JSMR JJC422 02TOLR Amdal PDF
JSMR JJC422 02TOLR Amdal PDF
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang dibangun pada Tahun 1988 melewati Bekasi dan
Kawasan Industri di Karawang, sejak tahun itu membentang dari Barat ke arah Timur
dengan total panjang 83 km dari DKI Jakarta dan Ruas Jalan Tol Jakarta Outer Ring
Road. Meskipun terdapat Jalan Nasional Jakarta-Cikampek sejajar di sebelah utara Ruas
Jalan Tol Jakarta-Cikampek, namun kedua ruas jalan ini terpisah dengan jarak yang
cukup jauh. Pada kondisi eksisting saat ini, kepadatan lalu lintas telah terjadi pada ruas
Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Sebagai dampak pertumbuhan volume lalu lintas yang
melewati ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang telah melebihi rencana kapasitas ruas
jalan tersebut. Sektor pertumbuhan manufaktur adalah industri utama dalam
perkembangan sub koridor baru yang terjadi di Timur Jakarta. Perkembangan sub koridor
baru ini terjadi di wilayah administrasi Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten
Karawang.
Jalan Tol Jakarta-Cikampek memiliki ruas Jalan Tol yang melewati 5 wilayah
administrasi yaitu Kotamadya Jakarta Timur, Kotamadya Bekasi, Kabupaten Bekasi,
Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta. Dengan terdiri dari beberapa gerbang
tol sebagai akses keluar-masuk kendaraan di daerah Pondok Gede Barat, Pondok Gede
Timur, Cikunir, Bekasi Barat, Bekasi Timur, Tambun, Cibitung, Cikarang Barat,
Cikarang Utama, Cikarang Pusat, Karawang Barat, Karawang Timur, Kalihurip dan
Cikampek. Kondisi saat ini Jalan Tol Jakarta-Cikampek memiliki 4 lajur x 3,60 m yang
dimulai dari STA 02+050 s.d STA 37+900 dan 3 lajur x 3,60 m pada STA 37+900 s.d
STA 73+333. Kondisi ini telah berdampak pada mobilitas di sekitar kawasan yang juga
berdampak pada efisiensi dalam aktifitas ekonomi. Untuk itu, maka dibutuhkan adanya
penambahan kapasitas lalu lintas di sepanjang ruas DKI Jakarta dan daerah sekitarnya
dalam kawasan JABODETABEK, khususnya pada wilayah Timur DKI Jakarta, sehingga
dapat mengurangi permasalahan distribusi logistik yang terjadi selama ini antara daerah
industri yang berada di Timur DKI Jakarta dan Pelabuhan Tanjung Priuk. Rencana
pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated ini dilatar belakangi oleh
perkembangan ekonomi maupun teknologi. Namun seiring berjalannya waktu dengan
jumlah volume lalu lintas yang semakin meningkat, maka jalur Jalan Tol Jakarta-
Cikampek mengalami kemacetan terlihat dari V/C rasio yang sudah melebihi 1. Dalam
meningkatkan kapasitas lalu lintas tersebut, PT Jasa Marga (Persero) Tbk merencanakan
akan membangun ruas baru di atas jalan tol eksisting, yaitu pembangunan Ruas Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II di atas (Elevated). Titik awal ruas jalan tol ini adalah Simpang Susun
Cikunir yang merupakan pertemuan antara Ruas jalan Tol Jakarta - Cikampek dengan
Ruas Jalan Tol JORR, kemudian melayang di atas jalan tol eksisting dan akhir jalan tol ini
terhubung kembali dengan Jalan Tol Jakarta - Cikampek di Karawang Barat, sepanjang
36,84 km.
Berdasarkan Dokumen Lingkungan berupa Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) dan RKL-
RPL untuk Kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek sepanjang 73 km yang
disetujui oleh Menteri Pekerjaan Umum melalui Surat No. KL.0302-MN/130 tanggal 17
Maret 1993. Dalam rangka mengurangi tingkat kepadatan lalulintas di Jalan Tol Jakarta-
Cikampek eksisting saat ini, PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, berencana untuk
melaksanakan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan panjang
± 36,84 km yang berada di DAMIJA Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting. Maka
dokumen Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated mengacu pada Surat
arahan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat tentang Arahan Dokumen
Lingkungan PT. Jasa Marga (Persero) No. 660.1/1.327/Bid-I/2017 tanggal 13 Maret 2017
diwajibkan untuk menyusun Dokumen ADENDUM ANDAL dan RKL-RPL dengan
lingkup kajian adalah rencana pengembangan kegiatan yang akan dilaksanakan termasuk
evaluasi atas pelaksanaan rencana pengelolaan lingkungan dari kegiatan eksistingnya.
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated sendiri pun telah memiliki
Persetujuan Prakarsa Pengesahan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated yang
dikeluarkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor : JL.03.04-MN/232.
Pendekatan Studi ADENDUM ANDAL dan RKL-RPL Pembangunan Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II Elevated ini bersifat studi tunggal karena Pembangunan Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II Eleveated berada di bawah satu pembinaan/pengawasan PT. Jasa Marga
(Persero)Tbk, sedangkan penilaian dokumen menjadi kewenangan Dinas Lingkungan
Hidup Provinsi Jawa Barat, hal ini mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No. 8 Tahun 2012 Tentang Tata Laksana Penilaian dan Pemerikasaan Dokumen
Lingkungan Hidup Serta Penertiban Izin Lingkungan dikarenakan lokasi kegiatan lebih
dari satu wilayah kabupaten dan kota.
Atas dasar tersebut, PT. Jasa Marga (Persero) Tbk yang secara teknis menunjuk PT.
Jasamarga Jalanlayang Cikampek sebagai pihak pemrakarsa memandang perlu dilakukan
ADENDUM ANDAL dan RKL-RPL Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated dengan harapan permasalahan/dampak yang diprakirakan akan terjadi dapat di
analisis, diprediksi, di evaluasi dan selanjutnya dirumuskan upaya pengelolaan dan
pemantauannya dalam rumusan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Melalui serangkaian proses AMDAL
tersebut, diharapkan pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dapat
dilaksanakan sesuai dengan konsep pembangunan berwawasan lingkugan dan
berkelanjutan (Suistainable Development).
1.3.1. Pemrakarsa
Nama : PT. Jasamarga Jalanlayang Cikampek
Alamat Perusahaan : Gedung Jasa Marga (Persero) Cab. Jagorawi, Jl. Raya
Taman Mini RT.008/002 Kel. Dukuh, Kec. Kramat Jati,
Jakarta Timur 13550
No. Telepon/Fax : Telepon : (62-21) 2281 9658
Email : jasamarga.jjc@gmail.com
Nama Penanggung Jawab : Djoko Dwijono
Jabatan : Direktur Utama PT. Jasamarga Jalanlayang Cikampek
A. Lokasi Kegiatan
Rencana Pengembangan Jalan Tol Jakarta - Cikampek II Elevated akan dibangun
diatas median Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang sekarang (eksisting). Rencana
pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan titik awalnya yaitu
simpang susun ruas Cikunir dan titik akhirnya di simpang susun ruas Karawang
Barat dengan total panjang sekitar 36,84 Km. Kabupaten/Kota yang akan terlintasi
rencana kegiatan ini meliputi kawasan Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan
Kabupaten Karawang.
Berdasarkan hasil studi kelayakan yang dilaksanakan oleh Agre Intertraffic-Lens Consult
pada tahun 1975 (dalam study “Jakarta-West Java Tollway System Feasibility Study”)
pemerintah menetapkan proyek Jalan Jakarta-Cikampek berupa :
Pembangunan jalan baru bebas hambatan antara Jakarta dan Cikampek sepanjang
± 73 Km.
B. Tahapan Kegiatan
1. Tahap Pra Konstruksi
Telah dilakukan pembebasan lahan untuk jalur Told an fasilitas penunjangnya seluas
9.153.745,43 m2 yang meliputi 9.843 KK dengan perincian :
Luas Lahan (m2) Jumlah KK
Kodya Jakarta Timur 470.220,50 1.456
Kabupaten Bekasi 4.444.597,18 4.854
Kabupaten Karawang 4.050.982,75 3.440
Sebagian besar dari utilitas yang dibebaskan (90%) terletak di seksi A (Cawang-
Cibitung).
Sampai saat ini semua lahan dan utilitas tersebut telah selesai pembebasannya dan
tidak ada keluhan-keluhan dari masyarakat yang terkena pembebasan, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada dampak sisa yang disebabkan tahap konstruksi.
2. Tahap Kontruksi
Pelaksanaan fisik pembangunan jalan Tol dimulai tahun 1980 yang dibagi menjadi 3
seksi :
a. Seksi A
Jalan utama : 24,40 km (4 jalur)
ORR Lajur Timur : 9,40 km (2 jalur)
Jatiwaringin intersection : 2.31 km
Jatibening Access section : 1,58 km
Totak Seksi A : 37,59 km
Jalan Lokal : 9,00 km
Seluruh Seksi A : 46,59 km
Jumlah Interchange :7
Jumlah Jembatan : 40
Box Culvert : 30
Gerbang Tol :7
b. Seksi B
Jalan Utama : 23,00 km (2 jalur)
Karawang Spur : 7,00 km ( 2 jalur)
Seluruh Seksi B : 30,00 km
Jumlah Interchange :2
Jumlah Jembatan : 20
Box Culvert : 20
Gerbang Tol :2
c. Seksi C
Jalan Utama : 25,80 km (2 jalur)
Jalan Penghubung : 5, 00 km
Seluruh Seksi C : 30,80 km
Jumlah Interchange :1
Jumlah Jembatan : 15
Box Culvert : 21
Gerbang Tol :2
Data-data teknis jalan tol adalah sebagai berikut :
- Jalan Tol
Jalur Lalu Lintas = 2 x 7,20 = 14,40 meter
Bahu Dalam = 2 x 0,75 = 1,50 meter
Bahu Luar = 2 x 2,50 = 5,00 meter
- Lebar Daerah Milik Jalan (DAMIJA)
Jalan Tol bervariasi 70 s/d 80 m
Jalan penghubung bervariasi 20 s/d 40 m
Jalan local bervariasi 15 s/d 25 m
- Jalan Penghubung
Jalur lalu lintas bervariasi 7,20 m s/d 4,50 m
Bahu jalan bervariasi 2,50 m s/d 1,50 m
- Konstruksi badan jalan aspal beton dengan lapisan dasar perkerasan (subgrade)
menggunakan limestone (batu kapur)
- Kecepatan rencana = 120 km/jam
- Umur rencana = 20 tahun
Kebutuhan material untuk pembangunan jalan Tol ini seperti tanah, batu, limestone
diperoleh dari quarry dan lokasi sekitarnya.
- Tanah, selain dari pemotongan bukit disekitar Cibeet juga diperoleh dari lokasi
milik PT. Jasa Marga di Desa Sumur Batu Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi
(15 km dari lokasi proyek) seluas 22,5 ha.
1. JCT 1
JCT 1 merupakan simpang susun pertama dari ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated. JCT merupakan simpang susun yang mempertemukan ruas Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II Elevated dengan ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek di daerah
Cikunir dan Jakarta Outer Ring Road.
2. JCT 2
JCT 2 merupakan simpang susun kedua dari ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated. Simpang susun ini merupakan junction yang menghubungkan jalan Tol
Jakarta-Cikampek II Elevated dengan ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting
di Karawang Barat.
Kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated terdiri dari dua tahap,
yaitu tahap konstruksi dan tahap operasional. Perlu diketahui dalam pembangunan Jalan
Tol Jakarta-Cikampek II Elevated tidak ada pembebasan lahan. Rincian masing-masing
kegiatan pada tahap tersebut adalah sebagai berikut :
Tahap Konstruksi
Tahap Operasional
masyarakat. Untuk tenaga kerja dari luar daerah dapat direkrut berdasarkan
persyaratan-persyaratan khusus dengan mengutamakan tenaga kerja yang memiliki
pengalaman dan keterampilan khusus pada bidangnya. Pada prinsipnya dibuka
kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat local sesuai dengan kebutuhan tenaga
kerja yang dibutuhkan pada saat tahap konstruksi. Total tenaga kerja yang akan
direkrut pada tahap konstruksi yaitu 250 orang dan berlangsung selama konstruksi.
Tenaga kerja lokal yang akan direkrut yaitu 56 % dan tenaga kerja dari luar 44 %.
Berikut adalah tenaga kerja yang dibutuhkan.
Untuk para pekerja dan kontraktor akan disediakan kantor kontraktor dan work shop
disekitar lokasi kegiatan. Dimana kantor kontraktor terdapat pada Sta 21+000 dan Sta
37+000 serta work shop berada pada Sta 39, Sta 50+000 dan work shop cikunir. Pada
saat pekerjaan telah selesai, maka para pekerja akan diinformasikan dan akan
menerima haknya sesuai kesepakatan dengan memperhatikan UMR Kota Bekasi,
Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang.
Jarak Lokasi
Lokasi Alat alat Ke Lokasi
Jumlah
No. Jenis Peralatan Kapasitas Produksi Sekarang Pekerjaan
Peralatan
Km
1 2 3 4 5 6
3
1 Batching Plant 2 unit 50 m /jam Jkt,Jateng 10 & 430
3
Batching Plant 1 unit 50 m /jam Jakarta 45
Batching Plant 3 unit 90 m3/jam Jakarta 53
Jkt, Jateng,
3 20 Ton
Dump Truck, 20 ton 18 unit Medan 19,450& 19
Medan&
26 Ton
Dump Truck, 20 ton 5 unit Rakanmo 15 & 29
Dump Truck, 20 ton 109 unit 20 Ton Jakarta 45
Dump Truck, 20 ton 65 unit 20 Ton Karawang 55
Jarak Lokasi
Lokasi Alat alat Ke Lokasi
Jumlah
No. Jenis Peralatan Kapasitas Produksi Sekarang Pekerjaan
Peralatan
Km
1 2 3 4 5 6
Dump Truck, 20 ton 30 unit 20 Ton Pool Bekasi 16
Dump Truck, 20 ton 30 unit 20 Ton Pool Bekasi 13
Dump Truck, 20 ton 15 unit 20 Ton Pool Bekasi 14
Jkt,
11 114 Hp
Vibratory Roller, 114 Hp 11 unit Jateng,Bogor 35,507, 89
Vibratory Roller, 114 Hp 5 unit 114 Hp Jateng, Medan 505 & 1700
Jkt,Jateng,
12 100 Hp
Excavator 100 Hp 15 unit Medan 45,480 & 1500
Excavator 100 Hp 10 unit 100 Hp Jakarta 47
Excavator 100 Hp 10 unit 100 Hp Jakarta 57
Excavator 100 Hp 10 unit 100 Hp Jakarta 48
Jarak Lokasi
Lokasi Alat alat Ke Lokasi
Jumlah
No. Jenis Peralatan Kapasitas Produksi Sekarang Pekerjaan
Peralatan
Km
1 2 3 4 5 6
15 Asphalt spayer 1000 Ltr 1 unit 1000 Liter Jawa tengah 512
Asphalt spayer 1000 Ltr 3 unit 1000 Liter Cikarang 45
16 Water Tanker 5000 Ltr 2 unit 5000 Liter Jkt,Jateng 35 & 485
Water Tanker 5000 Ltr 5 unit 5000 Liter Jkt,Jateng 50 & 530
Water Tanker 5000 Ltr 7 unit 5000 Liter Jkt,Jateng 40 & 508
4000-
Liter Jkt,Sentul 45,75,3
Water Tanker 5000 Ltr 9 unit 5000
18 Generator Set 200 kva 3 unit 200 Kva Jkt, Jateng 55, 485
Generator Set 200 kva 4 unit 200 Kva Bogor, Jateng 84, 495
Generator Set 200 kva 1 unit 200 Kva Jakarta 48
Medan,Jkt,
23 16 inch 1900,43,513
Concrete Cutter 7 unit Jateng
Concrete Cutter 13 unit 42 mm Bogor, Jateng 87, 512
Jarak Lokasi
Lokasi Alat alat Ke Lokasi
Jumlah
No. Jenis Peralatan Kapasitas Produksi Sekarang Pekerjaan
Peralatan
Km
1 2 3 4 5 6
Concrete Vibrator 5 set 0.5 kW Jkt,Jateng,Medan 35,479,2700
Concrete Vibrator 10 set 0.5 kW Jkt,Jateng,Medan 35,479,2700
Ø80-
31 Alat Bore Pile 25 unit cm 45 & 520
Ø120 Jakarta,Solo
Alat Bore Pile 5 unit Dia 1500 mm Jakarta, Medan
Jalur mobilisasi mengikuti arah lalu lintas dengan akses masuk dan keluar mengikuti
on off ramp di jalan tol terdekat di sepanjang jalur tol. Untuk dapat masuk ke area
konstruksi Elevated, harus mengambil 1 lajur di area paling kanan/lajur cepat pada
Jalur A dan B. Jalur ini dapat digunakan setelah pekerjaan Lajur Pengganti selesai
dikerjakan. Jalan sementara di area elevated adalah di sepanjang konstruksi elevated.
Sedangkan tempat / lokasi bangunan akan ditempatkan pada area kosong di sebelah
kanan atau kiri dari jalan tol.
Sebagai salah satu cara untuk menangani kemacetan, maka akan dilakukan
pengaturan lalu lintas dan pengaturan jadwal mobilisasi alat berat dan material
dengan window time. Selain itu untuk kontraktor harus memenuhi bahwa kendaraan
pengangkut harus lulus uji KIR (dan lulus uji emisi) dan berat muatan dan kendaraan
pengangkut harus sesuai dengan kelas jalan. Sedangkan untuk mengatasi sebaran
debu kendaraan pengangkut akan dilengkapi dengan penutup dan pembatasan
kecepatan kendaraan di bawah 40 km/jam dengan muatan terbesar serta melakukan
komunikasi kepada masyarakat mengenai pekerjaan mobilisasi peralatan dan
material.
Sumber : Pembahasan Studi Kelayakan dan Rencana Konstruksi Jalan Tol Jakarta-Cikampek
Elevated, 2016
Gambar 1.9 Kondisi Awal dan Rencana Pekerjaan Lajur Pengganti Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
Lapisan tanah (top soil) masih bisa digunakan sebagai pupuk organik, akan distock
untuk dimanfaatkan. Jika tidak bisa digunakan akan dibuang ke disposal area
yang sudah ditentukan.
Grubbing Striping
B. Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah merupakan pekerjaan galian dan pekerjaan timbunan kembali
untuk mendapatkan alinyemen vertical dan horizontal rencana.
1. Pekerjaan Galian
Pekerjaan Galian ini mencakup semua pekerjaan penggalian dalam batas
daerah milik jalan kecuali galian struktur, pemindahan, pengangkutan,
penimbunan dan penyempurnaannya atau pembuangan, pembentukan bidang
galian, dan penyempurnaan bidang galian yang terbuka (exposed). Pekerjaan
galian ini meliputi pekerjaan galian biasa di buang. Hasil galian dibuang
dengan bekerjasama dengan pihak ketiga yang telah memiliki izin.
2. Pekerjaan Timbunan
Dalam pekerjaan timbunan tidak ada material timbunan yang didatangkan
dari luar, sehingga menggunakan material disposal sisa yang terdapat dilokasi
disposal.
Dalam pemilihan Lapis pondasi dan pondasi bawah berupa lean concrete 150
mm, drainage layer 150 mm, terdapat beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi dan dalam beberapa hal cara stabilisasi lebih menguntungkan bila
mutu material yang diperlukan tidak tersedia. Pada umumnya material lapis
pondasi dan pondasi bawah, terdiri dari campuran material concrete.
Mutu dan gradasi material memiliki pengaruh yang besar terhadap masa
pelayanan perkerasan dan karena itu material yang digunakan harus melalui
pemeriksaan terlebih dahulu sebelum digunakan. Konstruksi lapis pondasi dan
pondasi bawah menggunakan Lapis pondasi dan pondasi bawah berupa lean
concrete 150 mm, drainage layer 150 mm, maka sebaiknya diperhatikan hal-
hal berikut :
a. Seluruh material agregat ditempat penyimpanan/penimbunan harus bebas
dari kotoran, diusahakan agar penimbunan tidak langsung diatas tanah,
perlu dipertimbangkan alat timbunan, sehingga pengambilan aggregate
bebas dari tanah.
b. Penyebaran agregat sebaiknya langsung menggunakan kendaraan bergerak
dengan dilengkapi spreader-boxes atau alat penyebar agregat lainnya.
c. Usahakan mengurangi/menghilangkan sama sekali pengaruh segregasi
(pemisahan butiran kasar dengan butiran halus), yang selalu timbul pada
material bergradasi menerus, antara lain :
- Usahakan gradasi material pada tempat penimbunan tidak banyak
terganggu.
