Anda di halaman 1dari 112

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang dibangun pada Tahun 1988 melewati Bekasi dan
Kawasan Industri di Karawang, sejak tahun itu membentang dari Barat ke arah Timur
dengan total panjang 83 km dari DKI Jakarta dan Ruas Jalan Tol Jakarta Outer Ring
Road. Meskipun terdapat Jalan Nasional Jakarta-Cikampek sejajar di sebelah utara Ruas
Jalan Tol Jakarta-Cikampek, namun kedua ruas jalan ini terpisah dengan jarak yang
cukup jauh. Pada kondisi eksisting saat ini, kepadatan lalu lintas telah terjadi pada ruas
Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Sebagai dampak pertumbuhan volume lalu lintas yang
melewati ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang telah melebihi rencana kapasitas ruas
jalan tersebut. Sektor pertumbuhan manufaktur adalah industri utama dalam
perkembangan sub koridor baru yang terjadi di Timur Jakarta. Perkembangan sub koridor
baru ini terjadi di wilayah administrasi Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten
Karawang.

Jalan Tol Jakarta-Cikampek memiliki ruas Jalan Tol yang melewati 5 wilayah
administrasi yaitu Kotamadya Jakarta Timur, Kotamadya Bekasi, Kabupaten Bekasi,
Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta. Dengan terdiri dari beberapa gerbang
tol sebagai akses keluar-masuk kendaraan di daerah Pondok Gede Barat, Pondok Gede
Timur, Cikunir, Bekasi Barat, Bekasi Timur, Tambun, Cibitung, Cikarang Barat,
Cikarang Utama, Cikarang Pusat, Karawang Barat, Karawang Timur, Kalihurip dan
Cikampek. Kondisi saat ini Jalan Tol Jakarta-Cikampek memiliki 4 lajur x 3,60 m yang
dimulai dari STA 02+050 s.d STA 37+900 dan 3 lajur x 3,60 m pada STA 37+900 s.d
STA 73+333. Kondisi ini telah berdampak pada mobilitas di sekitar kawasan yang juga
berdampak pada efisiensi dalam aktifitas ekonomi. Untuk itu, maka dibutuhkan adanya
penambahan kapasitas lalu lintas di sepanjang ruas DKI Jakarta dan daerah sekitarnya
dalam kawasan JABODETABEK, khususnya pada wilayah Timur DKI Jakarta, sehingga
dapat mengurangi permasalahan distribusi logistik yang terjadi selama ini antara daerah
industri yang berada di Timur DKI Jakarta dan Pelabuhan Tanjung Priuk. Rencana
pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated ini dilatar belakangi oleh
perkembangan ekonomi maupun teknologi. Namun seiring berjalannya waktu dengan

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I-1


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

jumlah volume lalu lintas yang semakin meningkat, maka jalur Jalan Tol Jakarta-
Cikampek mengalami kemacetan terlihat dari V/C rasio yang sudah melebihi 1. Dalam
meningkatkan kapasitas lalu lintas tersebut, PT Jasa Marga (Persero) Tbk merencanakan
akan membangun ruas baru di atas jalan tol eksisting, yaitu pembangunan Ruas Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II di atas (Elevated). Titik awal ruas jalan tol ini adalah Simpang Susun
Cikunir yang merupakan pertemuan antara Ruas jalan Tol Jakarta - Cikampek dengan
Ruas Jalan Tol JORR, kemudian melayang di atas jalan tol eksisting dan akhir jalan tol ini
terhubung kembali dengan Jalan Tol Jakarta - Cikampek di Karawang Barat, sepanjang
36,84 km.

Berdasarkan Dokumen Lingkungan berupa Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) dan RKL-
RPL untuk Kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek sepanjang 73 km yang
disetujui oleh Menteri Pekerjaan Umum melalui Surat No. KL.0302-MN/130 tanggal 17
Maret 1993. Dalam rangka mengurangi tingkat kepadatan lalulintas di Jalan Tol Jakarta-
Cikampek eksisting saat ini, PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, berencana untuk
melaksanakan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan panjang
± 36,84 km yang berada di DAMIJA Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting. Maka
dokumen Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated mengacu pada Surat
arahan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat tentang Arahan Dokumen
Lingkungan PT. Jasa Marga (Persero) No. 660.1/1.327/Bid-I/2017 tanggal 13 Maret 2017
diwajibkan untuk menyusun Dokumen ADENDUM ANDAL dan RKL-RPL dengan
lingkup kajian adalah rencana pengembangan kegiatan yang akan dilaksanakan termasuk
evaluasi atas pelaksanaan rencana pengelolaan lingkungan dari kegiatan eksistingnya.
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated sendiri pun telah memiliki
Persetujuan Prakarsa Pengesahan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated yang
dikeluarkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor : JL.03.04-MN/232.

Pendekatan Studi ADENDUM ANDAL dan RKL-RPL Pembangunan Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II Elevated ini bersifat studi tunggal karena Pembangunan Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II Eleveated berada di bawah satu pembinaan/pengawasan PT. Jasa Marga
(Persero)Tbk, sedangkan penilaian dokumen menjadi kewenangan Dinas Lingkungan
Hidup Provinsi Jawa Barat, hal ini mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No. 8 Tahun 2012 Tentang Tata Laksana Penilaian dan Pemerikasaan Dokumen

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I-2


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Lingkungan Hidup Serta Penertiban Izin Lingkungan dikarenakan lokasi kegiatan lebih
dari satu wilayah kabupaten dan kota.

Atas dasar tersebut, PT. Jasa Marga (Persero) Tbk yang secara teknis menunjuk PT.
Jasamarga Jalanlayang Cikampek sebagai pihak pemrakarsa memandang perlu dilakukan
ADENDUM ANDAL dan RKL-RPL Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated dengan harapan permasalahan/dampak yang diprakirakan akan terjadi dapat di
analisis, diprediksi, di evaluasi dan selanjutnya dirumuskan upaya pengelolaan dan
pemantauannya dalam rumusan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Melalui serangkaian proses AMDAL
tersebut, diharapkan pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dapat
dilaksanakan sesuai dengan konsep pembangunan berwawasan lingkugan dan
berkelanjutan (Suistainable Development).

1.2. Tujuan dan Manfaat


Tujuan dan manfaat dilaksanakannya pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated adalah sebagai berikut :
1.2.1 Tujuan Kegiatan
 Menyediakan system transportasi yang efisien guna menunjang pertumbuhan
ekonomi nasional
 Meningkatkan kelancaran arus transportasi darat
 Menjamin pelayanan angkutan darat yang aman dan efisien
 Meningkatkan system jaringan jalan yang menghubungkan semua simpul jasa
distribusi dari dan pusat-pusat kegiatan
 Meningkatkan kapasitas dan efisiensi jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting.

1.2.2 Manfaat Kegiatan


 Mempermudah pergerakan arus lalu lintas dan arus barang serta penduduk dari
Jakarta menuju ke Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Kerawang Sampai
Bandung.
 Meningkatkan fungsi jaringan jalan eksternal wilayah Jawa Barat guna
mengakomodir pergerakan barang dan jasa lintas provinsi;

 Mendukung pengembangan kota-kota di wilayah Provinsi Jawa Barat.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I-3


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

1.3 Pelaksanaan Studi


Pelaksanaan studi AMDAL rencana pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated dengan panjang ± 36,84 km, dilaksanakan oleh PT. Jasa Marga sebagai
pemrakarsa yang dibantu oleh pihak lain. Pemrakarsa dan pelaksana studi AMDAL
selengkapnya adalah sebagai berikut:

1.3.1. Pemrakarsa
Nama : PT. Jasamarga Jalanlayang Cikampek
Alamat Perusahaan : Gedung Jasa Marga (Persero) Cab. Jagorawi, Jl. Raya
Taman Mini RT.008/002 Kel. Dukuh, Kec. Kramat Jati,
Jakarta Timur 13550
No. Telepon/Fax : Telepon : (62-21) 2281 9658
Email : jasamarga.jjc@gmail.com
Nama Penanggung Jawab : Djoko Dwijono
Jabatan : Direktur Utama PT. Jasamarga Jalanlayang Cikampek

1.3.2 Pelaksana Studi AMDAL


Penyusun dokumen AMDAL rencana Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated dengan panjang ± 36,84 km, dilakukan oleh PT. Sarana Perencana Jaya dengan
Registrasi No: 0083/LPJ/AMDAL-1/LRK/KLH. Tim penyusun Dokumen AMDAL
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan panjang ± 36,84 km
sebagai berikut :
Tabel 1.1 Susunan Tim Studi AMDAL Pembangunan Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II Elevated
Pendidikan dan
Nama Posisi No. Sertifikat
Kualifikasi
Tim Penyusun AMDAL
S1, Teknik Sipil KTPA
Didin Sukma, ST Ketua Tim
UNIBRAW Malang K.008.01.10.10.000140
S1 Teknik Lingkungan Asisten Ahli ATPA
Risma Mustami Khairani, ST
ITENAS Bandung Lingkungan LHK. 564 00150 2016
Agung Prabowo Budhi W, S1 Antropologi Ahli Sosial ATPA
S.Sos. UNPAD Bandung Ekonomi LHK. 564 00061 2017
Tenaga Ahli
S1 Teknik Planologi
Ahli KTPA
Andri Lesmana, ST., M.IL S2 Magister Ilmu
Transportasi LHK. 564 00032 2017
Lingkungan
Mohammad Emir Muzamil, S1 Biologi UNPAD ATPA
Ahli Biologi
S.Si Bandung LHK. 564 00057 2017

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I-4


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

1.4. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang akan dikaji


1.4.1. Status Studi Adendum ANDAL dan RKL-RPL Pembangunan Jalan
Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
Adendum ANDAL dan RKL-RPL Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
dengan titik awal yaitu simpang susun ruas Cikunir dan titik akhir di simpang susun ruas
Karawang Barat sepanjang 36,84 km yang meliputi Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan
Kabupaten Karawang mengacu pada Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) dan RKL-RPL
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek Nomor : KL.0302-MN/130 tanggal 17 Maret
1993 Oleh Komisi Pusat AMDAL Departemen Pekerjaan Umum.

Dalam dokumen tersebut dijelaskan bahwa pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek


sesuai dengan Pola Tata Ruang Wilayah JABODETABEK, dimana peruntukkan lahan di
wilayah penyangga DKI Jakarta tersebut adalah untuk pemukiman, industri dan pertanian,
maka diperlukan sarana dan prasarana transportasi yang memadai untuk menunjang
kegiatan di wilayah tersebut. Prasarana transportasi yang ada yaitu jalan lama Jakarta-
Cikampek, tingkat pelayanan LOS (Level Of Service) yang rendah, sehingga perlu adanya
alternatif lain untuk menunjang kegiatan di wilayah penyangga tersebut. Alternatif
tersebut dalam pembangunan jalan Tol baru yang dapat mengimbangi perkembangan
ekonomi maupun teknologi. Namun seiring berjalannya waktu dengan jumlah volume
lalu lintas yang semakin meningkat, maka jalur Jalan Tol Jakarta-Cikampek mengalami
kemacetan terlihat dari V/C rasio yang sudah melebihi 1, dengan demikian dibangunlan
Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated oleh PT. Jasa Marga. Pembangunan Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II Elevated akan dibangun diatas median jalan tol Jakarta-Cikampek
(Eksisting) dengan demikian pertimbangan akan langsung bermanfaat pada pelayang jalan
Tol Jakarta-Cikampek dan tidak diperlukan proses pembebasan lahan.

1.4.2. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan dengan Rencana Tata Ruang


Wilayah

A. Lokasi Kegiatan
Rencana Pengembangan Jalan Tol Jakarta - Cikampek II Elevated akan dibangun
diatas median Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang sekarang (eksisting). Rencana
pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan titik awalnya yaitu
simpang susun ruas Cikunir dan titik akhirnya di simpang susun ruas Karawang

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I-5


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Barat dengan total panjang sekitar 36,84 Km. Kabupaten/Kota yang akan terlintasi
rencana kegiatan ini meliputi kawasan Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan
Kabupaten Karawang.

B. Rencana Tata Ruang Wilayah


Proses penyusunan Dokumen ADENDUM ANDAL dan RKL-RPL Pembangunan
Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated ini telah menempuh pembahasan
mengenai Kesesuaian Tata Ruang Pada tanggal 20 September 2016. Rencana
pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated telah mendapatakan
kesesuaian Tata Ruang dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional Direktorat Jenderal Tata Ruang No. 1124/200/XI/2016
perihal Status Jalan Bebas Hambatan Jakarta-Cikampek II Elevated di dalam
RTRWN bahwa kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
telah tercantum dalam RTRWN dalam Lampiran III.
Penjelasan mengenai pasal 114 A PP No. 13 Tahun 2017 menyatakan bahwa
kegiatan yang termasuk dalam kegiatan strategis nasional dan belum tertuang
dalam Rencana Tata Ruang Daerah, maka izin pemanfaatan ruang didasarkan
pada Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2017. Dengan telah adanya rekomendasi
kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dari Kemeterian
Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Direktorat Jenderal Tata
Ruang, maka tidak diperlukan lagi rekomendasi Tata Ruang dari Daerah Kota
Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 13 Tahun 2017.

Peta Lokasi Rencana Pembangunan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated


Tersaji pada Gambar 1.1 serta Peta Struktur Ruang RTRWN Gambar 1.2.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I-6


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.1 Peta Lokasi Rencana Kegiatan

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I-7


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.2 Peta Struktur Ruang RTRWN

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I-8


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

1.4.3. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang sudah Berjalan

Berdasarkan Studi Evaluasi Lingkungan, 1992 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-


Cikampek, kegiatan pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek telah diawali dengan
kegiatan studi “Trans Java Highway Feasibility Study”. Studi yang memakan waktu satu
tahun (1972-1973) dilaksanakan oleh Lyon & Associates, USA, serta dibiayai dengan
bantuan USAID.

Berdasarkan hasil studi kelayakan yang dilaksanakan oleh Agre Intertraffic-Lens Consult
pada tahun 1975 (dalam study “Jakarta-West Java Tollway System Feasibility Study”)
pemerintah menetapkan proyek Jalan Jakarta-Cikampek berupa :

 Pembangunan jalan baru bebas hambatan antara Jakarta dan Cikampek sepanjang
± 73 Km.

A. Karakteristik Lokasi Kegiatan


Berkaitan dengan tata guna tanah, maka penggunaan tanah disepanjang tol dapat
dikelompokkan menjadi empat segmen sebagai berikut :

 Segmen I : Antara Jakarta-Bekasi, tata guna tanah lebih didominasi oleh


perumahan
 Segmen II : Antara Bekasi-Karawang, tata guna lebih dominasi oleh
perumahan dan persawahan
 Segmen III : Antara Cibitung-Karawang-Klari, tata guna tanah lebih
didominasi oleh persawahan dengan adanya indikasi kuat kearah
pengembangan industri yang cukup besar
 Segmen IV : Antara Klari-Cikampek, tata guna tanah lebih didominasi oleh
perkampungan dan perkotaan.

B. Tahapan Kegiatan
1. Tahap Pra Konstruksi
Telah dilakukan pembebasan lahan untuk jalur Told an fasilitas penunjangnya seluas
9.153.745,43 m2 yang meliputi 9.843 KK dengan perincian :
Luas Lahan (m2) Jumlah KK
Kodya Jakarta Timur 470.220,50 1.456
Kabupaten Bekasi 4.444.597,18 4.854
Kabupaten Karawang 4.050.982,75 3.440

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I-9


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Kabupaten Purwakarta 187.945 93


Utilitas yang dibebaskan :

- Saluran air minum (PAM) : 1.278 m


- Jaringan telepon udara : 192 bh
- Jaringan telepon bawah tanah : 2.245 m
- SUTT : 16 bh
- SUTM dan SUTR : 309 bh
- PJU : 22 bh

Sebagian besar dari utilitas yang dibebaskan (90%) terletak di seksi A (Cawang-
Cibitung).

Sampai saat ini semua lahan dan utilitas tersebut telah selesai pembebasannya dan
tidak ada keluhan-keluhan dari masyarakat yang terkena pembebasan, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada dampak sisa yang disebabkan tahap konstruksi.

2. Tahap Kontruksi
Pelaksanaan fisik pembangunan jalan Tol dimulai tahun 1980 yang dibagi menjadi 3
seksi :
a. Seksi A
Jalan utama : 24,40 km (4 jalur)
ORR Lajur Timur : 9,40 km (2 jalur)
Jatiwaringin intersection : 2.31 km
Jatibening Access section : 1,58 km
Totak Seksi A : 37,59 km
Jalan Lokal : 9,00 km
Seluruh Seksi A : 46,59 km
Jumlah Interchange :7
Jumlah Jembatan : 40
Box Culvert : 30
Gerbang Tol :7
b. Seksi B
Jalan Utama : 23,00 km (2 jalur)
Karawang Spur : 7,00 km ( 2 jalur)
Seluruh Seksi B : 30,00 km
Jumlah Interchange :2

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 10


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Jumlah Jembatan : 20
Box Culvert : 20
Gerbang Tol :2
c. Seksi C
Jalan Utama : 25,80 km (2 jalur)
Jalan Penghubung : 5, 00 km
Seluruh Seksi C : 30,80 km
Jumlah Interchange :1
Jumlah Jembatan : 15
Box Culvert : 21
Gerbang Tol :2
Data-data teknis jalan tol adalah sebagai berikut :

- Jalan Tol
Jalur Lalu Lintas = 2 x 7,20 = 14,40 meter
Bahu Dalam = 2 x 0,75 = 1,50 meter
Bahu Luar = 2 x 2,50 = 5,00 meter
- Lebar Daerah Milik Jalan (DAMIJA)
Jalan Tol bervariasi 70 s/d 80 m
Jalan penghubung bervariasi 20 s/d 40 m
Jalan local bervariasi 15 s/d 25 m
- Jalan Penghubung
Jalur lalu lintas bervariasi 7,20 m s/d 4,50 m
Bahu jalan bervariasi 2,50 m s/d 1,50 m
- Konstruksi badan jalan aspal beton dengan lapisan dasar perkerasan (subgrade)
menggunakan limestone (batu kapur)
- Kecepatan rencana = 120 km/jam
- Umur rencana = 20 tahun
Kebutuhan material untuk pembangunan jalan Tol ini seperti tanah, batu, limestone
diperoleh dari quarry dan lokasi sekitarnya.

- Tanah, selain dari pemotongan bukit disekitar Cibeet juga diperoleh dari lokasi
milik PT. Jasa Marga di Desa Sumur Batu Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi
(15 km dari lokasi proyek) seluas 22,5 ha.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 11


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

1. JCT 1
JCT 1 merupakan simpang susun pertama dari ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated. JCT merupakan simpang susun yang mempertemukan ruas Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II Elevated dengan ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek di daerah
Cikunir dan Jakarta Outer Ring Road.
2. JCT 2
JCT 2 merupakan simpang susun kedua dari ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated. Simpang susun ini merupakan junction yang menghubungkan jalan Tol
Jakarta-Cikampek II Elevated dengan ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting
di Karawang Barat.

Kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated terdiri dari dua tahap,
yaitu tahap konstruksi dan tahap operasional. Perlu diketahui dalam pembangunan Jalan
Tol Jakarta-Cikampek II Elevated tidak ada pembebasan lahan. Rincian masing-masing
kegiatan pada tahap tersebut adalah sebagai berikut :

Tahap Konstruksi

1. Pengadaan Tenaga Kerja dan Pengoperasian Base Camp


2. Mobilisasi Peralatan dan Material
3. Pekerjaan Lajur Pengganti
4. Pekerjaan Elevated

Tahap Operasional

1. Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol Jakarta-


Cikampek II Elevated

Gambar 1.5 Bagan Alir Kegiatan Pembangunan Jalan Tol


Jakarta-Cikampek II Elevated

1.4.4.1 Tahap Konstruksi


1. Pengadaan Tenaga Kerja dan Pengoperasian Base Camp
Pada saat pengadaan tenaga kerja akan mengacu pada Undang-Undang
Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaa BAB X Perlindungan,
Pengupahan dan Kesejahteraan. Di samping itu, dalam proses penerimaan tenaga
kerja tahap konstruksi akan dilibatkan juga pihak kecamatan, kelurahan, serta tokoh

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 34


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

masyarakat. Untuk tenaga kerja dari luar daerah dapat direkrut berdasarkan
persyaratan-persyaratan khusus dengan mengutamakan tenaga kerja yang memiliki
pengalaman dan keterampilan khusus pada bidangnya. Pada prinsipnya dibuka
kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat local sesuai dengan kebutuhan tenaga
kerja yang dibutuhkan pada saat tahap konstruksi. Total tenaga kerja yang akan
direkrut pada tahap konstruksi yaitu 250 orang dan berlangsung selama konstruksi.
Tenaga kerja lokal yang akan direkrut yaitu 56 % dan tenaga kerja dari luar 44 %.
Berikut adalah tenaga kerja yang dibutuhkan.

Tabel 1.5 Prakiraan Jumlah Tenaga Kerja Dalam Pembangunan


Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

No. Klasifikasi Tenaga Kerja Jumlah Luar Daerah Lokal


1 Tenaga Ahli Jalan dan Jembatan 10 5 5
2 Assisten Tenaga Ahli 10 5 5
3 Administrasi Proyek 10 5 5
4 Logistik 10 5 5
5 Keamanan 20 10 10
6 Operator Alat Berat 25 25 0
7 Mandor 25 15 10
8 Tenaga Kasar/buruh 140 40 100
Total 250 110 140
Sumber : Kegiatan Pembangunan Jalan Tol yang Sejenis, 2016

Untuk para pekerja dan kontraktor akan disediakan kantor kontraktor dan work shop
disekitar lokasi kegiatan. Dimana kantor kontraktor terdapat pada Sta 21+000 dan Sta
37+000 serta work shop berada pada Sta 39, Sta 50+000 dan work shop cikunir. Pada
saat pekerjaan telah selesai, maka para pekerja akan diinformasikan dan akan
menerima haknya sesuai kesepakatan dengan memperhatikan UMR Kota Bekasi,
Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 35


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.6 Rencana Lokasi Fasilitas di Sekitar Lokasi Kegiatan

2. Mobilisasi Peralatan dan Material


Kegiatan mobilisasi kendaraan akan digunakan untuk pengangkutan bahan dan
material serta peralatan proyek untuk konstruksi. Rincian jenis peralatan dan
perlengkapan alat berat yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan kontruksi
pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated terdapat pada Tabel 1.4.
Selain itu juga PT. Jasa Marga akan merencanakan Baching Plan yaitu sebuah lokasi
yang didalamnya terdapat alat-alat yang dipakai untuk mencampur atau membuat
adukan beton ready mix dalam skala besar. Selain untuk memproduksi beton juga
berfungsi sebagai tempat untuk mengendalikan produksi beton agar mutu, slump,
nilai kekuatan dari beton itu sendiri terjaga. Lokasi batching plant dapat dilihat pada
Gambar 1.7.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 36


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.7 Lokasi Batching Plant

Tabel 1.6 Kebutuhan Peralatan dalam Pembangunan


Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Jarak Lokasi
Lokasi Alat alat Ke Lokasi
Jumlah
No. Jenis Peralatan Kapasitas Produksi Sekarang Pekerjaan
Peralatan

Km
1 2 3 4 5 6
3
1 Batching Plant 2 unit 50 m /jam Jkt,Jateng 10 & 430
3
Batching Plant 1 unit 50 m /jam Jakarta 45
Batching Plant 3 unit 90 m3/jam Jakarta 53

2 Asphalt Mixing Plant 1 unit 80 - 90 Ton/Jam soker 530


Asphalt Mixing Plant 1 unit 50 - 60 Ton/Jam Jawa tengah 500
Asphalt Mixing Plant 1 unit 60 80 Ton/H Jakarta 48
Asphalt Mixing Plant 1 unit 100 Ton/Jam Bekasi 45
Asphalt Mixing Plant 40-60 ton/hr Subang 120

Jkt, Jateng,
3 20 Ton
Dump Truck, 20 ton 18 unit Medan 19,450& 19
Medan&
26 Ton
Dump Truck, 20 ton 5 unit Rakanmo 15 & 29
Dump Truck, 20 ton 109 unit 20 Ton Jakarta 45
Dump Truck, 20 ton 65 unit 20 Ton Karawang 55

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 37


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Jarak Lokasi
Lokasi Alat alat Ke Lokasi
Jumlah
No. Jenis Peralatan Kapasitas Produksi Sekarang Pekerjaan
Peralatan

Km
1 2 3 4 5 6
Dump Truck, 20 ton 30 unit 20 Ton Pool Bekasi 16
Dump Truck, 20 ton 30 unit 20 Ton Pool Bekasi 13
Dump Truck, 20 ton 15 unit 20 Ton Pool Bekasi 14

4 Wheel Loader 3 unit 1.5 m3 Jkt,Jateng 9 & 450


Wheel Loader 3 unit 1.7 m3 Jkt,Jateng 9 & 450

5 Truck Mixer 11 unit 8 m3 Jkt,Jateng 47 & 508


Truck Mixer 5 unit 7 m3 Jateng 450
Truck Mixer 32 unit 7 m3 Jakarta 48

6 Flat Bed Truck, 4 ton 15 unit 4 Ton Legok 72


Flat Bed Truck, 4 ton 5 unit 4 Ton Jakarta,Solo 45 % 550
Flat Bed Truck, 4 ton 5 unit

Asphalt Finisher, 80 ton


7 unit 80 T/jam
/jam 2 Jawa tengah 510
Asphalt Finisher, 80 ton
unit 80 T/jam
/jam 2 Cikarang 45

8 Concrete Paver 1 unit 2-7,75 MTR Jakarta 45


Concrete Paver 1 unit 2-6 MTR Jawa Tengah 480
Concrete Paver 2 unit 7,5 MTR Jawa Tengah 510
Concrete Paver 2 unit 40 m3/jam Medan 1920

9 Tyred Roller, 8 - 10 ton 2 unit 8-10 Ton Jkt, Jateng 46.492


Tyred Roller, 8 - 10 ton 4 unit 8-10 Ton Cikarang 35

10 Tandem Roller, 10 ton 2 unit 10 Ton Jateng & Bogor 520.85


Tandem Roller, 10 ton 2 unit 10 Ton Jkt, Medan 48, 1995
Tandem Roller, 10 ton 4 unit 10 Ton Jakarta 46

Jkt,
11 114 Hp
Vibratory Roller, 114 Hp 11 unit Jateng,Bogor 35,507, 89
Vibratory Roller, 114 Hp 5 unit 114 Hp Jateng, Medan 505 & 1700

Jkt,Jateng,
12 100 Hp
Excavator 100 Hp 15 unit Medan 45,480 & 1500
Excavator 100 Hp 10 unit 100 Hp Jakarta 47
Excavator 100 Hp 10 unit 100 Hp Jakarta 57
Excavator 100 Hp 10 unit 100 Hp Jakarta 48

13 Bulldozer 3 unit 100 Hp Jkt, Jateng 37, 489


Bulldozer 4 unit 100 Hp Jkt, bogor 42, 89
Bulldozer 3 unit 100 Hp Jateng 499

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 38


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Jarak Lokasi
Lokasi Alat alat Ke Lokasi
Jumlah
No. Jenis Peralatan Kapasitas Produksi Sekarang Pekerjaan
Peralatan

