PENDAHULUAN
Istilah pernafasan yang lazim digunakan mencakup 2 proses : pernafasan luar(eksterna) yaitu
penyerapan oksigen dan pengeluaran karbondioksida dari tubuhsecara keseluruhan serta pernafasan
dalam (interna), yaitu penggunaan oksigen danpembentukan karbondioksida oleh sel-sel serta
pertukaran gas antara sel-sel tubuhdengan media cair sekitarnya. Sistem pernafasan terdiri dari organ
pertukaran gas(paru-paru) dan sebuah pompa ventilasi paru. Pompa ventilasi terdiri dari dindingdada,
otot-otot pernafasan, pusat pernafasan diotak yang mengendalikan ototpernafasan.B.
FUNGSI PARU
8 L udara per menitdimasukan dan dikeluarkan dari paru-paru. Udara ini akan bercampur dengan gas
yang terdapat dalam alveoli, dan selanjutnya oksigen masuk ke dalam darah dikapiler paru, sedangkan
karbondioksida masuk ke dalam alveoli, melalui prosesdifusi sederhana. Dengan cara ini, 250 mL oksigen
per m,enit masuk ke dalam tubuhdan 200 mL karbondioksida akan dikeluarkan.C.
A. Patofisiologi. Alergen masuk kedalam tubuh, kemudian allergen ini akan merangsang sel B
untukmenghasilkan sat anti. Karena terjadi penyimpangan dalam system pertahanantubuh maka
terbentuklah imoglobulin E (Ig. E).Pada penderita alergi sangat mudahmemprouksi Ig. E. dan selai
beredar didalam daerah juga akan menempel padapermukaan basofil dan mastosit.Mastosit ini amat
penting dalam peranannya dalamreaksi alergi terutama terhadap jaringan saluan nafas, saluran cerna
dan kulit.Bila suatu saat penderita berhubungan dengan allergen lagi, maka allergen akan berikatan
dengan Ig.E yang menempel pada mastosit, dan selanjutnya sel inimengeluarkan sat kimia yang di sebut
mediator ke jaringan sekitarnya. Mediator yang dilepas di sekitar rongga hidung akan menyebabkan
bersin
bersin dan pilek.Sedangkan mediator yang dilepas pada saluran nafas akan menyebabkan salurannafas
mnengkerut, produksi lendir meningkat, selaput lendir saluran nafasmembengkak dan sel
Alergen
Ketegangan jiwa
Kegiatan jasmani
Obat
obatan
Polusi udara
Lingkungan kerja
Lain
lain
C. Etiologi.Dua tipe dasar imunologik dan non imunologik .Asma alergik ( disebut ekstrinsik )terjadi pada
saat kanak
kanak terjadi karena kontak dengan elergan denganpenderita yang sensitive. Asma non imunologik atau
non alergik ( di sebut instrinsik ), biasanya terjadi padausia diatas 35 tahun. Serangan dicetuskan oleh
infeksi pada sinus atau cabang pada bronchial. Asma campuran yang serangannya diawali oleh infeksi
virus atau bacterial atau olehallergen. Pada saat lain serangan dicetuskan oleh factor yang berbeda atau
jugadapat di cetuskan oleh perubahan suhu dan kelembaban, uap yang mengiritasi, asap, bau
bauan yang kuat, latihan fisik dan stress emosional.D. Pemeriksaan penunjang.
Foto thorax
Test kulit
monitor elektronik
E. Manifestasi klinikGejala yang timbul biasanya berhubungan dengan beratnya derajad hiperaktifitas
bronkus.Obstruksi jalan nafas dapat revesible secara spontan maupun denganpengobatan.Gejala asma
antara lain :a. Bising mengi ( weezing ) yang terdengar atau tanpa stetoskop b. Batuk produktif, sering
pada malam haric. Sesak nafasd. Dada seperti tertekan atau terikate. Pernafasan cuping hidungF.
Terapi1. Oksigen 4
6 liter / menit
6 mg / kg BB, jika sudah menggunakan obat ini dalam 12 jam sebelumnya maka cukup diberikan
setengah dosis.4. Kortikosteroid hidrokortison 100
200 mg iv jika tak ada respon segera ataupasien sedang menggunakan steroid oral atau dalam serangan
sangat berat.G. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat1. Pengkajiana. Keluhan :- Sesak nafas tiba-tiba,
biasanya ada faktor pencetus- Terjadi kesulitan ekspirasi / ekspirasi diperpanjang- Batuk dengan sekret
lengket- Berkeringat dingin- Terdengar suara mengi / wheezing keras- Terjadi berulang, setiap ada
pencetus- Sering ada faktor genetik/familier b. Airway- Inspeksi jalan nafas : sumbatan lendir, lidah,
benda asing- Auskultasi : suara sumbatan jalan nafas, whesing, mengi.c. Breathing- Saat serangan anak
tampak gelisah, sesak nafas tak ada perubahan dg merubahposisi- Respirasi rate sedikit meningkat
dengan ekspirasi diperpanjangd. Cirkulasi- Kadang disertai sianosis2. Diagnosa Keperawatana. Bersihan
jalan nafas tidak efektif b. Pola nafas tidak efektifc. Kecemasan berhubungan dengan ancaman kematian
(sesaka nafas akibatserangan ashma)
"
Pulmonary embolism (PE) biasanya secara klinis sulit ditemukan. Pasiendengan emboli paru biasanya
dyspnea dan nyeri dada.
a. dyspnoea
c. haemoptisis
d. pingsan
g. demam
Tanda Klinis (Skor)Gejala DVT dengan tanda bengkak pada kaki dan nyeri pada perabaan vena (3)
Haemoptisis (1,0)
<2>6,0 Tinggi
Gejala PE:
a. dyspnea berat
b. nyeri dada
f. shock
Pengkajian
Airway
d. pertimbangkan untuk merujuk ke ahli anestesi untuk dilakukan intubasijika tidak dapat
mempertahankan jalan napas
Breathing
a. kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oximeter, untukmempertahankan saturasi >92%.
b. Atelektaksis linier
c. Effuse pleura
d. Hemidiaphragm meningkat
e. Jika tanda klinis menunjukan adanya PE, lakukan ventilationperfusionscan (VQ) atau CT Pulmonary
Angiogram (CTPA) sesuai kebijakansetempat
Circulation
a. Kaji heart rate dan ritme, kemungkinan terdengan suara gallop
a. Sinus tachikardi
b. Adanya S1 Q3 T3
e. P pulmonale
e. Lakukan IV akses
Disability
b. penurunan kesadaran menunjukan tanda awal pasien masuk kondisi ekstrimdan membutuhkan
pertolongan medis segera dan membutuhkan perawatan di ICU.
Exposure
b. jika pasien stabil lakukan pemeriksaan riwayat kesehatan dan pemeriksaanfisik lainnya.
b. Pembedahan sebelumnya
c. Trauma sebelumnya
d. Imobilisasi untuk berbagai alas an
e. Keganasan
h. Kehamilan lama
i. Obesitas
k. Syndrome hyperviskositas
l. Nipas
m. Nepritik sindrom
p. Antikoagulan lupus
Perawatan PE
Sejak didiagnosa PE maka pasein harus mendapatkan antikoagulan. Heparindengan berat molekul ringan
harus diberikan sebagai prioritas. Walfarindiberikan dalam 2 hari.