Anda di halaman 1dari 22

BANTALAN

A. PENGERTIAN
Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang
peranan cukup penting, karena berfungsi untuk menumpu sebuah poros sehingga
poros dapat berputar tanpa mengalai gesekan yang berlebihan dan putaran
gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus dan aman. Bantalan
harus cukup kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja
dengan baik. Umumnya bantalan dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros.
a. Bantalan luncur
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara permukaan poros (tap)
dengan permukaan bantalan. Guna melicinkan gesekan-gesekan tersebut
digunakanlah minyak pelumas sebagai lapisan perantaranya.

Gambar-1 Bantalan luncur

b. Bantalan gelinding
Pada bantalan ini, terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar
dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol, rol
jarum dan rol bulat.

Gambar-2 Bantalan gelinding

1
Balls or rollers
Fixed element Fixed element

Moving element Moving element

(a) Sliding contact bearing (b) Rolling contact bearing

Gambar-3 Slidding dan roliing contact bearing

2. Berdasarkan beban yang bekerja pada bantalan:


a. Bantalan aksial disebut trust bearing, yaitu arah beban yang ditumpu
bantalan adalah sejajar dengan sumbu poros.
b. Bantalan radial disebut jurnal bearing, dimana arah beban yang ditumpu
bantalan adalah tegak lurus terhadap sumbu poros.
c. Bantalan aksial radial atau disebut dengan bantalan khusus, dimana beban
yang ditumpu oleh bantalan mempunyai arah sejajar dan tegak lurus
dengan sumbu poros.

Moving F Fixed
element element

Fixed Moving
element element

(a) Bantalan aksial (b) Bantalan radial

Gambar-4 Bantalan aksial dan radial

2
B. BANTALAN LUNCUR
Bantalan luncur mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban
besar, konstruksinya sederhana, serta dapat dibuat dan dipasang dengan mudah.
Karena gesekannya besar pada waktu awal jalan, maka bantalan ini memerlukan
momen awal yang besar dan memerlukan pelumasan yang tidak sederhana.
Panas yang timbul akibat gesekan cukup besar, terutama pada beban yang besar
memerlukan pendinginan khusus. Karena adanya lapisan pelumas, bantalan ini
dapat meredam tumbukan dan getaran, sehingga hampir tidak bersuara. Tingkat
ketelitiannya tidak setinggi bantalan gelinding, sehingga harganya lebih murah.
Pada umumnya konstruksi bantalan luncur berbentuk silinder atau silinder
yang dibelah dua yang pada bagian dalamnya biasanya dilapisi oleh bahan yang
mempunyai sifat-sifat seperti :
a) Mempunyai kekuatan yang cukup untuk menahan beban statis dan beban
dinamis.
b) Tahan aus.
c) Mampu membenamkan kotoran atau partikel-partikel halus.
d) Dapat menyesuaikan diri terhadap lenturan poros atau geometri poros.
e) Tahan korosi.
f) Koefisien gesek yang rendah.
g) Mempunyai ketahanan terhadap pengelupasan lapisan.
Ada beberapa jenis bahan yang biasa digunakan sebagai lapisan pada
rangka bantalan, yaitu paduan timah putih (Tin base alloy) dan paduan timah
hitam (Lead base alloy). Paduan ini biasa disebut logam putih (white metal) atau
logam Babbitt. Logam Babbitt ini relatif lunak, sehingga untuk meningkatkan
kemampuannya dalam menumpu beban maka harus ditumpu oleh rangka
bantalan (bearing shell) yang lebih kuat. Rangka bantalan biasanya terbuat dari
Baja, Besi cor atau paduan Tembaga. Logam Babbitt ini kemudian dilapiskan
pada permukaan dinding dalam dari rangka bantalan dengan cara pengecoran,
pengelasan, metal spray atau elektro plating. Lapisan babbit ini harus dapat
melekat dengan kuat pada rangka bantalan. Kekuatan ikatan antara logam babbit
dan rangka bantalan dapat dicapai dengan baik jika preparasi dari permukaan
rangka bantalan dilakukan dengan sempurna.
Logam putih dikenal sebagai bahan yang paling baik untuk bahan bantalan
karena kekerasannya yang lebih rendah (23 - 33 HV ) dari shaft serta mempunyai

