Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TUGAS PPKN HUBUNGAN

INTERNASIONAL (BOLIVIA)

Disusun Oleh:

DIKI WAHUDI

XI-MIPA 6

SMA NEGERI 1 GARUT

Jln. Merdeka Nomor 91 Garut 44151

www.kampus.sman1garut.sch.id

2018
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dan Saya juga ucapkan terimakasih yang sebanyak-
banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu saya selama
proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya makalah ini. Penulis juga berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Garut, Januari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii

PROFIL NEGARA BOLIVIA.....................................................................................................................1

A. Nama Negara...................................................................................................................................1

B. Bentuk Pemerintahan.......................................................................................................................1

C. Kepala Negara.................................................................................................................................1

D. Kepala Pemerintahan.......................................................................................................................1

E. Ibu Kota...........................................................................................................................................1

F. Luas wilayah....................................................................................................................................1

G. Jumlah Penduduk.............................................................................................................................1

H. Angka Kelahiran..............................................................................................................................1

I. Bahasa Resmi..................................................................................................................................1

J. Agama.............................................................................................................................................1

K. Mata Uang.......................................................................................................................................2

L. Hari Kemerdekaan...........................................................................................................................2

M. Hari Nasional...................................................................................................................................2

N. Lagu Kebangsaan............................................................................................................................2

O. Kode Domain Internet.....................................................................................................................2

P. Kode Telepon...................................................................................................................................2

Q. Bendera Bolivia...............................................................................................................................2

R. Letak Geografis...............................................................................................................................3

S. Sejarah Bolivia................................................................................................................................4

T. Hubungan Bolivia dengan Indonesia...............................................................................................7

ii
BOLIVIA

Nama Lengkap : Negara Plurinasional Bolivia (Plurinational

Stateof.Bolivia)
Bentuk Pemerintahan : Republik Presidensil

Kepala Negara : Presiden Juan Evo MORALES Ayma (sejak 22 Januari

2006)

Kepala Pemerintahan : Presiden Juan Evo MORALES Ayma (sejak 22 Januari

2006)

Ibukota : Sucre

Luas Wilayah : 1.098.581 km2 km2

Jumlah Penduduk : 11.306.341 jiwa (2018)

Pertumbuhan Penduduk : 1,48% (2018)

Angka Kelahiran : 21,6 bayi per 1000 penduduk

Bahasa Resmi : Bahasa Spanyol, Bahasa Quechua, Bahasa

Aymara dan Bahasa Guarani

Agama : Katolik Roma 76.8%, Evangelical and

Pentecostal 8.1%, Protestan 7.9%, agama lainnya

1.7%, tidak beragama 5.5% (2012)

1
Mata Uang : Boliviano (BOB)

Hari Kemerdekaan : 6 August 1825 (dari Spanyol)

Hari Nasional : 6 August 1825 (hari kemerdekaan)

Lagu Kebangsaan : “Cancion Patriotica” (Patriotic Song)

Kode Domain Internet : .bo

Kode Telepon : 591

Pendapatan Per Kapita : USS7.600,-

Pendapatan Domestik Bruto Nominal : US$83,72 miliar

Lokasi : Benua Amerika Selatan

Bendera :

2
Letak Geografis :

Luas Bolivia sekitar 424.135 mi² (1.098.581 km²[1]). Ini berarti Bolivia adalah negara
terbesar ke-28 (setelah Ethiopia). Ukurannya sama seperti Mauritania.
Bolivia adalah negara pedalaman, yang berarti setiap perbatasan Bolivia adalah perbatasan
dengan negara lain, sehingga tak memiliki laut. Dulu memiliki pesisir di Samudra Pasifik, namun
hilang pada 1979 akibat Perang Pasifik. Bagian barat Bolivia ada di jajaran pegunungan Andes.
Pegunungan tertinggi di Bolivia disebut Nevado Del Sajama dan di situlah kota Oruro. Meski
bagian negeri amat tinggi dengan adanya pegunungan, ada pula bagian Bolivia yang amat datar,
dan bagian negeri yang hampir mendekati permukaan laut. Ada pula sedikit bagian Bolivia yang
ditutupi oleh hutan hujan Amazon, dan danau besar yang merupakan danau tertinggi di dunia,
yang disebut Danau Titicaca.
Kota-kota utama adalah La Paz, Santa Cruz de la Sierra dan Cochabamba.

