Nabi Muhammad SAW. hidup dengan sangat zuhud. Seperti dituturkan oleh Aisyah, Rasulullah
tidur di atas daun pelepah kurma. Perutnya selalu lapar, bahkan pernah diganjal dengan batu, dan
sangat sedikit tidur.
Rasulullah juga mengerjakan sendiri pekerjaan rumahnya. Menambal baju sendiri, dan memerah
kambingnya sendiri. Beliau selalu memenuhi kebutuhan pribadinya secara mandiri, tanpa
membebani keluarga atau orang lain. Padahal, beliau adalah seorang Rasul dan Kepala
Pemerintahan pada zamannya.
Sesibuk apapun beliau ketika Bilal sudah mengumandangkan adzan, beliau bergegas ke masjid
dan menjadi imam. Selama hidupnya belum pernah beliau meninggalkan jamaah di masjid
kecuali ketika sedang sakit.
Suatu hari Umar bin Khaththab ra. menemui Nabi SAW. di kamar beliau. Lalu Umar mendapati
Rasulullah tengah berbaring di atas sebuah tikar usang yang pinggirnya telah lapuk. Tikar
membekas di belikat beliau. Bantal yang keras membekas di bawah kepala beliau. Dan kulit
samakan membekas di kepala beliau. Di salah satu sudut kamar itu terdapat gandum sekitar satu
gantang. Di bawah dinding terdapat qarzh (semacam tumbuhan untuk menyamak kulit).
Maka, air mata Umar bin Khaththab ra. meleleh dan ia tidak kuasa menahan tangis karena iba
dengan kondisi Nabi SAW.
Lalu Nabi SAW. bertanya sambil melihat air mata Umar ra. yang berjatuhan, “Apa yang
membuatmu menangis, Ibnu Khattab?”
Umar ra. menjawab dengan kata-kata yang bercampur-aduk dengan air mata dan perasaannya
yang terbakar, “Wahai Nabi Allah, bagaimana aku tidak menangis, sedangkan tikar ini
membekas di belikat Anda, sedangkan aku tidak melihat apa-apa di lemari Anda? Kisra dan
kaisar duduk di atas tilam dari emas dan kasur dari beludru dan sutera, dan dikelilingi buah-
buahan dan sungai-sungai, sementara Anda adalah Nabi dan manusia pilihan ALLAH”
Lalu Nabi SAW. menjawab dengan senyum tersungging di bibir beliau, “Wahai Ibnu Khaththab,
kebaikan mereka dipercepat datangnya, dan kebaikan itu pasti terputus. Sementara kita adalah
kaum yang kebaikannya ditunda hingga hari akhir. Tidakkah engkau rela jika akhirat untuk kita
dan dunia untuk mereka?”
‘Umar menjawab, “Aku rela.” (HR. Hakim, Ibnu Hibban dan Ahmad)
Dalam riwayat lain disebutkan: Umar berkata, “Wahai Rasulullah, sebaiknya Anda memakai
tikar yang lebih lembut dari tikar ini”
Nabi SAW. menjawab dengan khusyuk dan merendah diri, “Apa urusanku dengan dunia?
Perumpamaan diriku dengan dunia itu tidak lain seperti orang yang berkendara di suatu hari di
musim panas, lalu ia berteduh di bawah pohon, kemudian ia pergi dan meninggalkannya.” (HR.
Tirmidzi)
Jika kehidupan Rasulullah sebagai tauladan saja sangat sederhana, mengapa para pemimpin kita
pada zaman ini yang sudah mendapat fasilitas mewah, tak pernah merasa cukup. Bahkan terus
menerus berusaha memperkaya diri dengan berbagai cara.
Orang yang sebenarnya kaya adalah orang yang sederhana namun memiliki sifat mulia. Bahkan
harta tak mampu membuatnya berpaling dari ALLAH.
Semoga kita bisa meneladani hidup Rasulullah yang sangat zuhud.
٥ . Hatinya selalu sedih (inginkan umat dalam kebaikan dan terlepas dari azab
.(tws الله
٧. Berfikir terus-menerus.
١٧ . Tidak pernah membalas kejahatan dengan kejahatan. Malah Baginda memaafkan &
berlapang dada.
١٩ . Apabila menghadapi dua perkara Baginda memilih yang paling mudah selagi ia bukan
dalam perkara ma'siat.
٢٠ . Di rumah, Baginda adalah manusia biasa yang membasuh pakaian, memerah susu &
membuat sendiri segala keperluan diri.
٢٣ . Tidak pernah bersikap keras dan bertindak kasar, berteriak-teriak, lebih-lebih lagi mencela
orang lain.
٢٤ . Tiga perkara yang dijauhi;
perselisihan, bongkak & segala yang tidak diperlukan.
٢٨ . Perbicaraannya memukau sesiapa pun yang mendengarnya lalu terpegun seolah-olah ada
burung melintas di atas kepala mereka.
٣٢ . Sesiapa yang meminta sesuatu, pasti dipenuhinya atau jika sebaliknya ditolak dengan tutur
kata yang lemah lembut.
٣٣ . Tangan Baginda selalu terbuka kepada sesiapa sahaja tanpa pilih kasih. Baginda adalah ayah
bagi mereka semua.
٣٤ . Di mana pun Baginda berada, di situ terpancar cahaya ilmu, sikap malu & sabar serta
amanah.