3
sifat mampu bentuk dan mampu benamnya yang lebih baik dibanding dengan
material-material lain yang digunakan sebagai bantalan. Logam ini digunakan
secara luas pada mesin-mesin diesel kapal laut, turbin, alternator dan peralatan-
peralatan yang berputar. Logam putih dibagi kedalam 3 type yaitu : High tin-alloy,
high lead-alloy dan intermediate alloy. Logam putih atau babbitt ini pertama kali
ditemukan pada tahun 1839 oleh Isaac Babbitt yang membuat komposisi sekitar :
Sn = 89 %, Sb = 9 % dan Cu = 2 %.

(a) Bantalan radial polos


(b) Bantalan radial berkerah
(c) Bantalan aksial berkerah
(d) Bantalan aksial
(e) Bantalan radial ujung
(f) Bantalan radial tengah

Gambar-5 Jenis-jenis bantalan luncur

Keuntungan penggunaan bantalan luncur adalah:


- Mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban geser.
- Dapat dibuat dan dipasang dengan mudah,
- Mudah menggantinya bila aus,
- Dapat meredam getaran dan tumbukan sehingga hampir tidak bersuara.
Kelemahannya :
- Memerlukan momen awal yang besar,
- Pelumasannya tidak begitu sederhana (agak rumit).
- Gesekan besar pada awal putaran.
- Panas yang timbul dari gesekan besar sehingga memerlukan pendinginan
khusus.

4
Cara Pelumasan Untuk Bantalan Luncur:
a) Pelumasan tangan,
b) Pelumasan tetes,
c) Pelumasan pompa,
d) Pelumasan grafitasi,

1. Perencanaan Bantalan Luncur Radial


Beberapa petunjuk yang harus diikuti:
a. Jika beban bantalan dan putaran poros diberikan:
- Periksa apakah beban perlu dikoreksi.
- Tentukan beban rencana
- Pilihlah bahan bantalan,
- Tekanan bantalan yang diizinkan, diturunkan secara empiris.
- Tentukan panjang bantalan (l).
- Periksa bahan bantalan dan tentukan diameter poros sedemikian rupa
hingga tahan terhadap lenturan.
- Periksa juga tekanan bantalan dan (l / d).
b. Bila diameter poros sudah ditentukan terlebih dahulu:
- Mulailah dengan kekuatan bantalan.
- Selanjutnya periksa tekanan bantalan,
- Harga pν dan ( l / d ).

a. Kekuatan Bantalan
Jika terdapat suatu beban yang terbagi merata dan bekerja pada bantalan dari
sebelah bawah, seperti gambar-6 dengan panjang bantalan l (mm), beban
persatuan panjang w (kg/mm) dan beban bantalan F (kg), reaksi pada titik
tumpuan dihitung, maka:
F  w
Besarnya momen lentur maksimum yang ditimbulkan oleh gaya-gaya diatas
adalah:
w  2 F  
M 
2 2
Sedangkan momen tahan lentur untuk lingkaran pejal Z adalah:
  d3
Z
32

5
F
½F ½F

F
Gambar-6 Bantalan radial ujung dan radial tengah

Jika  a adalah tegangan lentur yang diijinkan, maka:

M  a  Z

F    d3 
  a   
2  32 
  a 
  d3  a  d3   min
16F 5,1F

5,1F  
d3 (i)
a

Untuk bantalan radial tengah seperti pada gambar, ambil L = 1,5l, dan
pandanglah suatu batang yang ditumpu kedua ujungnya, maka:
F  L 1,5F  
M 
8 8
M  a  Z