3
Republik Bolivia adalah sebuah negara di Amerika Selatan yang berbatasan dengan Brasil
di sebelah utara dan timur, sedangkan bagian selatan berbatasan dengan Paraguay dan Argentina,
serta bagian barat berbatasan dengan Chili dan Peru, jika dilihat dari Indonesia, Bolivia ini
berada di sebelah selatan

Sejarah Republik Bolivia mengambarkan mulai dari sebelum kedatangan Columbus sampai
penjajahan Spanyol. Masa sebelum kedatangan Columbus Bolivia telah dihuni penduduk Indian
sekitar 600 SM yaitu adanya imperium Tiahuanacan. Namun imperium Tiahunacan, seperti
halnya dengan suku Maya telah runtuh dan menghilang secara tiba-tiba yang menyimpan misteri
sampai saat ini. Dengan runtuhnya imperium Tiahunacan, muncul etnis-etnis besar di daerah
sekitar Pegunungan Andes. Kelompok etnis besar tersebut adalah Aymara, Quechua, dan Inca.
Suku Inca merupakan suku yang kuat dan wilayah kekuasaannya sampai ke Ekuador, Bolivia,
Argentina dan Chili.

Setelah kedatangan bangsa Spanyol suku Inca berhasil ditaklukan dan wilayah Bolivia
menjadi koloni Spanyol. Selain itu, Spanyol juga meninggalkan jejak dalam bidang ekonomi,
sosial dan politik. Selama 300 tahun pemerintahan kolonial Spanyol eksploitasi kekayaan
mineral di wilayah Bolivia, yang merupakan tulang punggung ekonomi Bolivia. Dalam
eksploitasi kolonial Spanyol menggunakan tenaga kerja paksa suku Indian di Bolivia, hasil
kekayaan mineral berupa perak, timah dan barang tambang lainnya di ekspor ke negara Spanyol.
Salah satu wilayah Bolivia yaitu di Potosi merupakan penghasil perak terbesar di dunia Barat.
Dengan demikian Spanyol telah memgunakan sistem merkantilise di daerah koloninya.

Setelah mengalami penjajahan Spanyol dan Portugal selama tiga abad, maka timbul hasrat
rakyat daerah-daerah jajahan tersebut untuk merdeka. Namun perjuangan kemerdekaan bangsa-
bangsa Amerika Latin tidak berlangsung secara serentak, akan tetapi secara masing-masing
setiap daerah jajahan.

Bolivia di umumkan merdeka pada 6 Agustus 1825 dan diakui pada 21 Juli 1847 oleh
Spanyol.