- Sistem pengangkutan material.
- Sistem penyebaran material dan ukuran maksimum agregat.
d. Persyaratan lainnya, tebal padat maksimum yang diijinkan, ketinggian
hamparan harus selalu terkontrol.
1 Zona 2
10+500 s/d 13+450 16,661.20 12 3 50.00
1.00 8.00 1.00 1.00
2 Zona 3
13+450 s/d 17+100 19,670.40 12 3 50.00
3 Zona 4
17+100 s/d 21+400 22,846.40 12 3 50.00
1.00 8.00 1.00 1.00
4 Zona 5
21+400 s/d 24+700 17,274.00 12 3 50.00
5 Zona 6
24+700 s/d 29+800 23,849.60 12 3 50.00
1.00 8.00 1.00 1.00
6 Zona 7
29+800 s/d 31+325 15,156.80 12 3 50.00
7 Zona 8 -
31+325 s/d 35+000 17,608.40 12 3 50.00
1.00 8.00 1.00 1.00
8 Zona 9 -
35+000 s/d 37+450 13,652.00 12 3 50.00
9 Zona 10
2.00 16.00 2.00 2.00
37+450 s/d 47+500 55,779.20 12 3 50.00
202,589.00 6 48 6 6
1. Track Coat
Tack coating dihampar di atas permukaan Asphalt atau beton yang sudah
disetujui. Sebelum dihampar permukaan yang akan di coating harus bersih
dari kotoran. Tack coat dihampar dengan aspalt sprayer.
2. Pekerjaan Aspal Hotmix
Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) salah satunya terletak pada
lajur pelebaran.
Berikut tahapan pekerjaan perkerasan aspal:
1. Membuat guideline dari rencana jalan untuk arah finisher.
2. Asphalt (Hotmix) diangkut dengan truck dengan ditutupi terpal,
jumlah dump truck harus sesuai dengan kapasitas finisher.
3. Asphalt (hotmix) di atas truck sebelum didrop harus dicek
temperaturnya.
4. Campuran Asphalt (Hotmix) dihampar menggunakan asphalt
finisher.
5. Ada tiga tahapan pemadatan yaitu break down, intermediate dan
finishing rolling dengan tandem roller dan tyre roller.
a) Subgrade
a. Kesalahan : Permukaan subgrade tidak rata dan bergelombang
b. Akibat : Permukaan aspal tidak rata, dan material menjadi boros
c. Penyelesaian :
- Untuk jalan baru permukaan subgrade harus rata sebelum
dilaksanakan pengaspalan.
- Untuk permukaan di atas beton, permukaan beton harus dicek
kerataannya/di levelling terlebih dahulu
b) Material
a. Kesalahan : Suhu material aspal hotmix tidak sesuai (kurang dari 90
derajat)
b. Akibat : Aspal akan lebih sulit untuk dihampar
c. Penyelesaian :
- Sebelum dihampar material aspal harus dick suhunya
- Material aspal hotmix yang suhunya tidak sesuai harus di reject
- Selama pengiriman material aspal hotmix ditutup dengan terpal
c) Penghamparan dan pemadatan
a. Kesalahan :
- Penghamparan pada saat hujan
- Pemadatan tidak sesuai dengan yang disyaratkan
b. Akibat :
- Mempercepat turunnya suhu aspal
Peralatan yang akan digunakan pada tahap ini adalah Hydraulic drilling
rig attached with telescopic kelly bar, Service crane of minimum required
capacity, Temporary single wall casings, Drilling tools (auger, bucket,
cleaning bucket), rock tools, Excavator, Tremie set, Water
container,Water Pump(s), Welding set(s), Generator set (s) dan Lighting
equipment.
Area Elevated :
• Bore Pile Ø 1.20m
• 8 ttk / pilecap
• H= 33,00 m
1 Zona 1
09+500 s/d 10+500 565 6 4 4 4 8 16
2 Zona 2
10+500 s/d 13+450 420 16 2 2 2 4 8
3 Zona 3
13+450 s/d 17+100 511 16 2 2 2 4 8
4 Zona 4
17+100 s/d 21+400 593 16 2 2 2 4 8
5 Zona 5
21+400 s/d 24+700 453 16 2 2 2 4 8
6 Zona 6
24+700 s/d 29+800 717 16 2 2 2 4 8
7 Zona 7
29+800 s/d 31+325 214 16 1 1 1 2 4
8 Zona 8
31+325 s/d 35+000 511 16 2 2 2 4 8
9 Zona 9
35+000 s/d 37+450 330 16 1 1 1 2 4
10 Zona 10
37+450 s/d 47+500 1,401 16 4 4 4 8 16
5,716 22 22 22 44 88
Keterangan : Produktifitas Borepille 1 titik / Hari
Sequence Pekerjaan Untuk 1 Pilar : Persiapan Instal Plat dll 2 hari
Pekerjaan bore Pile 6 Hari
Mobilisasi Lokal 1 Hari
Service Crane menggunakan crane minimal 30 Ton
Tabel 1.15 Kebutuhan Batching Plant
Volume Beton Durasi Kapasitas Prod. Kebutuhan Fleet Alat (unit)
No. Station
m3 Jam Bulan (m3/Jam) Keperl ua n BP Truck mi xerWheel Loa der
1 Zona 1
09+500 s/d 10+500 56,751.08 12 8 50.00
1.00 8.00 1.00
2 Zona 2
10+500 s/d 13+450 37,834.05 12 18 50.00
3 Zona 3
13+450 s/d 17+100 46,972.40 12 18 50.00
1.00 8.00 1.00
4 Zona 4
17+100 s/d 21+400 53,045.32 12 18 50.00
5 Zona 5
21+400 s/d 24+700 41,325.97 12 18 50.00
1.00 8.00 1.00
6 Zona 6
24+700 s/d 29+800 64,972.09 12 18 50.00
7 Zona 7
29+800 s/d 31+325 19,204.36 12 18 50.00
1.00 8.00 1.00
8 Zona 8 -
31+325 s/d 35+000 46,552.40 12 18 50.00
9 Zona 9 -
35+000 s/d 37+450 30,273.71 12 18 50.00
2.00 16.00 2.00
10 Zona 10
37+450 s/d 47+500 125,256.01 12 18 50.00
522,307.38 6 48 6
B. Pekerjaan Pilecap
Setelah pekerjaan pile yang meliputi pengeboran dan pemotongan pile
yang tersisa di permukaan tanah, maka dilakukan penulangan untuk
membuat pile cap. Pile cap tersusun atas tulangan baja berdiameter 16
mm, 19 mm dan 25 mm yang membentuk suatu bidang dengan ketebalan
50mm dan lebar yang berbeda-beda tergantung dari jumlah tiang yang
tertanam.
Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari kolom yang
kemudian akan terus disebarkan ke tiang pancang dimana masing-masing
pile menerima 1/N dari beban oleh kolom dan harus ≤ daya dukung yang
diijinkan (Y ton) (N= jumlah kelompok pile). Jadi beban maksimum yang
bisa diterima oleh pile cap dari suatu kolom adalah sebesar N x (Y ton).
Pile cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan
kolom di bagian atasnya. Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-
benar berada dititik pusat pondasi sehingga tidak menyebabkan
eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan pada pondasi.
Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile cap juga berfungsi untuk
menahan gaya geser dari pembebanan yang ada.
Selain itu, bentuk dari pile cap juga bervariasi dengan bentuk segitiga dan
persegi panjang. Jumlah kolom yang diikat pada tiap pile cap pun berbeda
tergantung kebutuhan atas beban yang akan diterimanya. Terdapat pile
cap dengan pondasi tunggal, ada yang mengikat 2 dan 4 buah pondasi
yang diikat menjadi satu.
C. Pekerjaan Pier/Pilar
Pekerjaan kolom/pilar ini dilaksanakan setelah pekerjaan footing selesai.
Pekerjaan kolom dimulai dari pemasangan besi, pemasangan bekisting
dan pengecoran. Kolom yang akan dicor diberi supporting untuk menjaga
agar tidak ada keruntuhan/kebocoran pada saat pengecoran akibat getaran
vibrator.
1 Zona 1
09+500 s/d 10+500 137 6 8 8 2
2 Zona 2
10+500 s/d 13+450 51 16 4 4 1
3 Zona 3
13+450 s/d 17+100 62 16 4 4 1
4 Zona 4
17+100 s/d 21+400 72 16 4 4 1
5 Zona 5
21+400 s/d 24+700 55 16 4 4 1
6 Zona 6
24+700 s/d 29+800 87 16 4 4 1
7 Zona 7
29+800 s/d 31+325 26 16 2 2 1
8 Zona 8
31+325 s/d 35+000 62 16 4 4 1
9 Zona 9
35+000 s/d 37+450 40 16 2 2 1
10 Zona 10
37+450 s/d 47+500 186 16 8 8 1
778 44 44 11
Keterangan :
Panjang Bentang Tipikal : 60 M = 568 Span
: 55 M = 2 Span
: 50 M = 3 Span
: 45 M = 49 Span
Panjang Segmen Maximum : 15 m (Rata-rata Panjang Segmen = 12 m)
Jumlah dalam 1 Bentang : 20 segmen (Total 13182 segmen)
Proteksi Karat : Hot deep Galvanis dan Zink Metal Spray
Tipe Sambungan : Las untuk sambungan utama, baut untuk
diafragma
Type Bearing : LRB
Waktu Erection : 22.00 – 04.00
Gambar 1.26 Mobilisasi Box Girder dari Lokasi Stockyard KM 42 Menuju Area Kerja
Kebutuhan air untuk tahap konstruksi terdiri dari kebutuhan air untuk sanitasi pekerja dan
kebutuhan air untuk kegiatan fisik konstruksi bangunan. Kebutuhan air tersebut akan
diperoleh dari air tanah dalam dan atau PDAM, sedangkan kebutuhan air minum akan
menggunakan air kemasan. Rincian kebutuhan air tahap konstruksi dapat diprakirakan,
dengan kebutuhan air bersih perorang perhari sebanyak ± 50 liter, sehingga contoh
perhitungan prakiraan kebutuhan air bersih untuk para pekerja sebesar 250 pekerja x 50
liter/org/hari = 12.500 liter/hr ≈ 12,5 m3/hari (diluar penggunaan air bersih untuk kegiatan
konstruksi).
Trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung berada di sisi Selatan Jalan Tol Jakarta
Cikampek Eksisting.
Trase Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated pada median Jalan Tol Jakarta-
Cikampek Eksisting.
Trase Light Rail Transit Cawang-Bekasi berasda di sisi Utara Jalan Tol Jakarta-
Cikampek Eksisting.
Sinkronisasi pelaksanaan konstruksi yang akan dilakukan yaitu :
Tabel 1.19 Proyeksi Volume Lalu Lintas Jalan Tol Eksisting Jakarta-Cikampek dengan
Jakarta-Cikampek
PROYEKSI VOLUME LALU LINTAS (LHR) JALAN II Elevated
TOL EKSISTING JAKARTA - CIKAMPEK (DENGAN ELEVATED, SELATAN & HSR)
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
- Gol I 128.836 135.149 141.771 148.718 95.857 37.955 38.294 38.654 39.031 39.335 40.659 42.040 43.476
- Gol II 22.705 23.516 24.355 25.225 19.996 10.766 10.753 10.738 10.719 10.682 10.781 10.880 10.977
- Gol III 8.150 8.547 8.963 9.400 7.744 4.625 4.730 4.841 4.958 5.074 5.237 5.405 5.580
- Gol IV 3.058 3.219 3.389 3.568 2.875 1.563 1.610 1.659 1.712 1.765 1.839 1.917 1.998
- Gol V 2.332 2.495 2.668 2.854 2.381 1.511 1.612 1.720 1.837 1.961 2.106 2.261 2.425
- Total 165.081 172.925 181.147 189.765 128.854 56.421 56.999 57.612 58.257 58.816 60.622 62.502 64.457
- Q (smp/hari) 179.728 188.258 197.201 206.575 142.432 64.112 64.866 65.665 66.508 67.269 69.372 71.565 73.847
k = 10 % - Q (smp/jam) 17.973 18.826 19.720 20.658 14.243 6.411 6.487 6.567 6.651 6.727 6.937 7.157 7.385
10-lajur - DS = Q/C10 0,78 0,82 0,86 0,90 0,62 0,28 0,28 0,29 0,29 0,29 0,30 0,31 0,32
2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040
- Gol I 44.968 45.762 46.836 48.339 52.571 57.062 61.818 66.851 72.169 79.189 86.515 94.156 102.124
- Gol II 11.072 11.164 10.738 11.108 11.501 11.917 12.357 12.820 13.309 14.046 14.810 15.600 16.418
- Gol III 5.761 5.949 5.967 6.263 6.575 6.904 7.250 7.613 7.995 8.473 8.971 9.488 10.027
- Gol IV 2.083 2.172 2.190 2.327 2.472 2.625 2.786 2.957 3.137 3.359 3.591 3.833 4.086
- Gol V 2.601 2.788 2.930 3.174 3.434 3.711 4.006 4.320 4.654 5.032 5.433 5.857 6.306
- Total 66.485 67.835 68.661 71.211 76.553 82.218 88.217 94.561 101.263 110.100 119.319 128.935 138.961
- Q (smp/hari) 76.219 77.928 78.792 81.923 87.882 94.200 100.891 107.968 115.445 125.246 135.477 146.152 157.288
k = 10 % - Q (smp/jam) 7.622 7.793 7.879 8.192 8.788 9.420 10.089 10.797 11.544 12.525 13.548 14.615 15.729
10-lajur - DS = Q/C10 0,33 0,34 0,34 0,36 0,38 0,41 0,44 0,47 0,50 0,54 0,59 0,64 0,68
2041 2042 2043 2044 2045 2046 2047 2048 2049 2050
- Gol I 109.840 118.658 127.838 137.391 147.331 154.224 154.224 154.224 154.224 154.224
- Gol II 17.171 18.071 19.002 19.963 20.955 21.638 21.638 21.638 21.638 21.638
- Gol III 10.554 11.145 11.759 12.396 13.058 13.517 13.517 13.517 13.517 13.517
- Gol IV 4.337 4.617 4.908 5.212 5.529 5.749 5.749 5.749 5.749 5.749
- Gol V 6.772 7.278 7.812 8.378 8.975 9.397 9.397 9.397 9.397 9.397
- Total 148.674 159.769 171.319 183.340 195.849 204.525 204.525 204.525 204.525 204.525
- Q (smp/hari) 168.100 180.428 193.267 206.638 220.558 230.218 230.218 230.218 230.218 230.218
k = 10 % - Q (smp/jam) 16.810 18.043 19.327 20.664 22.056 23.022 23.022 23.022 23.022 23.022
10-lajur - DS = Q/C10 0,73 0,78 0,84 0,90 0,96 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
Sumber : Laporan Akhir Kajian Lalu Lintas Jalan Tol Jakarta-Cikampek, 2016
Arah Cikampek/Bandung :
Pengendara mengambil Kartu Tanda Masuk Elektronik (KTME) pada gerbang
masuk di Cikunir dan dapat keluar/membayar di semua gerbang keluar mulai
Gerbang Karawang Timur pada Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting, gerbang
keluar Jalan Tol Purbaleunyi.
Arah Jakarta :
Pengendara dapat mengambil Kartu Tanda Masuk Elektronik (KTME) di
semua gerbang masuk Jalan Tol Purbaleunyi dan Jalan Tol Jakarta-Cikampek
eksisting dan keluar/membayar di gerbang keluar di Cikunir.
Gambar 1.28 Rencana Sistem Operasi dan Transaksi Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
Identifikasi dampak potensial dilakukan melalui serangkaian hasil konsultasi dan diskusi
tim studi AMDAL dengan para pakar, pemrakarsa, instansi pemerintah yang bertanggung
jawab dan masyarakat yang terkena dampak. Selain itu, identifikasi dampak potensial
juga dilakukan melalui matriks interaksi sederhana, bagan alir dan atau pengamatan
lapangan (observasi).
Pemusatan merupakan proses penentuan kelompok dampak penting tertentu yang perlu
dikaji lebih dalam berkaitan dengan rencana kegiatan yang akan dilakukan. Proses
penentuan tersebut dilakukan dengan mengkaji keterkaitan dan tingkat besaran dan
kepentingan antara dampak-dampak hipotetik. Hasil pemusatan ini berupa prioritas
dampak penting hipotetik yang akan dikaji lebih lanjut di dalam ANDAL. Hasil
pelingkupan tertuang dalam matrik identifikasi dampak yang dapat dilihat pada
Tabel 1.21 dan bagan alir pada Gambar 1.29, 1.30 dan 1.31 Sedangkan bagan alir proses
pelingkupan ditampilkan pada Gambar 1.32.
Tabel 1.21 Matriks Identifikasi Dampak Potensial Pembangunan Jalan Tol Ja karta-Cikampek II Elevated
Jenis Kegiatan
Konstruksi Operasional
No KETERANGAN
1 2 3 4 5
Komponen Lingkungan
A Fisik-Kimia
1 Penurunan Kualitas Udara 1 X X X TAHAP KONSTRUKSI
2
2 Peningkatan Intensitas Kebisingan X X X 1 = Pengadaan Tenaga Kerja dan Pengoperasian Basecamp
2 = Mobilisasi Peralatan dan Material
B Hidrologi & Hidrogeologi 3 = Pekerjaan Lajur Pengganti
1 Peningkatan Air Larian3 4 = Pekerjaan Elevated
D Biologi
X = Ada keterkaitan antara jenis kegiatan dengan komponen
E Sosial Ekonomi Budaya lainnya
Terciptanya Kesempatan Kerja dan
1 X
Peluang Usaha 7
2 Peningkatan Pendapatan Penduduk8 X
3 Keresahan Masyarakat 9 X
F Kesehatan Masyarakat
1 Gangguan Kesehatan Masyarakat10 X X X
Keterangan :
1
Penurunan Kualitas Udara : CO, NO2, SO2, Debu
2
Peningkatan Intensitas Kebisingan : Tingkat kebisingan
3
Peningkatan Air Larian : Koefisien Run-off
4
Gangguan Arus Lalulintas : Volume lalu lintas, jumlah ritasi, jalur ritasi
5
Kerusakan Prasarana Jalan : Kondisi Jalan
6
Peningkatan Kapasitas Jalan : Kelancaran Lalulintas
7
Terciptanya Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha : Jumlah penduduk tidak bekerja, pendapatan penduduk
8
Peningkatan Pendapatan Penduduk : Pendapatan Penduduk
9
Keresahan Masyarakat : Keluhan Masyarakat
10
Gangguan Kesehatan Masyarakat : Kasus penyakit Gangguan ISPA
TAHAP
KONSTRUKSI
Pengadaan Mobilisasi
Tenaga Kerja Dan
Peralatan dn
Pengoperasian
Base Camp Material
Peningkatan
Tenaga Kerja Tenaga Kerja Penurunan Gangguan Arus
Intensitas
Lokal Pendatang Kualitas Udara Lalu Lintas
Kebisingan
Terciptanya
Keresahan Gangguan
Kesempatan Peningkatan Kerusakan
Masyarakat Kenyamanan
Kerja dan Debu Prasarana Jalan
Pendengaran
Peluang Usaha
Gangguan
Peningkatan
Kesehatan
Pendapatan
Masyarakat
Gambar 1.29 Bagan Alir Identifikasi Dampak Potensial Tahap Konstruksi (1)
TAHAP
KONSTRUKSI
PEKERJAAN LAJUR
PEKERJAAN ELEVATED
PENGGANTI
Peningkatan Peningkatan
Penurunan Gangguan Arus Gangguan Arus Penurunan
Intensitas Intensitas
Kualitas Udara Lalu Lintas Lalu Lintas Kualitas Udara
Kebisingan Kebisingan
Gangguan Gangguan
Peningkatan Peningkatan
Kenyamana Kenyamanan
Debu Debu
Pendengaran Pendengaran
Gangguan Gangguan
Kesehatan Kesehatan
Masyarakat Masyarakat
Gambar 1.30 Bagan Alir Identifikasi Dampak Potensial Tahap Konstruksi (2)
TAHAP
OPERASIONAL
PENGOPERASIAN &
PEMELIHARAAN JALAN
TOL JAKARTA-CIKAMPEK
II ELEVATED
Peningkatan
Kapasitas Jalan
Salah satu kriteria penapisan untuk menentukan apakah suatu dampak potensial dapat
menjadi DPH atau tidak adalah dengan menguji apakah pihak pemrakarsa telah berencana
untuk mengelola dampak tersebut dengan cara-cara yang mengacu pada Standar
Operasional Prosedur (SOP), pengelolaan yang menjadi bagian dari rencana kegiatan,
panduan teknis tertentu yang duterbitkan pemerintah dan/atau standar internasional, dan
lain sebagainya (Lampiran I Permen LH No.16 Tahun 2012).
Berdasarkan pertimbangan diskusi ketua tim dan tenaga ahli, Standar Operasional
Prosedur (SOP) tertentu, hasil evaluasi dampak potensial dari rencana Pembangunan
Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated disajikan sebagai berikut :
masyarakat. Untuk tenaga kerja antar daerah yang berasal dari kota/kabupaten atau
provinsi lain, dapat direkrut berdasarkan persyaratan-persyaratan khusus dengan
mengutamakan tenaga kerja yang memiliki pengalaman dan keterampilan khusus pada
bidangnya.
Peluang kerja dapat dilihat berdasarkan kelompok umur berdasarkan Badan Pusat
Statistik batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun-64 tahun.
Penduduk usia kerja dibagi menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
Angkatan kerja adalah penduduk yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai
pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang aktif mencari pekerjaan.
Dimana dilokasi kegiatan rata-rata usia penduduk yaitu 27 tahun, dengan pendidikan
terakhir terbanyak yaitu tingkat SLTP dengan tingkat penduduk yang tidak bekerja
sebesar 34,78 %. Data ini bisa dijadikan acuan sebagai terciptanya kesempatan kerja di
lokasi kegiatan. Dengan demikisn dampak dikategorikan Dampak Penting Hipotetik.
C. Keresahan Masyarakat
Dengan adanya peluang kerja dan usaha di lokasi kegiatan akan menimbulkan dampak
keresahan masyarakat yang ditimbulkan ketika perekrutan tenaga kerja lebih
mengutamakan tenaga kerja dari luar. Berdasarkan laporan pelaksanaan RKL-RPL
Jalan Tol Jakarta-Cikampek (eksisting) pihak PT. Jasamarga tidak hanya
mengakomodir lapangan kerja bagi masyarakat lokal, namun juga mengakomodir
angkatan kerja yang berdomisili diluar wilayah terkena dampak. Rekrutmen karyawan
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, dilakukan sesuai dengan
kompetensi yang dibutuhkan perusahaan. Hal ini lah yang menimbulkan keresahan
masyarakat di lokasi kegiatan, namun pihak PT. Jasamarga dalam merekrut dan
melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat sekitar (local) yang tidak memenuhi
kualifikasi menjadi karyawan, diberikan kesempatan untuk berdagang. Sehingga
dampak keresahan masyarakat menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik.
baku mutu PP RI No. 41 Tahun 1999 sebesar 30.000 μg/m3. Lokasi pengukuran
dengan konsentrasi CO tertinggi adalah GT Cikarang Utama KM 29+200 dan
lokasi pengukuran dengan konsentrasi CO terendah adalah lokasi pemukiman
Desa Cinangka, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta (KM
73+000B).
- Hasil pengukuran parameter SO2 berkisar antara 236-416 μg/m3 dengan rata -
rata 303 μg/m3, dan hasil pengukuran pada seluruh lokasi masih di bawah baku
mutu PP RI No. 41 Tahun 1999 sebesar 900 μg/m3
Dapat dilihat bahwa sebelum kegiatan mobilisasi alat dan material dilokasi kegiatan
telah terjadi menurunan kualitas udara khususnya parameter debu. Melebihinya
konsentasi parameter debu dilokasi kegiatan dikarenakan imbas padatnya kendaraan
dan industri di sekitar GT. Cibitung. Dengan akan dilaksanakannya mobilisasi alat dan
material pada saat pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan
kondisi di jalan Tol Jakarta-Cikampek (eksisting) kualitas udara khususnya paramater
debu yang telah melebihi baku mutu, maka akan meningkatkan penurunan kualitas
udara dilokasi kegiatan. Sehingga dampak dikategorikan Dampak Penting Hipotetik.
Dapat dilihat bahwa rata-rata volume kendaraan pada ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek
yaitu 254.724 kendaraan per hari dengan v/c rasio rata-rata sudah mencapai 1,51 yang
artinya pada tingkat pelayanan arus lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan,
kecepatan relative rendah, arus lalu lintas sering terhenti sehingga menimbulkan
antrian kendaraan pada ruas Cikunir-Bekasi Barat. Dengan adanya kebutuhan
kendaraan yang cukup banyak (Tabel 1.4 hal.I-48) dengan jarak ke lokasi kegiatan
yang cukup jauh juga maka akan menimbulkan gangguan arus lalu lintas yaitu
kemacetan. Sehingga dampak termasuk Dampak Penting Hipotetik.
dipergunakan oleh kendaraan mobil penumpang, bus, truk 2 as, truk 3 as, truk 4 as dan
truk 5 as. Dengan kriteria jalan tol yang dapat menampung beban kendaraan truk
sampai 5 as dan akan selalu dilakukan pengelolaan dan pemantauan di Jalan Tol
Jakarta-Cikampek, maka kerusakan jalan yang diakibatkan oleh kegiatan mobilisasi
alat dan material tidak begitu signifikan. Sehingga dampak menjadi Dampak Tidak
Penting Hipotetik.
Pada saat Pekerjaan Lajur Pengganti (widening) akan membutuhkan alat berat,
kebutuhan alat berat pada saat tahap pekerjaan lajur pengganti yaitu tersaji dalam
Tabel 1.22 :
Tabel 1.22 Peralatan yang digunakan Pada Pekerjaan Lajur Pengganti
Pekerjaan Alat Yang Digunakan Jumlah
Pekerjaan Tanah Dump Truck 236
Excavator 11
Buldozer 11
Vibrator 11
Pekerjaan Lapis Pondasi Grader 6
Agregat Tandem Rolle 6
Dump Truck 19
Pekerjaan Rigid Pavement Bacthing Plan 9
Truck Mixer 48
Wheel Loader 6
Conc. Paver 6
Berdasarkan hasil pelaksanaan RKL-RPL yang telah dilaksanakan oleh PT. Jasa
Marga dapat diketahui bahwa kualitas udara untuk parameter debu terdapat
beberapa lokasi yaitu GT Bekasi Barat, GT Tambun, GT Cibitung (kawasan
industry) dan GT Cikarang Utama yang telah melebihi baku mutu dalam PP No. 41
Tahun 1999 sebesar 230 μg/m3.
Dapat dilihat pada Tabel 1.22 diatas bahwa penggunaan alat berat pada saat
Pekerjaan Lajur Pengganti sangat banyak. Hal ini dapat menurunkan kualitas udara
dari emisi gas buang yang dikeluarkan dari beroperasinya alat-alat berat tersebut
seperti parameter seperti SO2, NO2 dan CO serta meningkatnya debu akibat
serpihan tanah yang tertiup angin. Meskipun pada saat pekerjaan tidak akan
digunakan keseluruhan alat berat tersebut. Namun dengan melihat kondisi rona
lingkungan awal untuk kualitas udara dilokasi kegiatan yang telah melebihi baku
mutu khususnya parameter debu dan dilokasi kegiatan telah terdapat kegiatan Jalan
Tol Jakarta-Cikampek Eksisting, maka kegiatan Pekerjaan Lajur Pengganti akan
ikut berkontribusi menurunkan kualitas udara dilokasi kegiatan selain itu juga
melihat Pekerjaan Lajur Pengganti yang membutuhkan waktu cukup lama yaitu 6
bulan. Dengan demikian dampak termasuk Dampak Penting Hipotetik.
1 Cawang - PGB 4,50 205.696 20.182 5.402 1.238 789 233.308 24.301 23.000 1,06 1,32
2 PGB - PGT 4,00 176.380 19.886 5.370 1.230 785 203.652 21.324 23.000 0,93 1,16
3 PGT - Cikunir 1,50 142.307 19.526 5.339 1.220 780 169.172 17.863 23.000 0,78 0,97
4 Cikunir - Bekasi Barat 4,00 203.459 30.346 10.852 5.696 4.371 254.724 27.715 23.000 1,21 1,51
5 Bekasi Barat - Bekasi Timur 3,00 186.727 30.879 11.131 5.562 4.268 238.567 26.100 23.000 1,13 1,42
6 Bekasi Timur - Tambun 4,70 178.937 30.351 11.076 5.451 4.198 230.012 25.209 23.000 1,10 1,37
7 Tambun - Cibitung 2,30 168.466 30.368 11.081 5.449 4.197 219.561 24.164 23.000 1,05 1,31
8 Cibitung - Cikarang Utama 4,30 154.533 28.984 10.417 4.599 3.423 201.957 22.180 23.000 0,96 1,21
9 Cikarang Utama - Cikarang Barat 1,70 114.550 21.525 7.216 3.355 2.435 149.081 16.349 23.000 0,71 0,89
7 Cikarang Barat - Cibatu 2,50 127.354 24.462 9.906 3.491 2.659 167.872 18.433 23.000 0,80 1,00
8 Cibatu - Cikarang Timur 3,00 115.457 23.807 9.651 3.429 2.603 154.947 17.102 23.000 0,74 0,93
9 Cikarang Timur - Karawang Barat 10,50 115.948 24.630 10.032 3.435 2.596 156.641 17.307 18.400 0,94 1,25
10 Karawang Barat - Karawang Timur 7,70 100.771 22.179 8.884 3.003 2.350 137.187 15.186 18.400 0,83 1,10
11 Karawang Timur - Dawuan 12,30 92.392 18.815 6.273 1.770 1.433 120.683 13.141 18.400 0,71 0,95
12 Dawuan - Kalihurip 1,00 44.545 12.187 3.817 1.183 976 62.708 6.967 18.400 0,38 0,50
13 Kalihurip - Cikampek 5,50 35.784 9.371 2.727 849 722 49.453 5.465 18.400 0,30 0,40
Dapat dilihat nilai v/c rasio rata-rata sudah mencapai 1,51 utuk ruas Cikunir-Bekasi
Barat dan 1,42 untuk ruas Bekasi Barat-Bekasi Timur yang artinya pada tingkat
pelayanan arus lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relative
rendah, arus lalu lintas sering terhenti sehingga menimbulkan antrian kendaraan.
Dengan beroperasinya alat berat pada saat Pekerjaan Lajur Pengganti akan
berkontribusi dalam menambah volume lalu lintas dan akan menimbulkan
kemacetan. Dampak menjadi Dampak Penting Hipotetik.
RKL-RPL dari responden penduduk yang terlewati jalan tol) masyarakat tidak
mengalami gangguan kesehatan dan telah dilakukannya antisipasi untuk mencegah
gangguan kesehatan masyarakat kesehatan dengan lokasi pemukiman dengan lokasi
kegiatan ± 200 m, maka dampak menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik.
4. Pekerjaan Elevated
A. Penurunan Kualitas Udara
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated ada beberapa tahapan yaitu
pekerjaan bore pile, pilecap, pier/pilar, steel box girder dan plat lantai. Pada saat
pelaksanakan akan menggunakan alat-alat berat sebagai berikut :
Pekerjaan Alat Yang Digunakan Jumlah
Pekerjaan Bore Pile Vibro Hammer 22
Bore Pile 22
Service Crane 30 ton 22
Excavator 44
Dump Truck 88
Batching Plant 6
Truck Mixer 48
Wheel Loader 6
Pekerjaan Pier Head Crane 100 ton 12
Stressing Jack 20
Bracket 44
Begisting Pier Head 5
Trailer (Low bed) 8
Berdasarkan hasil pelaksanaan RKL-RPL yang telah dilaksanakan oleh PT. Jasa
Marga kondisi kualitas udara untuk parameter debu telah melebihi baku mutu dalam
PP No. 41 tahun 1999 sebesar 230 μg/m3.
Dengan kondisi dilokasi eksisting yang telah melebihi baku mutu, maka penurunan
kualitas udara akan bertambah dikarenakan adanya kontribusi dari pekerjaan
elevated, dengan waktu pekerjaan yang cukup lama yaitu 16 bulan. Maka
penurunan kualitas udara khususnya debu akan meningkat seiring beroperasinya
Jalan Tol Jakarta-Cikampek Eksisting dan pekerjaan elevated dari beroperasinya
alat berat. Dengan demikian dampak menjadi Dampak Penting Hipotetik.
Selain itu dengan melihat kondisi volume lalu lintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek
Eksisting dengan jumlah kendaraan per hari 165.081 kendaraan yang terdiri dari
Gol I : 128.836 kendaraan, Gol II : 22.705 kendaraan, Gol III : 8.150 kendaraan,
Gol IV : 3.058 kendaraan dan Gol V : 2.332 kendaraan, dengan nilai v/c rasio telah
mencapai 1,51 pada ruas Cikunir-Bekasi Barat yang artinya pada tingkat pelayanan
arus lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relative rendah, arus
lalu lintas sering terhenti sehingga menimbulkan kemacetan kendaraan.
Maka dengan adanya pekerjaan elevated khususnya pemasangan steel box grider
yang dalam sehari akan menggunakan 40 trailer dengan panjang steel box grider
12 m dan 60 m serta melihat kondisi jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting yang
menjadi lokasi pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan v/c
rasio telah mencapai 1,51 yang artinya pada tingkat pelayanan arus lalu lintas
berada dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relative rendah, arus lalu lintas sering
terhenti sehingga menimbulkan kemacetan kendaraan, maka dengan kondisi
demikian akan menimbulkan gangguan arus lalu lintas. Sehingga dampak menjadi
Dampak Penting Hipotetik.
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
- Gol I 128.836 135.149 141.771 148.718 95.857 37.955 38.294 38.654 39.031 39.335 40.659 42.040 43.476
- Gol II 22.705 23.516 24.355 25.225 19.996 10.766 10.753 10.738 10.719 10.682 10.781 10.880 10.977
- Gol III 8.150 8.547 8.963 9.400 7.744 4.625 4.730 4.841 4.958 5.074 5.237 5.405 5.580
- Gol IV 3.058 3.219 3.389 3.568 2.875 1.563 1.610 1.659 1.712 1.765 1.839 1.917 1.998
- Gol V 2.332 2.495 2.668 2.854 2.381 1.511 1.612 1.720 1.837 1.961 2.106 2.261 2.425
- Total 165.081 172.925 181.147 189.765 128.854 56.421 56.999 57.612 58.257 58.816 60.622 62.502 64.457
- Q (smp/hari) 179.728 188.258 197.201 206.575 142.432 64.112 64.866 65.665 66.508 67.269 69.372 71.565 73.847
k = 10 % - Q (smp/jam) 17.973 18.826 19.720 20.658 14.243 6.411 6.487 6.567 6.651 6.727 6.937 7.157 7.385
10-lajur - DS = Q/C10 0,78 0,82 0,86 0,90 0,62 0,28 0,28 0,29 0,29 0,29 0,30 0,31 0,32
2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040
- Gol I 44.968 45.762 46.836 48.339 52.571 57.062 61.818 66.851 72.169 79.189 86.515 94.156 102.124
- Gol II 11.072 11.164 10.738 11.108 11.501 11.917 12.357 12.820 13.309 14.046 14.810 15.600 16.418
- Gol III 5.761 5.949 5.967 6.263 6.575 6.904 7.250 7.613 7.995 8.473 8.971 9.488 10.027
- Gol IV 2.083 2.172 2.190 2.327 2.472 2.625 2.786 2.957 3.137 3.359 3.591 3.833 4.086
- Gol V 2.601 2.788 2.930 3.174 3.434 3.711 4.006 4.320 4.654 5.032 5.433 5.857 6.306
- Total 66.485 67.835 68.661 71.211 76.553 82.218 88.217 94.561 101.263 110.100 119.319 128.935 138.961
- Q (smp/hari) 76.219 77.928 78.792 81.923 87.882 94.200 100.891 107.968 115.445 125.246 135.477 146.152 157.288
k = 10 % - Q (smp/jam) 7.622 7.793 7.879 8.192 8.788 9.420 10.089 10.797 11.544 12.525 13.548 14.615 15.729
10-lajur - DS = Q/C10 0,33 0,34 0,34 0,36 0,38 0,41 0,44 0,47 0,50 0,54 0,59 0,64 0,68
2041 2042 2043 2044 2045 2046 2047 2048 2049 2050
- Gol I 109.840 118.658 127.838 137.391 147.331 154.224 154.224 154.224 154.224 154.224
- Gol II 17.171 18.071 19.002 19.963 20.955 21.638 21.638 21.638 21.638 21.638
- Gol III 10.554 11.145 11.759 12.396 13.058 13.517 13.517 13.517 13.517 13.517
- Gol IV 4.337 4.617 4.908 5.212 5.529 5.749 5.749 5.749 5.749 5.749
- Gol V 6.772 7.278 7.812 8.378 8.975 9.397 9.397 9.397 9.397 9.397
- Total 148.674 159.769 171.319 183.340 195.849 204.525 204.525 204.525 204.525 204.525
- Q (smp/hari) 168.100 180.428 193.267 206.638 220.558 230.218 230.218 230.218 230.218 230.218
k = 10 % - Q (smp/jam) 16.810 18.043 19.327 20.664 22.056 23.022 23.022 23.022 23.022 23.022
10-lajur - DS = Q/C10 0,73 0,78 0,84 0,90 0,96 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
Berdasarakan Tabel 1.24 diatas dapat dilihat bahwa dengan beroperasinya Jalan
Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dapat mengurai kemacetan. Dimana pada tahun
2015 sebelum adanya Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated beroperasi terdapat
jumlah kendaraan 165.081 kendaraan per hari. Dengan beroperasinya Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II Elevated pada Tahun 2019 terjadi penguraian kemacetan
dengan jumlah 128.854 kendaraan per hari. Selain itu juga derajat kejenuhan
sebelum adanya jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated sebesar 0,78 terjadi
penurunan menjadi 0,62.
Tabel 1.25 Matriks Dampak Penting Hipotetik Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
Jenis Kegiatan
Konstruksi Operasional
No KETERANGAN
1 2 3 4 5
Komponen Lingkungan
A Fisik-Kimia
1 Penurunan Kualitas Udara 1 DPH DPH DPH TAHAP KONSTRUKSI
2
2 Peningkatan Intensitas Kebisingan DPH DPH DPH 1 = Pengadaan Tenaga Kerja dan Pengoperasian Basecamp
2 = Mobilisasi Peralatan dan Material
B Hidrologi & Hidrogeologi 3 = Pekerjaan Lajur Pengganti
1 Peningkatan Air Larian3 4 = Pekerjaan Elevated
D Biologi
DPH = Dampak Penting Hipotetik
E Sosial Ekonomi Budaya DTPH = Dampak Tidak Penting Hipotetik
Terciptanya Kesempatan Kerja dan
1 DPH
Peluang Usaha7
2 Peningkatan Pendapatan Penduduk8 DPH
3 Keresahan Masyarakat 9 DTPH
F Kesehatan Masyarakat
1 Gangguan Kesehatan Masyarakat10 DTPH DTPH DTPH
Mobilisasi Peralatan dan - Melakukan evaluasi Kondisi Lalulintas Gangguan arus Berdasarkan data Laporan Akhir Kajian Lalu Lintas Jalan Tol Areal masuk dan 12 bulan sampai
Material system manajemen Variabel parameter lalu lintas Jakarta-Cikampek tahun 2016 bahwa volume lalu lintas dan v/c keluar tapak dengan
lalulintas melakukan dampak : volume rasio di Jalan Tol Jakarta-Cikampek yaitu memiliki 254.724 proyek (mengiku konstruksi
evaluasi, serta lalu lintas kendaraan per hari dengan v/c rasio rata-rata sudah mencapai on off ramp) dan selesai
perbaikan, penggantian 1,51 yang artinya pada tingkat pelayanan arus lalu lintas berada jalur mobilisasi
ataupun melengkapi dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relative rendah, arus lalu mengikuti arah
sarana pengaturan lalu lintas sering terhenti sehingga menimbulkan antrian kendaraan lalu lintas
lintas yang pada ruas Cikunir-Bekasi Barat.
rusak/hilang/belum ada
- Melakukan evaluasi, Dengan jalur mobilisasi mengikuti arah lalu lintas dengan akses
serta perbaikan, masuk dan keluar mengikuti on off ramp di Jalan Tol terdekat
penggantian, ataupun sepanjang jalur tol yang melewati juga ruas Cikunir-Bekasi Barat
melengkapi fungsi dan dapat diprakirakan akan terjadi gangguan arus lalu lintas yaitu
manfaat, serta jumlah kemacetan. Sehingga dampak termasuk Dampak Penting
PJU yang menyala Hipotetik.
- Melakukan
pengecekkan, serta Dampak Penting
perbaikan, penggantian, Hipotetik
ataupun melengkapi
keberadaan serta fungsi
dan manfaat pagar
rumija.
- Menyediakan media
informasi seperti VMS
(Variable Message
Sign) di gerbang tol,
serta penyediaan
senkon sebagai sarana
informasi
- Mempercepat
penutupan lajur gardu
saat ganti shift di
gerbang tol dengan laci
cash box.
Pekerjaan Lajur - SOP pada Kesehatan Pekerja Gangguan Pada konstruksi Pekerjaan Lajur Pengganti masyarakat akan
Pengganti kontraktor yaitu Variabel parameter kesehatan merasakan kerugian yaitu polusi yang akan dirasakan akibat
menyediakan peralatan dampak : Kasus masyarakat penurunan kualitas udara. Namun berdasarkan pelaksanaan RKL-
pengamanan penyakit RPL yang telah dilaksanakan PT. Jasa Marga telah melaksanakan
keselamatan personal dilingkungan kerja upaya meminimalisir gangguan kesehatan masyarakat dengan
dan pakaian bagi adanyanya kegiatan pembangunan jalan tol ini. Upaya tersebut
pekerja (sarung tangan, antaralain :
masker, debu, ear plug, - Kepada masyarakat sekitar, pihak PT. Jasa Marga sudah
sepatu boot, helm dsb) melaksanakan program pengobatan gratis.
Dampak Tidak
- Medical Check Up uji - Medical check up atau uji kesehatan berkala dilakukan rutin - -
Penting Hipotetik
kesehatan berkala yang setiap setahun sekali sebagai langkah antisipatif untuk
dilakukan setahun mengidentifikasi gangguan kesehatan pada petugas yang
sekali untuk memonitor muncul akibat beroperasinya jalan tol.
kondisi kesehatan Dengan diketahui bahwa keadaan kesehatan masyarakat yang
pekerja sehingga terdapat di sekitar lokasi kegiatan masih dalam keadaan normal
langkah antisipasi dapat yaitu sekitar 78,95 % (hasil dari pelaksanaan RKL-RPL dari
dilakukan responden penduduk yang terlewati jalan tol) masyarakat tidak
- Fasilitas klinik mengalami gangguan kesehatan dan telah dilakukannya antisipasi
kesehatan yang untuk mencegah gangguan kesehatan masyarakat, maka dampak
TAHAP OPERASIONAL
1 Pengoperasian dan Peningkatan pelayanan Kondisi Lalu Peningkatan Volume lalu lintas tertimbang tahun 2015 yang melintas pada Di areal 1 hari pada
Pemeliharaan Jalan Tol melalui peningkatan Lintas Kapasitas Jalan Jalan Tol eksisting Jakarta – Cikampek, adalah 165.081 pembangunan tahun ke 2
Jakarta-Cikampek II kuantitas dan kualitas Variabel parameter kendaraan per hari. Jalan Tol setelah Jalan Tol
Elevated pelayanan antaralai : dampak : Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir atau sejak dioperasikannya Jakarta- Jakarta-
- Melakukan evaluasi Kelancaran lalu gerbang tol Cikarang Utama pada Maret 2011, tercatat Cikampek II Cikampek II
system manajemen lalu lintas pertumbuhan rata-rata kendaraan per tahun sebesar 5,12 %, yang Elevated Elevated
lintas melakukan berarti akan meningkatkan penambahan volume lalu lintas beroperasi
evaluasi, serta sampai pada suatu waktu mencapai kapasitasnya dalam waktu
perbaikan, penggantian paling lama tahun 2021, akibatnya terjadi penurunan kualitas
ataupun melengkapi tingkat pelayanan lalu lintas dengan terjadinya kemacetan.
sarana pengaturan lalu Dengan adanya rencana pengoperasian Jalan Tol Jakarta –
lintas yang Cikampek II Elevated pada tahun 2019 dan 2020, maka volume
rusak/hilang/tidak ada lalu lintas pada jalan tol eksisting akan mengalami penurunan
- Melakukan evaluasi, sekaligus meningkatkan pelayanan lalu lintas dengan turunnya
serta perbaikan, nilai DS yang akan mulai dirasakan pada tahun 2019 pada saat
penggantian ataupun mulai dioperasikan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated.
melengkapi fungsi dan Pengoperasian fasilitas infrastruktur baru seperti disebutkan di
manfaat, serta jumlah atas, dengan sendirinya akan meningkatkan pula jumlah volume
PJU yang menyala lalu lintas pada koridor Jakarta – Cikampek, jika dibandingkan Dampak Penting
- Melakukan dengan sebelum adanya fasilitas baru, karena keberadaan Hipotetik
pengecekkan, serta infrastruktur baru akan memberikan kenyamanan dan waktu
perbaikan, penggantian, tempuh yang lebih singkat sehingga membangkitkan perjalanan
ataupun melengkapi baru, yang akan menambah terhadap jumlah perjalanan yang ada
keberadaan serta fungsi sebelumnya.
dan manfaat pagar Jika pengoperasian infrastruktur baru berjalan seperti rencana
rumija tersebut, maka derajat kejenuhan = 1 pada jalan tol eksisting
- Menyediakan media diperkirakan baru akan tercapai pada tahun 2046.
informasi seperti VMS Beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, maka
(Variable Message gangguan arus lalu lintas yang terjadi dapat teruraikan. Dapat
Sign) digerbang tol, dilihat bahwa beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
serta penyediaan Elevated ini dapat menurunkan tingkat kejenuhan, dimana
senkom sebagai sarana sebelum adanya Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
informasi memiliki tingkat kejenuhan 0,78 dengan beroperasinya Jalan Tol
- Mempercepat Jakarta-Cikampek II Elevated memiliki tingkat kejenuhan 0,62
penutupan lajur gardu pada tahun 2019 sesuai rencana jadwal pengoperasian jalan tol.
saat ganti shift di
gerbang tol dengan laci
cash box.
Metode : Metode :
Matrik Interaksi & Diskusi : ketua tim
Bagan Alir
Gambar 1.32 Bagan Alir Proses Pelingkupan
dan tenaga ahli ,
SOP, baku mutu
A. Batas Proyek
Batas proyek adalah batas kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated yang terletak di Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang
dengan panjang 36,84 km.
B. Batas Ekologis
Batas ekologis adalah ruang persebaran dampak dari kegiatan menurut media
transportasi limbah (air dan udara), dimana proses alami dalam ruang tersebut
diperkirakan akan mengalami perubahan yang mendasar. Adapun dasar penentuan
batas ekologi yang meliputi penentapan masing-masing aspek adalah sebagai berikut:
Fisiografi, batas studi fisiografi mencakup lahan yang berada pada lokasi
kegiatan dan sekitarnya.
Hidrologi, batas studi untuk hidrologi adalah saluran air yang terdekat
dengan lokasi pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated.
Kualitas udara, batas studi untuk kualitas udara adalah radius 250 m kea rah
Barat dari arah lokasi pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
serta jalur mobilisasi alat dan material.
C. Batas Sosial
Batas sosial merupakan wilayah tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial
masyarakat yang mengandung norma dan nilai yang sudah mapan baik sistem
maupun struktur sosialnya di sekitar lokasi rencana kegiatan. Batas sosial tersebut
mengingat kemungkinan terjadinya interaksi sosial dan timbulnya dampak secara
langsung dari kegiatan proyek, dalam kegiatan ini batas sosial adalah Kota Bekasi
(Kec. Bekasi Timur, Rawalumbu, Bekasi Selatan, Bekasi Barat dan Jatiasih),
Kabupaten Bekasi (Kec. Cikarang Pusat, Cikarang Selatan, Cikarang Utara, Cibitung
Cikarang Barat dan Tambun Selatan), dan Kabupaten Karawang (Kec. Telukjambe
Barat, Telukjambe Timur, Klari dan Cikampek )
yang terdekat dan tempat keberadaan lokasi kegiatan Pembangunan Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II Elevated.
D. Batas Administratif
Batas administrasi adalah ruang dimana masyarakat dapat secara leluasa melakukan
kegiatan social, ekonomi dan social-budaya sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku di dalam ruang tersebut. Batas administrasi pembangunan Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II Elevated adalah batas Kecamatan di Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan
Kabupaten Karawang.
BAB V
RENCANA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP (RKL)
Pendekatan Sosial :
Berkoordinasi dengan masyarakat
terdekat dan aparatur pemerintah
setempat jika konstruksi dilakukan
pada malam hari.
1.4 Peningkatan Intensitas Kebisingan
Peningkatan Mobilisasi Intensitas kebisingan Pendekatan Teknologi : Lokasi pengelolaan dilakukan Pemasangan PT. Jasamarga Dins Lingkungan Dinas
kebisingan yang peralatan dan yang timbul tidak Membuat penghalang (barrier) di tapak proyek dan penghalang/ barrier Jalanlayang Hidup Kota Lingkungan
ditimbulkan dari material, melebihi baku mutu berupa pagar (seng) agar terisolasi lingkungan sekitar, jalur dilakukan seminggu Cikampek Bekasi Hidup Provinsi
kendaraan dan alat- pekerjaan berdasarkan KepMen dari lingkungan sekitar, sehingga mobilisasi kendaraan dan alat sebelum kegiatan bekerjasama Dinas Lingkungan Jawa Barat
alat berat yang widening dan LH No. 48 Tahun 1996 kebisingan hanya terjadi di lokasi berat. dilakukan hingga dengan pihak Hidup Kab. Dinas
digunakan pada saat pekerjaan yaitu untuk kawasan kegiatan. Berdasarkan Sembodo kegiatan selesai kontraktor Bekasi Lingkungan
kontruksi Elevated pemukiman (55 dBA), (2004), seng/ triplek ketebalan 20 UA-1 : GT Bekasi Barat Pengelolaan Waskita-Acset Dins Lingkungan Hidup Kota
kawasan area gardu tol mm dapat mereduksi kebisingan 12- (KM 13+000) dilakukan secara KSO Hudp dan Bekasi
berdasarkan Peraturan 20 dBA. UA-2 : GT Bekasi Timur terus menerus dan Kebersihan Kab. Dinas
Menteri Tenaga Kerja Pengaturan/penjadwalan alat-alat (KM 17+000) rutin selama Karawang Lingkungan
dan Transmigrasi No. berat yang akan digunakan UA-3: GT Tambun kegiatan Mobilisasi Dinas Lingkungan Hidup Kab.
18 Tahun 2011 Tentang sedemikian rupa sehingga tidak UA-4 : GT Cibitung (KM peralat dan material, Hidup Provinsi Bekasi
Ambang Batas Faktor semua alat berat digunakan secara 24+800) pekerjaan widening Jawa Barat Dinas
Fisik di Tempat Kerja bersamaan. Kontraktor melakukan UA-5: GT Cibitung dan pembangunan Lingkungan
(85 dBA) perawatan pada kendaraan alat berat (Kawasan Industri) Jalan Tol Jakarta- Hidup dan
pada mesin, penggunaan jenis UA-6 : GT Cikarang Utama Cikampek II Kebersihan Kab.
bahan bakar, kipas pendingin mesin (KM29+200) Elevated Karawang
dan sistem pembuangan pada UA-7: GT Cikarang Barat
knalpot, termasuk memberikan (KM 31+ 000) Mobilisasi
pelumas mesin secara rutin dan UA-8: GT Karawang Barat dilakukan sesuai
pengecekan/perbaikan pada (KM 47+050) dengan window
dudukan peredam getaran mesin. time pada pukul
Pendekatan Sosial :
Berkoordinasi dengan masyarakat
terdekat dan aparatur pemerintah
setempat jika konstruksi dilakukan
pada malam hari.
Memasang papan pengumuman di
lokasi kegiatan agar warga sekitar
maklum dan tidak mendekati lokasi
kegiatan saat pelaksanaan kegiatan.
Bagi pekerja proyek menggunakan
SOP khususnya sumbat telinga (ear
plug)
1.5 Gangguan Arus Lalu Lintas
Pekerjaan Lajur Mobilisasi Terjadi penguraian Pemasangan rambu-rambu yang Di sepanjang pekerjaan Setiap hari selama PT. Dinas Dinas
Pengganti akan peralatan dan kemacentan dengan diperlukan dan selama memasuki lajur pengganti dan area kegiatan konstruksi Jasamarga Perhubungan Jawa Lingkungan
minimbulkan material, adanya manajemen lokasi pekerjaan seperti : Rubber pekerjaan elevated yang Jalanlayang Barat Hidup Provinsi
kemacetan yang Pekerjaan lajur pengaturan lalu lintas Cone, Light Rope, Rottary Lamp, meliputi KM 10, KM 25 Cikampek Aparat kepolisian Jawa Barat
disebabkan oleh pengganti dan saat pekerjaan lajur Tanda hati-hati, MCB, tanda dan KM 42 bekerjasama Dinas
berkurangnya 1 jalur pekerjaan pengganti dan pekerjaan kurangi kecepatan, batas Akses masuk dan keluar dengan pihak Lingkungan
pada saat konstruksi Elevated. elevated. kecepatan maksimum 40 km/jam mengikuti Interchange kontraktor Hidup Kota
lajur pengganti ini. dan 60 km/jam, tanda terdekat sesuai kebutuhan Waskita- Bekasi
Selain itu pada saat penyempitan. Jalur Mobilisasi Acset KSO Dinas
pekerjaan elevated Pengaturan lalu lintas untuk mengikuti arah lalu lintas Aparat Lingkungan
pada saat pekerjaan kendaraan proyek yang keluar Kepolisian Hidup Kab.
steel box grider akan masuk lokasi pekerjaan sehingga Dinas Bekasi
meimbulkan dapat meminimalkan terjadinya Perhubungan Dinas
gangguan lalu lintas kemacetan. Provinsi Lingkungan
disebabkan akan Pemasangan pagar pengaman Jawa Barat Hidup dan
menggunakan trailer yang dipakai untuk membatasi Kebersihan Kab.
sebanyak 40 unit lokasi proyek dengan masyarakat Karawang
dalam sehari dengan umum disain yang direncanakan
panjang steel box yaitu panjang 312 cm dengan
grider mencapai 12 m lebar 117 cm (terlampir) dan
dan 60 m melaksanakan koordinasi yang
B. Dampak Lingkungan Lainnya yang Perlu Dikelola (Hasil Arahan Pengelolaan pada ANDAL)
1. Keresahan Masyarakat
Keresahan masyarakat Pengadaan Tidak terjadi aktivitas Melakukan kerjasama dengan Berdasarkan pelaksanaan Secara intensif PT. Jasamarga Aparatur Dinas
muncul ketika tahap Tenaga Kerja dan protes terhadap mandor Pemerintah Daerah guna RKL-RPL yang telah dijalani yang berupa Jalanlayang pemerintah Lingkungan
konstruksi kegiatan Pengoperasian proyek dan atau melaksanakan pengarahan, bahwa lokasi lokasi pengaturan upah Cikampek setempat (Desa & Hidup Provinsi
pengadaan tenaga Base Camp pemrakarsa pembinaan dan penyadaran pemantauan untuk komponen kerja selama bekerjasama Kecamatan Jawa Barat
kerja, dikhawatirkan Tidak ada persepsi masyrakat setempat. Sosial Ekonomi Budaya yaitu kegiatan tahap dengan pihak terkait) Dinas
penerimaan tenaga negatif penduduk Melaksanakan penyuluhan dan di Kel. Pekayon Jaya KM konstruksi kontraktor Dinas Lingkungan Lingkungan
kerja tidak pencari kerja dan komunikasi dua arah untuk menekan 10+400, Ds. Lambang Sari berlangsung Waskita-Acset Hidup Provinsi Hidup Kota
mengutamakan tenaga berusaha terhadap jumlah pelintas Jalan Tol tanpa Kec. Tambun Selatan Kab. KSO Jawa Barat Bekasi
kerja lokasi proyek. melewati sarana yang disediakan. Bekasi KM 22+200A, Ds. Dinas
Melakukan pendataan kegiatan Gandasari Kec. Cikarang Lingkungan
ekonomi penduduk yang berada di Barat KM 26+300A, Ds. Jaya Hidup Kab.
lokasi rencana kegiatan Mukti, Kec. Cikarang Pusat Bekasi
melaksanakan komunikasi langsung KM 38+300A dan Desa Dinas
antara panitia yang dibentuk oleh Wadas Kec. Teluk Jambe Lingkungan
pemrakarsa, dengan maksud untuk Timur KM 47+500 yang akan Hidup dan
membangun kepercayaan antara mengikuti lokasi pelaksanaan Kebersihan Kab.
pemrakarsa dan penduduk. RKL-RPL tersebut. Karawang
BAB VI
RENCANA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP (RPL)
2 TAHAP OPERASIONAL
2.1 Peningkatan Kapasitas Kondisi jalan tol Operasional dan Survey lalu lintas (Traffic Counting Lokasi Jalan Tol Jakarta- Setiap hari PT. Jasamarga Kementerian Dinas
Jalan (kekasatan, Pemeliharaan /laju kendaraan) untuk menentukan Cikampek II Elevated Ruas selama Jalanlayang Pekerjaan Umum Lingkungan
ketidakrataan dan tidak Jalan Tol beberapa parameter lalu lintas seperti Cikunir sampe Karawang Barat operasional Cikampek dan Perumahan Hidup
ada lubang) serta Jakarta- kapasitas kendaraan, volume, rasio sepanjang 36,84 km Jalan Tol Rakyat Badan Provinsi
kecepatan tempun rata- Cikampek II V/C dan sebagainya dibandingkan Jakarta- Pengatur Jalan Tol Jawa Barat
rata Elevated dengan kondisi sebelum ada proyek. Cikampek II Dinas
Memantau ketersediaan rambu- Elevated Lingkungan
rambu lalu lintas di sekitar lokasi Hidup Kota
Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Bekasi
Elevated. Dinas
Lingkungan
Hidup Kab.
Bekasi
Dinas
Lingkungan
Hidup dan
Kebersihan
Kab.
Karawang
B. Dampak Lingkungan Lainnya yang Pelur dipantau (Hasil Arahan Pengelolaan pada ANDAL)
1. Keresahan Masyarakat
Keresahan masyarakat Tidak terjadi aktivitas Pengadaan Pengumpulan data primer dan sekunder Berdasarkan pelaksanaan RKL- Secara intensif PT. Jasamarga Aparatur Dinas
muncul ketika tahap protes terhadap mandor Tenaga Kerja dengan cara survey. Data primer RPL yang telah dijalani bahwa yang berupa Jalanlayang pemerintah Lingkungan
konstruksi kegiatan proyek dan atau dan dikumpulkan dengan cara wawancara lokasi lokasi pemantauan untuk pengaturan Cikampek setempat (Desa Hidup
pengadaan tenaga kerja, pemrakarsa Pengoperasian terhadap responden penduduk dan komponen Sosial Ekonomi upah kerja bekerjasama & Kecamatan Provinsi