Anda di halaman 1dari 5

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

1, (2013) 1-5 1

Alternatif Metode Perbaikan Tanah untuk


Penanganan Masalah Stabilitas
Tanah Lunak pada Areal Reklamasi
di Terminal Peti Kemas Semarang
Yulieargi Intan Tri, Trihanyndio Rendy Satrya, Noor Endah
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: rendy_star@ce.its.ac.id

Abstrak—Selama bertahun-tahun genangan banjir rob kegiatan reklamasi seluas 250 m x 105 m. Supaya
(banjir karena luapan air laut) menjadi masalah utama permasalahan settlement pada lahan reklamasi di atas
yang mengganggu kegiatan operasional bongkar-muat di dapat diatasi, maka perlu dilakukan metode perbaikan
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Kondisi tanah dasar tanah.
yang sangat lunak menyebabkan penurunan tanah
Tugas Akhir ini membahas perencanaan tinggi
(settlement) dan mengakibatkan level air laut menjadi lebih
tinggi dari daratan pelabuhan. Terminal Peti Kemas timbunan awal akibat adanya settlement, perencanaan
Semarang (TPKS) dalam waktu dekat akan diperluas dan perbaikan tanah untuk mempercepat pemampatan dengan
akan dilakukan kegiatan reklamasi. Supaya permasalahan kombinasi sistem preloading dan PVD; serta pemilihan
settlement pada lahan reklamasi di atas dapat diatasi, maka alternatif perkuatan tanah timbunan dengan cerucuk
perlu dilakukan metode perbaikan tanah. beton, geotekstil, kombinasi cerucuk beton dan geotekstil,
Tugas Akhir ini bertujuan merencanakan tinggi dan turap baja.
timbunan awal, merencanakan perbaikan tanah untuk
mempercepat pemampatan dengan kombinasi sistem II. METODOLOGI
preloading dan PVD; serta memilih alternatif perkuatan
Metodologi Tugas Akhir ini dapat dilihat pada
tanah dengan cerucuk beton, geotekstil, kombinasi cerucuk
beton dan geotekstil, dan turap baja. Gambar 1.
Tebal tahap penimbunan untuk sistem preloading adalah MULAI
50 cm perminggu dan PVD dipancang sedalam 30 m dengan
pola pemasangan segitiga berjarak 1.3 m. Pada pemasangan
PVD, waktu konsolidasi untuk mencapai derajat konsolidasi Studi Literatur
(U) 95% adalah 24 minggu.
Perhitungan alternatif perkuatan tanah menggunakan
cerucuk beton segiempat berukuran 25 cm x 25 cm
menghasilkan kebutuhan cerucuk beton sebanyak 100 buah/ Pengumpulan dan Analisa Data Sekunder:
meter dengan panjang satu buah cerucuk adalah 27 m. -Layout proyek
Perhitungan alternatif perkuatan menggunakan geotekstil -Data pengujian tanah lapangan
-Data pengujian tanah laboratorium
menghasilkan kebutuhan geotekstil tipe Woven High- -Data topografi
Strength Polyester PET 600/100 sebanyak 25 lapis. -Data gelombang air laut
Sedangkan pada alternatif perkuatan tanah kombinasi
cerucuk beton dengan geotekstil menghasilkan kebutuhan
cerucuk beton sebanyak 40 buah/ meter dengan panjang
satu buah cerucuk adalah 27 m dan kebutuhan geotekstil Perencanaan Geoteknik
sebanyak 16 lapis. Dan perhitungan alternatif perkuatan
menggunakan turap baja menghasilkan kebutuhan turap
baja sebanyak 5 baris. Perencanaan Timbunan
Preloading
Kata Kunci—Semarang, settlement, TPKS, preloading,
PVD, cerucuk beton, geotekstil, turap baja. Tinggi timbunan
(Hinisial, Hfinal)
I. PENDAHULUAN

K ota Semarang bagian utara merupakan wilayah


dataran rendah yang seringkali dilanda banjir rob
(banjir luapan air laut). Keadaan di atas juga terjadi di
Perhitungan Pemampatan

Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Kondisi tanah dasar Besar dan waktu
yang sangat lunak menyebabkan penurunan tanah Pemampatan
(settlement) dan mengakibatkan level air laut menjadi
lebih tinggi dari daratan pelabuhan. Terminal Peti Kemas
Semarang (TPKS), yang terletak di Pelabuhan Tanjung A
Emas Semarang, akan diperluas dan akan dilakukan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 2
A
Data Tanah Timbunan
Material timbunan direncanakan memiliki spesifikasi
teknis sebagai berikut:
- Sifat fisik tanah timbunan:
Apakah waktu γ sat = 1.8 t/m3 C =0
cukup untuk
mencapai
γt = 1.8 t/m3 ϕ = 30°
penurunan? - Geometri timbunan
Tinggi timbunan reklamasi (Hfinal) direncanakan
Tidak Ya hingga elevasi +3.60 mLWS dengan luas area
reklamasi yaitu 2.625 Ha. Perencanaan geometri
Preloading Preloading timbunan dapat dilihat pada [1].
& PVD

Cek Angka Data Spesifikasi Bahan


Keamanan 1. PVD (Prefabricated Vertical Drain)
Jenis PVD yang digunakan pada perencanaan ini
Tidak
adalah CeTeau Drain CT-D812 produksi PT.
Perhitungan Perkuatan Tanah Teknindo Geosistem Unggul dengan spesifikasi:
- Weight = 80 g/m
Ya - Thickness (a) = 100 mm
Cerucuk Geotekstil Cerucuk Beton dan Turap Baja - Width (b) = 5 mm
Beton Geotekstil
2. Cerucuk
Jenis cerucuk yang digunakan pada perencanaan ini
Perhitungan Stabilitas adalah cerucuk beton/ micropile produksi PT.
(safety factor)
Frankipile Indonesia dengan spesifikasi:
- Tipe = Tiang Pancang Beton
Analisis Alternatif
Perbaikan Tanah
Segiempat 25.25
- Mutu beton = K-450
Kesimpulan
- Tulangan Utama = 4D16 mm
- Tulangan spiral = Ø5 mm
- Panjang sisi = 25 cm
SELESAI 3. Geotekstil
Gambar 1. Metodologi Tugas Akhir Jenis geotekstil yang digunakan pada perencanaan ini
adalah Woven High-Strength Polyester PET 600/100
Penjelasan lengkap tentang Metodologi dapat dilihat produksi Tencate Mirafi dengan Tensile Strength 600
pada buku Tugas Akhir penulis [1]. kN/m.
4. Turap/ Sheet Pile
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis turap yang digunakan pada perencanaan ini
A. Data dan Analisis Parameter Tanah adalah turap baja/ steel sheet pile tipe PZ-40 produksi
Data Tanah Piling Products, Inc. dengan spesifikasi sebagai
Data tanah yang digunakan adalah data SPT dan data berikut:
laboratorium hasil penyelidikan tanah yang dilakukan - Height = 40.9 cm
oleh PT. Geoplano Konsultan dan CV. Nindira berjumlah - Section Modulus = 3263 cm3
empat titik data boring log. Hasil perhitungan dan - Moment of Inertia = 67000 cm4
pengolahan data pada [1] dapat dilihat pada Tabel 1. Spesifikasi selengkapnya dapat dilihat pada [1].

Tabel 1.
Data Hasil Perhitungan Analisis Parameter Tanah
Parameter Tanah
Kedalaman Jenis
Wc γd γsat γt LL PL PI Cu C' Cv
(m) Tanah Gs e Cc
(%) (t/m3) (t/m3) (t/m3) (%) (%) (%) (kPa) (kPa) (cm2/detik)
0-5 72.5 2.58 0.82 1.50 1.41 2.15 76.5 34.5 42 6 4.00 1.03 0.00136
5-10 Clayey silt, 67 2.57 0.88 1.54 1.47 1.92 76.5 35.0 41.5 6 4.00 1.03 0.00136
10-15 very soft 67 2.55 0.88 1.53 1.47 1.90 75 34.5 40.5 6 4.00 0.9 0.00142
15-20 65 2.62 0.88 1.54 1.45 1.98 73 33.5 39.5 6 4.00 0.9 0.00125
20-22.5 Clayey silt, 62 2.56 0.9 1.55 1.46 1.84 74 29.0 45 25 16.67 0.9 0.00110
22.5-25 soft 50 2.61 1.12 1.69 1.68 1.33 75.85 34.2 41.66 25 16.67 0.9 0.00105
25-27.5 Clayey silt, 42.5 2.56 1.23 1.75 1.75 1.08 78.3 35.8 42.5 35 23.33 0.9 0.00082
27.5-30 medium stiff 40 2.6 1.25 1.77 1.75 1.08 71 32.0 39 35 23.33 0.9 0.00070