1,5F      d3 
  a   
8  32 
a
  d3   max  (ii)
1,9F

1,9F  
d3
a

6
b. Pemilihan l/d
Untuk bantalan luncur, perbandingan antara panjang dan diameternya adalah
sangat penting sehingga dalam perencanaan perlu diperhatikan hal-hal berikut:
- Semakin kecil l/d, semakin rendah kemampuannya untuk menahan beban.
- Semakin besar l/d, semakin besar panas yang timbul karena gesekan.
- Dengan memperbesar l/d kebocoran pelumas pada ujung bantalan dapat
diperkecil.
- Harga l/d yang terlalu besar akan menyebabkan tekanan yang tidak
merata, sebaiknya digunakan harga menengah. Jika kelonggaran antara
bantalan dan poros akan diperkecil atau jika sumbu poros agak miring
terhadap sumbu bantalan maka l/d harus dikurangi.
- Jika pelumas kurang dapat diratakan dengan baik ke seluruh permukaan
bantalan, harga l/d harus dikurangi.
- Semakin besar l/d, temperatur bantalan juga akan semakin tinggi, hal ini
dapat membuat lapisan bantalan meleleh.
- Untuk menentukan l/d dalam merencana, perlu diperhatikan berapa besar
ruangan yang tersedia di dalam mesin.
- Harga l/d juga tergantung pada kekerasan bahan bantalan, bahan lunak
memerlukan l/d yang besar.
Harga l/d yang umum dipakai terletak antara 0,4 ~ 4,0 atau lebih baik antara
0,5 ~ 2,0. Jika l/d melebihi 2,0 maka tekanan permukaan terjadi secara lokal
(tidak merata) sehingga lubang bantalan perlu dibuat tirus. Harga yang terlalu
kecil sebaliknya akan mengurangi kemampuannya membawa beban. Untuk l/d
yang kecil lebih cocok untuk bantalan gelinding.

c. Tekanan Bantalan
Tekanan bantalan adalah beban radial dibagi luas proyeksi bantalan, yang
besarnya sama dengan beban rata-rata yang diterima oleh permukaan bantal,
dinyatakan dalam p ( kg/mm2).
W
p
.d
dengan ; d = diameter poros (mm)
l = panjang bantalan (mm).

7
Jika p diganti dengan pa dan F dikeluarkan dari persamaan (i), maka pada
bantalan ujung diperoleh persamaan:

 1 a

d 5,1 p a

dan untuk bantalan tengah diperoleh persamaan:

 1 a

d 1,9 p a

Maka dari persamaan diatas untuk taksiran harga l/d dapat diperoleh.
Harga tekanan yang diizinkan pa tergantung pada bahan bantalan seperti
diperlihatkan pada tabel berikut:

Tabel-1 Sifat-sifat bahan bantalan luncur


Tekanan maksimum Temperatur
Kekerasan
Bahan Bantalan yang diijinkan Pa maksimum yang
HB 2 o
(kg/mm ) diijinkan ( C)

Besi cor 160 – 180 0,3 – 0,6 150


Perunggu 50 – 100 0,7 – 2,0 200
Kuningan 80 – 150 0,7 – 2,0 200
Perunggu fosfor 100 – 200 1,5 – 6,0 250
Logam putih berdasar Sn 20 – 30 0,6 – 1,0 150
Logam putih berdasar Pb 15 – 20 0,6 – 1,8 150
Paduan Cadmium 30 – 40 1,0 – 1,4 250
Kelmet 20 – 30 1,0 – 1,8 170
Paduan Alumunium 45 – 80 2,8 100 – 150
Paduan timah hitam 40 – 80 2,0 – 3,2 220 – 250

d. Tekanan Bantalan
Pada celah antara permukaan poros dan bantalan terdapat selaput minyak
tipis. Selaput minyak ini bergerak karena tertarik oleh permukaan yang
bergerak serta karena kekentalannya. Tegangan geser  (dyn/cm2) dari minyak
dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:
  Z1.R
Dimana; Z1 = viskositas minyak pelumas (dyn.s/cm2 = poise = P),
R = kecepatan selaput minyak per satuan tebal selaput (cm/s)

8
A

ν Ft

h
Gambar-7 Elemen sembarang dari selaput minyak pelumas

Lapisan tipis dari selaput minyak seperti gambar-7, dengan gaya tarik Ft (dyn)
yang bekerja secara tangensial pada luas A (cm2) maka;
Ft

A
Jika kecepatan permukaan atas selaput tersebut adalah ν (cm/s) dan tebalnya
adalah h1 (cm), maka:
v
R
h1
Dari ketiga persamaan diatas maka diperoleh;
Ft v
 Z1
A h1
v
Ft  Z1  A 
h1

