Anda di halaman 1dari 47

ANALISIS LINGKUNGAN

THE COCA-COLA COMPANY


Disusun Guna Menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Manajemen Strategik

Dosen Pengampu:

Hutomo Rusdianto, SE, MBA, AWM

DISUSUN OLEH:

Ayu Sofiatun (2011-11-014)


Henum Shofiani (2011-11-015)
Tri Prastyo (2011-11-020)
Candra Adi Putri (2011-11-021)
Zuli Zul Fahmi (2011-11-024)
Citra Chintia A (2011-11-027)
Dwi Prasetyo U (2011-11-034)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2015
BAB I

SEJARAH DAN PROFIL COCA-COLA COMPANY

Coca-Cola merupakan minuman berkarbonasi yang diproduksi oleh sebuah


perusahaan yang berasal dari Atlanta, Georgia, yaitu The Coca-Cola Company, disebut
juga Coke (sebuah merk dagang The Coca-Cola Company di Amerika Serikat sejak 27
Maret 1994). Minuman ringan Coca-Cola ini diciptakan oleh Dr. John S. Pemberton,
seorang ahli farmasi dan ahli minuman dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, pada bulan
Mei 1886. Dia banyak mengembangkan obat-obatan paten yang diyakini khasiatnya oleh
masyarakat.
Awal mulanya, Pemberton berhasil menciptakan dan menjual minuman yang
mengandung alkohol yang dikenal dengan nama French Wine Coca di kota Atlanta. Bisnis
ini sangat lancar menghasilkan banyak uang dan sukses di pasaran. Namun, bisnis
minuman yang memberikan banyak penghasilan itu tidak berjalan secara mulus. Sejak
Atlanta mengharamkan penggunaan alkohol pada tahun 1885, Pemberton terpaksa
menukar formula French Wine Coca dengan membuang kata French Wine. Sejak
diharamkan, kokain tidak lagi menjadi kandungan utama minuman tersebut, melainkan
diganti dengan kafein, gula, asam sitrat, dan minyak pati buah-buahan. Formula minuman
tersebut masih menjadi rahasia yang tersimpan rapi. Bersama dengan rekan sejawatnya
yang mengurus keuangan, Frank Robinson, Pemberton membuat minuman segar yang bisa
dinikmati banyak orang. Dia meracik minuman French Wine dengan menambahkan gula,
asam sitrat, dan minyak pati buah-buahan ke dalam minuman. Akhirnya, terciptalah
minuman Coca-Cola yang kini populer sebagai minuman soda berkarbonat dalam masa
yang singkat. Untuk bahan utamanya, Pemberton harus mencari dan mengumpulkan biji
cola dari tumbuhan asli daerah tropis Afrika Barat dan daun coca yang pohonnya berasal
dari Amerika Selatan. Proses pengeringan biji cola dan daun coca dilakukan secara
manual. Usaha Pemberton membuat minuman segar berhasil. Ramuannya terwujud seperti
yang diharapkannya. Kemudian, Robinson mengusulkan nama Coca-Cola untuk ramuan
tersebut yang segera diterima oleh Pemberton. Formula Coca Cola kemudian oleh
Pemberton diberi nama “Merchandise 7X” atau disingkat M7X dan sangat dirahasiakan.