4
Bolivia tetap menjadi negara termiskin di Amerika Selatan setelah Guyana. Ini telah
dikaitkan dengan tingginya korupsi dan peran imperialisme kekuatan asing di negeri itu sejak
koloniasasi. Negeri ini kaya akan sumber daya alam, dan dijuluki "keledai yang duduk di
atas tambang emas" karena hal itu. Lepas dari pertambangannya yang terkenal, yang
diketemukan oleh bangsa Inka dan kemudian dieksploitasi oleh bangsa Spanyol, Bolivia
memiliki ladang gas alam terbesar ke-2 di Amerika Selatan setelah Venezuela. Lebih lanjut, El
Mutún di departemen Santa Cruz mewakili 70% besi dan magnesium dunia.
PDB Bolivia pada 2002 berjumlah 7,9 miliar dolar AS. Perkembangan ekonomi sekitar 2,5%
setahun dan inflasi diperkirakan antara 3% dan 4% pada 2002 (di bawah 1% pada 2001).
Keadaan ekonomi terkini Bolivia yang tak bergairah bisa dihubungkan pada beberapa
faktor dari 2 dasawarsa terakhir. Ledakan utama pada ekonomi Bolivia tiba dengan kejatuhan
dramatis dalam harga perak selama awal 1980-an yang berdampak pada sumber pemasukan
utama Bolivia dan satu dari industri pertambangan utamanya. Ledakan ekonomi ke-2 berasal dari
akhir Perang Dingin di akhir 1980-an dan awal 1990-an karena bantuan ekonomi ditarik oleh
negara-negara barat yang sebelumnya telah mencoba menjaga rezim pasar bebas melalui bantuan
keuangan. Ledakan ekonomi ke-3 datang dari penghapusan panen koka di sana yang didukung
AS yang digunakan 80% untuk produksi kokain dunia pada puncaknya. Bersama dengan
pengurangan penanaman koka datanglah kehilangan besar dalam ekonomi Bolivia, khususnya
kelas petani.
Sejak 1985, Pemerintah Bolivia telah mewujudkan program jangka panjang atas
stabilisasi makroekonomi dan reformasi struktural yang ditujukan memelihara kestabilan harga,
menciptakan keadaan perkembangan terus menerus, dan mengurangi kelangkaan. Perbaikan
layanan bea cukai pada tahun-tahun terkini telah meningkatkan keterbukaan di wilayah ini.
Perubahan struktural terpenting dalam ekonomi Bolivia telah melibatkan kapitalisasi sejumlah
perusahaan sektor publik. (kapitalisasi dalam konteks Bolivia adalah bentuk swastanisasi di
mana investor mendapat saham 50% dan kendali manajemen perusahaan umum dengan
menyetujui berincvestasi langsung ke perusahaan selama beberapa tahun daripada membayar
tunai ke pemerintah).
Reformasi legislatif paralel telah mengunci kebijakan pasar bebas, khususnya adalah
sektor hidrokarbon dan telekomunikasi, yang telah mendorong investasi swasta. Investor asing
disampaikan laporan nasional, dan kepemilikan perusahaan asing menikmati tiadanya
pembatasan di Bolivia. Saat program kapitalisasi berhasil dalam mendorong investasi asing
langsung besar-besaran di Bolivia ($1,7 miliar dalam saham selama 1996-2002), arus investasi
tersebut telah surut pada tahun-tahun terkini karena investor menyelesaikan kewajiban kontrak
kapitalisasinya.
Pada 1996, 3 unit perusahaan minyak negara Bolivia yang terlibat dalam eksplorasi,
produksi, dan transportasi hidrokarbon dikapitalisasikan, memfasilitasi pembangunan jalur pipa
ke Brasil. Pemerintah memiliki persetujuan penjualan jangka panjang ke Brasil selewat 2019.
Jalur pipa Brasil membawa sekitar 12 juta meter kubik (424 juta kaki kubik) per hari pada 2002.
Bolivia memiliki cadangan gas alam terbesar ke-2 di Amerika Selatan, serta pemakaian dan
ekspor domestiknya sekarang ke Brasil terhitung hanya sebagian kecil dari produksi
potensialnya. Pemerintah berharap memegang referendum yang bersifat mengikat pada 2004
pada rencana mengekspor gas alam. Penentangan luas mengekspor gas melalui Chili

