Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu instrumen pasar modal yang dijadikan sarana investasi adalah reksa
dana (mutual fund). Dari segi hukum ada dua bentuk reksa dana, yaknl reksa dana
yang berbentuk perseroan dan reksa dana yang berbentuk kontrak investasi kolektif
(KIK). Dalam perkembangannya KIK lebih banyak diminati para investor. KIK dapat
diperjualbelikan secara harian dan dapat saling dikonversi satu dengan lainnya melalui
manajer investasi, dan pemodal dapat menjual kembali unit penyertaan melalui
manajer investasi dan agen yang ditunjuk.
Di dalam KIK terdapat klausula yang menyatakan bahwa dengan membeli unit
penyertaan, maka pemegang unit penyertaan dianggap menyatakan kehendaknya
untuk menggunakan janji-janji manajer investasi dan bank kustodian serta
memberikan kuasa kepada mereka untuk melaksanakan janji, yakni mengelola,
menyimpan, dan mengadministrasikan dana untuk pemegang unit penyertaan.
Sehubungan dengan hal ini perlu diketahui kedudukan hukum pemegang unit
penyertaan dalam hubungannya dengan manajer investasi dan bank kustodian dalam
kontrak investasi kolektif. Pemegang unit penyertaan di atas menjadi pihak ketiga
dalam kontrak investasi kolektif antara manajer investasi dan bank kustodian yang
melaksanakan janji-janji mereka untuk kepentingan pemegang unit penyertaan.
Hubungan antara manajer investasi, bank kustodian, dan pemegang unit
penyertaan reksa dana KIK, adalah hubungan yang didasarkan pada suatu kepercayaan
dan dibuat atas beban. Perjanjian yang bersifat atas beban menurut Pasal 1314 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata adalah perjanjian di mana terhadap prestasi pihak
yang satu terdapat prestasi pihak lain, dan antara kedua prestasi tersebut terdapat
hubungan dengan yang lain.1 Pada perjanjian atas beban ini masing-masing pihak
mempunyai beban dengan nilai yang sama, sehingga terdapat kewajiban pokok pada
kedua belah pihak seperti pada perjanjian timbal balik. Dengan perkataan lain,
perjanjian atas beban merupakan persetujuan di mana terhadap prestasi yang satu
selalu ada kontra prestasi pihak lain; dan kontra prestasinya bukan semata-mata

1
Setiawan, “Pokok-pokok Hukum Peiikatan”, Bandung: Bina Cipta, 1997, him 50.

1
2

merupakan pembatasan atas prestasi yang satu atau hanya sekedar menerima kembali
prestasinya sendiri.
Reksa Dana KIK ini di Indonesia tidaklah lepas dari permasalahan sekalipun
telah memiliki aturan, salah satunya adalah kasus PT Antaboga Delta Security
Indonesia. Kasus Antaboga ini banyak sekali melibatkan nasabah Bank Century.
Sebab sebagian besar investor adalah nasabah bank yang sekarang berganti nama
menjadi Bank Mutiara. Dana nasabah Bank Century yang tersangkut di produk
Antaboga diperkirakan mencapai Rp 1,5 triliun. Dana itu dikelola dalam bentuk
portofolio discretionary fund, Reksadana Berlian, Berlian Plus dan Berlian
Terproteksi. Kabarnya dana kelolaan Reksa dana Berlian per 21 Oktober 2008
Rp49,44 miliar, lalu Berlian Plus Rp5,24 miliar. Produk investasi yang ditawarkan
kepada nasabah Bank Century adalah jenis reksadana terproteksi. Sehingga modal
awal pasti akan kembali ditambah dengan hasil bunga. Investasi Antaboga
menawarkan imbal hasil 13 persen per tahun.
PT Antaboga Delta Sec.Ind. diketahui mendapat izin usaha sebagai perantara
pedagang efek dan manajer investasi sejak tahun 1992, tepatnya tanggal 21 Maret
1992. Sebanyak 82,18% saham Antaboga dimiliki PT Aditya Rekautama dan sisanya
17,82% dimiliki PT Mitrasejati Makmurabadi. PT Aditya Rekautama sendiri sebanyak
12,5% sahamnya dimiliki Robert Tantular, Hartawan Aluwi dan Budi PV Tanudjaja.
Robert dan Hartawan merupakan menantu Sukanta Tanudjaja, mantan pemilik
Great River. Budi merupakan kerabat Sukanta. Sedangkan PT Mitrasejati
Makmurabadi dimiliki Harry Sutomo Raharjo dan Hendro Wiyanto. Hendro kini
menjabat sebagai direktur utama Antaboga. Perusahaan didirikan dengan modal dasar
Rp60 miliar dan modal disetor Rp55 miliar. Antaboga sendiri merupakan pemilik
Bank Century dengan andil saham 7,44%. Di Century selain lewat Antaboga, keluarga
Tantular juga memiliki saham lewat PT Century Mega Investindo yang menguasai 9%
saham bank dan PT Century Super Investindo yang memegang 5,64% saham.
Bapepam-LK melakukan investigasi terkait adanya kesalahan yang dilakukan
oleh Bank Century dan PT. Antaboga saat itu, Badan Pengawas Pasar Modal –
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) harus ikut bertanggung jawab atas kasus Bank
Century. Sebab, kolapsnya bank tersebut berawal dari penerbitan discretionary fund
oleh PT. Antaboga Delta Sekuritas yang dimiliki keluarga Tantular.
3