Gambar-8 Poros yang diselubungi selaput minyak secara merata

Pada bantalan yang menahan beban ringan dan putaran sangat tinggi maka
poros akan terangkat oleh selaput minyak sedemikian tinggi hingga sumbunya
akan berimpit dengan sumbu bantalan dan tebal selaput minyak disekeliling
poros akan merata seperti gambar-8. Jika putaran poros n (radian per detik),
kelonggaran (clearance) antara permukaan bantalan dan poros c (mm), tebal

9
d dn
selaput minyak pelumas h (mm), panjang bantalan l , A  , v ,
1000 60
c
h1   10 maka:
2
 
 Z d dn
  2
Ft   1   10
 c 
 
  
2 

 2 2 .Z1.d2 .n. 
Ft     10 2
  Ft dalam dyn
 c 
Maka besarnya gaya tangensial (Ft’) dalam kg, adalah:
 2 2 .Z.d2 .N. 
Ft'     1,7  10 12
 c 
Dimana; Ft’ = gaya tangensial (kg)
Z = viskositas minyak pelumas (cP = centi Poise)
N = putaran poros (rpm)
Besarnya momen gesek T (kg.mm) adalah:
  2 .Z.d3 .N. 
T     1,7  10 12
 c 
Persamaan ini dikenal dengan persamaan Petroff. Jika Ft’ (kg) dibagi dengan
F= p.l.d, maka diperoleh kooefisien gesek sebesar:
Ft'  d  ZN
  2 2    1,7  10 12
F c p
Harga ZN/p yang muncul dalam persamaan diatas merupakan suatu faktor
penting dalam pemilihan minyak dan harus lebih besar dari pada harga yang
terdapat dalam tabel-2
 cP  rpm 
Metal bantalan ZN/p minimum  
2 
 kg / mm 
Logam putih berdasar Sn 28000
Logam putih berdasar Pb 14000
Paduan Cd 5000
Kelmet 5000
Ag – Pb – In 3000

10
C. BANTALAN GELINDING
Bantalan gelinding adalah suatu bagian atau komponen yang berfungsi untuk
menahan/mendukung suatu poros agar tetap pada kedudukannya. Bantalan
gelinding mempunyai elemen yang berputar dan bagian yang diam saat bekerja
yang terletak antara poros dan rumah bantalan. Elemen gelinding seperti bola
atau rol dipasang antara cincin luar dan dalam, dengan memutar salah satu cincin
tersebut bola atau rol akan melakukan gerakan gelinding sehingga gesekan akan
jauh lebih kecil. Karena luas bidang kontak antara bola atau rol dengan cincin
sangat kecil (ketelitian tinggi), maka material yang dipakai harus memiliki
ketahanan dan kekerasan yang sangat tinggi.
Bantalan gelinding umumnya lebih cocok untuk beban kecil dibandingkan
dengan bantalan luncur, tergantung pada bentuk elemen gelindingnya. Putaran
pada bantalan ini dibatasi oleh gaya sentrifugal yang timbul pada elemen gelinding
tersebut, keunggulan dari bantalan ini adalah gesekannya sangat rendah.
Pelumasan juga sangat sederhana, cukup dengan gemuk, bahkan ada yang
memakai sil sendiri tidak perlu pelumasan lagi. Meskipun ketelitiannya sangat
tinggi, namun karena adanya gerakan elemen gelinding dan sangkar, pada
putaran tinggi bantalan ini agak berisik dibandingkan dengan bantalan luncur.
Keuntungan penggunaan bantalan gelinding:
- Keausan dan panas yang ditimbulkan berkurang.
- Gesekan yang terjadi relatif konstan.
- Pemakainan pelumas minimum.
- Ukuran lebarnya kecil.
- Mudah penggantiannya.
- Ukurannya sudah distandarisasikan sehingga mudah mendapatkan.
- Hampir tidak memerlukan perawatan.
Kerugiannya:
- Untuk beban kejut (getaran karena ketidak seimbangan komponen mesin)
bantalan gelinding lebih cepat rusak.
- Lebih sensitive terhadap debu dan kelembaban.
- Lebih mahal karena ketelitiannya tinggi.
- Pada putaran tinggi bantalan ini agak berisik.

11
1. Tipe Bantalan gelinding dan Penerapannya
Ada tiga bagian utama pada bantalan gelinding (bearing), yaitu :
a. Elemen yang berputar (ball, cylinder, barrels, taper, needle) selalu dipasang
pada jarak yang telah ditentukan dan letaknya selalu dalam “sangkarnya”.
b. Cincin dalam (inner ring) merupakan bagian yang berputar dan kecepatan
putarnya sama dengan poros.
c. Cincin luar (outer ring) merupakan bagian yang diam dan dipasang pada
lubang.

(a) Ball bearing (b) Roller bearing (c) Radial ball bearing (d) Trust ball bearing

Gambar-5 Bantalan gelinding dan penerapannya

Bearing yang beredar sekarang terdiri dari berbagai macam bentuk dengan
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Hal yang perlu diketahui dalam
pemilihan bearing antara lain:
a. Mengetahui kemungkinan penyebab terjadinya kesalahan dan akibatnya.
Bearing yang telah rusak akan menimbulkan bunyi yang berisik. Dengan
mengetahui dan memahami penyebab kesalahan dan kesalahannya dapat
digunakan sebagai dasar untuk mengatasi masalah selanjutnya.
b. Mengetahui standar bearing, hal ini untuk memudahkan pemesanan/
pembeliannya jika ada penggantian bearing.
Jenis-jenis bearing antara lain:
a. Single row groove ball bearings
b. Double row self aligning ball bearings
c. Single row angular contact ball bearings
d. Double row angular contact ball bearings
e. Double row barrel roller bearings
f. Single row cylindrical bearings
g. Tapered roller bearings

12
h. Single direction thrust ball bearings
i. Double direction thrust ball bearings
j. Ball and socket bearings
Secara umum jenis bearing dibagi berdasarkan jenis diatas, namun pada
kenyataannya bentuk dan ukurannyapun bervariasi. Keadaan ini biasanya
disebutkan dalam katalog yang dibuat oleh pabrik yang bersangkutan.
Variasi-variasi itu biasanya adalah :
- Diameter poros
- Lubang bearing cincin dalam
- Lebar bearing
- Seal
- Cara pasang

a. Single row groove ball bearings


Bearing ini mempunyai alur dalam pada kedua cincinnya.
Karena memiliki alur, maka jenis ini mempunyai kapasitas
dapat menahan beban secara ideal pada arah radial dan
aksial. Maksud dari beban radial adalah beban yang tegak
lurus terhadap sumbu poros, sedangkan beban aksial
adalah beban yang searah sumbu poros.

b. Double row self aligning ball bearings


Jenis ini mempunyai dua baris bola, masing-masing baris
mempunyai alur sendiri-sendiri pada cincin bagian
dalamnya. Pada umumnya terdapat alur bola pada cincin
luarnya. Cincin bagian dalamnya mampu bergerak sendiri
untuk menyesuaikan posisinya. Inilah kelebihan dari jenis
ini, yaitu dapat mengatasi masalah poros yang kurang
sebaris.

13
c. Single row angular contact ball bearings
Berdasarkan konstruksinya, jenis ini ideal untuk beban
radial. Bearing ini biasanya dipasangkan dengan bearing
lain, baik itu dipasang secara pararel maupun bertolak
belakang, sehingga mampu juga untuk menahan beban
aksial.

d. Double row angular contact ball bearings


Disamping dapat menahan beban radial, jenis ini juga
dapat menahan beban aksial dalam dua arah. Karena
konstruksinya juga, jenis ini dapat menahan beban torsi.
Jenis ini juga digunakan untuk mengganti dua buah
bearing jika ruangan yang tersedia tidak mencukupi.

e. Double row barrel roller bearings


Bearing ini mempunyai dua baris elemen roller yang pada
umumnya mempunyai alur berbentuk bola pada cincin
luarnya. Jenis ini memiliki kapasitas beban radial yang
besar sehingga ideal untuk menahan beban kejut.

f. Single row cylindrical bearings


Jenis ini mempunyai dua alur pada satu cincin yang
biasanya terpisah. Eek dari pemisahan ini, cincin dapat
bergerak aksial dengan mengikuti cincin yang lain. Hal ini
merupakan suatu keuntungan, karena apabila bearing
harus mengalami perubahan bentuk karena temperatur,
maka cincinnya akan dengan mudah menyesuaikan
posisinya. Jenis ini mempunyai kapasitas beban radial
yang besar pula dan juga cocok untuk kecepatan tinggi.

14
g. Tapered roller bearings
Dilihat dari konstruksinya, jenis ini ideal untuk
beban aksial maupun radial. Jenis ini dapat
dipisah, dimana cincin dalamnya dipasang
bersama dengan rollernya dan cincin luarnya
terpisah.

h. Single direction thrust ball bearings


Bearing jenis ini hanya cocok untuk menahan
beban aksial dalam satu arah saja. Elemennya
dapat dipisahkan sehingga mudah melakukan
pemasangan. Beban aksial minimum yang dapat
ditahan tergantung dari kecepatannya. Jenis ini
sangat sensitif terhadap ketidak sebarisan
(misalignment) poros terhadap rumahnya.

i. Double direction thrust ball bearings


Jenis ini sama seperti point 8, hanya saja bearing
jenis ini dapat diberi beban aksial dalam dua arah.
Bagian-bagiannya pun juga dapat dipisahkan
sehingga mudah bongkar dan pasangnya.

j. Ball and socket ball bearings


Bearing jenis ini mempunyai alur dalam berbentuk
bola, yang bisa membuat elemennya berdiri
sendiri. Kapasitasnya sangat besar terhadap
beban aksial. Selain itu juga dapat menahan
beban radial secara simultan dan cocok untuk
kecepatan yang tinggi.

15
Dalam melakukan pemesanan atau pembelian bearing, yang perlu di
perhatikan adalah kode bearing tersebut. Kode ini biasanya ada di sisi bearing,
jika tidak didapat kode yang sama, maka bisa dicari ekuivalensinya.
Kode tersebut menunjukkan:
- Kontruksi dan tipe bearing
- Diameter cincin dalam
- Diameter cincin luar
- Lebar bearing
- Seal
Kode bearing biasanya mencantumkan pabrik pembuat atau merk dagang
berikut awalan (prefix), ukuran dan jenis serta kode akhiran (suffix).
Contoh :

I II III

Kode bearing yang utama terdiri dari:


Digit I : menunjukkan kode tipe
Digit II : menunjukkan kode seri
Digit III : menunjukkan kode lubang
Digit I (kode tipe)
Kode tipe menjelaskan hal berikut :
- Angka 1, menunjukkan tipe double row self aligning ball bearing
- Angka 2, menunjukkan tipe no.1, tetapi lebih lebar
- Angka 3, menunjukkan tipe double row angular contact ball bearing
- Angka 4, menunjukkan tipe double row deep groove ball bearing
- Angka 6, menunjukkan tipe single row deep groove ball bearing
- Angka 7, menunjukkan tipe single row angular contact ball bearing
- Angka 16, menunjukkan tipe no. 6 tapi lebih sempit
- Angka 22, menunjukkan tipe double row spherical roller bearing
- Angka 30, menunjukkan tipe tapper roller bearing
- Angka 51, menunjukkan tipe thrust roller bearing
- Huruf N, menunjukkan tipe single row roller cylinder bearing

Digit II (kode seri)


Kode seri menjelaskan hal berikut :

16
- Angka 0, menunjukkan seri diameter ISO 0, beban sangat ringan
- Angka 1, menunjukkan seri diameter ISO 1, beban aksial sangat ringan
- Angka 2, menunjukkan seri diameter ISO 2, beban ringan
- Angka 3, menunjukkan seri diameter ISO 3, beben menengah
- Angka 4, menunjukkan seri diameter ISO 4, beban berat

Digit III (kode lubang)


Kode lubang menjelaskan hal berikut :
- Kode 00, menunujukkan diameter lubang 10 mm
- Kode 01, menunujukkan diameter lubang 12 mm
- Kode 02, menunujukkan diameter lubang 15 mm
- Kode 03, menunujukkan diameter lubang 17 mm
- Kode 04, menunujukkan diameter lubang 20 mm
- Kode ≥ 4, menunjukkan diameter lubangnya 5X dari angka tersebut

Sedangkan untuk awalan (prefix) dan akhiran (suffix) biasanya digunakan


untuk desain yang khusus.
Kode awalan (prefix) tersebut antara lain :
- GS, menunjukkan rumah pengunci bearing aksial silinder
- L, bearing dimana ring dalam dan luarnya dapat dipisah
- R, jenis bearing yang dapat dipisah tanpa menggerakkan ring dalam
dan luarnya
- WS, pengunci poros dari bearing silinder

Kode akhiran (suffix) antara lain :


- E, bearing kontak dengan sudut 40o baris tunggal
- K, diameter lubang berbentuk kerucut 1 : 12
- K30, diameter lubang berbentuk kerucut 1 : 30
- N, alur snap ring pada ring luar
- C1, clearance kurang dari C2
- C2, clearance kurang dari normal
- C3, clearance lebih besar dari normal
- C4, clearance lebih dari C3
- C5, clearance lebih dari C4

17
Pemasangan bearing pada poros
Pemasangan bearing yang berlubang silinder
Hal yang perlu diperhatikan jika akan memasang bearing yang lubangnya
silinder adalah sbb :
- Gaya pemasangan harus dikenai pada ring dalam
- Kode bearing diletakkan diluar
- Jangan menekan secara langsung pada “sangkar” dan bola bearing
- Gunakan batang perantara (sleeve) agar penekanan dapat merata
Pemasangan bearing yang berlubang silinder pada poros dengan suaian
sesak, dapat dilakukan dengan cara dipukul dengan palu, dipres dengan
perantara batang lain atau dengan cara pemanasan. Penekanan harus
dikenakan pada ring dalam.
Dalam pemilihan bantalan perlu diketahui sifat-sifat yang harus
dipertimbangkan agar diperoleh bahan yang terbaik, yaitu:
a. Tahan tekanan, bahan bantalan harus memiliki kekuatan tekan yang tinggi
untuk menahan tekanan maksimum sehingga mencegah ekstrusi atau
deformasi permanen pada bantalan.
b. Kekuatan fatique, bantalan harus memiliki kekuatan fatique yang tinggi
sehingga ketika terjadi beban berulang tidak menghasilkan retak pada
material.
c. Conformability, adalah kemampuan bantalan untuk mengakomodasi
lendutan poros dan ketidakakuratan bantalan oleh deformasi plastis.
d. Embeddability, adalah kemampuan bahan bantalan untuk mengakomodasi
partikel kecil dari debu, pasir, dan lain-lain.
e. Tahan korosi, bahan bantalan tidak boleh menimbulkan korosi akibat
pelumasan, properti ini sangat penting didalam mesin pembakaran dimana
pelumas yang sama digunakan untuk melumasi dinding silinder dan
bantalan. Didalam silinder, pelumas dapat saja teroksidasi dan
menghasilkan endapan karbon.
f. Thermal konduktivitas, bahan bantalan harus memiliki konduktivitas panas
yang tinggi sehingga memungkinkan perpindahan panas yang cepat yang
dihasilkan saat terjadi gesekan.

18
g. Ekspansi thermal, bahan bantalan harus memiliki koefisien ekspansi
thermal rendah, sehingga bekerja dengan suhu yang berbeda-beda tidak
ada perubahan bahan yang diakibatkan perubahan suhu.
Untuk mendapatkan semua sifat diatas sulit ditemukan dalam bahan bantalan
tertentu, dimana bahan yang digunakan pada prakteknya tergantung pada
kebutuhan dari kondisi pemanfaatan bantalan. Sehingga pemilihan bahan
untuk setiap aplikasi harus berdasarkan hasil analisis. Tabel berikut
menunjukkan perbandingan dari beberapa sifat yang lebih umum untuk
bantalan logam.

Tabel-2 Sifat-sifat umum bahan bantalan logam


Bearing Fatique Conform- Embedd- Anti Corrosion Thermal
material strength ability ability scoring resistance conductivity
Tin base
Poor Good Excellent Excellent Excellent Poor
babbit
Lead base Poor to Good to Fair to
Good Good Poor
babbit fair excellent good

Lead bronze Fair Poor Poor Poor Good Fair

Copper lead Fair Poor Poor to fair Poor to fair Poor to fair Fair to good
Poor to
Alumunium Good
fair
Poor Good Excellent Fair
Almost
Silver Excellent
none
Poor Poor Excellent Excellent

