Anda di halaman 1dari 11

Perspektif Vol. 17 No. 2 /Des 2018. Hlm 139- 149 DOI: http://dx.doi.org/10.21082/psp.v17n2.

2018, 139 -149


ISSN: 1412-8004

PERBANYAKAN NILAM (Pogostemon cablin Benth) MENGGUNAKAN


MEDIA DASAR ALTERNATIF SECARA IN VITRO
In vitro multiplication of Patchouli uses alternative primary medium

AMALIA dan ENDANG HADIPOENTYANTI


Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Indonesian Spice and Medicinal Crops Research Institute
Jl. Tentara Pelajar No. 3, Bogor 16111, Indonesia
Email : amalia_achi@yahoo.co.id

ABSTRAK media pengganti kultur jaringan karena relatif


mudah tersedia, murah, menghasilkan benih
Benih sangat menentukan dalam keberhasilan
seragam dan sehat, ternyata belum dapat
usahatani nilam. Perbanyakan benih secara
menunjukkan hasil yang setara dibandingkan
konvensional vegetatif sangat mudah
dengan penggunaan media MS dalam
menularkan penyakit dan membutuhkan waktu
perbanyakan tunas nilam secara kultur jaringan.
yang relatif lama, seperti benih nilam yang
Oleh karena itu berbagai penelitian perbanyakan
diperbanyak selama ini dengan setek. Cara ini
tanaman nilam dengan berbagai metode kultur
memiliki kendala, yang diharapkan dapat diatasi
jaringan agar menghasilkan benih yang murah,
dengan teknik kultur jaringan. Media merupakan
sehat, seragam dan dalam jumlah besar masih
faktor utama dalam perbanyakan kultur jaringan.
perlu terus diupayakan.
Perbanyakan dan perkembangbiakan tanaman
nilam dengan metode kultur jaringan secara Kata Kunci : Nilam, media dasar alternatif,
umum sudah dapat dilakukan tetapi untuk perbanyakan, ZPT
keberhasilannya sangat tergantung pada jenis
media, terutama bila ditinjau dari sisi ekonomi. ABSTRACT
Karena aplikasi teknologi kultur jaringan untuk
tanaman nilam masih dirasakan mahal. Tulisan The quality of seeds are very important in
ini mengulas tentang penggunaan media untuk patchoulli cultivation. Cutting multiplication
menekan biaya media kultur jaringan yaitu seeds are usually easy in transmitting diseases
dengan menggantikan media dasar MS and relatively need a long time to grow. So far
(Murashige-Skoog), ZPT dan vitamin dengan patchouli seeds obtained conventionally with
media dasar alternatif dan air kelapa 10%. Air cutting has some constraints, hence tissue culture
kelapa merupakan salah satu diantara beberapa techniques becomes the solution once. The
persenyawaan kompleks alamiah yang sering success of propagation and breeding of plants
digunakan dalam kultur jaringan. Sedangkan with tissue culture methods in patchouly is
media dasar alternatif berupa pupuk daun dapat already conducted but is still expensive to be
berfungsi sebagai penyedia unsur hara makro implemented. The paper review patchouli tissue
mikro dengan komposisi N:P:K (20:20:20). Hal culture propagation by replacing basic media MS
ini untuk mengatasi permasalahan, agar media (murashige-skoog, Growth Regulating
kultur jaringan menjadi relatif murah, dan harga Substances (GRS) and vitamine with alternate
jual benih lebih terjangkau. Air kelapa yang basic medium and 10% coconut water Coconut
digunakan berasal dari kelapa hijau yang water is one of several natural complex
dicirikan dengan volume air masih memenuhi compounds that are often used in tissue culture.
buah dan keadaan endosperm (daging kelapa) The alternative medium as leaf fertilizer can serve
yang belum menebal. Tetapi meski bahan as a micro and macro nutrient provider with
alternatif ini sudah banyak digunakan untuk composition N: P: K (20:20:20). Hopefully, It

