Disusun Oleh :
BAB I ...................................................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 2
I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampai saat ini sudah ditemukan 115 macam unsur dengan sifat-sifat yang
khas untuk setiap unsur. Ketika unsur yang di kenal sudah banyak, para ahli
berupaya membuat pengelompokan sehingga unsur-unsur tersebut tertata
dengan baik. Puncak dari usaha-usaha para ahli tersebut adalah terciptanya
suatu daftar yang disebut sistem periodik unsur-unsur. Sistem periodik ini
mengandung banyak informasi mengenai sifat-sifat unsur sehingga dapat
membantu kita dalam mempelajari dan mengenali unsur-unsur yang kini
jumlahnya 155 macam.
Latar belakang pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah
perkembangan tabel periodik unsur, mempelajari sifat-sifat unsur periodik
tersebut serta mengenali lebih jauh mengenai Sistem Periodik Unsur
khususnya golongan B.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah sistem periodik unsur?
2. Apa saja unsur-unsur golongan transisi?
3. Apa saja sifat-sifat dari periodik unsur?
4. Apa saja manfaat unsur-unsur transisi?
C. Tujuan
1. Untuk memperoleh gambaran tentang pandangan konsep kimia yang
khususnya menyangkut sistem periodik Unsur.
2. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya ilmu kimia
terutama yang berkaitan dengan system periodik Unsur.
3. Agar mampu menjelaskan dan memahami tentang sistem periodik unsur
khususnya golongan B
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel periodik adalah suatu cara penyusunan unsur kimia, yang disusun
berdasarkan nomor atom, konfigurasi elektron dan keberulangan sifat kimianya.
Unsur-unsur disusun sesuai dengan kenaikan nomor atom. Tabel bentuk standar
terdiri dari kisi-kisi unsur, dengan baris yang disebut periode dan kolom yang
disebut golongan.
a) ZAMAN DAHULU
Sejumlah unsur fisika (seperti platina, timah dan seng) telah dikenal sejak
zaman purba, karena mereka ditemukan dalam bentuk alaminya dan relatif mudah
ditambang menggunakan peralatan primitif. Namun, gagasan bahwa terdapat
sejumlah kecil unsur yang mana seluruhnya berasal dari sekitar 330 SM,
ketika filusuf Yunani Aristoteles mengusulkan bahwa semua terbuat dari campuran
satu atau lebih akar, suatu ide yang sebelumnya dilontarkan oleh
filusuf Sisilia Empedocles. Empat akar, yang kemudian dinamakan unsur oleh Plato,
adalah tanah, air, udara dan api. Sementara Aristoteles dan Plato memperkenalkan
konsep unsur, ide-ide mereka tidak meningkatkan pemahaman kealamian materi.
2
b) ABAD PENCERAHAN
Hennig Brand
Sejarah tabel periodik adalah juga sejarah penemuan unsur-unsur kimia.
Orang pertama dalam sejarah penemuan unsur baru adalah Hennig Brand, seorang
pedagang Jerman yang bangkrut. Brand mencoba untuk mengungkap batu
filosofis — objek mistis yang dipercaya dapat mengubah batuan logam biasa
menjadi emas. Pada tahun 1649, percobaannya dengan cara distilasi urine manusia
yang dihasilkan dalam produksi suatu material putih berpendar, yang
dinamakannya fosfor. Ia merahasiakan penemuannya hingga 1680, ketika Robert
Boyle mengungkap kembali fosfor dan mempublikasikan penemuannya. Penemuan
fosfor memicu munculnya pertanyaan bahaimana suatu zat disebut unsur.
Pada tahun 1661, Boyle mendefinisikan unsur sebagai "suatu zat yang tidak dapat
dipecah menjadi zat yang lebih sederhana melalui reaksi kimia". Definisi sederhana
ini berlaku selama tiga abad dan berakhir saat ditemukannya partikel subatomik.
