Pancasila Sebagai Etika Politik
Pancasila Sebagai Etika Politik
PENDAHULUAN
berpolitik, etika politik Indonesia tertanam dalam jiwa Pancasila. Kesadaran etika
yang merupakan kesadaran relational akan tumbuh subur bagi warga masyarakat
juga akan lebih berkembang ketika nilai dan moral Pancasila itu dapat di terapkan
suatu nilai sehingga merupakan sumber dari segala penjabaran dari norma baik
norma hukum, norma moral maupun norma kenegaraan lainya. Dalam filsafat
pemikiran ini merupakan suatu nilai, Oleh karena itu suatu pemikiran filsafat tidak
tindakan atau aspek praksis melainkan suatu nilai yan bersifat mendasar.
1
Nilai-nilai pancasila kemudian dijabarkan dalam suatu norma yang jelas
sehingga merupakan suatu pedoman. Norma tersebut meliputi norma moral yaitu
yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut baik
maupun buruk. Kemudian yang ke dua adalah norma hukum yaitu suatu sistem
Pancasila juga merupakan suatu cita-cita moral yang luhur yang terwujud dalam
normatif ataupun praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang
merupakan sumber hukum baik meliputi norma moral maupun norma hukum,
yang pada giliranya harus dijabarkan lebih lanjut dalam norma-norma etika, moral
2
7. Nilai-nilai apa yang tergandung dalam pancasila sebagai sumber etika
politik ?
.1.3 Tujuan
sumber etika.
BAB II
3
PEMBAHASAN
Nilai (value) adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu
benda untuk memuaskan manusia. Sifat dari suatu benda yang menyebabkan
menarik minat seseorang atau kelompok. Jadi nilai itu pada hakikatnya adalah
sifat dan kualitas yang melekat pada suatu obyeknya. Dengan demikian,maka
kenyataan lainnya.
filsafat yaitu filsafat nilai (Axiology, theory of value). Filsafat sering juga
diartikan sebagai ilmu tentang nilai-nilai. Istilah nilai di dalam bidang filsafat
dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya “kebiasaan” (wath)
atau kebaikan (goodness) dan kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan
Nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, indah, memperkaya batin dan
4
Nilai sebagai suatu sistem (sistem nilai) merupakan salah satu wujud
dan ide tentang sesuatu adalah wujud kebudayaan sebagai sistem nilai. Nilai
segi kemanusiaan yang luhur, sedangkan nilai politik berpusat pada kekuasaan
(motivator) sikap dan perilaku manusia. Nilai sebagai suatu sistem merupakan
salah satu wujud kebudayaan di samping sistem sosial dan karya. Oleh karena
masyarakat pada enam macam, yaitu : nilai teori, nilai ekonomi, nilai estetika,
bahwa nilai adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda
menarik minat seseorang atau kelompok, ( the believed capacity of any object
to statistfy a human desire). Jadi nilai itu pada hakikatnya adalah sifat atau
kualitas yang melekat pada suatu objek itu sendiri.Di dalam nilai itu sendiri
5
2.1.2 Pengertian Norma
religi. Norma merupakan suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki
oleh tata nilai untuk dipatuhi. Oleh sebab itu, norma dalam perwujudannya
dapat berupa norma agama, norma filsafat, norma kesusilaan, norma hukum,
dan norma sosial. Norma memiliki kekuatan untuk dapat dipatuhi, yang
sendiri.
c. Norma kesopanan, dengan sanksinya berupa mengucilkan dalam
pergaulan masyarakat.
d. Norma hukum, dengan sanksinya berupa penjara atau kurungan atau denda
Moral berasal dari kata mos (mores) yang artinya kesusilaan, tabiat,
kelakuan. Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang
menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia. Seorang yang taat kepada
,dianggap sesuai dan bertindak benar secara moral. Jika sebaliknya terjadi,
6
pribadi itu dianggap tidak bermoral. Moral dalam perwujudannya dapat
berupa peraturan, prinsip-prinsip yang benar, baik, terpuji, dan mulia. Moral
dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma, moral pun dapat
dibedakan seperti moral ketuhanan atau agama, moral, filsafat, moral etika,
moral hukum, moral ilmu, dan sebagainya. Nilai, norma dan moral secara
Hierarkhi nilai sangat tergantung pada titik tolak dan sudut pandang individu –
bahwa nilai tertinggi adalah nilai meterial. Max Scheler menyatakan bahwa nilai-
nilai yang ada tidak sama tingginya dan luhurnya. Menurutnya nilai-nilai dapat
suci.
7
Walter G . everet menggolongkan nilai – nilai manusiawi kedalam delapan
kelompok yaitu:
1. Nilai-nilai ekonomis
2. Nilai-nilai kejasmanian
3. Nilai-nilai hiburan
4. Nilai-nilai sosial
5. Nilai-nilai watak
6. Nilai-nilai estetis
7. Nilai-nilai intelektual
8. Nilai-nilai keagamaan
1. Nilai material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia.
2. Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
cipta manusia.
b. Nilai keindahan/estetis yaitu nilai yang bersumber pada perasaan
manusia.
c. Nilai kebaikan atau nilai moral yaitu nilai yang bersumber pada unsur
kehendak manusia.
d. Nilai religius yaitu nilai kerokhanian tertinggi dan bersifat mutlak.
dan kriteria sehingga merupakan suatu keharusan anjuran atau larangan, tidak
dikehendaki atau tercela. Oleh karena itu, nilai berperan sebagai pedoman yang
menentukan kehidupan setiap manusia. Nilai manusia berada dalam hati nurani,
8
kata hati dan pikiran sebagai suatu keyakinan dan kepercayaan yang bersumber
nilai itu bukan hanya sesuatu yang bewujud material saja, akan tetapi juga sesuatu
yang berwujud non material atau immatrial. Notonagoro berpendapat bahwa nilai
– nilai pancasila tergolong nilai – nilai kerokhanian, tetapi nilai – nilai kerohanian
yang mengakui adanya nilai material dan vital. Dengan demikian nilai – nilai lain
secara lengkap dan harmonis, baik nilai matrial, nilai vital, nilai kebenaran, nilai
keindahan, nilai kebaikan atau nilai moral, maupun nili kesucian yang
sistematika-hierarkis, yang dimulai dari sila Ketuhanan yang Maha Esa sebagai
‘dasar’ sampai dengan sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagai
‘tujuan’.
kelompokan menjadi tiga macam yaitu nilai dasar, nilai intrumental, nilai praksis.
A. Nilai Dasar
9
segala sesuatu lainnya. Demikian juga hakekat nilai dasar itu dapat juga
ruang maupun waktu. Demikianlah sehingga nilai dasar dapat juga di sebut
B. Nilai Intrumental
tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari maka hal ini merupakan
suatu nilai norma. Dan nilai intrumental sendiri juga dapat di katakan
bahwa nilai intrumental itu merupakan suatu eksplistasi dari nilai dasar.
C. Nilai Praksis
dari nilai intrumental dalam suatu kehidupan yang nyata. Artinya oleh
karna nilai dasar, nilai intrumental dan nilai praksis itu merupakan suatu
seharusnya tetap terpelihara di setiap waktu pada hidup dan kehidupan manusia.
10
Keterkaitan itu mutlak digaris bawahi bila seorang individu, masyarakat, bangsa
Sebagaimana tersebut di atas maka nilai akan berguna menuntun sikap dan
tingkah laku manusia bila dikongkritkan dan diformulakan menjadi lebih obyektif
hari. Dalam kaitannya dengan moral maka aktivitas turunan dari nilai dan norma
akan memperoleh integritas dan martabat manusia. Derajat kepribadian itu amat
moral dan etika kadang-kadang atau seringkali disejajarkan arti dan maknanya.
yang boleh dan tidak boleh dilakukan seseorang. Wewenang itu dipandang berada
kelompok yaitu etika umum dan etika khusus. Etika merupakan suatu pemikiran
adalah suatu ilmu yang membahasas tentang bagaimana dan mengapa kita
mengikuti suatu ajaran moral terntentu atau bagaimana kita harus mengambil
sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral (Suseno,
1987).
11
Etika umum mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap
dibagi menjadi etika individual yang membahas kewajiban manusia terhadap diri
sendir dan etika sosial merupakan kewajiban manusia terhadap manusia lain
dalam hidup bermasyarakat, yang merupakan suatu bagian terbesar dari etika
khusus.
menyangkut proses tujuan penentuan-penentuan tujuan dari sistem itu dan diikuti
yang menjadi tujuan dari sistem politik itu yang menyangkut seleksi antara
beberapa alternatif dan penyusunan skala prioritas dari tujuan-tujuan yang dipilih.
mungkin timbul dalam proses ini. Cara-cara yang dipakai dapat bersifat persuasi,
dan jika perlu dilakukan suatu pemaksaan. Tanpa adanya suatu paksaan
12
kebijaksanaan ini hanya merupakan perumusan keinginan belaka (statement of
intents) yang tidak akan pernah terwujud. Politik selalu menyangkut tujuan-tujuan
dari seluruh masyarakat (public goals), dan bukan tujuan pribadi seseorang (privat
goals). Selain itu politik menyangkut kegiatan berbagai kelompok termasuk partai
Sebagai salah satu cabang etika, khususnya etika politik termasuk dalam
adalah etika. Etika mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban manusia. Ada
bebagai bidang etika khusus, seperti etika individu, etika sosial, etika keluarga,
etika profesi, dan etika pendidikan.dalam hal ini termasuk etika politik yang
Etika berkaitan dengan norma moral, yaitu norma untuk mengukur betul
bukan hanya sebagai warga Negara terhadap Negara, hukum yang berlaku dan
lain sebagainya.