Perbanyakan Nilam (Pogostemon cablin Benth) Menggunakan Media Dasar Alternatif Secara In Vitro 139
(AMALIA dan ENDANG HADIPOENTYANTI)
could become the solution to make tissue culture dilakukan untuk memecahkan kendala tersebut
of patchoulli seeds cheaper and more available. adalah dengan melakukan perbanyakan benih
Actually, eventhough the overall substitution of dengan teknik kultur jaringan, yaitu perbanyakan
MS medium with full alternative media has pada media yang kaya nutrisi dalam kondisi
already used in limited areas, it has not able yet aseptik. Penggunaan teknik ini dibutuhkan
showing equal results with the use of basic modal besar untuk pengadaan alat-alat
medium MS media in tissue culture patchouli laboratorium seperti Laminar Air Flow dan
multiplication. Therefore, the researches on autoclave dan lain-lain. Walaupun sekarang sudah
patchouli tissue culture should be continued to banyak penggunaan LAF yang lebih sederhana
achieve the huge number, healthy, unity, and untuk skala kecil dengan harga yang lebih
unexpensive seeds. murah, akan tetapi modal awal yang dikeluarkan
masih terhitung besar dibandingkan dengan cara
Keywords: Patchouli, alternative primary
konvensional.
medium, multiplication, SGR
Upaya untuk mengatasi permasalahan
pengembangan tanaman nilam yaitu dengan
PENDAHULUAN
melakukan teknik pendekatan bioteknologi,
untuk pelestarian plasma nutfah, peningkatan
Nilam (Pogostemon cablin Benth.) merupakan
keragaman genetik, perakitan varietas, maupun
tanaman aromatik penghasil minyak atsiri.
perbanyakan tanaman. Salah satu teknik
Minyak nilam dalam dunia perdagangan disebut
perbanyakan tanaman tersebut adalah dengan
patchouli oil yang dibutukan dalam industri
cara kultur jaringan (in vitro). Keuntungan
kimia, parfum, kosmetik, dan kesehatan
perbanyakan kultur jaringan melalui
(aromaterapi). Selain itu, minyak nilam memiliki
organogenesis atau induksi langsung ini adalah
daya pestisida sehingga dapat digunakan sebagai
1) waktu perbanyakan lebih cepat, 2) jumlah
pengusir serangga (Nuryani et al 2003). Fungsi
benih yang dihasilkan tidak terbatas jumlahnya,
utama minyak nilam yaitu sebagai fiksatif
3) jumlah eksplan yang digunakan kecil (tunas
(pengikat) minyak atsiri lain yang sampai
terminal/aksilar), 4) mendapatkan tanaman yang
sekarang belum ada subsitusinya
bebas patogen, virus, hama dan penyakit, 5) tidak
(Hadipoentyanti et al 2009). Indonesia adalah
memerlukan lahan yang luas, dan 6) genotip
pengeskspor minyak nilam terbesar di dunia.
sama dengan induk, 7) pengaturan faktor-faktor
Sampai saat ini hampir 90% pemenuhan
lingkungan lebih dapat dikontrol (kultur in vitro)
kebutuhan minyak nilam dunia disediakan oleh
serta dapat dilakukan sepanjang tahun tanpa
Indonesia dari tahun ke tahun (Djazuli, 2011)
terpengaruh iklim (Santoso and Nursandi 2003;
Daerah nilam pada tahun 2017 tersebar di 29
Hadipoentyanti at al 2008).
provinsi, dengan luas areal tanaman 21.754 ha,
Benih sebagai salah satu faktor produksi
produksi minyak nilam 2.275 ton/ha dari
yang sangat menentukan dalam keberhasilan
produktivitas 105 kg/ton daun nilam dengan
usahatani nilam. Salah satu kendala yang
rata-rata volume 1.300 – 1.500 ton/th (Ditjenbun,
dihadapi adalah penyediaan benih yang tepat
2017). Menurut Nuryani et al (2005), terdapat 3
waktu dan tepat jumlah. Selama ini pengadaan
varietas unggul yang mempunyai produksi terna,
benih nilam dilakukan secara konvensional
kadar, dan mutu minyak yang tinggi yaitu
dalam bentuk setek atau benih di polibag,
Sidilakang, Lhoukseumwe, dan Tapak Tuan.
sehingga dalam satuan waktu ketersediaannya
Pada tahun 2013 telah dilepas varietas unggul
sangat terbatas. Biaya produksi benih yang
baru Patchoulina 1 dan Patchoulina 2 yang tahan
cukup tinggi terutama karena mahalnya media
terhadap layu bakteri yang menjadi penyakit
kultur yang digunakan, pada akhirnya juga
utama pada nilam (Hadipoentyanti, 2014).
mempengaruhi harga jual pada benih.
Perbanyakan nilam yang dilakukan secara
Media merupakan faktor utama dalam
vegetatif dengan setek sangat mudah
perbanyakan dengan teknik kultur jaringan.
menularkan penyakit apabila tanaman induk
Keberhasilan perbanyakan dan perkembang-
terinfeksi patogen. Salah satu usaha yang

140 Volume 17 Nomor 2, Des 2018 :139 - 149


biakan tanaman dengan metode kultur jaringan lebih terjangkau secara ekonomi, tetapi tetap
secara umum sangat tergantung pada jenis media diharapkan sesuai dengan sasaran perbanyakan
yang digunakan. Media tumbuh pada kultur benih sehat, seragam dan dalam julah banyak.
jaringan sangat besar pengaruhnya terhadap Media perbanyakan kultur jaringan yang diulas
partumbuhan dan perkembangan eksplan serta adalah media dasar alternatif dan media
benih yang dihasilkannya. tambahan meliputi zat pengatur tumbuh, air
Penggunaan media tanam berupa pupuk kelapa, media dasar alternatif.
majemuk komersial yang harganya lebih
terjangkau, menjadi salah satu solusi yang akan MEDIA DASAR KULTUR JARINGAN
dicoba, sehingga diharapkan harga jual benih
nilam hasil kultur jaringan akan lebih murah Media adalah salah satu faktor penentu
(Hadipoentyanti et al. 2009). Penggunaan pupuk keberhasilan dalam perbanyakan dengan teknik
sebagai sumber nutrisi aternatif pada teknik kultur jaringan. Komposisi media yang
kutur jaringan telah dilakukan oleh Ogreo et al digunakan tergantung jenis tanaman yang
(2012) pada komoditas kentang. Pupuk dapat diperbanyak (Andiani 2008). Media yang
dimanfaatkan sebagai sumber mikro serta makro digunakan untuk kultur in vitro tanaman dapat
nutrient yang dapat menurunkan biaya sebesar berupa media padat atau cair. Media padat
92,2%. Aplikasi pupuk pada teknik kultur digunakan untuk menghasilkan kalus, sedangkan
jaringan sering disebut dengan istilah LCM (Low media cair digunakan untuk kultur sel. Media
Cost Medium ). kultur in vitro mengandung lima komponen
Tulisan ini bertujuan untuk membahas utama yaitu senyawa anorganik, sumber karbon,
kemungkinan perbanyakan nilam melalui kultur vitamin, zat pengatur tumbuh dan suplemen
jaringan dengan pendekatan menggunakan organik (Yuwono 2012). Komponen-komponen
kombinasi berbagai media dasar alternatif yang tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan
zat hara dan mengarahkan pertumbuhan eksplan
(Andiani 2008). Eksplan tidak dapat bertahan
Tabel 1. Komposisi Media Dasar MS (Murashige
lama pada suhu simpan 4oC karena mengalami
and Skoog)
chilling injury, suhu simpan yang lebih baik
Jenis Kandungan Bahan Kimia Mg/L) adalah 25 oC (Kishi dan Takagi 1997).
Unsur Makro Mg SO 4 7H2O 370 Media dasar kultur in vitro yang sering
digunakan untuk perbanyakan tanaman nilam
KH2PO4 170
adalah media MS (Murashige dan Skoog). Media
CaCl22H2O 440
ini mengandung unsur hara makro dan unsur
NH4NO3 1650 hara mikro seperti myoinositol, niacin, pyridoxin
KNO3 1900 HCl, thiamin HCl, glycine dan glukosa
Unsur Mikro NaMoO42H2O 0,25 (Gunawan 1987). Air kelapa mengandung
H3BO3 6,2 komponen yang dibutuhkan dalam pertumbuhan
MnSO44H2O 22,3 tanaman kultur in vitro. Bahan organik yang
ZnSO4 .7N2O 8,6 dikandung air kelapa hampir sama seperti pada
media MS, yaitu gula, gula alkohol, asam amino,
CuSO4.5H2O 0,025
asam organik, vitamin dan fitohormon (Mandang
KI 0,83
1995). Muawanah (2005) pada pembuatan media
CoCl2.6H2O 0,025
dapat ditambahkan bahan organik seperti air
Vitamin Thiamin 0,1
kelapa, ekstrak tomat, ekstrak tauge dan ekstrak
Piridoksin 0,5
buah pisang sebagai sumber gula, vitamin, ZPT
Asam nikotinat 0,5
dan asam amino menggunakan tambahan ekstrak
Glisin 2
pisang pada media kultur anggrek Dendrobium
Myo inositol 100
Sumber : George and Sherington , 1984
canayo.

