Alternatif Metode Perbaikan Tansh Untuk Penanganan Masalah Stabilitas Tanah Lunak PDF
Alternatif Metode Perbaikan Tansh Untuk Penanganan Masalah Stabilitas Tanah Lunak PDF
1, (2013) 1-5 1
Abstrak—Selama bertahun-tahun genangan banjir rob kegiatan reklamasi seluas 250 m x 105 m. Supaya
(banjir karena luapan air laut) menjadi masalah utama permasalahan settlement pada lahan reklamasi di atas
yang mengganggu kegiatan operasional bongkar-muat di dapat diatasi, maka perlu dilakukan metode perbaikan
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Kondisi tanah dasar tanah.
yang sangat lunak menyebabkan penurunan tanah
Tugas Akhir ini membahas perencanaan tinggi
(settlement) dan mengakibatkan level air laut menjadi lebih
tinggi dari daratan pelabuhan. Terminal Peti Kemas timbunan awal akibat adanya settlement, perencanaan
Semarang (TPKS) dalam waktu dekat akan diperluas dan perbaikan tanah untuk mempercepat pemampatan dengan
akan dilakukan kegiatan reklamasi. Supaya permasalahan kombinasi sistem preloading dan PVD; serta pemilihan
settlement pada lahan reklamasi di atas dapat diatasi, maka alternatif perkuatan tanah timbunan dengan cerucuk
perlu dilakukan metode perbaikan tanah. beton, geotekstil, kombinasi cerucuk beton dan geotekstil,
Tugas Akhir ini bertujuan merencanakan tinggi dan turap baja.
timbunan awal, merencanakan perbaikan tanah untuk
mempercepat pemampatan dengan kombinasi sistem II. METODOLOGI
preloading dan PVD; serta memilih alternatif perkuatan
Metodologi Tugas Akhir ini dapat dilihat pada
tanah dengan cerucuk beton, geotekstil, kombinasi cerucuk
beton dan geotekstil, dan turap baja. Gambar 1.
Tebal tahap penimbunan untuk sistem preloading adalah MULAI
50 cm perminggu dan PVD dipancang sedalam 30 m dengan
pola pemasangan segitiga berjarak 1.3 m. Pada pemasangan
PVD, waktu konsolidasi untuk mencapai derajat konsolidasi Studi Literatur
(U) 95% adalah 24 minggu.
Perhitungan alternatif perkuatan tanah menggunakan
cerucuk beton segiempat berukuran 25 cm x 25 cm
menghasilkan kebutuhan cerucuk beton sebanyak 100 buah/ Pengumpulan dan Analisa Data Sekunder:
meter dengan panjang satu buah cerucuk adalah 27 m. -Layout proyek
Perhitungan alternatif perkuatan menggunakan geotekstil -Data pengujian tanah lapangan
-Data pengujian tanah laboratorium
menghasilkan kebutuhan geotekstil tipe Woven High- -Data topografi
Strength Polyester PET 600/100 sebanyak 25 lapis. -Data gelombang air laut
Sedangkan pada alternatif perkuatan tanah kombinasi
cerucuk beton dengan geotekstil menghasilkan kebutuhan
cerucuk beton sebanyak 40 buah/ meter dengan panjang
satu buah cerucuk adalah 27 m dan kebutuhan geotekstil Perencanaan Geoteknik
sebanyak 16 lapis. Dan perhitungan alternatif perkuatan
menggunakan turap baja menghasilkan kebutuhan turap
baja sebanyak 5 baris. Perencanaan Timbunan
Preloading
Kata Kunci—Semarang, settlement, TPKS, preloading,
PVD, cerucuk beton, geotekstil, turap baja. Tinggi timbunan
(Hinisial, Hfinal)
I. PENDAHULUAN
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Kondisi tanah dasar Besar dan waktu
yang sangat lunak menyebabkan penurunan tanah Pemampatan
(settlement) dan mengakibatkan level air laut menjadi
lebih tinggi dari daratan pelabuhan. Terminal Peti Kemas
Semarang (TPKS), yang terletak di Pelabuhan Tanjung A
Emas Semarang, akan diperluas dan akan dilakukan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 2
A
Data Tanah Timbunan
Material timbunan direncanakan memiliki spesifikasi
teknis sebagai berikut:
- Sifat fisik tanah timbunan:
Apakah waktu γ sat = 1.8 t/m3 C =0
cukup untuk
mencapai
γt = 1.8 t/m3 ϕ = 30°
penurunan? - Geometri timbunan
Tinggi timbunan reklamasi (Hfinal) direncanakan
Tidak Ya hingga elevasi +3.60 mLWS dengan luas area
reklamasi yaitu 2.625 Ha. Perencanaan geometri
Preloading Preloading timbunan dapat dilihat pada [1].
