Makalah Inseminasi
Makalah Inseminasi
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Inseminasi Artifisial dan Fertilisasi
In Vitro
2. Untuk mengetahui apa saja penyebab / latar belakang munculnya
Inseminasi Artifisial dan Fertilisasi In Vitro
3. Untuk mengetahui apa saja masalah etik yang muncul dari
Inseminasi Artifisial dan Fertilisasai in Vitro ?
4. Untuk mengetahui tinjauan Inseminasi Artifisial dan Fertilisasi In
Vitro dari sudut pandang Hukum .
5. Untuk mengetahui tinjauan Inseminasi Artifisial dan Fertilisasi In
Vitro dilihat dari sudut pandang Etika Normatif.
6. Untuk mengetahui tinjaun Inseminasi Artifisial dan Fertilisasi In
Vitro dilihat dari sudut Pandang Moral.
7. Untuk mengetahui tinjaun Inseminasi Artifisial dan Fertilisasi In
Vitro dilihat dari sudut pandang Agama.
8. Untuk mengetahui solusi dari masalah yang muncul pada
Inseminasi Artifisial dan Fertilisasi In Vitro
1.4. Manfaat
1. Dapat memahami Pengertian Inseminasi Artifisial dan Fertilisasi In
Vitro
2. Dapat memahami apa saja penyebab / latar belakang munculnya
Inseminasi Artifisial dan Fertilisasi In Vitro
3. Dapat memahami apa saja masalah etik yang muncul dari
Inseminasi Artifisial dan Fertilisasai in Vitro ?
4. Dapat memahami tinjauan Inseminasi Artifisial dan Fertilisasi In
Vitro dari sudut pandang Hukum .
5. Dapat memahami tinjauan Inseminasi Artifisial dan Fertilisasi In
Vitro dilihat dari sudut pandang Etika Normatif.
6. Dapat memahami tinjauan Inseminasi Artifisial dan Fertilisasi In
Vitro dilihat dari sudut Pandang Moral.
7. Dapat memahami tinjauan Inseminasi Artifisial dan Fertilisasi In
Vitro dilihat dari sudut pandang Agama.
8. Dapat memahami solusi dari masalah yang muncul pada
Inseminasi Artifisial dan Fertilisasi In Vitro
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Fertilisasi In Vitro
Fertilisasi InVitro adalah pembuahan sel telur oleh sperma didalam
tabung Petri.
Inseminasi artificial dan Fertilisasi In Vitro ini sekilas hamper sama,
namun hal yang membedakan yaitu dalam Inseminasi Artifisial
pembuahan terjadi di dalam tubuh ibu / wanita dan seterusnya janin
berkembang di dalam rahim ibu.
Sedangkan dalam Fertilisasi In Vitro, pembuahan terjadi diluar tubuh
ibu, kemudian embrio dimasukkan ke dalam tubuh ibu dan tumbuh disana
sampai kelahiran anak.
B. Fertilisasi In Vitro
Selain inseminasi artifisal, ada juga masalah moral lain yang
mempunyai kesamaan dengannya, yaitu masalah bayi tabung dan
eksperimen “in vitro fertilization”. Kedua masalah ini sebenarnya
merupakan pengembangan atau perluasan dari inseminasi artifisial.
Penilaian moral atas ertilisasi In Vitro sekalipun masalah Fertilisasi In
Vitro mempunyai banyak unsure kesamaan dengan inseminasi artifisal,
penilaian di antara keduanya tidak boleh disamakan begitu saja. Karena
terdapat perbedaan yang cukup emndasar di antara keduanya. Ada
beberapa keberatan yang harus ikut dipertimbangkan dalam menilai
pembuahan bayi tabung. Keberatan-keberatan tersebut antara lain :
1. Pemisahan prokreasi dari senggama personal
Peristiwa kehamilan / prokreasi seharusnya merupakan tindakan
suami-istri yang dilakukan melalui senggama personal sebagai
wujud cinta kasih di antara keduanya. Atas cara demikian hidup
seorang anak sungguh menjadi tampak sebagai karunia Tuhan, yang
amat luhur dan bermartabat, yang pemeliharaanya diserahkan
kepada tanggung jawab manusia sebagai “obyek” dengan cara
menginginkannya. Sebagai “Subyek, anak mempunyai hak untuk
dikandung dengan sikap hormat karena martabatnya yang luhur.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari makalah kami di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Inseminasi Artifisial dan Fertilisasi In Vitro merupakan satu
teknologi reproduksi berupa menempatkan sperma di dalam vagina dan
tabung Petri untuk menolong pasangan suami istri yang tidak mungkin
memiliki keturunan secara alamiah.
2. Walaupun Inseminasi Artifisial dan Fertilisasi In Vitro ini bukanlah
wacana yang baru pada era ini, perdebatan (Pro dan Kontra)tentang
teknologi reproduksi ini baik pada bidang hukum, etika normative, moral
dan agama
3.2. Saran
1. Menginat Inseminasi Artifisial dan Fertilisasi In Vitro ini
merupakan tindakan yang masih menimbulkan pro dan kontra, maka
hendaknya landasan / dasar baik itu dalam segi hukum, etika normative,
moral maupun agama benar-benar harus diterapkan.
2. Penerapan teknologi reproduksi ini hendaknya jangan
mengorbankan keluhuran martabat manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan dengan memperhatikan segala sesuatu yang bersinggungan dengan
sisi personal / pribadi kehidupan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Wiknjo Sastro ,. Hanifa dkk. 2005 . Ilmu Kebidanan . Edisi Ketiga . Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Disusun Oleh :
1. Alno Very Kurniawan ( 05620001 )
2. Candra Syahputra ( 05620005 )
3. Endang Mei Yunalia ( 05620009 )
4. Hamdan K.R ( 05620013 )
5. Kristofora Kefi ( 05620017 )
6. Mabruhah ( 05620021 )
7. Nur Kholifah ( 05620025 )
8. Rifrianti Tri R ( 05620029 )
9. Gathut Pringgotomo ( 05620036 )
10. Juwita Anggraini ( 05620040 )