Perbanyakan Nilam (Pogostemon cablin Benth) Menggunakan Media Dasar Alternatif Secara In Vitro 141
(AMALIA dan ENDANG HADIPOENTYANTI)
Media kultur jaringan dapat dimodifikasi Menurut Hendaryono (2000) berkaitan
dengan menggunakan media berbahan dasar dengan tujuan perdagangan skala besar,
pupuk. Media kultur dengan bahan dasar pupuk pemakaian hormon ini sangat mahal. Hormon
anorganik telah menghasilkan pertumbuhan dan vitamin merupakan bahan yang diperlukan
pada tanaman nilam, sehingga media pupuk dalam jumlah sedikit, tetapi harganya sangat
anorganik dapat menjadi alternatif pengganti mahal (Sandra, 2003). Maka sebagai
media dasar kultur jaringan (Soedjono dan penggantinya, bisa digunakan hormon alami,
Kamidjono, 1992). Pupuk anorganik yang biasa misalnya hormon alami golongan sitokinin yaitu
digunakan dalam kultur jaringan adalah hormon zeatin, yang dapat diperoleh dari jagung.
growmore, vitabloom, hyponex dan gandasil. Hormon alami lain yang dapat digunakan adalah
Pupuk tersebut berbentuk butiran dan memiliki diphenyl urea yang terkandung dalam air kelapa
keunggulan yaitu, baik untuk pertumbuhan yang aktivitasnya seperti sitokinin (Hendaryono,
vegetatif, komposisi lengkap terdiri dari unsur 2000).
hara makro dan mikro. Selain media, faktor lain
yang menentukan. AIR KELAPA

ZAT PENGATUR TUMBUH Air kelapa merupakan salah satu diantara


beberapa persenyawaan kompleks alamiah yang
Dalam kultur jaringan, dua golongan zat sering digunakan dalam kultur jaringan untuk
pengatur tumbuh (ZPT) yang sangat penting perbanyakan. Penggunaan air kelapa sebagai
adalah sitokinin dan auksin. Sitokinin berperan bahan organik merupakan salah satu cara untuk
penting untuk merangsang pembelahan sel dan menggantikan penggunaan bahan sintetis yang
auksin digunakan secara luas dalam kultur dipakai dalam pembuatan media kultur, seperti
jaringan untuk merangsang pertumbuhan kalus, kinetin. Hal ini disebabkan karena, buah kelapa
suspensi sel dan organ. Berdasarkan penelitian yang mudah diperoleh dan harganya terjangkau
Rahman et al (2003) menyatakan bahwa ZPT lebih murah dibandingkan bahan sintetis yang
dalam konsentrasi rendah dapat mempengaruhi sulit didapatkan dan harganya yang relatif lebih
proses fisiologis tumbuhan. Hal ini disebabkan mahal. Selain itu, keunggulan air kelapa juga
karena adanya asam yang langsung sepadan dengan bahan sintetis yang
mempengaruhi sintesis protein dan mengatur mengandung sitokinin atau merupakan hormon
aktivitas enzim. pengganti sitokinin. Kristina dan Syahid (2012)
Zat pengatur tumbuh (zpt) merupakan menyebutkan bahwa dalam 1 liter air kelapa
senyawa organik bahan nutrisi yang aktif dalam muda mengandung ZPT kinetin (sitokinin)
konsentrasi rendah dan menimbulkan tanggap sebesar 273,62 mg dan beberapa mineral lainnya.
secara biokimia, fisiologis dan morfologis Penggunaan media dasar sebagai pengganti
(Wattimena, 1988). Perbanyakan nilam melalui zpt dan vitamin dapat digunakan bahan alami,
kultur jaringan dengan media dasar MS dan seperti zat yang terkandung dalam air kelapa. Air
penambahan zpt BAP telah berhasil dilakukan kelapa merupakan endosperm atau cadangan
dengan hasil multiplikasi yang signifikan yaitu makan cair sebagai sumber energi yang banyak
lebih sepuluh tunas per eksplan. Namun zpt mengandung zat pengatur tumbuh. Air kelapa
tersebut mahal harganya, sehingga harga benih yang baik untuk kultur jaringan adalah dari
asal kultur jaringan sangat mahal dibanding kelapa hijau yang masih muda diperkirakan
benih konvensional. Metode perbanyakan nilam berumur 7-8 bln. Menurut Letham (1974) air
dengan media padat menggunakan media dasar kelapa dikenal sebagai salah satu sumber
alternatif dan subsitusi vitamin alami diharapkan sitokinin dan mengandung IAA (Indole Acetic
dapat menekan harga jual benih sekaligus Acid) yang merupakan kelompok auksin
menghasilkan benih sehat dalam jumlah yang (Mandang, 1993). Beberapa zat yang terkandung
banyak dan seragam serta murah harganya. dalam air kelapa adalah vitamin C, asam

142 Volume 17 Nomor 2, Des 2018 :139 - 149


Tabel 2. Kandungan air kelapa dalam 100 ml RESPON PERTUMBUHAN EKSPLAN
Jenis Kandungan Bahan Kimia %/100 ml PADA MEDIA DASAR ALTERNATIF
Unsur utama Zeatin 290,47 ppm DENGAN PENAMBAHAN AIR KELAPA
Kinetin 273,62 ppm
Auksin 198,55 ppm Percobaan Hadipoentyanti et al. (2010) yang
Sumber : Pierik, 1987 dilakukan untuk menguji pengaruh media dasar
alternatif yang dikombinasikan dengan air kelapa
nikotianat, asam folat, asam pantotenat, biotin 10% (AK) dan BAP 0,5 mg/l dibanding dengan
dan riboflafin (Anonim, 2007). media dasar alternatif (H) konsentrasi 0,5; 1; 1,5;
George and Sherrington (1984) menyatakan 2 g/l. Pada media MS dengan penambahan air
bahwa penambahan air kelapa pada media kultur kelapa 10%, tunas yang terbentuk cenderung
jaringan dapat meningkatkan pertumbuhan kalus lebih tinggi dengan daun yang lebih lebar dan
maupun tunas. Menurut Pierik (1987) air kelapa berwarna hijau (Tabel 2), karena nilam termasuk
yang telah berhasil dan banyak digunakan yang rakus hara, mampu menyerap unsur hara
dengan konsentrasi 5-15%. Kandungan IAA, yang cukup tinggi. Hasil analisis hara utama
Kinetin, dan Zeatin tersebut sebesar 198,55 ppm tanaman nilam menunjukkan kandungan N,
273,62 ppm, dan 290,47 ppm. Hasil penelitian P2O5, K2O, CaO dan MgO masing-masing sebesar
terdahulu menunjukkan bahwa penambahan zpt 5,8; 4,9; 2,8; 5,3; dan 3,4% (Trisilawati. O, 2007).
air kelapa konsentrasi 10% di dalam media MS Andini (2016) dari penelitiannya pada temulawak
merupakan media terbaik untuk induksi tunas bahwa penggunaan air kelapa 150 - 200 mL/L
tanaman nilam (Hadipoentyanti et al. 2009). cenderung meningkatkan multiplikasi tunas
Widiastoety et al., (1997) menyebutkan dengan kisaran jumlah tunas 4 - 7 per eksplan.
bahwa air kelapa mengandung zeatin, ribozeatin Menurut Hadipoentyanti et. al (2010) media dasar
yang juga merupakan kelompok ZPT sitokinin, alternatif dengan penambahan air kelapa 10%,
disamping itu kandungan gula alkohol yang menghasilkan daun yang berwarna kekuningan-
berfungsi sebagai bahan baku menghasilkan kuningan hanya sebagian kecil menghasilkan
energi untuk proses respirasi dan juga sebagai daun berwarna hijau. Pertumbuhan tunas nilam
bahan pembentukan sel-sel baru yang dalam pada media alternatif terlihat kurang baik bila
konsentrasi tertentu dapat merangsang dibandingkan dengan perlakuan media MS
pertumbuhan perakaran. Modifikasi media ½ (kontrol). Hal ini karena kandungan N dalam
MS dan penambahan air kelapa merupakan media MS sebesar 821,5 mg/l, sedangkan
media yang baik untuk induksi akar eksplan kandungan N dalam media dasar alternatif lebih
tanaman kentang (Purwanto et al., 2007). rendah yaitu hanya sebesar 200 mg/l (Muawanah,
2005). Adapun menurut Kasutjianingati dan
Irawan, 2013) penggunaan pupuk organik cair

Tabel 3. Respon media dasar dengan penambahan air kelapa 10% terhadap jumlah daun, jumlah tunas,
dan tinggi tunas nilam (umur 12 minggu)
Media Parameter yang diamati
Perlakuan Jumlah Daun Jumlah Tunas Tinggi Tunas (cm)
MS + AK 10% (kontrol) 35,00 a 18,00 a 3,94 a
H + AK 10% 12,40 c 6,70 c 2,92 a
H0,5 + AK 10% 13,60 c 6,40 c 3,12 a
H1 + AK 10% 15,40 b 8,50 b 3,14 a
H1,5 + AK 10% 17,80 b 9,30 b 3,24 a
H2 + AK 10% 27,00 b 12,90 b 3,60 a

Sumber : Hadipoentyanti et al., 2010


Ket : AK = Air kelapa ; H = media dasar alternatif

Perbanyakan Nilam (Pogostemon cablin Benth) Menggunakan Media Dasar Alternatif Secara In Vitro 143
(AMALIA dan ENDANG HADIPOENTYANTI)
sebagai media mampu menjadi media kultur in menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi
vitro anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis). kerdil (Najmi, 1995).
Pada perbanyakan in vitro temulawak, Berdasarkan komposisi diatas, perbedaan
aplikasi air kelapa muda konsentrasi 15% yang mendasar antar media MS dan media dasar
memberikan respon tumbuh lebih baik (Seswita. alternatif adalah pemberian vitamin kedalam
2010). Sedangkan menurut Bey et al. (2006) media MS, sedangkan pada media dasar
perlakuan air kelapa secara tunggal pada alternatif tidak ditambahkan vitamin. Kedua
konsentrasi 250 ml/l mampu menghasilkan daun media tersebut menggunakan sumber karbon
dan akar lebih cepat pada kultur in vitro anggrek berupa sukrosa sebanyak 30 g/l dan ZPT yang
(Phalaenopsis amabilis BL.) serta untuk tanaman sama (air kelapa 10% dan BAP 0,5 mg/l). Salah
kentang dengan konsentrasi 30% (Nadapdap, satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
2000). Sedangkan menurut (Kasutjianingati, 2013) dan perkembangan dalam perbanyakan
bahwa kandungan komposisi dari air kelapa dan (multiplikasi) tunas in vitro adalah sukrosa.
pisang ambon pada media dasar pada hasil Sukrosa diserap oleh jaringan tanaman melalui
penelitian pengaruhnya diperkirakan setara transpor aktif maupun transpor pasif, dan
dengan BAP 2 mg/L terhadap metabolisme biasanya dihidrolisis sebagian atau seluruhnya
anggrek bulan. menjadi komponen monosakarida glukosa dan
Media dasar alternatif mengandung unsur fruktosa (Ardian dan Desery, 2006).
esensial yang dibutuhkan oleh tanaman yang
umum digunakan yang mengandung sedikitnya PEMBENTUKAN TUNAS PADA
3 unsur makro esensial, yaitu nitrogen, fosfor dan MEDIA DASAR ALTERNATIF DENGAN
kalium. Pada media dasar alternatif yang PENAMBAHAN ZPT
digunakan, unsur hara makro yang terkandung
di dalamnya yaitu N20%, P20%, dan K20%, dan Pada media dasar MS dengan penambahan
beberapa unsur makro lain seperti S, Ca, dan Mg, BAP 0,5 mg/l (kontrol), pertumbuhan kultur
sedangkan unsur hara mikro terdiri dari B, Fe, terkonsentrasi pada pembentukan tunas-tunas
Zn, Co, Cu, Mn, dan Mo. Pemberian unsur N, P terlebih dahulu, daun yang terbentuk berukuran
dan K sangat penting untuk memperkuat akar, kecil-kecil tetapi jumlahnya banyak dan
memperbanyak daun dan meningkatkan berwarna hijau. Kandungan mineral hara K yang
kandungan minyak dalam nilam (Najmi, 1995). terdapat pada air kelapa dapat mempengaruhi
Unsur hara N dapat merangsang pertumbuhan pertumbuhan tanaman (Nihayati et al, 2013)
vegetatif sehingga dapat menyokong (Romeida et al. 2013) juga menyatakan bahwa
perkembangan batang dan daun. Kalium yang sumber sitokinin dari penggunaan air kelapa
berfungsi sebagai aktivator berbagai enzim dan mempercepat multiplikasi PLBs (Protocorm like
merangsang pertumbuhan tunas lebih cepat, bodies) anggrek dibandingkan dengan
sehingga kekurangan unsur kalium menggunakan kinetin maupun BAP (Tabel 4).

Tabel 4. Respon media dasar alternatif dengan penambahan BAP 0,5 mg/l terhadap jumlah daun,
jumlah tunas, dan tinggi tunas nilam (umur 12 minggu)

Media Parameter yang diamati


Perlakuan Jumlah Daun Jumlah Tunas Tinggi Tunas (cm)
MS + B 0,5 (kontrol) 54,40 a 19,50 a 4,24 a
H + B0,5 17,40 c 8,40 b 2,92 a
H0,5 + B0,5 18,60 c 9,30 b 3,34 a
H1 + B0,5 22,40 b 11,50 b 3,74 a
H1,5 + B0,5 27,80 b 12,90 b 3,20 a
H2 + B0,5 35, 55 ab 15,60 a 3,87 a
Sumber : Hadipoentyanti, et al. 2010
Keterangan : H =Media dasar alternatif ; B =BAP

144 Volume 17 Nomor 2, Des 2018 :139 - 149


Tabel 5. Komposisi Media dasar alternatif (H) megalami gejala penuaan dini/senesensi lebih
cepat. Proses senesensi pada kultur in vitro dapat
Jenis Kandungan Bahan Kimia % /100 g
terjadi melalui bentuk yang berbeda seperti daun
Unsur utama Total Nitrogen 20 menguning atau kalus berubah warna secara
-Nitrat 4 gradual menjadi abu-abu lalu coklat. Kekurangan
-Notrogen cair 4 nutrisi dari media dan akumulasi racun pada
-Ammonical 12
kultur juga merupakan penyebab senesensi
nitrogen
(Prihatmani dan Mattjik 2004). Secara
P2O5 20
keseluruhan, pertumbuhan kultur nilam yang
K2O 20
dihasilkan pada konsentrasi 2 g/l merupakan
Sumber: Nadapdap, C. 2000
hasil terbaik diantara konsentrasi lainnya
(Gambar 1).
Menurut penelitian Hadipoentyanti et al.
(2008) penambahan BAP 0,5 mg/l dan air kelapa
10% terhadap media dasar alternatif kurang
PERTUMBUHAN TUNAS PADA
memberikan hasil yang diharapkan. Tunas yang MEDIA DASAR MS DENGAN
terbentuk sedikit dengan daun yang menguning. PENAMBAHAN ZPT DAN AIR KELAPA
Ada tiga kemungkinan yang menyebabkan
eksplan gagal berorganogenesis. Pertama, sel-sel Pertumbuhan tunas pada media dasar MS
pada eksplan kehilangan totipotensi. Kedua, sel- dengan penambahan BAP 0,5 mg/l (kontrol)
sel pada eksplan tidak mampu berdiferensisi. menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan
Ketiga, eksplan mempunyai batasan fisiologi pada media dasar alternatif. Hal ini terbukti
untuk dapat berdiferensisi karena konsentrasi dengan banyaknya tunas yang terbentuk serta
zat pengatur tumbuh dan komposisi media yang daun yang berwarna hijau. Media MS merupakan
tidak tepat. Karena itu jika ketersediaan unsur media yang mengandung unsur hara makro dan
hara yang dalam hal ini tidak tercukupi maka mikro esensial yang tinggi yang mampu
pertumbuhan eksplan tidak akan optimal (Tabel menjamin pertumbuhan jaringan tanaman
5). (Matatula 2003). Menurut Gamborg (1981) unsur
Kultur yang dihasilkan pada media dasar hara esensial adalah unsur hara yang
alternatif memiliki daun yang menguning dan mengandung garam anorganik, garam dan
ukuran yang kecil jika dibandingkan dengan sumber energi, vitamin dan fitohormon. Garam
kontrol. Warna kekuningan pada plantlet organik meliputi N, P, K, Ca, S, dan Mg. Media
merupakan suatu proses fisiologis yang disebut MS mengandung hara makro berupa N, P, K, Ca,
klorosis. Selain itu terdapat pula kultur yang S, dan Mg, serta hara mikro yaitu Na, Mo, Mn,