01. Jangan tidur antara fajr dan Ishraq (saat ☀ muncul), Asr dan Maghrib, Maghrib dan Isha.
------------------------------
02. Hindarkan duduk dengan orang yg bau badan. Contoh (bawang) 💖
------------------------------
03. Jangan tidur dekat orang yg bicara buruk sebelum tidur.
------------------------------
04. jangan makan dan minum dengan tangan kiri.
------------------------------
05. Jangan makan makanan yg dikeluarkan dr gigimu.
------------------------------
06. Jangan membunyikan sendi2 jari.
------------------------------
07. periksa sepatumu sebelum memakainya.
------------------------------
08. Jangan memandang ke langit ketika shalat.
------------------------------
09. Jangan meludah dalam toilet.
------------------------------
10. jangan bersihkan gigi dengan arang.
------------------------------
11. Duduk/jongkok baru kenakan celana.
------------------------------
12. jangan patahkan benda keras dengan gigimu.
------------------------------
13. Jangan meniup makananmu ketika panas, tapi kamu boleh mengipasinya.
------------------------------
14. Jangan melihat kesalahan orang lain.
------------------------------
15. jangan berbicara antara iqamah dan adhan.
------------------------------
16. Jangan bicara dalam toilet.
------------------------------
17. jangan membicarakan keburukan temanmu.
------------------------------
18. Jangan membuat temanmu marah
------------------------------
19. Jgn sering melihat ke belakang ketika berjalan.
------------------------------
20. Jgn hentakkan kakimu saat berjalan.
------------------------------
21. Jgn curigaan pada temanmu.
------------------------------
22. Jgn pernah berdusta.
------------------------------
23. jgn membaui makanan saat memakannya.
------------------------------
24. bicara yg jelas agar org lain bisa memahami.
------------------------------
25. Hindari bepergian sendirian.
------------------------------
26. Jgn memutuskan sendiri namun berkonsultasilah dengan orang yg tahu.
------------------------------
27. Jangan bangga diri.
------------------------------
28. Jgn sedih dgn makananmu.
------------------------------
29. Jgn besar mulut.
------------------------------
30. Jgn mengusir pengemis.
------------------------------
31. Layani tamumu dengan baik dengan sepenuh hati.
------------------------------
32. Sabar ketika dalam kemiskinan.
------------------------------
33. Bantulah perkara kebaikan.
------------------------------
34. Pikirkanlah kesalahanmu dan bertaubatlah.
------------------------------
35. Berbuat baiklah kepada orang yg berlaku jahat padamu.
------------------------------
36. Qana'ah (hidup apa adanya)
------------------------------
37. Jgn tidur terlalu sering, menyebabkan pikun.
------------------------------
38. Bertaubatlah minimal 100 kali sehari (Istighfaar).
------------------------------
39. Jgn makan dalam keadaan gelap.
------------------------------
40. jgn makan sepenuh-penuh mulut.
------------------------------
Rasulullah S.A.W bersabda :"Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada orang
mengamalkannya,maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan
tetap memperoleh pahala."(HR. Al-Bukhari)
-------------------------------
Semoga Allah merahmatimu...! Aamiin.💖
Tiba-tiba Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil menghampiri Beliau lalu membawa beliau
ke arah sumur zamzam, setibanya di sana kemudian mereka merebahkan
tubuh Rasulullah untuk dibelah dada Beliau oleh Jibril AS.
Dalam riwayat lain disebutkan suatu malam terbuka atap rumah Beliau saw,
kemudian turun Jibril AS, lalu Jibril membelah dada beliau yang mulya
sampai di bawah perut beliau, lalu Jibril berkata kepada Mikail:
“Datangkan kepadaku nampan dengan air zam-zam agar
aku bersihkan hatinya dan aku lapangkan dadanya”.
Dan perlu diketahui bahwa penyucian ini bukan berarti hati Nabi kotor, tidak,
justru Nabi sudah diciptakan oleh Allah dengan hati yang paling suci dan mulya,
hal ini tidak lain untuk menambah kebersihan diatas kebersihan,
kesucian diatas kesucian, dan untuk lebih memantapkan dan menguatkan hati Beliau,
karena akan melakukan suatu perjalanan maha dahsyat dan penuh hikmah serta
sebagai kesiapan untuk berjumpa dengan Allah SWT.
Kemudian Jibril AS mengeluarkan hati Beliau yang mulya lalu menyucinya tiga kali,
kemudian didatangkan satu nampan emas dipenuhi hikmah dan keimanan,
kemudian dituangkan ke dalam hati beliau, maka penuhlah hati itu dengan kesabaran,
keyakinan, ilmu dan kepasrahan penuh kepada Allah, lalu ditutup kembali oleh Jibril AS.
Setelah itu disiapkan untuk Baginda Rasulullah binatang Buroq lengkap dengan pelana dan
kendalinya, binatang ini berwarna putih, lebih besar dari himar lebih rendah dari baghal,
dia letakkan telapak kakinya sejauh pandangan matanya, panjang kedua telinganya,
jika turun dia mengangkat kedua kaki depannya,
diciptakan dengan dua sayap pada sisi pahanya untuk membantu kecepatannya.
Dalam perjalanan,
Jibril menemani disebelah kanan beliau, sedangkan Mikail di sebelah kiri,
menurut riwayat Ibnu Sa’ad,
Jibril memegang sanggurdi pelana buroq, sedang Mikail memegang tali kendali.
