net/publication/325574534
CITATIONS READS
0 2,837
2 authors, including:
Muh. Shofi
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata, Indonesia, Kediri
9 PUBLICATIONS 15 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Muh. Shofi on 26 November 2018.
Abstrak
Daun kelor (Moringa oleifera Lamk.) banyak dimanfaatkan untuk bidang kesehatan, salah satunya adalah
untuk memenuhi kebutuhan mineral dalam tubuh. Informasi yang tepat akan kandungan dan kadar mineral
dalam daun kelor sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah takaran konsumsi. Analisis mineral dalam
daun kelor masih terbatas menggunakan alat AAS (Atomic Absorption Spectrometer) pada jenis mineral
makro dan belum mengidentifikasi semua mineral yang ada. Analisis menggunakan alat spektrometer XRF
(X-Ray Fluorescence) untuk bahan organik relatif belum banyak dilakukan dan memiliki keuntungan yaitu
dapat menentukan hampir semua mineral yang ada dalam satu kali pengukuran. Atas dasar belum adanya
informasi yang tepat akan komposisi dan kadar mineral daun kelor, serta kelebihan metode XRF maka
dilakukan penelitian analisis kandungan mineral daun kelor menggunakan spektrometer XRF. Metode yang
dilakukan pada penelitian ini dengan cara membuat daun kelor menjadi kering dan berbentuk serbuk.
Selanjutnya sampel serbuk daun kelor dianalisis menggunakan alat spektrometer XRF. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa komposisi mineral dalam daun kelor adalah P, S, K, Ca, Ti, Cr, Mn, Fe, Ni, Cu, Zn,
Mo, Sr, Ba, dan Re dengan kadar berturut-turut adalah 12,84; 23,45; 264,96; 603,77; 1,05; 1,52; 2,68; 20,49;
22,60; 7,59; 2,87; 11,69; 14,52; 10,04; dan 13,62 mg/100g. Hasil penentuan komposisi mineral dalam daun
kelor ini, mungkin dapat digunakan untuk memformulasikan dalam material biologis suplemen mineral
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.
mineralnya. Melalui konsumsi daun kelor kelor, serta kelebihan metode XRF maka
dalam menu makanan dapat digunakan untuk dilakukan penelitian analisis kandungan
memenuhi kebutuhan mineral dalam tubuh. mineral daun kelor menggunakan
Informasi yang tepat akan kandungan dan spektrometer XRF.
kadar mineral dalam daun kelor sangat II. Percobaan
diperlukan untuk mengetahui jumlah takaran
2.1 Alat dan Bahan
konsumsi harian. Beberapa penelitian telah
Alat-alat yang digunakan dalam
dilakukan untuk mengetahui kadar mineral
penelitian ini adalah Spektrometer X-Ray
dalam daun kelor, tetapi masih terbatas pada
Fluorescence (XRF) Minipal 4 (EDXRF)
jenis mineral makro dan belum
merek Philips, tanur, oven, neraca analitik,
mengidentifikasi semua mineral yang ada.
ayakan ukuran 100 mesh, mortar, stampler,
Analisis kandungan mineral makro secara
cawan porselen, krusibel porselen, dan gelas
kuantitatif dalam material biologis umumnya
kimia. Sedangkan bahan yang digunakan
menggunakan alat titrasi, spektrofotometer
dalam penelitian ini adalah HNO3 (Sigma-
UV-Vis, dan AAS (Atomic Absorption
Aldrich), akuades, dan sampel daun kelor
Spectrometer) [9,16]. Alat-alat tersebut
yang diambil dari daerah Tulungagung, Jawa
memiliki beberapa kelemahan antara lain:
Timur.
diperlukan larutan standar, menganalisis
2.2 Metode Penelitian
hanya untuk satu jenis mineral, preparasi
Sejumlah 100 gram sampel daun kelor
sampel yang bersifat destruktif, jumlah
segar dicuci dengan akuades kemudian
sampel yang dibutuhkan relatif besar, dan
dikeringkan di oven pada suhu 70 °C selama
analisisnya tidak secara langsung karena
48 jam. Sampel daun kelor yang telah kering
memerlukan perhitungan untuk menentukan
selanjutnya digerus dan diayak dengan
kadarnya.
dengan ayakan ukuran 100 mesh. Semua
Analisis menggunakan alat spektrometer
sampel serbuk daun kelor ditaruh dalam
XRF (X-Ray Fluorescence) memiliki
krusibel porselen kemudian diabukan pada
beberapa keuntungan, sampel yang
suhu 500 °C selama 2 jam dan dibiarkan
diperlukan relatif kecil (sekitar 1 gram),
dingin. Setelah dingin ditambahkan asam
menganalisis tanpa adanya standar, memiliki
nitrat yang selanjutnya dipanaskan pada suhu
akurasi dan ketelitian yang tinggi, serta dapat
120 °C hingga terbentuk serbuk abu daun
menentukan hampir semua kandungan
kelor kembali dan ditimbang beratnya.13
mineral dalam material biologis yang secara
Sampel serbuk abu daun kelor selanjutnya
langsung dapat diketahui hasilnya [13]. Atas
dibuat pelet dengan ukuran diameter 3 cm
dasar belum adanya informasi yang tepat
dan tebal 0,10 cm dengan menggunakan
akan komposisi dan kadar mineral daun
mesin pelet bertekanan hidrolik 10 ton/cm2. terdapat dalam sampel sehingga diharapkan
Sampel pelet daun kelor siap untuk dilakukan yang tersisa adalah senyawa-senyawa
uji XRF [1, 2, 4]. anorganik (mineral) yang telah diketahui
Sampel serbuk abu daun kelor yang penimbangan kembali. Hasil proses ini
berbentuk pelet selanjutnya di ukur diasumsikan bahwa yang zat yang tersisa
menggunakan alat Spektrometer XRF. dalam serbuk sampel daun kelor adalah
Sampel pelet diletakkan di chamber XRF, mineral-mineral yang akan ditentukan jenis
0,32-0,34 mA. Hasil dari analisis berupa Hasil analisis XRF menunjukkan
print out data komposisi dan kadar mineral persentase (%) kandungan unsur-unsur yang
dalam daun kelor. terdapat dalam sampel daun kelor. Persentase
Tabel 1. Jenis dan Kadar Mineral dalam Daun melindungi tubuh terhadap absorpsi zat
Kelor radioaktif [6, 9]. Menurut National Health
Mineral mikro yang juga ditemukan berfungsi dalam proses hematopoiesis dan
dalam jumlah yang relatif sedikit adalah merupakan bagian dari sel darah merah,
mangan dengan kadar 2,68 mg/100 g. proses pemulihan tubuh, membantu proses
Kebutuhan mineral mangan untuk tubuh penyerapan vitamin B12 dan vitamin C,
menurut NHS adalah sekitar 5 mg per hari. membantu proses penyusunan kalsium dalam
Mineral mangan dalam tubuh berfungsi tubuh [11, 21]. Kadar nikel pada daun kelor
sebagai kofaktor berbagai enzim seperti yang relatif tinggi, berpotensi untuk
sintesis ureum, pembentukan jaringan ikat memenuhi kebutuhan nikel dalam tubuh.
dan tulang, mencegah peroksidasi lemak oleh Mineral mikro lainnya yang berhasil
radikal bebas, pengontrolan gula darah, teridentifikasi adalah barium, stronsium,
metabolisme energi, fungsi hormon tiroid, renium, titanium dengan kadar masing-
fungsi otak, dan untuk pengontrolan masing berurutan 10,04; 14,52; 13,62; dan
neurotransmitter [11, 21]. Kadar mineral 1,05 mg/100 g. Mineral-mineral tersebut
mangan pada daun kelor relatif sedikit, tetapi ditemukan dalan jumlah yang relatif sedikit.
masih dapat digunakan untuk mengatasi IV. Kesimpulan
kekurangan kromium yang kebutuhannya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dalan tubuh tidak terlalu tinggi.
komposisi mineral dalam daun kelor
Molibdenum ditemukan dalam daun ditemukan 15 jenis mineral yang terdiri dari
kelor dengan kadar 11,69 mg/100 g. mineral makro dan mikro yaitu P, S, K, Ca,
Kebutuhan mineral molibdenum untuk tubuh Ti, Cr, Mn, Fe, Ni, Cu, Zn, Mo, Sr, Ba, dan
menurut NHS adalah sekitar 20 sampai 50 Re dengan kadar berturut-turut adalah 12,84;
mg per hari. Mineral molibdenum dalam 23,45; 264,96; 603,77; 1,05; 1,52; 2,68;
tubuh berfungsi sebagai kofaktor berbagai 20,49; 22,60; 7,59; 2,87; 11,69; 14,52; 10,04;
enzim, mengkatalis reaksi oksidasi-reduksi, dan 13,62 mg/100g. Diketahui bahwa
penawar racun alkohol, metabolisme sulfur, mineral yang memiliki kadar paling tinggi
dan mencegah anemia [11, 21]. Meskipun dibandingan mineral yang lain dalam daun
kadar molibdenum pada daun kelor relatif kelor adalah kalsium dan kalium. Hasil
sedikit, masih dapat dipakai sebagai alternatif analisis jenis dan kadar mineral dalam daun
untuk memenuhi kebutuhan molibdenum kelor ini, berpotensi untuk memformulasikan
dalam tubuh.
suplemen mineral dalam memenuhi XRF’, Ganendra, XII.1, Januari, 2009, 25–
kebutuhan nutrisi tubuh. 31.
[12] O.A Fakankun, J. O. Babayemi and J. J the yields and mineral compositions of the
Utiaruk, ‘Variations in the Mineral leaf extracts of Moringa oleifera L.’ African
Composition and Heavy Metals Content of Journal of Pure and Applied Chemistry. Vol
Moringa Oleifera’, African Journal of 8(9), September 2014, pp. 134-146.
Environmental Science and Technology, 7.6,
Juni 2013, 372–79. [19] S. A. Al Ameri, F. Y. Al Shaibani, A. J.
Cheruth, A. I Al Awad, M. A. S. Al-Yafei,
[13] T. Tezotto, J. L. Favarin, A. P. Neto, P. L. K. Karthishwaran, S. S. Kurup, ‘Comparative
Gratao, R. A. Azevedo, P. Mazzafera, Phytochemical Analysis of Moringa
‘Simple Procedure for Nutrient Analysis of Oleifera’, PharmacologyOnline, 3,
Coffee Plant with Energy Dispersive X-Ray December 2014, 216-221.
Fluorescence Spectrometry (EDXRF)
Scientia Agrícola, 70, July/ August 2013, [20] M. O. Bello, K. Asubonteng, A. Sodamade,
263–67. S. Adeniyi, ‘Nutrient Potentials of Two
Lesser Known Leafy Vegetables (Vitex
[14] Z. Noor, S. B. Sumitro, M. Hidayat, A. H. Doniana L. and Sesamum Indicum L.)’,
Rahim, ‘Karakteristik Atom Mineral Pada International Food Research Journal, 21.5
Osteoporosis Dengan Arsitektur Porosis Dan 2014, 1993–99.
Nonporosis’,MKB 45.1, 2013, 23–27.
[21] N. O. Nweze, and F. I. Nwafor,
[15] D. J. Patty, ‘Penentuan Unsur Dalam Rambut ‘Phytochemical, Proximate and Mineral
Berdasarkan Karakteristik Pola Flouresensi Composition of Leaf Extracts of Moringa
Sinar X (XRF)’, Prosiding FMIPA Oleifera Lam. from Nsukka, South-Eastern
Universitas Pattimura, 2013, 219–25. Nigeria’, IOSR Journal of Pharmacy and
Biological Sciences, 9.1, 2014, 2319–7676.
[16] L. Sakka, ‘Analisa Kandungan Logam
Kalsium Buah Pare (Momordica charantia [22] A Rochmawati, D. H. Effendi, dan S.
L.) dengan Menggunakan Metode Hamdani, ‘Pengembangan Metode Analisis
Spektrofotometri Serapan Atom’, vol. 3, Kadar Kalium Dalam Daun Kelor (Moringa
Nomor 6, 2013 Oleifera) Dengan Metode Konduktometri’,
Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba, 2015,
[17] W. J. Asante, I. L. Nasare, D. T. Dery, K. O. 591–95.
Boadu and K. B. Kentil, ‘Nutrient
Composition of Moringa Oleifera Leaves
from Two Agro Ecological Zones in Ghana’,
African Journal of Plant Science, 8.1,
January 2014, 65–71.