Antoine-Laurent de Lavoisier
Tulisan Lavoisier berjudul Traité Élémentaire de Chimie (Elementary Treatise
of Chemistry), yang ditulis pada tahun 1789 dan pertama kali diterjemahkan ke
dalam bahasa Inggris oleh Robert Kerr, itu menjadi buku teks modern pertama
tentang kimia. Buku tersebut berisi daftar "zat sederhana" yang diyakini oleh
Lavoisier tidak dapat dipecah lebih lanjut,
meliputi oksigen, nitrogen, hidrogen, fosfor, raksa, seng dan belerang, yang
membangun dasar bagi daftar modern unsur-unsur. Daftar Lavoisier juga mencakup
'cahaya' dan 'kalor', yang pada saat itu diyakini merupakan materi zat. Ia telah
mengklasifikasikan zat-zat ini menjadi logam dan nonlogam. Sementara
banyak kimiawan terkemuka menolak meyakini teori baru Lavoisier, Elementary
Treatise yang ditulis cukup bagus untuk meyakinkan generasi muda. Namun,
penjelasan Lavoisier tentang unsur tidak lengkap, karena ia hanya
mengklasifikasikan unsur sebagai logam dan nonlogam.
3
c) ABAD KE-19
Johann Wolfgang Döbereiner
Pada tahun 1817, Johann Wolfgang Döbereiner mulai memformulasi satu
percobaan terawal untuk mengklasifikasikan unsur-unsur. Pada tahun 1829, ia
dapat membentuk beberapa unsur ke dalam kelompok tiga, yang masing-masing
kelompok beranggotakan tiga unsur yang memiliki sifat-sifat terkait. Ia memberi
nama kelompok ini triad. Beberapa triad yang diklasifikasikan oleh Döbereiner
adalah:
klorin, bromin, dan iodin
kalsium, stronsium, dan barium
belerang, selenium, dan telurium
litium, natrium, dan kalium
Dalam semua triad, berat atom unsur yang di tengah hampir tepat merupakan rata-
rata berat atom dua atom lainnya.
4
John Newlands
Dmitri Mendeleev
5
Unsur-unsur ((Inggris)The Dependence Between the Properties of the Atomic
Weights of the Elements). Pada tahun 1869, tabelnya dipublikasikan dalam
sebuah jurnal Rusia tak ternama dan kemudian dipublikasi kembali dalam sebuah
jurnal Jerman, Zeitschrift für Chemie. Di dalamnya, Mendeleev menyatakan
bahwa:
6
(germanium), eka-aluminium (galium), dan eka-boron (skandium). Sehingga,
tidak ada gangguan terhadap tabel periodik.
Dapat digunakan oleh Mendeleev untuk membuktikan bahwa beberapa berat
atom yang digunakan saat itu tidak tepat.
Menyajikan varians urutan berat atom.
William Odling
7
Pada tahun 1864, kimiawan Inggris William Odling juga menyusun tabel
yang sangat mirip dengan tabel yang dihasilkan oleh Mendeleev. Odling mengatasi
masalah telurium-iodium dan bahkan berhasil mendapatkan talium, timbal, raksa
dan platina ke dalam kelompok yang tepat, yang merupakan sesuatu kegagalan
Mendeleev saat melakukan upaya pertamanya. Namun, Odling gagal mendapat
pengakuan, karena diduga ia, sebagai Sekretaris Chemical Society of London,
berperan penting dalam mendiskreditkan karya Newlands pada tabel periodik
sebelumnya.
d) ABAD KE-20
Henry Moseley
Glenn T. Seaborg
8
Selama penelitian Manhattan Project pada tahun 1943, Glenn T.
Seaborg mengalami kesulitan tak terduga dalam mengisolasi
unsur amerisium dan curium. Seaborg bertanya-tanya apakah unsur-unsur ini milik
deret yang berbeda, yang akan dapat menjelaskan mengapa sifat kimianya berbeda
dari apa yang diharapkan. Pada tahun 1945, menanggapi saran dari koleganya, ia
mengusulkan perubahan signifikan terhadap tabel Mendeleev: Deret
aktinida. Konsep aktinida Seaborg berdasarkan struktur elektronik unsur berat,
dengan prediksi bahwa aktinida membentuk deret transisi yang analog dengan
deret tanah jarang dalam deret lantanida, kini diterima dengan baik dan termasuk
dalam tabel periodik. Deret aktinida adalah baris kedua dari blok-f (deret 5f). Dalam
kedua deret aktinida dan lantanida, 'kulit elektron dalam' sedang diisi. Deret
aktinida terdiri dari unsur-unsur mulai aktinium hingga lawrensium. Elaborasi
Seaborg selanjutnya tentang konsep aktinida berteori mengenai serangkaian unsur
superberat dalam serangkaian transaktinida yang terdiri dari unsur-unsur
mulai 104 hingga 121 serta serangkaian superaktinida mulai unsur 122 hingga 153.