Sumber : Amalia (koleksi pribadi)

Gambar 1. Planlet nilam umur 12 minggu pada media


(a) MS + AK 10% warna daun hijau
(b) MS + B0,5 warna daun hijau
(c) Media dasar alternatif (H) warna daun hijau kekuningan

Perbanyakan Nilam (Pogostemon cablin Benth) Menggunakan Media Dasar Alternatif Secara In Vitro 145
(AMALIA dan ENDANG HADIPOENTYANTI)
Zn, Cu, Co, dan B. Selain unsur hara dan mikro, tempat asal tumbuhnya (buku atau mata tunas).
media MS dilengkapi dengan vitamin untuk Tunas adventif ini dapat terbentuk karena
menunjang pertumbuhan tanaman. adanya pembelahan meristem selain dari
Pertumbuhan kultur pada media MS dengan meristem apikal dan lateral. Jaringan meristem
penambahan air kelapa 10% menghasilkan tunas tersebut adalah jaringan meristem interkalar
berukuran lebih tinggi dan daun lebih lebar. yang dapat menghasilkan batang atau akar pada
Menurut Matatula (2003), air kelapa telah lama bagian yang tidak biasa misalnya pada bagian
diketahui sebagai sumber yang kaya akan zat-zat yang terluka. Selain itu sel-sel parenkima
aktif untuk perkembangan embrio, diantaranya diseluruh tumbuhan dapat dan berdiferensiasi
sitokinin dan giberelin. Kebanyakan tanaman menjadi berbagai jenis sel terspesialisasi, yang
memberikan respon terhadap pemberian memungkinkan tumbuhan menumbuhkan
giberelin dengan pertambahan panjang batang. kembali bagian-bagian yang hilang seperti tunas
Pemacuan pemanjangan batang pada dan akar (Campbell et al., 2002).
keseluruhan tumbuhan, disebabkan oleh Perbedaan mendasar yang tampak antara
sedikitnya tiga peristiwa, yaitu 1) pembelahan kultur dengan pemberian air kelapa 10% dan
sel terpacu di apeks tajuk, 2) kadang giberelin BAP 0,5 mg/l adalah banyaknya tunas yang
memacu pertumbuhan sel karena zat itu terbentuk serta bagaimana tunas tersebut
meningkatkan hidrolisis pati, fruktan, dan terbentuk. Pada media dengan penambahan air
sukrosa menjadi molekul glukosa dan fruktosa, kelapa 10%, tunas yang terbentuk adalah tunas
dan 3) giberelin sering meningkatkan plastisitas aksilar. Menurut Hadipoentyanti et al. (2008), air
dinding sel (Salisbury and Roos 1995). kelapa mengandung hormon zeatin sebanyak
Peningkatan tinggi tanaman bisa jadi 0,0067% yang mempengaruhi pertumbuhan
mempengaruhi jumlah daun yang terbentuk. tunas. Nisbah sitokinin-auksin yang tidak terlalu
Meningkatnya tinggi tanaman dan jumlah daun besar menyebabkan tunas terbentuk secara
akan mempengaruhi berat basah tunas (Tulecke langsung tanpa pembentukan kalus terlebih
dalam Matatula 2003). Selain itu daun yang dahulu. Selain itu tunas yang terbentuk pada
tumbuh lebar boleh jadi dipengaruhi fitohormon media air kelapa 10% memiliki ruas-ruas yang
sitokinin yang terdapat dalam air kelapa, yang panjang sebagai akibat dari aktifitas hormon
memiliki fungsi untuk memacu pembelahan sel giberelin yang terkandung dalam air kelapa.
pada kotiledon dan daun tumbuhan dikotil Pada media dengan penambahan BAP 0,5 mg/l,
(Salisbury and Roos 1995). tunas yang terbentuk kebanyakan berasal dari
Media MS yang ditambahkan dengan BAP organogenesis tidak langsung yaitu dengan
0,5 mg/l menghasilkan petunasan yang banyak pembentukan kalus terlebih dahulu. Nilam
tetapi memiliki daun yang berukuran kecil. merupakan tanaman perdu sehingga pemberian
Menurut Hutabarat (2003) penambahan BAP konsentrasi BAP 0,5 mg/l sudah cukup kuat
sangat mempengaruhi jumlah tunas nilam yang untuk pembentukan kalus yang diikuti dengan
terbentuk. Dosis BAP 0,5 mg/l menyebabkan tumbuhnya tunas adventif.
kenaikan jumlah tunas dengan sangat nyata bila
dibandingkan tanpa BAP. Seperti yang telah KESIMPULAN
dilaporkan Hadipoentyanti et al. (2009) bahwa
media MS dengan penambahan BAP 0,5 mg/l Media dasar MS merupakan media kultur
merupakan media terbaik untuk induksi tunas jaringan yang telah secara luas dan cocok
tanaman nilam. BAP merupakan zat pengatur digunakan untuk perbanyakan tanaman secara in
tumbuh sitokinin yang berpengaruh pada vitro, karena memiliki kandungan garam dan
proliferasi tunas, pemecah dormansi, dapat nitrat yang tinggi. Penambahan air kelapa pada
meningkatkan pembelahan sel, tetapi media kultur ini sangat membantu dalam
penghambat pembentukan akar. menstimulir perkecambahan, mendorong
Tunas yang terbentuk merupakan tunas pembelahan sel dan membantu pertumbuhan
adventif, yaitu tunas yang tumbuh bukan dari tunas. Sedangkan penggunaan media dasar

