Anda di halaman 1dari 44

BUKU

SAKU
SAKSI
[Document subtitle]
PEMILU SERENTAK 2019
KETENTUAN SURAT SUARA
SAH DAN TIDAK SAH

Ketentuan surat suara sah dan tidak sah


berdasarkan atas UU No 7 tahun 2017 pasal 353
dan 365 serta Peraturan KPU No 3 tahun 2019
pasal 54 dan 55 :
1. Surat suara ditandatangani oleh Ketua
KPPS
2. Terdapat tanda coblos sesuai simulasi di
bawah ini :

SURAT SUARA PEMILU PRESIDEN & WAPRES

1
2
SURAT SUARA PEMILU ANGGOTA DPR DAN
DPRD

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
TMS

18
19
SYARAT SAKSI TPS

1. Memiliki KTP Elektonik atau identitas lain


(SIM, Paspor) atau Surat Keterangan
(Putusan MK RI nomor 20/PUU-XVII/2019)
2. Terdaftar sebagai anggota PDI Perjuangan
3. Berusia di atas 18 tahun
4. Sudah pernah mencoblos dalam Pemilu
sebelumnya baik Pileg, Pilpres atau Pilkada
5. Berdomisili di RT/RW setempat dimana
saksi TPS ditugaskan
6. Terdaftar dalam DPT
7. Memiliki Formulir C6-KPU

Saksi yang sudah direkrut


dan diseleksi oleh BSPN
Cabang wajib diinput ke
SISTAGASMONEV
(www.bspnpusat.com)

20
TUGAS SAKSI TPS SEBAGAI
GURAKLIH
1. Memastikan pemilih mendapatkan formulir C6-
KPU;
2. Mengecek berita acara pengembalian C6-KPU
ke PPS (form D1-KPU) agar C6-KPU yang
tidak terbagi ke pemilih tidak
disalahgunakan lawan;
3. Memastikan pemilih datang ke TPS dengan
membawa formulir C6-KPU dan KTP el atau
identitas lain (SIM, Paspor) atau surat
keterangan;
4. Saksi TPS wajib Mengecek DPT dan
Formulir C6-KPU

Saksi wajib memastikan dirinya


dan pemilih PDI Perjuangan
serta pemilih paslon #01 terdaftar
dalam DPT, mendapatkan
formulir C6-KPU, dan membawa
KTP el atau surat keterangan ke
TPS

21
KEWAJIBAN & HAK SAKSI DI TPS
KEWAJIBAN SAKSI :
1. Hadir sebelum TPS dimulai, selambat-
lambatnya pukul 06.30 waktu setempat;
2. Menyerahkan surat mandat saksi kepada
KPPS selambat-lambatnya H-1 dan meminta
tanda terima penyerahan surat mandat;
3. Mengikuti, mencermati, dan mengawasi seluruh
proses pemungutan dan penghitungan suara
TPS
HAK SAKSI :
1. Mendapatkan salinan Formulir A.3-KPU (DPT),
A.4-KPU (DPTb) dan A.DPK-KPU (DPK)
2. Mendapatkan salinan berita acara (C-KPU) dan
sertifikat hasil penghitungan suara (C1-
PPWP,C1-DPR,C1-DPRD Provinsi, dan C1
DPRD Kota/Kabupaten)
3. Mengajukan protes bila ada pelanggaran dan
kecurangan di TPS serta meminta KPPS
menuliskan di formulir C2-KPU
4. Tidak menandatangani Formulir C-KPU, C1-
PPWP, C1-DPR,C1-DPRD Provinsi, dan C1
DPRD Kabupaten/Kota apabila terjadi
pelanggaran dan/atau kecurangan

22
JENIS-JENIS PEMILIH

23
24
25
TITIK RAWAN DI TPS
KASUS TINDAKAN ADVOKASI
KASUS 1
• Mobilisasi pemilih 1. Mendapatkan data dan
dari TPS lain pada bukti dengan cara menyisir
hari H dan mencocokkan data
• Mobilisasi dilakukan DPT, DPTb dan DPK
dengan cara dengan data Pemilih yang
memanipulasi Daftar dimobilisir, melihat form C1
Pemilih Khusus dan C7
(DPK) dengan 2. Melaporkan temuan
menggunakan e-KPT kepada Bawaslu setempat
(Pasal 198,199, 348,349
sanksi pasal 510, 532 UU
7/2017)

KASUS 2
Caleg/ tim kampanye 1. Mendapatkan data dan
paslon lawan melakukan bukti terkait
politik uang 2. Melaporkan temuan
(Pasal 93, 463, 515, 523 kepada Bawaslu setempat
UU 7/2017)