9
Kelebihan dari teori Lavoisior : Sudah mengelompokan 33 unsur yang ada
berdasarkan sifat kimia sehingga bisa di jadikan referensi bagi ilmuan-ilmuan
setelahnya.
10
- Kelebihan dan Kelemahan Newlands
Kelemahan dari teori ini adalah dalam kenyataanya mesih di ketemukan
beberapa oktaf yang isinya lebih dari delapan unsur. Dan penggolonganya ini tidak
cocok untuk unsur yang massa atomnya sangat besar. Kelebihannya berkat adanya
teori Newland mengenai sistem periodik unsur tersebut, ilmuwan menjadi paham
bahwa suatu unsur dapat diklasifikasi sedemikian sesuai dengan konfigurasi
elektornnya. Dulu, ilmuwan mengklasifikasikannya berdasarkan kesamaan sifatnya
saja tanpa memikirkan konfigurasi elektronnya. Meski ketika itu Newland tidak
mengklasifikasikannya berdasarkan konfigurasi elektron, namun sistem
klasifikasinya membuka jalan baru bagi sistem klasifikasi unsur pada tabel periodik
unsur. Bahwasannya angka delapan menunjukkan bahwa pada periode dua dan tiga,
kulit terluar pada suatu unsur sudah penuh dengan delapan elektron dan jika
ditambah satu, maka akan terbentuk kulit baru, yang jika digambarkan dalam tabel
periodik unsur, terbentuk periode baru.
11
terjadi pebgulangan sifat unsur. Unsur-unsur dengan sifat yang mirip akan
membentuk kolom yang dinamakan dengan golongan. Pengelompokkan unsur-
unsur oleh Mndeleev lebih menekankan pada kesamaan sifat daripda kenaikan
massa atom relatifnya. Akibatnya tersedia tempat kosong dalam tabel periodik
tersebut. Akan tetapi system periodik Mendeleev memilki kelemahan, yakni adanya
penempatan unsur-unsur yang tidak sesuai dengan kenaikan massa atom. Secara
umum, penyusunan unsur-unsur berdasarkan kenaikan nomor atom (Z) dapat
mengatasi kelemahan penyusunan unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa
atomnya. Ini menjadi dasar pengelompokkan unsur-unsur dalam system periodik
modern.
12
Untuk mengatasi kelemahan para ahli sebelumnya dalam mengelompokkan
unsur, maka pada tahun 1914 Henry Moseley mengelompokkan unsur-unsur
berdasarkan kenaikan nomor atomnya. Ia beranggapan bahwa sifat dasar suatu
unsur adalah berdasarkan nomor atom bukan nomor massa. Pengelompokkan
unsur-unsur yang dikemukakan oleh Moseley terdiri dari dua lajur, yaitu lajur
mendatar disebut perioda dan lajjur tegak dinamakan dengan golongan.
Pengelompokkan unsur-unsur oleh Moseley dikenal dengan Sistem Periodik
Modern. Hubungan konfigurasi electron dengan letak unsur dalam system peiodik
modern adalah sebagai berikut:
Unsur-unsur dalam periode yang sama mempunyai jumlah kulit electron yang
sama. Jumlah kulit dinyatakan dengan bilangan kuantum n = 1,2,3,…. (nomor
periode menyatakan jumlah kulit)
Unsur-unsur dalam golongan yang sama memmiliki electron valensi yang sama.
Nomor golongan menyatakan jumlah electron valensi yang sama.
C. Unsur-unsur Transisi
UNSUR TRANSISI PERIODE KE EMPAT
Unsur-unsur transisi periode keempat terdiri dari :
1. scandium (Sc),
2. titanium (Ti),
3. vanadium (V),
4. kromium (Cr),
5. mangan (Mn),
6. besi (Fe),
7. kobalt (Co),
8. nikel (Ni),
9. tembaga (Cu),
10. seng (Zn),
Unsur transisi ini semuanya adalah logam, sehingga disebut juga sebagai
logam transisi.
