Peralatan NDB bekerja pada frekuensi antara 190 KHz –
1750 KHz.
Receiver di pesawat disebut Automatic Direction Finder atau ADF yang memiliki
band frekuensi 190 KHz sampai dengan 1750 KHz. ADF akan menerima sinyal
frekuensi NDB dan identiifikasi. Maksimum jarak yang dapat diterima ADF tergantung
dari power NDB.
Jenis NDB
NDB dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan output power yang dipancarkan:
Daerah cakup/Coverage Range 100NM – 200 NM dengan daya pancar/out put power
antara 500 – 1000 Watt.
Daerah cakup/Coverage Range 150NM – 300 NM dengan daya pancar/out put power
antara 2000 – 3000 Watt. Yang termasuk jenis ini adalah tipe G91 dan NX 12000.
Fungsi NDB
Fungsi dari NDB sendiri dibagi menjadi 4,antara lain:
Homing
Peralatan NDB diletakan atau dipasang pada lokasi sekitar bandar udara sehingga
pesawat dapat memanfaatkan sinyal NDB sebagai panduan untuk menuju bandar udara
tersebut.
En Route
Peralatan NDB diletakan atau dipasang pada titik–titik (lokasi) tertentu sepanjang jalur
penerbangan (airways). Sebagai contoh adalah bandar udara A dan B karena jaraknya
sangat jauh, maka jangkauan pancaran NDB dari kedua Bandar udara tersebut tidak
saling bersentuhan (uninterception) sehingga untuk menjamin agar pesawat yang
terbang antar dua bandar udara tersebut selalu mendapatkan sinyal panduan maka di
antara kedua bandar udara tersebut dipasang lagi peralatan NDB sebagai En route.
Holding
Peralatan NDB dipasang di perpanjangan garis tengah landas pacu atau Center Line
Runway, sehingga dengan mengikuti sinyal NDB ini penerbang lebih mudah menuju
arah garis tengah landas pacu.
b. Kode Morse
Bagian dari perangkat NDB terletak di sebuah box yang berada pada suatu
ruangan yang suhunya sangat dijaga yakni 19 – 20 derajat celcius dan alat NDB ini
terletak satu box dengan alat-alat pendukung lainnya untuk alat NDB tersebut (seperti
power supply, generator, dsb.).
Merk Redifon type G40 A, G40 B, G40 C, 91, G142 dan LUX 100
Nautel type ND 2000 BD, ND 4000 DB, NX 12000 BD dan ND 12000 BD
Jenis Pancaran
CW (Continuous Wave)
Suatu sinyal pancaran Radio Frekuensi (RF) yang terbentuk hanya dari sinyal Frekuensi
Carrier (FC).
Suatu sinyal pancaran RF yang terbentuk dari frekuensi carrier yang termodulasi oleh
sinyal Audio Frekuensi (AF).
Suatu sinyal pancaran RF yang terbentuk dari frekuensi carrier yang termodulasi oleh
sinyal Audio Frekuensi (AF), namun sinyal audio tersebut dikodekan dengan
identifikasi berupa keying kode morse.
