Anda di halaman 1dari 24

Bauhaus

Sumber : Tinjauan Desain (dari Revolusi Industri hingga post modern)


Arief Adityawan S.

Bauhaus berasal dari kata Bauen (to build / mengembangkan atau membangun) dan Haus
(rumah). Bauhaus didirikan oleh Walter Gropius tahun 1919 di Jerman. Bauhaus berdiri pada
masa keresahan social-ekonomi warga Jerman akibat perang dunia pertama. Sekolah seni dan
kriya Weimar yang ada pada saat itu pun terpaksa ditutup karena perang.Walter Groupius,
seorang designer yang pernah menjadi pegawai dan murid Peter Behrens di perusahaan besar
Jerman ‘AEG’, menyatakan baha para seniman harus melakukan pergantian front dari medan
pertempuran fisik menuju medan pertempuran budaya. Usai perang Gropius mengajukan
proposal sebuah perombakan pendidikan & sekolah seni rupa yang disetujui pemerintah pada
saat itu.Groupius diangkat menjadi direktur sekolah yang baru didirikan itu ‘Staattliches
Bauhaus- Weimar’, yang merupakan gabungan dari Weimar arts and craft school (sekolah
berorientasi terapan dengan Akademi Seni Weimar.
Tujuan sekolah ini : seniman dan kriyawan bekerja sama untuk menciptakan bangunan masa
depan yang utuh. Misi Bauhas adalah mengajarkan pendidikan arsitektur, seni, desain dan
kriya (craft) sebagai sebuah kesatuan bersama teknologi. Bauhaus pada dasarnya dapat dilihat
sebagai upaya bangsa Jerman meningkatkan mutu desain di era industri. Dalam
perkembangan sejarah sekolah Bauhaus dibagi menjadi 2 periode : Bauhaus Weimar (1919-
1924) dan Bauhaus periode Dessau (1925 -1932).Prinsp pengajaran Bauhaus dipengaruhi
seni ekspresionisme, menggunakan garis Bauhutte, menggabungkan seniman dan kriyawan,
dan pendekatan rasionalisme dan desain untuk mesin. Para pendesain yang pernah menjadi
direktur Bauhaus antara lain : Walter Groupius (1919-1928), Johannes Itten, L Mies Van der
Rohe (1886-1969). Van der Rohe terkenal dengan ungkapannya, ‘Less is More’.
Pengajar-pengajar Bauhaus antara lain :
- Paul Klee (1920-1922) yang menggabungkan seni rupa modern dengan seni primitive &
gambar anak dalam menciptakan & lukisan yang mempengaruhi komunikasi visual.
- Vassilly Kandinsky (1920-1922) mengajarkan bahwa warna & bentuk memiliki nilai-nilai
spiritual & makna tersendiri.
- Johannes Itten, pertama kali menerapkan metode kursus dasar sebagaimana yang diterapkan
pada pendidikan tinggi desain. Tahun 1923 Itten keluar dari Bauhaus karena metode yang
diajarkan Itten dianggap tidak sesuai dengan prinsip Bauhaus yang lebih menitikberatkan
pada rasionalisme dan desain untuk mesin.
- Van Doesberg dari De Stijl, mengajarkan metode yang sangat rasional dan universal,
terutama pada desain furniture &tipografi.
Perkembangan dan perhatian Gropius terhadap modernisme & industrilisasi
tampak dari perubahan motto sekolah Bauhaus dari A unity of art and handicraft menjadi art
and technology, a new unity.
Balance Study
Sekolah Bauhaus Dessau ditutup pada tahun 1932 selama tahun terakhir Bauhaus
dipindahkan ke kota Berlin oleh Mies Van der Rohe. Bauhaus ditutup oleh pendukungnya
pada bulan April 1933 karena dituduh sebaga penganut komunis Bolshevik- dari
pemerintahan Nazi Jerman. Pendesain yang berimigrasi ke Amerika antara lain : Marchel
Duchamp, Piet Mondrian,Walter Gropius, Mies van der Rohe, Marcel Breuer, Lazlo Moholy-
Nagy (terkenal dengan desain tipografi yang cermat), dan Herbert Bayer – kemudian
mencoba mendirikan sekolah Bauhaus di Amerika namun tidak bertahan lama.
Jan Tachihold juga merupakan salah satu tokoh Bauhaus yang terkenal dengan buku dasar-
dasasr desain tipografi yang pada awal penerbitannya banyak mendapat kritik tajam dari
pedesain Amerika karena dianggap terlalu dingin & kaku.
Singkatnya, Bauhaus menciptakan metode pendidikan seni rupa, desain, kriya, arsitektur seni
rupa yang terpadu serta memberi bentuk yang lebih jelas mengenai apa dan bagaimana desain
modern yang kemudian terkenal dengan International Style.
Koran Tempo 11 Agustus 2002
Bauhaus
Jalan Menuju Era Modern
Sumber : http://www.korantempo.com/news/2002/8/11/Arsitektur/1.html

Bauhaus adalah sebuah ikon dari perkembangan Seni dan Arsitektur yang lahir akibat
revolusi industri di daratan Eropa pada awal abad 20. Seni dan Arsitektur Bauhaus
merupakan aliran dengan ideolog Perdamaian antara Seni dan Industri. Kelahiran Bauhaus
didahului dengan terbentuknya Deutscher Werkbund pada 9 Oktober 1907 di Munchen,
Jerman, yang digagas oleh 2 (dua) arsitek, Theodor Fischer dan Hermann Mutheseus.

Deutscher Werkbund adalah nama kelompok diskusi yang terdiri dari seniman muda, arsitek
muda, penulis muda, pengrajin muda dan kalangan industri, yang pada awal berdirinya,
kelompok ini beranggotakan 12 seniman dan 12 pemilik industri dan dianggap kelompok
kelas menengah waktu itu.

Mereka ingin mencari solusi untuk meningkatkan kualitas produk-produk desain Jerman.
Selain itu, diskusi ini juga mengarah pada usaha melepaskan diri dari idiom-idiom desain
konservatif yang telah berkembang di daratan Eropa, termasuk Jerman selama berabad-abad,
sehingga Deutscher Werkbund dikenal sebagai pionir Modernism dalam ranah arsitektur.
Henry-Russel Hitchcock dan Philip Johnson lantas mempopulerkan Deutscher Werkbund
sebagai The International Style pada pameran Arsitektur Modern di The Museum of Modern
Art, New York, 1932.

Akibat perbedaan ideologi, pada 1914 Deutscher Werkbund terpecah dua, menjadi kelompok
Typisierung yang dipimpin Peter Behrens dan Mutheseus serta kelompok Kunstwollen yang
dipimpin oleh Henry van de Velde, Hugo Haering, Hans Poelzig dan Bruno Taut. Arsitek
muda Walter Gropius termasuk dalam kelompok Kunstwollen yang pada akhirnya
mendirikan Bauhaus di kota Wiemar, Jerman, pada 1919. Kota Wiemar adalah sebuah
Acropolis (Negara-Kota) berbentuk republik yang baru saja berdiri.

