Anda di halaman 1dari 46

BAB II

PELAKSANAAN OJT

1. Gambaran Umum Lokasi OJT

Selama ini di Indonesia ada 2 ruang udara dimana dibawahi oleh

AP I (Angkasa Pura 1), melalui MATSC (Makassar Air Traffic Service

Center) dan AP II (Angkasa Pura 2), melalui JATSC (Jakarta Air

Traffic Service Center). Seiring perkembangan maka dengan amanah

undang – undang nomor 1 tahun 2009, pemerintah Republik

Indonesia mengeluarkan peraturan pemerintah No 77 tahun 2012

tentang perum LPPNPI, ditanda tangani pada 13 september 2013

sebagai dasar pembentukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

menyelenggarakan pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia

secara tunggal dan tidak berorientasi mencari keuntungan.

Berdasarkan poin diatas, Jakarta Air Traffic Service Center

(JATSC) telah memiliki struktur manajemen yang terpisah dari Bandar

Udara Internasional Soekarno-Hatta sebagai suatu managemen yang

mandiri dan mangemban tugas sesuai tugas pelayanan navigasi

udara Perum LPPNPI. JATSC akan pengelolaan arus lalu lintas udara

di Indonesia Untuk kawasan barat Indonesia.

JATSC (Jakarta Air Traffic Service Center) terletak di Jalan Raya

Bandara Soekarno-Hatta, Benda, Pajang, Tangerang, Kota

Tangerang, Banten 15126, Indonesia. JATSC merupakan pusat

pengendalian penerbangan. JATSC memiliki peralatan ATC sistem

5
6

yang digunakan untuk memandu lalu lintas udara di wilayah Indonesia

Barat. ATC sistem tersebut bernama EJAATS. Pesawat yang melintas

/overflying di atas FIR Jakarta dengan antara 24.500 hingga 46.000

kaki dipandu oleh petugas Area Control Centre (ACC) JATSC.

Pesawat pada jarak 10 NM akan dipandu oleh ADC (tower), jarak 60

NM dipandu oleh APP, pada jarak 150 NM akan dipandu oleh ACC,

kemudian selanjutnya RDARA dan MWARA.

JATSC sebagai pelayan lalu lintas terpadat di Indonesia sarat

dengan teknologi informasi dan komputerisasi dimana saat ini

menggunakan sistem AMHS (Aeronautical Message Handling

System) sebagai pengganti AMSC (Automatic Message Switching

System). AMHS ini terinstal tahun 2016 dengan merek IDX, sistem di

dalam ATN yang digunakan untuk menggantikan AFTN (suatu struktur

jaringan hubungan komunikasi seluruh dunia dengan AMHS semua

data flight Plan, NOTAM atau Meteorological Data akan diproses

kemudian digunakan oleh user.

Gedung JATSC ini pula dilengkapi dengan security sistem yang

canggih sehingga setiap pintu control harus menggunakan card key

dan Sidik jari. Fasilitas gedung ini dirancang dengan desain eropa

yang sudah lebih jauh mempertimbangkan kenyamanan dalam

penggunaanya, adapun Visi dan Misi pada JATSC ialah:

VISI : Menjadi Patner terpercaya

MISI :

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
7

1. Menyediakan layanan lalu lintas penerbangan yang aman,

nyaman dan ramah lingkungan bersama mitra demi memenuhi

ekspektasi pengguna jasa

2. Memenuhi ekspektasi pemegang saham dan regulator

3. Meningkatkan mutu, kinerja dan karir personil

Adapun struktur organisasi di Jakarta Air Traffic Service Center

sebagai berikut :

Gambar 1. Struktur Organisasi JATSC

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
8

2. Uraian Unit Tempat On the Job Trainning

1. Divisi Teknik Pendaratan Presisi, Alat Bantu Navigasi dan

Pengamatan

Divisi Teknik Pendratan Presisi, Alat Bantu Navigasi dan

Pengamatan di Jakarta Air Traffic Service Center terdiri atas 2 unit

yaitu:

a. Unit Pendaratan Presisi dan Alat Bantu Navigasi, Unit ini memiliki

tugas dan tanggung jawab untuk memelihara/Merawat serta

menyiapkan kondisi peralatan Navigasi Udara dan alat bantu

pendaratan agar dapat berfungsi normal untuk menunjang

keselamatan penerbangan

b. Unit Surveilance, yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk

memelihara/merawat serta menyiapkan kondisi peralatan Radar

agar dapat berfungsi normal untuk menunjang keselamatan

penerbangan.

Divisi Teknik Navigasi dan Surveilance secara garis besar

menangani peralatan sebagai berikut :

A. NDB (Non Directional Beacon)

NDB merupakan fasilitas navigasi yang ada di setiap Bandar

Udara. NDB memberi informasi bearing dalam kaitannya dengan

ADF untuk :

 En Route Navigation

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
9

 Homing

 Locater

 Reporting point

Lokasi dimana NDB dipasang akan menentukan pengguna NDB,

frequency kerja pada NDB tersebut LF dan MF, yaitu antara 200

Khz – 800 KHz. Bagian – bagian pokok dari NDB adalah transmiter,

change over, antena tuning unit, dummy load, dan antenna. Berikut

ini spesifikasi dari NDB yang dimiliki oleh Jakarta Air Traffic Service

Center :