Dalam kasus Century, indikasi kesalahan Bapepam-LK adalah membiarkan


perusahaan sekuritas menjual produk discretionary fund yang ternyata bodong. Selain
itu, investor publik tidak memperoleh informasi memadai terkait skandal Century,
padahal bank tersebut adalah listed. Sementara itu, kolapsnya Bank Century berawal
dari gagal bayar discretionary fund Antaboga yang dipasarkan melalui Bank Century.
Sejak itu, kepercayaan nasabah runtuh dan mereka ramai-ramai menarik dana dari
Bank Century sehingga bank tersebut kolaps.
Akibat lemahnya pengawasan Bapepam-LK atas kesalahan yang di lakukan PT.
Antaboga Delta Sekuritas lewat Bank Century, mengakibatkan Negara mengalami
kerugian sampai triliunan rupiah. Ketika dikonfirmasi tentang hal itu, Ketua Bapepam-
LK mengatakan, penjualan produk investasi oleh Antaboga Delta Sekuritas melalui
Bank Century bukan merupakan tanggung jawab otoritas pasar modal. Pasalnya,
produk tersebut diperjualbelikan di Bank Century dan bukan Antaboga. Produk yang
dijual Antaboga tersebut bukanlah produk reksa dana melainkan discretionary fund.
Produk tersebut juga bukan merupakan produk investasi yang pernah mendapat
peringatan dari Bapepam-LK pada 2005. Dikarenakan, produk investasi yang telah
menampung dana sebesar Rp 1,5 triliun dan diperjuabelikan di Bank Century
merupakan produk palsu.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran latar belakang di atas, dapat dirumuskan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan antara manajer investasi, bank kustodian, pemodal dan
otoritas pasar modal dalam reksa dana kontrak investasi kolektif?
2. Bagaimana tanggung jawab manajer investasi, bank kustodian, otoritas pasar modal
terhadap kerugian pemegang unit penyertaan reksadana dalam bentuk kontrak
investasi kolektif ?
BAB II
TINJAUAN UMUM REKSA DANA KONTAK INVESTASI KOLEKTIF

A. Sejarah Reksa Dana


Reksa Dana sudah mulai dikenal sejak abad ke-19 yaitu pada tahun 1870 ketika
Robert Fleming, seorang tenaga pembukuan pabrik tekstil dari Skotlandia, dikirim ke
AS untuk mengelola investasi milik bosnya. Beliau dan teman-temannya membentuk
The Scoftish American and lnvestment Trust, yaitu perusahaan manajemen investasi
pertama di Inggris pada tahun 1873 yang mirip dengan Reksa Dana Tertutup (closed-
end fund). Di Indonesia, instrumen ini mulai dikenal pada tahun 1995, yakni dengan
diluncurkannya PT BDNI Reksadana, yang sifatnya merupakan Reksa Dana Tertutup.
Reksa Dana Tertutup adalah Reksa dana yang tidak dapat membeli kembali saham-
sahamnya yang telah dijual kepada pemodal sedangkan Reksa Dana Terbuka adalah
Reksa Dana yang dapat menawarkan dan membeli kembali saham-sahamnya/unit
penyertaannya dari modal sampai dengan sejumlah modal yang telah dikeluarkan
sehingga lebih likuid karena lebih mudah diuangkan dengan harga pasar.

B. Pengertian Reksa Dana (Investment Fund/Mutual Fund) Kontrak Investasi


Kolektif (KIK)
Dilihat dari asal katanya, Reksa Dana berasal dari kosakata 'reksa' yang berarti
'jaga' atau 'pelihara' dan kata 'dana' yang berarti (kumpulan) uang, sehingga reksa dana
dapat diartikan sebagai 'kumpulan uang yang dipelihara bersama untuk suatu
kepentingan'. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal (selanjutnya disebut UU Pasar Modal), Reksa Dana didefinisikan sebagai suatu
wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi.
Menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (selanjutnya disebut
POJK) Nomor 23/POJK.04/2016 tentang Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi
Kolektif, Pasal 1 angka 1 menyebutkan bahwa reksa dana adalah wadah yang
dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer Investasi. Pasal 1 angka 2 POJK
yang sama menyebutkan bahwa Kontrak Investasi Kolektif adalah kontrak antara
Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Unit Penyertaan di

4
5

mana Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi


kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan Penitipan
Kolektif.
Kontrak Investasi Kolektif (KIK) adalah kontrak yang dibuat antara manajer
investasi dan bank kustodian yang juga mengikat pemegang Unit Penyertaan sebagai
investor. Melalui kontrak ini manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola
portofolio kolektif dan bank kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan
penitipan dan administrasi kolektif.2 Dari sisi proses pembentukannya, Reksa Dana
KIK lebih sederhana dibandingkan dengan PT. Reksa Dana. Dalam proses
pembentukan Reksa Dana KIK, Manajer Investasi akan mengambil inisiatif untuk
menerbitkan Reksa Dana melalui proses pernyataan pendaftaran kepada Bapepam agar
dapat menjual Unit Penyertaan kepada investor publik, tanpa perlu membentuk suatu
perseroan. Sebelum melaksanakan proses pernyataan pendaftaran manajer investasi
harus terlebih dahulu menentukan Bank Kustodian, untuk dapat membuat Kontrak
Investasi Kolektif.3
Adapun karakteristik dari Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif
(KIK) adalah sebagai berikut:4
1. Menjual Unit Penyertaan secara terus menerus sepanjang ada investor yang
membeli;
2. Unit Penyertaan tidak dicatatkan di bursa;
3. Investor dapat menjual kembali Unit Penyertaan yang dimilikinya kepada
manajer investasi;
4. Hasil penjualan atau pembelian kembali Unit Penyertaan akan dibebankan
kepada kekayaan reksa dana;
5. Harga jual/beli Unit Penyertaan didasarkan atas Nilai Aktiva Bersih (NAB)
per unit yang dihitung oleh Bank Kustodian secara harian.

C. Macam-Macam Reksa Dana


Berdasarkan UU Pasar Modal Pasal 18 ayat (1), Reksa Dana dapat berbentuk
sebagai berikut:

2
Eko Priyo P. dan Ubaidillah Nugraha, Reksa Dana Solusi Perencanaan Investasi di Era
Modern, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009, hal. 48-49.
3
Ibid.
4
Ibid.
6

1. Reksa Dana berbentuk Perseroan, yaitu Emiten yang kegiatan usahanya


menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari
penjualan saham tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang
diperdagangkan di Pasar Modal dan Pasar Uang (penjelasan pasal 18 ayat 1
huruf a).
2. Reksa Dana berbentuk Kontrak lnvestasi Kolektif/KlK, dimana KIK adalah:
Kontrak antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang mengikat
pemegang Unit Penyertaan dimana Manajer Investasi dibuat wewenang
untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi
wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Reksa Dana berbentuk
kontrak investasi kolektif menghimpun dana dengan menerbitkan Unit
Penyertaan kepada masyarakat pemodal dan selanjutnya dana tersebut
diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di Pasar Modal
dan di pasar uang (penjelasan pasal 18 ayat 1 huruf b).
Berdasarkan Peraturan Bapepam IV.C.4, macam-macam Reksa Dana adalah
sebagai berikut:
1. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds), yaitu Reksa Dana yang
hanya melakukan investasi pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo
kurang dari 1 (satu) tahun. Reksa Dana ini mengutamakan investasi pada
jenis-jenis efek di Pasar uang dengan orientasi pendapatan jangka pendek.
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed lncome Funds), yaitu Reksa Dana
yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam
bentuk efek bersifat utang. Reksa Dana ini mengkhususkan pada efek yang
memberikan pendapatan secara tetap.
3. Reksa Dana Saham (Growth Funds), yaitu Reksa Dana yang melakukan
investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam efek bersifat
Ekuitas. Reksa Dana ini mengupayakan untuk memperoleh capital gain
dalam jangka panjang.
4. Reksa Dana Campuran (Balanced Funds), yaitu Reksa Dana yang
melakukan investasi dalam efek bersifat Ekuitas dan efek bersifat utang yang
perbandingan tidak termasuk nomor 2 dan 3 di atas. Reksa Dana ini
mengutamakan penganekaragaman jenis efek dengan proporsi yang
seimbang antara efek ekuitas dan efek utang.
7