5
menimbulkan protes yang menyebabkan Presiden Sánchez de Lozada mengundurkan diri pada
Oktober 2003.
Pada April 2000, Bechtel menandatangani kontrak dengan Hugo Banzer, bekas
presiden Bolivia, untuk memprivatisasi pasokan air di kota terbesar ke-3 Bolivia, Cochabamba.
Secara resmi kontrak itu dianugerahkan ke cabang Bechtel bernama Aguas del Tunari, yang
secara spesifik telah dibentuk untuk tujuan itu. Segera setelahnya, perusahaan itu melipattigakan
tingkat air di kota itu, aksi yang menyebabkan protes dan pembunuhan di antara yang tak bisa
menghasilkan air bersih lebih banyak. Keadaan perangdikumandangkan, dan polisi Bolivia
membunuh setidanya 6 orang dan melukai lebih dari 170 pemrotes. Di tengah jatuhnya ekonomi
nasional Bolivia dan berkembangnya huru-hara nasional atas keadaan ekonomi, pemerintah
Bolivia dipaksa menarik kontrak air. Pada 2001, Bechtel mengarsipkan gugatan pemerintah
Bolivia sebanyak $25 juta karena kehilangan pendapatan. Pertarungan hukum yang berlanjut
telah menarik perhatian dari kelompok antiglobalisasi dan antikapitalis .
Ekspor Bolivia berjumlah $1,3 miliar pada 2002, dari $652 miliar pada
1991. Impor berjumlah $1,7 miliar pada 2002. Tarif Bolivia secara seragam rendah (10%),
dengan peralatan modal yang hanya 5%. Defisit perdagangan Bolivia berjumlah $460 miliar
pada 2002.
Perdagangan Bolivia dengan negara tetangganya sedang berkembang, khususnya
karena beberapa persetujuan perdagangan preferensial regional maka telah dirundingkan. Bolivia
adalah anggota Masyarakat Andes dan menikmati perdagangan bebas nominal dengan negara
anggota lainnya (Peru, Ekuador, Kolombia, dan Venezuela.) Bolivia mulai mewujudkan
persetujuan persatuan dengan Mercosur (Pasar Umum Kerucut Selatan) pada Maret 1997.
Persetujuan itu menyediakan pembentukan bertahap dari daerah perdagangan bebas yang
setidaknya meliputi 80% perdagangan antarpihak lebih dari masa 10 tahun, meski krisis ekonomi
di kawasan itu telah menggelincirkan proses integrasi. UU Preferensi Perdagangan dan
Penegakan Obat Andes AS (ATPDEA) mengizinkan sejumlah produk Bolivia
memasuki Amerika Serikat bebas bea atas dasar unilateral, termasuk
produk alpaca dan llama serta, subjek kuota, tekstil katun.
AS tetap menjadi mitra dagang terbesar Bolivia. Pada 2002, AS mengekspor $283
juta barang dagang ke Bolivia dan mengimpor $162 juta. Ekspor utama Bolivia ke AS adalah
timah, emas, perhiasan, dan kayu. Impor utanya dari AS adalah komputer, kendaraan, gandum,
dan mesin. Perjanjian Investasi Bilateral antara AS dan Bolivia berlaku pada 2001.
Pertanian terhitung sekitar 15% dari PDB Bolivia. Jumlah tanah yang diolah oleh
teknik pertanian modern sedang bertambah cepat di daerah Santa Cruz, di mana cuaca
mengizinkan 2 hasil setahun. Kedelai adalah hasil panen utama, dijual ke pasar Komunitas
Andes. Ekstraksi mineral dan hidrokarbon terhitung sekitar 10% PDB dan manufakturkurang
dari 17%.
Pemerintah Bolivia tetap banyak bergantung pada bantuan asing untuk proyek
pengembangan keuangan. Di akhir 2002, pemerintah berhutang $4,5 miliar ke kreditur asingnya,
dengan $1,6 miliar dari jumlah ini pada pemerintah dan sebagian besar keseimbangan utang
ke bank pembangunan multilateral. Sebagian besar pembayaran ke pemerintah lain telah
dijadwal ulang pada beberapa kesempatan sejak 1987 melalui mekanisme Paris Club. Kreditur
luar telah berharap melakukan hal itu karena Pemerintah Bolivia telah mencapai sasaran moneter
dan fiskal yang diatur oleh program IMF sejak 1987, meski krisis ekonomi pada tahun-tahun
6
terkini telah membuat barang-barang Bolivia dijual dengan harga rendah. Persetujuan
penjadwalan ulang yang diberikan oleh Paris Club telah memungkinkan negara-negara kreditor
individual menerapkan syarat yang amat lunak untuk hutangyang dijadwalkan ulang. Sebagai
akibatnya, beberapa negara telah mengampuni jumlah debit bilateral substansial Bolivia.
Pemerintah AS mencapai persetujuan di pertemuan Paris Club pada Desember 1995 yang
dikurangi oleh stok hutang 67% yang ada. Pemerintah Bolivia membayar hutangnya ke bank
pembangunan multilateral tepat waktu. Bolivia ialah ahli waris Negara Miskin yang Banyak
Berhutang (HIPC) dan program pertolongan utang yang dipertinggi, yang dengan perjanjian itu
membatasi akses Bolivia ke pendapatan lunak. Bolivia adalah salah sat dari 3 negara di Belahan
Barat yang terpilih memenuhi syarat untuk Laporan Tantangan Milenium dan ikut serta sebagai
pengamat dalam perundingan FTA.
Pada 2004 pemerintah memberi kepentingan besar bagi pengembangan fasilitas
pelabihan di Puerto Busch, sungai Paraguay. Lebih ke utara di Puerto Suarez and Puerto Aguirre,
yang dihubungkan ke sungai Paraguay lewat terusan tamengo, yang mengalir melalui Brasil,
kapal pengangkut ukuran sedang melintas. Dari 2004 sekitar separuh ekspor Bolivia melewati
sungai Paraguay. Saat Puerto Busch berakhir, kapal pelintas samudra yang lebih besar akan bisa
masuk dok di Bolivia. Secara besar-besaran ini akan meningkatkan tingkat kompetisi Bolivia,
yang akan mengurangi keperluan pelabihan asing, seperti yang di Peru dan Chili, yang
menambahkan harga ekspor dan impor. Tembakau diproduksi oleh petani Bolivia – pada 1992,
lebih dari 1 miliar ton – namun lebih banyak yang diimpor untuk memuaskan permintaan dalam
negeri.