 Locator 25R

Merk/ Buatan : SAC / USA

Tipe : SE 125

Power Consumption : 160 VA

Power Output : 50 W

Frekuensi/ Ident : 242 KHz / CR

Lokasi : Dadap

 Locator 25L

Merk/ Buatan : SAC / USA

Tipe/ Vol : SE 125

Power Consumption : 160 VA

Power Output : 50 W

Frekuensi/ Ident : 258 KHz / CL

Lokasi :Kamal

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
10

 Locator 07R

Merk/ Buatan : Jokotron / Norwegia

Tipe/ Vol :-

Power Consumption : 160 VA

Power Output : 50 W

Frekuensi/ Ident : 282 KHz / CL

Lokasi : Kota Jaya

 Locator 07L

Merk/ Buatan : Jokotron / Norwegia

Tipe/ Vol : ND 200 S / DUAL

Power Consumption : 160 VA

Power Output : 50 W

Frekuensi/ Ident : 324 KHz / CL

Lokasi : Kota Bumi

Gambar 2. Transmitter NDB 25R Gambar 3. Antena NDB 25R

B. DVOR (Dopler VHF Omnidirectional Range)

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
11

DVOR Adalah suatu alat bantu navigasi yang memancarkan

sinyal – sinyal yang digunakan oleh pesawat terbang untuk

menentukan azimuth bearing (dalam degrees) terhadap ground

station DVOR dengan patokan magnet utara.

DVOR bekerja pada frequency VHF, maka jangkauannya

ditentukan oleh batas “Line of Sight”, oleh sebab itu disebut alat

bantu navigasi jarak pendek, maksimum 200 Km pada ketinggian

200 feet. VOR memancarkan sinyal radio frequency omni

directional (ke segala arah) dan sinyal memberikan informasi

azimuth 0-360 derajat kearah “TO” (ke VOR) atau “FROM” (dari

VOR ).

Bila pesawat terbang diatas gedung VOR, maka pesawat

tidak menerima sinyal VOR karena melalui “Cone Of Silence”

(Daerah kerucut tanpa sinyal radio). VOR mempunyai kode

identifikasi yang dipancarkan dengan kode morse. Adapun fungsi

dari VOR antara lain adalah :

 Memberikan informasi azimuth bearing pesawat terhadap

ground station VOR.

 Sebagai fasilitas yang beroperasi bersama dengan alat bantu

navigasi ILS.

 Untuk holding pesawat, yaitu pergerakan pesawat mengelilingi

VOR utuk mempertahankan posisinya terhadap lokasi ground

station.

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
12

 Penuntun arah lokasi landasan (runway).

Sedangkan jenis VOR adalah:

 CVOR (Conventional VOR)

 DVOR (Doppler VOR)

Signal – signal yang dihasilkan / dipergunakan oleh VOR :

 Frequency Carrier (108 – 118 Mhz)

 Frequency side band :

Upper Side Band = fc + 9960 Hz

Lower Side Band = fc – 9960 Hz

 Dua buah sinyal :

Refference sinyal 30 Hz

Variable sinyal 30 Hz

Ident signal ( tone 1020 Hz )

 Voice / suara yang berupa keadaan bandar udara maupun

keadaan cuaca dilokasi setempat (Optional).

Pada dasarnya VOR menggunakan 2 buah pemancar (TX)

yang dioperasikan bersamaan dengan menggunakan 3 buah

exciter. Satu buah exciter sebagai pembangkit frequency carier

dan dua buah lainnya sebagai pembangkit sub carrier (USB dan

LSB ). Sedangkan ground station VOR terdiri dari :

a. Antenna

b. Counter poise

c. Transmitter

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
13

d. Monitor

e. Control

Salah satu bagian terpenting dari VOR adalah antenna,

sedangkan untuk di VOR antenna terdiri dari 2 bagian yaitu:

 Antenna carrier yang dipasang atau terdapat ditengah –

tengah shelter atau gedung VOR, yang memancarkan :

 Reference signal 30 Hz

 Ident signal (1020 Hz)

 Voice signal.

 48 buah antenna side band berpasangan.

 12 pasang antenna ganjil = 24 antenna

 12 pasang antenna genap = 24 antenna

Jadi jumlah keseluruhan antenna adalah 48 buah antenna

side band + 1 buah antenna carrier = 49 buah antenna. Antenna

side band VOR secara teknis operasinya diputar keliling

bergantian dengan urutan pancarannya berlawanan dengan arah

jarum jam (counter clock wise) atau (anti clock wise).

Bila antena ganjil nomor satu memancarkan USB, maka

pasangannya adalah antenna nomor 25 yang memancarkan LSB

atau sebaliknya, dan begitu pula untuk pasngan antenna genap,

yaitu antenna nomor 2 berpasangan dengan nomor 26 dengan

memancarkan sinyal seperti pada antenna ganjil. Berikut ini

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
14

spesifikasi dari DVOR yang dimiliki oleh Jakarta Air Traffic Service

Center :

 DVOR Cengkareng

Merk/ Buatan : AWA / Australia

Tipe : VRB 52 B

Power Consumption : 1,2 KVA

Power Output :

- Carrier = 100 W ± 10 W

- Upper sideband = 10 W ± 3 W

- Lower sideband = 10 W ± 3 W

Frekuensi/ Ident : 113,6 MHz / CKG

Lokasi : Pasar Kemis

 DVOR Indramayu

Merk/ Buatan : Selex / USA

Tipe : 1150A

Power Consumption : 1,2 KVA

Power Output :

- Carrier = 100 W ± 10 W

- Upper sideband = 10 W ± 3 W

- Lower sideband = 10 W ± 3 W

Frekuensi/ Ident : 116,4 MHz / IMU

Lokasi : Indramayu

 DVOR Tanjung Karawang

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
15

Merk/ Buatan : Interscan / Australia

Tipe : VRB 52B

Power Consumption : 1,2 KVA

Power Output :

- Carrier = 100 W ± 10 W

- Upper sideband = 10 W ± 3 W

- Lower sideband = 10 W ± 3 W

Frekuensi/ Ident : 114,6 MHz / DKI

Lokasi : Tanjung Karawang

 DVOR Natuna

Merk/ Buatan : AWA / Australia

Tipe : VRB 52B

Power Consumption : 1,2 KVA

Power Output :