& PVD
Tabel 1.
Data Hasil Perhitungan Analisis Parameter Tanah
Parameter Tanah
Kedalaman Jenis
Wc γd γsat γt LL PL PI Cu C' Cv
(m) Tanah Gs e Cc
(%) (t/m3) (t/m3) (t/m3) (%) (%) (%) (kPa) (kPa) (cm2/detik)
0-5 72.5 2.58 0.82 1.50 1.41 2.15 76.5 34.5 42 6 4.00 1.03 0.00136
5-10 Clayey silt, 67 2.57 0.88 1.54 1.47 1.92 76.5 35.0 41.5 6 4.00 1.03 0.00136
10-15 very soft 67 2.55 0.88 1.53 1.47 1.90 75 34.5 40.5 6 4.00 0.9 0.00142
15-20 65 2.62 0.88 1.54 1.45 1.98 73 33.5 39.5 6 4.00 0.9 0.00125
20-22.5 Clayey silt, 62 2.56 0.9 1.55 1.46 1.84 74 29.0 45 25 16.67 0.9 0.00110
22.5-25 soft 50 2.61 1.12 1.69 1.68 1.33 75.85 34.2 41.66 25 16.67 0.9 0.00105
25-27.5 Clayey silt, 42.5 2.56 1.23 1.75 1.75 1.08 78.3 35.8 42.5 35 23.33 0.9 0.00082
27.5-30 medium stiff 40 2.6 1.25 1.77 1.75 1.08 71 32.0 39 35 23.33 0.9 0.00070
Sc (m)
2
q = 7 t/m q = 15 t/m2 y = 0.282x + 1.737
2 3
q = 9 t/m q = 17 t/m2 R² = 0.979
2
Perhitungan pemampatan konsolidasi (Sc) pada 1
perencanaan ini dihitung berdasarkan pemampatan 0
konsolidasi primer pada kondisi normally consolidated,
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
merujuk pada [2]. Hasil perhitungan pemampatan q (t/m 2 )
tanah lebih lanjut dapat dilihat pada [1] dan Tabel 2. Gambar 2. Grafik Hubungan Settlement Vs q Akibat
Setelah dilakukan perhitungan pemampatan, Beban Timbunan
perhitungan tinggi timbunan awal dapat menggunakan
persamaan berikut:
q + ( S cq + H w ) × γ w Hinisial vs Hfinal
H inisial = 16
y = 1.528x + 2.154
γ timb 14
R² = 0.999
12
Dengan Hinisial adalah tinggi timbunan awal, q adalah
H inisial (m)
10
beban rencana, Scq adalah besar pemampatan akibat q, 8
Hw adalah tinggi muka air laut, γw adalah berat volume 6
air, γtimb adalah berat volume timbunan. 4
Dan tinggi timbunan akhir menggunkan rumus: 2
Hfinal = Hinisial - Scq 0
Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat di Tabel 0 1 2 3 H 4final (m)
5 6 7 8 9
3 dan [1]. Gambar 3. Grafik Hubungan Hinisial Vs Hfinal Akibat
Tabel 2. Beban Traffic, Pavement, dan Container
Hasil Perhitungan Settlement dan Hinisial Akibat Variasi
Beban Timbunan Dengan menggunakan persamaan yang dihasilkan pada
No. 2
q (t/m ) Sc (m) Hinisial (m)
Gambar 3 maka tinggi timbunan awal dan settlement
dapat dihtung.
1 3 2.26 4.87 Perhitungan Hinisial untuk Hfinal = 7.1 m
2 5 3.15 6.47 Y = 1.528x + 2.154
3 7 3.88 7.99 = 1.528 (7.1) + 2.154
4 9 4.49 9.44 = 13 m
5 11 5.02 10.84 Jadi untuk memperoleh Hfinal = 7.1 m diperlukan tinggi
6 13 5.49 12.22 timbunan awal (Hinisial) 13 m.
7 15 5.91 13.56
8 17 6.30 14.89
Tabel 3.
Hasil Perhitungan Hinisial dan Hfinal Akibat Beban Traffic, Pavement, dan Container
Beban Timbunan Traffic Pavement Container
No 2
Hfinal (m)
q (t/m ) H (m) Sc (m) Hinisial (m) Hbongkar (m) Sc (m) H (m) Sc (m) H (m) Sc (m)
A B C D E F G H I J K = D-C-E+G-H+I-J
1 3 1.67 2.26 4.87 0.83 1.3794 0.6 0.3759 2.944 3.2441 1.699
2 5 2.78 3.15 6.47 0.31 0.6302 0.6 0.3756 2.944 3.2413 2.942
3 7 3.89 3.88 7.99 0.17 0.3781 0.6 0.3753 2.944 3.2385 3.874
4 9 5.00 4.49 9.44 0.14 0.3226 0.6 0.3750 2.944 3.2352 4.745
5 11 6.11 5.02 10.84 0.14 0.3226 0.6 0.3747 2.944 3.2318 5.624
6 13 7.22 5.49 12.22 0.14 0.3226 0.6 0.3744 2.944 3.2299 6.528
7 15 8.33 5.91 13.56 0.14 0.3226 0.6 0.3741 2.944 3.2279 7.452
8 17 9.44 6.30 14.89 0.14 0.3226 0.6 0.3737 2.944 3.2256 8.395
Bidang Longsor
mencapai derajat konsolidasi 95% adalah 24 minggu. 13.00
9.50
1:3
100 1:5
95 3.50
Seabed
90 5.00
85
Lapis 1
80 5.00
Derajat Konsolidasi (U%)
Lapis 2
75 27.00
70 5.00
Lapis 3
65 30.00
5.00
60 Lapis 4
50 2.50 Lapis 6
0.725 Lapis 7
45
2.50
2.50 Lapis 8
40
35 53.80
30
25 Gambar 5. Sketsa Perkuatan Tanah dengan Cerucuk
20
15
10
5 Alternatif Perbaikan Tanah dengan Geotekstil
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Geotekstil digunakan sebagai perkuatan tanah
Waktu (minggu)
untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar di bawah
Gambar 4. Grafik Hubungan Antara Derajat Konsolidasi timbunan. Dalam perencanaan ini geotekstil nantinya
(U) dan Waktu akan dipasang pada tepi timbunan.
Berdasarkan perhitungan pada [1] diketahui bahwa
Penimbunan Bertahap (Preloading) jumlah geotekstil yang dibutuhkan adalah 25 lapis
Pelaksanaan penimbunan dilakukan secara bertahap dengan jarak antar layer geotekstil 0.25 m.
dengan asumsi kecepatan penimbunan 50 cm/ minggu.
Jumlah tahapan penimbunan adalah sebagai berikut:
R 78.78 m
Hinisial = 13 meter
Timbunan
Jumlah tahapan = 13/0.50 ?sat = ?t = 1.8 t/m3
F = 30?