146 Volume 17 Nomor 2, Des 2018 :139 - 149


alternatif (pupuk daun) berpengaruh pada WH, editor. Jakarta: Penerbit Erlangga.
penyerapan unsur hara. Semakin cepat unsur Terjemahan dari: Biology.
hara (N,P,K) diserap maka pertumbuhan tunas Djazuli M., 2011. Budidaya Nilam Organik. Status
akan semakin cepat dalam meningkatkan tinggi Teknologi Hasil Penelitian Nilam. Balai
tanaman, jumlah daun dan jumlah anakan. Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.
Walaupun secara keseluruhan hasil yang didapat Hlm. 17-26.
bervariasi, akan tetapi penggunaannya sebagai Gamborg OL. 1981. Nutrition, Media and
media dasar alternatif pada multiplikasi nilam Charateristics of Plant Cell and Tissue
masih bisa digunakan walaupun tidak Culture. di dalam: Trevor AT, editor.
direkomendasikan. Penambahan bahan substitusi Plant Tissue Culture: Methods and
seperti air kelapa dan pupuk daun dengan Application in Agriculture. New York:
konsentrasi yang tepat (2 mg/l) cenderung Academic Press.
menghasilkan komponen pertumbuhan lebih George, E.H. and Sherrington. 1984. Plant
baik, walaupun hasil yang didapat masih lebih Propagation by Tissue Culture.
rendah dibandingkan dengan kontrol. Meskipun Handbook and Directory of Commercial
dalam segi pembiayaan lebih ekonomis Laboratories. Eastern Press, England.
dibandingkan dengan penggunaan media dasar 257p.
MS, akan tetapi tunas yang terbentuk cenderung Hadipoentyanti, E, Amalia, Nursalam, Hartati
sangat rendah. Untuk itu tetap diperlukan ZPT SY, Suhesti S. 2008. Perakitan Varietas
kimiawi yang dikombinasikan dengan pupuk untuk Ketahanan Nilam Terhadap
daun sebagai alternatif media tanam agar hasil Penyakit Layu Bakteri. Di dalam: Industri
eksplan yang didapat maksimal walaupun tetap Minyak Atsiri yang Berkelanjutan :
dengan biaya terjangkau. Peluang dan Tantangan. Prosiding
Konferensi Nasional Minyak Atsiri 2008;
DAFTAR PUSTAKA Surabaya, 2-4 Desember 2008. Surabaya:
Departemen Perindustrian. hlm 17-28.
Anonim. 2007. Khasiat Kelapa. Hadipoentyanti, E, Amalia, Sirait N, Pribadi ER.
http://tabulampot.wordpress.com/page21 2009. Benih Nilam Varietas Unggul
. Diakses 02 Pebruari 2009. Sidikalang (Produksi Minyak >300
Andini, N. 2016. Penggunaan air kelapa dan kg/Ha), Sehat dan Murah Hasil Kultur
ekstrak pisang terhadap multiplikasi Jaringan (30% dari Biaya Standar)
tunas temulawak (Curcuma xanthorriza [laporan hasil penelitian]. Bogor : Balai
Roxb.) secara in vitro. Tesis Program Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik,
Pascasarjana. Universitas Sebelas Maret. Puslitbang Perkebunan.
Surakarta. Hadipoentyanti, E,. N. Sirait dan Amalia. 2010.
Ardian, Desery DD. 2006. Pertumbuhan dan Multiplikasi nilam (Pogostemon cablin
Perbanyakan Tunas Mikro Tanaman Benth.) var Sidikalang menggunakan zpt
Nilam Aceh Secara In Vitro pada 5 alternatif secara kultur jaringan.
Konsentrasi Sukrosa. Jurnal Agrotrop Prosiding Konferensi Nasional.
(11): 110-114. Membangun Kelembagaan dan Sistem
Bey, Y., W. Syafii dan Sutrisna. 2006. Pengaruh Produksi Minyak Atsiri Ramah
Pemberian GA3 dan Air Kelapa Lingkungan. Hotel Grand Pasundan
Terhadap Perkecambahan bahan biji Bandung. 20-21 Oktober 2010.
Anggrek Bulan (Phalaeopsis amabilis BL.) Hadipoentyanti, E., 2014. Patchoulina Nilam
secara in vitro. Jurnal Biogenesis 2(2): 41- Unggul Toleran Layu Bakteri. Warta
46. Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Campbeli, NA, Reece JB, Mitchell LG. 2002. 36(5):4-5.
Biologi. Amalia S, Lemeda S, Hilarius Hendaryono, D. P. S. 2000. Pembibitan anggrek
dalam botol. Kanisius. Yogyakarta.