- Carrier = 100 W ± 10 W

- Upper sideband = 10 W ± 3 W

- Lower sideband = 10 W ± 3 W

Frekuensi/ Ident : 112,5 MHz / NTA

Lokasi : Natuna

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
16

Gambar 4. Kabinet DVOR Ps. Kemis

Gambar 5. Antena DVOR Ps. Kamis

C. ILS (Instrument Landing System)

ILS adalah alat bantu pendaratan non visual yang digunakan

untuk membantu pilot dalam melakukan pendaratan pesawat. ILS

memberikan informasi yang cukup akurat sehingga pilot dapat

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
17

melakukan pendaratan dalam segala kondisi cuaca. Tiga

informasi yang dibutuhkan pilot untuk melakukan pendaratan

antara lain :

 Kelurusan pesawat dengan garis tengah runway (localizer)

 Sudut luncur pendaratan (glide path)

 Peringatan area pendaratan / jarak terhadap threshold

(marker beacon)

Ketiga informasi diatas dapat dipenuhi oleh ILS, dan ILS ini
terdiri dari tiga peralatan yang berbeda, yaitu:

1. Localizer

Localizer merupakan Sebuah TX (transmitter) yang

berfungsi memandu pendaratan pesawat agar mendarat

sesuai centerline runway. Bekerja pada frequency carrier 108

Mhz – 112 Mhz. Frequency sideband terdiri dari 150 Hz dan

90 Hz. Tone ident 1020 Hz. Memberikan informasi kepada

pesawat berupa center line of runway.

Gambar 6. Ilustrasi Localizer

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
18

Berikut ini spesifikasi dari localizer yang dimiliki Jakarta Air

Traffic Service Center adalah :

 Localizer 25R

Merk/ Buatan : WILCOX / USA

Tipe : MK - 10

Power Consumption: 3 KVA

Power Output : 15 W

Frekuensi/ Ident : 110,9 MHz / ICHR

Lokasi :UJUNG R/W 07L

 Localizer 25L

Merk/ Buatan : PARK AIR System / USA

Tipe : Normarc 7014

Power Consumption: 3 KVA

Power Output : 15 W

Frekuensi/ Ident : 111,1 MHz / ICHL

Lokasi :UJUNG R/W 07R

 Localizer 07R

Merk/ Buatan : PARK AIR System / USA

Tipe : Normarc 7014

Power Consumption: 3 KVA

Power Output : 15 W

Frekuensi/ Ident : 110,9 MHz / ICGR

Lokasi :UJUNG R/W 25L

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
19

 Localizer 07L

Merk/ Buatan : WILCOX / USA

Tipe : MK - 10

Power Consumption: 3 KVA

Power Output : 15 W

Frekuensi/ Ident : 111,5 MHz / ICHL

Lokasi :UJUNG R/W 25R

Gambar7, Localizer 25L Gambar 8. Kabinet Localizer 25

2. Glide Path

Glide path merupakan Sebuah TX (transmitter) yang

memiliki pola pancaran vertikal dengan Sudut pancaran 2.5 -

3 . Berfungsi memandu pendaratan pesawat agar landing

sesuai sudut luncur tersebut. Bekerja pada frekuensi carrier

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
20

328,6 Mhz – 335,4 Mhz. Frequency sideband terdiri dari 150

Hz dan 90 Hz.

Gambar 9 : Ilustrasi Glide Slope

Berikut ini spesifikasi dari GLIDE PATH dimiliki Jakarta

Air Traffic Service Center dan Radar :

 Glide Path 25R

Merk/ Buatan : AMS-ASII / USA

Tipe/ Vol : Model 2110

Power Consumption : 3 KVA

Power Output :7W

Frekuensi : 330,8 MHz

Lokasi : SISI R/W 25R

 Glide Path 25L

Merk/ Buatan : PARK AIR System / USA

Tipe/ Vol : Normarc 7034

Power Consumption : 3 KVA

Power Output :5W

Frekuensi : 331,7 MHz

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
21

Lokasi : SISI R/W 25L

 Glide Path 07R

Merk/ Buatan : PARK AIR System / USA

Tipe/ Vol : Normarc 7034

Power Consumption : 3 KVA

Power Output :5W

Frekuensi : 110,5 MHz

Lokasi : SISI R/W 07R

 Glide Path 07L

Merk/ Buatan : SELEX / USA

Tipe/ Vol : Model 2100

Power Consumption : 3 KVA

Power Output :5W

Frekuensi : 332,9 MHz

Lokasi : SISI R/W 07L

3. Middle Marker

Middle marker memiliki Frequency carrier 75 Mhz.

Memberikan informasi berupa peringatan bahwa pesawat

telah masuk dalam area persiapan pendaratan yaitu Jarak

ideal ± 1050 m dari threshold. Frequency tone modulasi 1300

Hz yang terdiri dari dots dan dashes. ( . - ). Arah pancaran

vertikal. Berikut ini spesifikasi dari middle marker dimiliki

Jakarta Air Traffic Service Center :

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
22

 Middle Marker 25R

Merk/ Buatan : AMS-ASII / USA

Tipe : Model 2130

Power Consumption : 0,2 KVA

Power Output :1W

Frekuensi : 75 MHz

Lokasi : Perpanjangan R/W 25R

 Middle Marker 25L

Merk/ Buatan : PARK AIR System / USA

Tipe : Normarc 7034

Power Consumption : 0,2 KVA

Power Output :1W

Frekuensi : 75 MHz

Lokasi : Perpanjangan R/W 25L

 Middle Marker 07R

Merk/ Buatan : PARK AIR System / USA

Tipe : Normarc 7014

Power Consumption : 0,2 KVA

Power Output :1W

Frekuensi : 75 MHz

Lokasi : Perpanjangan R/W 07R

 Middle Marker 07L

Merk/ Buatan : SELEX / USA

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
23

Tipe : Model 2100

Power Consumption : 0,2 KVA

Power Output :1W

Frekuensi : 75 MHz

Lokasi : Perpanjangan R/W 07L

4. Outter Marker

Outter Marker memiliki Frequency carrier 75 Mhz.