Bauhaus merupakan hasil penggabungan dari 2 (dua) sekolah seni; Kunstgewerbeschule


(Grand-Ducal Saxon School of Arts and Crafts) dan Hochschule fuer Bildendekunst (Grand-
Ducal Saxon Academy of Fine Arts). Sistem pendidikan Bauhaus pada awalnya menyerupai
sistem yang terdapat pada kuil-kuil Budha Shaolin dengan tema sentralnya di bidang desain.
Para mahasiswa diberi pendidikan desain dengan metoda kerja-praktek yang diseling ritual
latihan pernafasan, latihan fisik, meditasi, dan vegetarian serta memanfaatkan bengkel
praktek dan kantin sebagai pusat interaksi sosial antarwarga Bauhaus, terutama antara master
dan murid.

Sistem ini diperkenalkan oleh Johannes Itten–seorang pelukis modern–yang bergabung


sebagai pengajar di Bauhaus pada 1920 dan membina mahasiswa baru dalam kuliah-kuliah
pendahuluan. Itten sebelumnya pernah belajar ilmu kebatinan dalam filsafat timur Persia
Kuno. Metoda pendidikan yang berbau mistik ini berlangsung sampai Itten berhenti dari
Bauhaus pada 1923.

Kelahiran Bauhaus ditandai dua hal. Selain tuntutan dunia industri terhadap masalah-masalah
desain yang lebih fleksibel dan bisa diproduksi secara massal, juga didorong revolusi desain
dari kemunculan tren Gaya Art-Deco di Paris, Prancis, dan kelompok De-Stijl di Rotterdam,
Belanda, pada periode yamg sama.
Bauhaus lebih mengutamakan kepada penciptaan prinsip-prinsip dasar desain modern
sedangkan Art-Deco lebih kepada hasil penerapannya. Tapi keduanya memiliki tujuan yang
sama yaitu menjadikan karya desain sebagai milik semua kalangan masyarakat. Tidak
terbatas pada kaum aristokrat. Sehingga dalam perkembangannya sulit dipisahkan pengaruh
Bauhaus terhadap desain bergaya Art-Deco, terutama dibidang seni lukis, desain furnitur,
desain tekstil dan fashion.

Workshops

Revolusi desain oleh Bauhaus berintikan penolakan secara formal terhadap sejarah seni yang
disebut anti-historism pada masyarakat yang sangat konservatif–antitesis dari lembaga yang
sama di Paris, Prancis, Ecole des Beaux Arts yang mengutamakan pendidikan sejarah seni–
dan hal inilah yang memberi pengaruh sangat besar terhadap perkembangan desain dan
industri di dunia sampai saat ini.

Seni Bauhaus

Pada awal berdirinya, Bauhaus memfokuskan diri pada masalah seni dan kerajinan, sehingga
para pengajar di Bauhaus didominasi seniman dan perajin, terutama pelukis modern
dibanding arsitek, walaupun pendirinya arsitek muda kawakan. Tokoh-tokoh seni di Bauhaus
diantaranya Paul Klee, Oskar Schlemmer, Wassily Kandinsky, El Lissitzky, Lazlo Moholy-
Nagly, Marcks, Feinninger, Munche Schlemmer, dan Johannes Itten. Mereka dikenal sebagai
Master of Form dan kebanyakan berasal dari Rusia.
Bauhaus Doll

Karya seni lukis Bauhaus kebanyakan berbentuk kubisme dan ekspresionisme yang
merupakan pengaruh dari pelukis modern Rusia bergaya konstruktivisme. Pesatnya
perkembangan industri dan meningkatnya kebutuhan alat rumah tangga–seiring perubahan
dari tatanan masyarakat agraris ke masyarakat industri akibat dari revolusi industri–desain
produk seperti furnitur dan alat rumah tangga lain yang kebanyakan didominasi bahan metal,
kulit dan kaca, mulai mendapat perhatian di Bauhaus

Eksperimen bentuk untuk produk-produk industri dikenalkan oleh tokoh muda Bauhaus,
Josef Albert (1888-1976). Untuk produk furnitur, yang paling menonjol dan masih diproduksi
sampai sekarang adalah karya desainer Marcel Bruer diantaranya Wassily Chair dan B32
Chair. Seni Bauhaus tetap menjadi literatur para desainer, baik dibidang furnitur, seni lukis,
desain mode dan fashion sampai saat ini.

Arsitektur Bauhaus

Pada awal berdirinya Bauhaus di kota Wiemar, bidang arsitektur belum mendapat perhatian
khusus. Para arsitek yang terlibat dalam ‘kuil desain’ Bauhaus hanya membicarakan
arsitektur pada skala cabang-cabang desain berupa desain material bangunan. Setelah
kepindahan Bauhaus dari kota Wiemar ke kota Dessau 1926, baru bidang arsitektur mendapat
perhatian khusus.

Hal ini mulai terlihat pada kampus baru Bauhaus di Dessau yang didesain oleh Walter
Gropius dengan penampilan bangunan berbentuk kubus dengan atap datar serta a-simetris
dan tanpa ornamentasi, yang sebenarnya mulai menjadi tren di Jerman waktu itu. Komponen
bangunan terdiri dari pre-pabrikasi beton, beton bertulang, kaca dan metal dalam bentuk
produksi massal.

Gedung Bauhaus yang baru ini terdiri dari ruang studio, bengkel seni, teater, auditorium,
gymnasium, ruang dosen dan kantin serta kantor berpraktek arsitek bagi Walter Gropius.
Pada 1927 baru didirikan jurusan arsitektur yaitu setahun setelah pindah ke Dessau. Ketika
kepemimpinan Bauhaus beralih dari Walter Gropius ke Hannes Meyer–seorang arsitek Swiss
kawakan–pada 1928 program pendidikan arsitektur lebih terfokus pada permasalah kota,
yaitu berdasarkan realitas sosial yang ada dimana terjadi permintaan akan pemukiman bagi
para pekerja pabrik akibat pertumbuhan industri. Sehingga arsitektur yang tampil adalah
berupa bagunan sederhana, murah dan dapat dibongkar pasang, termasuk furniturnya.

Pada periode ini terdapat para pengajar bidang perkotaan antara lain Mart Stamp, Ludwig
Hilberseimer dan Hannes Meyer sendiri. Dari 1930-1932 terjadi kemunduran berarti di
Bauhaus yaitu pada masa kepemimpinan Ludwig Mies van der Rohe. Pada 1933 Bauhaus
pindah ke kota Berlin dan ditutup pada tanggal 10 Agustus 1933 oleh pemerintahan NAZI.
Tokoh-tokoh Bauhaus banyak yang berimigrasi ke Amerika Serikat termasuk Mies van der
Rohe yang kembali menemukan popularitasnya di sana dengan menjadi pimpinan Illinos
Institute of Technology di Chicago. Tokoh sentral Bauhaus yang tetap dikenang sampai
sekarang dalam pendidikan arsitektur adalah Walter Gropius dan Hannes Meyer.

Daya tarik dan nama besar Bauhaus telah membuat Yayasan Bauhaus di Dessau kembali
mendirikan sekolah yang bernama Bauhaus Kolleg pada 1999, tetapi nafasnya sangat jauh
berbeda dan semangat ini lebih kepada romatisme terhadap Bauhaus. Perlu dipahami bahwa
pengertian arsitektur Bauhaus tidak terbatas pada jurusan arsitektur yang ada di Bauhaus,
tetapi karya-karya arsitektur yang lahir bersamaan dengan Bauhaus yaitu dari arsitek yang
aktif di Deutscher Werkbund.

Arsitek-arsitek yang karyanya dianggap berideologi Bauhaus antara lain; arsitek Peter
Behrens dengan karya AEG Turbin factory Assembly Hall (di Berlin 1908-1909), arsitek
Hans Poelzig dengan karya Sulphuric Acid Factory (di Luban, 1911-1912), arsitek Walter
Gropius, Adolf Meyer dan Edward Werner dengan karya Fagus Shoe last Factory (di Leine,
1910-1914), arsitek Erich Mendelsohn dengan karya Einstein Tower (di Postdam, 1920-
1921) dan Schocken Department Store (di Stuttgart, 1926-1928), arsitek Fritz Hoger dengan
karya Chile House (di Hamburg, 1922-1924), arsitek Adolf Loos dengan karya Goldman &
Salalsch Building (di Vienna, 1909-1911), dan arsitek Bruno Taut dan Martin Wagner
dengan karya Britz Estate (di Berlin, 1925-1927).

Tea Extract Pot

Pada dasarnya arsitektur Bauhaus bercirikan denah yang signifikan dengan aktifitas dan
fungsi antar ruang yang saling berkaitan–yang kebanyakan berupa bangunan pabrik–terbebas
dari aturan gaya arsitektur dan ornamentasi. Selain itu juga berupa bangunan tinggi dengan
mengekspos tangga atau elevator serta berdinding kaca. Dalam ranah arsitektur, pengaruh
Bauhaus masih terasa sampai sekarang, karena Bauhaus telah berhasil membebaskan
arsitektur dari tradisi lama berwujud greeko-roman yang historism, serta membuka jalan bagi
perkembangan arsitektur modern. Walaupun sesudahnya mendapat kritikan yang tajam
terhadap perkembangan arsitektur modern dengan stream–The International Style.
Bagaimanapun Bauhaus telah menjadi pencetus ideologi baru di bidang desain, meskipun
umurnya tidak begitu panjang. Termasuk terhadap perkembangan desain pada seni dan
arsitektur di Indonesia

Light and Dark Study

___________________________________________________________________________
____________________________

Bauhaus : Kala Pilar Seni Modern Membusung di Jerman


Oleh: A.Sudjud Dartanto
tuesday, 28 nov 2006

Mari bersama-sama kita bayangkan, pikirkan, dan ciptakan sebuah struktur masa depan baru
yang meliputi bidang arsitektur, seni pahat, seni lukis, sebagai sebuah kesatuan. Suatu hari
semua ini akan menjulang sampai ke langit melalui tangan berjuta-juta seniman. Ini menjadi
keyakinan baru seperti sebuah kristal.

Walter Gropius

Citra bentuk arsitektural ini sejalan dengan diktum Ludwig Mies Van Der Rohe dengan Less is More-
nya (kurang adalah lebih) seolah menggilas ornamentasi yang dalam konsep Mies diubah menjadi
bentuk abstrak dan geometric modern. Kelak ciri inilah yang menjadi gaya internasional
(international style) arsitektur modern.

Mies adalah tokoh Bauhaus, sebuah sekolah seni berpengaruh di Jerman. Prinsip-prinsipnya
menegaskan semangat kaum Bauhaus yang bercita-cita membuat perubahan baru dalam seni,
desain dan arsitektur dengan menolak eklektisisme, sebuah era dimana seni intim dengan citra
artistik lokal seperti gaya Victorian dan sebagainya. Selain Mies, juga ada Walter Gropius sebagai
nama penting dan berpengaruh di Bauhaus. Tujuan Bauhaus adalah menyatukan semua kerja
kreatif, menghimpun semua disiplin seni praktis (patung, lukis, kerajinan dan kriya) sebagai
komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu arsitektur.

Lahir dari rahim pasca perang dunia I

Ditengah kecamuk perang dunia pertama, saat pelbagai kepentingan berubah wujud menjadi tank,
senapan, granat dan kemudian tangisan dan darah menjadi hasilnya, dengan mantap Walter
Grapius, seorang Jerman, tergugah untuk ikut memperbaiki ekonomi negaranya yang luluh lantak
akibat perang. Teknologi menjadi kata kunci penyelamatan. Maka dimulailah proyek besar sebuah
integrasi antara teknologi industri dan seni. Gropius berkeinginan untuk membuat lembaga yang
berfungsi sebagai “consulting art center for industry and the trades ” (Bauhaus 1919-1928 p.12).
Lewat Bauhaus, Gropius, sang pendiri Bauhaus, merasa perlu untuk mengintegrasikan antara seni
lukis, patung, kriya dan disain sebagai elemen yang tujuan akhirnya adalah sebuah lanskap arsitektur
yang utuh. Perhatikan arti Bauhaus, dari ‘Bauen’ yang bararti to build dan ‘hous’ yang berarti the
house. Selain itu seni panggung, teater juga menjadi bagian dari proyek edukasi Bauhaus yang resmi
didirikan tahun 1919 di Weimar.

Prinsip-prinsip Bauhaus : Walter dan Mies

Bauhaus adalah institusi yang menarik. Tidak hanya merupakan lembaga edukasi, namun sekaligus
Bauhaus mempunyai prinsip yang ‘idelogis’ sifatnya. Misalnya, bahwa seni harus bertemu dengan
keinginan masyarakat, tiadanya batasan antara seni murni (fine arts) dan seni terapan (applied arts).
Secara eksplisit Bauhaus mengutarakan prinsip idelogisnya antara lain : menyelamatkan seni dari
isolasi terhadap dirinya dan kemudian menemukan kembali dirinya (Whitford, p.11).
Mengembangkan keahlian seni dan kriya (crafts) individual dan bekerjasama dengan
mengkombinasikan semua keahlian, Kedua, membebaskan dan menaikkan status, kriya (crafts),
kursi, lampu, teapot dan lainnya kepada level yang sama dengan lukisan, patung. Dan ketiga,
mengatur kontak kepada pimpinan industri dan kriya (crafts) demi keuntungan mandiri dari
ketergantungan dukungan pemerintah dengan cara menjual disain ke industri.
Menyebut Bauhaus, seperti sulit menyampingkan dua nama : Walter Gropius dan Ludwig Mies Van
Der Rohe. Kedua orang ini cukup aktif meletakkan dasar-dasar penting prinsip-prinsip di Bauhaus
dalam periode kepemimpinan Bauhaus yang berbeda . Misalnya, Walter Gropius (1883-1969),
seorang yang pernah mandapat latihan profesional di Munich, mengembara di Spanyol dan di Italia
ia bergabung dangan Studio Behrens. Jangkauan pemikiran Walter mencakup hampir semua benda
fungsional dan ia ingin memajukan desain produk dengan jalan mengawinkan seni rupa dengan
industri. Dibawah pimpinan Gropius, Bauhaus menjadi pusat pendidikan desain terpenting. Gropius
membuat disain inovatif, yang membawa material dan metode konstruksi dari teknologi modern. Ia
menggunakan teknologi sebagai basis juga menstransformasikan bangunan menjadi presisi dengan
mengikuti kalkulasi matematis.