Kalibrasi
Accelerometer mengukur gerak translasi dan gyro mengukur gerak rotasi dari
platform di mana sensor ini dipasang. Untuk mengukur gerak benda lengkap pada 6
derajat kebebasan (degree of-freedom/DOF: 3 translasi dan 3 rotasi), dibutuhkan
sepasang triad accelerometer dan triad gyroscope. Dalam satu paket, gabungan sensor
ini dikenal dengan istilah Inertial Measurement Unit (IMU). Berdasarkan cara
penginderaanya (sensing characteristic) ada 2 jenis pemasangan IMU : stable-platform
system dan strapdown system. Stabel-platform menggunakan prinsip rigidity-in-space
atau kekekalan momentum sudut. IMU pada stable-platform system tidak berubah
orientsinya terhadap kerangka inersial (misalnya bumi –abaikan revolusi bumi)
walaupun kendaraan di mana sensor ini dipasang berubah orientasinya (misalnya
melakukan gerakan pitch,yaw dan roll). Karena sulitnya perawatan (lubrikasi, dll) dan
besarnya ukuran dan putaran sensor yang diperlukan untuk membuat stable-platform,
walaupun sngat akurat, sudah sangat jarang digunkan (terutama untuk weight-sensitive
application seperti pesawat terbang) tapi sistem ini masih ditemukan pada kapal laut
dan submarine (kapal selam). Strapdown system berlawanan dengan stble-platform
system karena sensor ini ikut berputar dengan kendaraan di mana sensornya
dipasangan. Dengan demikian, sensor pada strapdown system selalu mengukr pada
translasi dan rotasi pada kerangka kendaraan.
Gyroscope adalah sensor yang digunakan untuk mengukur totasi. Berdasrkan jenis
output-nya, ada 2 jenis gyroscope: rate-integrating gyro dan rate gyro. Rate-integrating
gyro mengeluarkan perubahan sudut (menghitung seberapa banyak kendaraan sudah
berputar), dan rate gyro menghitung seberapa cepat kendaraan berputar. Kedua-duanya
menghitung rotasi kendaraan. Berdasarkan cara mengukur rotasi, ada beberapa kategori
gyro: mechanical gyro (menggunakan flywheel,sudah tidak populer), ring laser gyro
(RLG –dominasi oleh Honeywell), fiber optic gyro (FOG – dominasi Northrop
Grumann, dulu Litton), MEMS/Solid-state gyro. Harga gyro mulai dari puluhan ribu
dollar sampai satu dollar per axis, semunya tergantung akurasi yang dibutuhkan.
Accelerometer sebenarnya salah nama. Accelerometer tidak mengukur
akselerasi/percepatan, tetapi mengukur spesific force atau gaya per satuan massa. Ini
perlu diingat karena setiap benda mengalami percepatan gravitasi bumi walapun tidak
bergerak sama sekali; accelerometer mengukur juga percepatan gravitasi bumi sehingga
dalam kalkulsinya, gravitasi adalah komponen yang harus dikompensasi. Dalam sistem
navigasi inersial, accelerometer umumnya jauh lebih murahdibandingkan gyro karena
perkembangannya jauh lebih cepat daripada teknologi gyro.
Sistem navigasi inersial (INS) adalah suatu sistem yang terdiri dari sensor inersial
(IMU) dan seperangkat komputer yang menghitung posisi, kecepatan (groundspeed)
dan orientasi (attitude) dan kendaraan (misalnya pesawat terbang). INS menggunakan
prinsip hukum kedua newton unuk menghitung ketigabesaran tersebut. Artinya,
kecepatan diperoleh dengan menghitung integral dari percepatan,posisi dengan
menghitung integral kecepatan. Karena pada dasarnya proses menghitung integral
adalah proses penjumlahan, error yang sangat kecil akan terakumulasi menjadi besar
setelah melakukan proses ini untuk jangka waktu yang sngat panjang.
Oleh karena proses integral memerlukan initial conditions (nilai awal), setiap sistem
yang menggunakan teknologi inersial dimulai dengan fase yang dikenal sebagai
alignment. Proses ini memasukkan nilai awal untuk posisi, kecepatan dan orientasi dari
pesawat. Pada proses alignment ini, bisanya pesawat dalam posisi statik (diam)
sehingga nilai untuk kecepatan adalah nol.
Nilai awal untuk lokasi didapat dari gate, koordinat yang sudah di survey. Proses
penentuan awal dibagai menjai 2 tahap : levelling dan gyrocompassing.
Levelling menggunakan accelerometer ntuk menentukan posisi level (datar terhadap
horizon)dengan menggunakan komponen gravitasi. Proses levelling menghitung pitch
dan roll pesawat.