Anda di halaman 1dari 24

BAB II

ISI

A. FILSAFAT HELENISME

Helenisme adalah paham orang awam ataupun orang di dunia yang


berbicara, berkelakuan dan hidup seperti orang Yunani. Pertumbuhan
pertama dan kedua dalam pranata yg mencirikan Helenisme, yaitu filsafat
spekulatif dan pemerintahan republik, pada saat itu terjadi di wilayah
pantai Ionia di Asia Kecil.Pantai Ionia seperti halnya sama dengan
Yawan dalam PL. permukiman Yunani tidak pernah statis. Di daerah
terdapat orang-orang yang berbicara bahasa Yunani. Misalnya, orang
yang menterjemahkan PL ke dalam bahasa Yunani. Sikap terhadap
Helenisme di daerah diaspora tentu saja sangat positif. Sedangkan di
sendiri, yang dikelilingi oleh sejumlah besar kota Helenis, banyak orang
yang di dalam sikapnya menjadi pengikut kelompok-kelompok yang
saling bertengkar di dalam soal Helenisme. Kelompok yang satu
menuduh hukum Yahudi sebagai lapuk. Kelompok ini bahkan berhasil
mendapatkan pengakuan sebutan kota Yunani bagi kota Yerusalem.

Penyebaran paham ini terus meningkat dari pranata-pranata Yunani


yang akhirnya terjadinya dampak penyatuan dalam tingkat yg berbeda-
beda. Keseluruh wilayah timur Laut Tengah hingga sampai lebih jauh ke
timur lagi, di berikan tuntunan menurut peradaban biasa yang dimikili
yunani seperti yang dibudayakan oleh Helenisme. Baik dari segi
kemakmuran negara-negara tersebut maupun tingkat standardisasinya,
kebenarannya terbukti pada saat reruntuhan yg sangat indah yg
ditemukan dan bertebaran di daerah-daerah tersebut dan hingga sekarang
ini masih terdapat reruntuhannya. Harapan dan Cita-cita paham ini
adalah untuk memiliki kehidupan yang bebas dan sopan dalam suatu
masyarakat kecil yang otonom dan yang pernah menjadi kebanggaan dari
beberapa negara Aegea, hampir di mana-mana diterima. Pada zaman PB

1
Atena memang masih merupakan tempat menggali ilmu, tetapi
Pergamum, Antiokhia, Alexandaria dan banyak tempat lain di dunia baru
telah menandingi atau bahkan melampauinya.1

Setelah Aristoteles baru kira-kira lima abad kemudian bangkitlah


pemikir yang genial seperti dia, yaitu Plotinus. Selama kira-kira lima
abad itu ada juga pemikir-pemikir yang berpengaruh, akan tetapi tidak
sedalam seperti pemikiran Plato dan Aristoteles. Pokok-pokok besar yang
menjadi bahan pemikiran telah membeku, yaitu tentang jiwa, tubuh,
pengamatan, pemikiran dan lain sebagainya. Semuanya itu tidak lagi
digali sampai sedalam-dalamnya, tetapi hanya dibicarakan dengan cara
lebih atau kurang saja. Filsuf yang satu lebih menekankan pada hal ini,
sedang filsuf yang lain lebih menekankan pada hal yang itu. Demikian
seterusnya. Zaman sesudah Aristoteles memang zaman yang berbeda
sekali dengan zaman Aristoteles.2

Zaman ini adalah zaman yang baru, yang dimulai dengan


pemerintahan Aleksander yang Agung, zaman yang disebut zaman
Helenisme (yang berasal dari kata hellenizein = berbahasa Yunani. dan
juga menjadikan Yunani) adalah roh dan kebudayaan Yunani, vang
sepanjang roh dan kebudayaan itu memberikan ciri-cirinya kepada para
bangsa yang bukan Yunani di sekitar Lautan Tengah, mengadakan
perubahan-perubahan di bidang kesasteraan, agama dan keadaan bangsa-
bangsa itu Pada zaman ini ada perpindahan pemikiran filsafati, yaitu dari
filsafat yang teoretis menjadi filsafat yang praktis. Filsafat makin lama
menjadi suatu seni hidup.

Ada aliran-aliran yang bersifat etis, yang menekankan kepada


persoalan-persoalan tentang kebijaksanaan hidup yang praktis, dan ada
aliran-aliran yang diwarnai oleh agama. Yang termasuk aliran-aliran

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Helenisme
2
Hadiwijono Harun, sari sejarah filsafat barat 1 , penerbit kanisu. Hlm 54

2
yang bersifat etis di antaranya adalah aliran Epikuros dan Stoa, sedang
yang termasuk aliran yang diwarnai agama, di antaranya adalah: filsafat
Neopythagoris, filsafat Platonis Tengah, filsafat Yahudi dan
Neoplatonisme.EPIKUROS (341 271 SM), dilahirkan di Samos, akan
tetapi mendapat pendidikan di Athena. Ada beberapa filsuf yang
mempengaruh pikirannya, akan tetapi Demokritoslah yang paling besar
mempeng ruhinya.3

Tujuan filsafatnya ialah menjamin kebahagiaan manusia. Oleh karena


itu inti pikirannya berkisar kepada etika. Ajarannya yang mengenai fisika
dan teori pengenalan hanya berfungsi sebagai persiapan etikanya.
Menurut Epikuros, tiada sesuatu pun yang ada, yang ditimbulkan oleh
sesuatu yang tidak ada, dan tidak ada sesuatu yang ada, yang kemudian
musnah menjadi tidak ada.4