Geotekstil
= 26 tahap 9.50
1:3 Bidang Longsor
13.00
Selanjutnya adalah mencari tinggi timbunan kritis 3.50 1:5
Seabed
timbunan tidak mengalami kelongsoran. Dari program 5.00 Lapisan Tanah Dasar Lapis 2
5.00
kritis sebesar 2.4 m dengan SF = 1.255, lebih besar 2.50
Lapis 4
Lapis 5
2.50 Lapis 6
5.00
keamanan/ Safety Factor (SF) rencana sebesar
Lapis 2
5.00 27.00
Lapis 3
1.25. Dan ketika tahapan penimbunan dengan
30.00
5.00
Lapis 4 timbunan lebih dari 3.4 m, nilai SF yang dihasilkan
2.50 Cerucuk Lapis 5
2.50
2.50 1.35
Lapis 6
Lapis 7
< 1.25. Pada elevasi ini, timbunan masih berada
2.50 Lapis 8
53.80
pada elevasi muka air laut, sehingga perlu adanya
perkuatan tanah untuk mengatasi kelongsoran yang
Gambar 7. Sketsa Perkuatan Tanah dengan Kombinasi
Cerucuk dengan Geotekstil terjadi akibat pentahapan penimbunan selanjutnya.
6. Perhitungan perkuatan dengan cerucuk beton/
Alternatif Perbaikan Tanah dengan Turap Baja micropile segiempat ukuran 25 cm x 25 cm
Selain menggunakan alternatif cerucuk beton/ menghasilkan kebutuhan cerucuk sebanyak 100
micropile, dalam Tugas Akhir ini juga dihitung buah/ meter, dengan panjang satu buah cerucuk 27
perkuatan tanah menggunakan turap baja/ steel sheet m.
pile. Konsep perhitungannya sama dengan perhitungan
7. Perhitungan perkuatan dengan geotekstil jarak
cerucuk, hanya saja kebutuhan turap dihitung per
meter. Dan dari perhitungan diperoleh kebutuhan turap layer pemasangan 0.25 m menghasilkan kebutuhan
adalah sebanyak 5 baris. geotekstil sebanyak 25 lapis.
8. Perhitungan perkuatan dengan kombinasi cerucuk
dengan geotekstil menghasilkan kebutuhan
cerucuk beton/ micropile sebanyak 40 buah/ meter
R 78.78 m dengan panjang satu buah cerucuk adalah 27 m;
Timbunan
?sat = ?t = 1.8 t/m3
sedangkan kebutuhan geotekstil adalah sebanyak
F = 30?
Bidang Longsor
16 lapis.
1:3
9.50
13.00 9. Perhitungan perkuatan dengan turap baja/ steel
3.50 1:5
5.00
Seabed
sheet pile menghasilkan kebutuhan turap sebanyak
Lapis 1
5.00
Lapis 2
5 baris, dengan panjang satu buah turap 27 m.
27.00
5.00
Lapis 3
30.00
5.00
Lapis 4 DAFTAR PUSTAKA
2.50 Turap Baja Lapis 5
2.50 2.00 Lapis 6 [1] Y. I. Tri, Alternatif Metode Perbaikan Tanah untuk Penanganan
2.50 Lapis 7
2.50 Lapis 8
Masalah Stabilitas Tanah Lunak pada Areal Reklamasi di
53.80 Terminal Peti Kemas Semarang. Surabaya: Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, 2013. (Belum dipublikasikan)
Gambar 8. Sketsa Perkuatan Tanah dengan Turap Baja [2] I. B. Mochtar, Teknologi Perbaikan Tanah dan Alternatif
Perencanaan pada Tanah Bermasalah (Problematic Soils).
IV. KESIMPULAN Surabaya: Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS, 2000.
Dalam perencanaan Tugas Akhir ini didapatkan
beberapa kesimpulan yaitu:
1. Elevasi akhir timbunan yang direncanakan adalah
7.1 m dari seabed yaitu 3.50 m dibawah muka air
laut (-3.50 mLWS) dan 3.60 m diatas muka air laut
(+3.60 mLWS).
2. Tinggi timbunan awal yang dibutuhkan adalah
sebesar 13 m.
3. Dibutuhkan waktu 276.68 tahun untuk mencapai
derajat konsolidasi 95 % (U = 95 %). Dengan
waktu yang sangat lama tersebut maka dibutuhkan
percepatan konsolidasi dengan memasang
Prefabricated Vertical Drain (PVD).
4. PVD yang digunakan yaitu tipe CeTeau-Drain CT-
D812 dengan ukuran 100 mm x 5 mm. Dipilih
pemasangan dengan pola segitiga dan jarak
pemasangan (S) 1.3 m untuk mencapai derajat