Perbanyakan Nilam (Pogostemon cablin Benth) Menggunakan Media Dasar Alternatif Secara In Vitro 147
(AMALIA dan ENDANG HADIPOENTYANTI)
Hutabarat, D. 2003. Pengaruh Bensil Adenin, Nihayati, E., Wardiyati, T., Retnowati, R., and
Macam eksplan, Lama Inkubasi Eksplan Soemarmo. 2013. the curcumin content of
dan Cahaya pada Sub Kultur Tanaman temulawak (Curcuma xanthorriza roxb)
Nilam (Progostemon Cablin Benth) Secara rhizome as afected by N, K and
In Vitro. Agrivet 7(2): 95-103. Micronutrients B, Fe, Zn. Jurnal Agrivita
Yuwono T. 2012. Boteknologi Pertanian 35(3) : 218-226.
Yogyakarta (ID): Gajah Mada University Nuryani, Y., Hobir, Syukur C. 2003. Satus
Press. Pemuliaan Tanaman Nilam (Pogostemon
Kasutjianingati., Rudi Irawan. 2013. Media Cablin Benth). Perkemb Teknol Tan Remp
Alternatif perbanyakan in vitro anggrek Obat 15(2): 57-67.
bulan (Phalaenopsis amabilis). Jurnal Nuryani, Y., Emmyzar, Wiratno. 2005. Budidaya
Agroteknos. Nopember 2013. 3(3):184- Tanaman Nilam. Bogor : Balai Penelitian
189. Tanaman Obat dan Aromatik, Balitbang
Kishi F, Takagi K. 1997. Efficient method for the Pertanian.
preservation and regeneration of orchid Ogreo. O. K., N. Gitonga. Mburugu, M. Mwangi,
protocorm-like bodies. Scientia O. Ombori and M. Ngugi. 2012. In vitro
Horticulture. 68:149-156. micropropagation of cassava through low
Kristina, N. N dan S.F Syahid. 2012. Pengaruh air cost tissue culture. Asian Journal of
kelapa terhadap multiplikasi tunas in Agricutural Sciences 4(3) : 205 – 209
vitro, produksi rimpang, dan kandungan Purwanto ASD, Mardin S. 2007. Modifikasi
xanthorrhizol temulawak di lapangan . media ms dan perlakuan penambahan air
Jurnal Litri 18(3) : 125 - 134. ISSN 0853 - kelapa untuk menumbuhkan eksplan
8212. tanaman kentang. Jurnal Penelitian dan
Letham, D.S. 1974. Regulators of Cell Division Informasi Pertanian “Agrin” 1(1) : 36-42.
Plant Tissue XX. The Cytokinins of Prihatmani, D, Mattjik NA. 2004. Penggunaan Zat
Coconut Milk. Physiol. Plant. 32: 66-70. Pengatur Tumbuh NAA (Naphtaleine
Mandang, J.P. 1993. Perananan air kelapa dalam Acetic Acid) dan BAP (6-Benzyl Amino
kultur jaringan krisan. Disertasi IPB, Purine) serta Air Kelapa untuk
Bogor. 157 hlm. Menginduksi Organogenesis Tanaman
Mandang, J.P. 1995. Air kelapa sebagai bahan Anthurium (Anthurium andraeanum
substitusi media MS pada kultur jaringan Linden Ex Andre). Bul Agron 23(1):20-25.
krisan. Eugenia 1(1):1-11. Pierik, R.L.M. 1987. In vitro Culture of Higher
Matatula, AJ. 2003. Substitusi Media MS dengan Plant. Martinus Nijhoff Publ. Netherland.
Air Kelapa dan Gandasil-D pada Kultur 344p.
Jaringan Krisan. Eugenia 9(4): 203-211. Rahman, M.M. Islam, and R. Alan. 2003. Effecs of
Muawanah, G. 2005. Penggunaan pupuk different plant growth regulator on in
Hyponex, ekstak tomat dan akstrak vitro shoot multiplication of
pisang dalam perbanyakan dan Chrysantemum morifolium. J. Biological
perbesaran planlet anggrek dendrobium Science 3(6):553-560.
(Dendrobium canayo) secara in vitro. Salisbury, FB, Ross CW. 1995. Fisiologi Tumbuhan.
Nadapdap, C. 2000. Penggunaan pupuk Diah RL, Sumaryono, penerjemah. Jilid
komersial dan air kelapa sebagai media ke-1 dan 3. Bandung: Penerbit ITB.
perbanyak in vitro tanaman kentang Terjemahan dari : Plant Physiology.
(Solanum tuberosum L.) Skripsi. IPB, Santoso, U., Nursandi F. 2003. Kultur Jaringan
Bogor, 41 hlm. Tanaman. Malang: UMM Press.
Najmi. 1995. Pengaruh Posisi Ruas Bahan Setek Sandra, E. MS. 2003. Kultur jaringan anggrek
dan Pupuk N terhadap Pertumbuhan skala rumah tangga. Agromedia Pustaka.
Tanaman Nilam (Sripsi). Bogor: Fak. Bogor.
Pertanian. IPB

148 Volume 17 Nomor 2, Des 2018 :139 - 149


Seswita, D. 2010. Penggunaan air kelapa sebagai Prosiding Seminar Nasional dan Pameran
zat pengatur tumbuhpada multiplikasi Perkembangan Teknologi Tanaman Obat
temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dan Aromatik, Bogor 6 September 2007.
in vitro. Jurnal Littri 16(4): 135-140. Hlm. 397-404
Soedjono, S dan Kamidjono. 1992. Penggunaan Wattimena, G.A.1988. Zat Pengatur Tumbuh
medium pupuk daun dan konsentrasi air Tanaman. Pusat antar Universitas IPB.
kelapa bagi perumbuhan protocorm Bogor. 14 hlm.
anggrek Dendrobium ekapol Panda In Widiastoety, D., S. Kusumo, dan Syafni.1997.
Vitro. Thorpe, T.A. 1987. Micropro- Pengaruh tingkat ketuaan air kelapa dan
pagation. Jurnal Hortikultura 2(1). jenis kelapa terhadap pertumbuhan
Trisilawati, O. 2007. Pengaruh pupuk organik plantet anggrek Dendrobium. Jurnal
terhadap produksi dua varietas nilam. Hortikultura 7(3):768-772.

Perbanyakan Nilam (Pogostemon cablin Benth) Menggunakan Media Dasar Alternatif Secara In Vitro 149
(AMALIA dan ENDANG HADIPOENTYANTI)

Anda mungkin juga menyukai