Perbanyakan Nilam (Pogostemon cablin Benth) Menggunakan Media Dasar Alternatif Secara In Vitro 139
(AMALIA dan ENDANG HADIPOENTYANTI)
could become the solution to make tissue culture dilakukan untuk memecahkan kendala tersebut
of patchoulli seeds cheaper and more available. adalah dengan melakukan perbanyakan benih
Actually, eventhough the overall substitution of dengan teknik kultur jaringan, yaitu perbanyakan
MS medium with full alternative media has pada media yang kaya nutrisi dalam kondisi
already used in limited areas, it has not able yet aseptik. Penggunaan teknik ini dibutuhkan
showing equal results with the use of basic modal besar untuk pengadaan alat-alat
medium MS media in tissue culture patchouli laboratorium seperti Laminar Air Flow dan
multiplication. Therefore, the researches on autoclave dan lain-lain. Walaupun sekarang sudah
patchouli tissue culture should be continued to banyak penggunaan LAF yang lebih sederhana
achieve the huge number, healthy, unity, and untuk skala kecil dengan harga yang lebih
unexpensive seeds. murah, akan tetapi modal awal yang dikeluarkan
masih terhitung besar dibandingkan dengan cara
Keywords: Patchouli, alternative primary
konvensional.
medium, multiplication, SGR
Upaya untuk mengatasi permasalahan
pengembangan tanaman nilam yaitu dengan
PENDAHULUAN
melakukan teknik pendekatan bioteknologi,
untuk pelestarian plasma nutfah, peningkatan
Nilam (Pogostemon cablin Benth.) merupakan
keragaman genetik, perakitan varietas, maupun
tanaman aromatik penghasil minyak atsiri.
perbanyakan tanaman. Salah satu teknik
Minyak nilam dalam dunia perdagangan disebut
perbanyakan tanaman tersebut adalah dengan
patchouli oil yang dibutukan dalam industri
cara kultur jaringan (in vitro). Keuntungan
kimia, parfum, kosmetik, dan kesehatan
perbanyakan kultur jaringan melalui
(aromaterapi). Selain itu, minyak nilam memiliki
organogenesis atau induksi langsung ini adalah
daya pestisida sehingga dapat digunakan sebagai
1) waktu perbanyakan lebih cepat, 2) jumlah
pengusir serangga (Nuryani et al 2003). Fungsi
benih yang dihasilkan tidak terbatas jumlahnya,
utama minyak nilam yaitu sebagai fiksatif
3) jumlah eksplan yang digunakan kecil (tunas
(pengikat) minyak atsiri lain yang sampai
terminal/aksilar), 4) mendapatkan tanaman yang
sekarang belum ada subsitusinya
bebas patogen, virus, hama dan penyakit, 5) tidak
(Hadipoentyanti et al 2009). Indonesia adalah
memerlukan lahan yang luas, dan 6) genotip
pengeskspor minyak nilam terbesar di dunia.
sama dengan induk, 7) pengaturan faktor-faktor
Sampai saat ini hampir 90% pemenuhan
lingkungan lebih dapat dikontrol (kultur in vitro)
kebutuhan minyak nilam dunia disediakan oleh
serta dapat dilakukan sepanjang tahun tanpa
Indonesia dari tahun ke tahun (Djazuli, 2011)
terpengaruh iklim (Santoso and Nursandi 2003;
Daerah nilam pada tahun 2017 tersebar di 29
Hadipoentyanti at al 2008).
provinsi, dengan luas areal tanaman 21.754 ha,
Benih sebagai salah satu faktor produksi
produksi minyak nilam 2.275 ton/ha dari
yang sangat menentukan dalam keberhasilan
produktivitas 105 kg/ton daun nilam dengan
usahatani nilam. Salah satu kendala yang
rata-rata volume 1.300 – 1.500 ton/th (Ditjenbun,
dihadapi adalah penyediaan benih yang tepat
2017). Menurut Nuryani et al (2005), terdapat 3
waktu dan tepat jumlah. Selama ini pengadaan
varietas unggul yang mempunyai produksi terna,
benih nilam dilakukan secara konvensional
kadar, dan mutu minyak yang tinggi yaitu
dalam bentuk setek atau benih di polibag,
Sidilakang, Lhoukseumwe, dan Tapak Tuan.
sehingga dalam satuan waktu ketersediaannya
Pada tahun 2013 telah dilepas varietas unggul
sangat terbatas. Biaya produksi benih yang
baru Patchoulina 1 dan Patchoulina 2 yang tahan
cukup tinggi terutama karena mahalnya media
terhadap layu bakteri yang menjadi penyakit
kultur yang digunakan, pada akhirnya juga
utama pada nilam (Hadipoentyanti, 2014).
mempengaruhi harga jual pada benih.