Di lain pihak tampak juga kesamaan antara ajaran Epikuros dan


Aristippus, yaitu bahwa keduanya mengajarkan teori tentang kenikmatan
(hedone). Perbedaannya terletak di sini, bahwa menurut Aristippus
kenikmatan badaniah lebih berbobot dibanding dengan kenikmatan
rohani, akan tetapi menurut Epikuros, ketenangan batin yang bersifat
rohani lebih ber- bobot dibanding dengan kesehatan badaniah. STOA
didirikan oleh ZENO dari Citium, di Siprus, (336 264 SM). Pada tahun
315 ia berada di Athena dan tertarik kepada filsafat. Di tempat mendapat
kehormatan yang besar. Ia mengajarkan ajarannya di gang di antara
tiang-tiang (Stoa poikila). Sebutan Stoa diturunkan daripada Stoa poikila
ini. Sejarah aliran Stoa meliputi 3 tahap, yaitu:

 tahap Stoa Yunani kuna, vang asal mula dan isi ajarannya sejenis
dengan apa yang diajarkan oleh Antisthenes;
 tahap Stoa yang tengah-tengah ( 150 SM- pada zaman Helenisme dan
zaman Romawi
3
Hadiwijono Harun, sari sejarah filsafat barat 1 , penerbit kanisu. Hlm 54
4
Hadiwijono Harun, sari sejarah filsafat barat 1 , penerbit kanisu , hlm 55

3
 tahap Stoa-baru pada zaman Romawi ( 50-200 M), yang tokoh-
tokohnya di antaranya ialah Sineca dan Kaisar Markus Aurelius.inilm
100 M), yaitu Menurut Stoa, filsafat dibagi atas 3 bagian, yaitu: fisika,
yang berfungsi sebagai ladang beserta pohon-pohonnya, logika, yang
berfungsi sebagai pagarnya dan etika, yang berfungsi sebagai buah-
buahnya5.
Pandangan dunia Stoa adalah materialistis. Hanya apa yang bersifat
jasmaniahlah yang dianggap nyata. Segala hal yang tidak bersifat
jasmaniah, yang tidak mengambil tempat, dipandang sebagai tidak ada.
Oleh Karena di antara kaum Stoa ada juga yang percaya akan adanya
Allah, maka bagi mereka Allah juga bersifat jasmaniah, badaniah.
Dengan demikian Allah dipandang sebagai identik dengan alam. Segala
sesuatu dijadikan oleh kekuatan ilahi atau kekuatan alam. Kekuatan ilahi,
yang dipandang sebagai bersifat jasmaniah ini, menjiwai segala sesuatu,
seperti api atau nafsu yang meresapi seluruh jagat raya. Dari kekuatan
ilahi yang berfungsi sebagai nafsu dunia itu timbullah 4 anasir
(stoikheia), yaitu:

 api (yang terpenting),


 hawa,
 air
 tanah.
Keempat anasir ini saling meresapi. Dari keempat anasir inilah
berkembang dunia dengan segala isinya. Perkembangan itu terjadi dalam
satu "tahun dunia". Pada akhir tahun dunia seluruh jagat raya akan
dilarutkan lagi ke dalam api. Sesudah itu dimulailah lagi suatu
perkembangan baru. Demikianlah 57 ada urut-urutan dunia yang ritmis.6

5
Hadiwijono Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. (Yogyakarta: Kanisius 1980), hlm 57
6
Hadiwijono Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. (Yogyakarta: Kanisius 1980), hlm 57

4
Dunia dikuasai oleh logos, yaitu akal atau rasio ilahi. Logos adalah
juga tata-tertib dunia, yang melahirkan segala sesuatu dan yang mengatur
serta memimpin segala sesuatu kepada suatu tujuan. Demikianlah segala
sesuatu ditaklukkan kepada hukum logos, kepada nasib yang tidak dapat
Akan tetapi bagaimana soal kejahatan? Sebenarnya kejahatan hanya
bersifat semu saja. Sebab apa yang kita pandang sebagai jahat, jikalau
dilihat dari segi lain atau dilihat dari keseluruhan dunia ini, adalah baik
diubah. Apa yang kita anggap pengrusakan keselarasan, jikalau dilihat
dari segi yang lain pada hakekatnya adalah sebagian dari keselarasan itu.
Jiwa juga bersifat jasmaniah, karena jiwa adalah sebagian dari nafsu
7
dunia atau nafsu ilahi.
Hubungannya dengan tubuh adalah demikian, bahwa jiwa
mewujudkan nafas hidup yang menjiwai serta menggerakkan tubuh.
Pusat jiwa adalah hati, tempat akal dan pusat kehangatan hidup. Yang
memimpin manusia adalah akal, yaitu bagian jiwa yang memerintah.
Jiwa memiliki alat-alatnya yang keluar dari hati, pusat jiwa, dan yang ber
fungsi sebagai tangan jiwa, yaitu: panca indera, kekuatan untuk berbicara
dan untuk berbiak. Setelah orang mati jiwanya larut ke dalam jiwa dunia
Ajaran Stoa tentang logika, yaitu pagar filsafat yang memagari ladang
dengan segala tumbuh-tumbuhannya, meliputi: 1ogika formal, ajaran
tentang pengenalan dan retorika. Logika formal tidak dibicarakan di sini,
sebab tidak mewujudkan aiar an yang penting. Stoa hanya ingin
mengoreksi ajaran Aristoteles saja, vaitu dari logika penggolongan-
penggolongan ke logika proposisi-proposisi. 8

Menurut Stoa pengenalan diperoleh melalui pengamatan inderawi.