2
Dalam memasarkan produk minuman ini, Pemberton dan Robinson harus berjuang keras.
Mereka menjualnya dalam guci dan dibawa berkeliling ke kota menggunakan gerobak
kuda. Bahkan, mereka harus menjual secara gratis untuk mengenalkan Coca-Cola.
Meskipun mendapatkan sambutan baik dari masyarakat, namun penghasilan tidak
meningkat. Dalam tahun pertama, penjualan Coca-Cola laku sekitar $50. Hal tersebut tidak
seimbang dengan pengeluaran yang dikeluarkannya, yaitu $70, yang berarti Pemberton
mengalami kerugian. Sementara itu, Pemberton bertekad ramuannya ini harus dapat
tersebar luas dan dapat dinikmati oleh semua orang di seluruh dunia. Setelah satu tahun
memperjuangkan ciptaannya, Pemberton baru menyadari bahwa ia hanyalah seorang
penemu. Kemudian, dia berpikir untuk menjual ramuan ini pada orang yang tepat yang
dapat mengembangkannya sesuai impiannya. Dia mendatangi Asa G. Candler, seorang
anak pedagang terkenal dari Atlanta, yang dikenalnya secara baik. Ia menjual hak paten
pembuatan minuman Coca-Cola dengan harga $2.300. Setelah mendapatkan ramuan itu,
Candler mencoba mengolah hasil temuan Pemberton. Setelah berhasil, Candler
menyimpannya pada wadah yang menarik agar dapat mengundang pembeli, yaitu guci
berlogo Coca-Cola. Tak hanya itu, Candler juga memasang spanduk bertuliskan “Menjual
Minuman Coca-Cola” di depan toko obat dr. Joseph Pharmacy (tahun 1889). Hanya dalam
hitungan jam minuman tersebut laku terjual. Pada tahun itulah, pertama kalinya Candler
menjual Coca-Cola. Tahun 1892, Candler memutuskan untuk membentuk The Coca Cola
Company bersama relasinya di Georgia, Atlanta. Setahun kemudian, pada tahun 1893
Candler mematenkan Coca-Cola sebagai merek dagang. Coca-Cola sesungguhnya bukan
minuman ringan pertama di Amerika, tetapi ketika sudah mendapat paten Coca-Cola
menjadi minuman utama yang dijual di Soda Fountain, toko minuman ringan, es krim, dan
sebagainya. Dr. John S. Pemberton meninggal tahun 1888, pada usia 58 tahun, tidak lama
setelah menjual ramuannya. Kini, hasil temuannya masih dinikmati oleh masyarakat di
dunia. Coca Cola sekarang menjadi satu lambang budaya Amerika Serikat.

3
BAB II

VISI DAN MISI COCA-COLA COMPANY

PENGERTIAN VISI DAN MISI

Menurut Pearce dan Robinson , visi adalah suatu keinginan terhadap suatu kondisi
dimasa yang akan datang sesuai dengan cita-cita seluruh anggota perusahaan.
Misi adalah tujuan mendasar (fundamental purpose) yang membedakan suatu
perusahaan dari perusahaan lain yang sejenis dan yang menjelaskan cakupan
operasionalnya dalam bentuk produk dan pasar.

VISI DAN MISI COCA-COCA COLA COMPANY


Visi

Visi Perusahaan adalah “Menjadi perusahaan produsen minuman terbaik di Asia


Tenggara”.

Misi

Misi Perusahaan adalah “Memberikan kesegaran kepada pelanggan dan konsumen kita
dengan rasa bangga dan semangat sepanjang hari, setiap hari.”Agar kita dapat memenuhi
visi dan misi kita, cara kerja kita dan cara kita berhubungan dengan semua pihak yang
memiliki kepentingan atas Perusahaan mulai dari konsumen dan pelanggan hingga ke
pemasok, terhadap pemerintah dan diri kita sendiri harus dibangun atas dasar nilai-nilai
yang kuat. Bertumpu pada dasar kejujuran dan integritas, nilai-nilai inti kita adalah:
- SumberDaya Manusia: Mengembangkan Sumber Daya Manusia, menghargai
prestasi serta menikmati apa yang kita lakukan.
- Pelanggan: Menang untuk pelanggan dan untuk diri sendiri.
- Semangat: Semangat untuk bertindak, bertanggung jawab dan sukses.
- Inovasi : S e l a l u m e n c a r i c a r a ya n g l e b i h b a i k .
- Keunggulan : Senantiasa melakukan pekerjaan yang terbaik.
- Warganegara yang baik : Melakukan hal yang benar dari Perusahaan, masyarakat dan
sesama.Kita diharuskan untuk memelihara nilai-nilai perusahaan dengan selalu mempertahankan
standar dalamberperilaku.