KASUS 3
KPPS tidak 1. Mendapatkan data dan
mengembalikan form C6- bukti terkait dengan cara
KPU yang belum/tidak mencermati form D1-KPU

26
terbagikan kepada (BA pengembalian C6-
pemilih kepada PPS KPU) di PPS
paling lambat H-1 2. Melaporkan temuan
(Pasal 60, 510,520 UU No kepada Bawaslu setempat
7/2017)

KASUS 4
• KPPS melakukan 1. Protes kepada KPPS dan
penghitungan suara meminta dihentikan proses
sebelum pukul 13:00 penghitungan suara
waktu setempat 2. Mencatat kejadian tersebut
• Melakukannya di pada form C2-KPU
tempat yang kurang 3. Jika tidak ditanggapi oleh
terang (gelap) KPPS, maka saksi
(Pasal 387 UU No 7/2017) melaporkan kepada
Pengawas TPS

KASUS 5
KPPS tidak membuka 1. Protes kepada KPPS dan
dan/atau tidak meminta dihentikan proses
menunjukkan dan/atau penghitungan suara
terlalu cepat membuka 2. Mencatat kejadian
surat suara yang telah tersebut pada form C2-
dicoblos serta tidak KPU
membaca dengan suara 3. Jika tidak ditanggapi oleh
yang jelas di depan KPPS, maka saksi
saksi (lebih dari 1 kali) melaporkan kepada
(Pasal 387 UU No 7/2017) Pengawas TPS

27
KASUS 6
KPPS tidak membaca 1. Protes kepada KPPS dan
dengan suara jelas dan meminta dihentikan proses
keras setiap hasil penghitungan suara
perolehan suara 2. Mencatat kejadian
(Pasal 387 UU No 7/2017) tersebut pada form C2-
KPU
3. Jika tidak ditanggapi oleh
KPPS, maka saksi
melaporkan kepada
Pengawas TPS

KASUS 7
KPPS melakukan 1. Protes kepada KPPS dan
kecurangan pada meminta dihentikan proses
pencatatan dan penghitungan suara
penghitungan perolehan 2. Mencatat kejadian
suara di form C1.Plano tersebut pada form C2-
dengan cara mengurangi KPU
atau menambahkan 3. Menolak hasil
suara ke Partai/Paslon penghitungan suara
lain dengan tidak
(Pasal 387, 532 UU No menandatangani form C &
7/2017) C1
4. Jika tidak ditanggapi oleh
KPPS, maka saksi
melaporkan kepada
Pengawas TPS

28
KASUS 8
KPPS tidak menghitung, 1. Protes kepada KPPS dan
menunjukkan dan meminta dihentikan proses
mencacat dengan benar penghitungan suara
pada form C1 : 2. Mencatat kejadian
• Data jumlah pemilih tersebut pada form C2-
yang hadir (DPT, KPU
DPTb, DPK) 3. Menolak hasil
• Surat suara penghitungan suara
digunakan, surat dengan tidak
suara dikembalikan menandatangani form C &
karena rusak/keliru C1
coblos, surat suara 4. Jika tidak ditanggapi oleh
tidak digunakan KPPS, maka saksi
• Surat suara diterima melaporkan kepada
oleh TPS (DPT + Pengawas TPS
DPTb + 2% dari DPT)
(Pasal 387, 350 UU No
7/2017)

KASUS 9
KPPS tidak membuat 1. Protes kepada KPPS
dan/atau 2. Melaporkan kepada
menandatangani berita Bawaslu setempat
acara pemungutan &
penghitungan suara
(Pasal 503, 504 UU No
7/2017)

29
KASUS 10
• KPPS tidak 1. Menyampaikan protes
memberikan 1 (satu) kepada KPPS
eksemplar salinan 2. Meminta salinan asli form
asli form C-KPU, C1- C, C1, C2 sebagai “HAK
PPWP kepada saksi SAKSI”
pilpres dan 3. Menolak hasil
• KPPS tidak penghitungan suara
memberikan 1 (satu) dengan tidak
eksemplar salinan menandatangani form C &
asli C-KPU, C1-DPR, C1
C1-DPRD Provinsi, 4. Melaporkan kepada
dan C1-DPRD Bawaslu setempat
Kab/Kota, dan C2-
KPU kepada saksi
pileg
(Pasal 506 UU No 7/2017)