(Mereka terus melaju, mengarungi alam Allah SWT yang penuh keajaiban dan
hikmah dengan Inayah dan RahmatNya), di tengah perjalanan mereka berhenti
di suatu tempat yang dipenuhi pohon kurma, lantas malaikat Jibril berkata:
“Turunlah disini dan sholatlah”, setelah Beliau sholat,
Jibril berkata: “Tahukah anda di mana Anda sholat?”, “Tidak”, jawab beliau,
Jibril berkata: “Anda telah sholat di Thoybah (Nama lain dari Madinah)
dan kesana anda akan berhijrah”.
Kemudian di tengah perjalanan, beliau juga bertemu dengan sekelompok kaum yang
menghantamkan batu besar ke kepala mereka sendiri sampai hancur,
setiap kali hancur, kepala yang remuk itu kembali lagi seperti semula dan begitu seterusnya.
Jibril menjelaskan bahwa mereka adalah manusia yang merasa berat untuk
melaksanakan kewajiban sholat.
Kemudian beliau juga bertemu sekelompok kaum, di hadapan mereka ada daging
yang baik yang sudah masak, sementara di sisi lain ada daging yang mentah lagi busuk,
tapi ternyata mereka lebih memilih untuk menyantap daging yang mentah lagi busuk,
ketika Rasulullah menanyakan perihal ini,
Jibril menjawab: “Mereka adalah manusia yang sudah mempunyai isteri yang halal untuknya,
tapi dia justru berzina (berselingkuh) dengan wanita yang jelek (hina),
dan begitupula mereka adalah para wanita yang mempunyai suami yang halal baginya
tapi justru dia mengajak laki-laki lain untuk berzina dengannya”.
Demikianlah perjalanan ditempuh oleh beliau SAW dengan ditemani Jibril dan Mikail,
begitu banyak keajaiban dan hikmah yang beliau temui dalam perjalanan itu sampai
akhirnya beliau berhenti di Baitul Maqdis (Masjid al Aqsho).
Beliau turun dari Buraq lalu mengikatnya pada salah satu sisi pintu masjid,
yakni tempat dimana biasanya Para Nabi mengikat buraq di sana.
Kemudian beliau masuk ke dalam masjid bersama Jibril AS, masing-masing sholat dua rakaat.
Setelah itu sekejab mata tiba-tiba masjid sudah penuh dengan sekelompok manusia,
ternyata mereka adalah para Nabi yang diutus oleh Allah SWT.
Kemudian dikumandangkan adzan dan iqamah, lantas mereka berdiri bershof-shof
menunggu siapakah yang akan mengimami mereka, kemudian Jibril AS memegang
tangan Rasulullah SAW lalu menyuruh beliau untuk maju,
kemudian mereka semua sholat dua rakaat dengan Rasulullah sebagai imam.
Beliaulah Imam (Pemimpin) para Anbiya’ dan Mursalin.
Ketika beliau dan Jibril sampai di depan pintu langit dunia (langit pertama),
ternyata disana berdiri malaikat yang bernama Ismail, malaikat ini tidak pernah naik
ke langit atasnya dan tidak pernah pula turun ke bumi kecuali disaat meninggalnya
Rasulullah SAW, dia memimpin 70 ribu tentara dari malaikat,
yang masing-masing malaikat ini membawahi 70 ribu malaikat pula.
Jibril meminta izin agar pintu langit pertama dibuka,
maka malaikat yang menjaga bertanya:“Siapakah ini?”
Jibril menjawab: “Aku Jibril.”
Malaikat itu bertanya lagi: “Siapakah yang bersamamu?”
Jibril menjawab: “Muhammad saw.”
Malaikat bertanya lagi: “Apakah beliau telah diutus (diperintah)?”
Jibril menjawab: “Benar”.
Setelah mengetahui kedatangan Rasulullah malaikat yang bermukim disana
menyambut dan memuji beliau dengan berkata:
“Selamat datang, semoga keselamatan menyertai anda wahai saudara dan pemimpin,
andalah sebaik-baik saudara dan pemimpin serta paling utamanya makhluk yang datang”.
Kemudian beliau naik ke langit kedua, seperti sebelumnya malaikat penjaga bertanya
seperti pertanyaan di langit pertama.
Akhirnya disambut kedatangan beliau SAW dan Jibril AS seperti sambutan sebelumnya.
Di langit ini beliau berjumpa Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Yahya bin Zakariya,
keduanya hampir serupa baju dan gaya rambutnya.
Masing-masing duduk bersama umatnya.
Nabi saw menyifati Nabi Isa bahwa dia berpostur sedang,
putih kemerah-merahan warna kulitnya, rambutnya lepas terurai seakan-akan
baru keluar dari hammam, karena kebersihan tubuhnya.
Nabi menyerupakannya dengan sahabat beliau ‘Urwah bin Mas’ud ats Tsaqafi.
Nabi bersalam kepada keduanya, dan dijawab salam beliau disertai sambutan:
“Selamat datang wahai saudaraku yang sholeh dan nabi yang sholeh”.
Di langit kelima, beliau berjumpa Nabi Harun bin ‘Imran AS, separuh janggutnya hitam dan
seperuhnya lagi putih (karena uban), lebat dan panjang.
Di sekitar Nabi Harun tampak umatnya sedang khusyu’ mendengarkan petuahnya.
Setelah sampai di langit keenam, beliau berjumpa beberapa nabi dengan umat
mereka masing-masing, ada seorang nabi dengan umat tidak lebih dari 10 orang,
ada lagi dengan umat di atas itu, bahkan ada lagi seorang nabi yang tidak ada pengikutnya.
