KAJIAN PUSTAKA
Dalam Kajian Pustaka yang saya ambil adalah kajian Konseptual Konflik Politik
merupakan suatu perselisihan yang terjadi antara dua pihak, ketika keduanya
menginginkan suatu kebutuhan yang sama dan ketika adanya hambatan dari
kedua pihak2.
1
Dr. Wirawan. MSL, Sp.A., M.M., M.Si., 2010, konflik dan Manajemen konflik, jakarta, Salemba
Humanika., Hlm. 1-2.
2
Rumlan Surbakti, memahami ilmu politik,jakarta, PT gramedia widiasararna
indonesia,1992,hal149
3
Ibid. Ramlan Surbakti, Hlm. 190-191.
15
eksekutif.
partisipan politik4.
4
Drs. Arbi sanit, perwakilan politik indonesia, jakarta, CV Rajawali, 1985 hal 131.
16
vertical dan horizontal merupakan kondisi yang harus ada bagi timbulnya
5
Denny, membaca isu-isu politik, (Yogyakarta, LKIS, 2006), hal 17
6
Ibid Ramlan Surbakti, Hlm. 198-199.
7
Ibid, Ramlan,Hlm. 209-212.
17
B. Konsep Kebijakan
bahasa Inggris. Kata policy diartikan sebagai sebuah rencana kegiatan atau
pernyataan tertulis baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, partai politik, dan
lain-lain8.
aturan yang mengatur kehidupan bersama yang harus ditaati dan berlaku
perilaku seseorang atau sejumlah aktor dalam suatu bidang tertentu (misalnya:
8
https://fuadinotkamal.wordpress.com/2012/03/24/kebijakan-dan-analisis-kebijakan/ diunggah
tanggal 26/02/2017.
18
suatu sasaran9.
kebijakan publik, jadi kebijakan publik ini dapat kita artikan suatu hukum.
Akan tetapi tidak hanya sekedar hukum namun kita harus memahaminya
secara utuh dan benar. Ketika suatu isu yang menyangkut kepentingan
bersama dipandang perlu untuk diatur maka formulasi isu tersebut menjadi
kebijakan publik yang harus dilakukan dan disusun serta disepakati oleh para
maka kebijakan publik tersebut berubah menjadi hukum yang harus ditaati.
9
Fatahullah Jurdi, 2014, Studi Ilmu Politik, Yogyakarta, Graha Ilmu, Hlm. 303
19
Sebagai berikut :
A. Penyusunan agenda
B. Legistimasi
C. Pernyataan kebijakan.
10
Ibid, Fatahulah, Hlm 303.
11
Ibid.
20
atau obyek yang akan terkena dampak dari kebijakan yang akan diambil
obyektif tadi.
C. Konsep Kewenangan
hubungan dalam arti bahwa “ada satu pihak yang memerintah dan pihak lain
yang diperintah” (the rule and the ruled) 12 . Kekuasaan merupakan unsur
keputusan plitik maka, kewenangan adalah hak moral untuk membuat dan
12
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1998), Hlm.
35-36
13
Rusadi Kantaprawira, Hukum dan Kekuasaan, Makalah, (Yogyakarta:Universitas Islam
Indonesia, 1998), hlm. 37-38
21
yang memiliki kewenangan politik berarti memiliki hak moral. Prinsip moral
Prinsip moral dapat berwujud hukum yang tertulis dan dapat pila
berwujud tradisi atau hukum yang tidak tertulis. Nilai dan norma yang hidup
a. Sumber Kewenangan
14
Makalah Rizal S., https://rizalsagala.wordpress.com/2012/10/06/10/
22
b) Hak memerintah berasal dari Tuhan, Dewa, atau Wahyu. Atas dasar
23
pemimpin.
b. Peralihan Kewenangan
24
C. Konsep Kekuasaan
komplementer. Kedua konsep ini tidak pernah bisa dipisahkan antara satu
dengan yang lainnya. Ibarat istilah ada gula ada semut, begitulah konsep
keuasaan dan politik saling melengkapi satu sama lain. Tidak akan ada proses
25
lain sedemikian rupa, sehingga tingkah laku pelaku terakhir menjadi sesuai
15
Prof. Miriam Budiahrjo, Cetakan Keempat, 2008, Dasar-Dasar Ilmu politik, jakarta, Penerbit
Gramedia pustaka Utama. Hal. 59-60.
16
Miriam Budiardjo, Op.Cit, hlm. 35
17
Ibid. Ramlan Hlm.
18
Ibid. Miriam Budiarjo. Hlm.
26
yudikatif.
a. Dimensi Kekuasaan
meskipun tidak bisa dipungkiri pula bahwa interpretasi tiap orang tentang
1. Potensial - Aktual.
2. Konsensus – Paksaan
19
Ramlan Surbakti, 2010, Memahami Ilmu Politik, Jakarta, Penerbit: Grasindo. Hlm.
27
3. Positif – negatif
berkuasa.
4. Jabatan – pribadi.
5. Implisit – Eksplisit
28
b. Sumber Kekuasaan
kekuasaan yaitu20:
kekerasaan.
keahlian seseorang.
20
Jurdi Fatahullah, 2014, Studi Ilmu Politik, Yogyakarta, P.T. Graha Ilmu. Hlm. 65.
29
tarik seseorang.
c. Pembagian Kekuasaan
30
undang-undang.
kekuasaan,yaitu:
berjudul “L’esprit des Lois” pada tahun 1748 menawarkan alternatif yang
31
undang-undang).
yaitu:
masing-masing.
32
meliputi :
a. Sistem Pemerintahan.
b. Kementerian Negara.
d. Legitimasi kekuasaan
ini akan mengacu pada klaim legitimasi, pembenaran dan hak untuk
33
damai, antara lain dengan demokrasi dan mencari dukungan pihak lain,
21
Ibid. Jurdi Fatahullah
34
35