DISUSUN OLEH
RIA SIYAMPRIYATI
ANGKATAN 5 KELAS C
19316009710324
A. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti 3 (KI 3) Kompetensi Inti 4 (KI 4)
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam
pengetahuan (faktual, konseptual, dan ranah konkret (menggunakan, mengurai,
prosedural) berdasarkan rasa ingin merangkai, memodifikasi, dan membuat)
tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan ranah abstrak (menulis, membaca,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena menghitung, menggambar, dan
dan kejadian tampak mata. mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar
3.1. Menghubungkan sistem reproduksi 4.1. Menyajikan hasil penelusuran
pada manusia dan gangguan pada informasi dari berbagai sumber terkait
sistem reproduksi dengan penerapan kesehatan dan upaya pencegahan
pola hidup yang menunjang kesehatan gangguan pada organ reproduksi.
reproduksi.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran diharapkan siswa mampu:
Pertemuan 1
1. Menjelaskan fase-fase pembelahan mitosis dan meiosis
2. Menjelaskan ciri setiap fase pembelahan mitosis dan meiosis
3. Menyebutkan karakter atau sifat sel anakan hasil pembelahan mitosis dan meiosis
Pertemuan 2
1. Mengidentifikasi organ-organ penyusun sistem reproduksi pada laki-laki dan perempuan
2. Menyebutkan fungsi organ-organ penyusun sistem reproduksi pada laki-laki dan perempuan
3. Mengidentifikasi proses pembentukan sperma (spermatogenesis)
4. Mengidentifikasi proses pembentukan sel telur (oogenesis)
Pertemuan 3
1. Menjelaskan proses menstruasi, fertilisasi dan kehamilan
2. Menjelaskan proses perkembangan janin selama dalam kandungan
Pertemuan 4
1. Menjelaskan berbagai macam penyakit pada sistem reproduksi manusia
2. Menjelaskan upaya pencegahan penyakit pada sistem reproduksi manusia
E. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Pembelahan sel sangat penting bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup. Ada 3 alasan
mengapa sel mengalami pembelahan, yaitu untuk pertumbuhan, perbaikan, dan reproduksi.
2. Menurut teori sel, semua sel hidup berasal dari sel yang sudah ada sebelumnya (omnis cellula e
cellula). Teori ini dinyatakan oleh Virchow pada tahun 1855. Pembentukan sel-sel baru atau anakan
dari sel yang sudah ada sebelumnya dapat terjadi melalui proses pembelahan sel. Pembelahan sel
dibedakan menjadi pembelahan mitosis dan meiosis.
3. Pembelahan mitosis merupakan tipe pembelahan sel yang menghasilkan 2 sel anakan yang
mempunyai karakter sama dengan sel induk. Jumlah kromosom yang dimiliki oleh sel anakan
adalah 2n atau disebut dengan diploid. Sel diploid adalah sel yang kromosomnya berpasangan (2n).
Tahapan pada pembelahan mitosis, yaitu profase, metaphase, anaphase, dam telophase.
Pembelahan ini terjadi pada sel-sel tubuh (sel somatik) makhluk hidup.
4. Pembelahan meiosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan 4 sel anakan yang memiliki
kromosom haploid (n) yang berasal dari sel induk diploid (2n). Sel haploid adalah sel yang
kromosomnya tidak berpasangan (n). Pembelahan meiosis berlangsung dalan dua tingkat, yaitu
meiosis I dan meiosis II. Tahapan pembelahan pada meiosis I yaitu, profase I, metaphase I,
anaphase I, dan telophase I. Tahapan pembelahan pada meiosis II yaitu, profase II, metafase II,
anafase II, dan telofase II. Pembelahan ini hanya terjadi pada sel kelamin.
Pertemuan 2
1. Struktur organ reproduksi manusia terdiri atas organ reproduksi atau alat kelamin kelamin
luar dan dalam. Alat kelamin luar merupakan alat kelamin yang terletak pada bagian luar
tubuh atau dapat diamati secara langsung. Alat kelamin dalam merupakan alat kelamin
yang terletak pada bagian dalam tubuh dan tidak dapat diamati secara langsung.