Kemudian beliau melewati sekelompok umat yang sangat banyak menutupi ufuk,
ternyata mereka adalah Nabi Musa dan kaumnya. Kemudian beliau diperintah agar
mengangkat kepala beliau yang mulya, tiba-tiba beliau tertegun dan kagum karena
pandangan beliau tertuju pada sekelompok umat yang sangat banyak,
menutupi seluruh ufuk dari segala sisi, lalu ada suara:
“Itulah umatmu, dan selain mereka terdapat 70 ribu orang yang masuk surga tanpa hisab “.
Pada tahapan langit keenam inilah beliau berjumpa dengan Nabi Musa AS,
seorang nabi dengan postur tubuh tinggi, putih kemerah-merahan kulit beliau.
Nabi saw bersalam kepadanya dan dijawab oleh beliau disertai dengan doa.
Setelah itu Nabi Musa berkata: “Manusia mengaku bahwa aku adalah paling mulyanya
manusia di sisi Allah, padahal dia (Rasulullah saw) lebih mulya di sisi Allah daripada aku”.
Setelah Rasulullah melewati Nabi Musa, beliau menangis.
Kemudian ditanya akan hal tersebut. Beliau menjawab: “Aku menangis karena seorang
pemuda yang diutus jauh setelah aku, tapi umatnya lebih banyak masuk surga daripada umatku”.
Kemudian Rasulullah diangkat sampai ke Sidratul Muntaha, sebuah pohon amat besar
sehingga seorang penunggang kuda yang cepat tidak akan mampu untuk mengelilingi
bayangan di bawahnya sekalipun memakan waktu 70 tahun.
Dari bawahnya memancar sungai air yang tidak berubah bau, rasa dan warnanya,
sungai susu yang putih bersih serta sungai madu yang jernih.
Penuh dengan hiasan permata zamrud dan sebagainya sehingga tidak seorang pun
mampu melukiskan keindahannya. Kemudian beliau saw diangkat sampai akhirnya
berada di hadapan telaga Al Kautsar, telaga khusus milik beliau saw.
Setelah itu beliau memasuki surga dan melihat disana berbagai macam kenikmatan
yang belum pernah dipandang mata, didengar telinga dan terlintas dalam hati setiap insan.
Begitu pula ditampakkan kepada beliau neraka yang dijaga oleh malaikat Malik,
malaikat yang tidak pernah tersenyum sedikitpun dan tampak kemurkaan di wajahnya.
Dalam satu riwayat, setelah beliau melihat surga dan neraka, maka untuk kedua kalinya
beliau diangkat ke Sidratul Muntaha, lalu beliau diliputi oleh awan dengan beraneka warna,
pada saat inilah Jibril mundur dan membiarkan Rasulullah berjalan seorang diri,
karena Jibril tahu hanya beliaulah yang mampu untuk melakukan hal ini,
berjumpa dengan Allah SWT.
Setelah berada di tempat yang ditentukan oleh Allah, tempat yang tidak seorang
makhlukpun diizinkan berdiri disana, tempat yang tidak seorangpun makhluk mampu
mencapainya, beliau melihatNya dengan mata beliau yang mulya.
Saat itu langsung beliau bersujud di hadapan Allah SWT.
Allah berfirman: “Wahai Muhammad.”
“Labbaik wahai Rabbku”, sabda beliau.
“Mintalah sesuka hatimu”, firman Nya.
Nabi bersabda: “Ya Allah,
Engkau telah menjadikan Ibrahim sebagai Khalil (kawan dekat),
Engkau mengajak bicara Musa,
Engkau berikan Dawud kerajaan dan kekuasaan yang besar,
Engkau berikan Sulaiman kerajaan agung lalu ditundukkan kepadanya jin,
manusia dan syaitan serta angin,
Engkau ajarkan Isa at Taurat dan Injil dan
Engkau jadikan dia dapat mengobati orang yang buta dan belang serta
menghidupkan orang mati”.
Maka aku beritahukan hal ini kepada Musa, namun tetap dia berkata:
“Kembalilah kepada Rabbmu agar minta keringanan”,
Maka aku katakan kepadanya:
“Aku telah berkali-kali kembali kepadaNya sampai aku malu kepadaNYa”.
Setelah beliau menerima perintah ini, maka beliau turun sampai akhirnya menaiki
buraq kembali ke kota Makkah al Mukarromah, sedang saat itu masih belum tiba fajar.
Pagi harinya beliau memberitahukan mukjizat yang agung ini kepada umatnya,
maka sebagian besar diantara mereka mendustakan bahkan mengatakan
nabi telah gila dan tukang sihir, saat itu pertama umat yang membenarkan dan
mempercayai beliau adalah Sayyiduna Abu Bakar,
maka pantaslah beliau bergelar As Shiddiq, bahkan tidak sedikit diantara mereka
yang tadinya beriman, kembali murtad keluar dari syariat.
Sungguh keimanan itu intinya adalah membenarkan dan percaya serta pasrah
terhadap semua yang dibawa dan diberitakan Nabi Muhammad SAW,
sebab beliau tidak mungkin berbohong apalagi berkhianat dalam Risalah dan Dakwah beliau.
Beliaulah Nabi yang mendapat gelar Al Amiin (dipercaya), Ash Shoodiq (selalu jujur) dan
Al Mashduuq (yang dibenarkan segala ucapannya).
