Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

Nama : Atikah Bararah


NIM : F24080076
Hari/Tanggal : Kamis/25-3-2010
Kelompok : A/Kamis Siang
Waktu : 13.45
Asisten : Emilia Fatmawati
PJP : Zulham Arif, S.Si

POTENSIOMETRI

I. Prinsip Percobaan
Potensiometri adalah cabang ilmu kimia elektroanalisis yang mempelajari
pengukuran perubahan potensial dari elektroda untuk mengetahui konsentrasi dari suatu
larutan. Reaksi yang terjadi dalam potensiometri adalah penambahan atau pengurangan
ion dengan jenis elektrodanya. Potensial reaksi dihitung dengan menambahkan sedikit
demi sedikit volume titran secara berturut-turut (Khopkar 1990). Ion yang dapat dititrasi
dan potensial diukur untuk mengetahui titik ekivalen titrasi. Hal ini diterapkan terhadap
semua jenis reaksi yang sesuai untuk analisa titrametrik (Underwood 1998). Cara
potensiometri ini bermanfaat bila tidak ada indikator yang cocok untuk menentukan titik
akhir titrasi, misalnya dalam hal larutan keruh atau bila daerah kesetaran sangat pendek
dan tidak cocok untuk penetapan titik akhir titrasi dengan indikator (Rivai 1995).
Potensiometri dibagi menjadi potensiometri langsung dan tidak langsung atau
titrasi potensiometri (Christian 1994). Metode langsung berdasarkan pada perbandingan
antara potensial yang terjadi saat elektroda indikator dicelupkan pada larutan uji potensial
dengan ketika elektroda dicelupkan pada larutan standar analat. Percobaan ini
menggunakan tipe titrasi potensiometri. Dalam metode titrasi potensiometri, potensial
diukur setelah penambahan tiap tetes berurutan dari titran, dan pembacaan potensial
yang diperoleh dijadikan grafik bersama volume titran untuk memperoleh kurva titrasi.
Titik ekuivalen dari reaksi dapat ditentukan dengan melihat kurva titrasi.
Terdapat tiga cara pembuatan kurva titrasi, yaitu kurva hubungan potensial terhadap
volume, kurva turunan pertama potensial terhadap volume dan kurva turunan kedua
potensial terhadap volume. Pada kurva turunan pertama, titik ekuivalen ditunjukkan saat
titik perubahan dari kurva turun minimum menuju kurva naik atau pada titik minimum
kurva. Pada kurva turunan kedua, titik ekuivalen ditunjukkan oleh titik maksimum kurva.
Nilai titik ekuivalen akan sama untuk setiap kurva.
II. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui dan berlatih mempraktekkan
analisis potensiometri.

III. Alat dan Bahan


Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah serangkaian potensiometer,
gelas piala 200 mL, buret 50 m, pipet volumetrik, dan magnetic stirrer. Sedangkan bahan
yang dipergunakan adalah NaOH 0.1 N, HCL 0.1 N, dan boraks 0.1 N.

IV. Prosedur Percobaan


Terdapat dua percobaan dalam praktikum ini yaitu standardisasi NaOH dan
penentuan konsentrasi HCL. Hal yang pertama kali dilakukan adalah pH meter
dikalibrasi dengan buffer. Lalu nilai potensial dari buffer yang disediakan diukur. Pada
standardisasi NaOH, asam oksalat 0.1 N sebanyak 10 mL diambil ke dalam gelas piala
200 mL lalu diencerkan dengan akuades 100 mL. Elektroda gelas dari potensiometer
dicelupkan ke dalam larutan dan stirrer ditempatkan di dalam larutan. Lalu persiapkan
NaOH 0.1 M sebanyak 50 mL sebagai titran yang ditempatkan dalam buret. Larutan
asam oksalat dititrasi dengan NaOH. Kemudian GGL larutan asam oksalat dibaca
dengan penambahan NaOH sebanyak 0.5 mL sampai 15 mL.
Percobaan penentuan konsentrasi HCL mirip dengan standardisasi NaOH.
Sebanyak 10 mL HCL 0.1 N diambil dan dimasukkan ke dalam gelas piala 200 mL lalu
diencerkan dengan 100 mL akuades. NaOH 0.1 N sebanyak 50 mL ditempatkan dalam
buret sebagai titran. Lalu potensiometer dikalibrasi menggunakan buffer pH 10.
Elektroda potensiometer dicelupkan ke dalam larutan dan potensial awal larutan diukur.
Stirrer juga dimasukkan ke dalam larutan. Kemudian larutan dititrasi dengan NaOH. Pada
1-5 mL volume NaOH yang ditambahkan, penambahannya adalah sebanyak 1 mL.
Untuk 5-9 mL, penambahannya sebanyak 0.5 mL. Ketika mendekati titik ekivalen, yaitu
pada volume 9-11 mL, penambahan titrannya sebanyak 0.1 mL. Pada setiap
penambahan, potensial larutan dibaca dan dicatat.

