Anda di halaman 1dari 2

Pada bidang garap ini kita akan mengetahui tahap awal bagaimana karakter individu

yang mengalami gangguan “Komunikasi”. Jika dilihat dari pendapat kebanyakan orang,
gangguan komunikasi ini diartikan sangatlah sempit. Mungkin kebanyakan pikir orang,
gangguan komunikasi sekedar gangguan pada bahasa ataupun bicara. Namun, ketika
saya mempelajari lebih dalam. Gangguan komunikasi individu ini bukan semata hanya
hal tersebut tetapi juga pada suara, irama kelancaran, serta bagaimana individu tersebut
menelan. Kesimpulannya komunikasi tidak hanya berisi bunyi-bunyi vocal yang bisa
dipergunakan, akan tetapi termasuk juga unsur-unsur suara, kecepatan hantaran kontak
mata, ekspresi wajah dan gerakan badan individu tersebut. Baik itu dilaksanakan secara
interpersonal (dirinya dengan orang lain) ataupun intrapersonal (pada diri sendiri).
Menurut M.F BERRY & J. EISENSION tahap perkembangan bahasa dan bicara anak
yaitu:
1. Tahap Reflexive Vocalization.(0 – 1,5 Bl). Pada tahap ini hanyalah aktifitas
yang masih bersifat refleks. Tangisan, suara-suara yang diproduksi benar-benar
tidak disadari oleh anak, tanpa kehendak, bukan berarti si anak meminta atau
menuntut apapun, bukan juga sedang menanggapi rangsangan apapun dari
sekelilingnya. Suara atau tangisan yang keluar benar-benar merupakan refleks
belaka. Tahap ini tangisan berkembang dari tangisan yang sama disebabkan belum
matangnya sistim refleks/susunan saraf dan berlanjut menuju tangisan yang
berbeda. Kesan ini bunyi tangisan bayi tersebut mirip bunyi vokal, misalnya“
oooeee….oooaaa… untuk itulah maka dinamakan tahap reflexive Vocalization.
Tahapan yang wajar dilakukan anak ketika masih diusia awal. Namun jika tahap
ini belum terjadi kita sebagai orang sekitar sangat perlu untuk kahwatir.
2. Tahap Babling (1,5 – 6 Bl). Tahap babling atau lebih popular disebut “masa
anak mengoceh”. Pada usia ini bayi senang mengulang-ulang bunyi yang
dibuatnya, ketika mendekati 5 sampai 6 bulan, bunyi yang dihasilkan mulai
terdengar bervariasi, seperti bunyi orang berkumur-kumur (gergels) dan
terkadang terdengar bermacam-macam bunyi mirip vokal (a,i,u,e,o). Pada
minggu-minggu selanjutnya terdengar bunyi-bunyi seperti konsonan /p/, /b/, /g/
dan konsonan nasal /n/. bunyi-bunyi ini tentunya dikombinasi dengan bunyi-
bunyi vokal, misalnya : bunyi pa-pa-pa….., atauba-ba-ba …, ga-ga-ga dan en-en-en
atau na-na-na.
3. Tahap Laling (6 – 9 bl). Tahap lalling ini disebut juga tahap mengoceh atau
tahap jargón. Ocehan yang diucapkan bayi sudah dalam bentuk kombinasi
konsonan yang juga terdapat pada tahap babling, misalnya: ketika anak lapar dia
akan bicara mam..mam.. atau ketika dia ingin buang air kecil dia akan bicara
pis..pis..Tahap ini merupakan tahap latihan untuk beranjak kepengucapan bentuk
kata, dan bukan merupakan refleks lagi. KET : Ocehan pada tahap babling dapat
dikatakan ocehan dalam bentuk KV (konsonanVokal), sedangkan pada tahap
lalling menunjukan kemampuan yang lebih tinggi pada koordinasi
neuromoskuler dari traktus vokalis, yaitu ocehan dalam bentuk suku kata KVK
(Konsonan Vokal Konsonan).
4. Tahap Echolalia (9 – 12 bl). Echologia ;echophrasia; echo speech ; e mimic
speech yang artinya adalah kecenderungan untuk meniru dari suatu individu
tanpa mengubah apa yang dikatakan kepadanya. Tahap ini dalam pengulangan
tidak lagi sekedar mengulang-ulang apa yang dikatakan sendiri, namun juga
mengulang apa yang didengar dari lingkungannya. Dalam usaha meniru apa yang
di dengarnya di diiringi dengan penggunaan gesture atau isyarat gerakan tangan.
Perlu ditekankan bahwa pengulangan terhadap apa yang didengar dari lingkungan
belum diiringi dengan pemahaman bahasa tentang makna yang terkandung dalam
ucapannya. KET : Anda perlu kahwatir ketika anak sudah usia 9-12 bulan tetapi
dia tidak ada respon ataupun pengulangan kata yang ia dengar dari orang lain.
Karena pada tahap ini seorang yang mengalami gangguan pendengaran
(hearing impairment) tidak akan mengalami tahapan ini.
5. Tahapan True Speech (12 – 18 bl). True speech atau bicara yang sudah
benar (dalam arti pemahamannya, namun mungkin artikulasinya belum). Tahap
ini mengawali tahap perkembangan bahasa yang benar. Anak akan menolak
apabila ucapanya dimaksudkan lain (beda) dengan apa yang dimaksud oleh
anak. Dapat ditegaskan lagi disini bahwa anak pada usia ini pola- pola wicaranya
sudah dapat dimengerti maksudnya meskipun kejelasan artikulasinya belum
memadai. Namun setiap ujaran sudah mewakili pengertian tertentu. Anak pada
usia ini sudah mampu mengucapkan rangkaian kata dua sampai tiga kata.

Anda mungkin juga menyukai