Namun seiring dengan banyaknya kebutuhan dan tujuan investasi, Reksa


Dana terus berkembang menjadi seperti:
1. Reksa Dana Syariah, yaitu Reksa Dana yang diinvestasikan pada saham dari
perusahaan yang beroperasi dengan prinsip syariah. Reksa Dana Syariah
menyediakan return bagi investor hampir sama seperti Reksa Dana konvensional.
2. Reksa Dana Index, yaitu Reksa Dana yang diinvestasikan pada saham-saham yang
termasuk dalam indeks tertentu. Indeks berfungsi untuk memperbandingkan
performa nilai suatu efek apakah lebih tinggl atau rendah dengan nilai indeks
dimaksud. Hal tersebut memungkinkan perbandingan performa, misalnya nilai
pasar saham suatu pertambangan yang terdaftar di satu bursa efek, dibandingkan
dengan keseluruhan performa harian dari bursa efek yang bersangkutan. lndeks
dapat memperingatkan investor mengenai kepercayaannya terhadap pasar,
khususnya ketika terjadi perubahan yang cukup signifikan dalam perekonomian,
seperti misalnya perubahan harga minyak dunia.
3. Reksa Dana Terproteksi, yaitu Reksa Dana yang dananya oleh Manajer Investasi
digunakan untuk membeli obligasi yang telah dirating oleh agensi rating
(umumnya obligasi pemerintah) sebagai ranking investasi sehingga memberikan
proteksi terhadap nilai awal investasi investor.
4. Reksa Dana dengan Penjaminan, yaitu Reksa Dana yang memberikan jaminan
atas nilai investasi awal pada saat jatuh tempo. Penjaminan dilakukan bukan oleh
MI tetapi melalui pihak ketiga yaitu penjamin (guarantor). Dalam hal ini MI dan
Bank Kustodian membuat kontrak penjaminan dengan pihak penjamin dengan
syarat-syarat tertentu.
5. Dani Investasi Real Estate (DIRE), yaitu Dana Investasi yang digunakan oleh MI
untuk membeli dan mengelola gedung, seperti misalnya gedung perkantoran atau
apartemen. Distribusi periodik yang diterima oleh investor berasal dari uang sewa,
setelah dikurangi dengan dana untuk mengelola gedung. Ketika DIRE dilikuidasi/
ditutup, MI menjual aset gedung tersebut dan membagikan hasilnya kepada
investor.
6. Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KlK EBA), yaitu dana yang
digunakan oleh MI untuk membeli instrumen keuangan yang diharapkan untuk
menghasilkan pendapatan yang teratur dan tetap. Instrumen keuangan tersebut
8

termasuk tagihan kredit rumah, hutang dijamin oleh pemerintah dan tagihan kartu
kredit.
7. Reksa Dana Penyertaan Terbatas, yaitu Reksa Dana yang ditujukan bagi investor
profesional.

D. Pihak yang Terkait dengan Aktivasi Reksa Dana


Lembaga-lembaga yang terkait dengan aktivitas Reksa Dana adalah Badan
Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), Manajer Investasi (Ml), Bank Kustodian, dan
profesi penunjangnya yaitu Notaris, Konsultan Hukum, Penilai dan Akuntan Publik.
Peran BAPEPAM adalah sebagai pelindung investor, mengawasi segala aktivitas yang
berkaitan dengan Pasar Modal dengan tujuan mewujudkan terciptanya kegiatan Pasar
Modal yang teratur, wajar, dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan
masyarakat.
Manajer Investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola Portofolio
Efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk
sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang
melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Manajer Investasi sebagai pengelola Reksa Dana terbuka berbentuk
kontrak investasi kolektif dapat menjual dan membeli kembali Unit Penyertaan secara
berbentuk kontrak investasi kolektif secara terus menerus sampai dengan jumlah Unit
Penyertaan yang ditetapkan dalam kontrak. Tugas Manajer Investasi adalah
mengadakan riset, menganalisa kekayaan investasi dan mengelola dana portofolio.
Namun untuk saat peran Bapepam terkait Reksa Dana telah digantikan oleh Otoritas
Jasa Keuangan (OJK).
Bank Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta
lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga,
dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili pemegang rekening
yang menjadi nasabahnya. Pihak yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha
sebagai Kustodian adalah Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Perusahaan Efek,
atau Bank Umum yang telah mendapat persetujuan Bapepam. Bank Kustodian
memberikan jasa berupa mencatat dan membukukan semua penitipan pihak lain secara
cermat (administrasi), mengamankan semua penerimaan dan penyerahan efek untuk
kepentingan pihak yang diwakilinya, mengamankan pemindahtanganan efek, menagih
9