30
DETEKSI DINI KEJANGGALAN
PADA FORM C1
Ada 3 (tiga) rumus utama dalam penghitungan
form C1 yaitu :
1. Jumlah surat suara diterima TPS
➢ KPPS menghitung jumlah surat suara
diterima TPS untuk masing-masing jenis
Pemilu;
➢ Saksi mengawasi penghitungan dengan
rumus : DPT + DPTb + (2% x DPT);
➢ Rumus ini digunakan sebelum
pemungutan suara dimulai (pagi);
➢ Dalam contoh gambar perhatikan warna
hijau
2. Jumlah surat suara yang digunakan
➢ KPPS menghitung jumlah surat suara
digunakan (di dalam kotak suara) untuk
masing-masing jenis Pemilu;
➢ Saksi mengawasi penghitungan dengan
rumus : jumlah surat suara digunakan
harus sama dengan jumlah pengguna
hak pilih dan harus sama dengan jumlah
suara sah dan tidak sah;

31
➢ Rumus ini digunakan sebelum menghitung
surat suara sah dan tidak sah;
➢ Dalam contoh gambar perhatikan warna
merah
3. Penggunaan surat suara
➢ KPPS menghitung jumlah surat suara baik
di dalam kotak dan di luar kotak suara
untuk masing-masing jenis Pemilu;
➢ Saksi mengawasi penggunaan surat suara
dengan rumus : surat suara digunakan +
surat suara tidak digunakan + surat
suara dikembalikan karena keliru
rusak/coblos harus sama dengan jumlah
surat suara diterima TPS;
➢ Rumus ini digunakan setelah menghitung
surat suara sah dan tidak sah
(sore/malam)

32
CONTOH RUMUS PENGHITUNGAN C1-PPWP

33
34
PELAPORAN FORM C1
1. Saksi wajib menyerahkan seluruh
dokumen salinan C-KPU, C1-PPWP,C1-
DPR,C1-DPRD Provinsi, dan C1 DPRD
Kab/Kota serta C2-KPU kepada BSPN
Cabang melalui Koord Saksi TPS Desa/Kel
segera setelah TPS ditutup
2. Koord Saksi TPS Desa/Kel segera
menyerahkan dokumen tersebut kepada
Koordinator Saksi Kecamatan
3. Koord Saksi Kecamatan segera
menyerahkan dokumen tersebut kepada
BSPN Cabang
4. Dalam keadaan tertentu Koord Saksi TPS
Desa/Kel dapat menjemput dokumen tersebut
langsung kepada Saksi TPS
5. Dokumen tersebut harus sudah berada di
Kamar Hitung BSPN Cabang paling lambat
pukul 02.00 waktu setempat tanggal 18 April
2019

35
36
37
38
KETENTUAN PEMUNGUTAN
SUARA ULANG
Pemungutan Suara Ulang dapat dilakukan
apabila:

1. Pembukaan kotak suara dan/atau berkas


Pemungutan dan Penghitungan Suara tidak
sesuai dengan tata cara yang ditetapkan
peraturan perundang-undangan
2. Petugas KPPS meminta Pemilih memberi
tanda khusus pada Surat Suara yang sudah
digunakan
3. Petugas KPPS merusak lebih dari 1 (satu)
Surat Suara yang sudah digunakan oleh
Pemilih sehingga Surat Suara tersebut tidak
sah
4. Lebih dari 1 (satu) Pemilih menggunakan hak
pilih lebih dari 1 (satu) kali pada TPS yang
sama atau TPS yang berbeda;dan/atau
5. Lebih dari 1 (satu) orang Pemilih yang tidak
terdaftar sebagai Pemilih mendapat
kesempatan memberikan suara pada TPS

39
6. KPPS wajib melakukan Pemungutan Suara
Ulang paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah
hari Pemungutan Suara

40
KETENTUAN PENGHITUNGAN
SUARA ULANG DI TPS
Penghitungan Suara di TPS dapat diulangi apabila:

1. Terjadi kerusuhan
2. Penghitungan Suara dilakukan ditempat
tertutup
3. Penghitungan Suara dilakukan di tempat yang
kurang terang atau yang kurang mendapat
penerangan cahaya
4. Penghitungan Suara dilakukan dengan suara
yang tidak jelas
5. Penghitungan Suara dicatat dengan tulisan
yang kurang jelas
6. Penghitungan Suara dilakukan di tempat selain
di tempat dan waktu yang telah ditentukan;
dan/atau
7. Terdapat ketidaksesuaian jumlah hasil
penghitungan Surat Suara yang sah dan Surat
Suara yang tidak sah dengan jumlah Pemilih
yang menggunakan Hak Pilihnya.

41
SELAMAT BERTUGAS
DAN

42

Anda mungkin juga menyukai