The world is changing all around us. To continue to thrive as a business over the
next ten years and beyond, we must look ahead, understand the trends and forces that will
shape our business in the future and move swiftly to prepare for what's to come. We must
get ready for tomorrow today. That's what our 2020 Vision is all about. It creates a long-

4
term destination for our business and provides us with a "Roadmap" for winning together
with our bottling partners.
Our Mission
Our Roadmap starts with our mission, which is enduring. It declares our purpose as
a company and serves as the standard against which we weigh our actions and decisions.
 To refresh the world...
 To inspire moments of optimism and happiness...
 To create value and make a difference.
 Our Vision
Our vision serves as the framework for our Roadmap and guides every aspect of
our business by describing what we need to accomplish in order to continue achieving
sustainable, quality growth.
 People: Be a great place to work where people are inspired to be the best
they can be.
 Portfolio: Bring to the world a portfolio of quality beverage brands that
anticipate and satisfy people's desires and needs.
 Partners: Nurture a winning network of customers and suppliers, together
we create mutual, enduring value.
 Planet: Be a responsible citizen that makes a difference by helping build
and support sustainable communities.
 Profit: Maximize long-term return to shareowners while being mindful of
our overall responsibilities.
 Productivity: Be a highly effective, lean and fast-moving organization.
(sumber : http://www.coca-colacompany.com/our-company/mission-vision-values)

Dunia berubah di sekitar kita . Untuk terus berkembang sebagai sebuah bisnis
selama sepuluh tahun dan seterusnya ke depan , kita harus melihat ke depan , memahami
tren dan kekuatan yang akan membentuk bisnis kami di masa depan dan bergerak cepat
untuk mempersiapkan apa yang akan datang . Kita harus bersiap-siap untuk besok hari .
Itulah yang 2020 Visi kami adalah semua tentang . Ini menciptakan tujuan jangka panjang
untuk bisnis kami dan memberikan kita dengan " Roadmap " untuk menang bersama-sama
dengan mitra pembotolan kami .
Misi kami

5
Roadmap kami dimulai dengan misi kami , yang abadi . Ini menyatakan tujuan kita
sebagai perusahaan dan berfungsi sebagai standar yang kita menimbang tindakan dan
keputusan kita .
 Untuk menyegarkan dunia.
 Untuk menginspirasi momen optimisme dan kebahagiaan.
 Untuk menciptakan nilai dan membuat perbedaan .

Visi kami
Visi kami berfungsi sebagai kerangka kerja untuk Roadmap kami dan membimbing
setiap aspek bisnis kami dengan menjelaskan apa yang kita butuhkan untuk menyelesaikan
dalam rangka untuk terus mencapai berkelanjutan , pertumbuhan yang berkualitas .
 Orang : Jadilah tempat yang bagus untuk bekerja di mana orang terinspirasi
untuk menjadi yang terbaik yang mereka bisa .
 Portofolio : Bawa ke dunia portofolio merek minuman berkualitas yang
mengantisipasi dan memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat .
 Mitra : Memelihara jaringan memenangkan pelanggan dan pemasok ,
bersama-sama kita menciptakan saling , nilai abadi .
 Planet : Jadilah seorang warga negara yang bertanggung jawab yang
membuat perbedaan dengan membantu membangun dan mendukung
masyarakat yang berkelanjutan .
 Profit : Maksimalkan kembali jangka panjang untuk pemilik saham ketika
sedang memperhatikan tanggung jawab kami secara keseluruhan .
 Produktivitas : Jadilah organisasi yang sangat efektif , ramping dan
bergerak cepat .

6
BAB III
ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

Lingkungan eksternal perusahaan dibagi dalam tiga wilayah utama: lingkungan


umum, lingkungan industri dan lingkungan pesaing.
Lingkungan umum adalah sekumpulan elemen- elemen dalam masyarakat
yang lebih luas yang mempengaruhi suatu industri dan perusahaan- perusahaan yang
ada di dalamnya. Elemen – elemen tresebut dikelompokkan dalam enam segmen
lingkungan: demografis, ekonomi, politik/hukum, sosiokultural, teknologi dan
global.
Lingkungan industri adalah serangkaian faktor-faktor ancaman dari para
pelaku bisnis, baru, supplier, pembeli, produk pengganti, dan intensitas persaingan di
antara para pesaing yang secara langsung mempengaruhi perusahaan dan tindakan
dan tanggapan kompetitifnya.
Lingkungan pesaing adalah suatu kondisi bagaimana perusahaan
mengumpulkan dan menafsirkan informasi tentang para pesaing mereka. Ketiga
faktor tersebut memunculkan peluang dan ancaman dalam memasarkan produk
secara menguntungkan.
Misalnya, Coca-Cola pada tahun 1993 melakukan analisis dan mendapatkan
hasil sebagai berikut:
- Semakin meningkatnya pendapatan disposabel, penjualan Coca- Cola akan
meningkat,
- Inflasi mempengaruhi keberhasilan Coca-Cola
- Konsumsi minuman ringan berbanding terbalik dengan usia seseorang, artinya
semakin tua, semakin berkurang minum minuman ringan, sebaliknya kelompok
muda yang paling banyak minum minuman ringan.
- Teknologi membuat dunia semakin sempit, sehingga muncul nya pasar “kaum
muda” baru yang lebih mudah dijangkau.
- Coca-Cola mendapat persaingan yang kuat dari Pepsi
- Bahan baku utama Coca-Cola adalah sirup jagung berkadar fruktosa tinggi, sejenis
gula, untuk di Amerika Serikat dapat dipasok oleh sebagian besar sumber domistik.
Untuk diluar Amerika Serikat dapat diganti sukrosa. Bahan lain adalah aspartam,
bahan pemanis yang digunakan dalam produk minuman ringan rendah kalori

7
diperoleh dari The Nutra Sweet Company.
- Pembeli minuman ringan adalah perorangan dan para pembotol yang memperoleh
hak waralaba.
- Ada banyak minuman substitusi dari minuman ringan yang populer , antara lain
minuman sitrus (citrus beverage), sari buah (fruit juice).
Menurut Fred R. David, tujuan audit eksternal adalah mengembangkan sebuah
daftar terbatas dari peluang yang dapat menguntungkan sebuah perusahaan, serta
ancaman yang harus dihindari.
Untuk melakukan audit eksternal, sebuah perusahaan harus terlebih dulu
mengumpulkan intelijen kompetitif dan informasi mengenai 5 kekuatan eksternal
utama yang mencakup :
1. Kekuatan ekonomi
2. Kekuatan sosial, budaya, demografis, dan lingkungan
3. Kekuatan politik, pemerintahan, dan hukum
4. Kekuatan teknologi
5. Kekuatan kompetitif

Analisis Lingkungan Eksternal Pada The Coca Cola Company


1. Kekuatan Ekonomi
Faktor ekonomi memiliki dampak langsung terhadap daya tarik potensial
dari beragam strategi. Sebagai contoh, ketika tingkat suku bunga naik, dana
yang diperlukan untuk ekspansi modal menjadi lebih mahal atau tidak tersedia.
Faktor ekonomi yang lain meliputi pertumbuhan ekonomi suatu negara dan
hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi secara makro seperti inflasi, kebijakan
pemerintah, dan lain-lain. Namun pada kenyataannya faktor ini akan
berkembang dan berimbas kepada ekonomi mikro yang lebih spesifik. Melihat
uraian tersebut, maka faktor ekonomi suatu negara secara global juga akan
mempengaruhi kebijakan perusahaan dalam menentukan arah dan langkah
perusahaan.
Coca-Cola lebih dari tiga perempat dari keuntungan dan 71%
pertumbuhannya diperoleh di luar Amerika Serikat. Namun, krisis global
berdampak pada penurunan kinerja, penjualan dan keuntungan Coke di luar
negeri. Di Brazil dan Jepang, dua dari pasar Coke terbesar luar negeri, rata-rata

8
konsumen hampir tidak memiliki daya beli, karena rendahnya pertumbuhan
ekonomi pada tahun 1998. Di Rusia, di mana Coke telah menginvestasikan
lebih dari $700 juta selama delapan tahun, runtuhnya perekonomian
mengakibatkan kapasitas operasi Coke anjlok sebesar 50%. Krisis global sangat
mempengaruhi penjualan coca-cola di Asia, Rusia dan Amerika Latin karena
penurunan daya beli. Di Brazil, yang merupakan pasar terbesar ketiga, Coke
telah kehilangan lebih dari sepersepuluh dari 54% pangsa pasarnya karena
beralih ke minuman lokal dengan harga lebih murah.
2. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografis dan Lingkungan
Perubahan sosial, budaya, demografis, dan lingkungan memiliki dampak yang
besar atas hampir semua produk, jasa, pasar, dan konsumen. Tren sosial, budaya,
demografis, dan lingkungan membentuk cara orang hidup, bekerja, memproduksi,
dan mengonsumsi. Tren- tren baru itu menciptakan jenis konsumen yang berbeda
dan konsekuensinya, menciptakan kebutuhan akan produk, jasa, dan strategi yang
berbeda pula.
Perkembangan strata sosial kemasyarakatan disuatu daerah akan
mempengaruhi organisasi perusahaan. Perkembangan politik negara yang secara
tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan ekonomi merupakan faktor
yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Organisasi perusahaan akan cenderung
mengikuti perkembangan sosial politik yang terjadi guna antisipasi terhadap
berlangsungnya stabilitas dan kebijakan di dalam organisasi perusahaan.