13
Jenis senyawa unsur transisi adalah senyawa sulfida dan senyawa oksida
yang bersifat sukar larut. Hal ini dapat dipahami dari keberadaanya dalam
bentuk endapan dikerak bumi (bandingkan dengan keberadaan senyawa
logam alkali dan logam alkali tanah yang mudah larut dan karenanya di
temukan di laut). Perkecualian adalah tembaga (Cu) yang selain ditemukan
dalam bentuk senyawa sulfida, juga berada di alam sebagai unsur meski
dalam jumlah yang sedkit. Hal ini karena kereaktivanya yang rendah.
KONFIGURASI ELEKTRON
SIFAT FISIS
14
SIFAT KIMIA
15
Mangan (Mn),
Bijih utamanya berupa pirulosit (batu kawi) (MnO2), dan rodokrosit
(MnCO3) dan diperkirakan cadangan Mn terbesar terdapat di dasar lautan.
Besi (Fe)
Besi (Fe) adalah unsur yang cukup melimpah di kerak bumi (sekitar 6,2%
massa kerak bumi). Besi jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam.
Besi umumnya ditemukan dalam bentuk mineral (bijih besi), seperti
hematite (Fe2O3), siderite (FeCO3), dan magnetite (Fe3O4).
Kobalt (Co)
Kobalt terdapat di alam sebagai arsenida dari Fe, Co, Ni, dan dikenal sebagai
smaltit, kobaltit (CoFeAsS) dan eritrit Co3(AsO4)2.8H2O.
Nikel (Ni)
Nikel ditemukan dalam beberapa senyawa berikut ini.
1. Sebagai senyawa sulfida : penladit (FeNiS), milerit (NiS)
2. Sebagai senyawa arsen : smaltit (NiCOFeAs2)
3. Sebagai senyawa silikat : garnierit (Ni.MgSiO3)
Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) merupakan unsur yang jarang ditemukan di alam (precious
metal). Tembaga umumnya ditemukan dalam bentuk senyawanya, yaitu
bijih mineral, seperti Pirit tembaga (kalkopirit) CuFeS2, bornit (Cu3FeS3),
kuprit (Cu2O), melakonit (CuO), malasit (CuCO3.Cu(OH)2).
Seng (Zn)
Seng (Zn) terdapat di alam sebagai senyawa sulfida seperti seng blende
(ZnS), sebagai senyawa karbonat kelamin (ZnCO3), dan senyawa silikat
seperti hemimorfit (ZnO.ZnSiO3.H2O).
16
2. Titanium(Ti)
Badan pesawat terbang
Bahan pemutih kertas, kaca keramik
Bahan struktural mesin jet
Bahan pembuat pipa, pompa & tabung reaktif
3. Vanadium(V)
Bahan dasar benda yang bersifat lentur (Per mobil, mesin-mesin dan alat
berat)
Katalis dalam pembuatan H2SO4
Digunakan dalam reaktor nuklir
4. Kromium (Cr)
Pengerasan & pembuatan baja tahan karat
Pelapis logam
Pewarna gelas
Berperan dalam proses pengalahan batu bara
Pembersih alat-alat laboratorium
5. Mangan (Mn)
Bahan pembuat baja
Unsur penting dalam penggunaan B1
6. Nikel (Ni)
Pembuatan baterai elektrode, keramik, pelapis besi
7. Tembaga (Cu)
Pembuatan kabel listrik & bahan uang logam
8. Zink (Zn)
Bahan cat putih
Pelapis lampu
Pelapis monitor komputer, pelapis layar TV
9. Cobalt (Co)
Digunakan di dalam campuran logam untuk turbin gas generator & turbin
pancaran
Digunakan sebagai campuran pigmen cat
17
10. Besi (Fe)
Untuk membuat konstruksi jembatan, badan kendaraan, rel kereta api.
D. Sifat-sifat Umum
18
Sifat Unsur Deret Transisi yang Kedua
1. Itrium (Y)
Logam dengan warna keabu-abuan, bercahaya, dan salah satu kristal
dengan struktur yang kuat pada logam transisi periode ke dua.
Dipergunakan untuk membuat phosfor merah dan digunakan pada set
tabung sinar katodapada tv serta layar pada LEDs. Dapat pula digunakan
untuk memproduksi elektroda,elektrolit, filter elektronik, macam-
macam laser dan aplikasi kedokteran untuk mengidentifikasi
penyakit pada paru-paru serta super konduktor.
Memberikan tingkat oksidasi +3 sebagai contoh Itrium (III) Oksida
(Y2O3), yang dikenal sebagai yttria, yaitu padatan putih dengan 6 ikatan
koordinasi yang dapat membentuk ligand. Y3+ ion merupakan larutan
tidak berwarna karena tidak adanya elektron pada orbital elektron d dan f
sebagaimana unsur transisi yang telah didefinisikan.
Itrium membentuk florida yang tidak larut pada air, hidroksida, oksalat
namun larut pada bromida, klorida, iodida, nitrat dan sulfat
2. Zirkonium (Zr)
Logam zirkonium seperti halnya logam titanium bersifat keras dan tahan
korosi (mp 1855℃).
Terbakar di udara pada temperatur tinggi, bereaksi lebih cepat dengan
nitrogen dan oksigen membentuk nitrida, oksida dan oksida nitrida
(Zr2ON2).
3. Niobium (Nb)
Logam mengkilat, titik leleh tinggi (Nb 2468℃, Ta 2996℃).
Tahan terhadap asam dapat larut dalam campuran HNO3-HF. Bereaksi
lambat dengan leburan NaOH.
4. Molibdenum (Mo)
Tahan terhadap asam
Tahan terhadap panas (mp 2610℃ (Mo), 34100(W)
Tahan terhadap oksigen
Reaktif dengan flourin membentuk heksaflourida
19
5. Technetium (Tc)
Unsur-unsur ini berbeda dengan unsur Mn yang ada dalam satu golongan dalam
beberapa hal :
tidak terdapat/sedikit unsur-unsur yang stabil dalam biloks dua (II).
terdapat sedikit senyawa kationik dalam setiap tingkatan bilangan oksidasi.
Stabilitas dari kedua unsur ini pada bilangan oksidasi IV dan V untuk
bilangan oksidasi V sebagai senyawaan okso.
Anion okso MO4 merupakan pengoksidasi yang lebih lemah
dibandingkan ionpermanganat pada tingkat oksidasi II sampai IV
cenderung membentuk ikatan logam-logam (M-M).
6. Rutenium
Rutenium adalah logam berwarna putih, keras dan memiliki modifikasi
empat Kristal. Tidak mudah kusam pada suhu kamar, tapi
teroksidasi dengan menghasilkan ledakan. Mudah bereaksi dengan
senyawa halogen, basa dan lain-lain. Rutenium dapat dilapisi dengan
metode elektro deposisi atau dengan metode dekomposisi suhu.
Logam ini merupakan pengeras platina dan paladium yang paling efektif,
dan membentuk alloy dengan platina atau paladium untuk
menghasilkan sifat hambatan listrik yang luar biasa.
Alloy rutenium-molibdenum dilaporkan bersifat superkonduktif pada suhu
10.6K. Ketahanan korosi pada titanium dapat diperbaiki seratus kali lipat
dengan penambahan 0.1% rutenium. Rutenium juga merupakan katalis
yang serba guna.Asam sulfida dapat dipecah oleh cahaya dengan
menggunakan suspensi partikel CdS yang diisi dengan rutenium oksida.
Diduga dapat diterapkan untuk menghilangkan H2S pada
pemurnian oli dan proses industri yang lainnya. Setidaknya, ada delapan
bilangan oksidasi yang ditemukan, tapi di antara delapan bilangan tersebut,
hanya bilangan +2, +3, +4 yang umum ditemukan. Senyawa rutenium
memiliki ciri-ciri yang menyerupai senyawa kadmium
20
7. Rhodium (Rh)
Rhodium adalah logam yang sangat langka yang memiliki beberapa
kualitas yang sama dengan platinum. Ia memiliki titik leleh tinggi (1963℃)
dan rapuh dalam keadaan padat, sehingga sulit untuk bekerja
menjadi potongan-potongan perhiasan.
Rhodium sangat keras, tahan lama, dan sangat tahan terhadap korosi.
Rhodium merupakan katalis yang memiliki aktivitas tinggi dalam
hidrogenasi senyawa aromatik. Katalis ini menghidrogenasi banyak
senyawa aromatik pada suhu ruang dan tekanan normal. Katalis ini juga
memiliki aktivitas lebih tinggi dibanding katalis logam palladium yang
biasa dipergunakan dalam hidrogenasiolefin.
8. Paladium (Pd)
Paladium merupakan logam putih seperti baja, tidak mudah kusam di
udara,dengan kerapatan dan titik cair paling rendah di antara logam grup
platina.
Ketika ditempelkan, paladium bersifat lunak dan bisa ditempa.
Suhu rendah meningkatkan kekuatan dan kekerasannya.
Paladium dilarutkan dengan asam nitrat dan asam sulfat.
Pada suhu kamar, logam ini memiliki sifat penyerapan yang tidak lazim
hingga 900 kali lipat dari volume hidrogen, sehingga memungkinkan
membentuk Pd2H
9. Perak (Ag)
Perak(I) merupakan bilangan oksidasi yang umum. Ion AgI dalam air
berada dalambentuk [Ag(H2O)2]+, tetapi ligan air sangat labil dan tidak
ada bentuk garam hidrat dariAgI yang dikenal. AgNO3, AgClO3, dan
AgClO4 larut dalam air, tetapi Ag2SO4 dan AgOOCCH3 dalam air larut
sebagian. Garam-garam dari anion okso umumnya bersifationik, tetapi
meskipun halida dari AgCl dan AgBr tidak larut dalam air halida tersebut
mempunyai struktur seperti NaCl. Ketidak larutan dalam air ini
tampaknya sebagai akibat dari karakter kovalen dari interaksi Ag----X,
21
dimana dalam senyawaan seperti AgCN dan AgSCN memiliki struktur
rantai seperti pada gambar:
22
muatan tinggi, tidak terdapat kulit d yang terisi sebagian yang bisa
menyukai strereokimia, dan merekarelatif besar (0,74 ; 0,75 A).
13. Hf selalu ditemani Zr sampai batas fraksi persen Zr. Pemisahannya
sulit,namun akan efektif dengan ekstraksi pelarut atau penukaran ion.
14. Dua hal fisik Hf yang mirip dengan Ti yaitu keras, tahan karat, dan
kenampakannya mirip baja, serta mudah diserang hanya dengan HF
menghasilkan kompleks fluoro.
2. Tantalum (Ta)
Berwujud padat pada suhu 298 K
Bersifat sebagai logam
Memiliki warna abu-abu biru
titik didih 5731 K
titik leleh 3290 K
Densitas 16,69 g/cm
3. Wolfram (W)
Mineral tungsen (wolfram) dihancurkan secara mekanik dan direaksikan
dengan lelehan NaOH. Lelehannya dilarutkan dalam air untuk
memperoleh Na-tungsenat yang kemudian diasamkan untuk mendapatkan
WO3 kemudian direduksi dengan hidrogen dan diperoleh
logamnya.Wolfram memiliki nomor atom 74 dengan massa atom 183,84
g/mol. Sifat fisik yang dimiliki oleh wolfram adalah berwujud padat pada
suhu 298 K, bersifat logam, berwarna putih keabu-abuan yang mengkilap,
dengan titik didih 5928 K dan titik leleh 3695 K dan densitas (kerapatan)
19,25 g/cm3
4. Rhenium (Re)
Re merupakan unsur transisi utama pada deret ketiga (VIIB) yang
memiliki nomoratom 75 dan massa atom 186,207 g/mol , serta konfigurasi
(5d). Sifat fisik yang dimiliki Rhenium adalah berwujud padat
pada suhu 298 K, memiliki sifat sebagai logam, berwarna puuih keabu-
abuan dengan titik didih 5869 K dan titik leleh 3459 K, serta densitas
21,02 g/cm3
23
5. Osmium (Os)
Unsur ini memiliki nomor atom 76 dengan konfigurasi elektron 1s2 2s2
2p6 3s2 3p64s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d6. Massa atom dari
unsur Osmium adalah 190,23 g/mol. Sifat fisik yang dimiliki Osmium
adalah: berwujud padat pada suhu 298 K,memiliki sifat sebagai
logam, berwarna abu-abu kebiruan, dengan titk didih 5285 K dan titik
leleh 3306 K, serta densitas 22,61 g/cm3
6. Iridium (Ir)
Iridium memiliki nomor atom 77, dan massa atom 192,217 g/mol. Sifat-
sifat fisik yang dimiliki oleh Iridium adalah:
Berwujud padat pada suhu 298 K
Memiliki sifat sebagi logam
Berwarna putih keperakan
Titik didihnya 4701 K
Titik lelehnya 2719 K
Density sebesar 22,69 g/cm3
7. Platina (Pt)
Adapun sifat-sifat fisik yang dimiliki oleh Platina, yaitu:
Berwujud padat pada suhu 298 K (250C)
Bersifat logam
Berwarna putih keabuan
Titik didh 4098 K
Titik leleh 2041,4 K
Densitas 21,45 g/cm3
8. Emas (Au)
Emas (Au) memiliki nomor atom 79, dan massa atom 196,96655 g/mol.