HUBUNGAN DIPLOMATIK

Hubungan diplomatik antara Republik Indonesia dengan Negara Plurinasional Bolivia dibuka
pada tahun 1963 dan dalam tahun itu juga pemerintah Bolivia mengangkat Duta Besarnya yang
pertama untuk Indonesia, Mario Sanjines Uriart berkedudukan di New Delhi. Karena perubahan
pemerintahan, Mario Sanjines Uriart mengundurkan diri dan digantikan oleh Quiro Galda tahun
1964 yang juga tidak sempat menyerahkan Surat-surat Kepercayaan kepada Presiden RI karena
terjadi pergantian pemerintahan di negerinya. Bolivia kemudian menunjuk Dubesnya di Kuala
Lumpur Carlos Iturralda yang pada bulan Juni 1977, menyerahkan Surat-surat Kepercayaannya
kepada Presiden RI. Sejak tahun 2001, Kedutaan Besar Bolivia di Cina merangkap untuk
Indonesia.

Negara Plurinasional Bolivia merupakan rangkapan dari Kedutaan Besar Republik


Indonesia di Lima, Perú. Saat ini, Duta Besar RI Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Republik
Perú dan merangkap Negara Plurinasional Bolivia adalah Yosef Berty Fernandez yang

7
menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Plurinasional Bolivia, Juan Evo Morales Ayma
pada tanggal 2 Juni 2010 di La Paz.

Hubungan bilateral Indonesia dengan Bolivia

Hubungan bilateral Indonesia dengan Bolivia telah terjalin sekian lama. Kedua negara sepakat
untuk terus meningkatkan hubungan terutama di sektor perdagangan.

Hal tersebut diungkapkan Presiden Bolivia Evo Morales Ayma di istana kepresidenan yang ada
di kota La Paz, Bolivia. Evo tengah menerima Dubes RI untuk Bolivia dan Peru Moenir Ari
Soenanda yang datang ke istana kepresidenan untuk menyerahkan surat kepercayaan.

Dalam acara yang digelar pada Senin (13/10/2014) silam itu, Presiden Bolivia Evo Morales hadir
di dampingi oleh Menteri Luar Negeri David Choquehuanca. Berdasar rilis pers dari KBRI Lima
yang diterima Jumat (17/10/2014), setelah menyerahkan surat-surat kepercayaan, Dubes RI
Moenir Ari Soenanda berkesempatan melakukan pertemuan dengan Presiden Morales selama
hampir 15 menit.

Dalam pertemuan tersebut Moenir Ari Soenanda menyampaikan terima kasih kepada Presiden
Evo Morales atas sambutan dan kesempatan yang diberikan untuk dapat menyerahkan surat-surat
kepercayaan dan sekaligus menyampaikan salam hangat dari Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono kepada Presiden Evo Morales Ayma dan seluruh rakyat Bolivia.