B. Perencanaan Geoteknik memperoleh beban timbunan (q), lahan reklamasi


Perhitungan Besar Pemampatan Container Yard pada perencanaan ini akan menerima
Besarnya pemampatan pada lapisan tanah yang beban traffic, pavement, serta beban container. Sesuai
compressible (30 m) dihitung menggunakan beberapa data proyek oleh konsultan perencana CV. Nindira,
nilai variabel q yang telah ditentukan. Selain beban pavement adalah sebesar 0.3 t/m2 dengan tebal
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 3
pavement 60 cm dan beban container adalah sebesar
5.3 t/m2. Variasi beban timbunan pada Tugas Akhir ini Settlement vs q
adalah sebagai berikut: 7
6
q = 3 t/m2 q = 11 t/m2
2 5
q = 5 t/m q = 13 t/m2
4

Sc (m)
2
q = 7 t/m q = 15 t/m2 y = 0.282x + 1.737
2 3
q = 9 t/m q = 17 t/m2 R² = 0.979
2
Perhitungan pemampatan konsolidasi (Sc) pada 1
perencanaan ini dihitung berdasarkan pemampatan 0
konsolidasi primer pada kondisi normally consolidated,
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
merujuk pada [2]. Hasil perhitungan pemampatan q (t/m 2 )
tanah lebih lanjut dapat dilihat pada [1] dan Tabel 2. Gambar 2. Grafik Hubungan Settlement Vs q Akibat
Setelah dilakukan perhitungan pemampatan, Beban Timbunan
perhitungan tinggi timbunan awal dapat menggunakan
persamaan berikut:
q + ( S cq + H w ) × γ w Hinisial vs Hfinal
H inisial = 16
y = 1.528x + 2.154
γ timb 14
R² = 0.999
12
Dengan Hinisial adalah tinggi timbunan awal, q adalah

H inisial (m)
10
beban rencana, Scq adalah besar pemampatan akibat q, 8
Hw adalah tinggi muka air laut, γw adalah berat volume 6
air, γtimb adalah berat volume timbunan. 4
Dan tinggi timbunan akhir menggunkan rumus: 2
Hfinal = Hinisial - Scq 0
Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat di Tabel 0 1 2 3 H 4final (m)
5 6 7 8 9
3 dan [1]. Gambar 3. Grafik Hubungan Hinisial Vs Hfinal Akibat
Tabel 2. Beban Traffic, Pavement, dan Container
Hasil Perhitungan Settlement dan Hinisial Akibat Variasi
Beban Timbunan Dengan menggunakan persamaan yang dihasilkan pada
No. 2
q (t/m ) Sc (m) Hinisial (m)
Gambar 3 maka tinggi timbunan awal dan settlement
dapat dihtung.
1 3 2.26 4.87 Perhitungan Hinisial untuk Hfinal = 7.1 m
2 5 3.15 6.47 Y = 1.528x + 2.154
3 7 3.88 7.99 = 1.528 (7.1) + 2.154
4 9 4.49 9.44 = 13 m
5 11 5.02 10.84 Jadi untuk memperoleh Hfinal = 7.1 m diperlukan tinggi
6 13 5.49 12.22 timbunan awal (Hinisial) 13 m.
7 15 5.91 13.56
8 17 6.30 14.89