Sifat-sifat fisik dari unsur emas adalah:
berwujud padat pada suhu 250C
bersifat logam
berwarna emas (gold)
titik didih 3129 K
24
titik leleh 1337,33 K
densitas 19,3g/cm3.
9. Raksa (Hg)
Raksa merupakan logam yang sangat berat, namun raksa cenderung
berwujud cair pada suhu 250C, berwarna putih keperakan, titik didihnya
6299,88 K dan titik lelehnya234,32 K serta densitasnya sebesar 13,534
g/cm3 bila dalam keadaan cair, pengantar kalor yang buruk dibandingkan
logam lain, dan pengantar listrik yang biasa saja.
25
Sifat Unsur Deret Aktinida
Seluruh logam aktinoida bersifat radioaktif dan waktu paruh unsur
aktinoida berkurang secara dramatik seiring naiknya nomor atom. Kebereadaan
isotop uranium dan thorium di bumi adalah sehubungan dengan waktu paruh
yang cukup panjang yang memungkinkannya tinggal sejak asal mulanya.
Isotop-isotop ini ditemukan dalam bentuk mineral uranium dan thorium. Unsur
baru pertama setelah uranium adalah neptunium dan plutonium, yang diberi
nama seperti uranium mengikuti nama planet-planet, dibuat pada tahun 1940
oleh McMillan dan Abelson serta berturut-turut oleh Seaborg, McMillan,
Kennedy dan Wahl, dengan menembakkan partikel dari siklotron di Barkeley
ke uranium.
Sifat mudah melepas elektron 5f bagi tingkat awal deret aktinoida
(berbeda dengan lantanoida) menyarankan bahwa tingkat energy 5f-6d-7s2
relatif dekat satu sama lain atau tidak berbeda secara signifikan. Ketiga orbital
inilah yang berperan dalam pembentukan berbagai tingkat oksidasi. Sifat yang
dimiliki logam-logam aktinoida adalah densitas yang cukup tinggi (15-20 g
cm−1), titik leleh tinggi (~1000 ℃) dan titik didih sangat tinggi (~3000 ℃).
Selain itu logam aktinoida tidak sereaktif logam lantanoida, kecuali
protaktinium dan thorium.
26
E. Manfaat Unsur-unsur Transisi
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang dipresentasikan di atas dapat disimpulkan bahwa Orang
pertama yang menyusun tabel periodik unsur adalah johan W. Dobereiner.
Susunannya didasarkan pada massa atom yang didasarkan pada teori atom Dalton.
Selain itu, perkembangan sistem periodik unsur ini diikuti oleh cara
perkembangannya yang terdiri dari sistem Dobreiner, Mendeleyev, dan hukum
Oktaf Newland. Tabel periodik unsur ini ditemukan dengan berbagai macam unsur
karena adanya berbagai sifat-sifat yang terkandung dalam periodik unsur, sekaligus
tabel periodik unsur terdiri dari golongan utama maupun golongan transisi.
B. Saran
Dari semua pembahasan materi yang telah kami sampaikan, kami berharap
teman-teman bisa mengerti lagi tentang sistem periodik unsur ini, dan semoga
teman-teman memperoleh manfaat yang ada dalam meteri tersebut. Jika ada
terdapat kekurangan terhadap materi kami, kami mohon maaf, terima kasih telah
memperhatikan sekaligus memahami materi kami.
28
DAFTAR PUSTAKA
29