deviden saham, bunga obligasi, dan hak-hak lain yang berkaitan dengan surat berharga
yang dititipkan, serta melakukan agen pembayaran, menghitung NAB dari Unit
Penyertaan (UP) setiap hari bursa dan juga membayar biaya-biaya yang berkaitan
dengan Reksa Dana atas perintah Ml.
Akuntan Publik yang terdaftar pada Bapepam yang memeriksa laporan
keuangan Emiten, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian, dan Pihak lain yang melakukan kegiatan di bidang
Pasar Modal wajib menyampaikan pemberitahuan yang sifatnya rahasia kepada
Bapepam. Akuntan Publik bertanggung jawab terhadap kewajaran penyajian laporan
keuangan dari Reksa Dana sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan
ketentuan BAPEPAM, juga memberikan petunjuk pelaksanaan cara-cara pembukuan
yang baik (apabila diperlukan). Notaris membantu membuatkan perjanjian-perjnajian
yang dibuat oleh perusahaan seperti akte perubahan anggaran dasar, perjanjian
penjaminan emisi antara perusahaan dan penjamin emisi. Penilai melakukan penilaian
terhadap kekayaan sebenarnya dari perusahaan yang go public berdasarkan nilai wajar.
Konsultan Hukum menyatakan pendapatnya tentang keadaan perusahaan dari segi
hukum seperti keabsahan kekayaan perusahaan, kelengkapan perizinan, kasus-kasus
tuntutan hukum terhadap perusahaan yang mungkin ada, dan lain-lain.

E. Mekanisme Kegiatan Reksa Dana


Adapun mekanisme kegiatan Reksa Dana adalah sebagai berikut:
1. Investor melakukan pembelian (subscription) Reksa Dana melalui Manajer
Investasi dengan menyetorkan dananya melalui Bank Kustodian.
2. Manajer Investasi akan mengelola dana investor dengan melalukan
pembelian/penjualan instrumen investasi seperti saham, obligasi atau pasar
uang sesuai dengan jenis Reksa Dana yang dibeli oleh Investor.
3. Pembelian/penjualan instrumen investasi oleh Manajer Investasi dilakukan
melalui Perantara Pedagang Efek.
4. Apabila investor melakukan penjualan (redemption) Reksa Dana kepada
Manajer Investasi, maka Manajer Investasi akan menginstruksikan
pembayaran kepada Bank Kustodian.
5. Bank Kustodian akan mengirimkan dana penjualan Reksa Dana ke investor.
10

F. Manfaat Investasi Reksa Dana


Keuntungan malakukan investasi pada produk Reksa Dana diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Dikelola oleh Manajemen Profesional
Pengelolaan portofolio suatu Reksa Dana dilaksanakan oleh Manajer
Investasi yang memang mengkhususkan keahliannya dalam hal pengelolaan
dana. Peran Manajer Investasi sangat penting mengingat pemodal individu
pada umumnya mempunyai keterbatasan waktu, sehingga tidak dapat
melakukan riset secara langsung dalam menganalisis harga efek serta
mengakses informasi ke pasar modal.
2. Diversifikasi Investasi
Diversifikasi atau penyebaran investasi yang terwujud dalam portofolio akan
mengurangi risiko (tetapi tidak dapat menghilangkan), karena dana atau
kekayaan Reksa Dana diinvestasikan pada berbagai jenis efek, sehingga
risikonya pun juga tersebar. Dengan kata lain, risikonya tidak sebesar risiko
bila seseorang membeli satu atau dua jenis saham atau efek secara individu.
3. Transparansi Informasi
Reksa Dana wajib memberikan informasi atas perkembangan portofolionya
dan biayanya secara continue sehingga pemegang Unit Penyertaan dapat
memantau keuntungannya, biaya, dan risiko setiap saat. Pengelola Reksa
Dana wajib mengumumkan Nilai Aktiva Bersih (NAB)nya setiap hari di
surat kabar serta menerbitkan laporan keuangan tengah tahunan dan tahunan
serta prospektus secara teratur, sehingga investor dapat memonitor
perkembangan investasinya secara rutin.
4. Likuiditas yang Tinggi
Supaya investasi yang dilakukan berhasil setiap instrumen investasi harus
mempunyai tingkat likuiditas yang cukup tinggi. Dengan demikian, pemodal
dapat mencairkan kembali Unit Penyertaannya setiap saat sesuai ketetapan
yang dibuat masing-masing Reksa Dana sehingga memudahkan investor
mengelola kasnya. Reksa Dana Terbuka wajib membeli kembali Unit
Penyertaannya sehingga sifatnya sangat likuid.
5. Biaya Rendah
11