Sumber :
Kitab Al Anwaarul Bahiyyah dan Dzikrayaat wa Munaasabaat, keduanya
Karya Al Imam Al Muhaddits As Sayyid Muhammad bin Alawy al Maliky al Hasany R.A
Peristiwa ini dialami Rasulullah SAW,pada tahun duka cita ('amul hazan) karena ke 2 orang
kesayangan Rasulullah SAW wafat,yaitu paman beliau Abu Thalib.
dan istri tercinta beliau sayyidah Khadijah.
Kemudian Allah ta'ala menyenangi hati Rasulullah SAW dengan meng'Isro Mi'rojkan Rasulullah
SAW.
Allah ta'ala menyuruh malaikat Jibril untuk membelah dada Rasulullah SAW untuk mensucikan
hati Rasulullah SAW.padahal hati beliau sebelumnya sangatlah suci dan bersih,akan tetapi Allah
SWT yang menyuruh supaya dibersihkan lagi dengan air zam-zam yang ada disurga.
Pembedahan dada Rasulullah saw oleh malaikat Jibril terjadi 2x. pertama pada saat beliau waktu
kecil masih dalam anak-anak saat bermain dengan teman sebaya beliau,
kedua pada saat Isro Mi'roj.
Kemudian Allah SWT menyuruh malaikat Jibril untuk memilih buroq dari surga sebagai
tunggangan Rasulullah SAW
karena di syurga itu sangat banyak buroq yang berwarna putih dan gagah.
Tapi ada 1 buroq yang sedih yang lesu tampak seperti sakit.Kemudian malaikat Jibril bertanya
kepada buroq"kenapa engkau sedih wahai buroq?
Dijawab buroq"aku sangat rindu kepada yang namanya Rasulullah" bahkan sampai aku sakit dan
lesu seperti ini hanya karena rindu dengan beliau.Semua buroq yang ada
di syurga semuanya gagah dan gembira tetapi satu buroq itu saja yang lesu betapa sangat
rindunya sama Rasulullah SAW.
Kemudian malaikat Jibril memilih buroq yang sakit dan lesu tadi sebagai tunggangan Rasulullah
SAW. Setelah malaikat Jibril menyuruh Rasulullah naik ke buroq tadi,buroq tadi akhirnya
gembira dan tidak lesu lagi bahkan menjadi gagah perkasa karena yang dirindukannya
menungganginya.Kecepatan buroq tadi sangat cepat bahkan lebih cepat dari buroq yang
lainnya.kecepatan buroq itu melebihi kilat menyambar,buroq ini lebih besar dari keledai dan
lebih kecil dari kuda.
Berbagai macam kejadian yang Rasulullah SAW lihat dalam perjalanan,akhirnya Sampai
kelangit pertama bertemu dengan nabi Adam as.ringkas kata,sampai kelangit ke-7 Rasulullah
SAW bertemu nabi Musa as dan kemudian menuju sidrotil muntaha tempat dimana Rasulullah
SAW bertemu dzat wajibul wujud Allah ta'ala yang mana semua Nabi dan malaikat tidak bisa
menuju kesana cuma Rasulullah SAW saja yang bisa.
Disitulah Allah ta'ala bertemu dzat wajibul wujudnya yang Laisa kamitslihi syai'un tidak ada
seumpamanya Allah ta'ala dengan sesuatu yang Allah ta'ala menampakkan dzat wajibul
wujudnya kepada Rasulullah SAW.
Kemudian Rasulullah SAW,mendapat perintah dari Allah ta'ala untuk ummat beliau, yaitu shalat
50 waktu dalam sehari.
Rasulullah SAW turun kelangit ke-7 bertemu nabi Musa As.
Hikmahnya nabi Musa a.s menyuruh bolak- balik adalah nabi Musa a.s ingin selalu melihat
wajahnya Rasulullah SAW,sampai-sampai di riwayatkan Nabi Musa a.s rela melepaskan
kenabian dan kerasulannya demi menjadi ummatnya Rasulullah SAW.
Kejadian Rasulullah bolak-balik tadi sampai 9x jadi yang terakhir yaitu sisa 5 waktu saja.
Oleh karena itu,shalat 5 waktu dzuhur,ashar,maghrib,isya dan shubuh adalah Perintah dan oleh-
oleh Rasulullah SAW.
Dari sidrotil muntaha pada peristiwa Isro Mi'roj dimalam hari dan kejadian ini memakan
hanya 1 malam saja pada tanggal 27 Rajab.
Dan bermula orang yang pertama kali membenarkan dan percaya kepada Rasulullah SAW pada
isro mi'roj adalah sayyidina Abu Bakar AsShiddiq.
Maka dari itu awal-awal nya diberi gelar asShiddiq,sayyidina Abu Bakar membenarkan dan
percaya kepada Rasulullah SAW.
Maka dari itu shalat 5 waktu wajib bagi ummat muslim khususnya bagi ummat Nabi Muhammad
SAW yang baligh dan berakal.
Ketika pidato Nabi mencapai poin ini, kebisuan total melanda pertemuan itu. Ali, remaja berusia lima
belas tahun, memecahkan kebisuan itu. Ia bangkit seraya berkata dengan mantap, Wahai Nabi Allah,
saya siap mendukung Anda. Nabi menyuruhnya duduk. Nabi mengulang tiga kali ucapannya, tapi tak ada
yang menyambut kecuali Ali yang terus melontarkan jawaban yang sama. Beliau lalu berpaling kepada
kerabatnya seraya berkata, Pemuda ini adalah saudara, washi, dan khalifah saya diantara kalian.
Dengarkanlah kata-katanya dan ikuti dia”.
Pemakluman khilafah (imamah) Ali di hari-hari awal kenabian Muhammad memperlihatkan bahwa dua
kedudukan ini berkaitan satu sama lain. Ketika Rosulullah diperkenalkan kepada masyarakat, khalifahnya
juga ditunjuk dan diperkenalkan pada hari itu juga. Ini dengan sendirinya menunjukkan bahwa kenabian
dan imamah merupakan dua hal yang tak terpisahkan.
Peristiwa diatas membuktikan heroisme spiritual dan kebenaran Ali. Karena, dalam pertemuan di mana
orang-orang tua dan berpengalaman tenggelam dalam keraguan dan keheranan, ia menyatakan
dukungan dan pengabdian dengan keberanian sempurna dan mengungkapkan permusuhannya
terhadap musuh Nabi tanpa menempuh jalan politisi yang mengangkat diri sendiri. Kendati waktu itu ia
yang termuda diantara yang hadir, pergaulannya yang lama dengan Nabi telah menyiapkan pikirannya
untuk menerima kenyataan, sementara para sesepuh bangsa ragu-ragu untuk menerimanya.
Setelah berdakwah kepada kaum kerabatnya, Nabi berdakwah terang-terangan kepada kaum Quraisy.
Muhammad, berbekal kesabaran, keyakinan, kegigihan, dan keuletan dalam berdakwah terus-menerus
dan tidak menghiraukan orang-orang musrik yang terus menghardik dan mengejeknya. Banyak yang
cara yang dilakukan kaum Quraisy untuk menghentikan Muhammad, suatu saat Abu Tholib sedang
duduk bersama keponakannya. Juru bicara rombongan yang mendatangi rumah Abu Tholib membuka
pembicaraan dengan berkata,Wahai Abu Tholib! Muhammad mencerai-beraikan barisan kita dan
menciptakan perselisihan diantara kita. Ia merendahkan kita dan mencemooh kita dan berhala kita. Jika
ia melakukan itu karena kemiskinan dan kepapaannya, kami siap menyerahkan harta berlimpah
kepadanya. Jika ia menginginkan kedudukan, kami siap menerimanya sebagai penguasa kami dan kami
akan mengikuti perintahnya. Bila ia sakit dan membutuhkan pengobatan, kami akan membawakan tabib
ahli untuk merawatnyaa.
Abu Tholib berpaling kepada Nabi seraya berkata,Para sesepuh anda datang untuk meminta Anda
berhenti mengkritik berhala supaya mereka pun tidak mengganggu Anda. Nabi menjawab,Saya tidak
menginginkan apa pun dari mereka. Bertentangan dengan empat tawaran itu, mereka harus menerima
satu kata dari saya, yang dengan itu mereka dapat memerintah bangsa Arab dan menjadikan bangsa
Ajam sebagai pengikut mereka. Abu Jahal bangkit sambil berkata, Kami siap sepuluh kali untuk
mendengarnya. Nabi menjawab, Kalian harus mengakui keesaan Tuhan. Kata-kata tak terduga dari Nabi
ini laksana air dingin ditumpahkan ke ceret panas. Mereka demikian heran, kecewa, dan putus asa
sehingga serentak mereka berkata,†Haruskah kita mengabaikan 360 Tuhan dan menyembah kepada
satu Allah saja?
Orang Quraisy meninggalkan rumah Abu Tholib dengan wajah dan mata terbakar kemarahan. Mereka
terus memikirkan cara untuk mencapai tujuan mereka. Dalam ayat berikut, kejadian itu dikatakan,
Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan dari kalangan mereka; dan
orang-orang kafir berkata, Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta. Mengapa ia menjadikan
tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja ? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat
mengherankan. Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka [seraya berkata], Pergilah kamu dan tetaplah
[menyembah] tuhan-tuhanmu, sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki. Kami tidak
pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir ini; ini(mengesakan Allah) tidak lain kecuali dusta
yang diada-adakan.
Banyak sekali contoh penganiayaan dan penyiksaan kaum Quraisy, Tiap hari nabi menghadapi
penganiayaan baru. Misalnya, suatu hari Uqbah bin Abi Muath melihat Nabi bertawaf, lalu menyiksanya.
Ia menjerat leher Nabi dengan serbannya dan menyeret beliau ke luar masjid. Beberapa orang datang
membebaskan Nabi karena takut kepada Bani Hasyim. Dan masih banyak lagi. Nabi menyadari dan
prihatin terhadap kondisi kaum Muslim. Kendati beliau mendapat dukungan dan lindungan Bani Hasyim,
kebanyakan pengikutnya budak wanita dan pria serta beberapa orang tak terlindung. Para pemimpin
Quraisy menganiaya orang-orang ini terus-menerus , para pemimpin terkemuka berbagai suku menyiksa
anggota suku mereka sendiri yang memeluk Islam. Maka ketika para sahabatnya meminta nasihatnya
menyangkut hijrah, Nabi menjawab, Ke Etiopia akan lebih mantap. Penguasanya kuat dan adil, dan tak
ada orang yang ditindas di sana. Tanah negeri itu baik dan bersih, dan Anda boleh tinggal di sana sampai
Allah menolong Anda.
Pasukan Syirik Quraisy kehabisan akal untuk menghancurkan Muhammad, maka mereka melakukan
propaganda anti Muhammad, diantaranya mereka memfitnah Nabi, Bersikeras menjuluki Nabi Gila,
larangan mendengarkan Al-Qur'an, menghalangi orang masuk Islam, sehingga Allah mengabadikan
perkataan orang-orang keji ini dan menunjukkan sesatnya perkataan mereka, dalam Al-Qur'an Allah
berfirman
Demikianlah, tiada seorang rosul pun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka selain
mengatakan, Ia adalah seorang tukang sihir atau orang gila. Apakah mereka saling berpesan tentang apa
yang dikatakan itu ? Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas.
Kaum Quraisy pun gagal melakukan berbagai macam cara untuk menghalangi usaha Muhammad, dan
menghalangi orang-orang untuk mengikuti agama Tuhan Yang Esa. Mereka pun melakukan Blokade
ekonomi yang membuat banyak kaum muslim, terutama kaum wanita dan anak-anak kelaparan. Nabi
dan para pengikutnya masuk ke Syi’ib Abu Tholib, yang diikuti pendamping hidupnya, Khodijah,
dengan membawa serta Fatimah AS. Orang-orang Quraisy mengepung mereka di Syi’ib itu selama
tiga tahun. Dan akhirnya tahun-tahun blokade itu pun berakhir. Dan keluarlah sang bintang bersama
keluarga dan sahabatnya dari pengepungan. Allah telah menetapkan kemenangan bagi mereka, dan
Khodijah pun berhasil pula keluar dari pengepungan dalam keadaan amat berat dan menderita, Beliau
telah hidup dengan kehidupan yang menjadi teladan Istimewa bagi kalangan kaum wanita. Ajal Khodijah
sudah dekat. Allah telah memilihnya untuk mendampingi Rosulullah Saww., dan dia telah berhasil
menunaikan tugas dengan baik. Khodijah akhirnya meninggal pada tahun itu juga. Yakni, pada saat kaum
Muslim keluar dari blokade orang-orang Quraisy, tahun kesepuluh sesudah Kenabian. Pada tahun yang
sama, paman Rosul (Abu Tholib) meninggal dunia, yang sekaligus sebagai pelindung dakwa Muhammad.
Sungguh Nabi mengalami kesedihan yang amat berat. Beliau kehilangan Khodijah, dan juga pamannya
yang menjadi pelindung, dan pembelanya. Itu sebabnya, maka tahun ini dinamakan Am Al-Huzn (Tahun
Duka cita). Bukan hanya Rosul yang terpukul hatinya, Fatimah, yang belum kenyang mengenyam kasih
sayang seorang ibu dan kelembutan belaiannya, ikut pula menanggungnya. Kedukaan menyelimuti dan
menindihnya di tahun penuh kesedihan itu.Fatimah kehilangan ibundanya, berpisah dari orang yang
menjadi sumber cintanya dan kasih sayangnya. Acap kali dia bertanya kepada ayahandanya, Ayah,
kemana Ibu? Kalau sudah begini, tangisnya pecah, air matanya meleleh, dan kesedihan menerpa
hatinya. Rosul merasakan betapa berat kesedihan yang ditanggung putrinya. Setelah wafatnya Abu
Tholib kaum Kafir Quraisy semakin berani menganggu Muhammad, akhirnya Muhammad berhijrah ke
Yastrib, peristiwa hijrahnya Nabi ke Yastrib, merupakan momen awal dari lahirnya negara Islam.
Penduduk Yastrib bersedia memikul tanggung jawab bagi keselamatan Nabi. Di bulan Robiul Awwal
tahun ini, saat hijrahnya Nabi terjadi, tak ada seorang muslim pun yang tertinggal di Mekah kecuali Nabi,
Ali dan Abu Bakar, dan segelintir orang yang ditahan Quraisy atau karena sakit,dan lanjut usia.
Kaum Quraisy yang berada di Mekah akhirnya membuat kesepakatan untuk membunuh Muhammad di
malam hari, dan masing-masing suku mempunyai wakil, sehingga Bani Hasyim tidak dapat menuntut
balas atas kematian Muhammad. Orang-orang ini memang bodoh, mereka mengira Muhammad dapat
dihancurkan hanya dengan cara seperti ini, seperti urusan duniawi mereka. Jibril datang memberitahu
Nabi tentang rencana kejam kaum kafir itu. Al-Qur'an merujuk pada kejadian itu dengan kata-kata,
Dan [ingatlah] ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap
dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah
menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.
Ali berbaring melewati cobaan yang mengerikan demi keselamatan Islam menggantikan Nabi, sejak
sore. Ia bukan orang tua yang lanjut usia, tapi seorang anak muda yang begitu berani mengorbankan
nyawanya untuk sang Nabi, ia, yang bersama Khodijah adalah orang yang pertama-tama beriman
kepada Nabi, dialah orang yang rela berkorban untuk Nabi, Ali, sekali lagi ˜Ali. Kepadanya Nabi
berkata,Tidurlah di ranjang saya malam ini dan tutupi tubuh Anda dengan selimut hijau yang biasa saya
gunakan, karena musuh telah bersekongkol membunuh saya. Saya harus berhijrah ke Yastrib. Ali
menempati ranjang Nabi sejak sore. Ketika tiga perempat malam lewat, empat puluh orang mengepung
rumah nabi dan mengintipnya melalui celah. Mereka melihat keadaan rumah seperti biasanya, dan
menyangka bahwa orang yang sedang tidur di kamar itu adalah Nab
~::*SAAT
KHADIJAH JATUH CINTA PADA NABI
MUHAMMAD SAW
ﺑﺮﻛﺎﺗﻪ ﻭ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﺍﻟﺴﻼﻡ
oleh Muslimah Sholehah pada 22
November 2010 jam 16:01
Wanita mana yang tidak terpikat oleh
pemuda seperti ini? Ia tampan, kaya,
cerdas, keturunan orang terhormat,
dan paling mulia akhlaknya di Jazirah
Arab.
