PETROGRAFI BIJIH
Sutarto
Laboratorium Petrologi dan Bahan Galian
Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral
UPN “Veteran” Yogyakarta
Sutarto_geo@upnyk.ac.id atau sutarto_geoupn@yahoo.co.id
Isi Paparan
1. PENDAHULUAN
4. TEKSTUR BIJIH
1. Definisi bijih (ore) adalah suatu batuan atau kumpulan mineral, yang mengandung
mineral-mineral yang bernilai ekonomis, dan dapat diekstrak.
2. Bijih terdiri dari mineral-mineral yang bernilai ekonomis (biasanya mengandung logam)
yang disebut sebagai mineral bijih (ore mineral, mengandung logam) serta termasuk
mineral industri (industrial mineral, non-logam) dan mineral yang tidak bernilai
ekonomis yang disebut sebagai mineral penyerta (gangue mineral)
ORE BODY
ORE BARREN
tembaga
ORE
Analisa petrografi bijih menggunakan contoh sayatan tipis (thin section), sayatan
poles (polished section) dan atau sayatan tipis poles (polished thin section)
mmenggunakan mikroskop polariasi refraksi dan refleksi.
SISTEM PENGAMATAN
TRANSPARAN MIKROSKOP POLARISASI REFRAKSI
OPAK
• Warna Absorbsi
• Pleokroisme ORTOSKOP
• Belahan,Pecahan NIKOL SEJAJAR
• Ukuran Butir dan bentuk
• Relief
ISOTROPIS ANISOTROPIS
• Warna Interferensi
• Bias rangkap ORTOSKOP
• Isometrik • Orientasi Optik NIKOL SILANG
• Sudut Pemadaman
SISTEM KRISTAL
• Kembaran
• Tetragonal
• Hexagonal BIAXIAL
UNIAXIAL
• Trigonal
SISTEM PENGAMATAN
TRANSPARAN OPAK MIKROSKOP POLARISASI REFLEKSI
• Warna
• Pleokroisme pantulan (reflection pleocroism) NIKOL SEJAJAR
• Reflectance
• Birefllectance
• Ukuran dan bentuk butir
ISOTROPIS ANISOTROPIS
• Warna anisotropis
• Internal reflection NIKOL SILANG
• Isometrik
• Tetragonal • Ortorombik
• Hexagonal • Triklin
• Trigonal • Monoklin
NAMA MINERAL
Diagram mikroskop polarisasi refraksi
Diagram mikroskop polarisasi refleksi
Isi Paparan
1. PENDAHULUAN
4. TEKSTUR BIJIH
Tipe Potasik
2. Ubahan potasik terbentuk pada daerah yang dekat batuan beku intrusif yang terkait,
fluida yang panas (>300 C), salinitas tinggi, dan dengan karakter magmatik yang kuat.
TIPE ALTERASI
Tipe Filik
1. Tersusun oleh himpunan mineral kuarsa-serisit-pirit, yang umumnya tidak mengandung
mineral-mineral lempung atau alkali felspar.
3. Terbentuk pada temperatur sedang sampai tinggi (sekitar 230⁰-400⁰C), fluida asam hingga
neutral dengan salinitas yang beragam, pada zona yang permeabel dan pada batas dengan
urat.
TIPE ALTERASI
Tipe Profilitik
2.Menurut Creasey (1966) terdapat empat kecenderungan himpunan mineral yang hadir
pada tipe propilitik, yaitu :
a. klorit-kalsit-kaolinit
b. klorit-kalsit-talk
c. klorit-epidot-kalsit
d. klorit-epidot.
4. Inner propylitic untuk zona dengan T lebih tinggi bertemperatur tinggi (>300⁰C), yang
dicirikan oleh kehadiran aktinolit,epidot, klorit, dan ilit.
TIPE ALTERASI
Tipe Argilik
3. Himpunan mineral pada tipe argilik terbentuk pada temperatur 100-300 C (Pirajno,
1992), fluida asam hingga neutral dan salinitas yang rendah.