Sedangkan, Presiden Evo Morales menyampaikan keinginannya untuk memperkuat hubungan


perdagangan, sosial dan budaya dengan Indonesia. Lebih lanjut Presiden Evo Morales
mengusulkan kiranya dapat dilakukan pertemuan bilateral antar 2 Kepala Negara pada bulan
November 2014 di Lima, di sela-sela menghadiri COP Summit.

Senada dengan Evo, Dubes Moenir Ari Soenanda juga menyampaikan keinginan Indonesia untuk
lebih meningkatkan hubungan kerjasama bilateral kedua negara dan disepakati untuk
memperkuat hubungan perdagangan dan sosial budaya yang tidak hanya antara government to
government tetapi juga business to business and people to people contact.

Indonesia Komitmen Tingkatkan Hubungan dengan Bolivia

Duta Besar RI untuk Bolivia Marina Estella Anwar Bey, saat menyerahkan surat
kepercayaan (letter of credence) kepada Presiden Bolivia Evo Morales Ayma, menyampaikan
komitmen pemerintah Indonesia untuk terus meningkatkan hubungan bilateral dengan Bolivia.
Penyerahan surat kepercayaan oleh Dubes RI kepada Presiden Bolivia itu dilaksanakan di
Palacio de Gobierno del Bolivia, seperti disampaikan dalam keterangan tertulis dari KBRI Lima

Setelah menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Morales, Dubes Marina diterima secara
khusus untuk pertemuan bilateral singkat. Dalam pertemuan tersebut, Dubes Marina menegaskan
8
pemerintah Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan hubungan bilateral RI-Bolivia dan
melihat peluang besar untuk meningkatkan kerja sama kedua negara.

Untuk itu, dia mengusulkan pembentukan Forum Konsultasi Bilateral (FKB) RI-Bolivia antara
Kementerian Luar Negeri kedua negara untuk membahas berbagai isu yang menjadi kepentingan
bersama guna meningkatkan hubungan serta menyusun langkah-langkah terukur untuk mencapai
targethubungankeduanegara.

Terkait kerja sama dalam forum internasional, Dubes RI menyampaikan apresiasi atas dukungan
Bolivia terhadap keanggotaan tidak tetap Indonesia pada Dewan Keamanan PBB serta
mengharapkan dukungan Bolivia atas pencalonan Indonesia sebagai anggota Dewan HAM PBB
periode 2020-2022, yang pemilihannya akan dilakukan dalam sidang umum PBB ke-74 pada
November 2019 di New York, Amerika Serikat. Selanjutnya, pemerintah Indonesia akan secara
aktif mempromosikan "people to people contact" antara kedua negara melalui berbagai inisiatif,
seperti pendidikan dan budaya melalui skema beasiswa Dharmasiswa dan Kemitraan Negara
Berkembang

Selain itu, Bolivia pun dapat mengusulkan inisiatif lainnya selama usulan tersebut
menguntungkan kedua pihak. Secara khusus, Dubes Marina pun menyampaikan Indonesia
secara unilateral telah memberikan fasilitas bebas visa kunjungan ke Indonesia selama 30 hari
kepada warga negara Bolivia berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 21 Tahun 2016.

Terkait hal itu, pemerintah Bolivia diharapkan dapat secara resiprokal menerapkan pengaturan
visa yang sama terhadap warga negara Indonesia yang akan berkunjung ke Bolivia. Dubes RI
menekankan bahwa pemberian bebas visa itu dapat meningkatkan kerja sama kedua negara,
terutama di bidang ekonomi.
Menanggapi hal itu, Presiden Morales mengharapkan agar kedua negara dapat mengorganisasi
dan mengidentifikasi langkah efektif untuk membahas peningkatan hubungan bilateral
Indonesia-Bolivia. Terkait dukungan Bolivia atas pencalonan Indonesia sebagai anggota Dewan
HAM periode 2020-2022, pemerintah Bolivia akan menyampaikan posisinya pada kesempatan
pertama melalui Kementerian Luar Negeri Bolivia.

Organisasi yang diikuti oleh negara Bolivia diantaranya adalah IFWS (International
Federation of Social Workers), Dalam situs resmi IMF, Bolivia tercatat menjadi anggota IMF
gelombang pertama yang efektif sejak 27 Desember 1945.

