(RPP)
Nama Sekolah : SMP Kristen Kanaan Cabang Banjarmasin
Pembelajaran ke- :1
Kelas/semester : IX /1
A. Kompetensi Inti :
KI-2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI-3: Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI-4: Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.
Penguatan Karakter pada siswa : tanggung jawab, jujur, disiplin, dan percaya diri
C. Tujuan pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan ciri setiap fase pembelahan mitosis dan meiosis melalui pengamatan
gambar/carta
2. Siswa dapat mengidentifikasi organ-organ penyusun sistem reproduksi pada lakilaki dan perempuan
melalui diskusi
4. Siswa dapat memaparkan siklus menstruasi yang terjadi pada dinding rahim melaui hasil diskusi.
5. Siswa dapat menjelaskan proses perkembangan janin selama dalam kandungan melaui diskusi.
6. Siswa dapat menjelaskan berbagai macam penyakit pada sistem reproduksi manusia dan upaya
pencegahan penyakit pada sistem reproduksi manusia melalui diskusi
7. Siswa dapat mebuat laporan hasil studi tentang penyakit pada sistem reproduksi dan
mempresentasikannya.
D. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1
Pembelahan mitosis merupakan tipe pembelahan sel yang menghasilkan 2 sel anakan yang mempunyai karakter
sama
dengan sel induk. Jumlah kromosom yang dimiliki oleh sel anakan adalah 2n atau disebut dengan diploid, sama
dengan milik sel induk.
Tahapan pada pembelahan mitosis yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase.
Pembelahan meiosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan 4 sel anakan yang memiliki kromosom haploid
(n) yang berasal dari sel induk diploid (2n).
Pembelahan meiosis berlangsung dalam dua tingkat yaitu, meiosis I dan meiosis II. Tahapan pembelahan pada
meiosis I yaitu, profase I, metafase I, anafase I, dan telofase I. Tahapan pembelahan pada meiosis II yaitu,
profase II, metafase II, anafase II, dan telofase II.
Sistem reproduksi pada laki-laki tersusun atas penis dan skrotum yang termasuk alat kelamin luar; testis,
epididimis, vas deferens, uretra, kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar cowper yang
termasuk alat kelamin dalam.
Spermatogenesis merupakan proses pembentukan sperma yang terjadi di dalam tubulus seminiferus. Kumpulan
tubulus inilah yang membentuk testis.
Proses pembentukan sperma bermula dari sel induk sperma atau spermatogonium yang bersifat diploid (2n).
Selanjutnya, sel spermatogonium mengalami pembelahan secara mitosis maupun meiosis dan mengalami
diferensiasi atau perkembangan sehingga terbentuk sel sperma atau spermatozoa yang memiliki ekor dan
bersifat haploid (n).
Pertemuan 2
Sistem reproduksi pada perempuan tersusun atas vagina yang merupakan alat kelamin luar; ovarium, saluran
telur,
infundibulum, rahim, dan serviks yang merupakan alat kelamin dalam.
Oogenesis merupakan proses pembentukan sel kelamin perempuan (ovum) yang terjadi di dalam ovarium.
Oogenesis dimulai pada saat seorang wanita berada dalam kandungan. Sel primordial akan membelah secara
mitosis membentuk oogonium atau sel induk telur yang bersifat diploid (2n). Selanjutnya, akan terjadi
pembelahan secara bertahap baik pembelahan mitosis maupun meiosis. Pada akhir peristiwa oogenesis, dari satu
sel induk telur (oogonium) akan dihasilkan satu sel telur (ovum) yang bersifat haploid (n) dan tiga badan polar.
Menstruasi terjadi apabila sel telur tidak dibuahi oleh sel sperma.
Fertilisasi terjadi apabila sel telur dibuahi oleh sel sperma.
Setelah terjadi fertilisasi, zigot yang terbentuk akan melakukan pembelahan dan berkembang menjadi embrio
yang selanjutnya tertanam ke dalam endometrium, pada kondisi ini seseorang mengalami kehamilan.
Penyakit yang terjadi pada sistem reproduksi manusia antara lain gonorrhoea, sifilis, herpes
simplex genitalis, HIV/AIDS,keputihan, dan epididimitis.
Pertemuan 3
Ulangan Harian
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Ilmiah
2. Model Pembelajaran: Problem Base Learning (PBL), Inquiry, atau Learning Cycle, atau model
pembelajaran lain, yang prosesnya berbasis scientific approach.
1. Pendahuluan 1. Guru memberi salam dan memeriksa kesiapan siswa dalam 10 menit
mengikuti pelajaran
1. Pendahuluan 1. Guru memberi salam dan memeriksa kesiapan siswa dalam 10 menit
mengikuti pelajaran
3. Penutup 1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada 10 menit
pertemuan ini
2. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang berkinerja baik
3. Selanjutnya, guru menugaskan peserta didik untuk mencari informasi
tentang kandungan antibakteri yang terdapat pada air ketuban.
Apabila sebagian besar peserta didik mencari informasi melalui
internet, hendaknya terlebih dahulu guru memberikan nasehat kepada
peserta didik untuk memfokuskan pencarian informasinya pada materi
yang dituju. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik dapat dengan
bijaksana memanfaatkan internet, sehingga tidak menggunakan media
ini untuk mencari informasi yang bersifat negatif dan tidak
bermanfaat, misalnya hal-hal yang bersifat porno dan lain-lain.
4. Guru menyampaikan informasi bahwa pertemuan berikutnya adalah
ulanagan harian
Pertemuan 5 (2JP)
2. Alat/Bahan
- Alat tulis
- Kamera
3. SumberBelajar
Lembar kerja 1
Pendahuluan
Penyakit yang terjadi pada sistem reproduksi manusia antara lain gonorhoe, sifilis, herpes simplex
genitalis, HIV/AIDS, keputihan, dan epididimitis.
1. Alat tulis
3. Kamera
Prosedur
2. Buatlah daftar pertanyaan yang akan kamu ajukan kepada para petugas kese hatan tentang penyakit
pada sistem reproduksi! Diskusikan dengan guru untuk membantu menyusun pertanyaan tersebut.
3. Bersama anggota kelompokmu kunjungilah pusat-pusat kesehatan seperti Puskesmas, rumah sakit, atau
tempat praktik dokter untuk mencari tahu ten tang penyakit pada sistem reproduksi
manusia.Bersikaplah sopan dan santun ketika kamu bertanya kepada petugas kesehatan!
4. Susunlah hasil wawancara yang kamu lakukan dalam bentuk laporan, jika me mungkinkan lengkapi
laporanmu dengan foto atau video yang diambil saat studi lapangan!
Lampiran 2
Kelas/Semester : IX/1
NB. dengan mencatat siswa yang kurang dalam satu kelompok maka anggota kelompok yang
lain sudah pasti memperlihatkan sikap terbuka dan antusias
Lampiran 3 A
Kelas/Semester : IX/1
Kelas/Semester : IX/1
3 2 1
2. Melakukan praktikum
3. Mendeskripsikan pengmatan
Kelas/Semester : IX/1
1. Menyiapkan alat dan 3. Menyiapkan seluruh alat dan bahan yang diperlukan.
bahan
2. Menyiapkan sebagian alat dan bahan yang diperlukan.
Skor Maksimum
Pada akhir bab peserta didik diberi tes. Hasil tes dianalisis untuk mengetahui ketercapaian ketercapaian KKM,
serta mengidentifkasi indikatorindikator mana yang belum dicapai peserta didik atau materi-materi yang belum
dikuasai oleh peserta didik. Bagi peserta didik yang belum mencapai KKM diberi remidial yaitu mempelajari
kembali materi yang belum dikuasai dengan dibimbing guru. Pelaksanaan remidial dilakukan satu minggu
setelah tes akhir bab dijadwalkan pada waktu tertentu misalnya setelah jam sekolah berakhir selama 30
menit.Bagi peserta didik yang sudah memenuhi KKM namun masih belum memasuki bab berikutnya, maka
diberi program pengayaan misalnya melalui program pemberian tugas yang lebih menantang
(challance).Pelaksanaan program pengayaan dan remidial dapat dilaksanaan dalam waktu yang bersamaan.