TIPE ALTERASI
Tipe Skarn
1. Terdapat mineralogi yang sangat umum yang sering didapatkan pada batuan skarn, yaitu
kelompok garnet, piroksen, amfibol, epidot dan magnetit.
2. Mineral lain yang umum adalah wolastonit, klorit, biotit dan kemungkinan vesuvianit
(idokras).
3. Amfibol umumnya hadir pada skarn sebagai mineral tahap akhir yang meng-overprint
mineral-mineral tahap awal. Aktinolit (CaFe) dan tremolit (CaMg) adalah mineral amfibol
yang paling umum hadir pada skarn.
4. Jenis piroksen yang sering hadir adalah diopsid (CaMg) dan hedenbergit (CaFe).
5. Terbentuk pada fluida yang mempunyai salinitas tinggi dengan temperatur tinggi (sekitar
300 -700 C).
Isi Paparan
1. PENDAHULUAN
4. TEKSTUR BIJIH
Warna
1. Sebagian besar mineral bijih memperlihatkan
warna yang relatif sama, umumnya relatif abu-
abu. Beberapa mineral memperlihatkan warna
cukup berbeda, misalnya warna biru: kovelir;
warna kuning: emas, pirit, kalkopirit; coklat:
bornit..
Refllektan
1. Reflektan adalah besarnya cahaya yang dipantulkan oleh mineral kepada mata
pengamat.
2. Sifat optik tersebut dapat diukur secara akurat dengan menggunakan peralatan
standar, dimana reflektan (R%) merupakan prosentase rasio intensitas
cahaya yang dipantulkan dengan cahaya yang datang . Makin besar harga
R%, mineral makin terlihat terang.
3. Dengan mata, reflektan relatif sebagai tingkat kecerahan. Kita dapat mengukur
reflektan satu mineral relatif dengan reflektan mineral standar yang mudah
dikenal seperti magnetit (±20), pirit (±55), galena (±43) dan kuarsa atau
mineral gangue lainnya (±5).
Refllektan
1. Reflektan adalah besarnya cahaya yang dipantulkan oleh mineral kepada mata
pengamat.
2. Sifat optik tersebut dapat diukur secara akurat dengan menggunakan peralatan
standar, dimana reflektan (R%) merupakan prosentase rasio intensitas
cahaya yang dipantulkan dengan cahaya yang datang . Makin besar harga
R%, mineral makin terlihat terang.
1. Untuk mineral yang bersistem isometrik, pada saat pengamatan nikol silang,
akan selalu terlihat gelap pada saat meja obyek diputar, atau dikenal sebagai
kenampakan isotropis.
2. Sebaliknya untuk mineral yang bersistem lain, akan terlihat terang atau
memperlihatkan kenampakan anisotropis serta warna anisotropis, kecuali saat
mineral-mineral tersebut dipotong tegak lurus sumbu optiknya (sayatan basal).
3. Pada saat meja obyek diputar 360⁰ , mineral akan memperlihatkan kenampakan
gelap maksimum dan terang maksimum 4 kali.
4. Sifat optik anisotropis dicatat berdasar intensitasnya, yaitu dari sangat lemah,
lemah, sedang, kuat dan sangat kuat dengan kenampakan warna anisotropis
akan konstan.
MIKROSKOPIS BIJIH
Refleksi internal
1. Sampel yang dipoles umumnya terdiri dari mineral transparan dan mineral opak
serta kadang terdapat mineral yang mempunyai sifat keduanya (transparan dan
opak atau intermediet).
2. Ketika ada cahaya jatuh di permukaan mineral intermediet, sebagaian cahaya
akan masuk kedalam kristal dan kemudian dipantulkan kembali terutama melalui
rekahan. Cahaya tyang difreksikan tersebut akan nampak membentuk bagian
yang lebih terang dan sebagian akan diabsorbsi oleh kristal yang
dimanifestasikan dengan warna tertentu yang dikenal sebagai internal refleksi.
3. Refleksi internal akan mudah nampak pada bagian tepi kristal atau rekahan dan
dengan menggunakan lensa dengan perbesaran yang tinggi.
4. Contoh mineral yang sering memperlihatkan internal refleksi adalah:
– Sfalerit (kuning, coklat, merah)
– Kasiterit, (kuning-kuning coklat)
– Hematit (Merah darah)
Isi Paparan
1. PENDAHULUAN
4. TEKSTUR BIJIH
Tekstur Bijih
1. Tekstur bijih dapat bercerita banyak tentang genesa atau sejarah pembentukan
bijih. Interpretasi genesa mineral dari tekstur sangat sulit dan haruslah hati-hati.
4. TEKSTUR BIJIH
Paragenesa Mineral
2. Secara umum setiap stadia pembentukan dapat diartikan sebagai kumpulan mineral
yang terbentuk atau diendapkan selama aliran fluida berjalan menerus (Taylor, 1998).
Jika suatu aliran fluida berhenti dan kemudian terjadi aliran lain, maka dapat diartikan
terdapat dua stadia.
3. Dalam prakteknya pembagian stadia dihitung dari berapa kali suatu batuan mengalami
perubahan struktur dan tekstur, baik dikarenakan proses tektonik atau proses-prose lain.
Dengan anggapan setiap rekahan hasil tektonik yang mengandung mineralisasi
merupakan satu sikuen waktu relatif atau satu stadia.
4. Untuk dapat menyusun paragenesa mineral (bijih), perlu dilakukan observasi berbagai
overprinting pada sejumlah contoh batuan, mulai dari pengamatan megaskopik
singkapan di lapangan, conto setangan dari inti bor hingga pengamatan mikroskopik
serta kriteria-kriteria tidak langsung yang tidak melalui pengamatan
PARAGENESA MINERAL
Structural Overprinting
1.Cross-cutting veins-stockworks merupakan kriteria overprinting yang paling
jelas dan mudah menafsirkannya. Pada umumnya proses perekahan akan
mendukung terjadinya proses pengendapan mineral. Pengendapan stadia
kedua akan mengikuti perekahan stadia kedua, yang terlihat memotong rekahan
pertama.
Structural Reactivation
2. Situasi seperti ini akan dicirikan oleh ketidaksinkronan antara alterasi dan mineralisasi
seperti:
• Suatu urat halus yang memotong zona ubahan yang luas
• Urat di dalam suatu batuan yang membentuk zona ubahan yang tidak simetri
• Sikuen pengisian pada urat yang tidak simetri. Walaupun lapisan pada proses
pengisian tidak harus simetri, tetapi adanya perbedaan lapisan pada satu sisi
perlu dicurigai
Sikuen Pengisian
Sikuen Pengisian
c) Rekahan atau rongga pada breksi akan diendapi mineral dalam jangka waktu yang
panjang. Tidak ada jaminan bahwa yang terlihat sebagai satu ikuen lapisan
mewakili satu stadia pengendapan. Pada prinsispnya sangat sulit untuk menyusun
overprinting dari suatu lapisan/pengendapan yang menerus.
d) Untuk kasus seperti poin c), perbedaan tekstur dan besar butir yang
mencolok, bisa digunakan untuk menduga adanya overprinting. Bagian
paling dalam dari suatu rongga (sikuen terakhir pengendapan) biasanya
sebagai kristal yang paling kasar. Sehingga jika terjadi perubahan ukuran
kristal dari kasar ke halus, kemungkinan merupakan stadia pengendapan
yang berbeda.
Sikuen Penggantian
1. ……………………….
2. Alterasi pada batuan yang telah teralterasi sangat umum terjadi bahwa hasil
alterasi masih memperlihatkan tekstur batuan yang telah teralterasi
sebelumnya. Mineral alterasi awal sering diganti sebagian oleh mineral alterasi
berikutnya.
PARAGENESA MINERAL
2. Bukan berarti apabila didapati asosiasi biotit dengan mineral lempung dapat diartikan
bahwa biotit terbentuk lebih dulu dibanding mineral lempung. Tetapi paling tidak kriteria
temperatur dapat digunakan untuk membantu memilahkan stadia satu dengan lainnya (lihat
tabel kisaran temperatur).
Terimakasih