Silver lead Fair to


Excellent Excellent Poor Excellent Excellent
deposite good

Pemeriksaan bearing
Untuk memastikan apakah bearing harus diganti atau tidak sangatlah diperlukan
pemeriksaan yang akurat. Cara yang paling mudah adalah mendengarkan
suaranya ketika peralatan beroperasi, atau bisa juga dengan membandingkannya
dengan yang baru. Langkah pemastian bisa dilakukan dalam tiga tahap, yaitu :
- Pemeriksaan visual
- Pembersihan
- Pemeriksaan fisik

19
Pemeriksaan visual
Pada pemeriksaan ini yang perlu diperiksa yaitu dari sisi
samping dan permukaan kerja dari tanda-tanda keausan.
Disamping itu dapat juga memeriksa geram / kotoran yang
terjadi dengan meraba atau melihat grease yang ada di
bearing.
Pembersihan
Sebelum pemeriksaan fisik dilakukan, perlu di bersihkan
terlebih dahulu dengan cara menghilangkan semua kotoran
yang ada di bearing. Pembersihan dapat dilakukan secara
manual yaitu dengan kuas atau lap.

Pemeriksaan fisik
Yang dimaksud disini meliputi pemeriksaan tanda-tanda keausan dan tanda
kerusakan fisik yang dibandingkan dengan bearing baru. Pemeriksaan tersebut
antara lain:
- Bunyi
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara memegang
cincin dalam kemudian diputar cincin luarnya. Rasakan
dengan perasaan dan bandingkan dengan bearing baru.

- Pengukuran celah
Pemeriksaan celah dapat dilakukan dengan perasaan
dengan cara digoyang kearah aksial atau diukur dengan
feeler gauge, kemudian bandingkan dengan standar aksial
yang diijinkan.

20
Contoh Soal
1. Sebuah bantalan radial tengah terbuat dari bahan perunggu untuk putaran 200
rpm dan menerima beban radial sebesar 1500 kg. Poros terbuat dari baja agak
keras dengan tegangan lentur yang diijinkan 4 kg/mm 2. Jika tekanan yang
diijinkan untuk bahan bantalan adalah 0,7 ~ 2,0 kg/mm 2, faktor koreksi ƒc = 1,
dan faktor tekanan kecepatan maksimum yang diijinkan (pv)a 0,2 (kg.m/mm2.s)
Hitung: a) Panjang bantalan
b) Diameter poros
c) Periksa apakah bantalan mampu menerima beban kerja tersebut.
Penyelesaian:
Diketahui: n = 200 rpm
F0 = 1500 kg
σa = 4 kg/mm2
pa = 0,7 ~ 2 kg/mm2
ƒC = 1
(pv)a = 0,2 kg.m/mm2.s
Ditanyakan: a) l (panjang bantalan)
b) d (diameter poros)
c) periksa kekuatan bantalan.
Penyelesaian:
- Gaya yang bekerja (gaya actual):
F  F0  fC  1500  1  1500 kg

- Panjang bantalan:
.d.n .d.n
pv a  F
 dimana p
F
dan v 
d.l 60  1000 d.l 60  1000
F.n.

pv a  60  1000
1500  200  
  78,5 mm
0,2  60  1000
- Diameter poros:

1,9F  
d3
σa

1,9  1500  78,5


d3  38,24 mm
4

21
- Pemeriksaan kekuatan bantalan:
 78,5
  2,05
d 38,24
Harga l/d = 2,05 terletak pada daerah 0,5 ~ 2,0, jadi ukuran panjang dan
diameter bantalan dapat diterima.
Tekanan pada bantalan:
F 1500
p   0,49 kg / mm2
d.l 78,5  38,24
Harga p = 0,49 kg/mm2 dapat diterima karena harga pa untuk perunggu
adalah 0,7 ~ 2,0 kg/mm2
π.d.n π  38,24  200
v   0,4 m / s
60  1000 60.000
kg.m
pv  0,49  0,4  0,196  0,2
mm2 .s
Harga pv = 0,2 kg.m/mm2.s masih memungkinkan untuk diterima
karena harga(pv)a = 0,2 kg.m/mm2.s. Untuk menjamin keamanan
terhadap bantalan, sebaiknya dimensi bantalan diperbesar, panjang
bantalan = 80 mm dan diameter = 40 mm.

22

Anda mungkin juga menyukai