Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH GERONTIK

PENGKAJIAN PADA PASIEN ALIH BARING

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Gerontik

yang Diampu oleh Maisje Marlyn Kuhu, SKM., MPH

DisusunOleh :IIIA

1. Sixvita Arum Makfiroh (P1337420217031)


2. KhansaGhina PJ (P1337420217032)
3. Ovantri Suginori (P1337420217033)
4. Sanggita Ayu Dewani (P1337420217034)
5. Rizqi Yuliantika H (P1337420217035)
6. Melika Azzahra I (P1337420217036)
7. Intan Fatria Yuliani (P1337420217037)
8. Elsa Dian Widyati (P1337420217039)
9. Frida Mahardini (P1337420217040)
10. Fina Mayasita (P1337420217041)
11. Mitha Dwi Kartika (P1337420217042)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATANSEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan berkah dan
hidayahnya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “ Pengkajian Pada Pasien Alih Baring ” sebagai bentuk pengajuan
tugas dari mata kuliah gerontik oleh ibu Maisje Marlyn Kuhu, SKM., MPH
adapun makalah ini berisi 3 Bab yaitu Bab I berisi pendahuluan dari
pembuatan makalah, Bab II berupa Tinjauan Teori/Pembahasan , dan Bab III
berisis penutup.

Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapat bantuan dari berbagai


pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Maisje Marlyn Kuhu, SKM., MPH selaku dosen pembimbing


mata kuliah gerontik yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan
motivasi.
2. Teman-teman kelas IIIA yang selalu saling mendukung dan bekerja
sama.

Kami sangat mengaharap kritik dan saran yang membangun untuk


makalah ini. Akhir kata, semoga segala informasi yang ada di dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Purwokerto, 4 September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Judul Cover ........................................................................................................... i


Kata Pengantar ...................................................................................................... ii
DaftarIsi................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Alih Baring .................................................................................. 2
B. Tujuan Alih Baring ................................................................................... 2
C. Indikasi Alih Baring .................................................................................. 3
D. Kontraindikasi Alih Baring ....................................................................... 3
E. Pengkajian pada pasien Alih Baring ......................................................... 4
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 7
B. Saran .......................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Melakukan tindakan alih baring pada pasien immobile untuk


mencegah komplikasi akibat immobilisasi.

Alih baring adalah suatu keadaan dimana pasien mengalami


imobilisasi dan mengharuskan pasien melakukan gerakan-gerakan untuk
menghindari bedrest agar tidak menimbulkan decubitus.

Karena apabila pasien bedrest dalam jangka waktu yang lama akan
mengakibatkan kulit menjadi lembab dan menyebabkan decubitus. Alih
baring dilakukan dengan cara memiringkan pasien dari terlentang ke
miring ataupun sebaliknya biasanya alih baring mutlak diberikan kepada
penderita hemiplegic, koma dll.

Alih baring dilakukan setiap 2 jam kearah kanan dan 2 jam kearah
kiri. Tanpa melihat sejauh mana efektifitas keberhasilan dari alih baring
tersebut, sementara pasien tetap terjadi dekubitus.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Alih Baring ?
2. Apa tujuan Alih Baring ?
3. Apa indikasi Alih Baring ?
4. Apa kontraindikasi Alih Baring ?
5. Bagaimana pengkajian pada pasien Alih Baring ?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi Alih Baring
2. Mengetahui tujuan alih Baring
3. Mengetahui Indikasi Alih Baring
4. Mengetahui kontraindikasi Alih Baring
5. Mengetahui proses keperawatan Alih Baring

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Menurut Perry & Potter di dalam jurnal aini dan purwaningsih
(2013) Alih baring adalah pengaturan posisi yang di berikan untuk
mengurangi gaya gesekan pada kulit. Dengan menjaga bagian kepala
tempat tidur setinggi 30˚ derajat atau kurang akan menurunkan
peluang terjadinya dekubitus akibat gaya gesek. Alih baring atau alih
posisi ini di lakukan setiap 2 jam – 4 jam sekali.
Alih baring atau perubahan posisi di atas tempat tidur akibat
ketidakmapuan pasien untuk merubah posisi tidurnya sendiri.
Perubahan posisi tidur ini dilakukan untuk merubah adanya tekanan
tubuh pada daerah-daerah tertentu sehingga tidak terjadi
ketidakseimbangan beban tubuh pada suatu titik yang dapat
menyebabkan terganggunya sirkulasi aliran darah pada daerah yang
terkena tekanan tersebut ( perry & potter, 2005).