Perbanyakan nilam yang dilakukan secara
Media merupakan faktor utama dalam
vegetatif dengan setek sangat mudah
perbanyakan dengan teknik kultur jaringan.
menularkan penyakit apabila tanaman induk
Keberhasilan perbanyakan dan perkembang-
terinfeksi patogen. Salah satu usaha yang
Perbanyakan Nilam (Pogostemon cablin Benth) Menggunakan Media Dasar Alternatif Secara In Vitro 141
(AMALIA dan ENDANG HADIPOENTYANTI)
Media kultur jaringan dapat dimodifikasi Menurut Hendaryono (2000) berkaitan
dengan menggunakan media berbahan dasar dengan tujuan perdagangan skala besar,
pupuk. Media kultur dengan bahan dasar pupuk pemakaian hormon ini sangat mahal. Hormon
anorganik telah menghasilkan pertumbuhan dan vitamin merupakan bahan yang diperlukan
pada tanaman nilam, sehingga media pupuk dalam jumlah sedikit, tetapi harganya sangat
anorganik dapat menjadi alternatif pengganti mahal (Sandra, 2003). Maka sebagai
media dasar kultur jaringan (Soedjono dan penggantinya, bisa digunakan hormon alami,
Kamidjono, 1992). Pupuk anorganik yang biasa misalnya hormon alami golongan sitokinin yaitu
digunakan dalam kultur jaringan adalah hormon zeatin, yang dapat diperoleh dari jagung.
growmore, vitabloom, hyponex dan gandasil. Hormon alami lain yang dapat digunakan adalah
Pupuk tersebut berbentuk butiran dan memiliki diphenyl urea yang terkandung dalam air kelapa
keunggulan yaitu, baik untuk pertumbuhan yang aktivitasnya seperti sitokinin (Hendaryono,
vegetatif, komposisi lengkap terdiri dari unsur 2000).
hara makro dan mikro. Selain media, faktor lain
yang menentukan. AIR KELAPA
Tabel 3. Respon media dasar dengan penambahan air kelapa 10% terhadap jumlah daun, jumlah tunas,
dan tinggi tunas nilam (umur 12 minggu)
Media Parameter yang diamati
Perlakuan Jumlah Daun Jumlah Tunas Tinggi Tunas (cm)
MS + AK 10% (kontrol) 35,00 a 18,00 a 3,94 a
H + AK 10% 12,40 c 6,70 c 2,92 a
H0,5 + AK 10% 13,60 c 6,40 c 3,12 a
H1 + AK 10% 15,40 b 8,50 b 3,14 a
H1,5 + AK 10% 17,80 b 9,30 b 3,24 a
H2 + AK 10% 27,00 b 12,90 b 3,60 a
Perbanyakan Nilam (Pogostemon cablin Benth) Menggunakan Media Dasar Alternatif Secara In Vitro 143
(AMALIA dan ENDANG HADIPOENTYANTI)
sebagai media mampu menjadi media kultur in menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi
vitro anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis). kerdil (Najmi, 1995).
Pada perbanyakan in vitro temulawak, Berdasarkan komposisi diatas, perbedaan
aplikasi air kelapa muda konsentrasi 15% yang mendasar antar media MS dan media dasar
memberikan respon tumbuh lebih baik (Seswita. alternatif adalah pemberian vitamin kedalam
2010). Sedangkan menurut Bey et al. (2006) media MS, sedangkan pada media dasar
perlakuan air kelapa secara tunggal pada alternatif tidak ditambahkan vitamin. Kedua
konsentrasi 250 ml/l mampu menghasilkan daun media tersebut menggunakan sumber karbon
dan akar lebih cepat pada kultur in vitro anggrek berupa sukrosa sebanyak 30 g/l dan ZPT yang
(Phalaenopsis amabilis BL.) serta untuk tanaman sama (air kelapa 10% dan BAP 0,5 mg/l). Salah
kentang dengan konsentrasi 30% (Nadapdap, satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
2000). Sedangkan menurut (Kasutjianingati, 2013) dan perkembangan dalam perbanyakan
bahwa kandungan komposisi dari air kelapa dan (multiplikasi) tunas in vitro adalah sukrosa.
pisang ambon pada media dasar pada hasil Sukrosa diserap oleh jaringan tanaman melalui
penelitian pengaruhnya diperkirakan setara transpor aktif maupun transpor pasif, dan
dengan BAP 2 mg/L terhadap metabolisme biasanya dihidrolisis sebagian atau seluruhnya
anggrek bulan. menjadi komponen monosakarida glukosa dan
Media dasar alternatif mengandung unsur fruktosa (Ardian dan Desery, 2006).
esensial yang dibutuhkan oleh tanaman yang
umum digunakan yang mengandung sedikitnya PEMBENTUKAN TUNAS PADA
3 unsur makro esensial, yaitu nitrogen, fosfor dan MEDIA DASAR ALTERNATIF DENGAN
kalium. Pada media dasar alternatif yang PENAMBAHAN ZPT
digunakan, unsur hara makro yang terkandung
di dalamnya yaitu N20%, P20%, dan K20%, dan Pada media dasar MS dengan penambahan
beberapa unsur makro lain seperti S, Ca, dan Mg, BAP 0,5 mg/l (kontrol), pertumbuhan kultur
sedangkan unsur hara mikro terdiri dari B, Fe, terkonsentrasi pada pembentukan tunas-tunas
Zn, Co, Cu, Mn, dan Mo. Pemberian unsur N, P terlebih dahulu, daun yang terbentuk berukuran
dan K sangat penting untuk memperkuat akar, kecil-kecil tetapi jumlahnya banyak dan
memperbanyak daun dan meningkatkan berwarna hijau. Kandungan mineral hara K yang
kandungan minyak dalam nilam (Najmi, 1995). terdapat pada air kelapa dapat mempengaruhi
Unsur hara N dapat merangsang pertumbuhan pertumbuhan tanaman (Nihayati et al, 2013)
vegetatif sehingga dapat menyokong (Romeida et al. 2013) juga menyatakan bahwa
perkembangan batang dan daun. Kalium yang sumber sitokinin dari penggunaan air kelapa
berfungsi sebagai aktivator berbagai enzim dan mempercepat multiplikasi PLBs (Protocorm like
merangsang pertumbuhan tunas lebih cepat, bodies) anggrek dibandingkan dengan
sehingga kekurangan unsur kalium menggunakan kinetin maupun BAP (Tabel 4).
Tabel 4. Respon media dasar alternatif dengan penambahan BAP 0,5 mg/l terhadap jumlah daun,
jumlah tunas, dan tinggi tunas nilam (umur 12 minggu)
Perbanyakan Nilam (Pogostemon cablin Benth) Menggunakan Media Dasar Alternatif Secara In Vitro 145
(AMALIA dan ENDANG HADIPOENTYANTI)
Zn, Cu, Co, dan B. Selain unsur hara dan mikro, tempat asal tumbuhnya (buku atau mata tunas).
media MS dilengkapi dengan vitamin untuk Tunas adventif ini dapat terbentuk karena
menunjang pertumbuhan tanaman. adanya pembelahan meristem selain dari
Pertumbuhan kultur pada media MS dengan meristem apikal dan lateral. Jaringan meristem
penambahan air kelapa 10% menghasilkan tunas tersebut adalah jaringan meristem interkalar
berukuran lebih tinggi dan daun lebih lebar. yang dapat menghasilkan batang atau akar pada
Menurut Matatula (2003), air kelapa telah lama bagian yang tidak biasa misalnya pada bagian
diketahui sebagai sumber yang kaya akan zat-zat yang terluka. Selain itu sel-sel parenkima
aktif untuk perkembangan embrio, diantaranya diseluruh tumbuhan dapat dan berdiferensiasi
sitokinin dan giberelin. Kebanyakan tanaman menjadi berbagai jenis sel terspesialisasi, yang
memberikan respon terhadap pemberian memungkinkan tumbuhan menumbuhkan
giberelin dengan pertambahan panjang batang. kembali bagian-bagian yang hilang seperti tunas
Pemacuan pemanjangan batang pada dan akar (Campbell et al., 2002).
keseluruhan tumbuhan, disebabkan oleh Perbedaan mendasar yang tampak antara
sedikitnya tiga peristiwa, yaitu 1) pembelahan kultur dengan pemberian air kelapa 10% dan
sel terpacu di apeks tajuk, 2) kadang giberelin BAP 0,5 mg/l adalah banyaknya tunas yang
memacu pertumbuhan sel karena zat itu terbentuk serta bagaimana tunas tersebut
meningkatkan hidrolisis pati, fruktan, dan terbentuk. Pada media dengan penambahan air
sukrosa menjadi molekul glukosa dan fruktosa, kelapa 10%, tunas yang terbentuk adalah tunas
dan 3) giberelin sering meningkatkan plastisitas aksilar. Menurut Hadipoentyanti et al. (2008), air
dinding sel (Salisbury and Roos 1995). kelapa mengandung hormon zeatin sebanyak
Peningkatan tinggi tanaman bisa jadi 0,0067% yang mempengaruhi pertumbuhan
mempengaruhi jumlah daun yang terbentuk. tunas. Nisbah sitokinin-auksin yang tidak terlalu
Meningkatnya tinggi tanaman dan jumlah daun besar menyebabkan tunas terbentuk secara
akan mempengaruhi berat basah tunas (Tulecke langsung tanpa pembentukan kalus terlebih
dalam Matatula 2003). Selain itu daun yang dahulu. Selain itu tunas yang terbentuk pada
tumbuh lebar boleh jadi dipengaruhi fitohormon media air kelapa 10% memiliki ruas-ruas yang
sitokinin yang terdapat dalam air kelapa, yang panjang sebagai akibat dari aktifitas hormon
memiliki fungsi untuk memacu pembelahan sel giberelin yang terkandung dalam air kelapa.
pada kotiledon dan daun tumbuhan dikotil Pada media dengan penambahan BAP 0,5 mg/l,
(Salisbury and Roos 1995). tunas yang terbentuk kebanyakan berasal dari
Media MS yang ditambahkan dengan BAP organogenesis tidak langsung yaitu dengan
0,5 mg/l menghasilkan petunasan yang banyak pembentukan kalus terlebih dahulu. Nilam
tetapi memiliki daun yang berukuran kecil. merupakan tanaman perdu sehingga pemberian
Menurut Hutabarat (2003) penambahan BAP konsentrasi BAP 0,5 mg/l sudah cukup kuat
sangat mempengaruhi jumlah tunas nilam yang untuk pembentukan kalus yang diikuti dengan
terbentuk. Dosis BAP 0,5 mg/l menyebabkan tumbuhnya tunas adventif.
kenaikan jumlah tunas dengan sangat nyata bila
dibandingkan tanpa BAP. Seperti yang telah KESIMPULAN
dilaporkan Hadipoentyanti et al. (2009) bahwa
media MS dengan penambahan BAP 0,5 mg/l Media dasar MS merupakan media kultur
merupakan media terbaik untuk induksi tunas jaringan yang telah secara luas dan cocok
tanaman nilam. BAP merupakan zat pengatur digunakan untuk perbanyakan tanaman secara in
tumbuh sitokinin yang berpengaruh pada vitro, karena memiliki kandungan garam dan
proliferasi tunas, pemecah dormansi, dapat nitrat yang tinggi. Penambahan air kelapa pada
meningkatkan pembelahan sel, tetapi media kultur ini sangat membantu dalam
penghambat pembentukan akar. menstimulir perkecambahan, mendorong
Tunas yang terbentuk merupakan tunas pembelahan sel dan membantu pertumbuhan
adventif, yaitu tunas yang tumbuh bukan dari tunas. Sedangkan penggunaan media dasar
Perbanyakan Nilam (Pogostemon cablin Benth) Menggunakan Media Dasar Alternatif Secara In Vitro 147
(AMALIA dan ENDANG HADIPOENTYANTI)
Hutabarat, D. 2003. Pengaruh Bensil Adenin, Nihayati, E., Wardiyati, T., Retnowati, R., and
Macam eksplan, Lama Inkubasi Eksplan Soemarmo. 2013. the curcumin content of
dan Cahaya pada Sub Kultur Tanaman temulawak (Curcuma xanthorriza roxb)
Nilam (Progostemon Cablin Benth) Secara rhizome as afected by N, K and
In Vitro. Agrivet 7(2): 95-103. Micronutrients B, Fe, Zn. Jurnal Agrivita
Yuwono T. 2012. Boteknologi Pertanian 35(3) : 218-226.
Yogyakarta (ID): Gajah Mada University Nuryani, Y., Hobir, Syukur C. 2003. Satus
Press. Pemuliaan Tanaman Nilam (Pogostemon
Kasutjianingati., Rudi Irawan. 2013. Media Cablin Benth). Perkemb Teknol Tan Remp
Alternatif perbanyakan in vitro anggrek Obat 15(2): 57-67.
bulan (Phalaenopsis amabilis). Jurnal Nuryani, Y., Emmyzar, Wiratno. 2005. Budidaya
Agroteknos. Nopember 2013. 3(3):184- Tanaman Nilam. Bogor : Balai Penelitian
189. Tanaman Obat dan Aromatik, Balitbang
Kishi F, Takagi K. 1997. Efficient method for the Pertanian.
preservation and regeneration of orchid Ogreo. O. K., N. Gitonga. Mburugu, M. Mwangi,
protocorm-like bodies. Scientia O. Ombori and M. Ngugi. 2012. In vitro
Horticulture. 68:149-156. micropropagation of cassava through low
Kristina, N. N dan S.F Syahid. 2012. Pengaruh air cost tissue culture. Asian Journal of
kelapa terhadap multiplikasi tunas in Agricutural Sciences 4(3) : 205 – 209
vitro, produksi rimpang, dan kandungan Purwanto ASD, Mardin S. 2007. Modifikasi
xanthorrhizol temulawak di lapangan . media ms dan perlakuan penambahan air
Jurnal Litri 18(3) : 125 - 134. ISSN 0853 - kelapa untuk menumbuhkan eksplan
8212. tanaman kentang. Jurnal Penelitian dan
Letham, D.S. 1974. Regulators of Cell Division Informasi Pertanian “Agrin” 1(1) : 36-42.
Plant Tissue XX. The Cytokinins of Prihatmani, D, Mattjik NA. 2004. Penggunaan Zat
Coconut Milk. Physiol. Plant. 32: 66-70. Pengatur Tumbuh NAA (Naphtaleine
Mandang, J.P. 1993. Perananan air kelapa dalam Acetic Acid) dan BAP (6-Benzyl Amino
kultur jaringan krisan. Disertasi IPB, Purine) serta Air Kelapa untuk
Bogor. 157 hlm. Menginduksi Organogenesis Tanaman
Mandang, J.P. 1995. Air kelapa sebagai bahan Anthurium (Anthurium andraeanum
substitusi media MS pada kultur jaringan Linden Ex Andre). Bul Agron 23(1):20-25.
krisan. Eugenia 1(1):1-11. Pierik, R.L.M. 1987. In vitro Culture of Higher
Matatula, AJ. 2003. Substitusi Media MS dengan Plant. Martinus Nijhoff Publ. Netherland.
Air Kelapa dan Gandasil-D pada Kultur 344p.
Jaringan Krisan. Eugenia 9(4): 203-211. Rahman, M.M. Islam, and R. Alan. 2003. Effecs of
Muawanah, G. 2005. Penggunaan pupuk different plant growth regulator on in
Hyponex, ekstak tomat dan akstrak vitro shoot multiplication of
pisang dalam perbanyakan dan Chrysantemum morifolium. J. Biological
perbesaran planlet anggrek dendrobium Science 3(6):553-560.
(Dendrobium canayo) secara in vitro. Salisbury, FB, Ross CW. 1995. Fisiologi Tumbuhan.
Nadapdap, C. 2000. Penggunaan pupuk Diah RL, Sumaryono, penerjemah. Jilid
komersial dan air kelapa sebagai media ke-1 dan 3. Bandung: Penerbit ITB.
perbanyak in vitro tanaman kentang Terjemahan dari : Plant Physiology.
(Solanum tuberosum L.) Skripsi. IPB, Santoso, U., Nursandi F. 2003. Kultur Jaringan
Bogor, 41 hlm. Tanaman. Malang: UMM Press.
Najmi. 1995. Pengaruh Posisi Ruas Bahan Setek Sandra, E. MS. 2003. Kultur jaringan anggrek
dan Pupuk N terhadap Pertumbuhan skala rumah tangga. Agromedia Pustaka.
Tanaman Nilam (Sripsi). Bogor: Fak. Bogor.
Pertanian. IPB
Perbanyakan Nilam (Pogostemon cablin Benth) Menggunakan Media Dasar Alternatif Secara In Vitro 149
(AMALIA dan ENDANG HADIPOENTYANTI)