Kemudian Ludwig Mies Van Der Rohe (1886-1769) : baginya keindahan nampak dalam
kesederhanaan. Pandangan estetisnya ini sering dikaitkan dengan estetika fungsionalis yang populer
pada abad 20. Ia membuktikan pada rancangan bangunannya yaitu Seagram Building di New York,
gedung bertingkat 38 yang memadukan logam dan kaca. Ia untuk beberapa waktu menggantikan
kepemimpinan Walter Gropius d Bauhaus.

Sekolah seni Bauhaus

Bauhus pada awal berdirinya merupakan kombinasi dari Weimar Arts and Crafts School dan Weimar
Art Academy. Siswa sekolah dilatih menjadi seniman dan empu kriya (master of craftman). Baginya
seniman modern harus terbiasa dengan sains dan ekonomi, dan memulai menyatukan imajinasi
kreatif dengan pengetahuan pertukangan kemudian mengembangkan suasana baru dalam desain
fungsional (Bauhaus idem,p.13)

Denah Bauhaus Art School

Kelas seni di Bauhauas memberikan pelajaran kriya (crafts), tipografi desain industri dan
komersial , patung, lukisan, dan arsitektur. Pengajarnya antara lain pelukis abstrak Paul Klee
(Swiss),Wassily Kandinsky (Rusia) dan pelukis yang juga desainer, Laszlo Moholy-Nagy
(Hungaria), dan lain-lainnya. Tahun 1923 adalah pameran pertama karya siswa. Salah satu
karya interior yang dipamerkan adalah kantor direktur Walter dan rumah tinggal
eksperimental, The Haus Am Horn, yang dibangun oleh siswa Bauhaus.
Bauhaus pindah, Bauhaus ditutup Nazi

Pada 1925 Bauhaus pindah dari Weimar ke Desau. Di tempat baru ini dibuat bangunan pusat
Bauhaus yang diarsiteki oleh Walter Gropius. Bangunan ini memiliki arti penting dalam
sejarah arsitektur modern. karena bangunan ini dirancang lebih kompleks dan utuh. Jerman
ibarat medan pertarungan ideologi yang tak berkesudahan saat itu, sebuah peristiwa penting
terjadi. Saat Bauhaus tengah ‘masyuk’ dengan program dan hasilnya yang gemilang, kapak
‘Nazi-Hitler’ selain aktif menebas musuh ideloginya ternyata juga menebas Bauhaus, institusi
yang ironinya berjasa membangkitkan ekonomi Jerman dan justru bertempat di Jerman.
Dengan ditutupnya Bauhaus pada 1933 oleh Nazi, Gropius, Mies dan pemimpin fakultas
lainnya di Bauhaus melarikan diri ke Amerika dan disana, Gropius mengajar di Universitas
Havard. Justru akibat pelariannya ini, pengaruh Bauhaus, teori disain, arsitektur dan metode
edukasi seninya seperti semakin bersemi di daratan Amerika dan kian menyebar di negara
eropa lainnya.

Chess Set

1. Walter Gropius,” Programme of the staatloches Bauhaus in Weimar” (1919), dalam


Programmes and Manifestos on Twentieth-Century Architecture,ed. Ulrich Conrads, terj.
Michael Bullock (London: Lund Humphries, 1970), Hal. 25.

Tulisan ini pernah diterbitkan di newsletter Surat YSC (Yayasan Seni Cemeti) Volume.12

http://sudjuddartanto.blogspot.com/2006/11/bauhaus-kala-pilar-seni-modern.html
pameran permanen baru “Bauhaus Dessau – Bengkel Kemodernan

Titik berat pameran permanen tentang sejarah „Sekolah Tinggi Desain“ yang terkenal ini
adalah masa di Dessau dari 1925 sampai 1932. Dalam kurun waktu ini baik perkembangan
sekolah maupun bengkel-bengkel serta bagian arsitektur bisa mengembangkan daya tarik
terbesarnya hanya dalam waktu 15 tahun berdirinya lembaga tersebut, yakni dari 1925-1932.
Setelah membuat spesialisasi dan perbedaan dari setiap disiplin dalam ilmu desain di abad 19
lembaga bernama Bauhaus ini kemudian menyatakan niatnya untuk menyatukan semua
bidang seni di bawah satu atap. Niat ini menjadi nyata dengan didirikannya Bauhaus pada
1919 oleh Walter Gropius. Sekitar 200 obyek dan dokumen terpilih dari koleksi yayasan ini
menjadi obyek pameran di gedung Bauhaus yang dibungkus secara arsitektonis guna
menunjukkan arah-arah perkembangan „Sekolah Tinggi Desain“. Banyak dari obyek yang
dipamerkan dalam konteks ini sudah menjadi karya klasik dari era modern. Salah satunya
adalah mebel pipa baja yang terkenal karya Marcel Breuer atau die Leuchten (Cahaya-
cahaya) karya Wilhelm Wagenfeld. Sejumlah biografi terpilih membuat pengunjung bisa
melihat riwayat hidup pengajar dan mahasiswa yang sangat berbeda setelah sekolah ini
ditutup pada 1933. Banyak pengajar, mahasiswa dan rekan-rekan dari Bauhaus ikut memberi
sumbangan terhadap tetap hidupnya gagasan-gagasan Bauhaus dan disebar ke seluruh dunia
hingga saat ini walaupun di masa itu mereka harus berjuang melawan intimidasi dan dikejar-
kejar oleh rezim NAZI.

Bauhaus Chair Design

The Bauhaus:A Myth Sep 27, ’05 2:29 AM


for everyone
Category: Movies
Genre: Documentary

Produksi : Norddeutscher Rundfunk


Format : VHS PAL, berwarna, 45 menit
Tahun pembuatan : 1994
Sutradara : Julia Cave
Penulis skenario : Julia Cave
Genre : dokumenter
Bahasa : bahasa Inggris
Sinopsis:
Film ini membahas tentang sejarah dan fenomena Bauhaus dalam dunia seni dan desain
modern. Sekolah tinggi Bauhaus merupakan sebuah sekolah desain yang dibangun di Weimar
tahun 1919. Sekolah ini didirikan oleh Walter Gropius. Sekolah ini melahirkan sebuah
fenomena kontroversial dalam dunia desain dan arsitektur dunia. Ia menjadi penanda dari
gaya desain modern dan mengintegrasikan gaya ekspresionisme dalam arsitektur dan desain.
Sebuah fenomena yang sangat berpengaruh pada seni arsitektur dan seni rupa dunia
berikutnya.

Setelah di Weimar, sekolah ini juga didirikan di Dessau dan Berlin. Orang-orang yang
memimpin sekolah ini diantaranya arsitek Ludwig Mies van der Rohe. Orang-orang besar
yang ada di balik sekolah ini antara lain Lyonel Feininger, Paul Klee, Wassily Kandinsky,
Oskar Schlemmer , Laszlo Moholy-Nagy, Johannes Itten, Josef Albers dan Anni Albers.
Sekolah ini merupakan perintis dalam peleburan batas antara seni dan produksi massa atau
industri. Bauhaus menegaskan bahwa kerajinan sebagai bagian dari produksi massa
merupakan dasar dari aktivitas seni. Jadi, industri dan seni bukan merupakan dua hal yang
berlawanan. Pandangan ini merupakan pandangan yang cukup radikal di zamannya dan
Bauhaus merupakan satu-satunya institusi yang mempercayainya.
Karena bohemian dan eksperimen artistiknya, Bauhaus ditutup oleh NAZI pada tahun 1933.
Banyak dari arsitek dan perupa Bauhaus kemudian pindah ke Amerika Serikat dan
membangun aliran serupa di Chicago.
Film ini secara runtut dan luar biasa bercerita tentang kelahiran, kebangkitan dan penutupan
sekolah Bauhaus di Wiemar, Dessau dan Berlin, serta perkembangannya setelah NAZI
berkuasa. Film ini banyak menampilkan footage-footage perang yang sangat menarik dan
menakjubkan. Secara sinematografi, film ini sangat tidak mengecewakan. Film ini juga
dilengkapi dengan wawancara orang-orang yang sangat berperan dalam pengembangan
sekolah Bauhaus, seperti Walter Gropius, Rohe, serta arsitek-arsitek kontemporer terkenal
lainnya seperti Charles Jencks.

Film dokumenter ini tidak hanya berharga untuk para arsitek dan seniman desain, tapi juga
bagi orang-orang awam yang tertarik dengan sejarah seni. Bagaimanapun, Bauhaus
merupakan salah satu fenomena seni yang paling menonjol di abad 20.
http://pravdavero.multiply.com/reviews/item/8

Lihatlah gedung pencakar langit di kota-kota besar di Indonesia. Sepanjang mata memandang,
yang terlihat tidak hanya citra bentuk persegi panjang yang ditempeli kaca-kaca menyilaukan
karena pantulkan sinar matahari. Aksentuasi mulai nampak, meski tidak serumit ornamentasi
jaman Victorian.

Sebelumnya, citra bentuk arsitektural yang simetris miskin ornamen merupakan jalan
pikiran Ludwig Mies Van Der Rohe dengan "Less is More"-nya. Pikiran ini menggilas
ornamentasi gaya Victorian dan semacamnya – yang dalam konsep Mies – diubah menjadi bentuk
abstrak dan geometris modern. Kelak ciri inilah yang menjadi gaya internasional (International
Style) arsitektur modern.

Gropius (tengah) dan van Der Rohe (kanan)

Pikiran Mies adalah cikal bakal Bauhaus, sebuah sekolah seni berpengaruh di Jerman. Prinsip-
prinsipnya menegaskan semangat kaum Bauhaus yang bercita-cita membuat perubahan baru
dalam seni, desain dan arsitektur dengan menolak eklektisisme, sebuah era dimana seni intim
dengan citra artistik lokal seperti gaya Victorian dan sebagainya.

Tujuan Bauhaus adalah menyatukan semua kerja kreatif, menghimpun semua disiplin seni praktis
(patung, lukis, kerajinan dan kriya) sebagai komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu
arsitektur.

Selain Mies, juga ada Walter Gropius sebagai nama penting dan berpengaruh di Bauhaus. Peran
Gropius dan Ludwig Mies Van Der Rohe menjadi dasar utama ideologi Bauhaus. Kedua orang ini
meletakkan dasar-dasar penting prinsip-prinsip Bauhaus dalam periode kepemimpinan Bauhaus
yang berbeda. Walter Gropius (1883-1969) berpikir mengenai hampir semua benda fungsional dan
ia ingin memajukan desain produk dengan jalan mengawinkan seni rupa dengan industri.
Seagram

Ludwig Mies Van Der Rohe (1886-1969), dengan less is more, sering dikaitkan dengan estetika
fungsionalis yang populer pada abad-20. Ia membuktikan pada rancangan bangunannya, Seagram
Building di New York, sebuah gedung bertingkat 38 yang memadukan logam dan kaca.

Di bawah pimpinan Gropius, Bauhaus menjadi pusat pendidikan desain terpenting. Gropius
membuat disain inovatif, yang membawa material dan metode konstruksi dari teknologi modern.
Ia menggunakan teknologi sebagai basis juga menstransformasikan bangunan menjadi presisi
dengan mengikuti kalkulasi matematis.

Bauhaus (1919-1933) pada awal berdirinya merupakan kombinasi dari Weimar Arts and Crafts
School dan Weimar Art Academy. Siswa sekolah dilatih menjadi seniman dan empu kriya (master
of craftman). Baginya seniman modern harus terbiasa dengan sains dan ekonomi, dan memulai
menyatukan imajinasi kreatif dengan pengetahuan pertukangan kemudian mengembangkan
suasana baru dalam desain fungsional.

Perhatikan arti Bauhaus, dari ‘Bauen’ yang berarti to build dan ‘hous’ yang berarti the house.
Selain seni panggung, teater juga menjadi bagian dari proyek edukasi Bauhaus.

Bauhaus tidak hanya merupakan lembaga edukasi, namun sekaligus bersifat ‘idelogis’. Misalnya,
bahwa seni harus bertemu dengan keinginan masyarakat, tiadanya batasan antara seni murni
(fine arts) dan seni terapan (applied arts).

Secara eksplisit Bauhaus mengutarakan prinsip ideloginya, antara lain:

1. Menyelamatkan seni dari isolasi terhadap dirinya dan kemudian menemukan kembali
dirinya. Mengembangkan keahlian seni dan kriya (crafts) individual dan bekerjasama
dengan mengkombinasikan semua keahlian,
2. Membebaskan dan menaikkan status, kriya, kursi, lampu, teapot dan lainnya kepada level
yang sama dengan lukisan, patung.
3. Mengatur kontak kepada pimpinan industri dan kriya (crafts) demi keuntungan mandiri
dari ketergantungan dukungan pemerintah dengan cara menjual disain ke industri.

Kronologi Bauhaus, akan lebih mudah dibaca untuk memahami bagaimana Bauhaus lahir, dan
kaitannya dengan strategi pembangunan Jerman saat itu, paska Perang Dunia I. Dari situs The
Bauhaus Dessau Foundation, bisa diringkas kembali gagasan dicetuskannya Bauhaus.

1915
Atas saran Henry van De Velde, Walter Gropius melanjutkan hubungan dengan pemerintah lokal
Weimar, Jerman, saat itu, pada tahun 1915, untuk mendirikan sebuah lembaga pusat konsultansi
bagi industri, kerajinan, dan perdagangan (Consulting Art Center for Industry and The Trades). Ia
pun menjadi direktur akademi seni murni, termasuk di dalamnya bekas sekolah seni dan
kerajinan. Maka sejatinya Bauhaus adalah gabungan Weimar Arts and Crafts School dan Weimar
Art Academy.

Bauhaus di Weimar ini beroperasi dengan biaya pemerintah daerah, yang saat itu masih berumur
beberapa bulan. Manifesto Bauhaus yang dilontarkan Gropius, berupaya untuk menyatukan semua
bentuk seni menjadi satu kesatuan, untuk kembali membangkitkan semua disiplin ilmu seni, mulai
dari seni patung, seni dan kerajinan, dan perdagangan. Lewat manifesto ini, ingin dibentuk satu
bentuk kesenian baru, yang akan tampil dalam Arsitektur saat itu.

Beberapa siswa dan warga Weimar yang merupakan pendukung partai berkuasa di tingkat
nasional, lalu mencurigai Bauhaus terpengaruh oleh cara pandang komunis, dalam hal
ini spartacist dan bolshevist.

1920

Penentangan terhadap Bauhaus semakin meluas. Kaum nasionalis Jerman di Weimar, melancarkan
kritikan bertubi-tubi terhadap cara pandang Bauhaus, tapi Gropius bergeming. Bauhaus bahkan
membuat pernyataan balik, merespon kritik tersebut dengan dukungan dari negara bagian lain di
Jerman waktu itu, The Free State of Thuringia.

Pada tahun ini pula, Gropius menolak pengajuan Johannes Baader, seorang tokoh gerakan
senirupa lainnya di Berlin, Gerakan Dada. Gerakan ini terkenal vokal, dan sangat kritis sehingga
berkali-kali mendapat ancaman dari pemerintah.

1921

Bauhaus mempublikasikan peraturan baru mereka, untuk menyebut para guru sebagai The
Masters, kemudian para siswa dengan sebutan The Students, dan Journeymen.

Salah satu master Bauhaus Johannes Itten, menghadiri sebuah kongres tentang mazdaznan
sect di Leipzig, dan memperkenalkan doktrin ini ke Bauhaus bersama Georg Muche. Sementara itu
Gropius menyampaikan kuliah tentang teori ruang dan menggambar teknis yang praktis, didukung
oleh Adolf Meyer.

Pertentangan internal antara Gropius dengan Johannes Itten meruncing. Gropius ingin membuka
Bauhaus dari pengaruh asing, sementara Itten tidak setuju.

1922

Para master Bauhaus pertama kali memamerkan karya mereka Thuringian exhibition of art di
Weimar. Sementara, sekelompok siswa Bauhaus membentuk kelompok CURI (dalam bahasa
Jerman berarti akronim dari Constructive, Utilitarian, Rational dan International).
1923

Sementara sekolah terus berkembang, anggota partai Nasionalis Jerman dari parlemen
Thuringian malah turut mengkritik organisasi dan manajemen Bauhaus. Menteri Pendidikan turun
tangan untuk membantu.

Puncaknya, Gropius diincar tentara karena adanya isu politik yang menerpa. Theo van Doesburg
melancarkan polemik atas cara pandang Bauhaus terhadap masa depan Jerman.

1924

Rencana untuk membuat Bauhaus menjadi lembaga mandiri dengan sedikit campur tangan
pemerintah, Thuringia mulai didiskusikan di kementerian pendidikan. Sementara, perkembangan
kekuatan politik partai konservatif, menyuarakan penutupan Bauhaus. Bauhaus terus mendapat
serangan dari kaum konservatif.

The Thuringian auditor menyimpulkan bahwa Bauhaus tidak lagi menguntungkan. Maka
pemerintah lokal memutus kontrak untuk para guru dan direktur Bauhaus, terhitung sejak 31
Desember 1925. Anggaran juga dipangkas habis, dari 146,000 menjadi 50,000 Marks Jerman.
Rencana pemandirian Bauhaus dipaksakan untuk segera dilakukan.

Hendrik P. Berlage, Peter Behrens, Marc Chagall, Albert Einstein, Oskar Kokoschka, Arnold
Schönberg dan beberapa tokoh lain lalu membentuk komunitas Perkawanan Bauhaus. Direktur
Bauhaus dan para guru akhirnya menulis surat terbuka, menyatakan Bauhaus akan ditutup,
terhitung sejak 1 April 1925.

1925

Bauhaus pindah dari Weimar ke Desau. Di tempat baru ini dibuat bangunan pusat Bauhaus yang
diarsiteki oleh Walter Gropius. Bangunan ini memiliki arti penting dalam sejarah arsitektur
modern. karena bangunan ini dirancang lebih kompleks dan utuh.

1926

Sekolah Bauhaus pindah ke Dessau, tetapi tentangan tetap muncul. Gropius tak gentar, mereka
justru mulai meresmikan Bauhas "baru", dengan istilah "hochschule für gestaltung" atau institute
of design. Pemerintah lokal, The Government of Anhalt, sudah menyetujuinya.

Pembelajaran Bauhaus diarahkan menjadi diploma, dengan nama institute for design. Tujuannya
adalah; (1) menghasilkan para intelektual, pengrajin, dan kemampuan teknis lainnya tetapi
memiliki kreativitas yang cukup untuk menjadi desainer. Bidang yang diutamakan adalah
konstruksi; (2) untuk memberi kemampuan praktis, terutama dalam membangun
gedung/perimahan dan interior, juga untuk membangun model industri, dan perdagangan
(Ordinance of The Bauhaus, Dessau, November 1925).
1933

Jerman saat itu ibarat medan pertarungan ideologi yang tak berkesudahan. Saat Bauhaus tengah
‘masyuk’ dengan program dan hasilnya yang gemilang, fasisme ‘Nazi-Hitler’ selain aktif membabat
idelogi yang tak sejalan, ternyata juga menebas ideologi Bauhaus. Meski Bauhaus berjasa
membangkitkan ekonomi Jerman dan justru bertempat di Jerman, Bauhaus ditutup pada tahun
1933 oleh Nazi.

Gropius, Mies dan pemimpin fakultas Bauhaus lainnya melarikan diri ke Amerika. Di sana, Gropius
mengajar di Universitas Harvard. Justru akibat pelariannya ini, pengaruh Bauhaus, teori disain,
arsitektur dan metode edukasi seninya seperti semakin bersemi di daratan Amerika dan kian
menyebar di negara Eropa lainnya.

Sumber:

 Bauhaus : Kala Pilar Seni Modern Membusung di Jerman | Oleh: A.Sudjud Dartanto
(Tulisan ini pernah diterbitkan di newsletter Surat YSC (Yayasan Seni Cemeti) Volume.12)
 Revolusi Industri - William Morris
 Situs The Bauhaus Dessau Foundation
 Logo Bauhaus: instantlive.shop.musictoday.com
 Foto Gropius dan Van Der Rohe: mondo-blogo.blogspot.com

BAUHAUS
Bauhaus 1919-1933
Bauhaus dimulai dengan pendapat dari seorang utopia: “bangunan masa depan” yang dikombinasikan dengan
semua seni dari sebuah kesatuan yang ideal. Itu semua membutuhkan artis dengan pandangan baru selain dari
akademi, untuk siapa Bauhaus akan ditawarkan bagi pendidikan. Untuk mencapai keberhasilan, seorang
penemu, Walter Gropius, menemukan cara untuk membangun cara mengajar yang baru dan meyakinkan bahwa
dasar dari semua seni ditemukan pada kerajinan tangan: “sekolah akan secara bertahap berubah seperti
workshop”. Sesungguhnya, para seniman dan pengrajin ditujukan untuk memiliki kelas bersama dan berproduksi
bersama di Bauhaus, Weimar. Hal ini dimaksudkan untuk menyamakan perbedaan antara seni murni dan seni
terapan.
Sebuah kenyataan dari peradaban yang penuh teknik, bagaimanapun, menunjukkan bahwa kebutuhan yang
sesungguhnya bukan hanya kerajinan tangan. Pada tahun 1923, Bauhaus mengubah programnya, yang
menandai masa depannya dengan motto: “seni dan teknologi – sebuah kesatuan baru”. Potensi dari industri
digunakan untuk mendapatkan standard desain yang memuaskan, dari segi fungsional, maupun segi
estetikanya. Workshop Bauhaus memproduksi prototype untuk produksi massa: dari sebuah lampu sampai
menjadi kediaman.
Tentu saja, tuntutan pendidikan dan social hingga susunan kehidupan yang baru dan lingkungannya tidak selalu
dapat tercapai. Bauhaus tidak sendirian dalam mencapai keberhasilannya, tetapi namanya menjadi sinonim yang
mirip untuk trend tersebut.
Sejarah Bauhaus tidak berupa linear. Perubahan direktur dan pengajar, merupakan masukan dalam jarak dan
ruang, dalam kombinasi dengan situasi political dalam eksperimen Bauhaus ditetapkan menjadikannya
transformasi yang permanent. Konsekuensinya msih bertahan hingga saat ini.
Peranan Bauhaus Dalam Desain
Menjelang perang dunia pertama, tahun 1914 Henry Van De Velde, tokoh art nouveau yang memimpin sekolah
seni kriya Weimar, mengundurkan diri untuk kembali ke negeri asalnya-belgia. Kepergian Van de Velde ini salah
satunya disebabkan oleh sikap rasial warga Jerman terhadap warga asing. Namun selama perang dunia
pertama sekolah ini ditutup. Perang dunia pada awalnya disambut oleh rakyat Jerman dengan penuh semangat.
Mereka berpendapat bahwa dengan perang Jerman dapat membuktikan keunggulan kekuatannya, rakyat
Jerman dengan semangat mendaftarkan diri menjadi sukarelawan, termasuk para seniman seperti Otto Dix, Max
Beckman dan lain-lain. German werkbund mendukung Jerman terjun dalam perang. Namun pada tahun 1816
dan 1917 keraguan dan sikap anti perang mulai bermunculan. Para seniman dan arsitek menerbitkan manifesto
dan petisi anti perang.
Tahun 1917 Walter Gropius juga menyatakan bahwa para intelektual harus melakukan perpindahan atau
pergantian font, dari medan pertempuran fisik menuju medan pertempuran budaya. Walter Gropius, seorang
arsitek yang pernah bekerja di bawah Peter Behrens, menganggap system Werkbund Jerman ketinggalan jaman
sehingga perlu reformasi pendidikan seni rupa. Ketika perang usai Gropius mengirimkan proposal sebuah
perombakan pendidikan dan sekolah senirupa yang disetujui oleh pemerintah pada saat itu. Berdirinya Bauhaus
adalah ketika Jerman masih mengalami keresahan social-ekonomi akibat perang dunia pertama.
Tahun 1919 Walter Gropius ditunjuk sebagai direktur sekolah yang baru didirikan itu: “Staatliches Bauhaus –
Weimar”. Dalam manifesto Bauhaus yang disebarkan ke seluruh Jerman, Gropius menjelaskan tentang tujuan
sekolah ini : seniman dan pengrajin bekerja sama untuk menciptakan bangunan masa depan bersama. Diskusi
mengenai reformasi pendidikan seni rupa di Jerman sudah berlangsung sejak 1916 melalui berbagai tulisan oleh
para arsitek. Di antaranya adalah Bruno Taut yang sangat berpengaruh pada Gropius. Bruno Taut yang pertama
mengajak membangun rumah untuk rakyat dan meminta keterlibatan setiap cabang seni dalam arsitektur. Dalam
manifesto Gropius menulis: “mari kita bersama-sama menciptakan bangunan masa depan di mana segala
sesuatunya menyatu dalam sebuah bentuk. Arsitektur, patung, dan lukisan”
Baru pada tahun 1919 sekolah yang bernama Bauhaus ini dibuka dengan direktur baru Walter Gropius adalah
seorang desainer yang pernah menjadi pegawai dan murid Peter Behrens di perusahaan Jerman yang besar,
AEG.
Sekolah Bauhaus merupakan gabungan dari: Weimar arts and crafts school, sekolah berorientasi seni terapan
dengan akademi seni Weimar. Pada saat Bauhaus berdiri, Jerman baru selesai perang dunia pertama dan masih
dalam masa kritis ekonomi social dan budaya. Misi Bauhaus adalah mengajarkan pendidikan arsitektur, seni,
desain, dan kriya sebagai sebuah kesatuan bertema teknologi. Industrialisasi adalah sebuah proses yang hanya
dapat diterima melalui kemampuan dan ide yang cemerlang. Dalam manifesto Bauhaus tertulis:
“bangunan yang komplit adalah tujuan akhir dari setiap cabang seni rupa. Oleh karenanya senirupa adalah
bagian tak terpisah dari sebuah arsitektur yang megah. Saat ini seni hidup dalam isolasi…arsitek, pelukis dan
pematung harus mempelajari karakter sebuah bangunan sebagai kesatuan… seniman lebih tinggi dari sekedar
orang yang terampil. Ketika di saat-saat tertentu inspirasinya muncul, kesadaran dan pikirannya akan
berkembang menjadi sebuah karya seni. Namun bagaimanapun keterampilan tangan tetap penting bagi
seniman. Disitulah letak sumber imajinasi kreatifnya.
Bauhaus pada dasarnya dapat dilihat sebagai upaya bangsa Jerman meningkatkan mutu desain di era industri.
Upaya ini dimulai bangsa Jerman sejak awal abad 20 dengan berdirinya The Deutsche Werkbund. DDW
berusaha meningkatkan mutu estetis dan fungsi dari produksi massa, khususnya untuk produk yang murah
harganya. Dalam perkembangan sejarah sekolah Bauhaus dibagi dua periode: Bauhaus periode Weimar (1919-
1924) dan Bauhaus periode Dessau ( 1925-1932). Perpindahan sekolah Bauhaus ke Weimar disebabkan
tekanan politis dari pemerintah Weimar, yang menganggap Bauhaus dengan prinsip universalisme tidak punya
rasa nasionalisme. Secara singkat dapat disebutkan beberapa prinsip yang berlaku dalam pengajaran Bauhaus:
-dipengaruhi seni ekspresionisme
-menggunakan garis bauhutte
-menggabungkan seniman dan kriy;awan
-pendekatan rasionalisme dan desain untuk mesin.
Bauhaus memiliki cita-cita utopia membangun masyarakat spiritual baru. Bengkel kaca patri ( stained glass ),
kayu dan metal diajarkan oleh para seniman dan kriyawan, menggunakan metode kerja garis Bauhutte; master
(ahli/guru)- journeyman (pengembara) – apprentice (murid magang)
Para desainer yang pernah menjadi direktur Bauhaus:
-Walter Gropius ( memimpin hingga 1928 )
– Johannes Itten
– L. Mies Van der Rohe ( 1886-1969)
Van der Rohe adalah seorang arsitek terkemuka yang menjadi direktur Bauhaus yang terakhir. Van der Rohe
terkenal dengan dictum/ungkapannya: “Less is more”
Ide- ide baru diajarkan ketika Paul Klee dan Vassilly Kandinsky mengajar di Bauhaus tahun 1920 dan 1922. Klee
menggabungkan seni rupa modern dengan seni primitive dan gambar anak dalam menciptakan dan lukisan yang
mempengaruhi komunikasi visual. Menurut Kandinsky warna dan bentuk memiliki nilai-nilai spiritual dan makna
tersendiri. Tokoh pengajar lain adalah Johannes Itten. Itten-lah yang pertama kali menerapkan metode kursus
dasar pendidikan tinggi desain. Tahun 1923 Itten keluar dari Bauhaus karena terdapat perbedaan pendapat
dengan Gropius. Metode yang diajarkan Itten dianggap tidak sesuai dengan prinsip Bauhaus yang lebih
menitikberatkan pada rasionalisme dan desain untuk mesin. Bauhaus cenderung pada bahasa rupa dalam
desain yang obyektif (prinsip modernisme) dan menolak metode pendekatan yang subyektif dan selera pribadi.
Bauhaus memiliki kesamaan tujuan dengan gerakan de stijl yang didirikan oleh Theo Van Doesberg. Tahun 1921
hingga 1923 Van Doesberg mengajar di Bauhaus. Upaya menghilangkan pemikiran ekspresionisme dalam
sekolah Bauhaus dilakukan oleh Van Dousberg. Bila ekspresionisme yang dikembangkan oleh Itten sangat
individual dan emosional maka De Stijl yang dikembangkan oleh Van Dousberg sangat rasional dan universal.
Pengaruh kuat De Stijl pada pelajar Bauhaus terutama pada desain furniture dan typography.
Setelah Bauhaus dessau ditutup tahun 1932 selama tahun terakhir Bauhaus dipindahkan ke kota Berlin oleh
Mies Van der Rohe. Bauhaus ditutup oleh para pendukungnya pada bulan April 1933 akibat tekanan yang
semakin kuat – mereka dituduh menganut komunis Bolshevik – dari pemerintahan Nazi Jerman. Desainer yang
berimigrasi ke Amerika termasuk didalamnya, Marchel Duchamp, Piet Mondrian, Walter Gropius, Mies van de
Rohe, Marcel Breuer, Lazio Moholy-Naggy dan Herbert Bayer – kemudian mencoba mendirikan sekolah
Bauhaus di Amerika, namun tidak bertahan lama.
Lazlo Moholy-Nagy terkenal dengan desain yang memanfaatkan tipografi dengan cermat: ” Tipografi adalah alat
komunikasi dalam bentuknya yang paling kuat. “kejelasan (clarity) sangat penting.” Legibility (tingkat
keterbacaan) juga menjadi perhatian Moholy-Naggy selain juga menciptakan bahasa tipografi yang lentur.
Jan Tschichold (1902-1974) terkenal dengan buku-buku mengenai dasar-dasar desain tipografi yang berjudul:
Elementare typographie, tahun 1925
Die Neue Typographie, tahun 1928
Beberapa pemikirannya mengenai tipografi adalah:
-susunan huruf asimetris
-huruf san serif dengan ukuran dan berat (ketebalan) yang berbeda : kembali pada bentuk dasar alphabet.
-susunan desain vertical/horizontal
pada awal penerbitannya konsep diatas banyak mendapat kritik tajam dari desainer Amerika karena dianggap
terlalu dingin dan kaku. William Addison Dwiggins (1880-1956) adalah desainer masa peralihan (menggunakan
gaya tradisional Amerika dan gaya modern)
secara singkat dapat disebutkan bahwa jasa Bauhaus terbesar adalah:
1. menciptakan metode pendidikan seni rupa, kriya, desain, dan arsitektur yang terpadu
2. memberi bentuk yang lebih jelas mengenai apa dan bagaimana desain modern ( yang kemudian terkenal
dengan “International Style”.
Beberapa karya yang dihasilkan oleh para seniman Bauhaus:
Ikon Bauhaus :