Reksa Dana merupakan kumpulan dana dari banyak pemodal dan kemudian
dikelola secara profesional, maka sejalan dengan besarnya kemampuan
untuk melakukan investasi tersebut akan menghasilkan pula efisiensi biaya
transaksi. Biaya transaksi akan menjadi lebih rendah dibandingkan apabila
investor individu melakukan transaksi sendiri di bursa.
6. Terdapat Banyak Pilihan Jenis Investasi
Reksa Dana memiliki banyak klasifikasi produk, ada Reksa Dana Saham,
Reksa Dana Pendapatan Tetap, Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana
Campuran, dan lain-lain. Dari masing-masing klasifikasi tersebut memiliki
karakteristik, tingkat return dan tingkat risiko yang berbeda. Selain itu, setiap
investor juga dapat melakukan switching atau mengganti kepemilikan Reksa
Dananya dari satu jenis ke jenis lainnya.

G. Risiko Investasi Reksa Dana


Dalam melakukan investasi Reksa Dana, Investor harus mengenal jenis risiko
yang berpotensi timbul apabila membeli Reksa Dana. Risiko tersebut diantaranya yaitu
risiko menurunnya NAB (Nilai Aktiva Bersih) Unit Penyertaan dimana penyebabnya
adalah harga pasar dari instrumen investasi yang dimasukkan dalam portofolio.
Adanya risiko likuiditas yaitu apabila pemegang Unit Penyertaan Reksa Dana pada
salah satu Manajer Investasi tertentu ternyata melakukan penarikan dana dalam jumlah
yang besar pada hari dan waktu yang sama. Adanya risiko pasar dimana situasi ketika
harga instrumen investasi mengalami penurunan yang disebabkan oleh menurunnya
kinerja pasar saham atau pasar obligasi secara drastis. Adanya risiko default yaitu
terjadi jika pihak Manajer Investasi tersebut membeli obligasi milik emiten yang
mengalami kesulitan keuangan padahal sebelumnya kinerja keuangan perusahaan
tersebut masih baik-baik saja sehingga pihak emiten tersebut terpaksa tidak membayar
kewajibannya.
BAB III
HUBUNGAN DAN TANGGUNG JAWAB ANTARA MANAJER INVESTASI,
BANK KUSTODIAN, PEMODAL, DAN OTORITAS PASAR MODAL

1. Hubungan Antara Manajer Investasi, Bank Kustodian, Pemodal Dan Otoritas


Pasar Modal dalam Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif.
Pengelolaan reksa dana KIK didasari oleh perjanjian/kontrak antara dua pihak
yang mengikat pihak ketiga. Dengan demikian, disepakatinya pembentukan suatu
reksa dana KIK antara manajer investasi dan bank kustodian serta disepakatinya
pembelian suatu unit penyertaan reksa dana KIK oleh masyarakat pemegang unit
penyertaan, maka telah lahir suatu perikatan atau hubungan hukum kontraktual antara
tiga pihak (manajer investasi, bank kustodian, dan pemegang unit penyertaan),
Hubungan tersebut didasarkan pada suatu kepercayaan dan dibuat atas beban.
Perjanjian yang bersifat atas beban menurut Pasal 1314 KUHPerdata adalah perjanjian
dimana terhadap prestasi pihak yang satu terdapat prestasi pihak lain, dan antara kedua
prestasi tersebut terdapat hubungan dengan yang lain.
Dalam reksa dana KIK Manajer investasi dan bank kustodian merupakan pihak-
pihak yang membuat perjanjian, sedangkan pemegang unit penyertaan reksa dana KIK
adalah pihak ketiga dalam perjanjian tersebut. Pemegang unit penyertaan reksa dana
KIK berkedudukan sebagai pihak ketiga dalam hal membeli dan memiliki unit
penyertaan reksa dana. Pemegang unit penyertaan reksa dana KIK dianggap telah
mengikatkan diri dan tunduk pada KIK, sehingga manajer investasi dan bank
kustodian masing-masing juga mengikatkan diri kepada para pemegang unit
penyertaan reksa dana KIK.
Hubungan antara manajer investasi dan bank kustodian di satu pihak, dengan
pemegang unit penyertaan reksa dana di pihak lain, terdapat perjanjian pemberian
kuasa pengelolaan dana di dalam suatu wadah reksa dana. Dengan perkataan lain,
manajer investasi dan bank kustodian sebagai penerima kuasa dari pemegang unit
penyertaan reksa dana yang memberi kuasa kepada manajer investasi dan bank
kustodian untuk melakukan pengelolaan dalam reksa dana. Pemberian kuasa
(iastgeving) sebagaimana diatur dalam Pasal 1792 KUHPerdata merupakan pemberian
perintah berdasarkan pada perjanjian, yang mengandung wewenang untuk mewakili.
Berkaitan dengan hubungan manajer investasi dan bank custodian dengan pemegang