13
melainkan secara rasional objektif dan argumentative. Etika politik tidak langsung
Negara sebagai lembaga penata masyarakat yang efektif sesuai dengan struktur
ganda kemampuan manusia (makhluk individu dan sosial). Jadi etika politik
membahas hukum dan kekuasaan. Prinsip-prinsip etika politik yang menjadi titik
acuan orientasi moral bagi suatu Negara adalah adanya cita-cita The Rule Of Law,
sosial.
Pancasila sebagai etika politik maka mempunyai lima prinsip itu berikut
1. Pluralisme
14
Pluralisme adalah kesediaan untuk menerima pluralitas, artinya untuk
hidup dengan positif, damai, toleran, dan biasa/normal bersama warga masyarakat
Jaminan hak-hak asasi manusia adalah bukti Kemanusian yang adil dan beradab.
diperlakukan agar sesuai dengan martabatnya sebagai manusia. Karena itu, hak-
hak asasi manusia adalah baik mutlak maupun kontekstual dalam pengertian
sebagai berikut.
b. Kontekstual karena baru mempunyai fungsi dan karena itu mulai disadari,
diambang modernitas di mana manusia tidak lagi dilindungi oleh adat/tradisi, dan
3. Solidaritas Bangsa
15
Solidaritas bermakna manusia tidak hanya hidup demi diri sendiri,
melainkan juga demi orang lain, bahwa kita bersatu senasib sepenanggungan.
Manusia hanya hidup menurut harkatnya apabila tidak hanya bagi dirinya sendiri,
4. Demokrasi
sebuah elit atau sekelompok ideologi berhak untuk menentukan dan memaksakan
orang lain harus atau boleh hidup. Demokrasi berdasarkan kesadaran bahwa
mereka yang dipimpin berhak menentukan siapa yang memimpin mereka dan
16
harkiki dalam demokrasi (karena mencegah pemerintah yang sewenang-
wenang).
5. Keadilan Sosial
sosial tidak sama dengan sosialisme. Keadilan sosial adalah keadilan yang
Untuk itu tantangan etika politik paling serius di Indonesia sekarang adalah:
agama dimana mereka yang merasa tahu kehendak Tuhan merasa berhak
3. Korupsi
17
2.8 Dimensi Politisi Manusia
memandan manusia sebagai makhluk individu yang bebas. Segala hak dan
pandang sebagai sekedar sarana bagi masyarakat. Segala hak dan kewajiban baik
moral maupun hukum, dalam hubungan masyarakat, bangsa dan negara senantiasa
dan segala aktivitas dan kreativitas dalam hidupnya senantiasa tergantung pada
orang lain, hal ini di karenakan manusia sebagai warga masyrakat atau sebagai
lain dan ia hanya dapat hidup dan berkembang karena dalam hubungannya dengan
orang lain. Segala keterampilan yang dibutuhkannya agar berhasil dalam segala
masyarakat.
manusia adalah bersifat ‘monodualis’. Maka sifat serta ciri khas kebangsaan dan
18
kenegaraan Indonesia, bukanlah totalitas individualistis ataupun sosialistis
melainkan monodualistis.
hubungan dengan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan sosial,
dimensi politis manusia senntiasa berkaitan dengan kehidupan negara dan hukum,
politis manusia dapat ditentukan sebagai suatu kesadaran manusia akan dirinya
pengertian dan kehendak untuk bertindak. Sehingga dua segi fundamental itu
dapat diamati dalam setiap aspek kehidupan manusia. Dua aspek ini yang
19
Sila pertama ‘Ketuhanan yang Maha Esa’ serta sila kedua ‘ Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab’ adalah merupakan sumber nilai –nilai moral bagi
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki tiga dasar tersebut. Dalam
berdasarka legitimasi moral religius ( sila 1 ) serta moral kemanusiaan ( sila 2).
Negara Indonesia adalah negara hukum, oleh krena itu ‘ keadilan’ dalam hidup
merupakan tujuan dalam kehidupan negara. Oleh karena itu dalam pelaksanaan
Negara adalah berasal dari rakyat dan segala kebijaksanaan dan kekuasaan
yang dilakukan senantiasa untuk rakyat ( sila 4). Oleh karena itu rakyat adalah
merupakan asal mula kekuasan negara. Oleh karena itu pelaksanaan dan
20
pnyelenggraan negara segala kebijaksanaan, kekuasaan, serta kewenangan harus
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika politik adalah termasuk lingkup etika sosial manusia yang secara
harfiah berkaitan dengan bidang kehidupan politik. Pancasila memang tidak boleh
harus di kembalikan kepada rakyat sebagai pendukung pokok negara. Maka dalam
21
harus berdasarkan legitimasi dari rakyat, atau dengan lain perkataan harus
merupakan nilai sehingga merupakan sumber dari segala penjabaran norma baik
norma hukum, norma moral maupun norma kenegaraan lainya. Suatu pemikiran
pedoman dalam suatu tindakan atau aspek praktis melainkan nilai – nilai yang
3.2 Saran
Saran saya adalah marilah kita mempelajari Pancasila sebagai etika politik
kehidupan bermasyarakat.
22
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta.
23