V. Data dan Hasil Pengamatan


A. Standardisasi NaOH
Tabel Hasil Percobaan

Jumlah volume E ΔE ΔV ΔE/ΔV ΔE2 ΔV2 ΔE2/ΔV2


yang terpakai (mL) (mV) (mV) (mL) (mV/mL) (mV2) (mL2) (mV2/mL2)
0.50 161.20 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1.00 160.90 -0.30 0.50 -0.60 0.09 0.25 0.36
1.50 160.70 -0.20 0.50 -0.40 0.04 0.25 0.16
2.00 160.50 -0.20 0.50 -0.40 0.04 0.25 0.16
2.50 159.50 -1.00 0.50 -2.00 1.00 0.25 4.00
3.00 158.80 -0.70 0.50 -1.40 0.49 0.25 1.96
3.50 158.30 -0.50 0.50 -1.00 0.25 0.25 1.00
4.00 157.10 -1.20 0.50 -2.40 1.44 0.25 5.76
4.50 155.70 -1.40 0.50 -2.80 1.96 0.25 7.84
5.00 155.10 -0.60 0.50 -1.20 0.36 0.25 1.44
5.50 153.80 -1.30 0.50 -2.60 1.69 0.25 6.76
6.00 152.00 -1.80 0.50 -3.60 3.24 0.25 12.96
6.50 150.70 -1.30 0.50 -2.60 1.69 0.25 6.76
7.00 148.60 -2.10 0.50 -4.20 4.41 0.25 17.64
7.50 146.30 -2.30 0.50 -4.60 5.29 0.25 21.16
8.00 143.80 -2.50 0.50 -5.00 6.25 0.25 25.00
8.50 140.80 -3.00 0.50 -6.00 9.00 0.25 36.00
9.00 134.00 -6.80 0.50 -13.60 46.24 0.25 184.96
9.50 131.80 -2.20 0.50 -4.40 4.84 0.25 19.36
10.00 128.40 -3.40 0.50 -6.80 11.56 0.25 46.24
10.50 123.30 -5.10 0.50 -10.20 26.01 0.25 104.04
11.00 119.90 -3.40 0.50 -6.80 11.56 0.25 46.24
11.50 114.60 -5.30 0.50 -10.60 28.09 0.25 112.36
12.00 111.40 -3.20 0.50 -6.40 10.24 0.25 40.96
12.50 106.70 -4.70 0.50 -9.40 22.09 0.25 88.36
13.00 102.90 -3.80 0.50 -7.60 14.44 0.25 57.76
13.50 99.10 -3.80 0.50 -7.60 14.44 0.25 57.76
14.00 94.40 -4.70 0.50 -9.40 22.09 0.25 88.36
14.50 89.50 -4.90 0.50 -9.80 24.01 0.25 96.04
15.00 85.40 -4.10 0.50 -8.20 16.81 0.25 67.24

Reaksi yang terjadi = NaOH + (COOH)2  (COO-)2 + Na+ + H2O


Volume Asam Oksalat = 100 mL
Normalitas Asam Oksalat = 0.1 N
Volume NaOH = Titik ekuivalen pada kurva titrasi
Kurva Reguler

Kurva Hubungan V NaOH dan E NaOH


180.00
160.00
140.00
120.00
E (Mv)

100.00
80.00
Series1
60.00
40.00
20.00
0.00
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00
Volume (mL)

Kurva Turunan Pertama


Kurva Hubungan V NaOH dan ΔE/ ΔV NaOH
0.00
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00
-2.00

-4.00
Δ E / Δ V (mV/mL)

-6.00

-8.00
Series1
-10.00

-12.00 9.00 ,-13.60

-14.00

-16.00
Volume (mL)

Titik ekuivalen titrasi adalah saat volume NaOH yang ditambahkan 9 mL


Kurva Turunan Kedua
Kurva Hubungan V NaOH dan ΔE2/ΔV2
200.00
9.00, 184.96

ΔE2/ΔV2 (mV2/mL2) 150.00

100.00

Series1
50.00

0.00
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00

-50.00
Volume (mL)