Memberikan informasi berupa peringatan bahwa pesawat

telah masuk dalam area ± 7,2 k m dari threshold. Frequency

tone modulasi 1300 Hz yang terdiri dari dashes dan dashes. (

- - ). Arah pancaran vertikal. Berikut ini spesifikasi dari dimiliki

Jakarta Air Traffic Service Center :

 Outer Marker 25R

Merk/ Buatan : AMS-ASII / USA

Tipe : Model 2130

Power Consumption : 0,2 KVA

Power Output :2W

Frekuensi : 75 MHz

Lokasi : Perpanjangan R/W 25R

 Outer Marker 25L

Merk/ Buatan : PARK AIR System / USA

Tipe : Normarc 7050

Power Consumption : 0,2 KVA

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
24

Power Output :2W

Frekuensi : 75 MHz

Lokasi : Perpanjangan R/W 25L

 Outer Marker 07R

Merk/ Buatan : PARK AIR System / USA

Tipe : Normarc 7050

Power Consumption : 0,2 KVA

Power Output :2W

Frekuensi : 75 MHz

Lokasi : Perpanjangan R/W 07R

Gambar 10. Antena OM 25R

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
25

Gambar 11. Transmitter OM 25R

D. DME (Distance Measuring Equipment)

DME Adalah alat navigasi penerbangan yang berfungsi

untuk memberikan panduan berupa informasi jarak bagi pesawat

udara dengan stasiun DME yang dituju (slant range distance).

Penempatan DME pada umumnya berpasangan (co-located)

dengan VOR atau Glide Path ILS yang ditempatkan di dalam atau

diluar lingkungan bandara tergantung fungsinya sebagai pemberi

informasi jarak pesawat terhadap bandara tujuannya. Berikut ini

spesifikasi dimiliki Jakarta Air Traffic Service Center :

 DME – Glidepath 07L

Merk/ Buatan : SELEX / USA

Tipe/ Vol : Model 1118A

Power Consumption : 0,2 KVA

Power Output : 100 W

Frekuensi/ Ident : Tx = 1013 MHz / Rx = 1076 MHz

Channel : 52X

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
26

Lokasi : Sisi R/W 07L

 DME – DVOR Cengkareng

Merk/ Buatan : AWA / Australia

Tipe/ Vol : LDB 102

Power Output : 1000 W

Channel : 83X

Lokasi : Pasar Kemis

 DME – DVOR Indramayu

Merk/ Buatan : SELEX / USA

Tipe/ Vol : 1119A

Power Output : 1000 W

Channel : 111X

Lokasi : Indramayu

 DME – DVOR Tanjung Karawang

Merk/ Buatan : Interscan / Australia

Tipe/ Vol : LDB 102

Power Output : 1000 W

Channel : 93X

Lokasi : Tanjung Karawang

 DME – DVOR Natuna

Merk/ Buatan : AWA / Australia

Tipe/ Vol : LDB 102

Power Output : 1000 W

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
27

Channel : 72X

Lokasi : Natuna

Gambar 12. Kabinet DME Ps. Kemis

E. RADAR (Radio Detection and Ranging)

Radar merupakan peralatan survaillance atau pemantauan

posisi pesawat terbang di lingkungan sekitar radar hingga radius ±

250 NM. Berfungsi memantau posisi, ketinggian, identifikasi, serta

data dukung lainnya seperti kecepatan, arah, jenis pesawat, dan

lain-lain. Radar penerbangan dibagi menjadi dua jenis, yakni PSR

(Primary Surveillance Radar) dan SSR (Secondary Surveillance

Radar). Prinsip Kerja PSR yaitu memancarkan sinyal RF secara

omnidirectional kemudian menerima dan memproses sinyal echo

dari objek yang terkena pancaran RF tersebut, sedangakan Prinsip

kerja SSR yakni, mengirimkan sinyal interogasi berfrekuensi 1030

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
28

MHz ke udara dan bagi pesawat terdeteksi yang memiliki

transponder menjawab dengan sinyal jawaban / reply dengan

frekuensi 1090 MHz yang berisi data-data yang dibutuhkan oleh

radar untuk kemudian diproses dan ditampilkan untuk membantu

para petugas ATC dalam mengatur lalu lintas penerbangan. Jarak

jangkau maksimal SSR adalah sekitar 256 NM.

Selain PSR dan SSR, radar yang terdapat di daerah

movement control biasa disebut SMR (Surveillance Movement

Radar). Prinsip kerja SMR merupakan sistem yang paling banyak

digunakan unutuk pengawasan pergerakan pesawat di wilayah

Bandar udara khusus di Indonesia saat ini hanya JATSC yang

memiliki. Cara kerja SMR sama halnya seperti PSR, namun

peruntukan SMR akan mengawasi area maneuver, yang digunakan

untuk take-off, landing dan taxi, serta wilayah pergerakan apron.