12
13

unit penyertaan reksa dana KIK,. maka manajer investasi dan bank kustodian diberi
kewenangan oleh pemegang unit penyertaan reksa dana KIK untuk melakukan
perbuatan-perbuatan hukum atas nama pemegang unit penyertaan reksa dana dalam
pengelolaan reksa dana. Perwakilan dalam reksa dana KIK merupakan perwakilan
tidak langsung. Artinya, si wakil (manajer investasi) menjadi pemilik dari hak-hak
yang timbui dari perbuatan, namun ia wajib memindahkannya kepada pihak yang
diwakilinya (pemegang unit penyertaan). Dapat pula dikatakan perwakilan tidak
langsung karena PT go public yang efeknya dibeli oleh manajer Investasi sebagai
pengelola reksa dana KIK tidak mengetahui dengan siapa sebenamya la berhubungan.
Secara yuridis, karena hubungan antara investor atau pemegang unit penyertaan
reksa dana dengan saham asili yang dibeili oieh manajer investasi dengan dana dari
reksa dana tidak pernah ada secara langsung, maka kepemilikan yuridis (juridische
eigenaar) ada pada manajer investasi. Dengan demikian, secara hukum para pemegang
unit penyertaan reksa dana KIK tidak mempunyai kepemilikan apa pun daiam
investasi reksa dana, kecuali selembar kertas surat konfirmasi kepemilikan unit atau
konfirmasi pemesanan reksa dana. Sebaliknya, dana yang ditarik dari para investor
(pemegang unit penyertaan) dan efek yang dibeli bukan merupakan bagian dari aset
perusahaan, hanya merupakan portofolio yang disimpan dalam bank custodian. Hal ini
berarti, unit penyertaan yang dikeloia oieh manajer investasi merupakan aset yang
berdiri sendiri terpisah dari aset perusahaan. Selanjutnya hubungan antara otoritas
pasar modal (OJK) dengan manajer investasi, bank kustodian, dan unit penyertaan
ialah OJK bertindak sebagai pengawas yang melindungi kepentingan semua pihak.

2. Tanggung Jawab Manajer Investasi, Bank Kustodian, Otoritas Pasar Modal


Terhadap Kerugian Pemegang Unit Penyertaan Reksa Dana Dalam Bentuk
Kontrak Investasi Kolektif.
Menurut Pasal 1 angka 1 POJK No. 23/POJK.04/2016 tentang Reksa Dana
Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, reksa dana adalah:
“Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek
oleh Manajer Investasi”.
Kontrak investasi kolektif menurut Pasal 1 angka 2 POJK No. 23/POJK.04/2016
tentang Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif adalah:
14

“Kontrak Investasi Kolektif adalah kontrak antara Manajer Investasi dan Bank
Kustodian yang mengikat pemegang Unit Penyertaan di mana Manajer Investasi
diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank
Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan Penitipan Kolektif”.
Pada kasus posisi berdasarkan temuan BI produk investasi reksa dana yang
diterbitkan PT. Antaboga Delta Sekuritas tidak memiliki izin dari Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Atas dasar ini maka reksadana
kontrak investasi kolektifnya dikatakan palsu. Reksadana kontrak investasi kolektif
palsu tersebut menimbulkan suatu tanggung jawab. Tanggung jawab tersebut terdapat
pada manajer investasi, bank kustodian dan otoritas pasar modal.
Menurut Pasal 1 angka 4 POJK No. 23/POJK.04/2016 tentang Reksa Dana
Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif manajer investasi adalah:
“Manajer Investasi adalah Pihak yang kegiatan usahanya mengelola Portofolio
Efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk
sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang
melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan”.
Bank kustodian menurut Pasal 1 angka 6 POJK No. 23/POJK.04/2016 tentang
Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif adalah:
“Bank Kustodian adalah Bank Umum yang telah mendapat persetujuan Otoritas
Jasa Keuangan sebagai Bank Kustodian”.
Menurut Pasal 2 POJK No. 23/POJK.04/2016 tentang Reksa Dana Berbentuk
Kontrak Investasi Kolektif, tanggung jawab manajer investasi dan bank kustodian
adalah:
(1) Manajer Investasi dan Bank Kustodian wajib dengan itikad baik dan penuh
tanggung jawab menjalankan tugas sebaik mungkin untuk kepentingan
Reksa Dana sesuai peraturan perundang-undangan.
(2) Dalam hal Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian tidak melaksanakan
kewajibannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Manajer Investasi
dan/atau Bank Kustodian tersebut wajib bertanggung jawab atas segala
kerugian yang timbul karena tindakannya masing-masing.
Dilihat dari tanggung jawab perdata manajer investasi dan bank kustodian
terhadap kerugian yang diderita pemegang unit penyertaan reksadana adalah terkait
15