2. Pada laki-laki, alat kelamin luar adalah penis dan skrotum, dan alat kelamin dalam
meliputi testis, saluran sperma (tersusun atas epididimis, vas deferens, dan uretra), dan
kelenjar reproduksi (terdiri atas vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar cowper
atau bulbouretra).
3. Pada anak laki-laki yang berusia 13 atau 14 tahun, testis mulai memproduksi sel kelamin
laki-laki yang disebut sperma dan hormon testosteron. Proses pembentukan sperma ini
disebut spermatogenesis. Spermatogenesis terjadi di testis. Proses pembentukan sperma
bermula dari sel induk sperma atau spermatogonium (2n). selanjutnya, sel spermatogonim
membelah secara mitosis membentuk sel spermatosit primer (2n). Spermatosit primer
membelah secara meiosis membentuk dua sel spermatosit sekunder (n). Setiap sel
spermatosit sekunder melanjutkan pembelahan meiosis membentuk dua sel spermatid.
Selanjutnya, spermatid mengalami diferensiasi atau perkembangan menjadi spermatozoa.
4. Hormon testosteron memiliki banyak fungsi, antara lain: mengatur perkembangan dan
fungsi alat kelamin laki-laki, serta mengatur perkembangan ciri-ciri kelamin sekunder
laki-laki. Hormon testosteron ini mulai aktif saat anak laki-laki memasuki masa pubertas.
5. Pada perempuan, alat kelamin luar adalah vulva dan labium, sedangkan yang termasuk
alat kelamin dalam yaitu ovarium dan saluran kelamin yang terdiri atas saluran telur (tuba
fallopi), rahim (uterus), dan vagina.
6. Sel kelamin perempuan disebut ovum atau sel telur. Proses pembentukan sel telur disebut
oogenesis. Oogenesis terjadi di ovarium. Oogenesis dimulai pada saat seorang perempuan
berada dalam kandungan. Sel primodial akan membelah secara mitosis membentuk
oogonium (2n). Oogonium membelah secara mitosis membentuk oosit primer (2n). Oosit
primer akan membelah secara meiosis I dan menghasilkan dua sel yang ukurannya tidak
sama, yaitu oosit sekunder (berukuran besar) dan polosit atau badan polar primer
(berukuran kecil). Oosit sekunder akan melanjutkan pembelahan yaitu meiosis II sehingga
terbentuk ootid dan badan polar sekunder. Begitu pula bdan polar primer, akan membelah
menghasilkan dua badan polar sekunder. Pada akhirnya ootid akan berkembang menjadi
ovum.
Pertemuan 3
1. Setiap bulan ovum yang matang akan dilepaskan. Proses pelepasan sel telur dari indung
telur (ovarium) disebut ovulasi. Biasanya setiap ovarium bergiliran melepaskan ovum (sel
telur) setiap bulan.
2. Ovarium menghasilkan hormon perempuan yaitu estrogen dan progesteron. Hormon ini
mengatur siklus menstruasi dan juga mengatur perkembangan ciri-ciri kelamin sekunder
pada perempuan.
3. Menstruasi merupakan suatu keadaan alami pada perempuan, yang ditandai dengan
keluarnya darah, cairan jaringan, lendir, dan sel-sel epitel yang menyusun dinding rahim.
Menstruasi terjadi apabila sel telur tidak dibuahi oleh sperma.
4. Siklus menstruasi dibagi menjadi beberapa fase sebagai berikut.
a. Fase pertama adalah fase menstruasi. Pada fase ini hormon follicle stimulating hormon
(FSH) memicu berkembangnya folikel dalam ovarium. Pada proses perkembangan
folikel, ada beberapa folikel yang berkembang, tetapi hanya ada satu folikel yang dapat
terus berkembang tiap bulannya. Pada saat ini, dinding rahim luruh dan seorang
perempuan mengalami menstruasi.
b. Fase kedua adalah fase proliferasi. Fase ini ditandai dengan menebalnya dinding
rahim. Penebalan dinding rahim ini dipicu oleh hormon estrogen dan hormon
progesteron yang dihasilkan oleh folikel pada saat awal perkembangannya.
c. Fase ketiga adalah fase sekretori. Fase ini terjadi setelah folikel melepaskan sel telur
dan berubah menjadi kopus luteum. Jika pada saat sel telur tidak dibuahi oleh sperma
(tidak terjadi fertilisasi), akan dikirimkan sinyal tertentu pada korpus leteum untuk
tidak memproduksi hormon estrogen dan progesteron lagi. Dengan demikian, pada
fase ini jumlah hormon estrogen dan progesteron pada perempuan rendah. Rendahnya
hormon estrogen dan progesteron mengakibatkan jaringan penyusun dinding rahim
rusak dan pembuluh darah yang ada pada dinding rahim pecah, sehingga perempuan
akan mengalami menstruasi.
5. Fertilisasi merupakan proses peleburan inti sel sperma dengan inti sel telur sehingga
membentuk zigot. Proses fertilisasi ini terjadi di dalam tuba fallopii. Setelah terjadi
fertilisasi, zigot yang terbentuk akan melanjutkan pembelahan dan berkembang menjadi
embrio yang selanjutnya tertanam ke dalam endometrium (mengalami implantasi), pada
kondisi ini seseorang mengalami kehamilan.
6. Perkembangan embrio dalam kandungan dapat dibagi menjadi beberapa periode, yaitu
trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga.
Pertemuan 4
1. Penyakit yang terjadi pada sistem reproduksi manusia antara lain gonore, sifilis, herpes
simplex genital, HIV/AIDS, keputihan, dan epididimitis.
2. Penyakit pada sistem reproduksi dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor
penyebab penyakit adalah kurang menjaga kebersihan organ reproduksi. Apabila
kebersihan organ reproduksi kurang dijaga, akan dapat terjangkit penyakit yang
disebabkan oleh jamur, bakteri, atau pun parasit lain.
H. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan 1 (Pembelahan Mitosis dan Meiosis) 2 JP
Langkah Deskripsi Alokasi
Pembelajaran Waktu
Pendahuluan Peserta didik memberi salam kepada pendidik dan berdoa 10 menit
secara bersama menurut agama dan kepercayaan masing-
masing.
Peserta didik merespon pertanyaan tentang kehadiran peserta
didik lain pada awal pembelajaran.
Peserta didik merespon apersepsi yang diberikan guru dan
mengaitkannya dengan pembelajaran yang akan dipelajari,
yaitu Pembelahan Mitosis dan Meiosis.
Peserta didik menerima informasi tentang tujuan, manfaat,
dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dipelajari.
Pendidik menyampaikan teknis penilaian pada materi
Pembelahan Mitosis dan Meiosis.
Kegiatan Inti Peserta didik memperhatikan penjelasan guru bahwa pada 55 menit
awalnya manusia hanya berasal dari satu sel (zigot). Sel
tersebut selajutnya mengalami pembelahan secara terus
menerus, sehingga pada saat manusia telah dewasa, jumlah
seluruh sel yang ada di dalam tubuh manusia sekitar 200
triliun sel.
I. Sumber Belajar
1. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Siswa Mata Pelajaran IPA Kelas IX
Semester 1. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Video Youtube
3. Powerpoint
4. LKPD
5. Dan sumber lain yang relevan
J. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1. Pengetahuan :
Jenis : Tes Tertulis
Bentuk : Essay (di setiap pertemuan) dan Objektif (penilaian harian)
Instrumen : Terlampir
2. Keterampilan:
Jenis : Unjuk Kerja
Bentuk : Format Penilaian Kinerja
Contoh Instrumen : Terlampir