Berikut ini spesifikasi dari RADAR dimiliki Jakarta Air Traffic Service

Center :

 Radar MSSR CKG2

Merk/ Buatan : Thomson / Prancis

Tipe/ Vol : RSM 9701

Power Consumption : 3 KVA

Power Output : 2,1 KW

Frekuensi/ Ident : Tx = 1030 MHz /

Rx = 1090 MHz

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
29

Lokasi : Perimeter Selatan, Bandara Soeta

 Radar PSR CKG3

Merk/ Buatan : Indra / Spanyol

Tipe/ Vol : ASR-12

Power Consumption : KVA

Power Output : 20 KW

Frekuensi/ Ident : Tx = MHz

Rx = MHz

Lokasi : Kantor Pusat Airnav

 Radar MSSR-Mode S CKG3

Merk/ Buatan : Indra / Spanyol

Tipe/ Vol : IRS-20MP/s 2NA

Power Consumption : KVA

Power Output : 3 KW

Frekuensi/ Ident : Tx = 1030 MHz /

Rx = 1090 MHz

Lokasi : Kantor Pusat Airnav

 Radar SMR 1

Merk/ Buatan : Terma

Tipe/ Vol : Scanter 5502

Power Consumption : KVA

Power Output : 20 KW

Frekuensi/ Ident : Tx = MHz /

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
30

Rx = MHz

Lokasi : Terminal 1C

 Radar SMR 2

Merk/ Buatan : Terma

Tipe/ Vol :

Power Consumption : KVA

Power Output : 20 KW

Frekuensi/ Ident : Tx = MHz /

Rx = 1090 MHz

Lokasi : Terminal 3 Ultimate

 MLAT

Merk/ Buatan : Era

Tipe/ Vol : Era T02-1 R07

Power Consumption : KVA

Power Output : MW

Frekuensi/ Ident : Tx = 1030 MHz /

Rx = 1090 MHz

Lokasi : Bandara Soetta

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
31

Gambar 13. Antena Radar PSR & Gambar 14. Monitor Workstation
MSSR CKG3 Radar PSR & MSSR CKG3

Gambar 15. Kabinet Radar PSR Gambar 16. Kabinet Radar MSSR

F. ADSB (Automatic Dependent Surveillance Broadcast)

ADS-B adalah salah satu alat bantu navigasi yang

menggunakan teknologi satelit untuk pengawasan posisi pesawat

selama melakukan pergerakan dan secara berkala memberikan

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
32

siaran informasi kepada alat navigasi di pesawat, pilot, dan ATC.

Informasi yang diterima oleh Pilot dan ATC ini sebagai pengganti

radar sekunder dan memberikan kesadaran situasional serta

memungkinkan untuk mendapatkan data setiap saat . ADSB

diimplementasikan sebagai surveillance separation service pada

ketinggian FL290-FL460.

Saat ini, lanjutnya, Indonesia memiliki 31 ground station

ADS-B yang dapat mencakup seluruh ruang udara Indonesia

untuk phase en-route, meliputi 10 ground station terinte-grasi

dengan Jakarta Air Traffic Service Center (JATSC) dan 21 ground

station terintegrasi dengan Makassar Air Traffic Service Center

(MATSC). Namun, semua peralatan ADS-B yang terpasang

tersebut masih merupakah produk luar negeri. ADSB memiliki

receive frekuensi sama dengan radar SSR yaitu 1090 Mhz. Posisi

antenna ADSB Jakarta terletak di Rooftop Tower dan Receiver

berada di Tower Equipment Room (TER).

2. Divisi Teknik Komunikasi Penerbangan

Divisi Teknik Komunikasi Penerbangan di Jakarta Air Traffic

Service Center terdiri atas 2 Unit yaitu:

a. Unit Sistem Switching, Recording dan Networking, yang

bertanggung jawab memelihara/Merawat serta menyiapkan

kondisi peralatan sistem switching komunikasi Penerbangan

antar Air to Ground atau Ground to Ground beserta

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
33

Recordingnya dan menangani/merawat jaringan transmisi

komunikasi di JATSC ini.

b. Unit Radio Komunikasi, yang bertanggung jawab

memelihara/merawat peralatan transmitter (TX) dan receiver

(RX) VHF dan HF yang digunakan dalam komunikasi

pemanduan pesawat sehingga menunjang keselamatan

penerbangan. Divisi Teknik Komunikasi Penerbangan secara

garis besar menangani peralatan sebagai berikut :

A. VCS (Voice Comunication System)

VCS adalah peralatan komunikasi yang memiliki sistem

untuk mengalokasi sumber frekuensi VHF A/G, VHF-ER, dan

Direct Speech (DS) dalam satu pusat pengolahan yang

terprogram dan ditampilkan dalam bentuk touch screen (layer

sentuh) yang disebut CWP. VCS ini dimaksudkan agar

controller maupun teknisi dapat dengan mudah melakukan

komunikasi air to ground atau ground to ground hanya dengan

menekan layar kolom frekuensi atau kolom telephone yang

dituju dan secara switching akan langsung diterima apa yang

dituju.

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
34

Gambar 17. Blok Diagram VCS Gambar 18. Tampilan CWP

zs

Gambar 19. Kabinet Frequentis VCS

VCS yang diproses merupakan channel frekuensi dan

channel telephone (DS). Frekuensi VHF yang diolah berupa

VHF ADC, VHF APP, dan VHF ACC. Channel DS yang diolah

berupa DS lokal JATSC, Domestik, dan Internasional. Media

transmisi atau network yang digunakan berupa terrestial untuk

radius yang dekat dan VSAT untuk radius yang jauh. Perlatan

VSAT ditanganai oleh pihak ketiga yaitu Lintas ARTA untuk

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
35

keperluan Domestik, INDOSAT untuk keperluan Internasional

dan Telkom sebagai BackUP.

B. VHF A/G dan VHF-ER

VHF-AG adalah peralatan yang terdiri dari

Pemancar/Transmitter (Tx) dan Penerima/Receiver (Rx) yang

digunakan untuk komunikasi penerbangan dengan lebar band

antara 118,00 MHz s/d 136,00 Mhz. Sistem modulasi yang

digunakan adalah Amplitude Modulation (AM), dengan sifat

pancaran Omni Directional dan sistem komunikasi Half Duplex

(komunikasi secara bergantian). Peralatan komunikasi VHF

yang terdapat di JATSC yaitu:

1. VHF ADC

VHF ADC terdiri atas 2 wilayah ADC South dan North

serta Backup. Dalam satu wilayah terdapat main dan

secondary untuk Tower, Ground control dan Clearence

delivery. Berikut tabel Frekuensi VHF ADC yang dimiliki

Jakarta Air Traffic Service :

Tabel 1. VHF ADC


South
Lokasi
Sector Freq (MHz) Merk Daya
TX RX
TWRS 120.250 PAE MER MER 50 W
second 119.300 OTE TER TER 50 W
GCS 121.750 OTE TER TER 50 W
Second 128.950 OTE TER TER 50 W
CDS 125.150 PAE TER TER 50 W
Second 123.750 OTE TER TER 50 W

North
Sector Freq (MHz) Merk Lokasi Daya

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
36

TX RX
TWRN 118.200 OTE TER TER 50 W
Second 118.750 OTE TER TER 50 W
GCN 121.600 OTE TER TER 50 W
Second 128.850 OTE TER TER 50 W
CDN 121.950 OTE TER TER 50 W
Second 124.250 OTE TER TER 50 W

Backup
Lokasi Daya
Sector Freq (MHz) Merk
TX RX
GS 121.750 DIttel Tower Tower 7W
TWRN 118.200 Telera 710 720 50 W
d
Secon 118.750 Telera 710 720 50 W
d
GN 121.600 Dittel
Tower Tower 7W

2. VHF APP

VHF APP terdiri atas 11 sector yaitu Departure East,

Arival east, terminal west, terminal east, lower center, arrival

north, lower north, lower east, terminal south, emergency,

dan general purpose. Secara garis besar perjalanan

pesawat dissector app dimulai dari departure/arrival,

terminal, lower dan terkahir menuju sector ACC. Berikut

tabel Frekuensi VHF ADC yang dimiliki Jakarta Air Traffic

Service :

Tabel 2. VHF APP


Freq Lokasi
No Sector Merk Daya
(MHz) Tx Rx
1 DE 123.850 OTE 710 720 50 W
2 AE 125.550 OTE 710 720 50 W
3 TW 119.750 OTE 710 720 50 W
4 TE 127.900 OTE 710 720 50 W
5 LC 127.950 OTE 710 720 50 W
6 AN 125.450 OTE 710 720 50 W
7 LN 124.350 OTE 710 720 100 W

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
37

8 LE 130.100 PAE ME TER 100 W


R
9 TS 123.750 OTE 710 720 50 W
10 EM 121.500 Telerad 710 720 100 W
11 GP 129.900 OTE ME TER 50 W
R

Backup
1 TS 123.750 PAE MER TE 50 W
R
2 TW 119.750 Telera TER TER 50 W
d
3 LC 127.950 Telera TER TER 50 W
d
4 TE 127.900 Telera TER TER 50 W
d
5 AN 125.450 Telera TER TER 50 W
d

3. VHF ACC

Setelah pesawat melewati sector APP, dengan

ketinggian tertentu diatas wilayah APP maka pesawat di

control oleh ACC. Indonesia dibagi dalam 2 (dua) wilayah

udara, yaitu FIR (Flight Information Region) Ujung Pandang

dan FIR Jakarta. FIR Jakarta dibagi lagi menjadi beberapa

wilayah kontrol yaitu Upper Banda Aceh, Upper Medan,

Upper Pekanbaru, Upper Palembang, Upper Jakarta, Upper

Pangkal pinang, Upper Bandung, Upper Semarang, Upper

Jogja, Upper Pontianak, Upper Tanjung Pandan:

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
38

Gambar 20. Wilayah FIR Jakarta

Berikut tabel Frekuensi VHF ADC yang dimiliki Jakarta

Air Traffic Service :

Tabel 3. VHF ACC


Freq Lokasi
No Sector Merk Daya
(MHz) Tx/Rx
1 UBAC 128.300 Marconi GNLG 100 W
2 UMDN 133.300 PAE SBR 100 W
3 UPKU 132.200 Jotron PKU 100 W
4 UPLB 132.700 PAE PLB 100 W
5 UJKT 135.900 PAE TKG 100 W
6 UPKP 132.900 PAE TNJ 100 W
7 UBDN 132.100 PAE WNSR 100 W
8 USMG 120.900 OTE TKB 100 W
9 UJOG 125.200 Telerad CBR 100 W
10 UPNK 133.700 OTE PNK 100 W
11 UTPN 125.700 OTE TKB 100 W

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
39

Gambar 21. Kabinet TX VHF OTE

C. HF RDARA – MWARA

HF-AG adalah peralatan yang terdiri dari

Pemancar/Transmitter (Tx) dan Penerima/Receiver (Rx) yang

digunakan untuk mendukung komunikasi keselamatan

penerbangan dengan memberikan Flight Information Service

dan Alerting Service kepada seluruh penerbangan internasional

dan domestik yang berada didalam Flight Information Region

(FIR) Jakarta. Selain untuk komunikasi dengan pesawat juga

digunakan untuk komunikasi point to point antara bandara

terkait. HF-AG terdiri dari MWARA & RDARA:

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
40

a. RDARA ( Regional and Domestic Air Route Area ), untuk

pelayanan penerbangan domestik, dengan menggunakan

pemancar sebesar 1 KW atau lebih kecil.

b. MWARA ( Major World Air Route Area ), untuk pelayanan

penerbangan International, dengan menggunakan

pemancar sebesar 3– 5 KW.

Cakupan wilayah Jakarta yang cukup luas, maka

dibutuhkan controller dengan menggunakan frekuensi VHF

dan HF. Untuk HF (High Frequency), digunakan RDARA

(Regional Domestic Air Route Area) dan MWARA (Major

World Air Route Area).

Fungsi dari RDARA adalah mengontrol pergerakan

dan lalu lintas pesawat udara dalam lingkup domestic dan

pesawat dengan FL245 di area uncontrolled airspace,

sedangkan MWARA berfungsi untuk mengontrol

pergerakan dan lalu lintas untuk lintas internasional dengan

FL diatas 245. RDARA (FSS II) di JATSC terdiri dari

frekuensi :

a. 3.416 MHz

b. 5.631 MHz

c. 6.595 MHz

d. 8.957 Mhz

e. 11.309 Mhz

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
41

f. 11.366 MHz

Peralatan HF RDARA yang dimiliki Jakarta Air Traffic

Service Center ini memiliki merek JRC buatan Jepang,

terletak di gedung pemancar 710 sebagai pemancar dan

gedung receiver 720 sebagai penerima yang diinstal sejak

tahun 1997 dengan power output 1 KW. Namun seiring

perkembangan wilayah APP Jakarta Air Traffic Service

Center telah dijangkau oleh frekuensi VHF semua, maka

HF RDARA JATSC sudah tidak dipakai.

Sedangkan MWARA (FSS I) terdiri beberapa chanel

yaitu :

a. 3470 MHz

b. 6.556 MHz

c. 6.595 Mhz

d. 11.396 Mhz

e. 13.318 MHz

f. 11.396 MHz

Sama halnya RDARA merek HF MWARA yang dimiliki

JATSC adalah JRC buatan Jepang yang sudah terinstal

sejak 1997 terletak di gedung pemancar 710 sebagai

pemancar dan di gedung penerima 720 sebagai

receivernya. Selain MWARA yang merupakan wilayah

Fligh Service Station wilayah I. JATSC memiliki

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
42

peralatan IOS (Indian Oceanic Station) sebgai FSS III

berfungsi seperti MWARA yang digunakan untuk sisi

barat dari wilayah MWARA. IOS diinstal pada tahun

2010 memiliki power output 5 KW bermerk SUNAIR.

Berikut channel IOS (FSS III) :

a. 3.416 MHz

b. 5.631 MHz

c. 6.595 MHz

d. 11.366 MHz

Gambar 22. Transmitter MWARA Gambar 23. Transmitter

RDARA

D. Master Clock

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
43

Mater Clock merupakan Sistem yang mensinkronisasi

seluruh informasi waktu kedalam bentuk UTC (Universal Time

Center) untuk digunakan sebagai rujukan waktu pengoperasian

operasional penerbangan. Teknologi yang ada sekarang,

Master Clock mampu terhubung langsung ke NTP server di

internet dan telah menggunakan Power over Ethernet (PoE)

yang berguna untuk mendayai NTP clock tanpa menggunakan

tambahan adaptor untuk dayanya . Master Clock ini akan

terhubung disemua perangkat peralatan yang ada di JATSC.

Gambar 24. Master Clock

3. Divisi Automation System

Divisi Teknik Automation System di Jakarta Air Traffic Service

Center terdiri atas 2 unit yaitu:

a. Unit Automatic Message Switching System-Aeronautical Data

Processing System (AMSS-ADPS).

b. Unit Flight Data Processing System – Radar Data Processing

System (FDPS-RDPS), bertugas merawat/memlihara peralatan

ATC automation System. ATC automation sistem adalah

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
44

fasilitas pengamatan penerbangan yang berfungsi memproses

data penerbangan (data surveillance, data Fligh plan, ATS

message, data Weather, dll) untuk ditampilkan dilayar

Controller Working Position (CWP) sebagai alat bantu ATC

didalam memberikan Pelayanan pemandu lalu lintas

penerbangan (Radar Survaillance) mulai dari pesawat take-off,

terbang jelajah, approach, sampai landing di Bandara. Divisi

Automation System secara garis besar menangani peralatan

sebagai berikut :

A. AMSC (Automatic Message Switching Sistem)

AMSC (Automatic Message Switching Centre) adalah

Suatu Sistem Pengatur Penyaluran Berita (Message switching)

berbasis Komputer yang bekerja secara Store and Forward

artinya Berita masuk ke AMSC disimpan lalu disalurkan sesuai

dengan Address yang dituju.

Fungsi yang dilakukan oleh AMSC adalah Menerima Berita,

Memproses Berita, Menyalurkan Berita sesuai dengan Prioritas

yang ada serta memberikan respon terhadap Berita Khusus

Pemrosesan Berita meliputi :

• Identifikasi Berita

• Penyaringan Berita (Filtering Message) sesuai dengan

Format yang dikenal

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
45

• Perbaikan Berita yang menyimpang tapi masih dalam batas

toleransi Sistem

• Penyimpanan Berita

• Pengalamatan Berita

• Pemberian Respon terhadap Berita sesuai dengan aturan

yang ada

Karena Sistem AMSC digunakan untuk lingkungan

Penerbangan, maka Sistem AMSC harus mengikuti Standar

Format dan aturan penanganan Berita yang ditetapkan oleh

ICAO (International Civil Aviation Organization)/Badan

Penerbangan Internasional Annex 10 Volume II untuk Jaringan

AFTN (Aeronautical Fixed Telecommunication Network).

Gambar 25. Jaringan AFTN Indonesia

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
46

B. EJAATS dan JAATS

EJAATS merupakan peralatan & fasilitas yang digunakan

untuk memudahkan ATC dalam memandu lalu lintas udara

pada suatu Flight Information Region (FIR) khususnya FIR

Jakarta. EJAATS merupakan sistem terbaru keluaran Comsoft

untuk menggantikan sistem sebelumnya dari JAATS. Saat ini,

di JATSC perlatan EJAATS yang bertindak sebagai MAIN dan

JAATS sebagai Standby. Perlatan EJAATS saat ini di Indonesia

baru dipasang di Jakarta Air Traffic Service Center (JATSC).

EJAATS memiliki 5 server yaitu :

1. Server ADR, sever ini berfungsi sebagai Converter dan

Bridge. Semua sumber data radar wilayah FIR Jakarta

akan masuk ke splitter berupa data serial, salah satu split

data radar akan masuk ke EJAATS masih berupa data

serial, setelah diubah menjadi VLAN data radar kini

memiliki IP masing-masing. Pada server ADR data radar

dengan format Aircat (atau format data radar lama) akan

diubah ke format data asterix sedangkan data radar yang

sudah asterix akan dibridge langsung. Output dari server

ADR ini berupa single track dimana output tersebut masuk

ke CWP dan Server ARTAS

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
47

2. Server MDSI, server ini berfungsi mengolah data ADSB

wilayah FIR Jakarta kemudian ditampilkan ke CWP berupa

single track dan outputnya juga masuk ke server ARTAS

3. Server ARTAS, server ini berfungsi mengcalculating dan

mengcombined output dari ADR berupa single track

beberapa radar dan single track ADSB menjadi Surveilance

data processing sistem atau multritracking dalam display

CWP sehingga memudahkan ATC dalam memandu

pesawat

4. Server PRISMA, server ini berfungsi mengolah data fligh

plan untuk ditampilkan di CWP, serta pada CWP dapat

dicolerated dengan outpu dari ARTAS

5. Server R2D2, server ini berfungsi sebagai recording sistem

EJAATS yang dilengkapi dengan voice.

C. CPDLC (Controller Pilot Data Link Comunication)

CPDLC merupakan komunikasi antara controller dan pilot

menggunakan data link atas teks. CPDLC ini digunakan apabila

pesawat berada pada wilayah jauh dari coverage antenna VHF

sehingga controller akan sulit menjangkau via voice kepada

pilot serta pilot juga menangkap sinyal VHF dengan suara yang

memiliki banyak interference sehingga dibutuhkan CPDLC agar

Controller tetap dapat memandu pilot dalam jelajah terbang.

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
48

CPDLC menggunakan VSAT dalam transmit data link dan

receive data link.

D. ASMGCS (Automatic Surface Movement and Guidance

Control System)

ASMGCS merupakan perlatan yang digunakan untuk

melakukan pengamatan diwilayah Movement area Bandar

udara, baik itu pergerakan pesawat take-off/landing, taxi,

parking, Serta pergerakan mobil di Bandar udara sehingga

memudahkan controller dalam melakukan pemanduan

pergerakan disekitar Bandar udara. ASMGCS memiliki prisnip

kerja yang sama seperti EJAATS yaitu mengolah data dari

beberapa sumber kemudian menghasilkan satu targer position

untuk sector wilayah Bandar Udara Soekarno-Hatta. ASMGCS

meneriman source dari Fligh plan, beberapa Radar yaitu

SMR1, SMR2, CKG1, dan CKG2, ADSB, MLAT.

E. NOF (NOTAM OFFICE)

Peralatan NOF (NOTAM Office) adalah salah satu peralatan

ATC automation yang berfungsi mengolah data NOTAM yang

dibuat pada ruang (BO) Briefing Office. NOTAM adalah

pemberitahuan yang disebarluaskan melalui peralatan

telekomunikasi yang berisi informasi mengenai penetapan,

kondisi atau perubahan di setiap fasilitas aeronautika,

pelayanan, prosedur atau kondisi berbahaya berjangka waktu

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
49

pendek dan bersifat penting untuk dikeahui oleh personal

operasi penerbangan. NOTAM yang dibuat pada Briefing Office

akan diinput ke server NOF kemudian menuju peralatan IDS

(AMSC) untuk disalurkan menuju user yang dituju. Peralatan

NOF yang ada pada Bandar udara Soekarno-Hatta bermerek

COMSOFT, yang memiliki sistem IDN-AIM serta terhubung

dengan jaringan internet WEB sehingga peralatan ini

memerlukan firewall yang berfungsi melindungi software

peralatan dari tindakan pembajakan oleh hacker.

F. ATIS (Automatic Teminal Information Service)

ATIS (Automatic Terminal Information System) adalah

peralatan yang berfungsi untuk memberikan siaran secara terus

menerus informasi aeronautika tercatat non-kontrol atau

disebut terminal (bandara). Daerah siaran ATIS berisi informasi

penting seperti informasi cuaca, dimana landasan pacu yang

aktif, pendekatan yang tersedia, dan informasi lain yang

diperlukan oleh pilot. Output ATIS adalah teks yang kemudian

dikonfersikan menjadi suara. ATIS pada Bandar Udara

Soekarno-Hatta dipancarkan dengan frekuensi 126.85 MHz.

G. ADPS (Aeronatical Data Processing System)

ADPS merupakan peralatan yang digunakan untuk

mengolah seluruh berita atau informasi di internal JATSC

misalnya informasi dari Briefing Office, Meteorologi, WEB

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV
50

Server sebelum informasi dikirimkan keluar menuju address

masing-masing dengan melalui peralatan IDS.

H. Electronic Charting

Electronic charting merupakan peralatan yang digunakan

untuk pemetaan wilayah bandara jika terjadi suatu keadaan

yang tidak biasanya. Misalnya apabila pada suatu wilayah

Bandar Udara terdapat bencana alam letusan gunug berapi,

maka akan dibuatkan NOTAM, kemudian secara otomatis

wilayah Bandar udara tersebut akan diberikan suatu indicator

sebagai penanda dalam bentuk map / peta secara display.

I. WEB Server

WEB Server merupakan peralatan yang digunakan untuk

pengiriman data flight plan secara WEB di internet sehingga

airlines crew tidak perlu datang langsung menuju briefing office

JATSC untuk mendaftarkan penerbangannya.

J. Flight Plan Center

Flight plan center merupakan peralatan yang berfungsi

untuk menerima seluruh informasi perencanaan penerbangan

atau flight plan di Indonesia (FIR Jakarta dan FIR Ujung

Pandang). Flight plan center saat ini terletak pada kantor pusat

Airnav Indonesia.

OJT ATKP MAKASSAR JATSC


AIRNAV

Anda mungkin juga menyukai