Stage Bauhaus

Kurt Schmidt, The man at the switchboard, Set design,


1924, Tempera and silverbronze on paper

Xanti Schawinsky, Circus, Set design, c. 1924,


Tempera, Indian ink and silberbronze
Fotografi Bauhaus

Lucia Moholy, Bauhaus building Dessau,


Balcony of the studio house, 1926, Vintage print
T. Lux Feininger, Sport at the Bauhaus,
c. 1927, Vintage print
Graphic Art

Paul Klee, The bright side,


Postcard for the Bauhaus exhibition in summer 1923, Color lithograph
Painting

Vassily Kandinsky, Untitled, 1922, Watercolor and Indian ink pen,


From the guest book of Gottfried Galsto

Paul Klee, New in October, 1930,


Oil, watercolors and Indian ink on cotton
Portofolio for Gropius

Lyonel Feininger, Indian ink and watercolor

Photograph by John Graudenz from the


“Vossischen Zeitung” of 11 May 1924
Wassily Kandinsky, Indian ink, watercolor, and gouache

Paul Klee, Tempera on primed cardboard

László Moholy-Nagy, Pencil, Indian ink, watercolor

Georg Muche, Pencil, Indian ink and watercolor


Art

László Moholy-Nagy, Kinetic constructive system,


1922, watercolor, Indian ink, collage
The Light Space Modulator

László Moholy-Nagy, Light-Space Modulator (light requisite for an electrical stage), 1922-1930, Reconstruction
1970, Chrome plated steel, aluminium, glass, plexiglas, wood,
Sculpture
Otto Werner, Architectural sculpture, 1922, Limestone

Josef Hartwig, Chess set, 1924, Cherry wood, natural and black coloration
Arsitektur

Walter Gropius, Bauhaus Dessau, 1925/26, from the Northwest, photo: Lucia Moholy, 1926
Manifesto

Lyonel Feininger, Cathedral, wood-cut for the Bauhaus Manifesto, 1919


Kursi bergaya Bauhaus
Para Seniman Bauhaus

Referensi:
Aditywan S, Arief [1999]. Tinjauan Desain. Jakarta : Universitas Tarumanagara
Curtis, William [1987]. “Walter Gropius, German Expressionism, and the Bauhaus”, Modern Architecture Since
1900, 2nd Ed., Prentice-Hall
Pevsner, Nikolaus [1999] : A Dictionary of Architecture and Landscape Architecture (Paperback), John Fleming,
Hugh Honour, 5th (in English), Penguin Books
http://www.bauhaus.de/english/bauhaus1919/kunst/kunst_plastik.htm
http://www.bauhaus.de/english/bauhaus1919/index.htm
http://www.bauhaus.de/english/sammlungen/fotoarchiv.htm
http://www.bauhaus.de/english/bauhaus1919/architektur/architektur_mies.htm
http://www.bauhaus.de/english/bauhaus1919/architektur/architektur_gropius.htm
http://www.bauhaus.de/english/bauhaus1919/kunst/kunst_malerei.htm
http://www.bauhaus.de/english/bauhaus1919/kunst/kunst_mappe_gropius.htm

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmm/article/view/338

https://www.academia.edu/19659327/SEJARAH_BAUHAUS

https://www.scribd.com/doc/208850794/Sejarah-Bauhaus

Anda mungkin juga menyukai