Km
1 2 3 4 5 6

14 Motor Grader, 120 Hp 3 unit 120 Hp Jtk, Jateng 43, 489


Jkt, Bogor,
Motor Grader, 120 Hp 6 unit 120 Hp
Jateng 39, 89,510

15 Asphalt spayer 1000 Ltr 1 unit 1000 Liter Jawa tengah 512
Asphalt spayer 1000 Ltr 3 unit 1000 Liter Cikarang 45

16 Water Tanker 5000 Ltr 2 unit 5000 Liter Jkt,Jateng 35 & 485
Water Tanker 5000 Ltr 5 unit 5000 Liter Jkt,Jateng 50 & 530
Water Tanker 5000 Ltr 7 unit 5000 Liter Jkt,Jateng 40 & 508
4000-
Liter Jkt,Sentul 45,75,3
Water Tanker 5000 Ltr 9 unit 5000

17 Concrete Mixer , 0,3 m3 10 unit 0.3 m3 Jkt, Jateng,Bogor 43,508,95

18 Generator Set 200 kva 3 unit 200 Kva Jkt, Jateng 55, 485
Generator Set 200 kva 4 unit 200 Kva Bogor, Jateng 84, 495
Generator Set 200 kva 1 unit 200 Kva Jakarta 48

19 Crane, 150 ton 10 unit 150 Ton Pool Cilacap 499

20 Crane, 100 ton 10 unit 100 Ton Batang 420

21 Crane, 60 ton 9 unit 60 Ton Pool Jakarta 50

22 Crane, 50 ton 2 unit 50 Ton Jkt,Jateng 45 & 520


Crane, 50 ton 2 unit 50 Ton Jateng 520
Crane, 50 ton 1 unit 50 Ton Semarang 510

Medan,Jkt,
23 16 inch 1900,43,513
Concrete Cutter 7 unit Jateng
Concrete Cutter 13 unit 42 mm Bogor, Jateng 87, 512

24 Hydrolic Breaker 6 unit 147 Hp Jkt,Jateng,Medan 45, 530,


Hydrolic Breaker 4 unit 100 Hp Pool Bekasi 26

25 Air Compressor , 150 psi 3 unit 655 Cfm Jateng 550


Air Compressor , 150 psi 2 unit 250-370 Cfm Bogor,Jateng 89,560
Air Compressor , 150 psi 3 unit 175 Cfm Jkt,Jateng 45,630

26 Survey Equipment 5 set 102 N Jkt,Jateng,Medan 55, 560,2300


Survey Equipment 5 set 102 N Jkt,Jateng,Medan 55, 560,2300
Survey Equipment 3 set 102 N Jawa Tengah 554

27 Concrete Vibrator 4 set


Concrete Vibrator 6 set 3 Hole Jateng 505

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 39


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Jarak Lokasi
Lokasi Alat alat Ke Lokasi
Jumlah
No. Jenis Peralatan Kapasitas Produksi Sekarang Pekerjaan
Peralatan

Km
1 2 3 4 5 6
Concrete Vibrator 5 set 0.5 kW Jkt,Jateng,Medan 35,479,2700
Concrete Vibrator 10 set 0.5 kW Jkt,Jateng,Medan 35,479,2700

28 Stamper 10 set 4 Hp Jkt,Jateng,Medan 35,479,2700

29 Water pump, 100 mm 20 unit 100 mm Jkt, Jateng 44 & 507

30 Pick up truck 1 ton 10 unit 1 Ton Pool Bekasi 26


Pick up truck 1 ton 5 unit 1 Ton Jakarta 46

Ø80-
31 Alat Bore Pile 25 unit cm 45 & 520
Ø120 Jakarta,Solo
Alat Bore Pile 5 unit Dia 1500 mm Jakarta, Medan

32 Crane Service 10 set 55 Ton Cikampek, Tegal 17 & 477


33 Pile Driving 2,5 - 3 ton 6 unit 2,5 - 3 Ton Cikampek, Tegal 15 & 470
34 Launching Grider 8 set 100-200 Ton Semarang 510

35 Trailer 1 unit 30 Ton Jawa tengah 498


Trailer 24 unit 35-40 Ton Jkt, Semarang 45 & 520
Trailer 10 unit 30 Ton Pool Marunda 41

36 Bar Bender ( Machine ) 14 set 42 MM Jkt, Jateng,Bogor 45,501,89


Bar Bender ( Machine ) 10 Set 42 MM Jawa Tengah 485

37 Bar Cutter ( Machine ) 10 set 42 MM Jawa Tengah 485


Bar Cutter ( Machine ) 2 set 42 MM Jkt, Jateng 47, 498

38 Concrete Pump 2 unit 1000 mtr Jawa Tengah 510


Concrete Pump 2 unit 210 Bar Jawa Tengah 511
Concrete Pump 1 unit 105 m3/jam Jakarta 36
Concrete Pump 5 unit 105 m3/jam Jkt, Jateng 45, 492

39 Welding Set 5 set 300 A Jkt,bogor 43 & 87


Welding Set 15 Set 250 A Jkt,Bogor,Jateng 43,87,520
Sumber : PT. Waskita Acset KSO, 2017
Keteranan :
Warna Abu : Status Kepemilikan peralatan (sewa)

Jalur mobilisasi mengikuti arah lalu lintas dengan akses masuk dan keluar mengikuti
on off ramp di jalan tol terdekat di sepanjang jalur tol. Untuk dapat masuk ke area
konstruksi Elevated, harus mengambil 1 lajur di area paling kanan/lajur cepat pada
Jalur A dan B. Jalur ini dapat digunakan setelah pekerjaan Lajur Pengganti selesai
dikerjakan. Jalan sementara di area elevated adalah di sepanjang konstruksi elevated.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 40


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Sedangkan tempat / lokasi bangunan akan ditempatkan pada area kosong di sebelah
kanan atau kiri dari jalan tol.
Sebagai salah satu cara untuk menangani kemacetan, maka akan dilakukan
pengaturan lalu lintas dan pengaturan jadwal mobilisasi alat berat dan material
dengan window time. Selain itu untuk kontraktor harus memenuhi bahwa kendaraan
pengangkut harus lulus uji KIR (dan lulus uji emisi) dan berat muatan dan kendaraan
pengangkut harus sesuai dengan kelas jalan. Sedangkan untuk mengatasi sebaran
debu kendaraan pengangkut akan dilengkapi dengan penutup dan pembatasan
kecepatan kendaraan di bawah 40 km/jam dengan muatan terbesar serta melakukan
komunikasi kepada masyarakat mengenai pekerjaan mobilisasi peralatan dan
material.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 41


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.8 Rencana Jalan Kerja

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 42


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

3. Pekerjaan Lajur Pengganti


Pekerjaan Lajur Pengganti yang akan dilakukan dalam Pembangunan Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II Elevated. Dimana pekerjaan lajur pengganti ini tidak
menggunakan lahan masyarakat dengan mengganti 1 lajur (lajur 4). Dengan
menggeser lajur ke arah luar dengan mengganti bahu jalan yang akan dilakukan yaitu
6,1 m (penggeseran lajur 3,6 m + bahu 2,5 m). Berikut tersaji pekerjaa lajur
pengganti yang akan dilaksanakan dalam pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek
II Elevated.
Tabel 1.7 Analisa Kebutuhan Lebar Ruang Minimum Untuk Satu Arah (Geometri)

Sumber : Pembahasan Studi Kelayakan dan Rencana Konstruksi Jalan Tol Jakarta-Cikampek
Elevated, 2016

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 43


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.9 Kondisi Awal dan Rencana Pekerjaan Lajur Pengganti Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 44


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.10 Lokasi Pelebaran Jalan Yang Akan Dilakukan

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 45


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Pekerjaan Lajur Pengganti terdiri dari :


A. Pekerjaan Pembersihan Tempat Kerja
Pembersihan tempat kerja yang dimaksud adalah pembersihan pada lajur
pengganti, serta pengupasan lapisan tanah mencakup pembersihan permukaan
areal kerja dari semua pohon, semak belukar, tanaman pagar dan benda-benda
lainnya termasuk ilalang, rumput liar, pendongkelan akar pohon dan tumbuhan
liar lainnya, kotoran/debris dan material lainnya yang tidak layak berada di area
yang direncana akan dibersihkan dengan menggunakan Bulldozer, didorong
menuju ke lokasi stok sementara. Untuk lokasi stok yang lebih dari 100 meter
diangkut dengan menggunakan Dump Truck menuju lokasi Stok pembuangan
yang telah disetujui oleh Pengawas.

Lokasi Pembersihan tempat kerja di area lajur pengganti :

Gambar 1.11 Area Pemisah Lajur Pada On/Off Ramp

Gambar 1.12 Rencana Di Sekitar Area Ramp Karawang Barat

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 46


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.13 Area Pekerjaan Lajur Pengganti


Yang Terdapat Pohon dan Tanaman

Pekerjaan Clearing - Grubbing di area pelebaran adalah pekerjaan pembersihan


lokasi pekerjaan berikut pengupasan lapisan tanah paling atas setebal 20 cm (atau
sesuai spesifikasi) pada tanah existing.

Lapisan tanah (top soil) masih bisa digunakan sebagai pupuk organik, akan distock
untuk dimanfaatkan. Jika tidak bisa digunakan akan dibuang ke disposal area
yang sudah ditentukan.

Untuk memudahkan kordinasi pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan


pembersihan tempat kerja, maka perlu dilakukan pembagian area/zona pekerjaan.
Berikut tersaji pembagian zona yang akan dilakukan pada saat pembangunan Jalan
Tol Jakarta-Cikampek II Elevated.

Tabel 1.8 Pembagian Zona Kerja

No Zona STA Area Jarak (m)


1 1 9+500 – 10+500 Ramp Cikunir 1,000
2 2 10+500 – 13+450 Cikunir s.d Bekasi Barat 2,950
3 3 13+450 – 17+100 Bekasi Barat s.d Bekasi Timur 3,650
4 4 17+100 – 21+400 Bekasi Timur s.d Tambun 4,300
5 5 21+400 – 24+700 Tambun s.d Cibitung 3,300
6 6 24+700 – 29+800 Cibitung s.d Cikarang Utama 5,100
7 7 29+800 – 31+352 Cikarang Utama s.d Cikarang Barat 1,525
8 8 31+325 – 35+000 Cikarang Barat s.d Cibatu 3,675
9 9 35+000 – 37+450 Cibatu s.d Cikarang Timur 2,450
10 10 37+450 – 47+500 Cikarang Timur s.d Karawang Barat 10,050
Total Jarak 36,84
Sumber : Metode Pelaksanaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, 2017

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 47


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Grubbing Striping

Clearing Striping Pembongkaran

Gambar 1.14 Peralatan yang digunakan Dalam Kegiatan Pembersihan Lahan

B. Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah merupakan pekerjaan galian dan pekerjaan timbunan kembali
untuk mendapatkan alinyemen vertical dan horizontal rencana.
1. Pekerjaan Galian
Pekerjaan Galian ini mencakup semua pekerjaan penggalian dalam batas
daerah milik jalan kecuali galian struktur, pemindahan, pengangkutan,
penimbunan dan penyempurnaannya atau pembuangan, pembentukan bidang
galian, dan penyempurnaan bidang galian yang terbuka (exposed). Pekerjaan
galian ini meliputi pekerjaan galian biasa di buang. Hasil galian dibuang
dengan bekerjasama dengan pihak ketiga yang telah memiliki izin.

Gambar 1.15 Ilustrasi Pekerjaan Galian di Area Borrow

2. Pekerjaan Timbunan
Dalam pekerjaan timbunan tidak ada material timbunan yang didatangkan
dari luar, sehingga menggunakan material disposal sisa yang terdapat dilokasi
disposal.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 48


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Pekerjaan ini meliputi pembersihan areal lokasi, pembersihan borrow pit,


penggalian dan pengangkutan, penghamparan dan pemadatan material yang
diperoleh dari borrow pit yang telah disetujui untuk melaksanakan timbunan
dan subgrade.
Material timbunan tanah yang akan dipergunakan adalah tanah pilihan sesuai
dengan spesifikasi. Lokasi quarry tersebut tersaji dalam Tabel 1.9.

Tabel 1.9 Lokasi Quarry (Borrow Area)

No Lokasi Quarry Luas (Ha) Jarak (km)


1 Cileungsi Kirap 80 35
2 Desa Sukamaju Jonggol 80 34
3 Karawang Loji 100 53
4 Karawang Timur 100 55
Sumber : Metode Pelaksanaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, 2017

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 49


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.16 Lokasi Quarry (Borrow Area)

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 50


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Peralatan yang akan digunakan pada saat pekerjaan timbunan antaralain


excavator, dump truck dengan kapasitas 22 m3/hari dengan ritasi dump truck 2
rit/hari, vibro roller, motor grader dan water tank. Kebutuhan pekerjaan
borrow area tersaji dalam Tabel 1.10.

Tabel 1.10 Kebutuhan Alat Pekerjaan Tanah Borrow Material

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan timbunan yaitu :


 Pertama pada saat mau melakukan penimbunan pondasi dasar atau
tanah asli harus mempunyai kepadatan minimal yang disyaratkan
dengan terlebih dahulu dipadatkan, mengingat selama pondasi dasar
belum memenuhi persyaratan maka timbunan di atasnya tidak bisa
dilakukan dan bila dipaksakan akan menjadi pekerjaan yang sia-sia
mengingat kepadatan yang akan dicapai pada timbunan tidak akan dapat
terpenuhi.
 Kedua adalah pola pembongkaran dari Dump truck jangan terlalu
rapat dengan volume melewati kemampuan alat hampar atau terlalu jauh
sehingga mengakibatkan kerja ulang atau ketebalan penghamparan tidak
rata di satu sisi terlalu tebal sementara di sisi lain terlalu tipis.
 Ketiga adalah menjaga kondisi kadar air pada tanah timbunan dimana
harus sesuai dengan kadar air yang disyaratkan sehingga menghasilkan
kepadatan yang disyaratkan.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 51


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

 Timbunan hanya bisa dilaksanakan setelah pekerjaan stripping maupun


penebangan pohon selesai dilakukan, dimana areal timbunan harus
bersih dari pohon-pohon dan semak-semak, akar-akaran serta tanah
organik dan humus di lapisan permukaan tanah untuk rencana timbunan.
 Uji laboratorium terhadap bahan tanah timbunan akan dilakukan di
laboratorium umum yang disetujui Direksi sebagai acuan proses
pemadatan di lapangan, yaitu penentuan kondisi pemadatan optimum
dan jumlah lintasan untuk setiap alat pemadat yang digunakan sampai
tercapai kepadatan kering (dry density) yang ditentukan dalam
spesifikasi.
 Test Kepadatan di lapangan
Selain test kepadatan yang dilakukan di Laboratorium masih ada test
kepadatan timbunan yang dilakukan di lapangan yang dilaksanakan
dengan metoda Sand Cone Test, dimana dari hasil test ini akan
diperoleh perbandingan berat volume kering tanah, kemudian
dibandingkan dengan berat volume kering hasil percobaan di
laboratorium untuk jenis tanah yang sama sehingga angka prosentase
yang diperoleh menunjukkan tingkat kepadatan yang dicapai di
lapangan terhadap standar min. 75% standard proctor (atau sesuai
spesifikasi yang telah ditentukan).

C. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat


Pekerjaan lapis pondasi agregat meliputi :
- Pekerjaan Subgrade/Penyiapan Badan Jalan meliputi galian ataupun
penggarukan pekerjaan timbunan yang diikuti dengan pekerjaan
pemadatan tanah.
- Bila pada suatu area diperlukan jalan akses, harus disiapkan terlebih
dahulu.
- Selama pekerjaan penyiapan badan jalan berlangsung, jika ditemukan
adanya sumber air maka di area yang rawan genangan air dibuatkan
saluran pembuang, agar lokasi pekerjaan tetap kering.
- Pengukuran kembali dari rencana lebar trase jalan, di sepanjang rencana
trase pembangunan jalan, sebagai pedoman pelaksanaan di lapangan.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 52


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

- Pengecekan kembali pemasangan patok sebagai acuan elevasi finish


grade di setiap jarak tertentu, disepanjang rencana pembangunan jalan.
- Lapisan subgrade lapis demi lapis telah melalui serangkaian test
kepadatan tanah yang sudah sesuai spesifikasi teknis dan sudah disetujui
oleh Wakil Pengguna Jasa.
- Pekerjaan Subgrade sebagai penyiapan badan jalan dilakukan dengan
menggunakan kombinasi antara motor grader, Vibro Roller dan Truck
Tangki.
Peralatan yang dipakai sbb Motor Grader, Vibro Roller, Dump Truck
dengan kapasitas 20 m3/hari dan ritasi 2 rit/hari dan Alat Bantu. Kebutuhan
bahan agregat akan didatangkan dari daerah Karawang.

Tabel 1.11 Kebutuhan Agregat

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 53


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

D. Pekerjaan Rigid Pavement


Lapis pondasi dan pondasi bawah berupa lean concrete 150 mm, drainage layer
150 mm dibuat untuk mendukung beban lalu lintas dan menyebarkannya ke
lapisan bawahnya, karena itu material lapis pondasi dan pondasi bawah harus
tahan terhadap pengaruh beban berulang dari lalu lintas dan air.

Dalam pemilihan Lapis pondasi dan pondasi bawah berupa lean concrete 150
mm, drainage layer 150 mm, terdapat beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi dan dalam beberapa hal cara stabilisasi lebih menguntungkan bila
mutu material yang diperlukan tidak tersedia. Pada umumnya material lapis
pondasi dan pondasi bawah, terdiri dari campuran material concrete.

Mutu dan gradasi material memiliki pengaruh yang besar terhadap masa
pelayanan perkerasan dan karena itu material yang digunakan harus melalui
pemeriksaan terlebih dahulu sebelum digunakan. Konstruksi lapis pondasi dan
pondasi bawah menggunakan Lapis pondasi dan pondasi bawah berupa lean
concrete 150 mm, drainage layer 150 mm, maka sebaiknya diperhatikan hal-
hal berikut :
a. Seluruh material agregat ditempat penyimpanan/penimbunan harus bebas
dari kotoran, diusahakan agar penimbunan tidak langsung diatas tanah,
perlu dipertimbangkan alat timbunan, sehingga pengambilan aggregate
bebas dari tanah.
b. Penyebaran agregat sebaiknya langsung menggunakan kendaraan bergerak
dengan dilengkapi spreader-boxes atau alat penyebar agregat lainnya.
c. Usahakan mengurangi/menghilangkan sama sekali pengaruh segregasi
(pemisahan butiran kasar dengan butiran halus), yang selalu timbul pada
material bergradasi menerus, antara lain :
- Usahakan gradasi material pada tempat penimbunan tidak banyak
terganggu.
- Sistem pengangkutan material.
- Sistem penyebaran material dan ukuran maksimum agregat.
d. Persyaratan lainnya, tebal padat maksimum yang diijinkan, ketinggian
hamparan harus selalu terkontrol.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 54


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Kebutuhan beton rigid yang diperlukan dalam pekerjaan rigid pavement


antaralain :

Tabel 1.12 Kebutuhan Beton Rigid


Volume Beton Durasi Kapasitas Prod. Kebutuhan Fleet Alat (unit)
No. Station
m3 Jam Bulan (m3/Jam) Keperl ua n BP Truck mi xerWheel Loa der Conc Pa ver

1 Zona 2
10+500 s/d 13+450 16,661.20 12 3 50.00
1.00 8.00 1.00 1.00
2 Zona 3
13+450 s/d 17+100 19,670.40 12 3 50.00
3 Zona 4
17+100 s/d 21+400 22,846.40 12 3 50.00
1.00 8.00 1.00 1.00
4 Zona 5
21+400 s/d 24+700 17,274.00 12 3 50.00
5 Zona 6
24+700 s/d 29+800 23,849.60 12 3 50.00
1.00 8.00 1.00 1.00
6 Zona 7
29+800 s/d 31+325 15,156.80 12 3 50.00
7 Zona 8 -
31+325 s/d 35+000 17,608.40 12 3 50.00
1.00 8.00 1.00 1.00
8 Zona 9 -
35+000 s/d 37+450 13,652.00 12 3 50.00
9 Zona 10
2.00 16.00 2.00 2.00
37+450 s/d 47+500 55,779.20 12 3 50.00

202,589.00 6 48 6 6

Tabel 1.13 Kebutuhan Beton Rigid


No Uraian Keterangan
Rencana Kebutuhan Batching Plan (BP)
a Kapasitas Batching Plan 90 m3/jam
b Kapasitas Produksi 55% 50 m3/jam
c Produksi Batching Plan Per Hari 600 m3/jam
d Produksi Batching Plan 18.000 m3/bln/BP
e Kebutuhan Beton 67.570 m3/bln
f Keperluan Minimal Batching Plan 4 unit
Rencana Kebutuhan Truck Mixer (TM)
a Kapasitas Produksi/jam 50 m3/jam
b Rencana Jumlah Batching Plan 5 unit
c 1x Cycle Time Truck Mixer 1 jam
d Kapasitas TM 7 m3/truck
e Kebutuhan TM/BP 8 truck/BP
Rencana Kebutuhan Concrete Paver
a Kapasitas Produksi/Jam 20 m/jam
b Rencana Produksi/Hari 240 m
c Volume Rigid Pavement (m) 2 x 36.330 m dan 72.667 m
d Kebutuhan Min Alat 4 alat
Sumber : Metode Pelaksanaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 55


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

E.Pekerjaan Flexible Pavement


Pekerjaan perkerasan aspal ini meliputi pengadaan, pengangkutan,
penghamparan dan pemadatan aspal hotmix di lokasi pelebaran jalan. Lingkup
perkerasan aspal yaitu bituminous track coat, asphalt concrete wearing course
(AC-WC) dan aspalt cement dengan peralatan yang akan digunakan antaralain
aspalt mixing plant (AMP), aspalt finisher, dump truck, tandem roller,
pneumatic tired roller dan sprayer aspal.

1. Track Coat
Tack coating dihampar di atas permukaan Asphalt atau beton yang sudah
disetujui. Sebelum dihampar permukaan yang akan di coating harus bersih
dari kotoran. Tack coat dihampar dengan aspalt sprayer.
2. Pekerjaan Aspal Hotmix
Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) salah satunya terletak pada
lajur pelebaran.
Berikut tahapan pekerjaan perkerasan aspal:
1. Membuat guideline dari rencana jalan untuk arah finisher.
2. Asphalt (Hotmix) diangkut dengan truck dengan ditutupi terpal,
jumlah dump truck harus sesuai dengan kapasitas finisher.
3. Asphalt (hotmix) di atas truck sebelum didrop harus dicek
temperaturnya.
4. Campuran Asphalt (Hotmix) dihampar menggunakan asphalt
finisher.
5. Ada tiga tahapan pemadatan yaitu break down, intermediate dan
finishing rolling dengan tandem roller dan tyre roller.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 56


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.17 Ilustrasi Tahapan Pekerjaan Perkerasan Aspal


Cara Pengendalian Pekerjaan Aspal (Flexibel Pavement)

a) Subgrade
a. Kesalahan : Permukaan subgrade tidak rata dan bergelombang
b. Akibat : Permukaan aspal tidak rata, dan material menjadi boros
c. Penyelesaian :
- Untuk jalan baru permukaan subgrade harus rata sebelum
dilaksanakan pengaspalan.
- Untuk permukaan di atas beton, permukaan beton harus dicek
kerataannya/di levelling terlebih dahulu
b) Material
a. Kesalahan : Suhu material aspal hotmix tidak sesuai (kurang dari 90
derajat)
b. Akibat : Aspal akan lebih sulit untuk dihampar
c. Penyelesaian :
- Sebelum dihampar material aspal harus dick suhunya
- Material aspal hotmix yang suhunya tidak sesuai harus di reject
- Selama pengiriman material aspal hotmix ditutup dengan terpal
c) Penghamparan dan pemadatan
a. Kesalahan :
- Penghamparan pada saat hujan
- Pemadatan tidak sesuai dengan yang disyaratkan
b. Akibat :
- Mempercepat turunnya suhu aspal

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 57


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

- Aspal hotmix tidak padat maksimal


c. Penyelesaian :
- Tidak melaksanakan pekerjaan aspal pada waktu turun hujan
- Pemadatan menggunakan alat Tandem dan TR dengan kapasitas
80 t
- Jumlah passing lintasan pemadatan 6x untuk masing-masing alat
d) Sambungan
a. Kesalahan : Sambungan aspal tidak dibuat sesuai aturan
b. Akibat : Pada lokasi sambungan tidak rata
c. Penyelesaian :
- Tiap akhir pengaspalan dibuat miring
- Pada saat mulai dari sambungan harus dilakukan raker
- Pemadatan di lokasi sambungan harus diperhatikan
4. Pekerjaan Elevated
Pekerjaan elevated meliputi : pekerjaan pondasi bore pile, pilecap, pilar, pier
head, steel box, plat lantai.
A. Pekerjaan Pondasi Bore Pile
Berdasarkan literature yang dikutip dari Hary Chistady Hardiyatmo,
2010, pondasi bore pile adalah pondasi tiang yang pemasangannya
dilakukan dengan mengebor tanah lebih dahulu. Pemasangan pondasi bor
pile ke dalam tanah dilakukan dengan cara menngebor tanah terlebih
dahulu yang kemudian diisi tulangan yang telah dirangkai dan di cor
beton. Apabila tanah mengandung air, maka dibutuhkan pipa besi atau
yang biasa disebut temporary casing untuk menahan dinding lubang agar
tidak terjadi kelongsorang dan pipa ini akan dikeluarkan pada waktu
pengecoran beton.
Ada beberapa keuntungan dalam pemakaian pondasi bored pile jika
dibandingkan dengan tiang pancang, yaitu:
1). Pemasangan tidak menimbulkan gangguan suara dan getaran
yang membahayakan bangunan sekitarnya.
2). Mengurangi kebutuhan beton dan tulangan dowel pada pelat
penutup tiang (pile cap). Kolom dapat secara langsung
diletakkan di puncak bored pile.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 58


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

3). Kedalaman tiang dapat divariasikan.


4). Tanah dapat diperiksa dan dicocokkan dengan data laboratorium.
5). Bored pile dapat dipasang menembus batuan, sedang tiang
pancang akan kesulitan bila pemancangan menembus lapisan
batuan.
6). Diameter tiang memungkinkan dibuat besar, bila perlu ujung
bawah tiang dapat dibuat lebih besar guna mempertinggi
kapasitas dukungnya.
7). Tidak ada risiko kenaikan muka tanah.
Pada dasarnya pelaksanaan bor pile pada tanah adalah :
1). Tanah digali dengan mesin bor sampai kedalaman yang
dikehendaki
2). Dasar lubang bor dibersihkan
3). Tulangan yang telah dirakit dimasukkan ke dalam lubang bor
4). Lubang bor diisi atau dicor beton

Peralatan yang akan digunakan pada tahap ini adalah Hydraulic drilling
rig attached with telescopic kelly bar, Service crane of minimum required
capacity, Temporary single wall casings, Drilling tools (auger, bucket,
cleaning bucket), rock tools, Excavator, Tremie set, Water
container,Water Pump(s), Welding set(s), Generator set (s) dan Lighting
equipment.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 59


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.18 Ilustrasi Pekerjaan Bore Pile

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 60


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Area Elevated :
• Bore Pile Ø 1.20m
• 8 ttk / pilecap
• H= 33,00 m

Gambar 1.19 Denah Borepile

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 61


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Tabel 1.14 Estimasi Penyelesaian Pekerjaan Bored pile


Vol Bore Pile Durasi Kebutuhan Alat Penyelesaian Pekerjaan Borepile
No. Station Vibro Service Crane Excavator
Titik (Bulan) Bore pile DT
Hammer 30 Ton 100 Hp

1 Zona 1
09+500 s/d 10+500 565 6 4 4 4 8 16
2 Zona 2
10+500 s/d 13+450 420 16 2 2 2 4 8
3 Zona 3
13+450 s/d 17+100 511 16 2 2 2 4 8
4 Zona 4
17+100 s/d 21+400 593 16 2 2 2 4 8
5 Zona 5
21+400 s/d 24+700 453 16 2 2 2 4 8
6 Zona 6
24+700 s/d 29+800 717 16 2 2 2 4 8
7 Zona 7
29+800 s/d 31+325 214 16 1 1 1 2 4
8 Zona 8
31+325 s/d 35+000 511 16 2 2 2 4 8
9 Zona 9
35+000 s/d 37+450 330 16 1 1 1 2 4
10 Zona 10
37+450 s/d 47+500 1,401 16 4 4 4 8 16

5,716 22 22 22 44 88
Keterangan : Produktifitas Borepille 1 titik / Hari
Sequence Pekerjaan Untuk 1 Pilar : Persiapan Instal Plat dll 2 hari
Pekerjaan bore Pile 6 Hari
Mobilisasi Lokal 1 Hari
Service Crane menggunakan crane minimal 30 Ton
Tabel 1.15 Kebutuhan Batching Plant
Volume Beton Durasi Kapasitas Prod. Kebutuhan Fleet Alat (unit)
No. Station
m3 Jam Bulan (m3/Jam) Keperl ua n BP Truck mi xerWheel Loa der

1 Zona 1
09+500 s/d 10+500 56,751.08 12 8 50.00
1.00 8.00 1.00
2 Zona 2
10+500 s/d 13+450 37,834.05 12 18 50.00
3 Zona 3
13+450 s/d 17+100 46,972.40 12 18 50.00
1.00 8.00 1.00
4 Zona 4
17+100 s/d 21+400 53,045.32 12 18 50.00
5 Zona 5
21+400 s/d 24+700 41,325.97 12 18 50.00
1.00 8.00 1.00
6 Zona 6
24+700 s/d 29+800 64,972.09 12 18 50.00
7 Zona 7
29+800 s/d 31+325 19,204.36 12 18 50.00
1.00 8.00 1.00
8 Zona 8 -
31+325 s/d 35+000 46,552.40 12 18 50.00
9 Zona 9 -
35+000 s/d 37+450 30,273.71 12 18 50.00
2.00 16.00 2.00
10 Zona 10
37+450 s/d 47+500 125,256.01 12 18 50.00

522,307.38 6 48 6

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 62


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

B. Pekerjaan Pilecap
Setelah pekerjaan pile yang meliputi pengeboran dan pemotongan pile
yang tersisa di permukaan tanah, maka dilakukan penulangan untuk
membuat pile cap. Pile cap tersusun atas tulangan baja berdiameter 16
mm, 19 mm dan 25 mm yang membentuk suatu bidang dengan ketebalan
50mm dan lebar yang berbeda-beda tergantung dari jumlah tiang yang
tertanam.
Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari kolom yang
kemudian akan terus disebarkan ke tiang pancang dimana masing-masing
pile menerima 1/N dari beban oleh kolom dan harus ≤ daya dukung yang
diijinkan (Y ton) (N= jumlah kelompok pile). Jadi beban maksimum yang
bisa diterima oleh pile cap dari suatu kolom adalah sebesar N x (Y ton).
Pile cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan
kolom di bagian atasnya. Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-
benar berada dititik pusat pondasi sehingga tidak menyebabkan
eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan pada pondasi.
Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile cap juga berfungsi untuk
menahan gaya geser dari pembebanan yang ada.
Selain itu, bentuk dari pile cap juga bervariasi dengan bentuk segitiga dan
persegi panjang. Jumlah kolom yang diikat pada tiap pile cap pun berbeda
tergantung kebutuhan atas beban yang akan diterimanya. Terdapat pile
cap dengan pondasi tunggal, ada yang mengikat 2 dan 4 buah pondasi
yang diikat menjadi satu.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 63


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

C. Pekerjaan Pier/Pilar
Pekerjaan kolom/pilar ini dilaksanakan setelah pekerjaan footing selesai.
Pekerjaan kolom dimulai dari pemasangan besi, pemasangan bekisting
dan pengecoran. Kolom yang akan dicor diberi supporting untuk menjaga
agar tidak ada keruntuhan/kebocoran pada saat pengecoran akibat getaran
vibrator.

Tahapan berikut menjelaskan mengenai pekerjaan Kolom :


1. Pemasangan besi
2. Pemasangan bekisting
3. Pekerjaan Pengecoran beton pilar
4. Pembongkaran Bekisting
5. Curing

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 64


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Tabel 1.16 Kebutuhan Set Bekisting Kolom dan Pile Cap


Vol Pilar Durasi Struktur Pilar
No. Station Begisting Begisting Crane
Piece (Bulan)
Pilecap Kolom 30 Ton

1 Zona 1
09+500 s/d 10+500 137 6 8 8 2
2 Zona 2
10+500 s/d 13+450 51 16 4 4 1
3 Zona 3
13+450 s/d 17+100 62 16 4 4 1
4 Zona 4
17+100 s/d 21+400 72 16 4 4 1
5 Zona 5
21+400 s/d 24+700 55 16 4 4 1
6 Zona 6
24+700 s/d 29+800 87 16 4 4 1
7 Zona 7
29+800 s/d 31+325 26 16 2 2 1
8 Zona 8
31+325 s/d 35+000 62 16 4 4 1
9 Zona 9
35+000 s/d 37+450 40 16 2 2 1
10 Zona 10
37+450 s/d 47+500 186 16 8 8 1

778 44 44 11

Sumber : Metode Pelaksanaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, 2017

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 65


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

D. Pekerjaan Pier Head


Pekerjaan Pier Head dapat dilaksanakan setelah pekerjaan pilar
memenuhi syarat dari segi mutu betonnya. Untuk mempercepat
pekerjaan beton pier head, dari pemasangan perancah, dan bekisting
bawah, maka akan menggunakan metode precast. Pengecoran pier head
akan dilakukan setelah precast pier head terpasang tepat presisi dan
pembesian dalam dari pier head selesai dikerjakan.

Gambar 1.20 Ilustrasi Pekerjaan Pier Head

Tabel 1.17 Kebutuhan Peralatan Pekerjaan Pier Head

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 66


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

E. Pekerjaan Steel Box Girder


Penyiapan Steel Box Girder harus sudah dilakukan sebelum pekerjaan
pier selesai, agar pada saat beton pier dan pier head telah mencapai umur
atau kekuatan yang dipersyaratkan, erection dapat segera dilakukan.
Pekerjaan pengadaan steel box girder dilaksanakan dengan metode
sebagai berikut :
Steel box girder direncanakan difabrikasi secara segmental. Segmen-
segmen steel box girder kemudian dibawa ke lapangan menggunakan
Trailer di area yang sudah ditentukan, dengan lokasi dekat dengan area
pemasangan. Segmen-segmen kemudian disatukan dengan metode
pasangan baut sesuai spesifikasi teknis, diatas area yang sudah disiapkan.
Metode Pelaksanaan :
1. Produksi segmental steel box girder dilakukan di plant supplier.
2. Steel box girder segmental diangkut ke lokasi proyek menggunakan
trailer dengan bantun crane untuk mengangkat dan memindahkan.
3. Memastikan posisi pot bearing sudah tepat.
4. Pada saat erection dilaksanakan, steel box segmental akan
dipindahkan dan disusun di area terdekat dengan lokasi erection

Gambar 1.21 Potongan Melintang Steel Box Girder

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 67


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Keterangan :
Panjang Bentang Tipikal : 60 M = 568 Span
: 55 M = 2 Span
: 50 M = 3 Span
: 45 M = 49 Span
Panjang Segmen Maximum : 15 m (Rata-rata Panjang Segmen = 12 m)
Jumlah dalam 1 Bentang : 20 segmen (Total 13182 segmen)
Proteksi Karat : Hot deep Galvanis dan Zink Metal Spray
Tipe Sambungan : Las untuk sambungan utama, baut untuk
diafragma
Type Bearing : LRB
Waktu Erection : 22.00 – 04.00

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 68


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.22 Rencana Gantry

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 69


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.23 Ilustrasi Pemasangan Steel Box Girder

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 70


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

E.1 Mobilisasi Steel Box Girder


Mobilisasi steel box girder menuju stockyard akan menggunakan trailer dari
fabrikasi yaitu yang terdapat di PT. Bukaka Teknik Utama Tbk dengan
jumlah trailer sebanyak 40 unit untuk membawa steel box grider. Kendaraan
pengangkut steel box girder kemudian akan melewati gerbang tol Bekasi
Barat untuk menuju stockyard di KM 13 (10 trailer), KM 25 (20 Trailer) dan
KM 42 (10 Trailer). Mobilisasi ini akan dilakukan pada pukul
22.00 – 04.00 WIB.
Mobilisasi steel box girder dari stockyard di KM 13, KM 25 dan KM 42
menuju area kerja yaitu sebagai berikut :

Gambar 1.24 Mobilisasi Box Girder dari lokasi Stockyard KM 13


Menuju Area Kerja

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 71


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.25 Mobilisasi Box Girder dari lokasi Stockyard KM 25


Menuju Area Kerja

Gambar 1.26 Mobilisasi Box Girder dari Lokasi Stockyard KM 42 Menuju Area Kerja

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 72


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

F. Pekerjaan Plat Lantai


Pekerjaan plat lantai jembatan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu : tahap
persiapan, pembesian lantai, dan pengecoran plat lantai. Pekerjaan persipan
dimulai dari penyiapan material besi di stockyard untuk selanjutnya
potongan besi dibawa ke lokasi pembesian dengan menggunakan truk flat
bad. Akan tetapi untuk di proyek ini, guna mempercepat pelaksanaan
pekerjaan, slab lantai akan digunakan metode precast slab.
Pada Proyek ini untuk Pekerjaan Plat Lantai Jembatan dapat dilaksanakan
setelah pekerjaan erection girder selesai dikerjakan.
Tabel 1.18 Perhitungan Set Begisting Cantiliver Slab

Zona Kerja Jumlah Jumlah Set


Span Hari Begisting
Zona 1 131 395 7
Zona 2 50 395 3
Zona 3 61 395 4
Zona 4 71 395 4
Zona 5 54 395 3
Zona 6 86 395 5
Zona 7 25 395 2
Zona 8 61 395 4
Zona 9 39 395 3
Zona 10 186 395 10
Jumlah 45
Sumber : Metode Pelaksanaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
Keterangan :
Jarak Antar Cantiliver Begisting : 60 cm
Panjang tiap span : 600 cm
Jumlah sisi dalam 1 span : 4 buah
Kebutuhan begisting untuk 1 span : 400 Buah (1 Set)
Sequence Pemakaian Begisting Cantiliver:
1. Instalasi Begisting : 15 Hari
2. Cor + Menunggu umur beton : 21 Hari
3. Pelepasan dan Mobilisasi : 2 Hari
TOTAL : 38 Hari

Kebutuhan Air Tahap Konstruksi

Kebutuhan air untuk tahap konstruksi terdiri dari kebutuhan air untuk sanitasi pekerja dan
kebutuhan air untuk kegiatan fisik konstruksi bangunan. Kebutuhan air tersebut akan
diperoleh dari air tanah dalam dan atau PDAM, sedangkan kebutuhan air minum akan
menggunakan air kemasan. Rincian kebutuhan air tahap konstruksi dapat diprakirakan,
dengan kebutuhan air bersih perorang perhari sebanyak ± 50 liter, sehingga contoh

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 73


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

perhitungan prakiraan kebutuhan air bersih untuk para pekerja sebesar 250 pekerja x 50
liter/org/hari = 12.500 liter/hr ≈ 12,5 m3/hari (diluar penggunaan air bersih untuk kegiatan
konstruksi).

Sinkronisasi Pembangunan Light Rail Transit (LRT), Kereta Cepat Jakarta-


Bandung dengan Proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Pada saat konstruksi pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated akan


berbarengan dengan konstruksi Light Rail Transit (LRT) dan Kereta Cepat Jakarta-
Bandung. Trase pembangunan 3 kegiatan tersebut yaitu :

 Trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung berada di sisi Selatan Jalan Tol Jakarta
Cikampek Eksisting.
 Trase Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated pada median Jalan Tol Jakarta-
Cikampek Eksisting.
 Trase Light Rail Transit Cawang-Bekasi berasda di sisi Utara Jalan Tol Jakarta-
Cikampek Eksisting.
Sinkronisasi pelaksanaan konstruksi yang akan dilakukan yaitu :

 Pelaksanaan konstruksi Kereta Cepat Jakarta-Bandung dimulai dari arah Cikunir


sampai Cikarang Pusat
 Pelaksanaan konsruksi Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dimulai dari arah
Karawang Barat kea rah Cikunir.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 74


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.27 Lokasi Pembangunan LRT, Kerata Cepat Jakarta-Bandung dan


Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

1.4.4.2 Tahap Operasional

Tahap Operasional atau pengoperasian jalan Tol mencakup :

1. Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated


A. Pengoperasian Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
Pengoperasian Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated merupakan kegiatan
penggunaan jalan untuk melayani lalu lintas jalan. Berdasarkan data PT. Jasa Marga
(Persero) Tbk dengan beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek dengan adanya
Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated yaitu sebagai berikut :
1. Volume Lalu Lintas
Volume lalu lintas tertimbang tahun 2015 yang melintas pada Jalan Tol
eksisting Jakarta – Cikampek, adalah 165.081 kendaraan per hari.
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir atau sejak dioperasikannya gerbang tol
Cikarang Utama pada Maret 2011, tercatat pertumbuhan rata-rata kendaraan
per tahun sebesar 5,12 %, yang berarti akan meningkatkan penambahan volume
lalu lintas sampai pada suatu waktu mencapai kapasitasnya dalam waktu paling
lama tahun 2021, akibatnya terjadi penurunan kualitas tingkat pelayanan lalu
lintas dengan terjadinya kemacetan.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 75


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Dengan adanya rencana pengoperasian Jalan Tol Jakarta – Cikampek II


Elevated pada tahun 2019 dan 2020, maka volume lalu lintas pada jalan tol
eksisting akan mengalami penurunan sekaligus meningkatkan pelayanan lalu
lintas dengan turunnya nilai DS yang akan mulai dirasakan pada tahun 2019
pada saat mulai dioperasikan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated.
Pengoperasian fasilitas infrastruktur baru seperti disebutkan di atas, dengan
sendirinya akan meningkatkan pula jumlah volume lalu lintas pada koridor
Jakarta – Cikampek, jika dibandingkan dengan sebelum adanya fasilitas baru,
karena keberadaan infrastruktur baru akan memberikan kenyamanan dan waktu
tempuh yang lebih singkat sehingga membangkitkan perjalanan baru, yang
akan menambah terhadap jumlah perjalanan yang ada sebelumnya.
Jika pengoperasian infrastruktur baru berjalan seperti rencana tersebut, maka
derajat kejenuhan = 1 pada jalan tol eksisting diperkirakan baru akan tercapai
pada tahun 2046, sebagaimana dapat di lihat pada Tabel 1.17 berikut ini.

Tabel 1.19 Proyeksi Volume Lalu Lintas Jalan Tol Eksisting Jakarta-Cikampek dengan
Jakarta-Cikampek
PROYEKSI VOLUME LALU LINTAS (LHR) JALAN II Elevated
TOL EKSISTING JAKARTA - CIKAMPEK (DENGAN ELEVATED, SELATAN & HSR)

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
- Gol I 128.836 135.149 141.771 148.718 95.857 37.955 38.294 38.654 39.031 39.335 40.659 42.040 43.476
- Gol II 22.705 23.516 24.355 25.225 19.996 10.766 10.753 10.738 10.719 10.682 10.781 10.880 10.977
- Gol III 8.150 8.547 8.963 9.400 7.744 4.625 4.730 4.841 4.958 5.074 5.237 5.405 5.580
- Gol IV 3.058 3.219 3.389 3.568 2.875 1.563 1.610 1.659 1.712 1.765 1.839 1.917 1.998
- Gol V 2.332 2.495 2.668 2.854 2.381 1.511 1.612 1.720 1.837 1.961 2.106 2.261 2.425
- Total 165.081 172.925 181.147 189.765 128.854 56.421 56.999 57.612 58.257 58.816 60.622 62.502 64.457

- Q (smp/hari) 179.728 188.258 197.201 206.575 142.432 64.112 64.866 65.665 66.508 67.269 69.372 71.565 73.847
k = 10 % - Q (smp/jam) 17.973 18.826 19.720 20.658 14.243 6.411 6.487 6.567 6.651 6.727 6.937 7.157 7.385
10-lajur - DS = Q/C10 0,78 0,82 0,86 0,90 0,62 0,28 0,28 0,29 0,29 0,29 0,30 0,31 0,32

2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040
- Gol I 44.968 45.762 46.836 48.339 52.571 57.062 61.818 66.851 72.169 79.189 86.515 94.156 102.124
- Gol II 11.072 11.164 10.738 11.108 11.501 11.917 12.357 12.820 13.309 14.046 14.810 15.600 16.418
- Gol III 5.761 5.949 5.967 6.263 6.575 6.904 7.250 7.613 7.995 8.473 8.971 9.488 10.027
- Gol IV 2.083 2.172 2.190 2.327 2.472 2.625 2.786 2.957 3.137 3.359 3.591 3.833 4.086
- Gol V 2.601 2.788 2.930 3.174 3.434 3.711 4.006 4.320 4.654 5.032 5.433 5.857 6.306
- Total 66.485 67.835 68.661 71.211 76.553 82.218 88.217 94.561 101.263 110.100 119.319 128.935 138.961

- Q (smp/hari) 76.219 77.928 78.792 81.923 87.882 94.200 100.891 107.968 115.445 125.246 135.477 146.152 157.288
k = 10 % - Q (smp/jam) 7.622 7.793 7.879 8.192 8.788 9.420 10.089 10.797 11.544 12.525 13.548 14.615 15.729
10-lajur - DS = Q/C10 0,33 0,34 0,34 0,36 0,38 0,41 0,44 0,47 0,50 0,54 0,59 0,64 0,68

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 76


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

2041 2042 2043 2044 2045 2046 2047 2048 2049 2050
- Gol I 109.840 118.658 127.838 137.391 147.331 154.224 154.224 154.224 154.224 154.224
- Gol II 17.171 18.071 19.002 19.963 20.955 21.638 21.638 21.638 21.638 21.638
- Gol III 10.554 11.145 11.759 12.396 13.058 13.517 13.517 13.517 13.517 13.517
- Gol IV 4.337 4.617 4.908 5.212 5.529 5.749 5.749 5.749 5.749 5.749
- Gol V 6.772 7.278 7.812 8.378 8.975 9.397 9.397 9.397 9.397 9.397
- Total 148.674 159.769 171.319 183.340 195.849 204.525 204.525 204.525 204.525 204.525

- Q (smp/hari) 168.100 180.428 193.267 206.638 220.558 230.218 230.218 230.218 230.218 230.218
k = 10 % - Q (smp/jam) 16.810 18.043 19.327 20.664 22.056 23.022 23.022 23.022 23.022 23.022
10-lajur - DS = Q/C10 0,73 0,78 0,84 0,90 0,96 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
Sumber : Laporan Akhir Kajian Lalu Lintas Jalan Tol Jakarta-Cikampek, 2016

2. Rencana Sistem Operasi dan Transaksi


Jumlah gardu yang akan direncakan pada saat operasi Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II Elevated antara lain :
Tabel 1.20 Jumlah Gardu Tol Masuk dan Keluar

Dari Arah Jumlah Gardu


Gardu Tol Masuk
Taman Mini 4
Cawang 4
Cakung 4
Selatan (Pondok Indah0 2
Barat (Cawang) 2
Utara (Cakung) 2
Dari Arah Cikampek (Gardu Tol Keluar)
Pondok Indah 6
Cawang 6
Cakung 6
Selatan (Pondok Indah) 3
Barat (Cawang) 3
Utara (Cakung) 3
Sumber : Pembahasan Studi Kelayakan dan Rencana Konstruksi
Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated, 2016
Sistem transaksi tertutup, terintegrasi dengan Jalan Tol Jakarta-Cikampek
eksisting dan Jalan Tol Purbaleunyi. Ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated mulai SS Cikunir sampai dengan sebelum SS Karawang Barat.

Arah Cikampek/Bandung :
Pengendara mengambil Kartu Tanda Masuk Elektronik (KTME) pada gerbang
masuk di Cikunir dan dapat keluar/membayar di semua gerbang keluar mulai
Gerbang Karawang Timur pada Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting, gerbang
keluar Jalan Tol Purbaleunyi.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 77


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Arah Jakarta :
Pengendara dapat mengambil Kartu Tanda Masuk Elektronik (KTME) di
semua gerbang masuk Jalan Tol Purbaleunyi dan Jalan Tol Jakarta-Cikampek
eksisting dan keluar/membayar di gerbang keluar di Cikunir.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 78


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.28 Rencana Sistem Operasi dan Transaksi Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 79


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

B. Pemeliharaan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated


Kegiatan pemeliharaan yaitu kegiatan penanganan jalan Tol Jakarta-Cikampek
II Elevated berupa pencegahan, perawatan dan perbaikan yang diperlukan
untuk mempertahankan kondisi jalan agar tetap berfungsi secara optimal
melayani lalu lintas sehingga umur rencana yang ditetapkan dapat tercapai.
Dimana pemeliharaan untuk ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek (eksisting) telah
dilakukan oleh PT. Jasa Marga yang tercantum dalam Laporan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup. Pemeliharaan tersebut antaralain :
 Pemeliharaan Rutin adalah kegiatan merawat serta memperbaiki
kerusakan-kerusakan yang terjadi pada ruas-ruas jalan dengan kondisi
pelayanan mantap.
 Pemeliharaan Berkala adalah kegiatan penanganan pencegahan terjadinya
kerusakan yang lebih luas dan setiap kerusakan yang diperhitungkan dalam
desain agar penurunan kondisi jalan dapat dikembalikan pada kondisi
kemantapan sesuai dengan rencana.
 Rehabilitasi Jalan adalah kegiatan penanganan pencegahan terjadinya
kerusakan yang luas dan setiap kerusakan yang tidak diperhitungkan dalam
desain, yang berakibat menurunnya kondisi kemantapan pada
bagian/tempat tertentu dari suatu ruas jalan dengan kondisi rusak ringan,
agar penurunan kondisi kemantapan tersebut dapat dikembalikan pada
kondisi kemantapan sesuai dengan rencana.
 Rekonstruksi Jalan adalah peningkatan struktur yang merupakan kegiatan
penanganan untuk dapat meningkatkan kemampuan bagian ruas jalan yang
dalam kondisi rusak berat agar bagian jalan tersebut mempunyai kondisi
mantap kembali sesuai dengan umur rencana yang ditetapkan

1.5 Alternatif – Alternatif yang Dikaji Dalam AMDAL


Berdasarkan Persetujuan Prakarsa Pengesahan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
yang dikeluarkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor : JL.03.04-MN/232 bahwa pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated dengan panjang 36,84 km dan tidak ada alternatif-alternatif lain.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 80


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

1.6 Ringkasan Dampak Penting Hipotetik yang Ditelaah


1.6.1 Proses Pelingkupan
Pelingkupan adalah proses untuk menemukan atau menetapkan dampak penting atau
masalah utama dari suatu kegiatan terhadap lingkungannya. Proses pelingkupan dilakukan
sejak awal kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated yang
dimaksudkan untuk menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi Dampak
Penting Hipotetik yang terkait dengan rencana kegiatan. Pelingkupan dilakukan melalui
tiga tahap yaitu identifikasi dampak potensial, evaluasi dampak potensial serta klasifikasi
dan prioritas. Dengan cara ini diharapkan dapat diwujudkan pengkajian yang efisien, baik
dalam hal waktu, tenaga maupun biaya.

1.6.2 Identifikasi Dampak Potensial


Identifikasi dampak potensial dihasilkan dari interaksi antara rencana kegiatan, rona
lingkungan awal, informasi tentang kegiatan di sekitar, dan hasil konsultasi publik. Pada
tahap ini pelingkupan dimaksudkan untuk mengidentifikasi dampak lingkungan (primer,
sekunder, tersier) yang secara potensial dapat ditimbulkan akibat kegiatan pembangunan
Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated. Pada tahap ini hanya diinventarisasi dampak
potensial yang mungkin timbul tanpa memperhatikan besar/kecilnya dampak atau penting
tidaknya dampak. Dengan demikian pada tahap ini belum ada upaya untuk menilai
apakah dampak potensial tersebut merupakan dampak penting.

Identifikasi dampak potensial dilakukan melalui serangkaian hasil konsultasi dan diskusi
tim studi AMDAL dengan para pakar, pemrakarsa, instansi pemerintah yang bertanggung
jawab dan masyarakat yang terkena dampak. Selain itu, identifikasi dampak potensial
juga dilakukan melalui matriks interaksi sederhana, bagan alir dan atau pengamatan
lapangan (observasi).

Pemusatan merupakan proses penentuan kelompok dampak penting tertentu yang perlu
dikaji lebih dalam berkaitan dengan rencana kegiatan yang akan dilakukan. Proses
penentuan tersebut dilakukan dengan mengkaji keterkaitan dan tingkat besaran dan
kepentingan antara dampak-dampak hipotetik. Hasil pemusatan ini berupa prioritas
dampak penting hipotetik yang akan dikaji lebih lanjut di dalam ANDAL. Hasil
pelingkupan tertuang dalam matrik identifikasi dampak yang dapat dilihat pada
Tabel 1.21 dan bagan alir pada Gambar 1.29, 1.30 dan 1.31 Sedangkan bagan alir proses
pelingkupan ditampilkan pada Gambar 1.32.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 81


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Tabel 1.21 Matriks Identifikasi Dampak Potensial Pembangunan Jalan Tol Ja karta-Cikampek II Elevated

Jenis Kegiatan
Konstruksi Operasional
No KETERANGAN
1 2 3 4 5
Komponen Lingkungan
A Fisik-Kimia
1 Penurunan Kualitas Udara 1 X X X TAHAP KONSTRUKSI
2
2 Peningkatan Intensitas Kebisingan X X X 1 = Pengadaan Tenaga Kerja dan Pengoperasian Basecamp
2 = Mobilisasi Peralatan dan Material
B Hidrologi & Hidrogeologi 3 = Pekerjaan Lajur Pengganti
1 Peningkatan Air Larian3 4 = Pekerjaan Elevated

C Ruang, Lahan dan Transportasi


1 Gangguan Arus Lalu Lintas4 X X X TAHAP OPERASIONAL
2 Kerusakan Prasarana Jalan5 X 5 = Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol
3 Peningkatan Kapasitas Jalan X Jakarta-Cikampek II Elevated

D Biologi
X = Ada keterkaitan antara jenis kegiatan dengan komponen
E Sosial Ekonomi Budaya lainnya
Terciptanya Kesempatan Kerja dan
1 X
Peluang Usaha 7
2 Peningkatan Pendapatan Penduduk8 X
3 Keresahan Masyarakat 9 X

F Kesehatan Masyarakat
1 Gangguan Kesehatan Masyarakat10 X X X

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 82


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Keterangan :
1
Penurunan Kualitas Udara : CO, NO2, SO2, Debu
2
Peningkatan Intensitas Kebisingan : Tingkat kebisingan
3
Peningkatan Air Larian : Koefisien Run-off
4
Gangguan Arus Lalulintas : Volume lalu lintas, jumlah ritasi, jalur ritasi
5
Kerusakan Prasarana Jalan : Kondisi Jalan
6
Peningkatan Kapasitas Jalan : Kelancaran Lalulintas
7
Terciptanya Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha : Jumlah penduduk tidak bekerja, pendapatan penduduk
8
Peningkatan Pendapatan Penduduk : Pendapatan Penduduk
9
Keresahan Masyarakat : Keluhan Masyarakat
10
Gangguan Kesehatan Masyarakat : Kasus penyakit Gangguan ISPA

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 83


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

TAHAP
KONSTRUKSI

Pengadaan Mobilisasi
Tenaga Kerja Dan
Peralatan dn
Pengoperasian
Base Camp Material

Peningkatan
Tenaga Kerja Tenaga Kerja Penurunan Gangguan Arus
Intensitas
Lokal Pendatang Kualitas Udara Lalu Lintas
Kebisingan

Terciptanya
Keresahan Gangguan
Kesempatan Peningkatan Kerusakan
Masyarakat Kenyamanan
Kerja dan Debu Prasarana Jalan
Pendengaran
Peluang Usaha

Gangguan
Peningkatan
Kesehatan
Pendapatan
Masyarakat

Gambar 1.29 Bagan Alir Identifikasi Dampak Potensial Tahap Konstruksi (1)

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 84


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

TAHAP
KONSTRUKSI

PEKERJAAN LAJUR
PEKERJAAN ELEVATED
PENGGANTI

Peningkatan Peningkatan
Penurunan Gangguan Arus Gangguan Arus Penurunan
Intensitas Intensitas
Kualitas Udara Lalu Lintas Lalu Lintas Kualitas Udara
Kebisingan Kebisingan

Gangguan Gangguan
Peningkatan Peningkatan
Kenyamana Kenyamanan
Debu Debu
Pendengaran Pendengaran

Gangguan Gangguan
Kesehatan Kesehatan
Masyarakat Masyarakat
Gambar 1.30 Bagan Alir Identifikasi Dampak Potensial Tahap Konstruksi (2)

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 85


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

TAHAP
OPERASIONAL

PENGOPERASIAN &
PEMELIHARAAN JALAN
TOL JAKARTA-CIKAMPEK
II ELEVATED

Peningkatan
Kapasitas Jalan

Gambar 1.31 Bagan Alir Identifikasi Dampak Potensial Tahap Operasional

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 86


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

1.6.3 Evaluasi Dampak Potensial Menjadi Dampak Penting Hipotetik


Evaluasi dampak potensial ini bertujuan untuk menghilangkan dampak potensial yang
dianggap tidak relevan atau tidak penting. Sehingga diperoleh daftar dampak penting
hipotetik yang dipandang perlu dan relevan untuk ditelaah secara mendalam dalam studi
ANDAL. Daftar dampak penting ini disusun berdasarkan pertimbangan atas hal-hal yang
dianggap penting oleh masyarakat disekitar lokasi peroyek, instansi yang bertanggung
jawab, diskusi dengan tenaga ahli.

Salah satu kriteria penapisan untuk menentukan apakah suatu dampak potensial dapat
menjadi DPH atau tidak adalah dengan menguji apakah pihak pemrakarsa telah berencana
untuk mengelola dampak tersebut dengan cara-cara yang mengacu pada Standar
Operasional Prosedur (SOP), pengelolaan yang menjadi bagian dari rencana kegiatan,
panduan teknis tertentu yang duterbitkan pemerintah dan/atau standar internasional, dan
lain sebagainya (Lampiran I Permen LH No.16 Tahun 2012).

Hasil evaluasi dampak potensial diklasifikasikan menjadi 2 kategori menjadi :

 Dampak Penting Hipotetik


 Dampak Tidak Penting Hipotetik

Berdasarkan pertimbangan diskusi ketua tim dan tenaga ahli, Standar Operasional
Prosedur (SOP) tertentu, hasil evaluasi dampak potensial dari rencana Pembangunan
Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated disajikan sebagai berikut :

1.6.3.1 Tahap Konstruksi


1. Pengadaan Tenaga Kerja dan Pengoperasian Base Camp
A. Terciptanya Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha
Sebelum dilakukan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, akan
dilakukan penunjukkan kontraktor. Setelah dilakukan penunjukkan kontraktor
pelaksana, selanjutnya kontraktor pelaksana akan melakukan penerimaan tenaga kerja
local, khususnya dari wilayah terdekat disekitar lokasi pembangunan Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II Elevated dan yang memenuhi persyaratan, akan diprioritaskan untuk
bekerja.

Kesepakatan kerja dengan waktu tertentu sesuai dengan Undang-Undang


Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003. Disamping itu, dalam proses penerimaan tenaga
kerja tahap konstruksi akan dilibatkan juga pihak kecamatan, kelurahan, serta tokoh

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 87


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

masyarakat. Untuk tenaga kerja antar daerah yang berasal dari kota/kabupaten atau
provinsi lain, dapat direkrut berdasarkan persyaratan-persyaratan khusus dengan
mengutamakan tenaga kerja yang memiliki pengalaman dan keterampilan khusus pada
bidangnya.

Kegiatan konstruksi Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated


membutuhkan tenaga kerja kontruksi ± 250 orang, dimana sebanyak 56% (140 orang)
akan direkrut dari penduduk local dan 44% (110 orang) dari luar daerah. Hal ini
merupakan penyediaan lapangan kerja untuk masyarakat yang membutuhkan serta
masyarakat yang terpengaruh dampak. Perekrutan tenaga kerja tentunya tetap
menyesuaikan dengan kebutuhan dan kualifikasi.

Peluang kerja dapat dilihat berdasarkan kelompok umur berdasarkan Badan Pusat
Statistik batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun-64 tahun.
Penduduk usia kerja dibagi menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
Angkatan kerja adalah penduduk yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai
pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang aktif mencari pekerjaan.
Dimana dilokasi kegiatan rata-rata usia penduduk yaitu 27 tahun, dengan pendidikan
terakhir terbanyak yaitu tingkat SLTP dengan tingkat penduduk yang tidak bekerja
sebesar 34,78 %. Data ini bisa dijadikan acuan sebagai terciptanya kesempatan kerja di
lokasi kegiatan. Dengan demikisn dampak dikategorikan Dampak Penting Hipotetik.

B. Peningkatan Pendapatan Penduduk


Berdasarkan data rona lingkungan hidup rata-rata penghasilan penduduk disekitar
lokasi kegiatan yaitu Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000. Berdasarkan rona lingkungan
hidup awal terdapat 34,78 % responden tidak bekerja dan pekerja serabutan, 15,22 %
responden bekerja di sector informal (bukan bekerja dikantor dengan penghasilan
tetap), 23,91 % berwiraswasta, 6,52 % bekerja sebagai PNS dan 19,57 % bekerja
sebagai pegawai swasta. Berdasarkan distribusi pekerjaan dapat mengindikasikan
bahwa pendapatan yang diterima penduduk yang bekerja di sector informal relative
kecil dan tidak tetap, serta sangat terpengaruh dengan adanya jalan Tol Jakarta-
Cikampek II Elevated baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk penduduk
yang tidak bekerja dapat ikut berpeluang untuk bekerja sebagai tenaga kerja tahap
konstruksi. Dengan berpengaruhnya kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 88


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Cikampek II Elevated terhadap pendapatan masyarakat maka dampak termasuk dalam


Dampak Penting Hipotetik.

C. Keresahan Masyarakat
Dengan adanya peluang kerja dan usaha di lokasi kegiatan akan menimbulkan dampak
keresahan masyarakat yang ditimbulkan ketika perekrutan tenaga kerja lebih
mengutamakan tenaga kerja dari luar. Berdasarkan laporan pelaksanaan RKL-RPL
Jalan Tol Jakarta-Cikampek (eksisting) pihak PT. Jasamarga tidak hanya
mengakomodir lapangan kerja bagi masyarakat lokal, namun juga mengakomodir
angkatan kerja yang berdomisili diluar wilayah terkena dampak. Rekrutmen karyawan
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, dilakukan sesuai dengan
kompetensi yang dibutuhkan perusahaan. Hal ini lah yang menimbulkan keresahan
masyarakat di lokasi kegiatan, namun pihak PT. Jasamarga dalam merekrut dan
melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat sekitar (local) yang tidak memenuhi
kualifikasi menjadi karyawan, diberikan kesempatan untuk berdagang. Sehingga
dampak keresahan masyarakat menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik.

2. Mobilisasi Peralatan dan Material


A. Penurunan Kualitas Udara
Jalur mobilisasi alat dan material akan mengikuti arah lalu lintas dengan akses masuk
dan keluar mengikuti Interchange terdekat disepanjang jalur tol Jakarta-Cikampek II
Elevated. Sedangkan lokasi bangunan akan ditempatkan pada area losong di sebelah
kanan atau kiri jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Berdasarkan hasil laporan pelaksanaan RKL-RPL Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang
telah dilaksanakan oleh PT. Jasa Marga diperoleh kualitas udara untuk paramater debu,
SO2, NO2 dan CO telah dilakasanakan oleh sebagai berikut :
- Hasil pengukuran parameter debu berkisar antara 105-306 μg/m3 dengan rata -
rata 210,5 μg/m3, dan terdapat 5 dari 16 (31,25%) melampaui baku mutu PP RI
No. 41 Tahun 1999 sebesar 230 μg/m3 yaitu pada GT Bekasi Barat, GT
Tambun, GT Cibitung (Kawasan Industri M2100), dan GT Cikarang Utama,
serta Rest Area KM 19. Lokasi pengukuran dengan konsentrasi debu tertinggi
adalah GT Cikarang Utama KM 26+200, sedangkan konsentrasi debu terendah
adalah pada pemukiman Desa Cinangka (KM 73+000B).
- Hasil pengukuran parameter CO berkisar antara 956-9.352 μg/m3 dengan rata -
rata 8.347,5 μg/m3, dan hasil pengukuran pada seluruh lokasi masih di bawah

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 89


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

baku mutu PP RI No. 41 Tahun 1999 sebesar 30.000 μg/m3. Lokasi pengukuran
dengan konsentrasi CO tertinggi adalah GT Cikarang Utama KM 29+200 dan
lokasi pengukuran dengan konsentrasi CO terendah adalah lokasi pemukiman
Desa Cinangka, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta (KM
73+000B).
- Hasil pengukuran parameter SO2 berkisar antara 236-416 μg/m3 dengan rata -
rata 303 μg/m3, dan hasil pengukuran pada seluruh lokasi masih di bawah baku
mutu PP RI No. 41 Tahun 1999 sebesar 900 μg/m3
Dapat dilihat bahwa sebelum kegiatan mobilisasi alat dan material dilokasi kegiatan
telah terjadi menurunan kualitas udara khususnya parameter debu. Melebihinya
konsentasi parameter debu dilokasi kegiatan dikarenakan imbas padatnya kendaraan
dan industri di sekitar GT. Cibitung. Dengan akan dilaksanakannya mobilisasi alat dan
material pada saat pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan
kondisi di jalan Tol Jakarta-Cikampek (eksisting) kualitas udara khususnya paramater
debu yang telah melebihi baku mutu, maka akan meningkatkan penurunan kualitas
udara dilokasi kegiatan. Sehingga dampak dikategorikan Dampak Penting Hipotetik.

B. Peningkatan Intensitas Kebisingan


Kondisi rona awal lingkungan hidup parameter kebisingan dilokasi kegiatan berkisar
antara 53-82 dBA dengan rata-rata sebesar 77,5 dBA. Jika membandingkan dengan
baku mutu dalam KepMenLH Ho. 48 Tahun 1996 sebesar 70 dBA peruntukkan
kawasan perdagangan dan jasa. Dengan demikian kondisi kebisingan telah melebihi
baku mutu.
Dengan adanya kegiatan mobilisasi alat dan material dengan jalur akan mengikuti arah
lalu lintas dengan akses masuk dan keluar mengikuti interchange terdekat di sepanjang
jalan tol. Serta sudah ada kegiatan seperti Jalan Tol Jakarta-Cikampek dengan jumlah
volume lalu lintas sebanyak 165.081 kendaraan yang terdiri dari gol I, II, III, IV dan V.
Maka akan meningkatkan kebisingan diloaksi kegiatan. Sehingga dampak peningkatan
intensitas kebisingan menjadi Dampak Penting Hipotetik.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 90


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

C. Gangguan Arus Lalu Lintas


Berdasarkan data Laporan Akhir Kajian Lalu Lintas Jalan Tol Jakarta-Cikampek tahun
2016 bahwa volume lalu lintas dan v/c rasio di Jalan Tol Jakarta-Cikampek yaitu
VOLUME
sebagaiLALU LINTAS:(LHR) & NILAI DS JALAN TOL EKSISTING JAKARTA - CIKAMPEK TAHUN 2015
berikut
TAHUN 2015 JUMLAH ARUS LL (Q) KAPASITAS DS = Q/C
No. RUAS PANJANG
I II III IV V (Kend/Hari) (smp/jam) (C) + BAHU - BAHU
1 Cawang - PGB 4,50 205.696 20.182 5.402 1.238 789 233.308 24.301 23.000 1,06 1,32
2 PGB - PGT 4,00 176.380 19.886 5.370 1.230 785 203.652 21.324 23.000 0,93 1,16
3 PGT - Cikunir 1,50 142.307 19.526 5.339 1.220 780 169.172 17.863 23.000 0,78 0,97
4 Cikunir - Bekasi Barat 4,00 203.459 30.346 10.852 5.696 4.371 254.724 27.715 23.000 1,21 1,51
5 Bekasi Barat - Bekasi Timur 3,00 186.727 30.879 11.131 5.562 4.268 238.567 26.100 23.000 1,13 1,42
6 Bekasi Timur - Tambun 4,70 178.937 30.351 11.076 5.451 4.198 230.012 25.209 23.000 1,10 1,37
7 Tambun - Cibitung 2,30 168.466 30.368 11.081 5.449 4.197 219.561 24.164 23.000 1,05 1,31
8 Cibitung - Cikarang Utama 4,30 154.533 28.984 10.417 4.599 3.423 201.957 22.180 23.000 0,96 1,21
9 Cikarang Utama - Cikarang Barat 1,70 114.550 21.525 7.216 3.355 2.435 149.081 16.349 23.000 0,71 0,89
7 Cikarang Barat - Cibatu 2,50 127.354 24.462 9.906 3.491 2.659 167.872 18.433 23.000 0,80 1,00
8 Cibatu - Cikarang Timur 3,00 115.457 23.807 9.651 3.429 2.603 154.947 17.102 23.000 0,74 0,93
9 Cikarang Timur - Karawang Barat 10,50 115.948 24.630 10.032 3.435 2.596 156.641 17.307 18.400 0,94 1,25
10 Karawang Barat - Karawang Timur 7,70 100.771 22.179 8.884 3.003 2.350 137.187 15.186 18.400 0,83 1,10
11 Karawang Timur - Dawuan 12,30 92.392 18.815 6.273 1.770 1.433 120.683 13.141 18.400 0,71 0,95
12 Dawuan - Kalihurip 1,00 44.545 12.187 3.817 1.183 976 62.708 6.967 18.400 0,38 0,50
13 Kalihurip - Cikampek 5,50 35.784 9.371 2.727 849 722 49.453 5.465 18.400 0,30 0,40

Dapat dilihat bahwa rata-rata volume kendaraan pada ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek
yaitu 254.724 kendaraan per hari dengan v/c rasio rata-rata sudah mencapai 1,51 yang
artinya pada tingkat pelayanan arus lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan,
kecepatan relative rendah, arus lalu lintas sering terhenti sehingga menimbulkan
antrian kendaraan pada ruas Cikunir-Bekasi Barat. Dengan adanya kebutuhan
kendaraan yang cukup banyak (Tabel 1.4 hal.I-48) dengan jarak ke lokasi kegiatan
yang cukup jauh juga maka akan menimbulkan gangguan arus lalu lintas yaitu
kemacetan. Sehingga dampak termasuk Dampak Penting Hipotetik.

D. Kerusakan Prasarana Jalan


Kondisi jalan tol berdasarkan hasil pelaksanaan RKL-RPL Jalan Tol Jakarta-Cikampek
yaitu :
- Kondisi Jalan
 Ketidakrataan IRI ≤ 3,28 m/km yaitu 3,19 m/km pada jalur A dan 3,36 m/km
pada jalur pada jalur B
 Kekesatan 0,54 µm untuk jalur A dan 0,53 µm untuk jalur B
 Secara umum kondisi jalan baik (tidak ada lubang)
- Kecepatan tempuh rata-rata, pemenuhan 100 % yaitu sebesar 2,29 kali kecepatan
non tol.
Berdasarkan Geometri Jalan Bebas Hambatan Untuk Jalan Tol Departemen Pekerjaan
Umum Diroktorat Jenderal Bina Marga bahwa jalan bebas hambatan dapat

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 91


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

dipergunakan oleh kendaraan mobil penumpang, bus, truk 2 as, truk 3 as, truk 4 as dan
truk 5 as. Dengan kriteria jalan tol yang dapat menampung beban kendaraan truk
sampai 5 as dan akan selalu dilakukan pengelolaan dan pemantauan di Jalan Tol
Jakarta-Cikampek, maka kerusakan jalan yang diakibatkan oleh kegiatan mobilisasi
alat dan material tidak begitu signifikan. Sehingga dampak menjadi Dampak Tidak
Penting Hipotetik.

E. Gangguan Kesehatan Masyarakat


Mobilisasi peralatan dan material akan mengikuti arah lalu lintas dengan akses masuk
dan keluar mengikuti on-off ramp terdekat di sepanjang jalan tol. Pada lokasi kegiatan
telah ada kegiatan dari beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Eksisting),
gangguan kesehatan masyarakat diprakiran terjadi dari penurunan kualiatas udara dan
kebisingan. Namun berdasarkan hasil Laporan Kajian dan Survey Pelaksanaan RKL &
RPL diketahui bahwa keadaan kesehatan masyarakat yang terdapat di sekitar lokasi
kegiatan masih dalam keadaan normal yaitu sekitar 78,95 % (hasil dari pelaksanaan
RKL-RPL dari responden penduduk yang terlewati jalan tol) masyarakat tidak
mengalami gangguan kesehatan dengan lokasi pemukiman dengan lokasi kegiatan
± 200 m. Sehingga dapat gangguan kesehatan masyarakat menjadi Dampak Tidak
Penting Hipotetik.

3. Pekerjaan Lajur Pengganti


A. Penurunan Kualitas Udara
Pekerjaan Lajur Pengganti terdiri dari pekerjaan pembersihan tempat kerja,
pekerjaan tanah, pekerjaan lapis pondasi agregat, pekerjaan rigid pavement, dan
pekerjaan flexible pavement.
Data teknis Pekerjaan Lajur Pengganti yang akan dilakukan pada trase
pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated yaitu :
- Lebar lajur : 2 x (3,6 m + 2,5 m)
- Tebal AC-WC : 4 cm
- Tebal Rigid : 30 cm
- Tebal Lean Concrete : 10 cm
- Tebal Aggregate A : 15 cm

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 92


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Pada saat Pekerjaan Lajur Pengganti (widening) akan membutuhkan alat berat,
kebutuhan alat berat pada saat tahap pekerjaan lajur pengganti yaitu tersaji dalam
Tabel 1.22 :
Tabel 1.22 Peralatan yang digunakan Pada Pekerjaan Lajur Pengganti
Pekerjaan Alat Yang Digunakan Jumlah
Pekerjaan Tanah Dump Truck 236
Excavator 11
Buldozer 11
Vibrator 11
Pekerjaan Lapis Pondasi Grader 6
Agregat Tandem Rolle 6
Dump Truck 19
Pekerjaan Rigid Pavement Bacthing Plan 9
Truck Mixer 48
Wheel Loader 6
Conc. Paver 6

Berdasarkan hasil pelaksanaan RKL-RPL yang telah dilaksanakan oleh PT. Jasa
Marga dapat diketahui bahwa kualitas udara untuk parameter debu terdapat
beberapa lokasi yaitu GT Bekasi Barat, GT Tambun, GT Cibitung (kawasan
industry) dan GT Cikarang Utama yang telah melebihi baku mutu dalam PP No. 41
Tahun 1999 sebesar 230 μg/m3.
Dapat dilihat pada Tabel 1.22 diatas bahwa penggunaan alat berat pada saat
Pekerjaan Lajur Pengganti sangat banyak. Hal ini dapat menurunkan kualitas udara
dari emisi gas buang yang dikeluarkan dari beroperasinya alat-alat berat tersebut
seperti parameter seperti SO2, NO2 dan CO serta meningkatnya debu akibat
serpihan tanah yang tertiup angin. Meskipun pada saat pekerjaan tidak akan
digunakan keseluruhan alat berat tersebut. Namun dengan melihat kondisi rona
lingkungan awal untuk kualitas udara dilokasi kegiatan yang telah melebihi baku
mutu khususnya parameter debu dan dilokasi kegiatan telah terdapat kegiatan Jalan
Tol Jakarta-Cikampek Eksisting, maka kegiatan Pekerjaan Lajur Pengganti akan
ikut berkontribusi menurunkan kualitas udara dilokasi kegiatan selain itu juga
melihat Pekerjaan Lajur Pengganti yang membutuhkan waktu cukup lama yaitu 6
bulan. Dengan demikian dampak termasuk Dampak Penting Hipotetik.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 93


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

B. Peningkatan Intensitas Kebisingan


Berdasarkan hasil pelakasanaan RKL-RPL yang telah dilaksanakan oleh PT. Jasa
Marga diketahui bahwa intensitas kebisingan dilokasi kegiatan rata-rata yaitu 77,5
dBA. Intensitas kebisingan ini telah melebihi baku mutu dalam KepMenLH No. 48
Tahun 1996 sebesar 70 dBA untuk kawasan perdagangan dan jasa. Tingginya
intensitas kebisingan dilokasi kegiatan dikarenakan dilokasi kegiatan telah
ada/beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek Eksisting dengan jumlah volume
lalu lintas di tahun 2016 berdasarkan data Laporan Akhir Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II Elevated yaitu 165.081 kendaraan yang terdiri dari Gol I : 128.836
kendaraan, Gol II : 22.705 kendaraan, Gol III : 8.150 kendaraan, Gol IV : 3.058
kendaraan dan Gol V : 2.332 kendaraan. Kondisi inilah yang menyebabkan
intensitas kebisingan dilokasi kegitan tinggi. Dengan beroperasinya alat berat
dengan jumlah alat berat yang cukup banyak pada saat Pekerjaan Lajur Pengganti,
maka Pekerjaan Lajur Pengganti akan ikut berkontribusi dalam penigkatan
intensitas kebisingan. Sehingga dampak termasuk Dampak Penting Hipotetik.

C. Gangguan Arus Lalu Lintas


Volume lalu lintas yang melintas pada Jalan Tol eksisting Jakarta – Cikampek,
tahun 2016 berdasarkan data dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk., paling besar
terdapat pada ruas Cikunir – Bekasi Barat, yaitu 254.724 kendaraan per hari,
sedangkan paling kecil pada ruas Kalihurip – Cikampek sebesar 49.453 kendaraan
per hari. Jika jumlah tersebut dikonversi kedalam satuan smp per jam sesuai Manual
Kapasitas Jalan Indonesia, dan dengan nilai k = 10 %, maka diperoleh masing-
masing sebesar 27.715 smp/jam untuk ruas Cikunir – Bekasi Barat, dan 5.465
smp/jam untuk ruas Kalihurip – Cikampek. Kondisi lalu lintas dapat dilihat pada
Tabel 2.23 Berikut :

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 94


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

VOLUME LALU LINTASTabel


(LHR) & NILAI
2.23 DS JALAN
Kondisi TOL EKSISTING
Volume JAKARTA
Lalu Lintas - CIKAMPEK
di Jalan TAHUN 2015
Tol Jakarta-Cikampek

TAHUN 2015 JUMLAH ARUS LL (Q) KAPASITAS DS = Q/C


No. RUAS PANJANG
I II III IV V (Kend/Hari) (smp/jam) (C) + BAHU - BAHU

1 Cawang - PGB 4,50 205.696 20.182 5.402 1.238 789 233.308 24.301 23.000 1,06 1,32
2 PGB - PGT 4,00 176.380 19.886 5.370 1.230 785 203.652 21.324 23.000 0,93 1,16
3 PGT - Cikunir 1,50 142.307 19.526 5.339 1.220 780 169.172 17.863 23.000 0,78 0,97
4 Cikunir - Bekasi Barat 4,00 203.459 30.346 10.852 5.696 4.371 254.724 27.715 23.000 1,21 1,51
5 Bekasi Barat - Bekasi Timur 3,00 186.727 30.879 11.131 5.562 4.268 238.567 26.100 23.000 1,13 1,42
6 Bekasi Timur - Tambun 4,70 178.937 30.351 11.076 5.451 4.198 230.012 25.209 23.000 1,10 1,37
7 Tambun - Cibitung 2,30 168.466 30.368 11.081 5.449 4.197 219.561 24.164 23.000 1,05 1,31
8 Cibitung - Cikarang Utama 4,30 154.533 28.984 10.417 4.599 3.423 201.957 22.180 23.000 0,96 1,21
9 Cikarang Utama - Cikarang Barat 1,70 114.550 21.525 7.216 3.355 2.435 149.081 16.349 23.000 0,71 0,89
7 Cikarang Barat - Cibatu 2,50 127.354 24.462 9.906 3.491 2.659 167.872 18.433 23.000 0,80 1,00
8 Cibatu - Cikarang Timur 3,00 115.457 23.807 9.651 3.429 2.603 154.947 17.102 23.000 0,74 0,93
9 Cikarang Timur - Karawang Barat 10,50 115.948 24.630 10.032 3.435 2.596 156.641 17.307 18.400 0,94 1,25
10 Karawang Barat - Karawang Timur 7,70 100.771 22.179 8.884 3.003 2.350 137.187 15.186 18.400 0,83 1,10
11 Karawang Timur - Dawuan 12,30 92.392 18.815 6.273 1.770 1.433 120.683 13.141 18.400 0,71 0,95
12 Dawuan - Kalihurip 1,00 44.545 12.187 3.817 1.183 976 62.708 6.967 18.400 0,38 0,50
13 Kalihurip - Cikampek 5,50 35.784 9.371 2.727 849 722 49.453 5.465 18.400 0,30 0,40

Dapat dilihat nilai v/c rasio rata-rata sudah mencapai 1,51 utuk ruas Cikunir-Bekasi
Barat dan 1,42 untuk ruas Bekasi Barat-Bekasi Timur yang artinya pada tingkat
pelayanan arus lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relative
rendah, arus lalu lintas sering terhenti sehingga menimbulkan antrian kendaraan.
Dengan beroperasinya alat berat pada saat Pekerjaan Lajur Pengganti akan
berkontribusi dalam menambah volume lalu lintas dan akan menimbulkan
kemacetan. Dampak menjadi Dampak Penting Hipotetik.

D. Gangguan Kesehatan Masyarakat


Pada konstruksi Pekerjaan Lajur Pengganti masyarakat akan merasakan kerugian
yaitu polusi yang akan dirasakan akibat penurunan kualitas udara. Namun
berdasarkan pelaksanaan RKL-RPL yang telah dilaksanakan PT. Jasa Marga telah
melaksanakan upaya meminimalisir gangguan kesehatan masyarakat dengan
adanyanya kegiatan pembangunan jalan tol ini. Upaya tersebut antaralain :
- Kepada masyarakat sekitar, pihak PT. Jasa Marga sudah melaksanakan
program pengobatan gratis.
- Medical check up atau uji kesehatan berkala dilakukan rutin setiap setahun
sekali sebagai langkah antisipatif untuk mengidentifikasi gangguan
kesehatan pada petugas yang muncul akibat beroperasinya jalan tol.
Dengan diketahui bahwa keadaan kesehatan masyarakat yang terdapat di sekitar lokasi
kegiatan masih dalam keadaan normal yaitu sekitar 78,95 % (hasil dari pelaksanaan

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 95


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

RKL-RPL dari responden penduduk yang terlewati jalan tol) masyarakat tidak
mengalami gangguan kesehatan dan telah dilakukannya antisipasi untuk mencegah
gangguan kesehatan masyarakat kesehatan dengan lokasi pemukiman dengan lokasi
kegiatan ± 200 m, maka dampak menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik.
4. Pekerjaan Elevated
A. Penurunan Kualitas Udara
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated ada beberapa tahapan yaitu
pekerjaan bore pile, pilecap, pier/pilar, steel box girder dan plat lantai. Pada saat
pelaksanakan akan menggunakan alat-alat berat sebagai berikut :
Pekerjaan Alat Yang Digunakan Jumlah
Pekerjaan Bore Pile Vibro Hammer 22
Bore Pile 22
Service Crane 30 ton 22
Excavator 44
Dump Truck 88
Batching Plant 6
Truck Mixer 48
Wheel Loader 6
Pekerjaan Pier Head Crane 100 ton 12
Stressing Jack 20
Bracket 44
Begisting Pier Head 5
Trailer (Low bed) 8

Berdasarkan hasil pelaksanaan RKL-RPL yang telah dilaksanakan oleh PT. Jasa
Marga kondisi kualitas udara untuk parameter debu telah melebihi baku mutu dalam
PP No. 41 tahun 1999 sebesar 230 μg/m3.

Dengan kondisi dilokasi eksisting yang telah melebihi baku mutu, maka penurunan
kualitas udara akan bertambah dikarenakan adanya kontribusi dari pekerjaan
elevated, dengan waktu pekerjaan yang cukup lama yaitu 16 bulan. Maka
penurunan kualitas udara khususnya debu akan meningkat seiring beroperasinya
Jalan Tol Jakarta-Cikampek Eksisting dan pekerjaan elevated dari beroperasinya
alat berat. Dengan demikian dampak menjadi Dampak Penting Hipotetik.

B. Peningkatan Intensitas Kebisingan


Kondisi kebisingan di lokasi kegiatan telah dipengaruhi oleh berjalannya Jalan Tol
Jakarta-Cikampek (Eksisting) yang berdasarkan hasil survey pelaksanaan
RKL&RPL telah melebihi baku mutu dengan rata-rata instensitas kebisingan
77,5 dBA yang telah melebihi baku mutu dalam KepMenLH No. 48 Tahun 1996

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 96


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

sebesar 70 dBA peruntukkan perdagangan dan jasa. Kegiatan pembangunan Jalan


Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dilakukan melalui beberapa tahap selama 16
bulan. Waktu konstruksi yang cukup lama tersebut akan menimbulkan dampak
peningkatan intensitas kebisingan, sehingga dampak menjadi Dampak Penting
Hipotetik.

C. Gangguan Arus Lalu Lintas


Pekerjaan pemasangan steel box grider pada tahap pekerjaan Elevated akan
berpotensi menimbulkan gangguan arus lalu lintas (kemacetan) yaitu dari
beroperasinya alat berat yang membutuhkan area 8 m, keluar masuk kendaraan
pengangkut material terutama pada saat pemasangan steel box grider yang akan
menggunakan trailer sebanyak 40 unit dalam sehari dengan panjang steel box grider
mencapai 12 m dan 60 m.

Selain itu dengan melihat kondisi volume lalu lintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek
Eksisting dengan jumlah kendaraan per hari 165.081 kendaraan yang terdiri dari
Gol I : 128.836 kendaraan, Gol II : 22.705 kendaraan, Gol III : 8.150 kendaraan,
Gol IV : 3.058 kendaraan dan Gol V : 2.332 kendaraan, dengan nilai v/c rasio telah
mencapai 1,51 pada ruas Cikunir-Bekasi Barat yang artinya pada tingkat pelayanan
arus lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relative rendah, arus
lalu lintas sering terhenti sehingga menimbulkan kemacetan kendaraan.

Maka dengan adanya pekerjaan elevated khususnya pemasangan steel box grider
yang dalam sehari akan menggunakan 40 trailer dengan panjang steel box grider
12 m dan 60 m serta melihat kondisi jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting yang
menjadi lokasi pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan v/c
rasio telah mencapai 1,51 yang artinya pada tingkat pelayanan arus lalu lintas
berada dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relative rendah, arus lalu lintas sering
terhenti sehingga menimbulkan kemacetan kendaraan, maka dengan kondisi
demikian akan menimbulkan gangguan arus lalu lintas. Sehingga dampak menjadi
Dampak Penting Hipotetik.

D. Gangguan Kesehatan Masyarakat


Pada konstruksi Pekerjaan Elevated masyarakat akan merasakan kerugian yaitu
polusi yang akan dirasakan akibat penurunan kualitas udara. Namun berdasarkan
pelaksanaan RKL-RPL yang telah dilaksanakan PT. Jasa Marga telah melaksanakan

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 97


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

upaya meminimalisir gangguan kesehatan masyarakat dengan adanyanya kegiatan


pembangunan jalan tol ini. Upaya tersebut antaralain :
- Kepada masyarakat sekitar, pihak PT. Jasa Marga sudah melaksanakan
program pengobatan gratis.
- Medical check up atau uji kesehatan berkala dilakukan rutin setiap setahun
sekali sebagai langkah antisipatif untuk mengidentifikasi gangguan
kesehatan pada petugas yang muncul akibat beroperasinya jalan tol.
Dengan diketahui bahwa keadaan kesehatan masyarakat yang terdapat di sekitar lokasi
kegiatan masih dalam keadaan normal yaitu sekitar 78,95 % (hasil dari pelaksanaan
RKL-RPL dari responden penduduk yang terlewati jalan tol) masyarakat tidak
mengalami gangguan kesehatan kesehatan dengan lokasi pemukiman dengan lokasi
kegiatan ± 200 m dan telah dilakukannya antisipasi untuk mencegah gangguan
kesehatan masyarakat, maka dampak menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik.

1.6.3.2 Tahap Operasional


1. Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
A. Peningkatan Kapasitas Jalan
Volume lalu lintas tertimbang tahun 2015 yang melintas pada Jalan Tol eksisting
Jakarta – Cikampek, adalah 165.081 kendaraan per hari.
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir atau sejak dioperasikannya gerbang tol
Cikarang Utama pada Maret 2011, tercatat pertumbuhan rata-rata kendaraan per
tahun sebesar 5,12 %, yang berarti akan meningkatkan penambahan volume lalu
lintas sampai pada suatu waktu mencapai kapasitasnya dalam waktu paling lama
tahun 2021, akibatnya terjadi penurunan kualitas tingkat pelayanan lalu lintas
dengan terjadinya kemacetan.
Dengan adanya rencana pengoperasian Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated
pada tahun 2019 dan 2020, maka volume lalu lintas pada jalan tol eksisting akan
mengalami penurunan sekaligus meningkatkan pelayanan lalu lintas dengan
turunnya nilai DS yang akan mulai dirasakan pada tahun 2019 pada saat mulai
dioperasikan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated.
Pengoperasian fasilitas infrastruktur baru seperti disebutkan di atas, dengan
sendirinya akan meningkatkan pula jumlah volume lalu lintas pada koridor Jakarta
– Cikampek, jika dibandingkan dengan sebelum adanya fasilitas baru, karena

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 98


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

keberadaan infrastruktur baru akan memberikan kenyamanan dan waktu tempuh


yang lebih singkat sehingga membangkitkan perjalanan baru, yang akan
menambah terhadap jumlah perjalanan yang ada sebelumnya.

Jika pengoperasian infrastruktur baru berjalan seperti rencana tersebut, maka


derajat kejenuhan = 1 pada jalan tol eksisting diperkirakan baru akan tercapai pada
tahun 2046. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.24.
Tabel 1.24 Volume Lalu Lintas Jalan Tol Eksisting Jakarta-Cikampek
PROYEKSI VOLUME LALU LINTAS (LHR)dengan Jakarta-Cikampek
JALAN TOL EKSISTING JAKARTAII- Elevated
CIKAMPEK (DENGAN ELEVATED, SELATAN & HSR)

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
- Gol I 128.836 135.149 141.771 148.718 95.857 37.955 38.294 38.654 39.031 39.335 40.659 42.040 43.476
- Gol II 22.705 23.516 24.355 25.225 19.996 10.766 10.753 10.738 10.719 10.682 10.781 10.880 10.977
- Gol III 8.150 8.547 8.963 9.400 7.744 4.625 4.730 4.841 4.958 5.074 5.237 5.405 5.580
- Gol IV 3.058 3.219 3.389 3.568 2.875 1.563 1.610 1.659 1.712 1.765 1.839 1.917 1.998
- Gol V 2.332 2.495 2.668 2.854 2.381 1.511 1.612 1.720 1.837 1.961 2.106 2.261 2.425
- Total 165.081 172.925 181.147 189.765 128.854 56.421 56.999 57.612 58.257 58.816 60.622 62.502 64.457

- Q (smp/hari) 179.728 188.258 197.201 206.575 142.432 64.112 64.866 65.665 66.508 67.269 69.372 71.565 73.847
k = 10 % - Q (smp/jam) 17.973 18.826 19.720 20.658 14.243 6.411 6.487 6.567 6.651 6.727 6.937 7.157 7.385
10-lajur - DS = Q/C10 0,78 0,82 0,86 0,90 0,62 0,28 0,28 0,29 0,29 0,29 0,30 0,31 0,32

2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040
- Gol I 44.968 45.762 46.836 48.339 52.571 57.062 61.818 66.851 72.169 79.189 86.515 94.156 102.124
- Gol II 11.072 11.164 10.738 11.108 11.501 11.917 12.357 12.820 13.309 14.046 14.810 15.600 16.418
- Gol III 5.761 5.949 5.967 6.263 6.575 6.904 7.250 7.613 7.995 8.473 8.971 9.488 10.027
- Gol IV 2.083 2.172 2.190 2.327 2.472 2.625 2.786 2.957 3.137 3.359 3.591 3.833 4.086
- Gol V 2.601 2.788 2.930 3.174 3.434 3.711 4.006 4.320 4.654 5.032 5.433 5.857 6.306
- Total 66.485 67.835 68.661 71.211 76.553 82.218 88.217 94.561 101.263 110.100 119.319 128.935 138.961

- Q (smp/hari) 76.219 77.928 78.792 81.923 87.882 94.200 100.891 107.968 115.445 125.246 135.477 146.152 157.288
k = 10 % - Q (smp/jam) 7.622 7.793 7.879 8.192 8.788 9.420 10.089 10.797 11.544 12.525 13.548 14.615 15.729
10-lajur - DS = Q/C10 0,33 0,34 0,34 0,36 0,38 0,41 0,44 0,47 0,50 0,54 0,59 0,64 0,68

2041 2042 2043 2044 2045 2046 2047 2048 2049 2050
- Gol I 109.840 118.658 127.838 137.391 147.331 154.224 154.224 154.224 154.224 154.224
- Gol II 17.171 18.071 19.002 19.963 20.955 21.638 21.638 21.638 21.638 21.638
- Gol III 10.554 11.145 11.759 12.396 13.058 13.517 13.517 13.517 13.517 13.517
- Gol IV 4.337 4.617 4.908 5.212 5.529 5.749 5.749 5.749 5.749 5.749
- Gol V 6.772 7.278 7.812 8.378 8.975 9.397 9.397 9.397 9.397 9.397
- Total 148.674 159.769 171.319 183.340 195.849 204.525 204.525 204.525 204.525 204.525

- Q (smp/hari) 168.100 180.428 193.267 206.638 220.558 230.218 230.218 230.218 230.218 230.218
k = 10 % - Q (smp/jam) 16.810 18.043 19.327 20.664 22.056 23.022 23.022 23.022 23.022 23.022
10-lajur - DS = Q/C10 0,73 0,78 0,84 0,90 0,96 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 99


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Berdasarakan Tabel 1.24 diatas dapat dilihat bahwa dengan beroperasinya Jalan
Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dapat mengurai kemacetan. Dimana pada tahun
2015 sebelum adanya Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated beroperasi terdapat
jumlah kendaraan 165.081 kendaraan per hari. Dengan beroperasinya Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II Elevated pada Tahun 2019 terjadi penguraian kemacetan
dengan jumlah 128.854 kendaraan per hari. Selain itu juga derajat kejenuhan
sebelum adanya jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated sebesar 0,78 terjadi
penurunan menjadi 0,62.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 100


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Tabel 1.25 Matriks Dampak Penting Hipotetik Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Jenis Kegiatan
Konstruksi Operasional
No KETERANGAN
1 2 3 4 5
Komponen Lingkungan
A Fisik-Kimia
1 Penurunan Kualitas Udara 1 DPH DPH DPH TAHAP KONSTRUKSI
2
2 Peningkatan Intensitas Kebisingan DPH DPH DPH 1 = Pengadaan Tenaga Kerja dan Pengoperasian Basecamp
2 = Mobilisasi Peralatan dan Material
B Hidrologi & Hidrogeologi 3 = Pekerjaan Lajur Pengganti
1 Peningkatan Air Larian3 4 = Pekerjaan Elevated

C Ruang, Lahan dan Transportasi


1 Gangguan Arus Lalu Lintas4 DPH DPH DPH TAHAP OPERASIONAL
2 Kerusakan Prasarana Jalan5 DTPH 5 = Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol
3 Peningkatan Kapasitas Jalan DPH Jakarta-Cikampek II Elevated

D Biologi
DPH = Dampak Penting Hipotetik
E Sosial Ekonomi Budaya DTPH = Dampak Tidak Penting Hipotetik
Terciptanya Kesempatan Kerja dan
1 DPH
Peluang Usaha7
2 Peningkatan Pendapatan Penduduk8 DPH
3 Keresahan Masyarakat 9 DTPH

F Kesehatan Masyarakat
1 Gangguan Kesehatan Masyarakat10 DTPH DTPH DTPH

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 101


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Tabel 1.26 Ringkasan Proses Pelingkupan


Deskripsi Rencana Pengelolaan
Pelingkupan
Kegiatan yang Lingkungan yang Sudah Komponen
Batas Waktu
Berpotensi Direncanakan Sejak Lingkungan Wilayah Studi
No Dampak Dampak Penting Kajian
Menimbulkan Dampak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Evaluasi Dampak Potensial
Potensial Hipotetik (DPH)
Lingkungan dari Rencana Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
TAHAP KONSTRUKSI
 Status keterlibatan Sosial Ekonomi Terciptanya Sebelum dilakukan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek Masyarakat yang 1 bulan sebelum
masyarakat dalam Variabel parameter kesempatan kerja II Elevated, akan dilakukan penunjukkan kontraktor. Setelah terlewati oleh penerimaan
kegiatan konstruksi dampak : jumlah dan peluang dilakukan penunjukkan kontraktor pelaksana, selanjutnya pembangunan tenaga kerja
Pembangunan Jalan Tol penduduk tidak usaha kontraktor pelaksana akan melakukan penerimaan tenaga kerja Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II bekerja, local, khususnya dari wilayah terdekat disekitar lokasi Jakarta-
Elevated oleh PT. Jasa pendapatan pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dan yang Cikampek II
Marga penduduk memenuhi persyaratan, akan diprioritaskan untuk bekerja. Elevated (51
 Undang-Undang Kesepakatan kerja dengan waktu tertentu sesuai dengan desa, 13 Desa)
Republik Indonesia Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003.
Nomor 13 Tahun 2003 Disamping itu, dalam proses penerimaan tenaga kerja tahap
tentang Ketenagakerjaan konstruksi akan dilibatkan juga pihak kecamatan, kelurahan,
serta tokoh masyarakat. Untuk tenaga kerja antar daerah yang
berasal dari kota/kabupaten atau provinsi lain, dapat direkrut
berdasarkan persyaratan-persyaratan khusus dengan
mengutamakan tenaga kerja yang memiliki pengalaman dan
keterampilan khusus pada bidangnya.
Kegiatan konstruksi Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek
Pengadaan Tenaga Kerja II Elevated membutuhkan tenaga kerja kontruksi ± 250 orang,
Dampak Penting
1 dan Pengoperasian Base dimana sebanyak 56% (140 orang) akan direkrut dari penduduk
Hipotetik
Camp local dan 44% (110 orang) dari luar daerah. Hal ini merupakan
penyediaan lapangan kerja untuk masyarakat yang
membutuhkan serta masyarakat yang terpengaruh dampak.
Perekrutan tenaga kerja tentunya tetap menyesuaikan dengan
kebutuhan dan kualifikasi.
Peluang kerja dapat dilihat berdasarkan kelompok umur
berdasarkan Badan Pusat Statistik batas usia kerja yang berlaku
di Indonesia adalah berumur 15 tahun-64 tahun. Penduduk usia
kerja dibagi menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
Angkatan kerja adalah penduduk yang berusia 15-64 tahun yang
sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja,
maupun yang aktif mencari pekerjaan. Dimana dilokasi kegiatan
rata-rata usia penduduk yaitu 27 tahun, dengan pendidikan
terakhir terbanyak yaitu tingkat SLTP dengan tingkat penduduk
yang tidak bekerja sebesar 34,78 %. Data ini bisa dijadikan
acuan sebagai terciptanya kesempatan kerja di lokasi kegiatan.
Dengan demikisn dampak dikategorikan Dampak Penting
Hipotetik.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 102


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Deskripsi Rencana Pengelolaan


Pelingkupan
Kegiatan yang Lingkungan yang Sudah Komponen
Batas Waktu
Berpotensi Direncanakan Sejak Lingkungan Wilayah Studi
No Dampak Dampak Penting Kajian
Menimbulkan Dampak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Evaluasi Dampak Potensial
Potensial Hipotetik (DPH)
Lingkungan dari Rencana Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pengadaan Tenaga Kerja  Status keterlibatan Sosial, Ekonomi Peningkatan Berdasarkan data rona lingkungan hidup rata-rata penghasilan Dampak Penting Masyarakat yang 1 tahun setelah
dan Pengoperasian Base masyarakat dalam Variabel parameter pendapatan penduduk disekitar lokasi kegiatan yaitu Rp 1.000.000 – Rp Hipotetik terlewati oleh penerimaan
Camp kegiatan konstruksi dampak : jumlah penduduk 1.500.000. Berdasarkan rona lingkungan hidup awal terdapat pembangunan tenaga kerja
Pembangunan Jalan Tol penduduk tidak 34,78 % responden tidak bekerja dan pekerja serabutan, 15,22 % Jalan Tol konstruksi
Jakarta-Cikampek II bekerja, responden bekerja di sector informal (bukan bekerja dikantor Jakarta- berlangsung
Elevated oleh PT. Jasa pendapatan dengan penghasilan tetap), 23,91 % berwiraswasta, 6,52 % Cikampek II (setelah mulai
Marga penduduk bekerja sebagai PNS dan 19,57 % bekerja sebagai pegawai Elevated (51 bekerja)
 Undang-Undang swasta. Berdasarkan distribusi pekerjaan dapat mengindikasikan desa, 13 desa)
Republik Indonesia bahwa pendapatan yang diterima penduduk yang bekerja di
Nomor 13 Tahun 2003 sector informal relative kecil dan tidak tetap, serta sangat
tentang Ketenagakerjaan terpengaruh dengan adanya jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk
penduduk yang tidak bekerja dapat ikut berpeluang untuk bekerja
sebagai tenaga kerja tahap konstruksi. Dengan berpengaruhnya
kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
terhadap pendapatan masyarakat maka dampak termasuk dalam
Dampak Penting Hipotetik.
Pengadaan Tenaga Kerja  Status keterlibatan Sosial, Ekonomi Timbulnya Dengan adanya peluang kerja dan usaha di lokasi kegiatan akan Dampak Tidak - -
dan Pengoperasian Base masyarakat dalam Variabel parameter keresahan menimbulkan dampak keresahan masyarakat yang ditimbulkan Penting Hipotetik
Camp kegiatan konstruksi dampak : keluhan masyarakat ketika perekrutan tenaga kerja lebih mengutamakan tenaga kerja
Pembangunan Jalan Tol masyarakat dari luar. Berdasarkan laporan pelaksanaan RKL-RPL Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II Jakarta-Cikampek (eksisting) pihak PT. Jasamarga tidak hanya
Elevated oleh PT. Jasa mengakomodir lapangan kerja bagi masyarakat lokal, namun
Marga juga mengakomodir angkatan kerja yang berdomisili diluar
 Undang-Undang wilayah terkena dampak. Rekrutmen karyawan sesuai dengan
Republik Indonesia peraturan perundangan yang berlaku, dilakukan sesuai dengan
Nomor 13 Tahun 2003 kompetensi yang dibutuhkan perusahaan. Hal ini lah yang
tentang Ketenagakerjaan menimbulkan keresahan masyarakat di lokasi kegiatan, namun
pihak PT. Jasamarga dalam merekrut dan melakukan
pemberdayaan terhadap masyarakat sekitar (local) yang tidak
memenuhi kualifikasi menjadi karyawan, diberikan kesempatan
untuk berdagang. Sehingga dampak keresahan masyarakat
menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik.
- Melakukan penyiraman Fisik-Kimia Penurunan Areal masuk dan 1 hari dengan
pada lokasi yang diurug Variabel parameter Kualitas Udara Jalur mobilisasi alat dan material akan mengikuti arah lalu lintas keluar tapak asumsi bahwa
saat musim kemarau, dampak : CO, NO2, dengan akses masuk dan keluar mengikuti Interchange terdekat proyek (mengiku waktu
khususnya yang SO2 dan Debu disepanjang jalur tol Jakarta-Cikampek II Elevated. Sedangkan interchange mobilisasi alat
Mobilisasi Peralatan dan Dampak Penting
2. berdekatan dengan lokasi bangunan akan ditempatkan pada area losong di sebelah terdekat) dan dan material
Material Hipotetik
permukiman. kanan atau kiri jalan Tol Jakarta-Cikampek. jalur mobilisasi selama 6 bulan,
- Bila ada ceceran tanah Berdasarkan hasil laporan pelaksanaan RKL-RPL Jalan Tol mengikuti arah ritasi mobilisasi
di jalan, segera Jakarta-Cikampek yang telah dilaksanakan oleh PT. Jasa Marga lalu lintas dianggap sama

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 103


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Deskripsi Rencana Pengelolaan


Pelingkupan
Kegiatan yang Lingkungan yang Sudah Komponen
Batas Waktu
Berpotensi Direncanakan Sejak Lingkungan Wilayah Studi
No Dampak Dampak Penting Kajian
Menimbulkan Dampak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Evaluasi Dampak Potensial
Potensial Hipotetik (DPH)
Lingkungan dari Rencana Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
dibersihkan. diperoleh kualitas udara untuk paramater debu, SO2, NO2 dan sehingga
- Menutup truk CO telah dilakasanakan oleh sebagai berikut : besaran yang
pengangkut tanah urug - Hasil pengukuran parameter debu berkisar antara 105-306 perlu dikelola
dengan terpal. μg/m3 dengan rata - rata 210,5 μg/m3, dan terdapat 5 dari 16 dan dipantau
(31,25%) melampaui baku mutu PP RI No. 41 Tahun 1999 adalah secara
sebesar 230 μg/m3 yaitu pada GT Bekasi Barat, GT Tambun, harian
GT Cibitung (Kawasan Industri M2100), dan GT Cikarang
Utama, serta Rest Area KM 19. Lokasi pengukuran dengan
konsentrasi debu tertinggi adalah GT Cikarang Utama KM
26+200, sedangkan konsentrasi debu terendah adalah pada
pemukiman Desa Cinangka (KM 73+000B).
- Hasil pengukuran parameter CO berkisar antara 956-9.352
μg/m3 dengan rata - rata 8.347,5 μg/m3, dan hasil pengukuran
pada seluruh lokasi masih di bawah baku mutu PP RI No. 41
Tahun 1999 sebesar 30.000 μg/m3. Lokasi pengukuran dengan
konsentrasi CO tertinggi adalah GT Cikarang Utama KM
29+200 dan lokasi pengukuran dengan konsentrasi CO
terendah adalah lokasi pemukiman Desa Cinangka,
Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta (KM
73+000B).
- Hasil pengukuran parameter SO2 berkisar antara 236-416
μg/m3 dengan rata - rata 303 μg/m3, dan hasil pengukuran
pada seluruh lokasi masih di bawah baku mutu PP RI No. 41
Tahun 1999 sebesar 900 μg/m3
Dapat dilihat bahwa sebelum kegiatan mobilisasi alat dan
material dilokasi kegiatan telah terjadi menurunan kualitas udara
khususnya parameter debu. Melebihinya konsentasi parameter
debu dilokasi kegiatan dikarenakaqn imbas padatnya kendaraan
dan industri di sekitar GT. Cibitung. Dengan akan
dilaksanakannya mobilisasi alat dan material pada saat
pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, maka
akan meningkatkan penurunan kualitas udara dilokasi kegiatan.
Sehingga dampak dikategorikan Dampak Penting Hipotetik.
Mobilisasi Peralatan dan SOP pada kontraktor Fisik-Kimia Peningkatan Areal masuk dan 1 hari dengan
Material yaitu pemeliharaan mesin Variabel parameter intensitas Kondisi rona awal lingkungan hidup parameter kebisingan keluar tapak asumsi bahwa
kendaraan untuk dampak : Tingkat kebisingan dilokasi kegiatan berkisar antara 53-82 dBA dengan rata-rata proyek (mengiku waktu
meminimalkan intensitas kebisingan sebesar 77,5 dBA. Jika membandingkan dengan baku mutu interchange mobilisasi alat
dalam KepMenLH Ho. 48 Tahun 1996 sebesar 70 dBA Dampak Penting
kebisingan Hipotetik terdekat) dan dan material
peruntukkan kawasan perdagangan dan jasa. Dengan demikian jalur mobilisasi selama 6 bulan,
kondisi kebisingan telah melebihi baku mutu. mengikuti arah ritasi mobilisasi
Dengan adanya kegiatan mobilisasi alat dan material dengan jalur lalu lintas dianggap sama
akan mengikuti arah lalu lintas dengan akses masuk dan keluar

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 104


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Deskripsi Rencana Pengelolaan


Pelingkupan
Kegiatan yang Lingkungan yang Sudah Komponen
Batas Waktu
Berpotensi Direncanakan Sejak Lingkungan Wilayah Studi
No Dampak Dampak Penting Kajian
Menimbulkan Dampak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Evaluasi Dampak Potensial
Potensial Hipotetik (DPH)
Lingkungan dari Rencana Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
mengikuti interchange terdekat di sepanjang jalan tol. Serta sehingga
sudah ada kegiatan seperti Jalan Tol Jakarta-Cikampek dengan besaran yang
jumlah volume lalu lintas sebanyak 165.081 kendaraan yang perlu dikelola
terdiri dari gol I, II, III, IV dan V. Maka akan meningkatkan dan dipantau
kebisingan diloaksi kegiatan. Sehingga dampak peningkatan adalah secara
intensitas kebisingan menjadi Dampak Penting Hipotetik. harian

Mobilisasi Peralatan dan - Melakukan evaluasi Kondisi Lalulintas Gangguan arus Berdasarkan data Laporan Akhir Kajian Lalu Lintas Jalan Tol Areal masuk dan 12 bulan sampai
Material system manajemen Variabel parameter lalu lintas Jakarta-Cikampek tahun 2016 bahwa volume lalu lintas dan v/c keluar tapak dengan
lalulintas melakukan dampak : volume rasio di Jalan Tol Jakarta-Cikampek yaitu memiliki 254.724 proyek (mengiku konstruksi
evaluasi, serta lalu lintas kendaraan per hari dengan v/c rasio rata-rata sudah mencapai on off ramp) dan selesai
perbaikan, penggantian 1,51 yang artinya pada tingkat pelayanan arus lalu lintas berada jalur mobilisasi
ataupun melengkapi dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relative rendah, arus lalu mengikuti arah
sarana pengaturan lalu lintas sering terhenti sehingga menimbulkan antrian kendaraan lalu lintas
lintas yang pada ruas Cikunir-Bekasi Barat.
rusak/hilang/belum ada
- Melakukan evaluasi, Dengan jalur mobilisasi mengikuti arah lalu lintas dengan akses
serta perbaikan, masuk dan keluar mengikuti on off ramp di Jalan Tol terdekat
penggantian, ataupun sepanjang jalur tol yang melewati juga ruas Cikunir-Bekasi Barat
melengkapi fungsi dan dapat diprakirakan akan terjadi gangguan arus lalu lintas yaitu
manfaat, serta jumlah kemacetan. Sehingga dampak termasuk Dampak Penting
PJU yang menyala Hipotetik.
- Melakukan
pengecekkan, serta Dampak Penting
perbaikan, penggantian, Hipotetik
ataupun melengkapi
keberadaan serta fungsi
dan manfaat pagar
rumija.
- Menyediakan media
informasi seperti VMS
(Variable Message
Sign) di gerbang tol,
serta penyediaan
senkon sebagai sarana
informasi
- Mempercepat
penutupan lajur gardu
saat ganti shift di
gerbang tol dengan laci
cash box.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 105


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Deskripsi Rencana Pengelolaan


Pelingkupan
Kegiatan yang Lingkungan yang Sudah Komponen
Batas Waktu
Berpotensi Direncanakan Sejak Lingkungan Wilayah Studi
No Dampak Dampak Penting Kajian
Menimbulkan Dampak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Evaluasi Dampak Potensial
Potensial Hipotetik (DPH)
Lingkungan dari Rencana Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Mobilisasi Peralatan dan Faktor fisik sesuai dengan Kondisi Jalan Kerusakan Kondisi jalan tol berdasarkan hasil pelaksanaan RKL-RPL Jalan - -
Material tolak ukur SPM yaitu Variabel parameter prasarana jalan Tol Jakarta-Cikampek yaitu :
ketidakrataan IRI ≤ 4 dampak : kondisi - Kondisi Jalan
m/km, kekesatan > 0,33 jalan  Ketidakrataan IRI ≤ 3,28 m/km yaitu 3,19 m/km pada
µm, dan Zero path hole jalur A dan 3,36 m/km pada jalur pada jalur B
(tidak ada lubang)  Kekesatan 0,54 µm untuk jalur A dan 0,53 µm untuk
terhadap jalan aspal jalur jalur B
utama sebesar  Secara umum kondisi jalan baik (tidak ada lubang)
100%)pemenuhan  Kecepatan tempuh rata-rata, pemenuhan 100 % yaitu
SPM sampai dengan sebesar 2,29 kali kecepatan non tol. Dampak Tidak
100% Berdasarkan Geometri Jalan Bebas Hambatan Untuk Jalan Tol Penting Hipotetik
Departemen Pekerjaan Umum Diroktorat Jenderal Bina Marga
bahwa jalan bebas hambatan dapat dipergunakan oleh kendaraan
mobil penumpang, bus, truk 2 as, truk 3 as, truk 4 as dan truk 5
as. Dengan kriteria jalan tol yang dapat menampung beban
kendaraan truk sampai 5 as dan akan selalu dilakukan
pengelolaan dan pemantauan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek,
maka kerusakan jalan yang diakibatkan oleh kegiatan mobilisasi
alat dan material tidak begitu signifikan. Sehingga dampak
menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik.
Pelaksanaan program bina Kesehatan Gangguan Mobilisasi peralatan dan material akan mengikuti arah lalu lintas
lingkungan pada masyarakat kesehatan dengan akses masuk dan keluar mengikuti on-off ramp terdekat
masyarakat sekitar jalan Variabel parameter masyarakat di sepanjang jalan tol. Pada lokasi kegiatan telah ada kegiatan
tol salah satunya dengan dampak : Kasus dari beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Eksisting),
menyelenggarakan penyakit Gangguan gangguan kesehatan masyarakat diprakiran terjadi dari penurunan
pengobatan gratis ISPA kualiatas udara dan kebisingan. Namun berdasarkan hasil
Dampak Tidak
sebanyak 2 kali Laporan Kajian dan Survey Pelaksanaan RKL & RPL diketahui - -
Penting Hipotetik
bahwa keadaan kesehatan masyarakat yang terdapat di sekitar
lokasi kegiatan masih dalam keadaan normal yaitu sekitar 78,95
% (hasil dari pelaksanaan RKL-RPL dari responden penduduk
yang terlewati jalan tol) masyarakat tidak mengalami gangguan
kesehatan. Sehingga dapat gangguan kesehatan masyarakat
menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik.
3. Pekerjaan Lajur SOP pada kontraktor Fisik-Kimia Penurunan Pekerjaan lajur pengganti terdiri dari pekerjaan pembersihan Di areal lajur 1 hari dengan
Pengganti yaitu menyediakan papan Variabel parameter kualitas udara tempat kerja, pekerjaan tanah, pekerjaan lapis pondasi agregat, pengganti yaitu waktu pekerjaan
peringatan agar orang dampak : CO, NO2, pekerjaan rigid pavement, dan pekerjaan flexible pavement. lajur 3,6 m + selama 5 bulan,
yang tidak berkaitan SO2 dan Debu Data teknis Pekerjaan Lajur Pengganti (pelebaran jalan) yang Dampak Penting bahu 2,5 m di sehingga
dengan proyek dilarang akan dilakukan pada trase pembangunan Jalan Tol Jakarta- Hipotetik kanan kiri ruas besaran yang
mendekati lokasi sampai Cikampek II Elevated yaitu : Jalan Tol perlu dikelola
pekerjaan konstruksi - Lebar lajur : 2 x (3,6 m + 2,5 m) Jakarta- dan dipantau
selesai dan menyediakan - Tebal AC-WC : 4 cm Cikampek adalah secara

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 106


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Deskripsi Rencana Pengelolaan


Pelingkupan
Kegiatan yang Lingkungan yang Sudah Komponen
Batas Waktu
Berpotensi Direncanakan Sejak Lingkungan Wilayah Studi
No Dampak Dampak Penting Kajian
Menimbulkan Dampak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Evaluasi Dampak Potensial
Potensial Hipotetik (DPH)
Lingkungan dari Rencana Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
peralatan pengamatan - Tebal Rigid : 30 cm (Eksisting) harian
keselamatan personal dan - Tebal Lean Concrete : 10 cm
pakaian bagi pekerja - Tebal Aggregate A : 15 cm
(sarung tangan, masker, Berdasarkan hasil pelaksanaan RKL-RPL yang telah
debu, ear plug, sepatu dilaksanakan oleh PT. Jasa Marga dapat diketahui bahwa kualitas
boot, helm dsb) udara untuk parameter debu terdapat beberapa lokasi yaitu GT
Bekasi Barat, GT Tambun, GT Cibitung (kawasan industry) dan
GT Cikarang Utama yang telah melebihi baku mutu dalam PP
No. 41 Tahun 1999 sebesar 230 μg/m3.
Penggunaan alat berat pada saat Pekerjaan Lajur Pengganti
(pelebaran jalan) sangat banyak. Hal ini dapat menurunkan
kualitas udara dari emisi gas buang yang dikeluarkan dari
beroperasinya alat-alat berat tersebut seperti parameter seperti
SO2, NO2 dan CO serta meningkatnya debu akibat serpihan tanah
yang tertiup angin. Meskipun pada saat pekerjaan tidak akan
digunakan keseluruhan alat berat tersebut. Namun dengan
melihat kondisi rona lingkungan awal untuk kualitas udara
dilokasi kegiatan yang telah melebihi baku mutu khususnya
parameter debu dan dilokasi kegiatan telah terdapat kegiatan
Jalan Tol Jakarta-Cikampek Eksisting, maka kegiatan Pekerjaan
Lajur Pengganti akan ikut berkontribusi menurunkan kualitas
udara dilokasi kegiatan selain itu juga melihat Pekerjaan Lajur
Pengganti (pelebaran jalan) yang membutuhkan waktu cukup
lama yaitu 6 bulan. Dengan demikian dampak termasuk Dampak
Penting Hipotetik.
Pekerjaan Lajur Pembuatan benteng dan Fisik-Kimia Peningkatan Berdasarkan hasil pelakasanaan RKL-RPL yang telah Di areal lajur 1 hari dengan
Pengganti pemasanan seng penutup Variabel parameter intensitas dilaksanakan oleh PT. Jasa Marga diketahui bahwa intensitas pengganti yaitu waktu pekerjaan
di sekeliling lokasi proyek dampak : Tingkat kebisingan kebisingan dilokasi kegiatan rata-rata yaitu 77,5 dBA. Intensitas lajur 3,6 m + selama 5 bulan,
untuk mencegah kebisingan kebisingan ini telah melebihi baku mutu dalam KepMenLH No. bahu 2,5 m di sehingga
kebesingan yang 48 Tahun 1996 sebesar 70 dBA untuk kawasan perdagangan dan kanan kiri ruas besaran yang
ditimbulkan dari lokasi jasa. Tingginya intensitas kebisingan dilokasi kegiatan Jalan Tol perlu dikelola
proyek ke luar lokasi dikarenakan dilokasi kegiatan telah ada/beroperasinya Jalan Tol Jakarta- dan dipantau
proyek Jakarta-Cikampek Eksisting dengan jumlah volume lalu lintas di Dampak Penting Cikampek adalah secara
tahun 2016 berdasarkan data Laporan Akhir Jalan Tol Jakarta- Hipotetik (Eksisting) harian
Cikampek II Elevated yaitu 165.081 kendaraan yang terdiri dari
Gol I : 128.836 kendaraan, Gol II : 22.705 kendaraan, Gol III :
8.150 kendaraan, Gol IV : 3.058 kendaraan dan Gol V : 2.332
kendaraan. Kondisi inilah yang menyebabkan intensitas
kebisingan dilokasi kegitan tinggi. Dengan beroperasinya alat
berat dengan jumlah alat berat yang cukup banyak pada saat
Pekerjaan Lajur Pengganti, maka Pekerjaan Lajur Pengganti akan

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 107


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Deskripsi Rencana Pengelolaan


Pelingkupan
Kegiatan yang Lingkungan yang Sudah Komponen
Batas Waktu
Berpotensi Direncanakan Sejak Lingkungan Wilayah Studi
No Dampak Dampak Penting Kajian
Menimbulkan Dampak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Evaluasi Dampak Potensial
Potensial Hipotetik (DPH)
Lingkungan dari Rencana Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
ikut berkontribusi dalam penigkatan intensitas kebisingan.
Sehingga dampak termasuk Dampak Penting Hipotetik.
Pekerjaan Lajur Melakukan manajemen Kondisi Lalulintas Gangguan Arus Volume lalu lintas yang melintas pada Jalan Tol eksisting Jakarta Di areal lajur 1 hari dengan
Pengganti lalu lintas dengan Variabel parameter Lalu Lintas – Cikampek, tahun 2016 berdasarkan data dari PT Jasa Marga pengganti yaitu waktu pekerjaan
penempatan petugas lalu dampak : volume (Persero) Tbk., paling besar terdapat pada ruas Cikunir – Bekasi lajur 3,6 m + selama 5 bulan,
lintas dan koordinasi lalu lintas Barat, yaitu 254.724 kendaraan per hari, sedangkan paling kecil bahu 2,5 m di sehingga
dengan pihak kepolisian pada ruas Kalihurip – Cikampek sebesar 49.453 kendaraan per kanan kiri ruas besaran yang
setempat hari. Jika jumlah tersebut dikonversi kedalam satuan smp per jam Jalan Tol perlu dikelola
sesuai Manual Kapasitas Jalan Indonesia, dan dengan nilai k = 10 Jakarta- dan dipantau
%, maka diperoleh masing-masing sebesar 27.715 smp/jam untuk Cikampek adalah secara
ruas Cikunir – Bekasi Barat, dan 5.465 smp/jam untuk ruas (Eksisting) harian
Kalihurip – Cikampek. Dampak Penting
Nilai v/c rasio rata-rata sudah mencapai 1,51 utuk ruas Cikunir- Hipotetik
Bekasi Barat dan 1,42 untuk ruas Bekasi Barat-Bekasi Timur
yang artinya pada tingkat pelayanan arus lalu lintas berada dalam
keadaan dipaksakan, kecepatan relative rendah, arus lalu lintas
sering terhenti sehingga menimbulkan antrian kendaraan. Dengan
beroperasinya alat berat pada saat Pekerjaan Lajur Pengganti
akan berkontribusi dalam menambah volume lalu lintas dan akan
menimbulkan kemacetan. Dampak menjadi Dampak Penting
Hipotetik.

Pekerjaan Lajur - SOP pada Kesehatan Pekerja Gangguan Pada konstruksi Pekerjaan Lajur Pengganti masyarakat akan
Pengganti kontraktor yaitu Variabel parameter kesehatan merasakan kerugian yaitu polusi yang akan dirasakan akibat
menyediakan peralatan dampak : Kasus masyarakat penurunan kualitas udara. Namun berdasarkan pelaksanaan RKL-
pengamanan penyakit RPL yang telah dilaksanakan PT. Jasa Marga telah melaksanakan
keselamatan personal dilingkungan kerja upaya meminimalisir gangguan kesehatan masyarakat dengan
dan pakaian bagi adanyanya kegiatan pembangunan jalan tol ini. Upaya tersebut
pekerja (sarung tangan, antaralain :
masker, debu, ear plug, - Kepada masyarakat sekitar, pihak PT. Jasa Marga sudah
sepatu boot, helm dsb) melaksanakan program pengobatan gratis.
Dampak Tidak
- Medical Check Up uji - Medical check up atau uji kesehatan berkala dilakukan rutin - -
Penting Hipotetik
kesehatan berkala yang setiap setahun sekali sebagai langkah antisipatif untuk
dilakukan setahun mengidentifikasi gangguan kesehatan pada petugas yang
sekali untuk memonitor muncul akibat beroperasinya jalan tol.
kondisi kesehatan Dengan diketahui bahwa keadaan kesehatan masyarakat yang
pekerja sehingga terdapat di sekitar lokasi kegiatan masih dalam keadaan normal
langkah antisipasi dapat yaitu sekitar 78,95 % (hasil dari pelaksanaan RKL-RPL dari
dilakukan responden penduduk yang terlewati jalan tol) masyarakat tidak
- Fasilitas klinik mengalami gangguan kesehatan dan telah dilakukannya antisipasi
kesehatan yang untuk mencegah gangguan kesehatan masyarakat, maka dampak

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 108


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Deskripsi Rencana Pengelolaan


Pelingkupan
Kegiatan yang Lingkungan yang Sudah Komponen
Batas Waktu
Berpotensi Direncanakan Sejak Lingkungan Wilayah Studi
No Dampak Dampak Penting Kajian
Menimbulkan Dampak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Evaluasi Dampak Potensial
Potensial Hipotetik (DPH)
Lingkungan dari Rencana Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
diperuntukkan bagi menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik.
seluruh karyawan tanpa
biaya serta rumah sakit
yang menjadi rujukan
apabila ada karyawan
yang sakit dan perlu
dirawat inap.
4 Pekerjaan Elevated - SOP pada Fisik-Kimia Penurunan Berdasarkan hasil pelaksanaan RKL-RPL yang telah Di areal 1 hari, pada
kontraktor yaitu Variabel parameter kualitas udara dilaksanakan oleh PT. Jasa Marga kondisi kualitas udara untuk pembangunan bulan ke-7 dari
menyediakan papan dampak : CO, NO2, parameter debu telah melebihi baku mutu dalam PP No. 41 tahun Jalan Tol konstruksi
peringatan dan benteng SO2 dan Debu 1999 sebesar 230 μg/m3. Jakarta- pembangunan
agar orang yang tidak Dengan kondisi dilokasi eksisting yang telah melebihi baku Cikampek II Jalan Tol
berkaitan dengan mutu, maka penurunan kualitas udara akan bertambah Elevated Jakarta-
proyek dilarang dikarenakan adanya kontribusi dari pekerjaan elevated, dengan Cikampek II
mendekati lokasi waktu pekerjaan yang cukup lama yaitu 16 bulan. Maka Elevated selama
sampai pekerjaan penurunan kualitas udara khususnya debu akan meningkat seiring 21 bulan (alasan
konstruksi selesai dan beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek Eksisting dan penentuan bulan
menyediakan peralatan pekerjaan elevated dari beroperasinya alat berat. Dengan ke-7 karena
pengamatan demikian dampak menjadi Dampak Penting Hipotetik. Dampak Penting pada saat itu,
keselamatan personal Hipotetik terjadi 6
dan pakaian bagi konstruksi yang
pekerja (sarung tangan, akan dilakukan
masker, debu, ear plug, secara
sepatu boot, helm dsb) bersamaan yaitu
pekerjaan bore
pile, pilecap,
pier/pilar, pier
head, steel box
girder dan
pekerjaan plat
lantai)
Pekerjaan Elevated Pembuatan benteng dan Fisik-Kimia Peningkatan Kondisi kebisingan di lokasi kegiatan telah dipengaruhi oleh Di areal 1 hari, pada
pemasanan seng penutup Variabel parameter intensitas berjalannya Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Eksisting) yang pembangunan bulan ke-7 dari
di sekeliling lokasi proyek dampak : Tingkat kebisingan berdasarkan hasil survey pelaksanaan RKL&RPL telah melebihi Jalan Tol konstruksi
untuk mencegah kebisingan baku mutu dengan rata-rata instensitas kebisingan Jakarta- pembangunan
kebesingan yang 77,5 dBA yang telah melebihi baku mutu dalam KepMenLH No. Dampak Penting Cikampek II Jalan Tol
ditimbulkan dari lokasi 48 Tahun 1996 sebesar 70 dBA peruntukkan perdagangan dan Hipotetik Elevated Jakarta-
proyek ke luar lokasi jasa. Kegiatan pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Cikampek II
proyek Elevated dilakukan melalui beberapa tahap selama 16 bulan. Elevated selama
Waktu konstruksi yang cukup lama tersebut akan menimbulkan 21 bulan (alasan
dampak peningkatan intensitas kebisingan, sehingga dampak penentuan bulan

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 109


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Deskripsi Rencana Pengelolaan


Pelingkupan
Kegiatan yang Lingkungan yang Sudah Komponen
Batas Waktu
Berpotensi Direncanakan Sejak Lingkungan Wilayah Studi
No Dampak Dampak Penting Kajian
Menimbulkan Dampak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Evaluasi Dampak Potensial
Potensial Hipotetik (DPH)
Lingkungan dari Rencana Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
menjadi Dampak Penting Hipotetik. ke-7 karena
pada saat itu,
terjadi 6
konstruksi yang
akan dilakukan
secara
bersamaan yaitu
pekerjaan bore
pile, pilecap,
pier/pilar, pier
head, steel box
girder dan
pekerjaan plat
lantai)
Melakukan manajemen Kondisi Lalulintas Gangguan Arus Pekerjaan pemasangan steel box grider pada tahap pekerjaan Di areal 1 hari, pada
lalu lintas dengan Variabel parameter Lalu Lintas Elevated akan berpotensi menimbulkan gangguan arus lalu lintas pembangunan bulan ke-7 dari
penempatan petugas lalu dampak : volume (kemacetan) yaitu dari beroperasinya alat berat yang Jalan Tol konstruksi
lintas dan koordinasi lalu lintas membutuhkan area 8 m, keluar masuk kendaraan pengangkut Jakarta- pembangunan
dengan pihak kepolisian material terutama pada saat pemasangan steel box grider yang Cikampek II Jalan Tol
setempat akan menggunakan trailer sebanyak 40 unit dalam sehari dengan Elevated Jakarta-
panjang steel box grider mencapai 12 m dan 60 m. Cikampek II
Selain itu dengan melihat kondisi volume lalu lintas di Jalan Tol Elevated selama
Jakarta-Cikampek Eksisting dengan jumlah kendaraan per hari 21 bulan (alasan
165.081 kendaraan yang terdiri dari Gol I : 128.836 kendaraan, penentuan bulan
Gol II : 22.705 kendaraan, Gol III : 8.150 kendaraan, Gol IV : ke-7 karena
3.058 kendaraan dan Gol V : 2.332 kendaraan, dengan nilai v/c pada saat itu,
rasio telah mencapai 1,4 yang artinya pada tingkat pelayanan arus terjadi 6
Dampak Penting
Pekerjaan Elevated lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relative konstruksi yang
Hipotetik
rendah, arus lalu lintas sering terhenti sehingga menimbulkan akan dilakukan
kemacetan kendaraan. secara
Maka dengan adanya pekerjaan elevated khususnya pemasangan bersamaan yaitu
steel box grider yang dalam sehari akan menggunakan 40 trailer pekerjaan bore
dengan panjang steel box grider 12 m dan 60 m serta melihat pile, pilecap,
kondisi jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting yang menjadi pier/pilar, pier
lokasi pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated head, steel box
dengan v/c rasio telah mencapai 1,4 yang artinya pada tingkat girder dan
pelayanan arus lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan, pekerjaan plat
kecepatan relative rendah, arus lalu lintas sering terhenti lantai)
sehingga menimbulkan kemacetan kendaraan, maka dengan
kondisi demikian akan menimbulkan gangguan arus lalu lintas.
Sehingga dampak menjadi Dampak Penting Hipotetik.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 110


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Deskripsi Rencana Pengelolaan


Pelingkupan
Kegiatan yang Lingkungan yang Sudah Komponen
Batas Waktu
Berpotensi Direncanakan Sejak Lingkungan Wilayah Studi
No Dampak Dampak Penting Kajian
Menimbulkan Dampak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Evaluasi Dampak Potensial
Potensial Hipotetik (DPH)
Lingkungan dari Rencana Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pekerjaan Elevated - SOP pada kontraktor Kesehatan Pekerja Gangguan Pada konstruksi Pekerjaan Elevated masyarakat akan merasakan
yaitu menyediakan Variabel parameter Kesehatan kerugian yaitu polusi yang akan dirasakan akibat penurunan
peralatan pengamanan dampak : Kasus Masyarakat kualitas udara. Namun berdasarkan pelaksanaan RKL-RPL yang
keselamatan personal penyakit telah dilaksanakan PT. Jasa Marga telah melaksanakan upaya
dan pakaian bagi dilingkungan kerja meminimalisir gangguan kesehatan masyarakat dengan
pekerja (sarung tangan, adanyanya kegiatan pembangunan jalan tol ini. Upaya tersebut
masker, debu, ear plug, antaralain :
sepatu boot, helm dsb) - Kepada masyarakat sekitar, pihak PT. Jasa Marga sudah
- Medical Check Up uji melaksanakan program pengobatan gratis.
kesehatan berkala yang - Medical check up atau uji kesehatan berkala dilakukan rutin
dilakukan setahun setiap setahun sekali sebagai langkah antisipatif untuk
sekali untuk memonitor mengidentifikasi gangguan kesehatan pada petugas yang
kondisi kesehatan muncul akibat beroperasinya jalan tol.
pekerja sehingga Dengan diketahui bahwa keadaan kesehatan masyarakat yang
langkah antisipasi dapat terdapat di sekitar lokasi kegiatan masih dalam keadaan normal
dilakukan yaitu sekitar 78,95 % (hasil dari pelaksanaan RKL-RPL dari
- Fasilitas klinik responden penduduk yang terlewati jalan tol) masyarakat tidak
kesehatan yang mengalami gangguan kesehatan dan telah dilakukannya antisipasi
diperuntukkan bagi untuk mencegah gangguan kesehatan masyarakat, maka dampak
seluruh karyawan tanpa menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik. Dampak Tidak
biaya serta rumah sakit Penting Hipotetik
yang menjadi rujukan
apabila ada karyawan - -
yang sakit dan perlu
dirawat inap.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 111


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Deskripsi Rencana Pengelolaan


Pelingkupan
Kegiatan yang Lingkungan yang Sudah Komponen
Batas Waktu
Berpotensi Direncanakan Sejak Lingkungan Wilayah Studi
No Dampak Dampak Penting Kajian
Menimbulkan Dampak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Evaluasi Dampak Potensial
Potensial Hipotetik (DPH)
Lingkungan dari Rencana Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9

TAHAP OPERASIONAL
1 Pengoperasian dan Peningkatan pelayanan Kondisi Lalu Peningkatan Volume lalu lintas tertimbang tahun 2015 yang melintas pada Di areal 1 hari pada
Pemeliharaan Jalan Tol melalui peningkatan Lintas Kapasitas Jalan Jalan Tol eksisting Jakarta – Cikampek, adalah 165.081 pembangunan tahun ke 2
Jakarta-Cikampek II kuantitas dan kualitas Variabel parameter kendaraan per hari. Jalan Tol setelah Jalan Tol
Elevated pelayanan antaralai : dampak : Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir atau sejak dioperasikannya Jakarta- Jakarta-
- Melakukan evaluasi Kelancaran lalu gerbang tol Cikarang Utama pada Maret 2011, tercatat Cikampek II Cikampek II
system manajemen lalu lintas pertumbuhan rata-rata kendaraan per tahun sebesar 5,12 %, yang Elevated Elevated
lintas melakukan berarti akan meningkatkan penambahan volume lalu lintas beroperasi
evaluasi, serta sampai pada suatu waktu mencapai kapasitasnya dalam waktu
perbaikan, penggantian paling lama tahun 2021, akibatnya terjadi penurunan kualitas
ataupun melengkapi tingkat pelayanan lalu lintas dengan terjadinya kemacetan.
sarana pengaturan lalu Dengan adanya rencana pengoperasian Jalan Tol Jakarta –
lintas yang Cikampek II Elevated pada tahun 2019 dan 2020, maka volume
rusak/hilang/tidak ada lalu lintas pada jalan tol eksisting akan mengalami penurunan
- Melakukan evaluasi, sekaligus meningkatkan pelayanan lalu lintas dengan turunnya
serta perbaikan, nilai DS yang akan mulai dirasakan pada tahun 2019 pada saat
penggantian ataupun mulai dioperasikan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated.
melengkapi fungsi dan Pengoperasian fasilitas infrastruktur baru seperti disebutkan di
manfaat, serta jumlah atas, dengan sendirinya akan meningkatkan pula jumlah volume
PJU yang menyala lalu lintas pada koridor Jakarta – Cikampek, jika dibandingkan Dampak Penting
- Melakukan dengan sebelum adanya fasilitas baru, karena keberadaan Hipotetik
pengecekkan, serta infrastruktur baru akan memberikan kenyamanan dan waktu
perbaikan, penggantian, tempuh yang lebih singkat sehingga membangkitkan perjalanan
ataupun melengkapi baru, yang akan menambah terhadap jumlah perjalanan yang ada
keberadaan serta fungsi sebelumnya.
dan manfaat pagar Jika pengoperasian infrastruktur baru berjalan seperti rencana
rumija tersebut, maka derajat kejenuhan = 1 pada jalan tol eksisting
- Menyediakan media diperkirakan baru akan tercapai pada tahun 2046.
informasi seperti VMS Beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, maka
(Variable Message gangguan arus lalu lintas yang terjadi dapat teruraikan. Dapat
Sign) digerbang tol, dilihat bahwa beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
serta penyediaan Elevated ini dapat menurunkan tingkat kejenuhan, dimana
senkom sebagai sarana sebelum adanya Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
informasi memiliki tingkat kejenuhan 0,78 dengan beroperasinya Jalan Tol
- Mempercepat Jakarta-Cikampek II Elevated memiliki tingkat kejenuhan 0,62
penutupan lajur gardu pada tahun 2019 sesuai rencana jadwal pengoperasian jalan tol.
saat ganti shift di
gerbang tol dengan laci
cash box.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 112


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Rencana Kegiatan Pembangunan


Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated Dampak Potensial Dampak Penting Hipotetik

1. Tahap Konstruksi Tahap Konstruksi


2. Tahap Operasional
1. Penurunan kualitas udara Tahap Konstruksi
2. Peningkatan intensitas kebisingan
3. Penurunan kualitas air permukaan 1. Penurunan kualitas udara
4. Gangguan arus lalu lintas 2. Peningkatan intensitas kebisingan
PermenLH No. 5. Kerusakan prasarana jalan 3. Gangguan arus lalu lintas
17 Thn 2012 6. Terciptanya kesempatan kerja dan peluang 4. Terciptanya kesempatan kerja dan peluang
tentang usaha usaha
Keterlibatan 7. Peningkatan pendapatan penduduk 5. Peningkatan pendapatan penduduk
Masyarakat dalam 8. Timbulnya keresahan masyarakat 6. Timbulnya keresahan masyarakat
AMDAL dan Izin Identifikasi 9. Gangguan kesehatan masyarakat Evaluasi
Lingkungan 10. Ganggguan kesehatan Pekerja Dampak Tahap Operasional
Dampak
Potensial Potensial
Tahap Operasional 1. Peningkatan Kapasitas jalan

1. Peningkatan Kapasitas jalan


Kegiatan lain di
sekitar rencanan
kegiatan (Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II
Elevated)

Rona Lingkungan Hidup


1. Komponen Fisik-Kimia
2. Komponen Biologi
3. Komponen Sosekbud
4. Kesehatan Masyarakat

Metode : Metode :
Matrik Interaksi & Diskusi : ketua tim
Bagan Alir
Gambar 1.32 Bagan Alir Proses Pelingkupan
dan tenaga ahli ,
SOP, baku mutu

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 113


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

1.7 Batas Wilayah Studi


Batas wilayah studi adalah resultante dari keempat batasan tersebut di atas (batas proyek,
ekologis, sosial dan admninistratif). Penentuan batas wilayah studi ini dengan
mempertimbangkan keterbatasan dan wilayah yang diperkirakan akan terkena dampak
dari kegiatan

A. Batas Proyek
Batas proyek adalah batas kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II
Elevated yang terletak di Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang
dengan panjang 36,84 km.

B. Batas Ekologis
Batas ekologis adalah ruang persebaran dampak dari kegiatan menurut media
transportasi limbah (air dan udara), dimana proses alami dalam ruang tersebut
diperkirakan akan mengalami perubahan yang mendasar. Adapun dasar penentuan
batas ekologi yang meliputi penentapan masing-masing aspek adalah sebagai berikut:

 Fisiografi, batas studi fisiografi mencakup lahan yang berada pada lokasi
kegiatan dan sekitarnya.
 Hidrologi, batas studi untuk hidrologi adalah saluran air yang terdekat
dengan lokasi pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated.
 Kualitas udara, batas studi untuk kualitas udara adalah radius 250 m kea rah
Barat dari arah lokasi pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
serta jalur mobilisasi alat dan material.
C. Batas Sosial
Batas sosial merupakan wilayah tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial
masyarakat yang mengandung norma dan nilai yang sudah mapan baik sistem
maupun struktur sosialnya di sekitar lokasi rencana kegiatan. Batas sosial tersebut
mengingat kemungkinan terjadinya interaksi sosial dan timbulnya dampak secara
langsung dari kegiatan proyek, dalam kegiatan ini batas sosial adalah Kota Bekasi
(Kec. Bekasi Timur, Rawalumbu, Bekasi Selatan, Bekasi Barat dan Jatiasih),
Kabupaten Bekasi (Kec. Cikarang Pusat, Cikarang Selatan, Cikarang Utara, Cibitung
Cikarang Barat dan Tambun Selatan), dan Kabupaten Karawang (Kec. Telukjambe
Barat, Telukjambe Timur, Klari dan Cikampek )

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 114


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

yang terdekat dan tempat keberadaan lokasi kegiatan Pembangunan Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II Elevated.
D. Batas Administratif
Batas administrasi adalah ruang dimana masyarakat dapat secara leluasa melakukan
kegiatan social, ekonomi dan social-budaya sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku di dalam ruang tersebut. Batas administrasi pembangunan Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II Elevated adalah batas Kecamatan di Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan
Kabupaten Karawang.

1.8 Batas Waktu Kajian


Batas waktu kajian adalah batas waktu yang akan digunakan dalam melakukan prakiraan
dan evaluasi dampak dalam kajian ANDAL. Jadwal Pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol
Jakarta-Cikampek II Elevated dapat dilihat pada Tabel 1.27 berikut. Berdasarkan jadwal
pelaksanaan dapat dilihat bahwa ada beberapa pekerjaan yang telah dimulai yaitu
pekerjaan lalur pengganti dan pekerjaan untuk penyiapan lahan elevated seperti
membongkaran median jalan Tol Jakarta-Cikampek Eksisting.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 115


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Tabel 1.27 Jadwal Pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated


2017 2018 2019
No Kegiatan
4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
1 Tahap Konstruksi
2 Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu Lintas
3 Mobilisasi dan Demobilisasi
4 Pekerjaan Lajur Pengganti
5 Pembersihan Tempat Kerja
6 Pekerjaan Tanah
7 Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat
8 Pekerjaan Rigid Pavement
9 Pekerjaan Fleksibel Pavement
10 Pekerjaan Elevated
11 Pekerjaan Pondasi Bore Pile
12 Pekerjaan Pilecap
13 Pekerjaan Pier/Pilar
14 Pekerjaan Pier Head
15 Pekerjaan Steel Box Girder
16 Pekerjaan Plat Lantai
17 Tahap Operasional
Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol
18
Jakarta-Cikampek II Elevated
Sumber : PT. Jasamarga Jalanlayang Cikampek, 2017

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 116


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.33 Peta Batas Wilayah Studi

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 117


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

BAB V
RENCANA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP (RKL)

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) yang akan di implementasikan yaitu


komponen/parameter lingkungan yang diprakirakan akan terkena dampak penting rencana
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated. Untuk memudahkan pencapaian
tujuan dalam pengelolaan lingkungan hidup berbagai dampak penting yang diprakirakan akan
terjadi, maka uraian rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup meliputi :

1. Dampak Lingkungan yang Dikelola


2. Sumber Dampak
3. Indikator Keberhasilan Lingkungan Hidup
4. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
7. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup
b. Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup
c. Pelaporan Pengelolaan Lingkungan Hidup

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V-1


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Tabel 5.1 Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)


Indikator Keberhasilan Periode Institusi Pengelolaan Lingkungan
Dampak Lingkungan Sumber Bentuk Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan
No Pengelolaan Pengelolaan
yang Dikelola Dampak Hidup Lingkungan Hidup Pelaksana Pengawas Pelaporan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
A. Dampak Penting yang Dikelola (Hasil Arahan Pengelolaan pada ANDAL)
1 TAHAP KONSTRUKSI
1.1 Terciptanya Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha
Adanya rencana Pengadaan Berdasarkan pelaksanaan Pendekatan Sosial Ekonomi : Berdasarkan pelaksanaan  Pengelolaan PT. Jasamarga  Aparatur  Dinas
pembangunan Jalan Tenaga Kerja dan RKL-RPL yang telah  Memberikan kesempatan lebih besar RKL-RPL yang telah dijalani dilakukan Jalanlayang pemerintah Lingkungan
Tol Jakarta-Cikampek pengoperasian dilaksanakan bahwa bagi masyarakat lokal baik untuk bahwa lokasi lokasi minimal 1 bulan Cikampek setempat (Desa & Hidup Provinsi
II Elevated akan base camp sebanyak responden membuka usaha di sekitar jalan tol pemantauan untuk komponen sebelum bekerjasama Kecamatan Jawa Barat
memberikan peluang yang termasuk dalam 3 maupun memperoleh kesempatan Sosial Ekonomi Budaya yaitu penerimaan dengan pihak terkait)  Dinas
bekerja yaitu 140 kategori penduduk di bekerja di lingkungan jalan tol di Kel. Pekayon Jaya KM tenaga kerja kontraktor Lingkungan
orang untuk tenaga pemukiman di Kel. (sebagai cleaning service). 10+400, Ds. Lambang Sari  Untuk Waskita-Acset Hidup Kota
kerja lokal Pekayon Jaya KM  Mempertimbangkan program Kec. Tambun Selatan Kab. menetapkan KSO Bekasi
yang akan direkrut 10+400, Ds. Lambang peningkatan keterampilan yang dapat Bekasi KM 22+200A, Ds. porsi tenaga  Dinas
pada saat tahap Sari Kec. Tambun menjadi modal bagi masyarakat Gandasari Kec. Cikarang kerja Lingkungan
konstruksi Selatan Kab. Bekasi KM untuk meningkatkan perekonomian. Barat KM 26+300A, Ds. Jaya diselenggarakan Hidup Kab.
22+200A, Ds. Gandasari Adapun tindakan ini sebagai bagian Mukti, Kec. Cikarang Pusat sekali selama Bekasi
Kec. Cikarang Barat KM dari PKBL. KM 38+300A dan Desa tahap persipaan  Dinas
26+300A, Ds. Jaya  Mengidentifikasi kebutuhan tenaga Wadas Kec. Teluk Jambe minimal 2 Lingkungan
Mukti, Kec. Cikarang kerja dan potensi tenaga lokal yang Timur KM 47+500 yang akan minggu sebelum Hidup dan
Pusat KM 38+300A dan dapat direkrut. mengikuti lokasi pelaksanaan perekrutan Kebersihan
Desa Wadas Kec. Teluk  Mengatur rekrutmen pekerja sesuai RKL-RPL tersebut. Kab. Karawang
Jambe Timur KM dengan kualifikasi dengan jumlah
47+500 terdapat sebesar proporsional.
34,78 % penduduk yang  Mengidentifikasi kontraktor lokal
tidak bekerja dan yang bisa dijadikan mitra/sub-
sebesar 11,11 % yang kontrak dalam kegiatan konstruksi.
merasakan adanya  Mengatur partisipasi perusahaan
lapangan kerja yang lokal dan mitra kontraktor lainnya,
bertambah yang agar mendapatkan pekerjaan dari
memanfaatkan kegiatan proyek secara proporsional.
kesempatan/peluang
kerja dan berusaha di Pendekatan Institusi :
lokasi proyek Berkordinasi dengan aparat Kelurahan
kesejahteraan penduduk Setempat dalam hal rekruitmen.
meningkat dari
upah/pendapat yang
dihasilkan dari proyek.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V-2


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Indikator Keberhasilan Periode Institusi Pengelolaan Lingkungan


Dampak Lingkungan Sumber Bentuk Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan
No Pengelolaan Pengelolaan
yang Dikelola Dampak Hidup Lingkungan Hidup Pelaksana Pengawas Pelaporan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
1.2 Peningkatan Pendapatan Penduduk
Adanya rencana Pengadaan Terdapat responden yang Pendekatan Sosial Ekonomi : Berdasarkan pelaksanaan Sebulan setelah PT. Jasamarga  Aparatur  Dinas
Pembangunan Jalan Tenaga Kerja dan termasuk dalam 3  Memberikan kesempatan lebih besar RKL- Berdasarkan proses rekruitmen Jalanlayang pemerintah Lingkungan
Tol Jakarta-Cikampek pengoperasian kategori penduduk di bagi masyarakat lokal baik untuk pelaksanaan RKL-RPL yang Cikampek setempat (Desa & Hidup Provinsi
II Elevated dapat base camp pemukiman di Kel. membuka usaha di sekitar jalan tol telah dijalani bahwa lokasi bekerjasama Kecamatan Jawa Barat
menyerap tenaga kerja Pekayon Jaya KM maupun memperoleh kesempatan lokasi pemantauan untuk dengan pihak terkait)  Dinas
yang memberikan 10+400 , Ds. Lambang bekerja di lingkungan jalan tol komponen Sosial Ekonomi kontraktor  Dinas Sosial Lingkungan
dampak positif berupa Sari Kec. Tambun (sebagai cleaning service). Budaya yaitu di Kel. Pekayon Waskita-Acset Tenaga Kerja dan Hidup Kota
peningkatan Selatan Kab. Bekasi KM  Mempertimbangkan program Jaya KM 10+400, Ds. KSO Transmigrasi Bekasi
penghasilan di 22+200A, Ds. Gandasari peningkatan keterampilan yang dapat Lambang Sari Kec. Tambun Provinsi Jawa  Dinas
wilayah tersebut. Kec. Cikarang Barat KM menjadi modal bagi masyarakat Selatan Kab. Bekasi KM Barat Lingkungan
26+300A, Ds. Jaya untuk meningkatkan perekonomian. 22+200A, Ds. Gandasari Kec.  Dinas Sosial Hidup Kab.
Mukti, Kec. Cikarang Adapun tindakan ini sebagai bagian Cikarang Barat KM Tenaga Kerja dan Bekasi
Pusat KM 38+300A dan dari PKBL. 26+300A, Ds. Jaya Mukti, Transmigrasi Kota  Dinas
Desa Wadas Kec. Teluk  Mengidentifikasi kebutuhan tenaga Kec. Cikarang Pusat KM Bekasi, Kabupaten Lingkungan
Jambe Timur KM kerja dan potensi tenaga lokal yang 38+300A dan Desa Wadas Bekasi dan Hidup dan
47+500 yaitu sekitar dapat direkrut. Kec. Teluk Jambe Timur KM Kabupaten Kebersihan Kab.
4,44 % penduduk  Mengatur rekrutmen pekerja sesuai 47+500 yang akan mengikuti Karawang Karawang
merasakan peningkatan dengan kualifikasi dengan jumlah lokasi pelaksanaan RKL-RPL
pendapatan dengan proporsional. tersebut.
pendapatan rata-rata  Mengidentifikasi kontraktor lokal
penduduk yang bisa dijadikan mitra/sub-
Rp 1.000.000 s/d kontrak dalam kegiatan konstruksi.
Rp 1.500.000  Mengatur partisipasi perusahaan
lokal dan mitra kontraktor lainnya,
agar mendapatkan pekerjaan dari
kegiatan proyek secara proporsional.

1.3 Penurunan Kualitas Udara


Penurunan Kualitas Mobilisasi Konsentrasi debu dan Pendekatan Teknologi : Lokasi pengelolaan dilakukan Pemasangan PT. Jasamarga  Dins Lingkungan  Dinas
Udara akibat peralatan dan parameter kualitas udara  Membuat penghalang berupa pagar di tapak proyek dan penghalang/ barrier Jalanlayang Hidup Kota Lingkungan
beroperasinya material, ambien (SO2, NO2, CO) (seng) di area lokasi kegiatan lingkungan sekitar, jalur dilakukan seminggu Cikampek Bekasi Hidup Provinsi
peralatan sehingga pekerjaan Lajur timbul tidak melebihi  Truk pengangkut tanah ditutup mobilisasi kendaraan dan alat sebelum kegiatan bekerjasama  Dinas Lingkungan Jawa Barat
menimbulkan Pengganti dan baku mutu udara ambien terpal, sehingga tidak terjadi ceceran berat. dilakukan hingga dengan pihak Hidup Kab.  Dinas
peningkatan debu pekerjaan berdasarkan PP No. 41 tanah ke luar kegiatan proyek yang kegiatan selesai kontraktor Bekasi Lingkungan
Elevated Tahun 1999 menyebabkan kotor dan berdebu. UA-1 : GT Bekasi Barat Pengelolaan Waskita-Acset  Dins Lingkungan Hidup Kota
 Mensyaratkan Kontraktor untuk (KM 13+000) dilakukan secara KSO Hudp dan Bekasi
menggunakan alat berat dan UA-2 : GT Bekasi Timur terus menerus dan Kebersihan Kab.  Dinas
kendaraan layak pakai sesuai (KM 17+000) rutin selama Karawang Lingkungan
ketentuan peraturan, salah satunya UA-3: GT Tambun kegiatan Mobilisasi  Dinas Lingkungan Hidup Kab.
pembatasan usia alat-alat berat yang UA-4 : GT Cibitung (KM peralat dan material, Hidup Provinsi Bekasi
akan digunakan (misalnya kurang 24+800) pekerjaan lajur Jawa Barat  Dinas

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V-3


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Indikator Keberhasilan Periode Institusi Pengelolaan Lingkungan


Dampak Lingkungan Sumber Bentuk Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan
No Pengelolaan Pengelolaan
yang Dikelola Dampak Hidup Lingkungan Hidup Pelaksana Pengawas Pelaporan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
dari 5 tahun terakhir). UA-5: GT Cibitung pengganti dan Lingkungan
 Pengaturan/penjadwalan alat-alat (Kawasan Industri) pekerjaan Elevated Hidup dan
berat yang akan digunakan UA-6 : GT Cikarang Utama Kebersihan Kab.
sedemikian rupa sehingga tidak (KM29+200) Mobilisasi Karawang
semua alat berat digunakan secara UA-7: GT Cikarang Barat dilakukan sesuai
bersamaan sesuai ddengan window (KM 31+ 000) dengan window
time yaitu 22.00 – 04.00 WIB. UA-8: GT Karawang Barat time pada pukul
 Kontraktor melakukan perawatan (KM 47+050) 22.00 – 04.00 WIB
pada kendaraan alat berat pada Kawasan Pemukiman Sekitar dan mengikuti
mesin, penggunaan jenis bahan Trase Jalan Tol Jakarta- peraturan SPM Jalan
bakar, kipas pendingin mesin dan Cikampek II Elevated : tol.
system pembuangan pada knalpot, 1. Kel. Pekayon Jaya KM
termasuk memberikan pelumas 10+400
mesin secara rutin dan 2. Desa Wadas Teluk Jambe
pengecekan/perbaikan pada dudukan KM 47+500
perendam getaran mesin.

Pendekatan Sosial :
 Berkoordinasi dengan masyarakat
terdekat dan aparatur pemerintah
setempat jika konstruksi dilakukan
pada malam hari.
1.4 Peningkatan Intensitas Kebisingan
Peningkatan Mobilisasi Intensitas kebisingan Pendekatan Teknologi : Lokasi pengelolaan dilakukan Pemasangan PT. Jasamarga  Dins Lingkungan  Dinas
kebisingan yang peralatan dan yang timbul tidak  Membuat penghalang (barrier) di tapak proyek dan penghalang/ barrier Jalanlayang Hidup Kota Lingkungan
ditimbulkan dari material, melebihi baku mutu berupa pagar (seng) agar terisolasi lingkungan sekitar, jalur dilakukan seminggu Cikampek Bekasi Hidup Provinsi
kendaraan dan alat- pekerjaan berdasarkan KepMen dari lingkungan sekitar, sehingga mobilisasi kendaraan dan alat sebelum kegiatan bekerjasama  Dinas Lingkungan Jawa Barat
alat berat yang widening dan LH No. 48 Tahun 1996 kebisingan hanya terjadi di lokasi berat. dilakukan hingga dengan pihak Hidup Kab.  Dinas
digunakan pada saat pekerjaan yaitu untuk kawasan kegiatan. Berdasarkan Sembodo kegiatan selesai kontraktor Bekasi Lingkungan
kontruksi Elevated pemukiman (55 dBA), (2004), seng/ triplek ketebalan 20 UA-1 : GT Bekasi Barat Pengelolaan Waskita-Acset  Dins Lingkungan Hidup Kota
kawasan area gardu tol mm dapat mereduksi kebisingan 12- (KM 13+000) dilakukan secara KSO Hudp dan Bekasi
berdasarkan Peraturan 20 dBA. UA-2 : GT Bekasi Timur terus menerus dan Kebersihan Kab.  Dinas
Menteri Tenaga Kerja  Pengaturan/penjadwalan alat-alat (KM 17+000) rutin selama Karawang Lingkungan
dan Transmigrasi No. berat yang akan digunakan UA-3: GT Tambun kegiatan Mobilisasi  Dinas Lingkungan Hidup Kab.
18 Tahun 2011 Tentang sedemikian rupa sehingga tidak UA-4 : GT Cibitung (KM peralat dan material, Hidup Provinsi Bekasi
Ambang Batas Faktor semua alat berat digunakan secara 24+800) pekerjaan widening Jawa Barat  Dinas
Fisik di Tempat Kerja bersamaan. Kontraktor melakukan UA-5: GT Cibitung dan pembangunan Lingkungan
(85 dBA) perawatan pada kendaraan alat berat (Kawasan Industri) Jalan Tol Jakarta- Hidup dan
pada mesin, penggunaan jenis UA-6 : GT Cikarang Utama Cikampek II Kebersihan Kab.
bahan bakar, kipas pendingin mesin (KM29+200) Elevated Karawang
dan sistem pembuangan pada UA-7: GT Cikarang Barat
knalpot, termasuk memberikan (KM 31+ 000) Mobilisasi
pelumas mesin secara rutin dan UA-8: GT Karawang Barat dilakukan sesuai
pengecekan/perbaikan pada (KM 47+050) dengan window
dudukan peredam getaran mesin. time pada pukul

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V-4


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Indikator Keberhasilan Periode Institusi Pengelolaan Lingkungan


Dampak Lingkungan Sumber Bentuk Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan
No Pengelolaan Pengelolaan
yang Dikelola Dampak Hidup Lingkungan Hidup Pelaksana Pengawas Pelaporan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
 Mensyaratkan kontraktor untuk Kawasan Pemukiman Sekitar 22.00 – 04.00 WIB
menggunakan kendaraan yang layak Trase Jalan Tol Jakarta- dan mengikuti
pakai sesuai ketentuan peraturan, Cikampek II Elevated : peraturan SPM Jalan
salah satunya pembatasan usia alat- 3. Kel. Pekayon Jaya KM tol.
alat berat yang akan digunakan 10+400
(misalnya kurang dari 5 tahun), 4. Desa Wadas Teluk Jambe
sehingga meminimisasi timbulnya KM 47+500
kebisingan dari kerusakan mesin
kendaraan dan perawatan kendaraan
secara berkala.

Pendekatan Sosial :
 Berkoordinasi dengan masyarakat
terdekat dan aparatur pemerintah
setempat jika konstruksi dilakukan
pada malam hari.
 Memasang papan pengumuman di
lokasi kegiatan agar warga sekitar
maklum dan tidak mendekati lokasi
kegiatan saat pelaksanaan kegiatan.
 Bagi pekerja proyek menggunakan
SOP khususnya sumbat telinga (ear
plug)
1.5 Gangguan Arus Lalu Lintas
Pekerjaan Lajur Mobilisasi Terjadi penguraian  Pemasangan rambu-rambu yang  Di sepanjang pekerjaan Setiap hari selama  PT.  Dinas  Dinas
Pengganti akan peralatan dan kemacentan dengan diperlukan dan selama memasuki lajur pengganti dan area kegiatan konstruksi Jasamarga Perhubungan Jawa Lingkungan
minimbulkan material, adanya manajemen lokasi pekerjaan seperti : Rubber pekerjaan elevated yang Jalanlayang Barat Hidup Provinsi
kemacetan yang Pekerjaan lajur pengaturan lalu lintas Cone, Light Rope, Rottary Lamp, meliputi KM 10, KM 25 Cikampek  Aparat kepolisian Jawa Barat
disebabkan oleh pengganti dan saat pekerjaan lajur Tanda hati-hati, MCB, tanda dan KM 42 bekerjasama  Dinas
berkurangnya 1 jalur pekerjaan pengganti dan pekerjaan kurangi kecepatan, batas  Akses masuk dan keluar dengan pihak Lingkungan
pada saat konstruksi Elevated. elevated. kecepatan maksimum 40 km/jam mengikuti Interchange kontraktor Hidup Kota
lajur pengganti ini. dan 60 km/jam, tanda terdekat sesuai kebutuhan Waskita- Bekasi
Selain itu pada saat penyempitan.  Jalur Mobilisasi Acset KSO  Dinas
pekerjaan elevated  Pengaturan lalu lintas untuk mengikuti arah lalu lintas  Aparat Lingkungan
pada saat pekerjaan kendaraan proyek yang keluar Kepolisian Hidup Kab.
steel box grider akan masuk lokasi pekerjaan sehingga  Dinas Bekasi
meimbulkan dapat meminimalkan terjadinya Perhubungan  Dinas
gangguan lalu lintas kemacetan. Provinsi Lingkungan
disebabkan akan  Pemasangan pagar pengaman Jawa Barat Hidup dan
menggunakan trailer yang dipakai untuk membatasi Kebersihan Kab.
sebanyak 40 unit lokasi proyek dengan masyarakat Karawang
dalam sehari dengan umum disain yang direncanakan
panjang steel box yaitu panjang 312 cm dengan
grider mencapai 12 m lebar 117 cm (terlampir) dan
dan 60 m melaksanakan koordinasi yang

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V-5


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Indikator Keberhasilan Periode Institusi Pengelolaan Lingkungan


Dampak Lingkungan Sumber Bentuk Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan
No Pengelolaan Pengelolaan
yang Dikelola Dampak Hidup Lingkungan Hidup Pelaksana Pengawas Pelaporan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
diperlukan dengan dinas atau
instansi terkait selama
pelaksanaan pekerjaan (dalam hal
ini dibantu oleh aparat kepolisian)
 Penempatan petugas/flagman
menggunakan bendera merah dan
hijau. Dan pemasangan rubber
cone atau MCB, rambu-rambu
pengaturan dan rambu petunjuk
untuk memudahkan bagi
pengendara dan pemakai jalan.
 Penempatan petugas mengatur
lalu lintas pada saat masuk dan
keluar dari lokasi kegiatan dan
kendaraan proyek tidak
diperkenankan parkir di jalan
 Mengatur jadwal mobilisasi alat
dan bahan pada saat pemasangan
box girder sesuai dengan window
time pada pukul 22.00-04.00 WIB.
 Manajemen lalu lintas yang
dilakukan akan mengikuti SPM
yaitu
- Penutupan total jalan tol
selama 10 menit
- 10 menit berikutnya lajur 1
dan 2 dibuka
- 20 m3nit berikutnya semua
lajur dibuka
- Diperlukan penutupan selama
4 kali tiap jalur/malam
- Dilakukan 2 kali pekerjaan
pemasangan Steel Box Girder
pada sekali penutupan jalan.
Sehingga hanya memerlukan 2
kali penutupan jalan tiap
jalur/malam.
 Dalam pelaksanaan pengelolaan
faktor fisik jalan tol dilakukan
inspeksi rutin bersama dan juga
menyediakan cold mix untuk
mengantisipasi jika terjadi lubang
pada jalan aspal jalur utama.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V-6


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Indikator Keberhasilan Periode Institusi Pengelolaan Lingkungan


Dampak Lingkungan Sumber Bentuk Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan
No Pengelolaan Pengelolaan
yang Dikelola Dampak Hidup Lingkungan Hidup Pelaksana Pengawas Pelaporan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
2 TAHAP OPERASIONAL
2.1 Peningkatan Operasional dan Tidak terjadi antrian  Perbaikan segera dan pemenuhan Lokasi Jalan Tol Jakarta- Setiap hari selama PT. Jasamarga Kementerian  Dinas
Kapasitas Jalan pemeliharaan kendaraan di pintu indicator SPM (perbaikan marka Cikampek II Elevated Ruas operasional Jalan Jalanlayang Pekerjaan Umum Lingkungan
Jalan Tol Jakarta- gerbang tol. solid, pemasangan rambu) Cikunir sampai Karawang Tol Jakarta- Cikampek dan Perumahan Hidup Provinsi
Cikampek II  Pemasangan fasilitas keselamatan Barat sepanjang ±36,84 km. Cikampek II Rakyat Badan Jawa Barat
Elevated LLDJ/rambu lalu lintas yang sesuai Khususnya di IC Cikunir dan Elevated Pengatur Jalan Tol  Dinas
Peraturan yang berlaku dan sesuai IC Karawang Barat. Lingkungan
dengan kondisi dilokasi kegiatan Hidup Kota
yaitu seperti : Bekasi
 Pemasangan rambu-rambu pada  Dinas
kedua arah yang dibedakan Lingkungan
menjadi : rambu peringatan, Hidup Kab.
rambu informasi dan rambu Bekasi
pengarah/penunjuk arah  Dinas
 Rambu harus mudah untuk Lingkungan
dibaca (fungsi dari ukuran Hidup dan
rambu, tanda simbol, ukuran dan Kebersihan Kab.
jarak huruf, serta kombinasi Karawang
warna)
 Rambu harus dapat berfungsi
baik siang maupun malam
sehingga harus dilengkapi
dengan bahan yang memantulkan
cahaya (Spotlight) atau alat
penerangan lain
 Pemasangan rambu-rambu
peringatan yang informatif pada
daerah-daerah yang memerlukan
perlindungan Jarak pemasangan
rambu dari tempat yang akan
dilindungi lebih kurang 100
meter
 Pemasangan lampu penerangan
jalan
 Penambalan lubang (patching) pada
jalan Rigid pavement dan
pembersihan drainase setiap satu
tahun sekali.
 Pelapisan ulang, pemarkaan dan
perbaikan jalan Rigid pavement serta
pembangunan fasiltias drainase
setiap lima tahun sekali.
 Pada pinggir jalan yang mempunyai
potensi longsor tebing dibuat secara
bertangga/berteras dilengkapi dengan

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V-7


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Indikator Keberhasilan Periode Institusi Pengelolaan Lingkungan


Dampak Lingkungan Sumber Bentuk Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan
No Pengelolaan Pengelolaan
yang Dikelola Dampak Hidup Lingkungan Hidup Pelaksana Pengawas Pelaporan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
sistem drainase air hujan serta
dinding penahan pada daerah rawan
longsor

B. Dampak Lingkungan Lainnya yang Perlu Dikelola (Hasil Arahan Pengelolaan pada ANDAL)
1. Keresahan Masyarakat
Keresahan masyarakat Pengadaan  Tidak terjadi aktivitas  Melakukan kerjasama dengan Berdasarkan pelaksanaan Secara intensif PT. Jasamarga  Aparatur  Dinas
muncul ketika tahap Tenaga Kerja dan protes terhadap mandor Pemerintah Daerah guna RKL-RPL yang telah dijalani yang berupa Jalanlayang pemerintah Lingkungan
konstruksi kegiatan Pengoperasian proyek dan atau melaksanakan pengarahan, bahwa lokasi lokasi pengaturan upah Cikampek setempat (Desa & Hidup Provinsi
pengadaan tenaga Base Camp pemrakarsa pembinaan dan penyadaran pemantauan untuk komponen kerja selama bekerjasama Kecamatan Jawa Barat
kerja, dikhawatirkan Tidak ada persepsi masyrakat setempat. Sosial Ekonomi Budaya yaitu kegiatan tahap dengan pihak terkait)  Dinas
penerimaan tenaga negatif penduduk  Melaksanakan penyuluhan dan di Kel. Pekayon Jaya KM konstruksi kontraktor  Dinas Lingkungan Lingkungan
kerja tidak pencari kerja dan komunikasi dua arah untuk menekan 10+400, Ds. Lambang Sari berlangsung Waskita-Acset Hidup Provinsi Hidup Kota
mengutamakan tenaga berusaha terhadap jumlah pelintas Jalan Tol tanpa Kec. Tambun Selatan Kab. KSO Jawa Barat Bekasi
kerja lokasi proyek. melewati sarana yang disediakan. Bekasi KM 22+200A, Ds.  Dinas
 Melakukan pendataan kegiatan Gandasari Kec. Cikarang Lingkungan
ekonomi penduduk yang berada di Barat KM 26+300A, Ds. Jaya Hidup Kab.
lokasi rencana kegiatan Mukti, Kec. Cikarang Pusat Bekasi
melaksanakan komunikasi langsung KM 38+300A dan Desa  Dinas
antara panitia yang dibentuk oleh Wadas Kec. Teluk Jambe Lingkungan
pemrakarsa, dengan maksud untuk Timur KM 47+500 yang akan Hidup dan
membangun kepercayaan antara mengikuti lokasi pelaksanaan Kebersihan Kab.
pemrakarsa dan penduduk. RKL-RPL tersebut. Karawang

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V-8


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Tabel 5.1 Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) ...................................................... 2

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V-9


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

BAB VI
RENCANA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP (RPL)

Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) yang akan di implementasikan yaitu


komponen/parameter lingkungan yang diprakirakan akan terkena dampak penting rencana
Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated. Untuk memudahkan pencapaian
tujuan dalam pengelolaan lingkungan hidup berbagai dampak penting yang diprakirakan akan
terjadi, maka uraian rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup meliputi :

A. Dampak Lingkungan yang Dipantau


1. Jenis Dampak yang terjadi
2. Indikator/Parameter yang Dipantau
3. Sumber Dampak
B. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
1. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
2. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
3. Waktu dan Frekuensi Pemantauan
C. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
1. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup
2. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hid up
3. Pelaporan Pemantauan Lingkungan Hidup

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 1


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Tabel 6.1 Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)


Institusi Pemantauan Lingkungan
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
No
Jenis Dampak yang Sumber Metode Pengumpulan dan Waktu & Pelaksana Pengawas Pelaporan
Indikator / Parameter Lokasi Pemantauan
Timbul Dampak Analisis Data Frekuensi
A. Dampak Penting yang Dipantau (Hasil Arahan Pengelolaan pada ANDAL)
1 TAHAP KONSTRUKSI
1.1 Terciptanya Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha
Adanya rencana Berdasarkan Pengadaan Pengumpulan data primer dan sekunder Berdasarkan pelaksanaan RKL- Waktu PT. Jasamarga  Aparatur  Dinas
pembangunan Jalan Tol pelaksanaan RKL-RPL Tenaga Kerja dengan cara survey. Data primer RPL yang telah dijalani bahwa pemantauan Jalanlayang pemerintah Lingkungan
Jakarta-Cikampek II yang telah dilaksanakan dan dikumpulkan dengan cara wawancara lokasi lokasi pemantauan untuk akan dilakukan Cikampek setempat (Desa Hidup
Elevated akan memberikan bahwa sebanyak pengoperasian terhadap responden penduduk dan komponen Sosial Ekonomi pada saat bekerjasama & Kecamatan Provinsi
peluang bekerja yaitu 140 responden yang base camp informan kunci menggunakan kuesioner Budaya yaitu di Kel. Pekayon proses dengan pihak terkait) Jawa Barat
orang untuk tenaga kerja termasuk dalam 3 yang telah dipersiapkan sebelumnya. Jaya KM 10+400, Ds. Lambang perekrutan kontraktor  Dinas
local yang akan direkrut kategori penduduk di Data sekunder dikumpulkan dari Sari Kec. Tambun Selatan Kab. tenaga kerja 1 Waskita-Acset Lingkungan
pada saat tahap konstruksi pemukiman di Kel. instansi terkait seperti pemerintah desa Bekasi KM 22+200A, Ds. bulan sebelum KSO Hidup Kota
Pekayon Jaya KM & kecamatan, pemerintah setempat. Gandasari Kec. Cikarang Barat pekerjaan Bekasi
10+400 , Ds. Lambang Dimana jumlah responden mengikuti KM 26+300A, Ds. Jaya Mukti, konstruksi  Dinas
Sari Kec. Tambun pelaksanaan RKL-RPL yang telah Kec. Cikarang Pusat KM berjalan. Lingkungan
Selatan Kab. Bekasi KM dilaksanakan. 38+300A dan Desa Wadas Kec. Hidup Kab.
22+200A, Ds. Gandasari  Faktor yang dipantau Teluk Jambe Timur KM 47+500 Bekasi
Kec. Cikarang Barat Secara spesifik faktor yang dipantau yang akan mengikuti lokasi  Dinas
KM 26+300A, Ds. Jaya adalah persepsi masyarakat yang pelaksanaan RKL-RPL tersebut. Lingkungan
Mukti, Kec. Cikarang meliputi aspek pengetahuan dan sikap, Hidup dan
Pusat KM 38+300A dan kondisi perekonomian. Adapun secara Kebersihan
Desa Wadas Kec. Teluk rinci dampak operasional jalan tol Kab.
Jambe Timur KM terhadap aspek sosial ekonomi budaya Karawang
47+500 terdapat sebesar yang dipantau yaitu persepsi,
34,78 % penduduk yang perekonomian lokal.
tidak bekerja dan  Jumlah responden ditentukan secara
sebesar 11,11 % yang purposive pada 3 kategori yaitu
merasakan adanya penduduk di pemukiman yang dilewati
lapangan kerja yang jalan tol, pengguna jalan tol dan
bertambah yang petugas pengumpul tol.
memanfaatkan
kesempatan/peluang
kerja dan berusaha di
lokasi proyek
kesejahteraan penduduk
meningkat dari
upah/pendapat yang
dihasilkan dari proyek.
1.2 Peningkatan Pendapatan Penduduk
Adanya rencana Terdapat responden Pengadaan Pengumpulan data primer dan sekunder Berdasarkan pelaksanaan RKL- Dilakukan PT. Jasamarga  Aparatur  Dinas
Pembangunan Jalan Tol yang termasuk dalam 3 Tenaga Kerja dengan cara survey. Data primer RPL yang telah dijalani bahwa paling lambat Jalanlayang pemerintah Lingkungan
Jakarta-Cikampek II kategori penduduk di dan dikumpulkan dengan cara wawancara lokasi lokasi pemantauan untuk satu minggu Cikampek setempat (Desa Hidup

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 2


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Institusi Pemantauan Lingkungan


Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
No
Jenis Dampak yang Sumber Metode Pengumpulan dan Waktu & Pelaksana Pengawas Pelaporan
Indikator / Parameter Lokasi Pemantauan
Timbul Dampak Analisis Data Frekuensi
Elevated dapat menyerap pemukiman di Kel. pengoperasian terhadap responden penduduk dan komponen Sosial Ekonomi setelah bekerjasama & Kecamatan Provinsi
tenaga kerja yang Pekayon Jaya KM base camp informan kunci menggunakan kuesioner Budaya yaitu di Kel. Pekayon penerimaan dengan pihak terkait) Jawa Barat
memberikan dampak positif 10+400 , Ds. Lambang yang telah dipersiapkan sebelumnya. Jaya KM 10+400, Ds. Lambang tenaga kerja kontraktor  Dinas Sosial  Dinas
berupa peningkatan Sari Kec. Tambun Data sekunder dikumpulkan dari Sari Kec. Tambun Selatan Kab. dan satu Waskita-Acset Tenaga Kerja Lingkungan
penghasilan di wilayah Selatan Kab. Bekasi KM instansi terkait seperti pemerintah desa Bekasi KM 22+200A, Ds. minggu setelah KSO dan Transmigrasi Hidup Kota
tersebut. 22+200A, Ds. Gandasari & kecamatan, pemerintah setempat. Gandasari Kec. Cikarang Barat menerima upah Provinsi Jawa Bekasi
Kec. Cikarang Barat Dimana jumlah responden mengikuti KM 26+300A, Ds. Jaya Mukti, Barat  Dinas
KM 26+300A, Ds. Jaya pelaksanaan RKL-RPL yang telah Kec. Cikarang Pusat KM  Dinas Sosial Lingkungan
Mukti, Kec. Cikarang dilaksanakan. 38+300A dan Desa Wadas Kec. Tenaga Kerja Hidup Kab.
Pusat KM 38+300A dan  Faktor yang dipantau Teluk Jambe Timur KM 47+500 dan Transmigrasi Bekasi
Desa Wadas Kec. Teluk Secara spesifik faktor yang dipantau yang akan mengikuti lokasi Kota Bekasi,  Dinas
Jambe Timur KM adalah persepsi masyarakat yang pelaksanaan RKL-RPL tersebut. Kabupaten Lingkungan
47+500 yaitu sekitar meliputi aspek pengetahuan dan sikap, Bekasi dan Hidup dan
4,44 % penduduk kondisi perekonomian. Adapun secara Kabupaten Kebersihan
merasakan peningkatan rinci dampak operasional jalan tol Karawang Kab.
pendapatan dengan terhadap aspek sosial ekonomi budaya Karawang
pendapatan rata-rata yang dipantau yaitu persepsi,
penduduk perekonomian lokal.
Rp 1.000.000 s/d  Jumlah responden ditentukan secara
Rp 1.500.000 purposive pada 3 kategori yaitu
penduduk di pemukiman yang dilewati
jalan tol, pengguna jalan tol dan
petugas pengumpul tol.

1.3 Penurunan Kualitas Udara


Penurunan Kualitas Udara Konsentrasi debu yang Mobilisasi  Pengukuran langsung dilokasi kegiatan Lokasi pemantauan dilakukan di Setiap 6 bulan PT. Jasamarga  Dins  Dinas
akibat beroperasinya timbul tidak melebihi peralatan dan kemudian dibandingkan dengan baku tapak proyek dan lingkungan sekali selama Jalanlayang Lingkungan Lingkungan
peralatan sehingga baku mutu udara ambien material, mutu menurut Peraturan Pemerintah sekitar, jalur mobilisasi tahap konstrusi Cikampek Hidup Kota Hidup
menimbulkan peningkatan berdasarkan PP No. 41 Pekerjaan Lajur Republik Indonesia No. 41 tahun 1999 kendaraan dan alat berat. bekerjasama Bekasi Provinsi
debu Tahun 1999 yaitu 230 Pengganti dan tentang Pengendalian Pencemaran dengan pihak Jawa Barat

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 3


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Institusi Pemantauan Lingkungan


Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
No
Jenis Dampak yang Sumber Metode Pengumpulan dan Waktu & Pelaksana Pengawas Pelaporan
Indikator / Parameter Lokasi Pemantauan
Timbul Dampak Analisis Data Frekuensi
g/m3. pekerjaan Udara UA-1 : GT Bekasi Barat kontraktor  Dinas  Dinas
Elevated  Paramter yang dipantau yaitu : CO, SO2, (KM 13+000) Waskita-Acset Lingkungan Lingkungan
NO2, HC, Pb dan TSP (debu) UA-2 : GT Bekasi Timur KSO Hidup Kab. Hidup Kota
 Pemantauan parameter kualitas udara (KM 17+000) Bekasi Bekasi
seperti CO, SO2, NO2, HC, Pb dan TSP UA-3: GT Tambun  Dins  Dinas
(debu) akan dilakukan di Jalan Tol UA-4 : GT Cibitung (KM Lingkungan Lingkungan
Jakarta-Cikampek II Elevated. 24+800) Hudp dan Hidup Kab.
Pengukuran dilakukan selama 24 jam UA-5: GT Cibitung Kebersihan Bekasi
pada lokasi yang telah ditentukkan yaitu (Kawasan Industri) Kab. Karawang  Dinas
pada jam sibuk (pagi dan sore) (KM 25+000)  Dinas Lingkungan
UA-6 : GT Cikarang Utama Lingkungan Hidup dan
(KM29+200) Hidup Provinsi Kebersihan
UA-7: GT Cikarang Barat Jawa Barat Kab.
(KM 31+ 000) Karawang
UA-8: GT Karawang Barat
(KM 47+050)
Kawasan Pemukiman Sekitar
Trase Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II Elevated :
1. Kel. Pekayon Jaya KM
10+400
2. Desa Wadas Teluk Jambe
KM 47+500

1.4 Peningkatan Intensitas Kebisingan


Peningkatan kebisingan yang Intensitas kebisingan Mobilisasi  Pengukuran di lokasi kegiatan dengan Lokasi pemantauan dilakukan di Setiap 6 bulan PT. Jasamarga  Dins  Dinas
ditimbulkan dari kendaraan yang timbul tidak peralatan dan alat sound level meter. Titik tapak proyek dan lingkungan sekali selama Jalanlayang Lingkungan Lingkungan
dan alat-alat berat yang melebihi baku mutu material, pengukurannya mengikuti titik sampling sekitar, jalur mobilisasi tahap konstrusi Cikampek Hidup Kota Hidup
digunakan berdasarkan KepMen Pekerjaan Lajur kualitas udara ambient. kendaraan dan alat berat. bekerjasama Bekasi Provinsi
LH No. 48 Tahun 1996 Pengganti dan  Hasilnya dibandingkan dengan baku dengan pihak  Dinas Jawa Barat
yaitu untuk kawasan pekerjaan tingkat kebisingan menurut keputusan UA-1 : GT Bekasi Barat kontraktor Lingkungan  Dinas
perdagangan dan jasa Elevated menteri negara ling-kungan hidup no. 48 (KM 13+000) Waskita-Acset Hidup Kab. Lingkungan
(70 dBA) kawasan area tahun 1996. UA-2 : GT Bekasi Timur KSO Bekasi Hidup Kota
gardu tol berdasarkan  Parameter yang akan dipantau yaitu (KM 17+000)  Dins Bekasi
Peraturan Menteri kebisingan UA-3: GT Tambun Lingkungan  Dinas
Tenaga Kerja dan Pengukuran kebisingan akan dilakukan UA-4 : GT Cibitung (KM Hudp dan Lingkungan
Transmigrasi No. 18 selama 24 jam pada lokasi yang telah 24+800) Kebersihan Hidup Kab.
Tahun 2011 Tentang ditentukan yaitu pada jam sibuk (pagi UA-5: GT Cibitung Kab. Karawang Bekasi
Ambang Batas Faktor dan sore) (Kawasan Industri)  Dinas  Dinas
Fisik di Tempat Kerja (KM 25+000) Lingkungan Lingkungan
(85 dBA) UA-6 : GT Cikarang Utama Hidup Provinsi Hidup dan
(KM29+200) Jawa Barat Kebersihan
UA-7: GT Cikarang Barat Kab.
(KM 31+ 000) Karawang

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 4


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Institusi Pemantauan Lingkungan


Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
No
Jenis Dampak yang Sumber Metode Pengumpulan dan Waktu & Pelaksana Pengawas Pelaporan
Indikator / Parameter Lokasi Pemantauan
Timbul Dampak Analisis Data Frekuensi
UA-8: GT Karawang Barat
(KM 47+050)
Kawasan Pemukiman Sekitar
Trase Jalan Tol Jakarta-
Cikampek II Elevated :
1. Kel. Pekayon Jaya KM
10+400
2. Desa Wadas Teluk Jambe
KM 47+500

1.5 Gangguan Arus Lalu Lintas


Pekerjaan Lajur Pengganti Terjadi penguraian Mobilisasi Pemantauan keberadaan rambu-rambu  Di sepanjang jalur pelebaran Setiap 6 bulan  PT. Jasamarga  Dinas  Dinas
akan minimbulkan kemacentan dengan peralatan dan lalulintas yang disyaratkan seperti jalan dan area pekerjaan sekali selama Jalanlayang Perhubungan Lingkungan
kemacetan yang disebabkan adanya manajemen material, Rubber Cone, Light Rope, Rottary elevated ( Sta Km 9.500+000 tahap konstrusi Cikampek Jawa Barat Hidup
oleh berkurangnya 1 jalur pengaturan lalu lintas Pekerjaan Lajur Lamp, Tanda hati-hati, MCB, tanda s/d Km 47+500) bekerjasama  Aparat Provinsi
pada saat konstruksi saat pekerjaan lajur Pengganti dan kurangi kecepatan, batas kecepatan  Akses masuk dan keluar dengan pihak kepolisian Jawa Barat
pekerjaan lajur pengganti. pengganti dan pekerjaan pekerjaan maksimum 40 km/jam dan 60 km/jam, mengikuti on-off ramp kontraktor  Dinas
Selain itu pada saat elevated. Elevated. tanda penyempitan, pemasangan pagar terdekat sesuai kebutuhan Waskita-Acset Lingkungan
pekerjaan elevated pada saat pengaman dengan panjang 312 cm dan  Jalur Mobilisasi mengikuti KSO Hidup Kota
pekerjaan steel box grider lebar 117 cm, penempatan arah lalu lintas  Aparat Bekasi
akan meimbulkan gangguan petugas/flagman menggunakan bendera Kepolisian  Dinas
lalu lintas disebabkan akan merah dan hijau. Serta perbaikan  Dinas Lingkungan
menggunakan trailer pemenuhan SPM Perhubungan Hidup Kab.
sebanyak 40 unit dalam Provinsi Jawa Bekasi
sehari dengan panjang steel Barat  Dinas
box grider mencapai 12 m Lingkungan
dan 60 m Hidup dan
Kebersihan
Kab.
Karawang

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 5


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Institusi Pemantauan Lingkungan


Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
No
Jenis Dampak yang Sumber Metode Pengumpulan dan Waktu & Pelaksana Pengawas Pelaporan
Indikator / Parameter Lokasi Pemantauan
Timbul Dampak Analisis Data Frekuensi

2 TAHAP OPERASIONAL
2.1 Peningkatan Kapasitas Kondisi jalan tol Operasional dan  Survey lalu lintas (Traffic Counting Lokasi Jalan Tol Jakarta- Setiap hari PT. Jasamarga Kementerian  Dinas
Jalan (kekasatan, Pemeliharaan /laju kendaraan) untuk menentukan Cikampek II Elevated Ruas selama Jalanlayang Pekerjaan Umum Lingkungan
ketidakrataan dan tidak Jalan Tol beberapa parameter lalu lintas seperti Cikunir sampe Karawang Barat operasional Cikampek dan Perumahan Hidup
ada lubang) serta Jakarta- kapasitas kendaraan, volume, rasio sepanjang 36,84 km Jalan Tol Rakyat Badan Provinsi
kecepatan tempun rata- Cikampek II V/C dan sebagainya dibandingkan Jakarta- Pengatur Jalan Tol Jawa Barat
rata Elevated dengan kondisi sebelum ada proyek. Cikampek II  Dinas
 Memantau ketersediaan rambu- Elevated Lingkungan
rambu lalu lintas di sekitar lokasi Hidup Kota
Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Bekasi
Elevated.  Dinas
Lingkungan
Hidup Kab.
Bekasi
 Dinas
Lingkungan
Hidup dan
Kebersihan
Kab.
Karawang
B. Dampak Lingkungan Lainnya yang Pelur dipantau (Hasil Arahan Pengelolaan pada ANDAL)
1. Keresahan Masyarakat
Keresahan masyarakat Tidak terjadi aktivitas Pengadaan Pengumpulan data primer dan sekunder Berdasarkan pelaksanaan RKL- Secara intensif PT. Jasamarga  Aparatur  Dinas
muncul ketika tahap protes terhadap mandor Tenaga Kerja dengan cara survey. Data primer RPL yang telah dijalani bahwa yang berupa Jalanlayang pemerintah Lingkungan
konstruksi kegiatan proyek dan atau dan dikumpulkan dengan cara wawancara lokasi lokasi pemantauan untuk pengaturan Cikampek setempat (Desa Hidup
pengadaan tenaga kerja, pemrakarsa Pengoperasian terhadap responden penduduk dan komponen Sosial Ekonomi upah kerja bekerjasama & Kecamatan Provinsi

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 6


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Institusi Pemantauan Lingkungan


Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
No
Jenis Dampak yang Sumber Metode Pengumpulan dan Waktu & Pelaksana Pengawas Pelaporan
Indikator / Parameter Lokasi Pemantauan
Timbul Dampak Analisis Data Frekuensi
dikhawatirkan penerimaan Tidak ada persepsi Base Camp informan kunci menggunakan kuesioner Budaya yaitu di Kel. Pekayon selama dengan pihak terkait) Jawa Barat
tenaga kerja tidak negatif penduduk yang telah dipersiapkan sebelumnya. Jaya KM 10+400, Ds. Lambang kegiatan tahap kontraktor  Dinas  Dinas
mengutamakan tenaga kerja pencari kerja dan Data sekunder dikumpulkan dari Sari Kec. Tambun Selatan Kab. konstruksi Waskita-Acset Lingkungan Lingkungan
lokasi berusaha terhadap instansi terkait seperti pemerintah desa Bekasi KM 22+200A, Ds. berlangsung KSO Hidup Provinsi Hidup Kota
proyek. & kecamatan, pemerintah setempat. Gandasari Kec. Cikarang Barat Jawa Barat Bekasi
Dimana jumlah responden mengikuti KM 26+300A, Ds. Jaya Mukti,  Dinas
pelaksanaan RKL-RPL yang telah Kec. Cikarang Pusat KM Lingkungan
dilaksanakan. 38+300A dan Desa Wadas Kec. Hidup Kab.
 Faktor yang dipantau Teluk Jambe Timur KM 47+500 Bekasi
Secara spesifik faktor yang dipantau yang akan mengikuti lokasi  Dinas
adalah persepsi masyarakat yang pelaksanaan RKL-RPL tersebut. Lingkungan
meliputi aspek pengetahuan dan Hidup dan
sikap, kondisi perekonomian. Kebersihan
Adapun secara rinci dampak Kab.
operasional jalan tol terhadap aspek Karawang
sosial ekonomi budaya yang dipantau
yaitu persepsi, perekonomian lokal.
 Jumlah responden ditentukan secara
purposive pada 3 kategori yaitu
penduduk di pemukiman yang
dilewati jalan tol, pengguna jalan tol
dan petugas pengumpul tol.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 7


Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Tabel 6.1 Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) ........................................................ 2

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 8

Anda mungkin juga menyukai