Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI ORAL II

PENGARUH PENGGUNAAN OBAT KUMUR TERHADAP JUMLAH


KOLONI BAKTERI RONGGA MULUT

Oleh:

Monica Cynthia H 021611133150


Anissa Zahra N 021611133151
Amalia Nurul Fitri 021611133152
M. Alwino Bayu 021611133154
Candrika Thiyagu 021611133155
Koh Wan Huei 021611133156
Chong Sin Ying 021611133157
Azizah Aqilah 021611133158
Karthiyayinee 021611133159
Alisa Sufia 021611133160
Eshleen Nisha 021611133161
Ellyonord Diana 021611133162
Indira Arella 021611133163
Sharyna Emyra 021611133164

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018
TUJUAN
1. Menghitung jumlah koloni bakteri sebelum dan sesudah menggunakan obat
kumur.
2. Membandingkan jumlah koloni bakteri antara kelompok obat kumur Herbal
dan Povidan Iodine.

ALAT & BAHAN


1. Obat kumur , aqua seteril , blood agar & BHI
2. Spiritus brander , tabung reaksi , petridish

CARA KERJA
1. Dua orang mahasiswa dipilih untuk mencoba pengaruh obat kumur Herbal dan
Povidon Iodine terhadap jumlah koloni bakteri rongga mulut.
2. Berkumur dengan aqua steril selama 0,5 hingga 1 menit dan kumurannya ditampung.
3. Kemudian orang coba berkumur lagi dengan kumur herbal selama 0,5 hingga 1
menit.
4. Kumuran herbal tersebut dibuang dan ditunggu 10 menit.
5. Setelah 10 menit, orang coba berkumur dengan aqua steril dan kumurannya
ditampung.
6. Kedua-dua kumuran yang ditampung dilakukan penipisan dan penanaman pada
blood agar.
7. Dilakukan inkubasi dan koloni bakteri dihitung.
8. Langkah 2-5 diulangi dengan menggunkan obat kumur Povidon Iodine.
HASIL

A. Enkasari

Gambar 1 : Koloni sebelum (kiri) dan sesudah perlakuan (kanan)

B. Betadine

Gambar 2 : Koloni sebelum (kiri) dan sesudah perlakuan (kanan)

Pada hasil praktikum yang telah dilakukan antara sebelum dan sesudah
penggunaan obat kumur, baik enkasari maupun povidone iodine, tidak menunjukkan
perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat terjadi akibat human error, atau kesalahan
yang dilakukan oleh operator selama praktikum berlangsung.

Apabila praktikum dilakukan dengan tata cara yang benar seharusnya


menghasilkan jumlah koloni rongga mulut sesudah menggunakan obat kumur, baik
povidone iodine maupun enkasari sama-sama mengalami penurunan. Penurunan
jumlah koloni bakteri pada penggunaan obat kumur enkasari mengalami penurunan
yang lebih besar bila dibandingkan dengan povidone iodine. Enkasari memiliki sifat
antibakteri yang berasal dari ekstrak daun sirih. Sedangkan povidone iodine adalah
kompleks iodin, yang membunuh mikroorganisme seperti bakteri, jamur, virus,
protozoa dan spora bakteri.
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi obat kumur secara umum


Dalam pengertian sehari-hari obat kumur dimaksudkan bahan yang dapat
membantu kesegaran mulut dan nafas serta menghilangkan dan membersihkan mulut
dari mikroorganisme penyebab kelainan dan penyakit di dalam mulut, serta mengobati
lesi-lesi mukosa mulut. Obat kumur merupakan larutan atau cairan yang digunakan
untuk membilas rongga mulut dengan sejumlah tujuan antara lain untuk menyingkirkan
bakteri perusak, bekerja sebagai pengurang, untuk menghilangkan bau tak sedap,
mempunyai efek terapi dan menghilangkan infeksi atau mencegah karies gigi. (Akande
dkk, 2004)

Obat kumur dikemas dalam dua bentuk yakni dalam bentuk kumur dan spray.
Untuk hampir semua individu obat kumur merupakan metode yang sederhana dan dapat
diterima untuk pengobatan secara topikal dalam rongga mulut. (Akandee dkk, 2004).
Beberapa jenis obat kumur dapat memberikan rasa segar saja setelah pemakaian,
sedangkan yang lain dapat memberikan kesembuhan akibat infeksi di dalam rongga
mulut, bila bahan tersebut digunakan sesuai dengan indikasi danaturan pakainya.

