Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK MANDIRI TERSTRUKTUR

PENDAMPINGAN (PMTP)
PRODI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI UTAMA PATI
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Nama Mahasiswa : Eva Indrianti


NIM : 1317008
Mata Kuliah : Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal
Jenis Kompetensi : Penangan Persalinan dengan Penyulit
Perasat : Persalinan Sungsang dengan Metode Bracht
Semester/Kelompok : IV / 1

A. Latar Belakang (alasan apa yang mendasari perasat tersebut dilakukan ditinjau dari aspek
fisiologis dan factor patofisiologis, serta dampak jika tidak dilakukan )
Persalinan (partus) adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri)
yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan
lain. Adapun pengeluaran hasil konsepsi yang lahir melalui jalan lahir yaitu partus
biasa (normal), disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi dengan LBK
dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat, serta tidak melukai ibu dan bayi,
yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. dan pengeluaran hasil konsepsi yang
lahir melalui jalan lahir yaitu partus luar biasa (abnormal) ialah persalinan
pervaginam dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan operasi
sesarea.
Letak Sungsang merupakan suatu letak dimana bokong bayi merupakan bagian rendah
dengan atau tanpa kaki (keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus
uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri). Dalam menghadapi persalinan
letak sungsang yang terpenting adalah menentukan apakah anak akan lahir per
vaginam atau harus dilahirkan dengan seksio sesarea. dilihat dari sudut anak, maka
S.C adalah cara yang terbaik, oleh karena persalinan per vaginam bagi anak
membawa angka kematian yang tinggi. Dampak jika persalinan sungsang tidak segera di
tangani bayi akan mengalami asfiksia (Mochtar, 2012).
Persalinan spontan pervaginam (spontan Bracht) terdiri dari 3 tahapan :
1. Fase lambat pertama:
a. Mulai dari lahirnya bokong sampai umbilikus (scapula).
b. Disebut fase lambat oleh karena tahapan ini tidak perlu ditangani secara tergesa-gesa
mengingat tidak ada bahaya pada ibu dan anak yang mungkin terjadi.
2. Fase cepat:
a. Mulai lahirnya umbilikus sampai mulut.
b. Pada fase ini, kepala janin masuk panggul sehingga terjadi oklusi pembuluh darah
talipusat antara kepala dengan tulang panggul sehingga sirkulasi uteroplasenta
terganggu.
c. Disebut fase cepat oleh karena tahapan ini harus terselesaikan dalam 1 – 2 kali
kontraksi uterus (sekitar 8 menit).
3. Fase lambat kedua:
a. Mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala.
b. Fase ini disebut fase lambat oleh karena tahapan ini tidak boleh dilakukan secara
tergesa-gesa untuk menghidari dekompresi kepala yang terlampau cepat yang dapat
menyebabkan perdarahan intrakranial.
B. Tujuan (Menggambarkan pencapaian dari perasat yang dilakukan secara khusus)
1. Mempercepat dan mempermudah fase pengeluaran bayi
2. Melahirkan bayi dengan selamat dan sehat tanpa adanya penyulit.
3. Untuk mencegah adanya perdarahan
4. Untuk mencegah adanya terjadi asfiksia berat
C. Indikasi (Sasaran/obyek dari tindakan)
1. TBJ tidak terlalu besar
2. His kuat
3. Janin tunggal
4. Tidak ada riwayat SC
D. Kontra Indikasi (Sasaran / obyek yang tidak boleh dilakukan tindakan)
1. TBJ terlalu besar.
2. His lemah.
3. Janin kembar.
4. Riwayat SC.
5. Ketuban Pecah Dini.
6. Plasenta previa.
7. CPD / ketidaksesuaian antara ukuran kepala janin dengan panggul ibu
E. Persiapan Alat & Bahan (Kebutuhan yang harus disediakan sesuai SOP)
1. APD lengkap (clemek, topi, masker, kacamata, alas kaki)
2. Handscoon pendek
3. Handscoon panjang
4. Partus set :
a. Dugs steril
b. Kassa steril
c. Kateter
d. ½ cocker
e. Gunting tali pusat
f. Gunting epis
g. Klem tali pusat 2
5. Bengkok
6. Bak instrument
7. Jam
8. Larutan klorin
9. Tempat sampah basah dan kering
10. Safety box
11. Korentang
12. Perlak
13. Handuk
14. Kain 1/3
15. Baki + alas + penutup
16. Kom sedang
17. Spuit steril
18. Oksitosin
19. Kapas DTT
20. Kom kecil
F. Prosedur Pelaksanaan (Urutan sistematika dari tindakan)
1. Menyambut dengan sopan dan ramah serta memposisikan klien.
2. Memperkenalkan diri kepada klien.
3. Merespon terhadap reaksi pasien
4. Percaya diri.
5. Menjaga privasi klien.
6. Memakai APD (clemek, topi, masker, alas kaki, saung tangan)
7. Mencuci tangan dengan teknik 7 langkah
8. Memakai sarung tangan.
9. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan membantu ibu posisi litotomi serta
memimpin meneran bila ada his*.
10. Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dengan kedua jari penolong sejajar
dengan paha, jari-jari yang lain memegang daerah panggul janin.
11. Paha dicekam, bokong jangan ditarik tidak melakukan intervensi dan ikuti proses
keluarnya janin sesuai kurve jalan lahir*.
12. Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut daan sebagian dada (segera memposisikan
kembali kedua tangan penolong mencengka bokong janin).
13. Lahirkan hiperlordosis janin padaa saat angulus scapula inferior tampak dibawah
simfisis (dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin di dekatkan ke
arah perut ibu tanpa tarikan) disesuaikan dengan lahirnya badan janin.
14. Gerakkan ke atas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala bayi lahir*.
15. Meletakkan bayi diatas perut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat*.
16. Membereskan alat – alat dan merendam kedalam larutan klorin.
17. Mencuci tangan dalam larutan klorin 0.5%, melepaskan sarung tangan dan
merendamnya dalam keadaan terbalik.
18. Mencuci tangan dengan teknik 7 langkah.
19. Memberitahukan ibu hasil tindakan.
20. Memberi ucapan selamat pada ibu.
21. Melakukan pendokumentasian
G. Kesimpulan, Saran & Advice (Evaluasi hasil pengetahuan, sikap, tindakan serta prosedur
tindakan praktikan) *Diisi oleh dosen setelah Pre&Post Test

H. Daftar Pustaka (Semua sumber bacaan yang digunakan sebagai bahan acuan dalam
penulisan)* Minimal 2
Diah.2012.persalinan letak sungsang presentasi bokong.
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/07/letak-sungsang-presentasi-bokong.html.
12 juni 2019 jam 14.00 WIB
Saiffudin,Abdul Bahri.2006.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta: YBP-SP

Dosen Pendamping Pati, 17 Juni 2019

Praktikan

(Siti Ni’amah,S.Si.T.,M.Kes) (Eva Indrianti)

Anda mungkin juga menyukai