B. Kompetensi Dasar
3.1 Mendeskripsikan struktur dan fungsi sistem reproduksi pada manusia, kelainan dan
penyakit pada sistem reproduksi dan penerapan pola hidup yang menunjang kesehatan
reproduksi .
4.1 Menyajikan hasil penelusuran informasi dari berbagai sumber tentang penyakit menular
seksual dan upaya pencegahannya.
D. Tujuan
3.1.1 siswa menjelaskan fase-fase pembelahan mitosis dan meiosis
3.1.2 Siswa menjelaskan ciri setiap fase pembelahan mitosis dan meiosis
3.1.3 Siswa menyebutkan karakter atau sifat sel anakan hasil pembelahan mitosis dan
meiosis
3.1.4 Siswa mengidentifikasi organ-organ penyusun sistem reproduksi pada laki laki dan
perempuan
3.1.5 Siswa menyebutkan fungsi organ-organ penyusun sistem reproduksi pada laki-laki
dan perempuan
3.1.6 Siswa mengidentifikasi proses pembentukan sperma (spermatogenesis) dan proses
pembentukan sel telur (oogenesis)
3.1.7 Siswa menerapkan konsep pembelahan meiosis pada proses spermatogenesis dan
oogenesis
3.1.8 Siswa menjelaskan proses fertilisasi dan kehamilan
3.1.9 Siswa menjelaskan proses perkembangan janin selama dalam kandungan
3.1.10 Siswa menjelaskan berbagai macam penyakit pada sistem reproduksi manusia
3.1.11 Siswa menjelaskan upaya pencegahan penyakit pada sistem reproduksi Manusia
4.1.1 Siswa menyajikan laporan hasil studi tentang penyakit pada sistem reproduksi
4.1.2 Siswa membuat poster tentang upaya pencegahan dan penularan penyakit seksual
E. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
Sistem reproduksi pada manusia
1. Pembelahan sel
Pembelahan sel sangat penting bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup.
Ada 3 alasan mengapa sel mengalami pembelahan, yaitu untuk pertumbuhan,
perbaikan, dan reproduksi. Menurut teori sel, semua sel hidup berasal dari sel yang
sudah ada sebelumnya (omnis cellula e cellula). Teori ini dinyatakan oleh Rudolf
Virchow pada tahun 1855. Pembentukan sel-sel baru atau anakan dari sel yang sudah
ada sebelumnya dapat terjadi melalui proses pembelahan sel. Pembelahan sel dibedakan
menjadi pembelahan mitosis dan meiosis.
Pembelahan Mitosis
Pembelahan mitosis merupakan tipe pembelahan sel yang menghasilkan 2
sel anakan yang mempunyai karakter sama dengan sel induk. Jumlah kromosom
yang dimiliki oleh sel anakan adalah 2n atau disebut dengan diploid. Sel diploid
adalah sel yang kromosomnya berpasangan (2n).Tahapan pada pembelahan
mitosis yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Pembelahan ini terjadi
pada sel-sel tubuh (sel somatik) makhluk hidup.
Pembelahan Meiosis
Pembelahan meiosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan 4 sel
anakan yang memiliki kromosom haploid (n) yang berasal dari sel induk diploid
(2n). Sel haploid adalah sel yang kromosomnya tidak berpasangan (n). Pembelahan
meiosis berlangsung dalam dua tingkat yaitu, meiosis I dan meiosis II. Tahapan
pembelahan pada meiosis I yaitu, profase I, metafase I, anafase I, dan telofase I.
Tahapan pembelahan pada meiosis II yaitu, profase II, metafase II, anafase II, dan
telofase II. Pembelahan ini hanya terjadi pada organ kelamin.