Beberapa obat kumur dapat memeberikan rasa segar saja setelah pemakaian,
sedangkan yang lain dapat memberikan kesembuhan infeksi dalam rongga mulut bila
bahan tersebut digunakan sesuai dengan indikasi dan pemakaiannya. Obat kumur
biasanya bersifat antiseptik yang dapat membunuh kuman sebagai timbulnya plak,
radang gusi, dan bau mulut. NamObat kumur juga dapat menjadi penyegar mulut atau
mengurangi bau mulut seusai makan.

Obat Kumur Betadine


Betadine obat kumur adalah obat kumur antiseptik dengan kandungan Povidone–Iodine
1% untuk rongga mulut seperti sakit tenggorokan, gusi bengkak, sariawan, bau mulut
dan napas tak segar. Povidone Iodine adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan
bakteri dan kuman penyakit di berbagai area tubuh. Biasanya, zat ini digunakan juga
sebagai obat luka.
Struktur Povidone Iodine
Unsur Iodium merupakan suatu germisid efektif. Mekanismenya tidak diketahui
dengan jelas. Larutan iodium 1:20.000 membunuh bakteri dalam 1 menit dan spora
dalam 15 menit. Iodium yang digabungkan dengan polivinil pirolidon menghasilkan
suatu kompleks iodofor. Povidone iodine terdiri dari polyvinylpyrrolidone (povidone,
PVP) dan elemen iodine sekitar 1% iodine.

PVP-I adalah suatu


bahan yang dapat larut dalam air dingin, ethyl alcohol, isopropyl alcohol, polyethylene
glycol, dan glycerol. Lebih stabil bila dibandingkan dengan larutan iodine tincture atau
larutan lugol.

Mekanisme Kerja & Cara Pakai Betadine


Iodine akan bekerja menghambat pertumbuhan bakteri dengan menurunkan kebutuhan
oksigen mikroba; mengganggu metabolisme bakteri melalui mekanisme penghambatan
transfer elektron pada enzim metabolisme atau berinteraksi dengan protein membran
sitoplasma pada mikroba. Aktifitas antimikroba povidone iodine dikarenakan
kemampuan oksidasi kuat dari iodine bebas terhadap asam amino, nukleotida dan
ikatan ganda, dan juga lemak bebas tidak jenuh. Hal ini menyebabkan betadine mampu
merusak protein dan DNA mikroba. Kemampuan betadine dalam hal infalamasi adalah
menghambat interleukin-1 beta (IL-1β) dan interleukin -8 (IL-8).

Cara Pakai
a. Larutkan atau encerkan dengan volume yang sama dengan air, kumur atau bilas
hingga 10 ml selama 30 detik tanpa ditelan,
b. Ulangi sampai 4 kali sehari, sampai 14 hari berturut-turut, atau seperti yang
dianjurkan dokter.
Dosis
Dosis menggunakan ubat kumur betadine untuk orang dewasa dalam satu kali
penggunaan adalah, gunakan 10 ml Betadine Obat Kumur dan bisa digunakan 3-5 kali
sehari. Dosis menggunakan ubat kumur betadine bagi anak-anak di atas 6 tahun adalah
digunakan sebanyak 10 ml, selama 30 detik dan dilakukan pengulangan 3-5 kali dalam
sehari.

Indikasi
 Adanya abses akibat infeksi, sariawan, bau mulut, nafas tak segar, infeksi yang
disertai dengan rasa nyeri seperti pada faringitis.
 Mengobati infeksi jamur pada mulut, tonsilitis, stomatitis (radang rongga mulut),
gingivitis (radang gusi), peradangan pada mulut dan faring.
 Untuk pasien bakterisida, virusida, protozoasida, sporisida, yeastisida, pada
kebersihan mulut sebelum, selama dan setelah operasi gigi dan mulut.

Kontra Indikasi
Tidak direkomendasikan untuk anak-anak. Tidak digunakan untuk orang-orang yang
alergi terhadap yodium, tidak digunakan untuk ibu hamil dan juga menyusui.

Efek Samping
 Iritasi iodosyncratic mucosal dan reaksi hipersensitif. Absorpsi berlebihan dapat
menyebabkan efek samping sistemik seperti metabolik asidosis, gangguan fungsi
renal dan hypernatremia, memberikan pewarnaan yang tidak baik pada gigi geligi
maupun gigi tiruan atau restorasi lainnya.
 Gangguan indra perasa, terbentuknya tar-tar didalam gigi, iritasi pada mulut dan
lidah, erosi mukosa, retensi sodium, kelenjar membesar pada kedua sisi wajah atau
leher, serta ulkus atau luka dimulut.
Obat Kumur Herbal Enkasari

Enkasari adalah obat kumur herbal produksi pabrik Kimia Farma. Obat ini
dapat diindikasikan sebagai pencegahan dan pengobatan sariawan (Anonim,2008).

Kandungan Enkasari
Dalam setiap dosis dewasa atau sekitar 45 ml cairan enkasari mangandung:
1. Ekstrak Daun Saga (Abrus precatorius folia) yang setara dengan serbuk daun yang
telah dikeringkan sebanyak 75 mg atau sekitar 0,167 %
2. Ekstrak Akar Kayu Manis (Liquiritae radix) yang setara dengan serbuk akar
kering sebanyak 20 mg atau sekitar 0,044 %
3. Ekstrak Daun Sirih (Piper betle folia) yang setara dengan daun segar 450 mg atau
sekitar 1,00 %
4. Mentol 10 mg yang setara dengan 0,022 %

Saga (Abrus Precatorius f.) merupakan tanaman yang banyak digunakan secara
tradisional sebagai obat di banyak negara, diantaranya untuk mengobati
epilepsi, batuk dan sariawan (Juniarti dkk, 2009). Penelitian Wahyuningsih (2006)
menunjukkan bahwa kandungan kimia dari daun saga yaitu saponin dan flavonoid,
dimana salah satu fungsi dari saponin dan flavonoid adalah kerjanya sebagai anti
bakteri. Wahyuningsih (2006) menyebutkan juga bahwa nilai kadar bunuh minimum
(KBM) dari ekstrak etanol daun saga untuk bakteri S. aureusse besar 0,63% dan E. coli
sebesar 2,50%. Hal ini membuktikan bahwa ekstraketanol daun saga mempunyai
kandungan kimia yang aktivitasnya lebih baik pada bakteri gram positif (S. aureus)
daripada gram negatif (E. coli). Setiap jaringan atau alat tubuh dapat diinfeksi oleh
bakteri S. aureus dan menyebabkan timbulnya penyakit dengan tanda-
tanda khas yaitu peradangan dan pembentukan abses. Sedangkan sariawan merupakan
salah satu bentuk peradangan yang terjadi didalam mulut, sehingga saga dapat menjadi
alternatif pada pengobatan sariawan(Solihah, 2009).
Daun sirih mengandung senyawa aktif kavikol yang merupakan gabungan antara
gugus fenol dan terpena. Fenol merupakan salah satu senyawa aktif dari anti
bakteri. Mekanisme fenol sebagai agen anti bakteri adalah meracuni protoplasma ,
merusak dan menembus dinding serta mengendapkan protein sel
bakteri. Senyawa fenolik bermolekul besar mampu menginaktifkan enzimess
ensial di dalam sel bakteri meskipun dalam konsentrasi yang sangat
rendah.Fenol dapat menyebabkan kerusakan pada sel bakteri, denaturasi protei
n,menginaktifkan enzim dan menyebabkan kebocoran sel (Moeljantoro, 2004). Halini
membuktikan bahwa daun sirih dapat efektif membunuh bakteri S. aureus sebagai
salah satu vektor sariawan.
Salah satu kandungan aktif dari akar kayu manis adalah flavonoid.Kandungan
flavonoid ini juga berguna sebagai antibakteri yang sama saja dimiliki oleh daun saga.
Sehingga kayu manis ini juga efektif dalam membunuh bakteri S.aureus (Prasetyono,
2003).