Dunia di luar manusia itu melalui panca indera menimbulkan khayalan

7
Hadiwijono Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. (Yogyakarta: Kanisius 1980), hlm 58

8
Hadiwijono Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. (Yogyakarta: Kanisius 1980), hlm 58

5
(fantasia) di dalam jiwa, yang tinggal di situ sebagai ingatan.
Keseluruhan khayalan itu adalah apa yang disebut pengalaman.
Demikianlah jiwa dipandang sebagai kertas putih yang ditulisi oleh dunia
luar atau seperti lilin yang kepadanya diterakan cap. Pengamatan
memperkenalkan kepada jiwa benda-benda yang tunggal dalam
kenyataannya, akan tetapi akal manusia mengusahakan adanya
"pengertian-pengertian umum" yang mencakup segala hal yang tunggal
tadi. Kebenaran bukan terletak pada pengertian-pengertian itu pada
dirinya sendiri, akan tetapi pada penggabungan pengertian-pengertian itu
di dalam suatu penilaian. Ajaran Stoa yang terpenting terdapat di dalam
etikanya. Manusia mewujudkan sebagian dari dunia.

Oleh karena itu ia bertugas untuk hidup laras dengan keselarasan


dunia. Tugas itu dipenuhi jikalau ia hidup selaras dengan dirinya sendiri,
artinya: jikalau ia hidup sesuai dengan akal, baik.9

akalnya sendiri maupun tata-tertib dunia yang akali (hukum dunia


yang bersifat ilahi). Kebajikan adalah akal yang benar (recta ratio),
artinya akal yang selaras dengan akal dunia. Barangsiapa hidup secara
demikian ia bahagia. Akan tetapi keba- bagiaan bukanlah tujuan hidup,
kebahagiaan hanya akibat perbuatan susila. Orang bijak, yaitu orang
filsuf, adalah orang yang sebagai pribadi kesusilaan yang bebas, berdiri
di tengah-tengah dunia sekitarnya tanpa membutuhkan siapa pun atau apa
pun juga, orang yang puas terhadap dirinya sendiri, yang bebas merdeka.
Di satu pihak kebahagiaan terdiri dari kebebasan terhadap segala
pengaruh duniawi dan terhadap segala keadaan batin, akan tetapi di lain
pihak terdiri dari penguasaan keadaan hidup dengan sempurna, sehingga
segala ketakutan ditiadakan, baik ketakutan tarhadap manusia maupun

9
Hadiwijono Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. (Yogyakarta: Kanisius 1980), hlm 58

6
ketakutan terhadap dewa. Cita-cita tertinggi yang ingin dicapai ialah
apatheia, yaitu keadaan tanpa pathe, tanpa rasa. 10

Yang dimaksud dengan apatheia bukanlah keadaan di mana manusia


tidak lagi memiliki perasaan, melainkan keadaan di mana orang
menguasai segala gerak perasaannya, sedemikian rupa, bahwa sekalipun
ia merasa sakit, tidak akan ia mengeluh atau minta dikasihani. Ada
bermacam-macam rasa atau afek. Ada nafsu (hedone), yang timbul
karena pengertian yang keliru terhadap benda-benda duniawi sekarang
ini. Ada keinginan (epithumia) yang timbul karena pengertian yang
keliru terhadap benda di masa depan. Ada kesedihan (lupe) yang timbul
karena pengertian yang keliru terhadap kejahatan masa kini, dan akhirnya
ada ketakutan (phebos), yang timbul karena pengertian yang keliru
terhadap kejahatan di masa depan.11

Orang banyak harus dapat menguasai segala perasaannya, dan hanya


dipimpin oleh akalnya saja. Dengan demikian ia akan dapat hidup selaras
dengan akal dunia. Kebajikan yang paling penting ialah hikmat atau
kebijaksanaan. Kebajikan ini dikaitkan erat sekali dengan kebajikan-
kebajikan pokok lainnya seperti kebenaran, keberanian, pengekangan
diri. qubi Pengaruh Stoa luar biasa sekali, terlebih-lebih pada tahap
perkembangannya yang terakhir. Ternyata bahwa gagasan yang
disebarluaskan sejenis dengan kekerasan yang dituntut oleh cara hidup
Romawi.12

Secara teoretis Stoa bersifat materialistis. Akan tetapi secara praktis


aliran ini bermaksud membebaskan manusia dari belenggu benda.

10
Hadiwijono Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. (Yogyakarta: Kanisius 1980), hlm 59
11
Hadiwijono Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. (Yogyakarta: Kanisius 1980), hlm 59
12
Hadiwijono Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. (Yogyakarta: Kanisius 1980), hlm 59

7
Kepada manusia dipaparkan suatu cita-cita hidup rohani dengannya
orang memperoleh ketenangan batin.

Perbedaan antara ajaran Stoa dengan Epikuros terletak di sini, bahwa


kaum Stoa lebih cenderung menekankan supaya manusia ikut serta dalam
hidup ini, sedang Epikuros justru tidak demikian. Selain daripada itu Stoa
menampakkan perhatian besar terhadap logika. Dan akhirnya aliran Stoa
mewujudkan sambungan dari ajaran Antisthenes, sedang aliran Epikuros
mewujudkan sambungan dari ajaran Aristippos. (rtnena le CheDo Suatu
gejala yang menandai zaman kira-kira 3 abad SM ialah adanya
SKEPTISISME seperti pada zaman sebelum Sokrates. Aliran yang
menonjol ialah aliran Pyrrho dari Elis ( 360-270 SM), yang pangkal
pikirannya adalah realitivisme Menurut dia pengamatan memberi
pengetahuan yang sifatnya relatip. Manusia sering keliru melihat dan
mendengar.13

B. Abad Pertengahan
Abad pertengahan merupakan kurun waktu yang khas. Secara singkat
dapat dikatakan bahwa dominasi agama Kristen sangat menonjol.
Perkembangan alam pikiran harus disessuaikan dengan ajaran agama.
Demikian pula filsafat, harus diuji apakah tidak bertentangan dengan
ajaran agama. Jelas, teologi dipandang lebih tinggi dari filsafat. Filsafat
berfungsi melayani teologi. Tapi, bukan berarti bahwa pengembangan
penalaran dilarang. Itu masih tetap dilakukan, malahan mencapai
perkembangan yang lebih maju, asal harus diabadikan kepada keyakinan
agama. 14
Dalam sejarah filsafat Barat, abad pertengahan dibagi menjadi dua
periode, yakni masa patristic dan masa skolastik. Baik di Yunani maupun
Latin, masa patristic mencatat masa keemasan dengan tokoh dan karya-

13
Hadiwijono Harun, sari sejarah filsafat barat 1, penerbit kanisu, hlm 60
14
Bab 5. Filsafat Barat : Abad Pertengahan E-Learning Gunadarma,
http://elerning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_filsafat/Bab_5.pdf/ Diakses pada pukul
20.53 wita pada hari Senin tanggal 28 Oktober2019. hlm. 88.

8
karya penting. Di bawah ini diuraikan masing-masing tentang Zaman
Partisik dan Zaman Skolastik.

a. Zaman Parastik

Istilah parastik berasal dari kata Latin patres ( Bentuk jamak


dari pater) yang artinya bapak-bapak. Yang dimaksudkan disini
adalah para pemimpin Gereja atau tokoh-tokoh Gereja yang sangat
berperan sebagai peletak dasar intelektual kekristenan.15

Para pemimpin gereja ini dipilih dari golongan atas dan atau
golongan ahli pikir. Dari golongan ahli pikir inilah menimbulkan
sikap yang beragam pemikirannya. Mereka ada yang menolak
filsafat Yunani dan ada yang menerimanya. Bagi mereka yang
menolak, alasanya karena beranggapan bahwa sudah mempunyai
sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, tidak dibenarkan apabila
mencari sumber kebenaran yang lain seperti dari filsafat Yunani.
Bagi mereka yang yang menerima sebagai alasannya beranggapan
bahwa walaupun telah ada sumber kebenaran yaitu firman Tuhan,
tetapi tidak ada jeleknya menggunakan filsafat Yunani hanya
diambil metodosnya saja (tata cara berfikir). Juga, walaupun
filsafat Yunani sebagai kebenaran manusia, tetapi manusia juga
sebagai ciptaan Tuhan.16

Jadi, mereka menerima filsafat Yunani diperbolehkan selama


dalam hal-hal tertentu tidak bertentagan dengan agama. Perbedaan
pendapat tersebut berkelanjutan, sehingga orang-orang yang
menerima filsafat Yunani menuduh bahwa mereka (orang-orang

15
Bab 5. Filsafat Barat : Abad Pertengahan E-Learning Gunadarma,
http://elerning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_filsafat/Bab_5.pdf/ Diakses pada pukul
20.53 wita pada hari Senin tanggal 28 Oktober2019. hlm. 88.

16
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 3.

9
Kristen yang menolak filsafat Yunani) itu menarik. Kemudian,
orang-orang yang dituduh munafik tersebut menyangkal, bahwa
tuduhan tersebut dianggap fitnah. Dan pembelaan dari orang-orang
yang menolak filsafat Yunani mngatakan bahwa dirinyalah yang
bena-benar hidup sejalan dengan Tuhan.17

b. Tokoh-Tokoh pada Zaman Patristik

1. Justinus Martin

Nama aslinya Justinus, kemudiam nama Marin diambil


dari istilah “orang-orang yang rela mati hanya untuk
kepercayaan”. Menurut pendapatnya, agama Kristen bukan
agama baru karena Kristen lebih tua dari filsafat Yunani, dan
Nabi Musa dianggap sebagai awal kedatangan Kristen.
Padahal, Musa hidup sebelu Socrates dan Plato. Socrates dan
Plato sendiri sebenarnya telah menurunkan hikmahnya dngan
mmakai hikmah Musa. Selanjutnya dikatakan bahwa filsafat
Yunani ini mengambil dari kitab Yahudi. Pandangan ini
didasarkan bahwa Kristus adalah logos. Dalam
mengembangkan aspek logosnya ini orang-oran Yahudi
(Socrates, Plato dan Lin-lain) kurang memahami apa yang
terkandung dan memacar dari logosnya, yaitu pencerahan
sehingga orang-orang Yunani dapat dikatakan menyimpang
dari ajaran murni. Mengapa mereka menyimpang? Karena
orangorang Yahudi terpengaruh leh demon atau setan.
Demon atau setan tersebut dapat mengubah pengetahuan
yang benar kemudian dipalsukan. Jadi, agama Kristen lebih

17
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 3.

10
bermutu dibanding dengan filsafat Yunani. Demikian
pembelaan Justinus Martir.18

2. Klemens

Ia juga termaksud pembela Kristen, tetapi ia tidak


membenci filsafat Yunani. Pokok-pokok pikirannya
adalah sebagai berikut:
• Memberikan batasan-batasan terhadap ajaran Kristen
untuk memprtahankan diri dari otoriter filsafat Yunani;
• Memerangi ajaran yang anti terhadap Kristen dengan
menggunakan filsafat Yunani;
• Bagi orang Kristen, filsafat dapat dipakai untuk membela
iman Kristen, dan pemikiran secara mendalam.19

3. Tertullianus

Ia dilahirkan bukan dari keluarga Kristen, tetapi setelah


melaksanakan pertobatan ia menjadi gigih membela
Kristen secara fanatik. Ia menolak khadiran filsafat
Yunani karena filsafat dianggap sesuatu yang tidak perlu.
Baginya berpendapat, bahwa wahyu Tuhan sudahlah
cukup. Tidak ada hubugan antara teologi dengan filsafat,
tidak ada hubungan antara Yerussalem (pusat agama)
dengan Yunani (pusat filsafat), tidak ada hubungan antara

18
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 4-5.
19
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com /Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 4.

11
gereja akademi, tidak ada hubungan antara Kristen dengan
penemuan baru. 20

Selanjutnya ia megatakan bahwa dibanding dengan


cahaya Ktisten, segala yang dikatakan oleh para filosof
Yunani dianggap tidak penting. Apa yang dikatakan oleh
para filosof Yunani tentang kebenaran pada hakikatnya
sebagai kutipan dari kitab Suci. Akan tetapi karena
kebodohan para filosof, kebenaran kitab suci tersebut
dihapuskan. Akan tetapi lama-kelamaan, Tertullianus
akhirnya menerima juga filsafat Yunani sebagai cara
berfikir yang rasional. Alasanya bagaimanapun juga
berfikir yang rasional diperlukan sekali. Pada saat itu,
karena pemikiran filsafat yang diharapkan tidak
dibakukan,, saat itu filsafat hanya mengajarkan
pemikiranpemikiran ahli pikir Yunani saja, sehingga,
akhirnya Tertullianus melihat filsafat hanya demensi
praktisnya saja, dan ia menerima filsafat sebagai cara atau
metode berfikir untuk memikirkan kebenaran-kebenaran
Tuhan beserta sifat-sifatnya.21

4. Augustinus

Sejak mudanya ia telah mempelajari bermacam-


macam aliran filsafat, antara lain Plantoniasme dan
Skeptisisme. Ia telah diakui keberhasilannya dalam
membentuk filsafat Kristen yang berpengaruh besar dalam
filsafat abad pertengahan sehingga ia dijuluki sebagai guru

20
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 5.

21
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 5.

12
skolistik yang sejati. Ia seorang tokoh besar di bidang
teologi dan filsafat. Setelah mempelajari aliran
Skeptisisme, ia kemudia tidak menyetujui atau
menyukainya, karena di dalamnya terdapat pertentangan
batiniah. Orang dapat meragukan segalanya, tetapi orang
tidak dapat meragukan bahwa ia ragu-ragu. Seseoran yang
ragu-ragu sebenarnya ia berfikir dan seseorang yang
berfikir sesungguhnya ia berada (eksis). Menurut
pendapatnya, daya pemikiran manusia dan batasnya, tetapi
pikiran manusia dapat mencapai kebenaran dan kepastian
yang tidak ada batasnya, yang bersifat kekal abadi.
Artinya, akal pikiran manusia dapat berhubungan dengan
sesuatu kekayaan yang lebih tinggi.22

Akhirnya, ajaran Augustinus berhasil menguasai


sepuluh abad dan mempengaruhi pemikiran Eropa. Perlu
diperhatikan bahwa para pemikir Patristik itu sebagai
pelopor pemikiran skolastik. Mengapa ajaran Augustinus
sebagai akal dari skolastik dapat mendominan hampir
sepuluh abad? Karena ajarannya lebih bersifat sebagai
metode daripada suatu sistem sehingga ajarannya mampu
meresap sampai masa skolistik.23

c. Zaman Skolatik

Istilah Skolatik adalah kata sifat yang berasal dari kata school,
yang berarti sekolah. Jadi, skolastik berarti aliran atau yang

22
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 5.

23
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 5.

13
berkaitan dengan sekolah. Perkataan skolastik merupakan corak
khas dari sejarah filsafat abad pertengahan. Terdapat beberapa
penegrtian dari corak khas Skolatik, sebagai berikut;

- Filsafat Skolatik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-


mata agama. Skolatik ini sebagai bagian dari kebudayaan abad
pertengahan yang religius.
- Filsafat Skolatik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi atau
filsafat yang rasional memecahkan persoalan-persoalan
mengenai berfikir, sifat ada, kejasmanian, kehormatan, baik
buruk. Dari rumusan tersebut kemudian muncul istilah skolastik
Yahudi, skolastik Arab dan lain-lainnya.
- Filsafat Skolastik adalah suatu sistem filsafat yang termasuk
jajaran enegetahuan alam kodrat, akan dimasukkan ke dalam
bentuk sintesis yang lebih tinggi anatar kepercayaan dan akal.
- Filsafat Skolastik adalah filsafat Nasrani karena banyak
diperngaruhi leh ajaran gereja.

Faktor Skolastik ini dapat berkambang dan tumbuh karena


beberapa faktor, diantaranya faktor Religius dan fakktor Ilmu
Pengetahuan.24

Pemikiran filsafat Patristik mulai merosot, terlebih lagi pada


abad ke-6 dan ke-7 dikatakan abad kacau. Hal ini disebabkan pada
saat itu terjadi serangan terhadap Romawi sehingga kerajaan
Romawi beserta peradabannya ikut runtuh yang telah dibangun
selama berabad-abad. Baru pada abad ke-8 Masehi, kekuasaan
berada di bawah Karel Agung (742 - 814) dapat memberika
suasana ketenangan dalam bidang politik, kebudayaan, dan ilmu
pegetahuan, termaksud kehidupan manusia serta pemikiran filsafat

24
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 3.

14
yang semuanya menampakkan mulai adanya kebangkitan.
Kebangkitan inilah yang merupakan kecermelangan abad
pertengahan, di mana arah pemikiran berbeda sekali dengan
sebelumnya. Dari saat ini mulai munculah zaman Skolastik.25

Johanes Scotus Eriugna dari Irlandia adalah orang yang berhasil


menyusun suatu sistem filsafat yang teratur serta mendalam.
Pemikiran filsafatnya berdasarkan keyakinan Kristiani. Karena
itulah segala penelitian dimulai dari iman, sedangkan wahyu ilahi
dipandang sebagai sumber bahan-bahan filsafat. Menurut dia, akal
bertugas mengungkapkan arti yang sebenarnya dari bahan-bahan
filsafat yang digalinya dari wahyu ilahi itu. Umpamanya seperti
dalam kitab suci terdapat arti yang bermacam-macam dari suatu
simbul. Hal ini dimaksud supaya akal didorong mencari arti yang
benar. Akibat pandangan ini ialah, bahwa art yang benar itu
ditemukan oleh Johanes dengan jalan penafsiran allegoris atau
kiasan.26

Pangkal pemikiran metafisisJohanes adalah makin umum sifat


sesuatu, makin nyatalah sesuatu itu. Yang paling bersifat umum
itulah yang paling nyata. Oleh karena itu zat yang sifatnya paling
umum tentu memiliki realitas yang paling tinggi. Zat yang
demikian itu adalah alam semesta, alam adalah keseluruhan
realitas. Oleh karena itu hakekat alam adalah satu, esa. Alam yang
esa itu dibagi menjadi 4 bentuk yaitu :

- Alam yang menciptakan, tetapi yang sendiri tidak diciptakan.


- Alam yang menciptakan, tetapi yang sendiri diciptakan.

25
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 3.

26
Hadiwijono Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. (Yogyakarta: Kanisius 1980), hlm. 89.

15
- Alam yang diciptakan, tetapi yang sendiri tidak menciptakan.
- Alam yang tidak menciptakan dan tidak diciptakan.

Di dalam jalan pemikiran metafisis ini tersirat suatu etika yang


demikian: Manusia harus berusaha menuju kepada suatu kesatuan
dengan Allah, yang hanya dapat dicapai dalam suatu pengetahuan
mistis yang mengatasi segala pemikiran akal dan pengalaman
27
indrawi.
Kejayaan skolastik berlangsung dari tahum 1200-1300 dan masa
ini juga disebut masaberbunga. Masa itu ditandai dengan
munculnya universitas-universitas dan ordo-ordo, yang secara
bersama-sama ikut menyelenggarakan atau memajukan ilmu
pengetahuan, di samping juga peranan universitas sebagai sumber
atau pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Berikut ini beberapa
faktor mengapa masa skolistik mencapai pada puncaknya.

- Adanya pengaruh dari Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina sejak


abad ke-12 sehingga sampai abadke-13 telah tumbuh menjadi
ilmu pengetahuan yang luas.
- Tahun 1200 didirikan Universitas Almamater di Perancis,
Universitas inu merupakan gabungan dari beberpa sekolah.
Almamater inilah sebagai awal (embrio) berdirinya Universitas di
Paris, di Oxford, di Mont Pellier, di Cambridge dan lain-lainnya.
- Berdirinya ordo-ordo. Ordo-ordo inilah yang muncul karena
banyaknya perhatian orang terhadap ilmu pengetahuan sehingga
menimbulkan dorongan yang kuat untuk memberikan suasana
yang semarak pada abad ke-13. Hal ini akan berpengaruh
terhadap kehidupan-kehidupan kerohanian di mana kebanyakan
tokoh-tokohnya memegang peran di bidang filsafat dan teologi,

27
Hadiwijono Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. (Yogyakarta: Kanisius 1980), hlm. 89-90.

16
seperti Albertus de Grote, Thomas Aquinas, Binaventura,
J.D.Scotus, William Ocham. 28

Skolastik berakhir dengan ditandainya munculnya rasa jemu


terhadap segala macam pemikiran filsafat yang menjadi kiblatnya
sehingga memperlihatkan stagnasi (kemandegan). Selain itu,
ditandai dengan pemikiran kefilsafatan yang berkebang ke arah
nominalisme, ialah yang berpendapat bahwa universalisme tidak
memberi petunjk tentang aspek yang sma dan yang umum
mengenai adanya sesuatu hal. Pengetia umum hanya momen yang
tidak mempunyai nilai-nilai kebenaran yang objektif.
Perkembangan Skolisik yang paling memuncak dicapai pada
pertengahan kedua abad ke-13 dan perempatan pertama abad ke-
14. Pada abad ke-14 itu makin lama timbullah rasa jemu terhadap
segala macam filsafat yang konstruktip. Sebab orangorang yang
setia kepada pemikiran yang mebangun menampakkan gejala
pembekuan. Timbullah dua kelompok pemikir, yaitu dari aliran
Thomisme dan Scotisme.29

Setelah itu muncul juga pemikian-pemikiran lain. Dan ada satu


pemikiran yang berbeda sekalidengan system pemikiran dalam
masa kejayaan Skolastik. Nama pemikiran itu adalah via moderna (
jalan modern ). Aliran ini lebih mengarah kepada cara manusia
mengenal sesuatu yang ada dan mengarah pada hal-hal ilmiah
secara postif, bukan kepada hal-hal filsafat.30

d. Tokoh-Tokoh pada Zaman Skolistik

28
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 3-4.
29
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 4.
30
Hadiwijono Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. (Yogyakarta: Kanisius 1980), hlm. 118.

17
1. Peter Abaelardus.

Ia dilahirkan di Le Pallet, Perancis. Ia mempunyai


kepribadian yang keras dan pandangannya sangat tajam
sehingga sering kali bertengkar engan para ahli pikir dan pejabat
gereja. Ia termaksud orang konseptualisme dan sarjana terkenal
dalam sastra romantik, sekaligus sebagai rasionalistik, artiya
peranan akal dapat menundukkan kekuatan iamn. Iman harus
mau didahului akal. Yang harus dipercaya adalah apa yang telah
disetujui atau dapat diterima oleh akal. Berbeda dengan
Anselmus yang mengatakan bahwa berfikir harus sejalan sengan
man. Aberlardus memberikan alasan bahwa berfikir itu berada
di luar iman (di lur kepercayaan). Karena itu berfikir merupakan
sesuatu yang berdiri sendiri. Hal ini sesuai dengan metode
dialektika yang tanpa ragu-ragu ditunjukkan dalam teologi,
yaitu bhwa teologi harus memberikan tempat bagi semua bukti-
bukt. Dengan demikian, dalam teologi itu iman hampr
kehilangan tempat. Ia mencontohkan, seperti ajaran Trinitas juga
berdasarkan pada bukti-bukti, termaksud bukti dalam wahyu
Tuhan.31

2. Johanes Scotus Eriugena

Ia adalah seorang yang sangat ajaib sekali. Ia menguasai


bahasa Yunani dengan amat baik pada suatu zaman orang
banyak hampir tidak mengenal bahasa itu. Juga ia berhasil
menyusun suatu sistem filsafat yang teratur serta mendalam
pada suatu zaman ketika orang masih berfikir hanya dengan
mengumpulkan pendapatpendapat orang lain saja. Sekalipun
demikian ia masih juga dipengaruhi tokohtokoh lain, yaitu

31
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 5-6.

18
Augustinus dan Dionisios dari Aeropagos. Pemikiran
filsafatinya berdasarkan keyakinan Kristiani. Oleh karena itu
segala penelitian dimulai dari iman, sedang wahyu ilahi
dipandang sebagai sumber bahan-bahan filsafatnya. Menurut
dia, akal bertugas mengungkapkan arti yang sebenarnya dari
bahan-bahan filsafatnya yang digalinya dari wahyu ilahi itu. Hal
ini disebabkan karena, menurut dia, wahyu ilahi, karena
kelemahan kita, dituangkan dalam bentuk simbul-simbul.
Sekalipun simbol-simbol itu telah disesuikan dengan akal kita,
namun realitas atau isi simbul-simbul itu diungkapkan secara
kurang sempurna. Umpamanya: di dalam Kitab Suci terdapat
arti yang bermacam - macam dari suatu simbol. Hal ini
bermaksud supaya akal didorong mencari arti yang benar.
Akibatnya pandangan ini ialah, bahwa arti yang benar itu
ditemukan oleh Johanes dengan jalan penafsiran allegoris atau
kiasan. Pangkal pemikiran metafisis Johanes adalah demikian:
Makin umum sifat sesuatu, makin nyatalah sesuatu itu. Yang
paling bersifat umum itulah yang paling nyata. Oleh karena itu
zat yang sifatnya paling umum tentu memiliki realitas yang
paling tinggi. Zat yang demikian itu adalah alam semesta. Alam
adalah keseluruhan realitas. Oleh karena itu hakekat alam adalah
satu, esa.32

3. Anselmus

Dilahirkan di Aosta, Piemont, yang kemudian menjadi uskup


di Canterbury. Sekalipun sebagian karyanya di tulis pada abad
ke-11, akan tetapi karena karya – karyanya itu besar sekali
pengaruhnya atas pemikiran Skolastik, maka tiada keberatan
untuk untuk membicarakan tokoh ini sebagai termaksud tokoh
32
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 6.

19
abad ke12. Dapat katakan bahwa ia adalah Skolastikus pertama
dalam arti yang sebenarnya. Di antara karya – karyanya yang
penting adalah “Cur deus homo” (Mengapa Allah menjadi
manusia), Monologion, Proslogion, dll. Pemilam artkiran
dialektika, atau pemikiran dengan akal, diterima sepenuhnya
bagi pemikiran teologia. Akan tetapi bukan dalam arti bahwa
hanya akallah yang dapat memimpin orang kepada kepercayaan,
melainkan bahwa orang harus percaya dahulu supaya dapat
mendapatkan penegrtian yang benar akan kebenaran. Pandangan
yang demikian ini ternyata menguasai panangan orang pada
abad-abad berikutnya, terlebih-lebih para pemikir yang bergerak
ke jurusan pemikiran Neoplatonisme dan mistik.33

4. Petrus Abaelardus

Dilahirkan di Le Pallet (dekat Nantes), di Perancis.


Pandangan tajam sekali, akan tetapi karena kekerasan wataknya
sering ia bentrokan dengan para ahli pikir lainnya dan dengan
para pejabat gerejani. Jasa-jasanya terletakdalam pembaharuan
metode peikiran dan dalam memikirkan lebih lanjut
persoalanpersoalan dialektis yang aktual. Metode yang dipakai
adlah rasionalistis, yang menundukkan iman kepada akal. Iman
harus mau diawali akal. Ang wajib dipercaya ialah apa yan telah
disetujui akal dan telah diterima olehnya. Pandangan ini berbeda
sekali dengan pandangan Anselmus, yang mengemukakan,
bahwa berfikir harus dilaksanakan dalam iman.34

5. Albertus mangunus

33
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 6-7.
34
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 7.

20
Di samping sebaga birawan, Albertus mangunus juga dikenal
sebagai cendikiawan abad pertengahan. Ia lahir dengan nama
Albert von Bollstadt yang juga dikenal sebagai “doktor
universalis” dan “doktor magnus”, kemudian bernama Albertus
mangnus (Albert the Great). Ia mempunyai kepandaian luar
biasa. Di universitas Padua ia belajar artes liberalis, ilmu-ilmu
pengetahuan alam, kedkteran, filsafat Aristoteles, belajar teologi
di Bologna, dan masuk ordo Dominican tahun 1223, kemudia
masuk ke Koln menjadi dosen filsafat dan teknologi. Selain
daripada itu ia juga mengantarkan ajaran Aristotelesdi Eropa
Barat, yang oleh karenanya telah membuka keterangan yang
baru bagi pemikiran Kristiani terhadap gagasan-gagasan dasar
filsafat Aristoteles. Lebih dari siapa pun ia telah
memperkenalkan Aristotles kepada dunia Barat. Sekalipun
demikian ia tetap setia kepada bebrapa dalil Neoplatonisme,
bahkan telah memperkuat pengaruh Neoplatonisme dengan
keterangannya yang mengenai ajaran Dionision dan
Areopagos.35

6. Thomas Aquinas

Nama sebenarnya adalah Santo Thomas Aquinas, yang


artinya Thomas yang suci dari Aquinas. Di samping sebagai ahli
pikir, ia juga serang dokter gereja bangsa italia. Ia lahir di Rocca
Secca, Napoli, Italia. Ia merupakan tooh terbesar Skolastisisme,
salah seorang suci greja Katolik Romawi dan pendiri aliran yang
dinyatakan menjadi filsafat resmi gereja Katolik. Tahun 1245
belajar pada Albertus Magnus. Pada tahun 1259 menjadi guru
besar dan penasihat istana Paus. Karya Thomas Aquinas telah
menanadai taraf yang tinggi dari aliran Skolastisisme pada abad
35
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 7.

21
pertengahan. Ia berusaha untuk memebuktikan bahwa iaman
Kristen secara penuh dapat dibenarkan dengan pemikiran logis.
Ia telah menerima pemikiran Aristoteles sebagai otoritas
tertinggi tentang pemikirannya yang logis. Menurut
pendapatnya, semua kebenaran asalnya dari Tuhan. Kebenaran
diungkapkan dengan jalan ynag berbeda-beda, sedangkan iman
berjalan di luar jangkauan pemikiran. Ia mengimbau agar orang-
orang untuk mengetahui hukum alamiah (pengetahuan) yan
terungkap dalam kepercayaan. Tidak ada kontradiksi antara
pemikiran dan iman. Semua kebenaran mulai timbul secara
keutuhan walaupun iman diungkapkan lewat beberapa
kebenaran yan berada di luar kekuatan pikir. Thomas telah
menafsirkan pandangan Tuhan sebagai Tukang Boyong yang
tidak berubah dan tidak berhubungan dengan atau tidak
mempunyai pengetahuan tentang kejahatan-kejahatan di dunia.
Tuhan tidak pernah menciptakan dunia, tetapi zat dan
pemikirannya tetap abadi.36

7. William Ockham

Ia merupakan ahli pikir Inggris yang beraliran skolastik.


Karena terlibat dalam pertengkatran umu denga Paus John XXII,
ia dipenjara di Alvignon, tetapi ia dapat melarikan diri dan
mencari perlindungan pada Kaisar Louis IV. Ia menolak ajaran
Thomas dan Mendahlilkan bahwa kenyataan itu hanya terdapat
pada benda-benda atu demi satu dan hal-hal yang umum itu
hanya tanda-tanda abstrak. Menurut pendapatnya, pikiran
manusia hanya dapat mengetahui barang-barang atau kejadian-
kejadian individual. Konsep – konsep atau kesimpulan –
kesimpulan umum tentang alam hanya merupakan abstraksi
36
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 7.

22
buatan tanpa kenyataan. Pemikiran yang demikian ini, dapat
dilalui hanya lewat intuisi, bukan lewat logika. Disamping itu, ia
membantah anggapan skolistik bahwa logika dapat mebuktikan
doktrin teologis. Hal ini akan membawa kesulitan dirinya yang
pada waktu itu sebagai penguasanya Paus John XXII.37

8. Nicolas Cusasus

Ia sebagi tokoh pemikiran yang berada paling akhir masa


skolastik. Menurut pendapatnya, terdapat tiga cara untuk
mengena, yaitu lewat indra, akal, dan instuisi. Dengan indra kita
akan mendapatkan pengetahuan tentang benda-benda berjsad,
yang sifatnya tidak sempurna. Dengan akal kita akan
mendapatkan bentuk-bentuk pengertian yang abstrak berdasar
pada sajian atau tangkapan indra. Dengan intuisi, kita akan
mendapatkan pengetahuan yang lebih tinggi. hanya dengan
intuisi inilah kita akn dapat mempersatukan apa yang oleh akal
tidak dapat dipersatukan. Manusia seharusnya menyadari akan
keterbatasan akal, sehingga banyak hal yang seharusnya
menyadari akan keterbatasan akal, sehingga banyak hal yang
seharusnya dapat diketahui. Karena keterbatasan akal tersebut,
hanya sedikit saja yang dapat diketahui oleh akal. Dengan intuisi
inilah diharapkan akan sampai pada knyataan, yaitu suatu
tempat di mana segala sesuatu bentuknya menjadi larut, yaitu
Tuhan. Pemikran Nicolas ini sebagai upaya mempersatukan
seluruh pemikiran abad pertengahan, yang dibuat ke suatu

37
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 8.

23
sintesis yang lebih luas. Sintesis ini mengarah ke masa depan,
dari pemikiranya ini tersirat suatu pemikiran para humanis.38

38
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 8.

24

Anda mungkin juga menyukai