dengan hubungan hukum kontraktual. Hal ini berdasarkan Pasal 58 POJK No.
23/POJK.04/2016 tentang Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yaitu:
“Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana wajib memuat hak dan tanggung jawab
Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Unit
Penyertaan”.
Maka tanggung jawabnya juga kontraktual, karena tidak dilaksanakan atau tidak
dipenuhinya kewajiban yang telah disepakati oleh para pihak di dalam kontrak
investasi kolektif dalam suatu produk reksadana KIK. Tanggungjawab manajer
investasi dan bank kustodian terhadap kerugian yang diderita oleh pemegang unit
penyertaan reksadana KIK dalam hal ini adalah perbuatan yang diakibatkan oleh
wanprestasi. Dapat terjadinya wanprestasi apabila manajer investasi tidak memenuhi
atau lalai melaksanakan kewajiban sebagaimana yang ditentukan dalam perjanjian
yang dibuat.
Selanjutnya sebagai otoritas pasar modal saat ini OJK memiliki tanggungjawab
dalam reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif. Tanggungjawab OJK yaitu
membuat sistem pengaturan dan pengawasan agar dapat meminimalisir reksa dana
kontrak investasi kolektik palsu, yang akan merugikan pemegang unit penyertaan
reksa dana kontrak investasi kolektif tersebut. Pengaturan dan pengawasan ini dahulu
berada pada Bapepam-LK.
BAB IV
KESIMPULAN

Hubungan hukum antara manajer investasi dan pemegang unit penyertaan reksa
dana KIK merupakan hubungan kontraktual. Terjadinya hubungan kontraktual
ditimbulkan karena adanya kontrak tertulis atau perjanjian antara manajer investasi
dan bank kustodian dengan mengikat pihak ketiga yaitu pemegang unit penyertaan
reksa dana KIK. Akibat dari adanya hubungan kontraktual, maka timbulah hak dan
kewajiban yang harus diikuti oleh masing-masing pihak. Dalam hal dengan
disepakatinya pembentukan suatu reksa dana KIK antara manajer investasi dan bank
kustodian serta disepakatinya pembelian suatu unit penyertaan reksa dana KIK oleh
masyarakat pemegang unit penyertaan, maka telah lahir suatu perikatan atau hubungan
hukum kontraktual antara ketiga pihak (manajer investasi, bank kustodian, dan
pemegang unit penyertaan).
Tanggung jawab manajer investasi dan bank kustodian terhadap kerugian yang
diderita pemegang unit penyertaan reksadana adalah terkait dengan hubungan hukum
kontraktual, maka tanggung jawabnya juga kontraktual, karena tidak dilaksanakan
atau tidak dipenuhinya kewajiban yang telah disepakati oleh para pihak di dalam
kontrak investasi kolektif dalam suatu produk reksadana KIK. Tanggung jawab
manajer investasi dan bank kustodian terhadap kerugian yang diderita oleh pemegang
unit penyertaan reksadana KIK dalam hal ini adalah perbuatan yang diakibatkan oleh
wanprestasi. Dapat terjadinya wanprestasi apabila manajer investasi tidak memenuhi
atau lalai melaksanakan kewajiban sebagaimana yang ditentukan dalam perjanjian
yang dibuat. Selanjutnya sebagai otoritas pasar modal saat ini OJK memiliki
tanggungjawab dalam reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif.
Tanggungjawab OJK yaitu membuat sistem pengaturan dan pengawasan agar dapat
meminimalisir reksa dana kontrak investasi kolektik palsu, yang akan merugikan
pemegang unit penyertaan reksa dana kontrak investasi kolektif tersebut. Pengaturan
dan pengawasan ini dahulu berada pada Bapepam-LK.

16
DAFTAR PUSTAKA

Eko Priyo P. dan Ubaidillah Nugraha. 2009. Reksa Dana Solusi Perencanaan Investasi di Era
Modern. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Setiawan. 1997. Pokok-pokok Hukum Perikatan. Bandung: Bina Cipta.

17

Anda mungkin juga menyukai