Anda di halaman 1dari 3

APRA (Angkatan Perang Ratu Adil)

 APRA dipimpin dan dibentuk oleh Raymond Westerling


 Tujuan R. Westerling menamakan APRA karena pada saat itu masyarakat percaya
dengan ramalan Jayabaya yaitu akan datang seorang ratu adil yang akan membawa
Indonesia pada kesejahteraan dan kemakmuran. R. Westerling memanfaatkan keadaan itu
untuk menarik simpati rakyat, sehingga dia berharap masyarakat mau mendukung
gerakan APRA.
 Tujuan didirikan APRA yaitu menjaga dan mempertahankan negara Pasundan agar tidak
bergabung dengan NKRI atau tetap berdiri. Yang bertanggungjawab untuk menjaga dan
mempertahankan Negara Pasundan yaitu KNIL yang merupakan tentara Hindia-Belanda .

Notes:

Alasan R. Westerling mempertahankan negara


Pasundan karena dari hasil KMB, Indonesia diakui
sebagai RIS dimana terdapat negara bagian
diantaranya negara Pasundan, negara Jawa Timur,
negara Madura, negara Republik Indonesia.

Tujuan Belanda membentuk negara-negara bagian


karenaBelanda ingin memecah belah Indonesia.

Sejak RIS dibentuk pada tanggal 27 Desember


1949 ternyata tokoh-tokoh Indonesia mulai sadar
bahwasanya RIS tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa Indonesia. Tokoh-tokoh Indonesia
menginginkan agar RIS begabung dengan NKRI,
keadaan inilah yang dikhawatirkan oleh R.
Westerling.

 Gerakan pertama yang dilakukan oleh APRA yaitu dengan menyerang markas TNI di
Bandung pada tanggal 23 Januari 1950, dan gerakan ini berhasil menguasai Bandung.
 Kemudian, gerakan tersebut menuju ke Jakarta sebab R. Westerling ingin menguasai
Jakarta. Dengan dibantu oleh Sultan Hamid II, orang Indonesia yang berkhianat kepada
RI karena kurang puas dengan kedudukannya, dan yang akan dibunuh sasarannya adalah
Sultan Hamengkubuwana IX (Mentri Pertahanan RI) dan TB. Simatupang (Panglima
TNI). Ternyata gerakan APRA di Jakarta tidak berhasil, karena digagalkan oleh pasukan
TNI di Jakarta. Akibatnya adalah Sultan Hamid II tertangkap kemudian dieksekusi,
sementara R. Westerling melarikan diri dengan pesawatnya ke Belanda.
Andi Aziz (Sulawesi Selatan)

 Terjadi di Sulawesi Selatan tepatnya di Makassar yang pada saat itu merupakan Negara
Indonesia Timur. Pada saat itu di wilayah tersebut terjadi gejolak yang disebabkan oleh 2
kubu yang pro dan kontra federal. Pihak yang pro mengiginkan Sulawesi Selatan tetap
menjadi bagian dari Negara Indonesia Timur, sedangkan pihak yang kontra
menginginkan agar Sulawesi Selatan bergabung dengan NKRI. Pihak yang pro federal
dipimpin oleh Andi Aziz.

Notes:
Andi Aziz sebenarnya merupakan pribadi yang baik, dia
dijadikan anak angkat oleh Belanda, ia bersekolah di Luar
Negeri, kemampuan militernya sangat bagus dan tangguh. Ia
dikirim ke Luar Negeri untuk berperang dan merupakan
anggota pasukan KNIL, kemudian dia pulang ke Indonesia.
Andi Aziz tidak mengetahui keadaan politik Indonesia yang
sebenarnya, sehingga ia terprovokasi oleh pihak pro.

 Untuk mengatasi keadaan tersebut, pemerintah Indonesia mengirim pasukan TNI pusat
untuk meredakan ketegangan antara pihak pro dan kontra. Pihak pro menganggap bahwa
TNI tersebut merupakan ancaman bagi mereka karena menurut mereka yang
bertanggungjawab atas NIT adalah mereka sendiri atau KNIL. Kemudian, mereka
membentuk pasukan sendiri yang dinamakan pasukan bebas, dipimpin oleh Andi Aziz.
 Pasukan bebas menyerang markas TNI di Makassar pada tanggal 5 April 1950, dan
berhasil menawan TB. Simatupang.
 Setelah kejadian tersebut pemerintah mengeluarkan instruksi tegas yang ditujukan kepada
Andi Aziz pada tanggal 8 April 1950. Dalam instruksi tersebut Andi aziz harus
menyerahkan diri kepada pemerintah selambat-lambatnya 4 x 24 jam (4 hari), apabila
lebih dari batas waktu yang ditentukan maka ia dianggap sebagai pemberontak.
 Pada awalnya Andi Aziz akan melaporkan diri kepada pemerintah tetapi dia terprovokasi
oleh orang-orang pro federal dan akhirnya tidak jadi melapor. Ketika ia berunding
dengan presiden NIT, akhirnya Andi aziz mau menyerahkan diri kepada pemerintah pada
tanggal 15 April 1950. Kemudian pemerintah menangkap dan melakukan sidang terhadap
Andi aziz, akhirnya ia pun dipenjara. Dalam sidang ia mengaku bersalah terhadap apa
yang telah ia perbuat. Dia melakukan semua itu karena ketidaktahunnya terhadap politik
di Indonesia sehingga ia terprovokasi oleh pihak pro.

RMS (Republik Maluku Selatan)


 Ketika NIT hendak bergabung dengan NKRI, CRS. Soumoukil selaku Jaksa Agung NIT
tidak sependapat. Akan tetapi, masyarakat NIT banyak yang bergabung dengan NKRI,
akhirnya CRS. Soumoukil juga mengumpulkan kekuatan di Maluku (dengan cara
memprovokasi masyarakat). NIT menyatakan bergabung dengan NKRI pada tanggal 21
April 1950. Sedangkan CRS. Soumoukil memproklamasikan negara RMS pada tanggal
25 April 1950.
 Dengan adanya masalah tersebut pemerintah tidak tinggal diam. Pemerintah melakukan
perundingan dengan mengirim Leimena untuk berunding dengan CRS. Soumoukil, tetapi
tidak berhasil. Kemudian, pemerintah melakukan operasi militer dengan nama opmil AE.
Kawilarang. Walaupun sangat lama untuk dituntaskan dan memakan banyak korban TNI,
akhirnya CRS. Soumoukil berhasil ditangkap dan dieksekusi.
 Setelah pemimpin RMS tiada, anggota RMS melarikan diri ke Belanda untuk meminta
bantuan. Namun, Belanda tidak mau memberikan bantuan. Kemudian, RMS
memberontak di Belanda, akhirnya sekitar 10 tahun yang lalu RMS tetap berjuang untuk
membentuk negara Maluku Selatan tetapi, dengan cara lunak.

Anda mungkin juga menyukai