PENDAHULUAN
Saat ini kita sedang menghadapi revolusi industri keempat yang dikenal
dengan revolusi industri 4.0. Revolusi ini merupakan era inovasi disruptif, dimana
era ini berkembang sangat pesat, sehingga membawa dampak terciptanya pasar
baru bahkan lebih dasyatnya lagi era ini mampu mengganggu atau merusak pasar
yang sudah ada, menggantikan teknologi yang sudah ada. Era digital ini bukan
hanya berdampak pada bidang industri saja akan tetapi berdampak ke segala aspek
kehidupan manusia di dunia tanpa kecuali dunia pendidikan.
Dari data yang telah Peneliti ambil pada 28 siswa kelas 3C di SDN 24 Kota
Bengkulu menunjukkan hasil bahwa 100% dari seluruh siswa tersebut menyukai
game online dan rata-rata waktu bermain game online pada siswa yakni mencapai
kurang lebih 5,4 jam dalam sehari.
1
Sebuah studi pada tahun 2014 lalu yang disebut “Electronic Gaming and
Psychosocial Adjustment” mengklaim telah menemukan waktu permainan ideal
yang akan menguntungkan anak-anak, yakni satu jam per hari. Studi tersebut
menemukan bahwa anak-anak yang bermain video game selama satu jam atau
kurang setiap hari rata-rata lebih sosial dan puas daripada anak-anak yang tidak
bermain video game. Akan tetapi, jika mereka melampaui batas waktu, penelitian
tersebut mendapati bahwa efek positifnya justru akan lenyap.
2
kemajuan dalam bidang matematika. Maka konsep-konsep matematika selalu
melekat pada berbagai mata pelajaran yang diajarkan pada pendidikan formal
seperti pada pelajran fisika, kimia, biologi, ekonomi, sosial, agama, geografi,
sehingga penguasaan konsep-konsep matematika merupakan prasyarat untuk
dapat memahami dan mengembangkan cabang ilmu-ilmu lainnya.
Oleh karena itu, seharusnya hal ini mendorong kita untuk lebih berani
melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran matematika yang berlangsung
hingga saat ini. Misalnya, melakukan pengembangan pendekatan metode yang
dapat merespon tuntutan zaman, yakni yang mendukung ke arah pembelajaran
matematika pada penerapan dalam kehidupan nyata, sehingga penguasaan konsep
matematika oleh anak dapat dimaksudkan bukan hanya sebagai bekal dalam
melanjutkan studi pada jenjangyang lebih tinggi, tetapi juga dapat digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.
Operasi bilangan merupakan suatu bagian yang penting yang terdapat dalam
konsep matematika, mempelajarinya menjadi dasar dan landasan awal untuk
memahami operasi bilangan yang lebih luas lagi yang akan terus anak temukan
pada jenjang pendidikan formal selanjutnya, maka penguasaan konsep
3
matematika pada anak di tingkat dasar sangatlah penting dan berguna di
kehidupannya di masa yang akan datang.
4
1. Bagaimana gambaran awal penguasaan konsep materi operasi bilangan pada
murid kelas 3C di SDN 24 Kota Bengkulu sebelum dilaksanakan penelitian
dengan menggunakan permainan tradisional “Palak Babi” modifikasi ?
2. Apakah terdapat perbedaan penguasaan konsep operasi bilangan pada murid
kelas 3C di SDN 24 Kota Bengkulu sebelum perlakuan dan sesudah
perlakuan antara murid yang memperoleh permainan tradisional “Palak
Babi” modifikasi dengan murid yang memperoleh metode pembelajaran
konvensional?
3. Apakah permainan tradisional “Palak Babi” memberikan kemudahan bagi
murid kelas 3C di SDN 24 Kota Bengkulu dalam pembelajaran matematika?
bilangan.
5
tradisional “Palak Babi” modifikasi dengan murid yang memperoleh
metode pembelajaran konvensional.
3. Untuk mengetahui apakah permainan tradisional “Palak Babi” memberikan
kemudahan bagi murid kelas 3C di SDN 24 Kota Bengkulu dalam
pembelajaran matematika.
BAB I PENDAHULUAN
6
Pada bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan
Pada bab ini membahas tentang landasan teori sebagai referensi dalam
dibahas.
Pada bab ini membahas tentang metode pengumpulan data yang digunakan
Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian yang berupa pengaruh
BAB V PENUTUP
Pada bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran yang didapatkan dari
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
2.1. LandasanTeori
8
mengandung nilai-nilai kearifan lokal. Sejalan dengan pernyataan tersebut,
Marzoan&Hamidi (2017: 46)
2.1.2 Etnomatematika
9
Istilah ethnomathematics yang selanjutnya disebut etnomatematika
diperkenalkan oleh D’Ambrosio, seorang matematikawan Brasil 1977. Definisi
etnomatematika menurut D’Ambrosio adalah :The prefix ethno is today accepted
as a very broad term that refers to the social cultural context and therefore
includes language, jargon, and codes of behavior, myths, and simbols. The
derivation of mathema is difficult, but tends to mean to explain, to know, to
understand, and to do activities such as ciphering, measuring, classifying,
inferring, and modeling. The suffix tics is derived from techne, and has the same
root as technique (Rosa & Orey, 2011:35)
Secara bahasa, awalan “ethno” diartikan sebagai sesuatu yang sangat luas
yang mengacu pada konteks sosial budaya, termasuk bahasa, jargon, kode
perilaku, mitos, dan simbol. Kata dasar “mathema” cenderung berarti
menjelaskan, mengetahui, memahami, dan melakukan kegiatan seperti
pengkodean, mengukur, mengklasifikasi, menyimpulkan, dan pemodelan.
Akhiran “tics” berasal dari techne, dan bermakna sama seperti teknik.
Sejalan dengan pendapat di atas ada juga pendapat Powel (1997:16) yang
menyatakan bahwa “The mathematics which is practiced among identifiable
cultural groups such as national-tribe societies, labour groups, children of certain
age brackets and professional classes”. Jadipendapat Powel dan Orey hampir
mirip. Namun ada tambahan dari Powel yang menyatakan bahwa matematika
yang dipraktekkan diantara kelompok budaya diidentifikasi seperti masyarakat
nasional suku, kelompok buruh, anak-anak dari kelompok usia tertentu dan
kelompok professional.
10
and techniques (tics) of explanation of understanding, and of coping with the
natural and cultural environment (mathema) in distinct cultural systems (ethnos)”.
11
2.2.2 Pembelajaran Menggunakan Metode Permainan
12
Melalui kedua pendapat para ahli di atas, penulis mengambil kesimpulan
bahwa permainan dalam matematika adalah suatu kegiatan menggembirakan yang
menunjang tujuan intruksional matematika. Permainan matematika dalam
penelitian ini akan menggunakan aturan-aturan tertentu dan seorang/kelompok
yang memenangkan permainan. Aturan-aturan tertentu dibuat agar konsep
pembelajaran matematika akan terserap secara terarah sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
13
2.2.4 Manfaat Menggunakan Metode Permainan
14
BAB III
METODE PENULISAN
pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti guna mendapatkan data yang
relevan. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
Bengkulu dan objek dalam penelitian ini permainan tradisional palak babi.
15
3.4.2. Observasi
3.4.3. Dokumentasi
Studi Pustaka Untuk kelengkapan data dan informasi dalam penelitian ini,
maka peneliti menambahkan data dari buku-buku, literatur, karya tulis ilmiah,
artikel dari internet, dan sumber lain yang relevan dengan permasalahan yang
diteliti dalam hal ini mengenai “Metode Pembelajaran Matematika dengan
Permainan Tradisional PalakBabi di SDN 24 Kota Bengkulu.”
Data dikumpulkan oleh peneliti berupa data dari hasil angket, observasi,
dokumentasi yang dicatat dalam catatan lapangan.
16
3.5.2. Penyajian Data
17
3.6.Kerangka Berpikir
Pelestarian Budaya
Permainan
Permainan Tradisional
Palak Babi
18
BAB IV
kelas 3C di SDN 24 Kota Bengkulu adalah palak babi. Dan permainan tradisional
3. Tim yang menang akan bermain pertama, sedangkan tim yang kalah
menjaga di luar daerah pukulan.
19
5. Saat tongkat kecil telah terpukul, maka tim yang menjaga harus berusaha
menangkap tongkat tersebut, apabila tongkat tersebut berhasil ditangkap,
maka tim yang menjaga mempunyai kesempatan untuk bertukar posisi
dengan tim yang memukul itu dengan cara tongkat panjang di letakkan di
antara 2 buah batu tempat tongkat pendek tadi diletakkan, lalu pemain
yang berhasil menangkap tongkat pendek tadi harus melemparkan tongkat
pendek itu supaya mengenai tongkat panjang maka tim yang menjaga dan
memukul akan bertukar posisi. Tetapi, apabila tongkat pendek yang
dilempar tidak mengenai tongkat panjang, maka tidak ada pertukaran
posisi dan permaianan kembali dilanjutkan dengan pemukul berikutnya.
6. Namun apabila tongkat pendek telah terpukul dan tim yang menjaga tidak
dapat menangkap tongkat tersebut, maka tim yang memukul akan
menghitung jarak antara batu dengan tongkat pendek tersebut
menggunakan tongkat panjang.inilah yang nantinya akan menjadi kegiatan
berhitung untuk murid sekolah dasar dan mengetahu jarak tersebut dengan
operasi bilanga.
20
4.2 Penguasaan Konsep Operasi Bilangan
1. Agam Palencia 50 40
2. Aisyah Fitri 40 30
21
4. Anisha Arian Sari 50 50
8. Estepania Enjelika 70 80
9. Ezi Cantika 50 60
14. M. Fadli A 50 40
19. M. Ibrahim 60 70
28. Yansa 50 50
Rata-rata 49 55
22
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425262728
23
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Suryana, M. (2010, November 14). Model Praktis Penelitian Kuantitaif
dan Kualitatif. Dipetik Oktober 31, 2019, dari
Academia.edu/11753339/METODOLOGI_PENELITIAN: idtesisjogja.com
surabaya: visimedia
Prof. Suyanto, p. &. (2009). betapa mudah menyusun tulisan ilmiah. yogyakarta:
erlangga.
25
26