Materi Pengayaan
Nah, bagaimanakah proses spermatogenesis berlangsung? Berikut ini tahapannya. Proses spermatogenesis bermula
dari sel-sel germinal awal atau sel primordial dalam embrio membelah secara mitosis dan mengalami diferensiasi
(berkembang) sehingga membentuk spermatogonium yang bersifat diploid (2n). Selanjutnya, sel spermatogonium
membelah secara mitosis membentuk sel spermatosit primer yang juga bersifat diploid (2n). Spermatosit primer
membelah secara meiosis sehingga terbentuk dua sel spermatosit sekunder yang bersifat haploid (n). Setiap sel
spermatosit sekunder melanjutkan pembelahan meiosis membentuk dua sel spermatid yang bersifat haploid (n).
Selanjutnya, spermatid mengalami diferensiasi atau perkembangan menjadi spermatozoa (telah memiliki ekor).
Spermatozoa ini bersifat haploid (n).
Oogenesis (Proses Pembentukan Sel Telur/Ovum)
Bagaimanakah proses pembentukan sel telur? Samakah dengan proses pembentukan sperma? Ternyata proses
pembentukan sel telur berbeda dengan proses pembentukan sperma. Oogenesis dimulai di dalam embrio perempuan
(pada saat masih di dalam rahim). Oogenesis terjadi di dalam ovarium. Perhatikan Gambar 1.10!
Tahapan oogenesis dimulai di dalam embrio perempuan dengan memproduksi oogonium dari sel germinal
primordial. Selanjutnya, oogonium membelah secara mitosis untuk membentuk oosit primer. Selanjutnya, oosit primer
mengalami pembelahan secara meiosis. Akan tetapi, pembelahan meiosis tersebut tidak selesai, tetapi berhenti pada tahap
profase meiosis I. Pembelahan tersebut akan dilanjutkan pada saat seorang perempuan telah mengalami pubertas. Pada
saat seorang perempuan mengalami pubertas, hormon FSH atau hormon perangsang folikel telah aktif berfungsi, sehingga
secara periodik dapat merangsang folikel untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangannya. Biasanya, hanya satu
folikel yang matang penuh setiap bulan, dengan oosit primernyamenyelesaikan tahap meiosis I.
Selanjutnya, pembelahan meiosis II dimulai untuk membentuk oosit sekunder. Akan tetapi, pembelahan meiosis II
berhenti pada tahap metafase. Pada kondisi ini, oosit sekunder dilepaskan/diovulasikan saat folikelnya pecah.
Kapankah pembelahan meiosis tersebut selesai? Tahap pembelahan meiosis akan dilanjutkan apabila ada sperma
yang menembus oosit sekunder (terjadi fertilisasi). Dengan demikian, hasil dari proses oogenesis adalah satu sel telur
matang yang telah mengandung kepala sperma. Oleh karena itu, fertilisasi juga dapat didefinisikan sebagai penyatuan
nukleus haploid sperma dan oosit sekunder. Pada saat pembelahan meiosis untuk pembentukan oosit primer dan sekunder,
selain dihasilkan oosit primer dan sekunder juga dihasilkan badan kutub yang bersifat nonfungsional. Agar Anda dapat
memahami proses oogenesis, perhatikan Gambar 1.10 tahapan pembentukan
sel telur!
PROGRAM REMEDIAL DAN PENGAYAAN