B. Tujuan
Tindakan alih baring bertujuan untuk mengurangi tekanan terutama
pada bagian punggung. Pasien yang lama berada di tempat tidur tanpa
berpindah atau bergerak ( memiringkan badan ) dari tempat tidur
dapat mengalami bedrest yang selanjutnya dapat menyebabkan
decubitus. Tujuan posisi alih baring, (Crips & Tailor, 2009):
a. Mencegah nyeri otot
b. Mengurangi tekanan
c. Mencegah kerusakan syaraf dan pembuluh darah
d. Mencegah kontraktur otot
e. Mempertahankan tonus otot dan refleks.

2
C. Indikasi
Indikasi dari alih baring adalah sebagai berikut:
a. Pasien yang mengalami immobilisasi, karena pasien yang
mengalami immobolisasi akan menghabiskan banyak waktunya
ditempat tidur, hal tersebut dapat memicu terjadinya bedres yang
selanjutnya mengakibatkan dekubitus
b. Pasien yang mengalami bedres untuk mencegah terjadinya luka
dekubitus, pasien yang mengalami bedres harus diberikan tindakan
alih baring
c. Pasien yang mengalami luka decubitus, pasien dengan luka
dekubitus sangatlah membutuhkan tindakan alih baring untuk
mengurangi dampak dari luka dekubitus itu sendiri.

D. Kontraindikasi
Berikut ini merupakan kontraindikasi dari alih baring :
a. Pasien yang memiliki penyakit lain seperti fraktur, pasien yang
mengalami fraktur memang harus diimmobilisasi dan tidak
dianjurkan untuk merubah posisi agar mempercepat proses
penyembuhan.
b. Pasien yang mengalami perdarahan pada otak, pasien dengan
diagnosa pendarahan pada otak akan mengalami immobilisasi
karena posisi kepala yang tidak boleh banyak bergerak agar tidak
memicu terjadinya perdarahan yang lebih parah
c. Pasien yang tidak sadar/koma, karena ketikan tindakan alih baring
diberikan kepada pasien yang sedang tidak sadar, pasien akan susah
untuk diatur/diberi arahan.

3
E. Pengkajian pada pasien alih baring
Menurut Brunner & suddarth dalam padila ( 2012 ), asuhan keperawatan
pada pasien stroke dilakukan pada tahap sebagai berikut:
1. Pengkajian
a. Biodata
1) Pengkajian biodata :
Umur : karena umur di atas 55 tahun merupakan resiko tinggi
terkena penyakit stroke. Jenis kelamin : jenis kelamin laki-laki
lebih tinggi 30% di banding wanita. Ras: kulit hitam lebih tinggi
angka kejadiannya.
b. Keluhan utama
Biasanya pasien datang ke rumah sakit dalam kondisi penurunan
kesadaran atau koma, disertai kelumpuhananggotatubuh dan sakit
kepala hebat bila dalam keadaan sadar.
c. Riwayat penyakit dahulu
Perlu di kaji ada nya penyakit DM, hipertensi, kelainan jantung dan
polisitemia. Karena hal ini berhubungan dengan penurunan kualitas
pembuluh darah otak menjadi menurun, sehingga pasien tidak dapat
menggerakan anggota tubuhnya.
d. Riwayat penyakit sekarang
Pasien biasanya dibawa kerumahsakit dengan kondisi tidak dapat
menggerakan anggota tubuhnya sehingga dalam perawatan di
rumahsakit pasien diutamakan dalam keadaan bedrest. Dalam hal
tersebut dapat mengakibatkan dekubitus terjadi pada pasien,
sehingga peran perawat berfokus pada alih baring agar dekubitus
dapat dicegah.
e. Riwayat penyakit keluarga
Perlu di kaji apakah di dalam anggota keluarga ada yang mengalami
penyakit stroke dan hipertensi.

4
f. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Apabila klien mengalami kelumpuhan sampai koma maka klien
perlu memerlukan bantuan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
meliputi:
1) Mandi
2) Makan/minum
3) Bab/Bak
4) Berpakaian
5) Berhias
6) Aktivitas mobilisasi

2. Pemeriksaan Fisik
a. B1 (Bright/ pernafasan)
Perlu di kaji adanya :
1) Sumbatan jalan nafas karena penumpukan seputum dan kehilangan
reflek batuk.
2) Adakah tanda-tanda lidah jatuh kebelakang.
3) Auskultasi jalan nafasmungkin ada suara tambahan.
4) Catat jumlah dan irama nafas.
b. B2 (Blood/ sirkulasi)
Deteksi adanya : tanda-tanda TIK yaitu peningkatan tekanan darah serta
pelebaran nadi dan penurunan jumlah nadi. Terhambatnya sirkulasi
peredaran darah karena pasien tidak dapat menggerakan anggota
tubuhnya.
c. B3 (Brain/ persarafan,otak)
Kaji adanya keluhan sakit kepala hebat. Observasi tingkat kesadaran.
d. B4 (Bladder/ perkemihan)
Tanda-tanda inkontinensia urine.
e. B5 (Bowel/ pencernaan)
Tanda-tanda inkontinensia alfi.

5
f. B6 (Bone/ tulang dan integument)
Kaji adanya kelumpuhan atau kelemahan, kekuatan otot dan tanda-tanda
dikubitus karena tirah baring yang terlalu lama.
g. Social interaksi
Biasanya di jumpai tanda-tanda kecemasan karena ancaman kematian
diekspresikan dengan menangis, klien dan keluarga sering bertanya
tentang pengobatan dan penyembuhannya.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Alih baring adalah pengaturan posisi yang di berikan untuk
mengurangi gaya gesekan pada kulit. Dengan menjaga bagian kepala
tempat tidur setinggi 30˚ derajat atau kurang akan menurunkan peluang
terjadinya dekubitus akibat gaya gesek. Alih baring atau alih posisi ini di
lakukan setiap 2 jam – 4 jam sekali yang bertujuan untuk mengurangi
tekanan terutama pada bagian punggung. Alih baring diindaksikan untuk
pasien yang mengalami immobilisasi, pasien bedrest, pasien yang
mengalami decubitus, dan kontraindikasinya yaitu pasien yang
mengalami coma,perdarahan otak, serta fraktur.
Dalam pelaksanaan proses keperawatan dilakukan pengkajian mulai
dari identitas klien,keluhan utama, riwayat kesehatan sampai pemenuhan
kebutuhan sehari-hari. Pemeriksaan fisik dalam alih baring antara lain;B1
(Bright/ pernafasan), B2 (Blood/ sirkulasi),B3 (Brain/ pe rsarafan,otak),
B4 (Bladder/ perkemihan), B5 (Bowel/ pencernaan), B6 (Bone/ tulang dan
integument), dan Social interaksi.Alih baring dilakukan dengan cara
memiringkan pasien dari terlentang ke miring maupun sebaliknya. Selain
pasien, perawat juga harus menerapkan untuk memberikan posisi dan
melakukan alih baring yang benar kepada pasien agar tidak menimbulkan
cidera bagi pasien. Dan alih baring dilakukan setiap 2 jam kearah kanan
dan 2 jam kearah kiri guna memberikan dorongan bagi pasien untuk
penyembuhan.

B. Saran
Perawat membantu klien atau pasien saat membutuhkan tibgkat
bantuan yang bervariasi untuk mengangkat dari tempat tidur,
menggerakkan ke posisi miring atau duduk disisi tempat tidur.

7
DAFTAR PUSTAKA

Aini & Purwaningsih. 2013 .pengaruh alih baring terhadap kejadian


dekubitus pada pasien stroke yang mengalami hemiparesisdi ruang
yudistira di rsud kota semarang. Http:/perpusnnwu.web.id/.
diakses tanggal 03 September 2019.

Crisp, Jackie, Chaterine Taylor. 2003. Potter and Perry’s Fundamentals of


Nursing. Australia : Elsevier.

Padila. 2012. BukuAjar :KeperawatanMedikalBedah. Yogyakarta


:NuhaMedika

Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,


Proses, dan Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata
Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.2005

Anda mungkin juga menyukai