Tabel 3.
Hasil Perhitungan Hinisial dan Hfinal Akibat Beban Traffic, Pavement, dan Container
Beban Timbunan Traffic Pavement Container
No 2
Hfinal (m)
q (t/m ) H (m) Sc (m) Hinisial (m) Hbongkar (m) Sc (m) H (m) Sc (m) H (m) Sc (m)
A B C D E F G H I J K = D-C-E+G-H+I-J
1 3 1.67 2.26 4.87 0.83 1.3794 0.6 0.3759 2.944 3.2441 1.699
2 5 2.78 3.15 6.47 0.31 0.6302 0.6 0.3756 2.944 3.2413 2.942
3 7 3.89 3.88 7.99 0.17 0.3781 0.6 0.3753 2.944 3.2385 3.874
4 9 5.00 4.49 9.44 0.14 0.3226 0.6 0.3750 2.944 3.2352 4.745
5 11 6.11 5.02 10.84 0.14 0.3226 0.6 0.3747 2.944 3.2318 5.624
6 13 7.22 5.49 12.22 0.14 0.3226 0.6 0.3744 2.944 3.2299 6.528
7 15 8.33 5.91 13.56 0.14 0.3226 0.6 0.3741 2.944 3.2279 7.452
8 17 9.44 6.30 14.89 0.14 0.3226 0.6 0.3737 2.944 3.2256 8.395

Perhitungan Waktu Pemampatan Dengan t adalah waktu konsolidasi, Tv adalah faktor


Setelah didapatkan besarnya pemampatan yang waktu, Hdr adalah panjang aliran air/ drainage, dan Cv
terjadi, selanjutnya dilakukan perhitungan waktu adalah koefisien konsolidasi vertikal.
konsolidasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan Dari hasil perhitungan pada [1], diperoleh
pemampatan tersebut dengan persamaan: waktu konsolidasi untuk derajat konsolidasi (U) 95%
T ( H dr ) 2 yaitu 276.68 tahun. Maka dalam perencanaan ini perlu
t= v dilakukan perbaikan tanah untuk mempercepat proses
Cv
konsolidasi tersebut dengan memasang Prefabricated
Vertical Drain (PVD).
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 4
Perencanaan PVD untuk Mempercepat Pemampatan Alternatif Perbaikan Tanah dengan Cerucuk
PVD dipasang sepanjang lapisan tanah yang Penggunaan cerucuk dimaksudkan untuk
terkonsolidasi yakni sepanjang 30 m. Pola pemasangan meningkatkan tahanan geser tanah. Apabila tahanan
PVD yang akan digunakan adalah pola segitiga dengan tanah terhadap geser meningkat, maka daya dukung
variasi jarak sebesar 0.5 m, 0.8 m , 1.0 m, 1.3 m, 1.5 m, dari tanah tersebut juga akan meningkat.
2 m, dan 2.5 m. Hal ini dilakukan agar mendapatkan Berdasarkan perhitungan pada [1] diketahui bahwa
hasil yang efisien untuk mencapai derajat konsolidasi jumlah cerucuk yang dibutuhkan adalah 100 buah/
yang diinginkan. Perhitungan selengkapnya dapat meter dengan panjang tiap tiang adalah 27 m.
dilihat pada [1].
Dari perhitungan tersebut dihasilkan grafik
hubungan antara Urata-rata dan waktu untuk mencapai
derajat konsolidasi (Ū) (Gambar 4.). Dari hasil grafik R 78.78 m
tersebut dipilih pemasangan PVD pola segitiga dengan Timbunan
?sat = ?t = 1.8 t/m3
jarak 1.3 m dengan waktu yang diperlukan untuk F = 30?

Bidang Longsor
mencapai derajat konsolidasi 95% adalah 24 minggu. 13.00
9.50
1:3

100 1:5
95 3.50
Seabed
90 5.00
85
Lapis 1

80 5.00
Derajat Konsolidasi (U%)

Lapis 2
75 27.00
70 5.00
Lapis 3

65 30.00
5.00
60 Lapis 4

55 2.50 Cerucuk Lapis 5

50 2.50 Lapis 6
0.725 Lapis 7
45
2.50
2.50 Lapis 8
40
35 53.80
30
25 Gambar 5. Sketsa Perkuatan Tanah dengan Cerucuk
20
15
10
5 Alternatif Perbaikan Tanah dengan Geotekstil
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Geotekstil digunakan sebagai perkuatan tanah
Waktu (minggu)
untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar di bawah
Gambar 4. Grafik Hubungan Antara Derajat Konsolidasi timbunan. Dalam perencanaan ini geotekstil nantinya
(U) dan Waktu akan dipasang pada tepi timbunan.
Berdasarkan perhitungan pada [1] diketahui bahwa
Penimbunan Bertahap (Preloading) jumlah geotekstil yang dibutuhkan adalah 25 lapis
Pelaksanaan penimbunan dilakukan secara bertahap dengan jarak antar layer geotekstil 0.25 m.
dengan asumsi kecepatan penimbunan 50 cm/ minggu.
Jumlah tahapan penimbunan adalah sebagai berikut:
R 78.78 m
Hinisial = 13 meter
Timbunan
Jumlah tahapan = 13/0.50 ?sat = ?t = 1.8 t/m3
F = 30?
Geotekstil

= 26 tahap 9.50
1:3 Bidang Longsor
13.00
Selanjutnya adalah mencari tinggi timbunan kritis 3.50 1:5
Seabed

(Hcr) yang mampu dipikul oleh tanah dasar agar 5.00


Lapis 1

timbunan tidak mengalami kelongsoran. Dari program 5.00 Lapisan Tanah Dasar Lapis 2

bantu analisa kelongsoran, diperoleh tinggi timbunan 30.00


5.00
Lapis 3

5.00
kritis sebesar 2.4 m dengan SF = 1.255, lebih besar 2.50
Lapis 4
Lapis 5
2.50 Lapis 6

dari SF rencana = 1.25. Tinggi timbunan kritis ini 2.50


2.50
Lapis 7
Lapis 8

dicapai pada tahapan ke-5 dengan umur timbunan 5


minggu. Gambar 6. Sketsa Perkuatan Tanah dengan Geotekstil

Perhitungan Peningkatan Cu Alternatif Perbaikan Tanah dengan Kombinasi


Perhitungan peningkatan Cu perlu dilakukan untuk Cerucuk dan Geotekstil
menentukan apakah tanah dasar cukup mampu Dalam hal ini ΔMR hasil analisis dari program
memikul beban timbunan tahapan selanjutnya sebesar bantu kelongsoran dipikul bersama-sama oleh
0.5 m dengan nilai Cu yang baru didapat dari keduanya dengan perbandingan tertentu. Pada alternatif
penimbunan sebelumnya. Dari perhitungan tersebut perkuatan kombinasi Tugas Akhir ini, cerucuk
dapat diketahui apakah pekerjaan timbunan dapat direncanakan memikul 1/3 ΔMR, sedangkan geotekstil
dilaksanakan secara terus menerus atau perlu menerima ΔMR sisanya.
penundaan waktu penimbunan. Berdasarkan perhitungan pada [1] diketahui bahwa
Berdasarkan perhitungan pada [1], ketika tahapan jumlah cerucuk yang dibutuhkan adalah 40 buah/ meter
penimbunan dengan timbunan lebih dari 3.4 m, nilai dengan panjang tiap tiang adalah 27 m dan jumlah
SF yang dihasilkan < 1.25. Pada tinggi ini, timbunan geotekstil yang dibutuhkan adalah 16 lapis dengan
masih berada pada elevasi muka air laut, sehingga jarak antar layer geotekstil 0.25 m.
perlu adanya perkuatan tanah untuk mengatasi
kelongsoran yang terjadi akibat penimbunan
selanjutnya.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 5
konsolidasi 95 % (U = 95 %) dalam waktu 24
minggu.
R 78.78 m 5. Penimbunan dilakukan bertahap dengan kecepatan
Timbunan penimbunan 50 cm/ minggu. Tahapan penimbunan
?sat = ?t = 1.8 t/m3
Geotekstil
F = 30?
menghasilkan peningkatan daya dukung (kenaikan
1:3 Bidang Longsor
13.00
9.50
nilai kohesi undrained/ Cu) tanah asli. Tinggi kritis
1:5
3.50
Seabed timbunan (Hcr) adalah 2.4 m dengan faktor
5.00
Lapis 1

5.00
keamanan/ Safety Factor (SF) rencana sebesar
Lapis 2

5.00 27.00
Lapis 3
1.25. Dan ketika tahapan penimbunan dengan
30.00
5.00
Lapis 4 timbunan lebih dari 3.4 m, nilai SF yang dihasilkan
2.50 Cerucuk Lapis 5
2.50
2.50 1.35
Lapis 6
Lapis 7
< 1.25. Pada elevasi ini, timbunan masih berada
2.50 Lapis 8

53.80
pada elevasi muka air laut, sehingga perlu adanya
perkuatan tanah untuk mengatasi kelongsoran yang
Gambar 7. Sketsa Perkuatan Tanah dengan Kombinasi
Cerucuk dengan Geotekstil terjadi akibat pentahapan penimbunan selanjutnya.
6. Perhitungan perkuatan dengan cerucuk beton/
Alternatif Perbaikan Tanah dengan Turap Baja micropile segiempat ukuran 25 cm x 25 cm
Selain menggunakan alternatif cerucuk beton/ menghasilkan kebutuhan cerucuk sebanyak 100
micropile, dalam Tugas Akhir ini juga dihitung buah/ meter, dengan panjang satu buah cerucuk 27
perkuatan tanah menggunakan turap baja/ steel sheet m.
pile. Konsep perhitungannya sama dengan perhitungan
7. Perhitungan perkuatan dengan geotekstil jarak
cerucuk, hanya saja kebutuhan turap dihitung per
meter. Dan dari perhitungan diperoleh kebutuhan turap layer pemasangan 0.25 m menghasilkan kebutuhan
adalah sebanyak 5 baris. geotekstil sebanyak 25 lapis.
8. Perhitungan perkuatan dengan kombinasi cerucuk
dengan geotekstil menghasilkan kebutuhan
cerucuk beton/ micropile sebanyak 40 buah/ meter
R 78.78 m dengan panjang satu buah cerucuk adalah 27 m;
Timbunan
?sat = ?t = 1.8 t/m3
sedangkan kebutuhan geotekstil adalah sebanyak
F = 30?

Bidang Longsor
16 lapis.
1:3
9.50
13.00 9. Perhitungan perkuatan dengan turap baja/ steel
3.50 1:5

5.00
Seabed
sheet pile menghasilkan kebutuhan turap sebanyak
Lapis 1

5.00
Lapis 2
5 baris, dengan panjang satu buah turap 27 m.
27.00
5.00
Lapis 3
30.00
5.00
Lapis 4 DAFTAR PUSTAKA
2.50 Turap Baja Lapis 5
2.50 2.00 Lapis 6 [1] Y. I. Tri, Alternatif Metode Perbaikan Tanah untuk Penanganan
2.50 Lapis 7
2.50 Lapis 8
Masalah Stabilitas Tanah Lunak pada Areal Reklamasi di
53.80 Terminal Peti Kemas Semarang. Surabaya: Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, 2013. (Belum dipublikasikan)
Gambar 8. Sketsa Perkuatan Tanah dengan Turap Baja [2] I. B. Mochtar, Teknologi Perbaikan Tanah dan Alternatif
Perencanaan pada Tanah Bermasalah (Problematic Soils).
IV. KESIMPULAN Surabaya: Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS, 2000.
Dalam perencanaan Tugas Akhir ini didapatkan
beberapa kesimpulan yaitu:
1. Elevasi akhir timbunan yang direncanakan adalah
7.1 m dari seabed yaitu 3.50 m dibawah muka air
laut (-3.50 mLWS) dan 3.60 m diatas muka air laut
(+3.60 mLWS).
2. Tinggi timbunan awal yang dibutuhkan adalah
sebesar 13 m.
3. Dibutuhkan waktu 276.68 tahun untuk mencapai
derajat konsolidasi 95 % (U = 95 %). Dengan
waktu yang sangat lama tersebut maka dibutuhkan
percepatan konsolidasi dengan memasang
Prefabricated Vertical Drain (PVD).
4. PVD yang digunakan yaitu tipe CeTeau-Drain CT-
D812 dengan ukuran 100 mm x 5 mm. Dipilih
pemasangan dengan pola segitiga dan jarak
pemasangan (S) 1.3 m untuk mencapai derajat

Anda mungkin juga menyukai