Lirik Lagu Kebangsaan Bolivia

Lagu kebangsaan bolivia

Bolivianos: el hado propicio

coronó nuestros votos y anhelos.

9
Es ya libre, ya libre este suelo,

ya cesó su servil condición.

Al estruendo marcial que ayer fuera

y al clamor de la guerra horroroso,

siguen hoy, en contraste armonioso,

dulces himnos de paz y de unión.

Siguen hoy, en contraste armonioso,

dulces himnos de paz y de unión.

Chorus:

De la Patria, el alto nombre,

en glorioso esplendor conservemos.

Y en sus aras de nuevo juremos:

¡Morir antes que esclavos vivir!

¡Morir antes que esclavos vivir!

¡Morir antes que esclavos vivir!

Loor eterno a los bravos guerreros,

cuyo heroico valor y firmeza,

conquistaron las glorias que empieza

hoy Bolivia feliz a gozar.

10
Que sus nombres, en mármol y en bronce,

a remotas edades transmitan,

y en sonoros cantares repitan:

¡Libertad, Libertad, Libertad!

Y en sonoros cantares repitan:

¡Libertad, Libertad, Libertad!

Chorus

Aquí alzó la justicia su trono

que la vil opresión desconoce,

y en su timbre glorioso legose

libertad, libertad, libertad.

Esta tierra innocente y hermosa

que ha debido a Bolívar su nombre

es la patria feliz donde el hombre

goza el bien de la dicha y la paz.

Es la patria feliz donde el hombre

goza el bien de la dicha y la paz.

Chorus

11
Si extranjero poder algún día

sojuzgar a Bolivia intentare,

al destino fatal se prepare

que amenaza a soberbio invasor.

Que los hijos del grande Bolívar

hayan mil y mil veces jurado:

morir antes que ver humillado

de la Patria el augusto pendón.

Morir antes que ver humillado

de la Patria el augusto pendón.

PENUTUP
12
Kesimpulan :

Hubungan diplomatik antara Republik Indonesia dengan Negara Plurinasional Bolivia


dibuka pada tahun 1963 dan dalam tahun itu juga pemerintah Bolivia mengangkat Duta Besarnya
yang pertama untuk Indonesia, Mario Sanjines Uriart berkedudukan di New Delhi. Karena
perubahan pemerintahan, Mario Sanjines Uriart mengundurkan diri dan digantikan oleh Quiro
Galda tahun 1964 yang juga tidak sempat menyerahkan Surat-surat Kepercayaan kepada
Presiden RI karena terjadi pergantian pemerintahan di negerinya. Bolivia kemudian menunjuk
Dubesnya di Kuala Lumpur Carlos Iturralda yang pada bulan Juni 1977, menyerahkan Surat-
surat Kepercayaannya kepada Presiden RI. Sejak tahun 2001, Kedutaan Besar Bolivia di Cina
merangkap untuk Indonesia.

Negara Plurinasional Bolivia merupakan rangkapan dari Kedutaan Besar Republik


Indonesia di Lima, Perú. Saat ini, Duta Besar RI Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Republik
Perú dan merangkap Negara Plurinasional Bolivia adalah Yosef Berty Fernandez yang
menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Plurinasional Bolivia, Juan Evo Morales Ayma
pada tanggal 2 Juni 2010 di La Paz.

DAFTAR PUSTAKA

13
1. https://en.wikipedia.org/wiki/International_Federation_of_Social_Workers
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Bolivia
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Bendera_Bolivia
4. http://www.lampost.co/berita-indonesia-komitmen-tingkatkan-hubungan-
dengan-bolivia.html
5. https://www.kemlu.go.id/lima/id/profil.aspx
6. https://id.wikipedia.org/wiki/Lagu_kebangsaan_Bolivia
7. http://www.berdikarionline.com/merdeka-dari-imf-pertumbuhan-ekonomi-
bolivia-tertinggi-di-amerika-selatan/
8. https://id.wikipedia.org/wiki/Bolivia

14

Anda mungkin juga menyukai