D. Oogenesis
Sel kelamin perempuan disebut ovum atau sel telur. Proses pembentukan
sel telur disebut oogenesis. Oogenesis terjadi di ovarium. Oogenesis dimulai
pada saat seorang wanita berada dalam kandungan. Sel primordial akan membelah
secara mitosis membentuk oogonium (2n). Oogonium membelah secara mitosis
membentuk oosit primer (2n). Oosit primer akan membelah secara meiosis I dan
menghasilkan dua sel yang ukurannya tidak sama, yaitu oosit sekunder (berukuran
besar) dan polosit atau badan polar primer (berukuran kecil). Oosit sekunder akan
melanjutkan pembelahan yaitu meiosis II sehingga terbentuk ootid dan badan polar
sekunder. Begitu pula badan polar primer, akan membelah menghasilkan dua badan
polar sekunder. Pada akhirnya ootid akan berkembang menjadi ovum. Setiap bulan
ovum yang matang akan dilepaskan. Proses pelepasan sel telur dari indung
telur (ovarium) disebut ovulasi. Biasanya setiap ovarium bergiliran melepaskan
ovum (telur) setiap bulan.
E. Siklus menstruasi
Ovarium menghasilkan hormon perempuan yaitu estrogen dan
progesteron. Hormon ini mengatur siklus menstruasi dan juga mengatur
perkembangan ciri-ciri kelamin sekunder pada perempuan. Menstruasi merupakan
suatu keadaan dimana keluarnya darah, cairan jaringan, lendir, dan sel-sel epitel
yang menyusun dinding rahim. Menstruasi terjadi apabila sel telur tidak dibuahi
oleh sel sperma.
Oogenesis dimulai di dalam embrio perempuan (pada saat masih di dalam rahim).
Oogenesis terjadi di dalam ovarium. Tahapan oogenesis dimulai di dalam embrio
perempuan dengan memproduksi oogonium dari sel germinal primordial.
F. Metode pembelajaran
1. Model pembelajaran : Problem Based Learning(PBL)
2. Teknik pembelajaran : Ceramah, diskusi dan tanya jawab
3. Pendekatan : Kontekstual
G. Media pembelajaran
Pertemuan Pertama hingga keempat
1). Media : Buku Paket IPA SMP Kelas 1X
H. Sumber belajar
Buku IPA FISIKA SMP Kelas IX Penerbit Erlangga
Buku IPA SMP Kelas IX Penerbit PT. Karya Mandiri Nusantara
Internet
Lingkungan Sekitar
I. Langkah Pembelajaran
Pertemuan ke – 1 (1 JP x 55 menit)
Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Kegiatan Berdoa / mengabsensi peserta didik. 10 menit
pendahuluan Guru menceritakan bahwa pada awalnya manusia
hanya berasal dari satu sel (zigot).
Kemudian peserta didik diminta untuk menjelaskan
satu alasan mengapa sel mengalami pembelahan?
Kegiatan inti Guru menjelaskan tentang 3 alasan mengapa sel 30 menit
mengalami pembelahan.
Selanjutnya guru menjelaskan bahwa pembelahan sel
dibedakan menjadi dua, yaitu pembelahan mitosis dan
pembelahan meiosis.
Guru memberikan fasilitas kepada peserta didik
melalui pemberian tugas, diskusi dll untuk
memunculkan gagasan baru baik lisan maupun tertulis.
Guru memberikan kesempatan untuk berfikir ,
menganalisis, menyelesaikan masalah dan bertindak
tanpa rasa takut.
Agar peserta didik dapat dengan mudah memahami
fase-fase pembelahan dan ciriciri yang terjadi pada
setiap fase pembelahan, guru dapat mengarahkan
peserta didik untuk mencermati Gambar 1.2 yang
terdapat pada buku siswa.
Pertemuan ke – 2 (1 JP x 55menit)
Langkah Pembelajaran Deskripsi Alokasi Waktu
Pertemuan ke – 3 (1 JP x 55 menit)
Langkah Alokasi
Deskripsi
Pembelajaran Waktu
Kegiatan Guru mengingatkan kembali tentang materi 5 menit
pendahuluan pembelahan sel, terutama berkaitan karakter atau sifat
anakan hasil pembelahan.
Kegiatan inti Guru mengajukan pertanyaan berikut ini untuk 40 menit
mengawali materi ini.
Masih ingatkah kalian di mana terjadi proses
pembentukan sperma?
proses apakah yang sebenarnya terjadi di dalam
organ tersebut sehingga dapat terbentuk sperma?
Apabila proses pembentukan sperma disebut
dengan spermatogenesis, disebut dengan apakah
proses pembentukan sel telur?
Peserta didik diminta untuk menjelaskan tujuan dari
diciptakannya kepala sperma yang meruncing pada
bagian depannya.
Peserta didik juga diminta untuk menjelaskan fungsi
bagian ekor sperma.
Pertemuan ke – 4 (1 JP x 55 menit)
Langkah Alokasi
Deskripsi
Pembelajaran Waktu
Kegiatan Sebelum mengajarkan tentang materi ini guru dapat 10 menit
pendahuluan menanyakan kepada peserta didik :
Mengapa menstruasi dapat terjadi?
Berapa lama waktu menstruasi?
Apa yang akan terjadi apabila sel telur yang terdapat
pada tuba fallopi tidak dibuahi?
Kegiatan inti Guru menugaskan peserta didik untuk mempelajari 40 menit
materi Siklus Menstruasi yang terdapat pada Buku
Siswa.
Pertemuan ke – 5 (1 JP x 55 menit)
Langkah Alokasi
Deskripsi
Pembelajaran Waktu
Kegiatan Sebelum mengajarkan tentang materi ini guru dapat 5 menit
pendahuluan menanyakan kepada peserta didik :
Mengapa menstruasi dapat terjadi?
Berapa lama waktu menstruasi?
Apa yang akan terjadi apabila sel telur yang terdapat
pada tuba fallopi tidak dibuahi?
Kegiatan inti Guru menugaskan peserta didik untuk mempelajari 40 menit
materi Siklus Menstruasi yang terdapat pada Buku Siswa.
Pertemuan ke – 6 (1 JP x 55 menit)
Langkah Alokasi
Deskripsi
Pembelajaran Waktu
Kegiatan Sebelum mengajarkan tentang materi ini guru dapat 5 menit
pendahuluan menanyakan kepada peserta didik :
Mengapa menstruasi dapat terjadi?
Berapa lama waktu menstruasi?
Apa yang akan terjadi apabila sel telur yang terdapat
pada tuba fallopi tidak dibuahi?
Kegiatan inti Guru menugaskan peserta didik untuk mempelajari 40 menit
materi Siklus Menstruasi yang terdapat pada Buku Siswa.
Kunci jawaban :
Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jawaban A C C D D C A C A C
Bobot soal masing-masing 1
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100
10
2. Tes uraian
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar
2. Jelaskan proses terjadinya menstruasi dan hormon yang berperan!
3. Uterus atau rahim merupakan bagian dari sistem reproduksi pada mamalia.
Sebutkan salah satu fungsi uterus.
4. Bagaimanakah cara penularan HIV/AIDS? Jelaskan pula cara pencegahan
agar tidak tertular HIV/AIDS!
5. Pada proses fertilisasi, telur dapat dicapai oleh lebih dari satu sperma,
namun secara normal hanya satu yang berfusi dengan membran plasma sel
telur, dan selanjutnya inti haploid dari sperma dan telur berfusi membentuk
satu inti yang diploid. Peristiwa dimana hanya satu sperma yang mampu
membuahi sel telur disebut monospermi. Bila satu sel telur dibuahi oleh
lebih dari satu sperma disebut polispermi. Polispermi menyebabkan
terbentuknya sel-sel triploid dan menyebabkan perkembangan embrio
menjadi terhenti. Sel telur memiliki cara untuk mencegah terjadinya
polispermi melalui perubahan muatan listrik. Jelaskan mekanisme tersebut!
6. Saat ovum mengalami pembuahan, zigot yang dihasilkan akan berkembang
dan menempel pada dinding endoterium yang sudah menebal. Oleh karena
itu, ketebalan endoterium harus dipertahankan selama kehamilan. Jelaskan
mekanisme hormonal untuk mempertebal dan mempertahankan ketebalan
dinding endometrium! Buat grafik hubungan hormon FSH dengan ketebalan
endometrium!
Kunci jawaban :
5. FSH yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari memicu perkembangan folikel
dalam ovarium. Folikel yang berkembang akan menghasilakan hormon
estrogen lalu disusul dengan hormon progesteron. Estrogen dan progesteron
akan memicu dinding rahim untuk menebal mempersiapkan melekatnya
embrio jika sel telur dibuahi. Estrogen yang dihasilkan memicu
dikeluarkannya hormon LH oleh kelenjar pituitari. Hormon LH meningkat
secara mendadak dan memicu pengeluaran sel telur dari folikel yang telah
matang (ovulasi). Setelah sel telur keluar folikel akan berubah menjadi
korpus luteum. Sel telur yang diovulasikan akan bergerak menuju tuba
falopii. Apabila tidak ada sel sperma yang membuahi maka korpus luteum
akan berhenti memproduksi estrogen dan progesteron. Rendahnya hormon
estrogen dan progesteron menyebabkan rusaknya jaringan dinding rahimdan
pecahnya pembuluh darah sehingga terjadilah menstruasi.
6. Fungsi uterus adalah melindungi bayi yang tumbuh, selain itu uterus
merupakan tempat tumbuhnya embrio.
7. AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV. Seseorang
dapat tertular virus HIV apabila melakukan kontak dengan penderita seperti
berhubungan seksual dengan orang yang memiliki HIV/AIDS atau
menerima transfusi darah dari orang yang memiliki HIV/AIDS. Intinnya
HIV/AIDS dapat menular apabila seseorang bersinggungan dengan cairan
yang berasal dari tubuh penderita seperti air mani, darah, dan air liur.
Aktivitas seperti berbicara, berjabat tangan, dan berpelukan tidak akan
membuat HIV/AIDS menular. Cara pencegahan agar tidak tertular
HIV/AIDS adalah hindari hubungan seks diluar nikah, hindari
penggunaan jarum suntik secara bersama atau lebih dari satu kali
pemakaian, melakukan hubungan badan hanya jika sudah menikah dan setia
pada pasangan
8. Salah satu cara pencegahan polispermi adalah depolarisasi membrane sel
telur. Depolarisasi membran sel telur meliputi perubahanperubahan
potensial elektrik membran yang berlangsung dengan cepat, mungkin hanya
beberapa detik segera setelah sperma memasuki telur. Seperti halnya dengan
membran sel yang lain, membran sel telur dapat membangkitkan potensial
membran yang berbeda yang disebut resting potensial membran. Pada telur
yang telah dibuahi, resting potensial membrannya bermuatan negatif. Fusi
tubulus akrosom sperma dengan membran plasma telur, menyebabkan
membran plasma mengalami depolarisasi dengan cepat menyebabkan
membrannya menjadi bermuatan positif, dan selama 2-3 detik potensial
membran sel seluruhnya menjadi positif. Potensial membran yang positif
menyebabkan sperma yang lain tidak dapat berfusi dengan membran plasma
sel telur. Kejadian tersebut merupakan dasar penghambatan polispermi yang
berlangsung dengan cepat.
9. Hormon FSH (follicle stimulating hormone) yang dihasilkan oleh
kelenjar hipofisis merangsang pertumbuhan folikel. Folikel yang sedang
tumbuh tersebut menghasilkan hormon estrogen yang berfungsi merangsang
pertumbuhan endometrium (penebalan dinding rahim). Setelah terjadi
ovulasi, korpus luteum akan menghasilkan hormone progesterone yang
akan mempertahankan ketebalan dinding endometrium yang memungkinkan
terjadinya implantasi. Setelah terjadi kehamilan dan terbentuk plasenta,
plasenta ini selanjutnya akan menghasilkan HCG (human chorionic
gonadotrophin) yang akan mempertahankan korpus luteum agar tidak
berdegenarasi.