Titik ekuivalen titrasi adalah saat volume NaOH yang ditambahkan 9 mL


Perhitungan konsentrasi NaOH yang digunakan
(V × N)Asam Oksalat = (V × N)NaOH × Fp ; Fp = Faktor Pengenceran = 100/10
100 mL × 0.1 N = 9 mL × NNaOH × 100/10
NNaOH = 10/90
NNaOH = 0.11 N

B. Penentuan Konsentrasi HCl

Tabel Hasil Percobaan


Penambahan Potensial
Volume NaOH ΔE / ΔV
Volume NaOH (ml) = Terukur = E ΔE (mV) ΔE2 / ΔV2
Terpakai = V (ml) (mV / mL)
ΔV (mV)
0 0.00 235 0.00 0.00 0.00
1 1.00 236 1.00 1.00 1.00
1 2.00 236 0.00 0.00 0.00
1 3.00 236 0.00 0.00 0.00
1 4.00 236 0.00 0.00 0.00
1 5.00 234 -2.00 -2.00 4.00
0.5 5.50 234 0.00 0.00 0.00
0.5 6.00 233 -1.00 -2.00 4.00
0.5 6.50 231 -2.00 -4.00 16.00
0.5 7.00 230 -1.00 -2.00 4.00
0.5 7.50 229 -1.00 -2.00 4.00
0.5 8.00 227 -2.00 -4.00 16.00
0.5 8.50 226 -1.00 -2.00 4.00
0.5 9.00 224 -2.00 -4.00 16.00
0.1 9.10 223 -1.00 -10.00 100.00
0.1 9.20 223 0.00 0.00 0.00
0.1 9.30 223 0.00 0.00 0.00
0.1 9.40 223 0.00 0.00 0.00
0.1 9.50 222 -1.00 -10.00 100.00
0.1 9.60 222 0.00 0.00 0.00
0.1 9.70 222 0.00 0.00 0.00
0.1 9.80 222 0.00 0.00 0.00
0.1 9.90 221 -1.00 -10.00 100.00
0.1 10.00 220 -1.00 -10.00 100.00
0.1 10.10 220 0.00 0.00 0.00
0.1 10.20 219 -1.00 -10.00 100.00
0.1 10.30 219 0.00 0.00 0.00
0.1 10.40 218 -1.00 -10.00 100.00
0.1 10.50 218 0.00 0.00 0.00
0.1 10.60 217 -1.00 -10.00 100.00
0.1 10.70 216 -1.00 -10.00 100.00
0.1 10.80 216 0.00 0.00 0.00
0.1 10.90 215 -1.00 -10.00 100.00
0.1 11.00 215 0.00 0.00 0.00
Reaksi yang terjadi = NaOH + HCl  Na+ + Cl- + H2O
Volume HCl = 100 mL
Normalitas NaOH (dari standardisasi) = 0.11 N
Volume NaOH = Titik ekuivalen pada kurva titrasi

Kurva Hubungan Antara V dengan E


240

235

230
E (mV)

225

220 Series1

215

210
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00
V (mL)
Kurva Turunan Pertama

Kurva Hubungan V NaOH dan ΔE/ ΔV NaOH


0.00
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00
-2.00
-4.00
Δ E / Δ V (mV/mL)

-6.00
-8.00
Series1
-10.00
-12.00
-14.00
-16.00
Volume (mL)

Kurva Turunan Kedua

Kurva Hubungan Antara V dengan ΔE2 / ΔV2


120.00

100.00

80.00

60.00
ΔE2 / ΔV2

Series1
40.00

20.00

0.00
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00
-20.00
V (mL)
9.10, 10.00

Titik ekuivalen titrasi adalah saat volume NaOH yang ditambahkan 9.10 mL
Kurva Turunan Kedua

Kurva Hubungan Antara V dengan ΔE2 / ΔV2


120.00
9.10, 100.00
100.00

80.00

60.00
ΔE2 / ΔV2

Series1
40.00

20.00

0.00
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00
-20.00
V (mL)

Titik ekuivalen titrasi adalah saat volume NaOH yang ditambahkan 9.10 mL
Perhitungan konsentrasi HCl yang digunakan
(V × N)HCl = (V × N)NaOH × Fp ; Fp = Faktor Pengenceran = 100/10
100 mL × NHCl = 9.10 mL × 0.11 N × 100/10
NHCl = 10.01/100
NNaOH = 0.10 N

VI. Pembahasan
Potensiometri adalah salah satu metode penentuan konsentrasi zat melalui
pengukuran nilai potensial. Nilai potensial yang diukur setiap penambahan volume titran
tertentu akan diplotkan menjadi kurva titrasi dan akan didapatkan titik ekuivalen
titrasinya. Volume pada titik ekuivalen titrasi tersebut adalah volume titran yang akan
digunakan dalam perhitungan selanjutnya. Dalam potensiometri ini, tidak digunakan
indikator karena dengan pengukuran potensial larutan sudah bisa didapatkan titik
ekuivalennya dari kurva (Underwood 1998). Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik
ekivalen sehingga data yang dihasilkan dianggap memiliki kesalahan yang kecil.
Percobaan pertama yaitu standardisasi NaOH dengan larutan asam oksalat baku
0.1 N. Penentuan konsentrasi NaOH dihitung dari volume NaOH yang terpakai saat
titik ekuivalen pada kurva titrasi. Nilai potensial setiap penambahan NaOH pada asam
oksalat diukur dan diturunkan untuk mendapat kurva titrasi. Nilai potensial yang terukur
semakin menurun seiring dengan penambahan titran. Hal ini karena semakin banyak
titran ditambahkan, semakin sedikit jumlah ion yang ada pada larutan karena ion tersebut
bereaksi dengan ion dari titran menjadi senyawa bermuatan total nol yaitu H2O. Setelah
terjadi kesetimbangan, terbentuk garam (COONa)2 dan H2O. Hasil titik ekuivalen yang
didapat dari kurva turunan pertama dan kedua menunjukkan nilai penggunaan volume
NaOH sebesar 9 mL. Berdasarkan hasil pengolahan data dan perhitungan, didapat
konsentrasi NaOH sebesar 0.11 N.
Pada percobaan penentuan konsentrasi HCl, digunakan kembali NaOH yang
telah distandardisasi sebagai titran. Konsentrasi titran sudah dihitung pada percobaan
sebelumnya yaitu 0.11 N. Larutan HCl yang telah diencerkan menjadi 100 mL dititrasi
dengan NaOH 0.11 N untuk diketahui konsentrasi HCl nya. Seperti pada standardisasi,
nilai potensial yang terbaca semakin lama semakin turun karena sebab yang sama. Setelah
diplotkan pada kurva titrasi, didapatkan nilai titik ekuivalen pada penggunaan NaOH
sebanyak 9.10 mL. Setelah volume NaOH ditentukan, dihitung konsentrasi HCl dan
didapatkan hasil 0.10 N. Nilai volume NaOH pada titik ekuivalen ini hampir sama
dengan nilai pada standardisasi, hal ini menunjukkan bahwa percobaan sudah cukup
teliti.
Kuva yang didapatkan dari pengolahan data hasil percobaan memiliki bentuk
yang kurang jelas dibaca. Hal ini mungkin disebabkan oleh kesalahan yang terjadi selama
percobaan. Kesalahan yang mungkin terjadi adalah kesalahan titrasi, yaitu keterbatasan
penglihatan membaca buret. Kesalahan lain mungkin terletak pada alat pengukur
potensial dan pengoperasiannya.

VII. Kesimpulan
Penentuan titik ekuvalen dan titik akhir titrasi pada potensiometri tidak
menggunakan indikator karena bisa langsung didapatkan dari kurva titrasi penurunan
pertama dan kedua nilai potensial. Pada standardisasi NaOH menggunakan prinsip
potensiometer, didapatkan volume NaOH terpakai pada titik ekuivalen yaitu 9 mL.
Setelah perhitungan, didapatkan nilai konsentrasi NaOH adalah 0.11 N. Pada
pengukuran konsentrasi HCl, volume NaOH pada titik ekuivalen yaitu 9.10 mL dan
didapatkan nilai konsentrasi HCl sebesar 0.10 N. Kedua nilai volume NaOH sangat
berdekatan sehingga percobaan bisa dikatakan cukup teliti. Kesalahan yang bisa terjadi
dalam percobaan ini sehingga menimbulkan kekurang akuratan hasil adalah kesalahan
titrasi dan kesalahan pada potensiometer.

VIII. Daftar Pustaka


Christian, G.D. 1994. Analytical Chemistry, 5th edition. New York: John Wiley & Sons
Day R.A dan Underwood A.L. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi ke-6. Jakarta:
Erlangga
Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press
Rivai Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Penerbit UI Press. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai