Anda di halaman 1dari 2

1. TULISKAN DAN JELASKAN TAHAP-TAHAP PEMEROLEHAN BAHASA!

manusia memiliki tahap-tahap dan bentuk-bentuk yang sama dalam menguasai kemahiran berbahasa.
Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak kanak-kanak
ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya.

Selama pemerolehan bahasa pertama, Chomsky menyebutkan bahwa ada dua proses yaitu proses
kompetensi dan performansi. Kedua proses ini merupakan dua proses yang berlainan. Kompetensi adalah
proses penuasaan tata bahasa secara tidak disadari. Kompetensi dibawa anak sejak lahir, dan memerlukan
pembinaan sehingga anak-anak memiliki performansi berbahasa. Perfomasi sendiri adalah kemampuan
anak menggunakan bahasa berkomunikasi ( pemahaman dan penerbitan kata-kata).

Pada umumnya kebanyakan ahli kini berpandangan bahwa anak di manapun juga memperoleh bahasa
pertamanya dengan memakai strategi yang sama. Kesamaan ini tidak hanya ddilandasi oleh biologi dan
neurologi manusia yang sama, tetapi juga oleh pandangan mentalistik yang menyatakan bahwa anak telah
dibekali dengan bekal kodrati pada saat dilahirkan.
TAHAP-TAHAP PEMEROLEHAN BAHASA

Di tahun pertama kehidupan, manusia tampaknya memproduksi bahasa dengan bergerak maju melewati
tahap- tahap berikut :

1. Mendekut ( kebanyakan mengandung bunyi vokal)

Bayi-bayi sanggup memproduksi bunyi dari dirinya sendiri. Yang paling jelas, aspek-aspek komunikatif
dari tanisan – entah diniatkan atau tidak- berfungsi cukup efektif. Namun berdasarkan kemahiran
berbahasanya, mendekutnya bayi-bayi yang paling membingungkan ahli-ahli bahasa. Mendekut (cooing)
adalah ekspresi oral bayi mengeksplorasi pemroduksian bunyi vocal.Mendekutnya bayi di seluruh dunia,
termasuk bayi-bayi tuli juga, tidak bisa dibedakan di antara bayi -bayi dan bahasa-bahasa yang berbeda.

Bayi-bayi sebenarnya lebih baik ketimbang orang dewasa dalam memilihkan bunyi yang tidak bermakna
bagi mereka (Werker, 1989). Mereka bisa membuat pilihan fonetik yang sudah tidak bisa dibedakan lagi
oleh orang dewasa.

2. Meraban/ mengoceh (mengandung bunyi konsonan dan bunyi vokal)

Di tahap ini bayi-bayi tuli tidak lagi mengucapkan bunyi vokal. Bagi telinga kita, merabannya bayi terus
meningkat di antara pembicara-pembicara dari kelompok-kelompok bahasa yang berbeda terdengar
sangat mirip (Oller & Eilers, 1998).

Bunyi diproduksi berdasarkan perubahan di dalam pendengaran bayi. Meraban (babbling) adalah
produksi yang dipilih bayi terkait fonem-fonem yang terpilih –entah bunyi vokal maupun konsonannya-
yang merupakan cirri bahasa asal bayi (Locke, 1994; petitto & Marentette,1991). Oleh karena itu,
mendekutnya bayi diseluruh dunia esensinya sama, namun merabannya bayi berbeda. Salama tahap Ini,
kemampuan bayi untuk mencerap dan memproduksi fon-fon selain fonem semakin memudar.

3. Ucapan Satu Kata


Pada akhirnya, bayi mengucapkan kata pertamanya. Ini diikuti dengan singkat oleh satu dua kata lagi.
Segara sesudahnya, beberapa kata lagi menyusul. Ucapan ini terbatas pada bunyi vokal dan konsonan
yang digunakan (Ingram, 1999). Bayi menggunakan satu kata ini –yang disebut holo frase- untuk
menyampaikan intense, keinginan dan tuntutan. Biasanya, kata-kata adalah kata benda yang melukiskan
objek yang dikenal, yang biasa dilihat anak (seperti mobil, buku, bola,dll) atau keinginan (seperti mama.
Papa, jus, kue, dll).

Pada usia 18 bulan, anak-anak biasanya memiliki kosakata 3 sampai 100 kata (Siegler, 1986). Namun,
kosakata anak kecil masih tidak bisa menuangkan semua keinginanny. Akibatnya, anak-anak banyak
melakukan kesalahan. Sebuah kekeliruan melebih-lebihkan isi (overextension error) adalah perluasan
sacara keliru makna kata-kata dari dalam leksikon untuk menuangkan hal-hal dan gagasan-gagasan tetapi
masih belum mrmiliki kata baru untuk mengekspresikannya.

4. Ucapan Dua Kata dan Ujaran Telegrafik.

Secara bertahap, antara usia 1,5 sampaai 2,5 tahun, anak-anak mulai mengombinasikan kata-kata tunggal
untuk menghasilkan ucapan dua kata. komunikasi-komnikasai awal ini tampaknya lebih lebih mirip
telegram ketimbang percakapan. Kata depan, kata sambung dan morfem-fungsi lainnya biasanya
ditinggalakan.. oleh karena itu, para ahli bahasa menyebut ucapan-ucapan awal ini mirip ujaran di dalam
telegram.

Ujaran telegrafis ini dapat digunakan untuk menggambarkan ujaran dua atau tiga kata bahkan yang
sedikit lebih panjang, namun tidak memiliki fungsi.

5. Struktur Kalimat dasar Orang Dewasa

Kosakata mengembang dengan cepat. Ia berlipat lebih dari tiga kali, dari sekitar 300 kata pada usia 2
tahun menjadi 1.000 kata pada usia 3 tahun.hampir secara menakjubkan, mulai dari kira-kira usia 4 tahun,
dengan kemahiran kosakata yang bertambah (lihat Bloom, 2000 untuk diskusi tentang mekanisme-
mekanisme kemahiran ini) kemampuan anak mencapai fondasi dan struktur bahasa orang dewasa. Pada
usia 5 tahun, kebanyakan anak juga bisa mengerti dan memroduksi konstruksi kalimat yang cukup
kompleks dan tidak lazim. Pada usia 10 tahun, bahasa anak secara fundamental sudah samaa seperti orang
dewasa.

2. TULISKAN PANDANGAN TEORI BEHAVIORISME TENTANG PEMEROLEHAN BAHASA


KEDUA !

Menurut pandangan teori Behavioristik bahwa bahasa akan dapat diperoleh dan dikuasai karena faktor
kebiasaan. Seorang anak kecil akan dapat menguasai bahasa bila semakin sering dia mendapat stimulus
dari luar yang membuat dia tertarik untuk mencoba berkomunikasi dengan dengan memberikan respon
melalui gayanya sendiri. Stimulus yang diberikan pada bayi dibawah 3 bulan misalnya, pada awalnya
dapat hanya berupa gesture saja. Hal ini dikarenakan proses pemerolehan bahasa bayi pada periode ini
memang baru pada tahap pengenalan saja. Demikian seterusnya untuk perode-periode pemerolehan
bahasa berikutnya. Dalam hal pemerolehan bahasa kedua, teori behaviorisme yang menganggap bahwa
faktor pemerolehan bahasa adalah faktor kebiasaan melalui proses stimulus-response melahirkan
beberapa metode pemerolehan bahasa dalam usahanya untuk memperoleh dan menguasai bahasa kedua.

Anda mungkin juga menyukai