Menjelang tengah hari, sebuah
kafilah dagang dari negeri Syam tiba
di Makkah. Tak lama kemudian kafilah
dagang itu memasuki pelataran
sebuah rumah besar dan bagus.
Dari dalam terlihat seorang wanita
berusia bergegas ke luar dan
menyambut kafilah dagang yang
sangat dinantikannya. Dari mimik
mukanya tampak gurat-urat
kegembiraan. Tak lama kemudian,
terjadi percakapan antara wanita
yang bernama Siti Khadijah itu
dengan Nabi Muhammad bin
Abdullah, pemuda yang memimpin
kafilah dagang.
Didengarkannya
pemuda Nabi Muhammad berbicara
dengan bahasa yang begitu fasih
tentang perjalanan dagangnya ke
negeri Syam, serta keuntungan yang
diperoleh dari perdagangan tersebut.
Demikian juga, Khadijah mendengar
penjelasan Muhammad tentang
barang-barang dari Syam yang
berhasil ia bawa beserta kafilahnya.
Khadijah sangat gembira dan terlihat
antusias sekali mendengarkan cerita
tersebut.
Sesaat kemudian datanglah Maisarah;
orang kepercayaan Khadijah yang
menyertai Nabi Muhammad
berdagang ke Syam. Ia pun
menceritakan pengalaman-
pengalaman yang ditemuinya selama
perjalanan. Semua yang diceritakan
Maisarah makin menambah
pengetahuan Khadijah tentang Nabi
Muhammad. Sebelumnya, Khadijah
pun tahu bahwa Nabi Muhammad
adalah sosok pemuda yang sangat
mulia akhlaknya. Dalam waktu yang
singkat, rasa simpati itu berubah
menjadi rasa cinta.
Khadijah tertarik
untuk menjadikan Nabi Muhammad
bin Abdullah sebagai pendamping
hidup.
Apa yang menyebabkan Siti Khadijah
simpati lalu jatuh hati pada sosok
pemuda Nabi Muhammad? Bukankah
Khadijah adalah seorang konglomerat
wanita terkaya di Makkah saat itu,
sedangkan nabi Muhammad hanya
seorang 'pemuda biasa'? Mengapa
pula Khadijah 'berani' menjadikan
Nabi Muhammad sebagai suami,
bahkan ia yang berinisiatif
melamarnya, padahal sebelumnya
banyak pembesar Quraisy yang
mengajukan lamaran, dan semuanya
ditolak?
Ada beberapa faktor penyebab.
Pertama, faktor kesepadanan atau
kesekufuan. Adalah sesuatu yang
wajar bila seseorang jatuh cinta pada
orang yang memiliki banyak kesamaan
dengan dirinya daripada perbedaan.
Orang pun akan cenderung memilih
pendamping hidup yang sekufu
(sederajat), baik dari sisi harta,
ideologi, gaya hidup, keilmuan, dan
kepribadian.
Khadijah mencintai Rasulullah SAW,
boleh jadi, disebabkan karena Nabi
Muhammad Rasulullah SAW memiliki
banyak 'kesamaan' dengan dirinya.
Khadijah adalah wanita mulia,Nabi
Muhammad SAW pun seorang lelaki
mulia, sehingga Khadijah pun
cenderung memilih pendamping yang
akhlaknya mulia. Khadijah adalah
seorang konglomerat, sedangkan
Rasul seorang entrepreneur dan
marketer yang hebat. Rasul berasal
dari keturunan orang-orang
terpandang, begitupun Khadijah.
Kedua karakter yang memiliki banyak
kesamaan ini jelas lebih mudah
bersatu. Di luar ketentuan Allah SWT,
Khadijah tertarik pada Rasulullah
SAW karena beliau adalah seorang
profesional. Sampai usia 25 tahun,
Rasul telah melewati tahap-tahap
kehidupan sebagai seorang
profesional di bidangnya (pedagang).
Mengkaji pribadi Rasulullah SAW, kita
akan mendapatkan jiwa
entrepreneurship yang sudah
dipupuk sejak usia 12 tahun, tatkala
pamannya Abu Thalib mengajak
melakukan perjalanan bisnis ke Syam,
negeri meliputi: Suriah, Yordania,
dan Lebanon saat ini. Demikian juga
sebagai seorang yatim piatu yang
tumbuh besar bersama pamannya,
Beliau telah ditempa untuk tumbuh
sebagai seorang wirausahawan yang
mendiri. Maka ketika pamannya tidak
bisa lagi terjun langsung menangani
usaha, pada usia 17 tahun Nabi
Muhammad telah diserahi wewenang
penuh untuk mengurusi seluruh
bisnis pamannya. Kedua, dilihat dari
segi fisik Rasulullah SAW sangat sulit
dikatakan jelek.