ISI
A. FILSAFAT HELENISME
1
Atena memang masih merupakan tempat menggali ilmu, tetapi
Pergamum, Antiokhia, Alexandaria dan banyak tempat lain di dunia baru
telah menandingi atau bahkan melampauinya.1
1
https://id.wikipedia.org/wiki/Helenisme
2
Hadiwijono Harun, sari sejarah filsafat barat 1 , penerbit kanisu. Hlm 54
2
yang bersifat etis di antaranya adalah aliran Epikuros dan Stoa, sedang
yang termasuk aliran yang diwarnai agama, di antaranya adalah: filsafat
Neopythagoris, filsafat Platonis Tengah, filsafat Yahudi dan
Neoplatonisme.EPIKUROS (341 271 SM), dilahirkan di Samos, akan
tetapi mendapat pendidikan di Athena. Ada beberapa filsuf yang
mempengaruh pikirannya, akan tetapi Demokritoslah yang paling besar
mempeng ruhinya.3
tahap Stoa Yunani kuna, vang asal mula dan isi ajarannya sejenis
dengan apa yang diajarkan oleh Antisthenes;
tahap Stoa yang tengah-tengah ( 150 SM- pada zaman Helenisme dan
zaman Romawi
3
Hadiwijono Harun, sari sejarah filsafat barat 1 , penerbit kanisu. Hlm 54
4
Hadiwijono Harun, sari sejarah filsafat barat 1 , penerbit kanisu , hlm 55
3
tahap Stoa-baru pada zaman Romawi ( 50-200 M), yang tokoh-
tokohnya di antaranya ialah Sineca dan Kaisar Markus Aurelius.inilm
100 M), yaitu Menurut Stoa, filsafat dibagi atas 3 bagian, yaitu: fisika,
yang berfungsi sebagai ladang beserta pohon-pohonnya, logika, yang
berfungsi sebagai pagarnya dan etika, yang berfungsi sebagai buah-
buahnya5.
Pandangan dunia Stoa adalah materialistis. Hanya apa yang bersifat
jasmaniahlah yang dianggap nyata. Segala hal yang tidak bersifat
jasmaniah, yang tidak mengambil tempat, dipandang sebagai tidak ada.
Oleh Karena di antara kaum Stoa ada juga yang percaya akan adanya
Allah, maka bagi mereka Allah juga bersifat jasmaniah, badaniah.
Dengan demikian Allah dipandang sebagai identik dengan alam. Segala
sesuatu dijadikan oleh kekuatan ilahi atau kekuatan alam. Kekuatan ilahi,
yang dipandang sebagai bersifat jasmaniah ini, menjiwai segala sesuatu,
seperti api atau nafsu yang meresapi seluruh jagat raya. Dari kekuatan
ilahi yang berfungsi sebagai nafsu dunia itu timbullah 4 anasir
(stoikheia), yaitu:
5
Hadiwijono Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. (Yogyakarta: Kanisius 1980), hlm 57
6
Hadiwijono Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. (Yogyakarta: Kanisius 1980), hlm 57
4
Dunia dikuasai oleh logos, yaitu akal atau rasio ilahi. Logos adalah
juga tata-tertib dunia, yang melahirkan segala sesuatu dan yang mengatur
serta memimpin segala sesuatu kepada suatu tujuan. Demikianlah segala
sesuatu ditaklukkan kepada hukum logos, kepada nasib yang tidak dapat
Akan tetapi bagaimana soal kejahatan? Sebenarnya kejahatan hanya
bersifat semu saja. Sebab apa yang kita pandang sebagai jahat, jikalau
dilihat dari segi lain atau dilihat dari keseluruhan dunia ini, adalah baik
diubah. Apa yang kita anggap pengrusakan keselarasan, jikalau dilihat
dari segi yang lain pada hakekatnya adalah sebagian dari keselarasan itu.
Jiwa juga bersifat jasmaniah, karena jiwa adalah sebagian dari nafsu
7
dunia atau nafsu ilahi.
Hubungannya dengan tubuh adalah demikian, bahwa jiwa
mewujudkan nafas hidup yang menjiwai serta menggerakkan tubuh.
Pusat jiwa adalah hati, tempat akal dan pusat kehangatan hidup. Yang
memimpin manusia adalah akal, yaitu bagian jiwa yang memerintah.
Jiwa memiliki alat-alatnya yang keluar dari hati, pusat jiwa, dan yang ber
fungsi sebagai tangan jiwa, yaitu: panca indera, kekuatan untuk berbicara
dan untuk berbiak. Setelah orang mati jiwanya larut ke dalam jiwa dunia
Ajaran Stoa tentang logika, yaitu pagar filsafat yang memagari ladang
dengan segala tumbuh-tumbuhannya, meliputi: 1ogika formal, ajaran
tentang pengenalan dan retorika. Logika formal tidak dibicarakan di sini,
sebab tidak mewujudkan aiar an yang penting. Stoa hanya ingin
mengoreksi ajaran Aristoteles saja, vaitu dari logika penggolongan-
penggolongan ke logika proposisi-proposisi. 8
7
Hadiwijono Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. (Yogyakarta: Kanisius 1980), hlm 58
8
Hadiwijono Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. (Yogyakarta: Kanisius 1980), hlm 58
5
(fantasia) di dalam jiwa, yang tinggal di situ sebagai ingatan.
Keseluruhan khayalan itu adalah apa yang disebut pengalaman.
Demikianlah jiwa dipandang sebagai kertas putih yang ditulisi oleh dunia
luar atau seperti lilin yang kepadanya diterakan cap. Pengamatan
memperkenalkan kepada jiwa benda-benda yang tunggal dalam
kenyataannya, akan tetapi akal manusia mengusahakan adanya
"pengertian-pengertian umum" yang mencakup segala hal yang tunggal
tadi. Kebenaran bukan terletak pada pengertian-pengertian itu pada
dirinya sendiri, akan tetapi pada penggabungan pengertian-pengertian itu
di dalam suatu penilaian. Ajaran Stoa yang terpenting terdapat di dalam
etikanya. Manusia mewujudkan sebagian dari dunia.
9
Hadiwijono Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. (Yogyakarta: Kanisius 1980), hlm 58
6
ketakutan terhadap dewa. Cita-cita tertinggi yang ingin dicapai ialah
apatheia, yaitu keadaan tanpa pathe, tanpa rasa. 10
10
Hadiwijono Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. (Yogyakarta: Kanisius 1980), hlm 59
11
Hadiwijono Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. (Yogyakarta: Kanisius 1980), hlm 59
12
Hadiwijono Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. (Yogyakarta: Kanisius 1980), hlm 59
7
Kepada manusia dipaparkan suatu cita-cita hidup rohani dengannya
orang memperoleh ketenangan batin.
B. Abad Pertengahan
Abad pertengahan merupakan kurun waktu yang khas. Secara singkat
dapat dikatakan bahwa dominasi agama Kristen sangat menonjol.
Perkembangan alam pikiran harus disessuaikan dengan ajaran agama.
Demikian pula filsafat, harus diuji apakah tidak bertentangan dengan
ajaran agama. Jelas, teologi dipandang lebih tinggi dari filsafat. Filsafat
berfungsi melayani teologi. Tapi, bukan berarti bahwa pengembangan
penalaran dilarang. Itu masih tetap dilakukan, malahan mencapai
perkembangan yang lebih maju, asal harus diabadikan kepada keyakinan
agama. 14
Dalam sejarah filsafat Barat, abad pertengahan dibagi menjadi dua
periode, yakni masa patristic dan masa skolastik. Baik di Yunani maupun
Latin, masa patristic mencatat masa keemasan dengan tokoh dan karya-
13
Hadiwijono Harun, sari sejarah filsafat barat 1, penerbit kanisu, hlm 60
14
Bab 5. Filsafat Barat : Abad Pertengahan E-Learning Gunadarma,
http://elerning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_filsafat/Bab_5.pdf/ Diakses pada pukul
20.53 wita pada hari Senin tanggal 28 Oktober2019. hlm. 88.
8
karya penting. Di bawah ini diuraikan masing-masing tentang Zaman
Partisik dan Zaman Skolastik.
a. Zaman Parastik
Para pemimpin gereja ini dipilih dari golongan atas dan atau
golongan ahli pikir. Dari golongan ahli pikir inilah menimbulkan
sikap yang beragam pemikirannya. Mereka ada yang menolak
filsafat Yunani dan ada yang menerimanya. Bagi mereka yang
menolak, alasanya karena beranggapan bahwa sudah mempunyai
sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, tidak dibenarkan apabila
mencari sumber kebenaran yang lain seperti dari filsafat Yunani.
Bagi mereka yang yang menerima sebagai alasannya beranggapan
bahwa walaupun telah ada sumber kebenaran yaitu firman Tuhan,
tetapi tidak ada jeleknya menggunakan filsafat Yunani hanya
diambil metodosnya saja (tata cara berfikir). Juga, walaupun
filsafat Yunani sebagai kebenaran manusia, tetapi manusia juga
sebagai ciptaan Tuhan.16
15
Bab 5. Filsafat Barat : Abad Pertengahan E-Learning Gunadarma,
http://elerning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_filsafat/Bab_5.pdf/ Diakses pada pukul
20.53 wita pada hari Senin tanggal 28 Oktober2019. hlm. 88.
16
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 3.
9
Kristen yang menolak filsafat Yunani) itu menarik. Kemudian,
orang-orang yang dituduh munafik tersebut menyangkal, bahwa
tuduhan tersebut dianggap fitnah. Dan pembelaan dari orang-orang
yang menolak filsafat Yunani mngatakan bahwa dirinyalah yang
bena-benar hidup sejalan dengan Tuhan.17
1. Justinus Martin
17
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 3.
10
bermutu dibanding dengan filsafat Yunani. Demikian
pembelaan Justinus Martir.18
2. Klemens
3. Tertullianus
18
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 4-5.
19
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com /Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 4.
11
gereja akademi, tidak ada hubungan antara Kristen dengan
penemuan baru. 20
4. Augustinus
20
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 5.
21
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 5.
12
skolistik yang sejati. Ia seorang tokoh besar di bidang
teologi dan filsafat. Setelah mempelajari aliran
Skeptisisme, ia kemudia tidak menyetujui atau
menyukainya, karena di dalamnya terdapat pertentangan
batiniah. Orang dapat meragukan segalanya, tetapi orang
tidak dapat meragukan bahwa ia ragu-ragu. Seseoran yang
ragu-ragu sebenarnya ia berfikir dan seseorang yang
berfikir sesungguhnya ia berada (eksis). Menurut
pendapatnya, daya pemikiran manusia dan batasnya, tetapi
pikiran manusia dapat mencapai kebenaran dan kepastian
yang tidak ada batasnya, yang bersifat kekal abadi.
Artinya, akal pikiran manusia dapat berhubungan dengan
sesuatu kekayaan yang lebih tinggi.22
c. Zaman Skolatik
Istilah Skolatik adalah kata sifat yang berasal dari kata school,
yang berarti sekolah. Jadi, skolastik berarti aliran atau yang
22
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 5.
23
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 5.
13
berkaitan dengan sekolah. Perkataan skolastik merupakan corak
khas dari sejarah filsafat abad pertengahan. Terdapat beberapa
penegrtian dari corak khas Skolatik, sebagai berikut;
24
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 3.
14
yang semuanya menampakkan mulai adanya kebangkitan.
Kebangkitan inilah yang merupakan kecermelangan abad
pertengahan, di mana arah pemikiran berbeda sekali dengan
sebelumnya. Dari saat ini mulai munculah zaman Skolastik.25
25
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 3.
26
Hadiwijono Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. (Yogyakarta: Kanisius 1980), hlm. 89.
15
- Alam yang diciptakan, tetapi yang sendiri tidak menciptakan.
- Alam yang tidak menciptakan dan tidak diciptakan.
27
Hadiwijono Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. (Yogyakarta: Kanisius 1980), hlm. 89-90.
16
seperti Albertus de Grote, Thomas Aquinas, Binaventura,
J.D.Scotus, William Ocham. 28
28
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 3-4.
29
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 4.
30
Hadiwijono Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. (Yogyakarta: Kanisius 1980), hlm. 118.
17
1. Peter Abaelardus.
31
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 5-6.
18
Augustinus dan Dionisios dari Aeropagos. Pemikiran
filsafatinya berdasarkan keyakinan Kristiani. Oleh karena itu
segala penelitian dimulai dari iman, sedang wahyu ilahi
dipandang sebagai sumber bahan-bahan filsafatnya. Menurut
dia, akal bertugas mengungkapkan arti yang sebenarnya dari
bahan-bahan filsafatnya yang digalinya dari wahyu ilahi itu. Hal
ini disebabkan karena, menurut dia, wahyu ilahi, karena
kelemahan kita, dituangkan dalam bentuk simbul-simbul.
Sekalipun simbol-simbol itu telah disesuikan dengan akal kita,
namun realitas atau isi simbul-simbul itu diungkapkan secara
kurang sempurna. Umpamanya: di dalam Kitab Suci terdapat
arti yang bermacam - macam dari suatu simbol. Hal ini
bermaksud supaya akal didorong mencari arti yang benar.
Akibatnya pandangan ini ialah, bahwa arti yang benar itu
ditemukan oleh Johanes dengan jalan penafsiran allegoris atau
kiasan. Pangkal pemikiran metafisis Johanes adalah demikian:
Makin umum sifat sesuatu, makin nyatalah sesuatu itu. Yang
paling bersifat umum itulah yang paling nyata. Oleh karena itu
zat yang sifatnya paling umum tentu memiliki realitas yang
paling tinggi. Zat yang demikian itu adalah alam semesta. Alam
adalah keseluruhan realitas. Oleh karena itu hakekat alam adalah
satu, esa.32
3. Anselmus
19
abad ke12. Dapat katakan bahwa ia adalah Skolastikus pertama
dalam arti yang sebenarnya. Di antara karya – karyanya yang
penting adalah “Cur deus homo” (Mengapa Allah menjadi
manusia), Monologion, Proslogion, dll. Pemilam artkiran
dialektika, atau pemikiran dengan akal, diterima sepenuhnya
bagi pemikiran teologia. Akan tetapi bukan dalam arti bahwa
hanya akallah yang dapat memimpin orang kepada kepercayaan,
melainkan bahwa orang harus percaya dahulu supaya dapat
mendapatkan penegrtian yang benar akan kebenaran. Pandangan
yang demikian ini ternyata menguasai panangan orang pada
abad-abad berikutnya, terlebih-lebih para pemikir yang bergerak
ke jurusan pemikiran Neoplatonisme dan mistik.33
4. Petrus Abaelardus
5. Albertus mangunus
33
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 6-7.
34
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 7.
20
Di samping sebaga birawan, Albertus mangunus juga dikenal
sebagai cendikiawan abad pertengahan. Ia lahir dengan nama
Albert von Bollstadt yang juga dikenal sebagai “doktor
universalis” dan “doktor magnus”, kemudian bernama Albertus
mangnus (Albert the Great). Ia mempunyai kepandaian luar
biasa. Di universitas Padua ia belajar artes liberalis, ilmu-ilmu
pengetahuan alam, kedkteran, filsafat Aristoteles, belajar teologi
di Bologna, dan masuk ordo Dominican tahun 1223, kemudia
masuk ke Koln menjadi dosen filsafat dan teknologi. Selain
daripada itu ia juga mengantarkan ajaran Aristotelesdi Eropa
Barat, yang oleh karenanya telah membuka keterangan yang
baru bagi pemikiran Kristiani terhadap gagasan-gagasan dasar
filsafat Aristoteles. Lebih dari siapa pun ia telah
memperkenalkan Aristotles kepada dunia Barat. Sekalipun
demikian ia tetap setia kepada bebrapa dalil Neoplatonisme,
bahkan telah memperkuat pengaruh Neoplatonisme dengan
keterangannya yang mengenai ajaran Dionision dan
Areopagos.35
6. Thomas Aquinas
21
pertengahan. Ia berusaha untuk memebuktikan bahwa iaman
Kristen secara penuh dapat dibenarkan dengan pemikiran logis.
Ia telah menerima pemikiran Aristoteles sebagai otoritas
tertinggi tentang pemikirannya yang logis. Menurut
pendapatnya, semua kebenaran asalnya dari Tuhan. Kebenaran
diungkapkan dengan jalan ynag berbeda-beda, sedangkan iman
berjalan di luar jangkauan pemikiran. Ia mengimbau agar orang-
orang untuk mengetahui hukum alamiah (pengetahuan) yan
terungkap dalam kepercayaan. Tidak ada kontradiksi antara
pemikiran dan iman. Semua kebenaran mulai timbul secara
keutuhan walaupun iman diungkapkan lewat beberapa
kebenaran yan berada di luar kekuatan pikir. Thomas telah
menafsirkan pandangan Tuhan sebagai Tukang Boyong yang
tidak berubah dan tidak berhubungan dengan atau tidak
mempunyai pengetahuan tentang kejahatan-kejahatan di dunia.
Tuhan tidak pernah menciptakan dunia, tetapi zat dan
pemikirannya tetap abadi.36
7. William Ockham
22
buatan tanpa kenyataan. Pemikiran yang demikian ini, dapat
dilalui hanya lewat intuisi, bukan lewat logika. Disamping itu, ia
membantah anggapan skolistik bahwa logika dapat mebuktikan
doktrin teologis. Hal ini akan membawa kesulitan dirinya yang
pada waktu itu sebagai penguasanya Paus John XXII.37
8. Nicolas Cusasus
37
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 8.
23
sintesis yang lebih luas. Sintesis ini mengarah ke masa depan,
dari pemikiranya ini tersirat suatu pemikiran para humanis.38
38
Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan,
https://afidhurhanuddin.files.wordpress.com/Diakses pukul 21.00 Wita pada hari Senin tanggal
28 Oktober 2019. hlm. 8.
24