Kemasan
Dalam pasaran enkasari dijual dalam bentuk larutan yang tersimpan dalam botol
bervolume 120 mL (Anonim, 2008).

Gambar 1. Kemasan Dagang Enkasari


Dosis
1. Dewasa: 3-4 kali sehari 3 sendok makan dikumur-kumur dan ditelan
2. Anak-anak: 2 kali sehari 1 sendok makan dikumur-kumur dan ditelan

Indikasi:
1. Menghilangkan penyebab sariawan
2. Mencegah superinfeksi (infeksi tambahan)
3. Menyegarkan mulut
4. Menghilangkan bau mulut, serta meniadakan rasa nyeri yang disebabkan
radang sariawan
PEMBAHASAN
Hasil penelitian tentang pengaruh penggunaan obat kumur terhadap jumlah
koloni bakteri rongga mulut sebelum dan setelah tindakan keperawatan oral hygiene
povidone iodine 1% , yang didapatkan tidak adanya pertumbuhan koloni bakteri pada
sediaan blood agar. Hal ini berarti bahwa tindakan keperawatan oral hygiene dengan
povidone iodine 1% efektif menurunkan bakteri aerob dan anaerob dalam mulut
mahasiswa coba. praktikum ini untuk membuktikan efektifitas povidone iodine 1%
terhadap pertumbuhan koloni bakteri pada rongga mulut yang diambil melalui air
kumur mahasiswa coba. Oral hygiene membantu mempertahankan struktur mulut dan
memberikan rasa nyaman pada mulut, gigi, gusi dan bibir. Membersihkan gigi dari sisa-
sisa makanan, plak (karang gigi) dan bakteri, juga menghilangkan bau mulut. Pada saat
melakukan Oral hygiene dibutuhkan antiseptik yang merupakan suatu senyawa yang
dapat menghambat pertumbuhan atau perkembangan mikroorganisme tanpa merusak
secara keseluruhan. Sebagai antibakteri, pemakaian antiseptik sebagai obat kumur
bertujuan menghambat pertumbuhan bakteri dalam mulut (Ardhiani, 2000). Terdapat
banyak antiseptik sebagai obat kumur yang dijual baik di apotik maupun toko obat, tapi
kebanyakan antiseptik sebagai obat kumur tersebut mengandung alkohol dan zat kimia
yang bila digunakan dalam jangka waktu lama akan merusak mukosa mulut,
menimbulkan noda pada gigi dan juga merusak flora normal dalam mulut, begitu pula
dengan povidone iodine 1% juga mengandung alkohol, sisa alkohol yang tertinggal
dalam mulut mahaiswa coba setelah dilakukan tindakan oral hygiene bisa menimbulkan
bau mulut. Antiseptik sebagai obat kumur juga memiliki macam- macam rasa, yang
dilakukan tindakan keperawatan oral hygiene dengan povidone iodine 1% menyatakan
(100%) rasa povidone iodine 1% tidak enak, meskipun setelah oral hygiene klien
merasa mulut lebih segar. Dengan demikian dibutuhkan antiseptik lain sebagai
alternatif yang efeksampingnya minimal, alami, murah, bisa dibuat sendiri tapi efektif
sebagai antiseptik sebagai obat kumur dan rasanya enak serta membuat mulut terasa
segar, bersih serta nyaman. Senyawa fenol diduga mampu memutuskan ikatan silang
peptidoglikon dalam usahanya menerobos dinding sel. Setelah menerobos dinding sel,
senyawa fenol menyebabkan keluarnya nutrien sel dengan merusak ikatan hidrofobik,
merusak komponen penyusun membran sel seperti protein dan fosfolipid sehingga
meningkatkan permeabilitas membran. Terjadinya kerusakan pada membran sel
berakibat terhambatnya aktifitas dan biosintesa enzim spesifik yang diperlukan dalam
reaksi metabolism. Fenol merupakan senyawa asam lemah yang akan terionisasi
melepaskan ion H+ dan meninggalkan sisanya bermuatan negatif. Gugus negatif ini
akan ditolak oleh dinding sel bakteri gram positif, selanjutnya merusak ikatan silang
peptidoglikon sehingga daya kerja sirih sejalan dengan daya kerja antimikroba yang
mekanisme kerjanya merusak keutuhan membran sel mikroba. Dengan demikian umur
tidak berpengaruh terhadap jumlah bakteri aerob dan anaerob . Penelitian ini ini tidak
sesuai dengan pendapat Saud (2000) semakin bertambah umur seseorang maka keadaan
anatomi rongga mulut mendukung terjadinya tempat bagi mikroorganisme untuk
berkembang biak, sebab pada saat kelahiran manusia tidak mempunyai gigi dan
memiliki flora normal rongga mulut yang berkarakteristik sesuai dengan kondisi
rongga mulut tersebut. Pada saat gigi sulung mulai erupsi, terjadi perubahan pada
lingkungan rongga mulut yang ditandai dengan terjadinya perubahan dari flora normal
rongga mulut. Sampai gigi sulung tumbuh lengkap, keadaan lingkungan rongga mulut
relatif stabil. Pada saat gigi permanen mulai tumbuh, maka pada periode ini adanya gigi
hilang dan erupsi, kondisi lingkungan rongga mulut berubah yang berpengaruh
terhadap flora normal rongga mulut. Setelah dilakukan tindakan oral hygiene baik
dengan povidone iodine 1% koloni bakteri dalam mulut mahasiswa coba tidak
ditemukan. Dengan demikian, povidone iodine 1% efektif sebagai antiseptik, karena
berdasarkan hasil praktikum ini povidone iodine 1%. Jumlah bakteri akan berpengaruh
terhadap daya kerja povidone iodine, dimana jumlah iodine bebas yang dilepas sebagai
bahan aktif bakterisidal akan berkurang efektifitasnya dengan jumlah bakteri awal yang
tinggi. Poviodone iodine memiliki sifat anti bakteri utamanya melalui mekanisme
dimana povidone membawa senyawa iodine bebas masuk menembus membran sel.
Senyawa iodine memiliki sifat yang sitotoksik sehingga mampu membunuh sel
bakteri.7 Povidone iodine dapat merubah struktur dan fungsi dari protein dan enzim sel
dan merusak fungsi sel bakteri dengan jalan menghambat perlekatan hidrogen dan
merubah struktur membran sel, selain itu juga menghambat terjadinya sintesis protein
oleh bakteri melalui proses oksidasi thiol di dalam asam amino sistein. Salah satu
keuntungan povidone iodine adalah mampu menghambat sintesis glucosyltransferase
(GTF) dan fructosyltransferase (FTF) oleh salah satu jenis koloni bakteri rongga mulut,
yaitu S.mutans. GTF dan FTF merupakan enzim ekstraseluler yang mensintesis
polisakarida glucans dan fructans yang berperan penting dalam proses perlekatan
koloni bakteri rongga mulut dan pembentukan biofilm pada permukaan gigi.
KESIMPULAN

Secara kesimpulannya, antara sebelum dan sesudah penggunaan obat kumur,


baik enkasari maupun povidone iodine, tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan
yang terjadi akibat human error.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. ( 2008). Available on:
http://medicastore.com/obat/1964/ENKASARI.html Accesed on 01 Mei 2018

Juniarti. Osmeli, Delvi. Yuhernita. (2009). Kandungan Senyawa Kimia, Uji


Toksisitas (Brine Shrimp Lethality Test) Dan Antioksidan (1,1-Diphenyl-2-
Pikrilhydrazyl) Dari Ekstrak Daun Saga (Abrus precatorius L.). Journal of Sains vol.
13 no. I. hal : 50-54

Solihah, Roikhanatus. (2009). Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Daun Saga


(Abrus precatorius L.) dengan Gelatin sebagai Bahan Pengikat Menggunakan
Metode Granulasi Basah. Available on
http://etd.eprints.ums.ac.id/3345/1/K100040169.pdf accesed on 01 mei 1018

Prasetyono, Budi. 2003. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dari akar kayu
manis (Liquiritae radix) pada Fase Etil Asetat. Jakarta : Departemen Kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai