Anda di halaman 1dari 9

Jenis Kalimat Berdasarkan Struktur Internal Klausa Utama

Berdasarkan struktur internal klausa utamanya, kalimat dapat dibedakan menjadi


kalimat sempurna dan kalimat tidak sempurna (Cook, 1971; Ba’dulu, 2005). Kalimat sempurna
bisa juga disebut kalimat mayor dan kalimat tak sempurna bias juga disebut kalimat minor
(Cook, 1971). Sementara itu, Kridalaksana (1985) mengatakan bahwa struktur internal klausa
utamanya, kalimat dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
A. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kaliat yang mengandung klausa lengkap. Kalimat lengkap
bisa juga disebut kalimat mayor atau kalimat sempurna, yaitu kalimat yang dasarnya
terdiri dari sebuah klausa bebas (Cook, 1971). Contohnya :
a. Bayi itu menyusu
b. Mahasiswa menempuh ujian akhir
B. Kalimat Tak Lengkap
Kalimat tak lengkap atau kalimat tak sempurna adalah kalimat yang dasarnya terdiri
atas sebuah klausa terikat, atau sama sekali tidak mengandung unsur klausa. Kalimat
dengan bentuk tidak sempurna kadang hanya berupa sebuah subjek saja, atau sebuah
predikat, bahkan ada yang hanya berupa objeknya saja atau keteranganya saja
1. Kalimat Elips
Kalimat elips adalah kalimat tak lengkap yang terjadi karena pelepasan beberapa
bagian dari klausa dan diturunkan dari kalimat tunggal (Cook, 1971; Kridalaksana,
1985). Contohnya :
a. Terserah kepada anda.
b. Jangan dilempar!
2. Kalimat Sampingan
Kalimat sampingan adalah kalimat tak lengkap yang terjadi dari klausa tek lengkap
dan diturunkan dari kalimat bersusun (Cook, 1971; Kridalaksana, 1985).
Contohnya:
a. Karena memang sulit
b. Walaupun sudah habis
3. Kalimat Urutan
Kalimat urutan sebenarnya berupa kalimat lengkap, tetapi mengandung konjungsi
yang menyatakan bahwa kalimat itu bagian dari dari kalimat lain (Cook, 1971;
Kridalaksana, 1985). Contohnya :
a. Oleh karena itu, adiknya sakit
b. Lalu, dia meninggalkan tempat itu
4. Kalimat Minor
Kalimat minor adalah kalimat dengan pola kalimat yang tidak lengkap dan
mempunyai pola intonasi final (Cook, 1971; Kridalaksana 1985). Contohnya :
a. Panggilan, contohnya :
 Dok.
 Prof.
b. Salam, contohnya :
 Selamat Pagi
 Halo
c. Seruan, contohnya :
 Sialan!
 Astaga!
d. Judul, contohnya :
 Layar Terkembang
 Siti Nurbaya
e. Motto, contohnya :
 Laki perempuan sama saja
 Sekali merdeka tetap merdeka
f. Inskripsi, contohnya :
 Di sini beristirahat dengan damai
 Juara I dalam lomba pidato bahasa Indonesia
g. Ungkapan Khusus
1. Ungkapan larangan, contohnya :
 Dilarang masuk
 Dilarang merokok
2. Ungkapan peringatan, contohnya :
 Awas copet
 Awas anjing galak
3. Ungkapan permintaan, contohnya :
 Silahkan duduk
 Silahkan menunggu di ruang tunggu
4. Ungkapan anjuran, contohnya :
 Bacalah aturan memakainya
 Belilah sesuai kemampuan
5. Ungkapan harapan, contohnya :
 Semoga naik kelas
 Semoga sukses
6. Ungkapan perintah
 Masuk dari pintu depan
 Kurangi kecepatan
7. Ungkapan pernyataan
 Menyediakan alat-alat tulis
 Jual-beli barang-barang bekas
Jenis Kalimat Berdasarkan Ada Tidaknya Perubahan dalam Pengucapan

Berdasarkan ada tidaknya perubahan dalam pengucapan, kalimat dibedakan atas dua
bagian, yaitu:
A. Kalimat Langsung
1. Pengertian kalimat langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang langsung diucapkan oleh si pembicara.
Kalimat hasil kutipan pembicaraan seseorang persis seperti apa yang dikatakannya.
Bagian ujaran/ucapan diberi tanda petik (“….”) dapat berupa kalimat perintah,
berita, atau kalimat tanya. Kalimat langsung adalah kalimat, entah berupa kalimat
deklaratif, entah kalimat interogatif, entah kalimat imperatif yang dapat berfungsi
sebagai subjek, predikat, atau objek dan secara cermat menirukan apa yang
dianjurkan orang (Kridalaksana, 1993). Supraman (1985) mengatakan bahwa
kalimat langsung adalah kalimat yang benar-benar sesuai dengan yang diucapkan
oleh si pembicara atau si pengarang. Contohnya sebagai berikut.
a. Darwin berkata, “Peristiwa itu terjadi baru saja”.
b. Siswa itu bertanya, “Kapan nilai kami dibagikan?”
2. Struktur kalimat langsung
Struktur kalimat langsung mempunyai beberapa kemungkinan.
Kemungkinan-kemungkinan struktur tersebut adalah :
a. Kalimat Pengantar + Kalimat Berita
Contohnya :
 Ibu mengatakan, “Dia akan datang hari ini.”
 Gadis itu berjanji, “Saya akan selalu menunggumu.”
b. Kalimat Pengantar + Kalimat Tanya
Contohnya :
 Kami hanya bertanya, “Kapan uang ganti ruginya dikembalikan?”
 Kaum Buruh menanyakan, “Mengapa uang pesangon kami diambil?”
c. Kalimat Pengantar + Kalimat Perintah
Contohnya :
 Kami berharap, “Semoga mereka selamat sampai tujuan.”
 Ketua memerintahkan, “Datanglah besok pagi!”
B. Kalimat Tak Langsung
1. Pengertian Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang sudah mengalami perubahan
pengucapan dari pembicara aslinya. Kridalaksana (1993) mengatakan bahwa
kalimat tak langsung adalah kalimat deklaratif atau kalimat interogatif yang dapat
berfungsi sebagai subjek, predikat, dan objek yang melaporkan apa yang diujarkan
orang. Contohnya sebagai berikut.
a. Mereka mengatakan bahwa persediaan beras sudah habis.
b. Kami tidak tahu mengapa kami dilarang masuk.
2. Struktur Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung hanya memiliki satu struktur saja, yaitu: Kalimat
Pengantar + Kalimat Berita. Kalimat berita yang ada pada kalimat langsung ini
mungkin berasal dari kalimat berita, kalimat tanya, ataupun kalimat perintah.
Contohnya sebagai berikut.
a. Bram pernah mengatakan bahwa dia tidak akan berbuat jahat lagi.
b. Buru itu mengatakan bahwa soal itu pernah dibahas minggu lalu.
c. Wakilnya pernah menanyakan tentang pekerjaan yang dijanjikan itu.
d. Ratih menanyakan tentang keadaan keluarganya.
e. Pewira itu memerintahkan agar anak buahnya bersiap-siap.
f. Para buruh mengharapkan agar upahnya dinaikkan bulan depan.
Perlu dicermati bahwa :
 Kalimat a dan b berasal dari kalimat berita.
 Kalimat c dan d berasal dari kalimat tanya.
 Kalimat e dan f berasal dari kalimat perintah.
C. Perubahan Struktur Kalimat Langsung Menjadi Kalimat Tak Langsung
Perubahan kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung dipaparkan pada uraian
berikut. Perubahan sebaliknya dilakukan tidak dipaparkan secara khusus karena mudah
dipahami. Untuk dapat memahami perubahan struktur yang terjadi, yang perlu dicermati
adalah : (1) S atau subjek kalimat pengantar, dan (2) S atau subjek kalimat yang
dibicarakan. Disini akan terjadi perubahan subjek. Contohnya sebagai berikut.
1. Kalimat Pengantar + Kalimat Berita
a. KL: Bulan yang lalu saya mengatakan, “Saya mengerjakan sendiri.”
TL: Bulan yang lalu saya mengatakan bahwa saya mengerjakan sendiri.
b. KL: Tadi kamu mengatakan,”Saya akan mengerjakan sendiri.”
TL: Tadi kamu mengatakan bahwa kamu akan mengerjakan sendiri.
c. KL: Tadi kamu mengatakan,”Kamu tak tahu diuntung.”
TL: Tadi kamu mengatakan bahwa aku takt ahu diuntung.
d. KL: Baru saja dia mengatakan,”Saya akan mengerjakan sendiri.”
TL: Baru saja dia mengatakan bahwa dia akan mengerjakan sendiri.
e. KL: Baru saja dia mengatakan,”Kamu tak tahu diuntung”
TL: Baru saja dia mengatakan bahwa saya tak tahu diuntung.
Catatan :
 Kalimat nomor 4: Subjek saya pada KL menjadi kamu pada TL.
 Kalimat nomor 5: Subjek kamu pada KL menjadi aku pada TL.
 Kalimat nomor 7: Subjek saya pada KL menjadi dia pada TL.
 Kalimat nomor 8: Subjek kamu pada KL menjadi saya pada TL.

2.A Kalimat Pengantar + Kalimat Tanya dengan Responsi Total


a. KL: Saat itu saya menanyakan, “Keberatankah mereka?”
TL: Saat itu saya menanyakan apakah mereka keberatan.
b. KL: Saat itu kamu menanyakan, “Sayakah yang harus mewakili?”
TL: Saat itu kamu menanyakan apakah kamu yang harus mewakili.
c. KL: Saat itu dia menanyakan, “Bahagiakah kamu?”
TL: Saat itu dia menanyakan apakah saya bahagia.
Catatan :
Dari contoh-contoh di atas ternyata terjadi perubahan Subjek, persis seperti yang terjadi
pada Kalimat Berita, yaitu kalimat nomor 2 dan 3.
 Responsi total: jawaban yang berlaku untuk keseluruhan isi kalimat tanya.

Kalimat Tanya Total adalah kalimat tanya yang meminta informasi mengenai seluruh
isi pertanyaannya. Ciri-ciri kalimat tanya total adalah :a. menggunakan partikel –kah.b.
jawaban menggunakan “ya” atau “tidak.

2.B Kalimat Pengantar + Kalimat Tanya dengan Responsi Parsial

a. KL: Saat itu saya menanyakan, “Kapankah dia kembali lagi?”


TL: Saat itu saya menanyakan tentang dia kembali lagi.
b. KL: Saat itu kamu menanyakan, “Siapakah saya?”
TL: Saat itu kamu menanyakan tentang dirimu.
c. KL: Saat itu dia menanyakan, “Berapakah penghasilanmu?”
TL: Saat itu dia menanyakan tentang jumlah penghasilanku.

Catatan :

Contoh-contoh di atas juga membuktikan bahwa ada perubahan Subjek, pada kalimat 2
dan 3 seperti pada Kalimat Berita dan Kalimat Tanya dengan Responsi Total.
 Responsi parsial: jawaban yang berlaku untuk sebagian isi kalimat Tanya,
sesuai dengan bagian kalimat yang ditanyakan.
Kalimat Tanya Parsial adalah kalimat yang hanya meminta informasi sebagian dari
pertanyaan itu. Ciri-ciri kalimat Tanya parsial adalah mempergunakan kata Tanya
tertentu. Fungsi tiap kata tanya :

a. Apa berfungsi menanyakan barang atau hal


b. Siapa berfungsi menanyakan manusia
c. Berapa berfungsi menanyakan jumlah
d. Untuk apa berfungsi menanyakan tujuan
e. Mengapa/Kenapa berfungsi untuk menanyakan sebab terjadinya sesuatu.

3. Kalimat Pengantar + Kalimat Perintah


a. KL: Saat itu saya memerintahkan, “Ambilkan buku adikmu!”
TL: Saat itu saya memerintahkan agar kamu mengambilkan buku adikmu..
b. KL: Saat itu kamu menyuruh, “Simpanlah surat ini baik-baik!”
TL: Saat itu kamu menyuruh agar aku menyimpan surat ini baik-baik.
c. KL: Saat itu dia memerintahkan, “Usirlah pengemis itu!”
TL: Saat itu dia memerintahkan agar aku mengusir pengemis itu.
Catatan :

Contoh-contoh pada Kalimat Perintah berbeda dengan Kalimat Berita dan Kalimat
Tanya. Pada Kalimat Perintah hanya ada tiga bentuk saja, karena kita bias memberitakan
(dengan Kalimat Berita) dan menanyakan (dengan Kalimat Tanya) tentang orang I,
orang II, dan orang III. Akan tetapi, kita hanya bias memberi perintah (dengan Kalimat
Perintah) kepada orang II saja. Karena itulah, kita dapati hanya tiga struktur seperti yang
dicontohkan diatas.
Kalimat perintah merupakan kalimat yang mengandung makna meminta/ memerintah
seseorang untuk melakukan sesuatu. Arti kalimat perintah adalah kalimat yang isinya
menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki.

D. Ikhtisar Perubahan Subjek

Pada bagian sebelumnya sudah dipaparkan bahwa Kalimat Berita dan Kalimat
Tanya Langsung dijadikan Kalimat Tak Langsung akan terdapat 4(empat) perubahan
dari 9(Sembilan) kalimat yang ada. Untuk memperjelas perubahan-perubahan subjek
seperti yang diuraikan diatas, berikut dibuatkan table sebagai ikhtisar.

Tabel 1 : Perubahan Subjek pada Kalimat Berita dan

Kalimat Tanya Langsung

Subjek berubah
Subjek pada Subjek orang Contoh
menjadi orang
kalimat ke…pada KB dan KT kalimat Keterangan
ke…pada kalimat tak
pengantar Langsung nomor…
langsung
I I 1 Tetap
I II II 2 Tetap
III III 3 Tetap
I I 1 Tetap
II II II 2 Tetap
III III 3 Tetap
I I 1 Tetap
III II II 2 Tetap
III III 3 Tetap

Penjelasan :

Tabel di atas bias dibaca sebagai berikut.

1. Kalau subjek pada kalimat pengantar terdiri atas orang I tidak ada masalah, karena
perubahan dari Kalimat Langsung menjadi Kalimat……
Daftar Pustaka
http://prbahasa.blogspot.com/2016/01/kalimat-berdasarkan-unsur-kalimat.html?m=1
https://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Kalimat_Langsung
https://text-id.123dok.com/document/6zkp224qx-kalimat-tanya-total-kalimat-tanya-
parsial.html
https://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Kalimat_Perintah

Anda mungkin juga menyukai