Faktor politik yang terjadi di Amerika dan di negara-negara lainnya


berpengaruh pada perkembangan Coca-Cola. Sebagai contoh, ketika Amerika
menginvasi Irak, tumbuh budaya anti Amerika di negara-negara muslim atau yang
bersimpati dengan Irak. Kondisi ini mengakibatkan penjualan Coca Cola sempat
terganggu. Pembeli (konsumen) dari produk Coca-Cola mencakup segala usia dari
anak kecil, remaja, dan orang dewasa di seluruh dunia, sehingga dapat dikatakan
produk coca-cola company relatif aman terhadap issue demografi. Beberapa negara
di Amerika memiliki struktur demografi yang didominasi usia dewasa dan tua,
sedangkan beberapa negara di Asia Tenggara mayoritas adalah usia anak-anak dan
remaja.
3. Kekuatan Politik, Pemerintahan, dan Hukum

9
Pemerintah baik pusat maupun daerah merupakan pembuat regulasi,
deregulasi, penyubsidi, pemberi kerja, dan konsumen utama organisasi. Untuk
industri dan perusahaan yang sangat bergantung pada kontrak atau subsidi
pemerintah, ramalan politik bisa menjadi bagian terpenting dari audit ekstrernal.
Perubahan- perubahan dalam paten, undang- undang antitrust (undang- undang
yang menentang penggabungan industri- industri), tarif pajak, dan aktivitas lobi
dapat memberikan pengaruh yang signifikan pada perusahaan.
Kepastian hukum di dalam suatu negara merupakan momen yang sangat
mempengaruhi pelaku pasar. Kebijakan negara yang dituangkan dalam Peraturan
Perundang-Undangan secara tidak langsung akan menentukan arah strategi
perusahaan. Kepastian hukum merupakan faktor yang tidak bisa ditawar dan pasti
akan sangat mempengaruhi sebuah perusahaan.
Coca-Cola juga sempat terhalang oleh kebijakan pemerintah India yang
melarang penjualan produk Coca-Cola di negaranya karena pada tahun 2004,
petani di india melakukan protes terhadap pabrik Coke Bottling di India yang
menyebabkan air sumur kering.
4. Kekuatan Teknologi
Internet bertindak sebagai mesin ekonomi nasional dan global yang memacu
pertumbuhan, sebuah faktor yang sangat penting dalam kemampuan sebuah negara
untuk meningkatkan standar hidup; dan ia membuat perusahaan mampu
menghemat miliaran dolar biaya distribusi dan transaksi dari penjualan langsung ke
system swalayan. Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru,
menghasilkan pengembangbiakan produk yang baru dan lebih baik, mengubah
posisi biaya kompetitif relatif dalam suatu industry, serta mengakibatkan produk
dan jasa yang ada saat ini usang.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga akan memberikan
perubahan terhadap kebijakan perusahaan. Efisiensi pada saat melakukan produksi
dan distribusi juga sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Semakin berkembangannya hal ini maka secara tidak langsung akan
menuntut manajemen perusahaan untuk memilih yang terbaik bagi kepentingan
perusahaan.
Isu lingkungan yang sempat menyeruak di beberapa negara bahwa produk
Coca-Cola menggunakan air terlalu berlebihan, karena dibutuhkan 2 liter air untuk

10
memproduksi 1 liter Coca Cola. Mengenai issue kesehatan, pernah terjadi
pemboikotan di kalangan masyarakat terkait dengan kandungan zat yang ada di
minuman tersebut juga berpengaruh terhadap kinerja pemasaran Coca Cola.
5. Kekuatan Kompetitif
Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang pesaing penting bagi
perumusan strategi yang berhasil. Mengidentifikasi pesaing utama tidak selalu
mudah karena banyak perusahaan memiliki divisi-divisi yang bersaing di industri
yang berbeda.
Dalam menganalisis kompetitif terdapat program intelijen kompetitif.
Intelijen kompetitif (competitive intelligence-CI), sebagaimana didefinisikan secara
baku oleh Society of Competitive Intelligence Professionals (SCIP), adalah sebuah
proses yang sistematis dan etis untuk mengumpulkan serta menganalisis informasi
mengenai aktivitas pesaing dan tren bisnis umum untuk mencapai tujuan bisnis
sendiri (situs Web SCIP).
Coca-Cola memiliki keunggulan kompetitif banyak. Dua dari kemampuan
mereka yang paling berharga adalah ada Manajemen keahlian, dan kepemimpinan
pasar. The Coca-Cola menyediakan perusahaan dengan pengalaman manajerial
melalui program pelatihan manajemen banyak untuk membantu mengembangkan
kemampuan eksekutif, pengetahuan dan pengalaman. Kepemimpinan pasar Coca-
Cola adalah sesuatu yang langka di industri mereka. Tentu Pepsi memiliki nama
cukup bagus tapi semua orang tahu ada merek dikenal dimana-mana yang
merupakan keuntungan besar "Coke.". Merek Coca-Cola sangat sulit dan mahal
untuk meniru. Coke terus penjahit cara untuk memasarkan untuk dapat melayani
klien tertentu lebih baik. Dari supermarket modern untuk ibu dan toko ritel pa.
Coca-Cola memiliki botol kembali lama membuang bahwa semua orang tahu dan
mencintai tetapi juga dapat memberikan produk mereka dengan cara keluar baru
juga. Saya berpikir bahwa Coca-Cola memiliki keunggulan kompetitif yang sangat
berkelanjutan. Merek dagang Coca-Cola itu sendiri akan mustahil ke atas.

Analisis Lingkungan Industri


Lingkungan industri adalah serangkaian faktor-faktor yang merupakan ancaman
dari pelaku bisnis baru, supplier, pembeli, produk pengganti, dan intensitas persaingan di
antara para pesaing yang secara langsung mempengaruhi perusahaan. Secara singkat, dapat

11
disimpulkan bahwa lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal
organisasi yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki dampak
yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasional perusahaan.
a. Pendatang Baru (New Comers)
Jika hambatan untuk masuk pasar tinggi, akan sangat mudah bagi perusahaan untuk
menjaga keuntungan monopoli. Hambatan utama biasanya adalah aturan legal dan
paten, skala ekonomi, kebutuhan capital yang tinggi untuk masuk pasar, merek
yang kuat, ancaman balas dendam, dan akses ke saluran distribusi.
Ancaman masuknya pendatang baru pada minuman Coca-Cola antara lain Mizone,
Pocari Sweet, dan lain sebagainya. The Coca-Cola Company harus meyakinkan
kepada pelanggan melalui brand bahwa produk Coca-Cola merupakan minuman
bersoda nomor satu di dunia.
b. Pesaing (Competitors)
Jika competitor lebih agresif dalam meningkatkan penjualan, keuntungan dan harga
akan berkurang. Intensitas kompetisi yang terjadi di pasar memiliki karakteristik,
yaitu kelebihan kapasitas produksi, produk dan jasa yang distandardisasi,
banyaknya kompetitor, dan pertumbuhan pasar yang rendah.
Pesaing utama dari Coca-Cola adalah perusahaan PepsiCo. PepsiCo merupakan
pesaing yang sangat sengit di dalam dua pertumbuhan tercepat dalam kategori
industri minuman. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1965. PepsiCo memperoleh
60 persen pendapatannya dari snack division. PepsiCo di peringkat 19 di antara
perusahaan yang paling dikagumi di Amerika. PepsiCo terdiri dari sekitar 168.000
karyawan dan pada tahun 2006 memiliki pendapatan lebih dari $35 billion.
PepsiCo mendirikan bisnisnya di Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa, the Middle
East, Africa dan Asia Pasifik. Volume minuman PepsiCo naik sebesar 7 persen di
timur tengah, Argentina, China dan Brazil pada tahun 2006. Meksiko dan Rusia
adalah dua pasar kontribusi yang kuat untuk PepsiCo. Schweppes Cadbury adalah
perusahaan penjualan gula terbesar sedunia.Mempekerjakan sekitar 60.000
asosiasi. Perusahaan ini adalah pemenang Britain’s most admired award company
pada tahun 2004.
Pepsi-Cola Company yang berdiri sejak 1898, sudah melakukan ekspansi bisnis ke
beberapa produk makanan. Merger dengan Frito-Lay pada 1965 menandai lahirnya
nama PepsiCo, sebagai payung perusahaan. Kemudian PepsiCo mengakuisisi

12
Tropicana pada 1998, dan 2001 melakukan merger dengan The Quaker Oats
Company, termasuk Gatorade. Hingga sekarang, PepsiCo sudah mempunyai lima
merek besar – yaitu Frito-Lay, Pepsi-Cola, Quaker, Gatorade, dan Tropicana.
Merek-merek ini membawahi produk-produk PepsiCo yang variatif, sesuai
kebutuhan dan pilihan konsumen, dari produk yang fun hingga produk ala hidup
sehat. Mekanisme pemasaran produk PepsiCo dilakukan melalui empat
departemennya, yaitu Frito-Lay North America, PepsiCo Beverages North America
(PBNA), PepsiCo International, dan Quaker Foods North Amerika.
Pesaing tentu berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan. Bila disikapi secara
positif, keberadaan pesaing dapat menjadi sparing partner, dan dapat dijadikan
sebagai branchmark bagi perusahaan. Perusahaan akan belajar dari setiap
kesalahan, dan terus berupaya untuk memperbaiki diri, agar dapat memenangkan
persaingan. Dengan demikian, perusahaan akan semakin bertambah maju dan kuat.
c. Produk Substitusi
Produk substitusi merupakan competitor tidak langsung yang dapat menurunkan
permintaan dan harga. Ada beberapa tipe substitusi, yaitu produk alternatif, produk
baru, eliminasi kebutuhan, substitusi generic, dan keingingan untuk tidak membeli.
Tekanan dari produk pengganti (subsitusi), seperti: Pepsi, RC Cola, 7Up dan lain-
lain. Oleh karenanya strategi yang dapat diterapkan antara lain: berupa penerapan
harga yang terjangkau serta kualitas produk (maintain or even better). Selain itu,
inovasi produk tetap difokuskan pada produk-produk minuman berkarbonasi agar
Coca-Cola tidak kehilangan identitasnya market leader produk minuman
berkarbonasi.
d. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Buyers)
Kemmapuan pembeli dalam mengurangi harga juga memiliki efek yang sangat
besar terhadap kemampuan industri secara keseluruhan dalam menghasilkan
keuntungan. Tekanan pembelian merefleksikan dua hal, yaitu sensitivitas harga dan
kekuatan negosiasi konsumen. Kekuatan negosiasi konsumen akan semakin tinggi
jika hanya ada sedikit konsumen, banyak supplier, sedikit diferensiasi, dan
rendahnya switching cost.
Wilayah operasi dan penjualan produk The Coca-Cola Company mencakup:
 Afrika
 Asia Tenggara, Asia Timur, dan Asia Pasifik

13
Kesuksesan pada tahun 2006 berasal dari Coca-Cola Zero pada penjualan di
Australia dan Thailand.
 Uni Eropa
Mengalami peningkatan pertumbuhan senilai 6% dari tahun 2005 ke tahun 2006.
Faktor-faktor keberhasilan wilayah ini diraih dari kombinasi dari produk-produk
baru, pengemasan yang inovatif, dan kolaborasi dengan para konsumen.
 Amerika Latin
Tiga pasar terbesar Coke diantaranya ialah United States, Mexico, dan Brazil.
Portofolio minuman mendapatkan poin 7% pada tahun 2006 dimana perusahaan
melihat pada pengembangan garis produk. Fokus Coke di Amerika Latin ialah pada
penambahan air, jus, dan minuman olahraga.
 Amerika Utara
Perusahaan telah mencapai keberhasilan dalam pengimplementasian produk
“MyCoke Rewards” yang melibatkan sekitar 3,5 juta subjek yang berpastisipasi,
dimana lebih baik dari 1,5 juta penghargaan yang dinyatakan. Coke menerapkan uji
pemasaran kopi/teh dimana Coke menyalurkan via teknologi “Far Coast Brand”
dimana merupakan konsep toko yang pertama kali dibuka di Toronto, Kanada pada
tahun 2006.
 Asia Utara, Eurasia, dan Timur Tengah
Coke adalah penjual terbaik minuman non-alkohol di Rusia dengan 22%
pertumbuhan volum kasus pada tahun 2006. Memberikan pelayanan yang prima
untuk mempertahankan pelanggan serta menarik pelanggan baru merupakan salah
satu cara yang harus dilakukan oleh perusahaan. Selain itu, perusahaan juga dapat
melakukan promosi dengan memberikan hadiah untuk pembelian produk tertentu
(pada nilai penjualan tertentu) atau dapat dilakukan dengan mengadakan event
yang menarik.
e. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok (Supplier)
Penyuplai dapat membatasi keuntungan pasar jika mereka dapat mengendalikan
biaya input lebih cepat daripada pelanggan pasar. Kekuatan penyuplai akan lebih
tinggi jika hanya ada sedikit penyuplai, memiliki produk yang unik dan merek yang
kuat, biaya switching tinggi, penyuplai dapat mengancam integrasi dan banyaknya
konsumen dalam skala kecil dengan kekuatan negosiasi yang lemah.

14
Setiap proses produksi sebuah perusahaan memerlukan sebuah input yang berupa
bahan baku, atau bahkan tenaga kerja yang disalurkan oleh para suppliers. Oleh
karena itu perusahaan harus selalu menjaga hubungan yang baik dengan para
suppliers, salah satunya dengan cara pembayaran tepat waktu agar bahan baku
dapat terpenuhi.
Salah satu cara perusahaan meminimalisasi posisi tawar supplier adalah dengan
melakukan “bottling investment” pada suatu wilayah penjualan yang menunjukkan
kinerja yang baik pada tahun terakhir. Sebagai contoh, Coca-Cola telah
memfokuskan pada desain “road to market” dan optimisasi pada infrastruktur
operasi bottling di India.
Menurut Porter, jika perusahaan ingin meningkatkan usahanya dalam
persaingan yang ketat perusahaan harus memilih prinsip bisnis, harga yang tinggi
atau produk dengan biaya yang rendah, dan bukan kedua-duanya. Berdasarkan
prinsip tersebut, maka Porter menyatakan ada tiga Strategi Generik, yaitu
Differentiation, Overall Cost Leadership dan Fokus. Menurut Porter, strategi
perusahaan untuk bersaing dalam suatu industri dapat berbeda-beda dan dalam
berbagai dimensi, Porter mengemukakan tiga belas dimensi yang biasanya
digunakan oleh perusahaan dalam bersaing, yaitu spesialisasi, identifikasi merek,
dorongan vs tarikan, seleksi saluran, mutu produk, kepeloporan teknologis,
integrasi vertikal, posisi biaya, layanan, kebijakan harga, leverage, hubungan
dengan perusahaan induk, hubungan dengan pemerintah.

Analisis Lingkungan Operasional


Lingkungan operasional meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi situasi
persaingan perusahaan, yaitu posisi bersaing, profil pelanggan, pemasok, kreditor,
dan pasar tenaga kerja.
a. Peningkatan biaya per unit akibat keterbatasan bahan baku. Air merupakan
bahan utama dalam industry minuman ringan.Keterbatasan air di beberapa
bagian dunia menyebabkan system pemurnian air harus dilakukan sehingga
menyebabkan biaya produksi yang dibebankan akan lebih tinggi.
b. Bahan pendukung utama Coca-cola mudah diganti dengan bahan lain yang
mudah didapat. Bahan utama Coca-Cola adalah sirup jagung berkadar fruktosa
tinggi, sejenis gula, untuk di AmerikaSerikat dapat dipasok oleh sebagian besar

15
sumber domistik.Untuk di luar Amerika Serikat dapat diganti sukrosa.Bahan
lain adalah aspartam, bahan pemanis yang digunakan dalam produk minuman
ringan rendahkalori diperoleh dari The Nutra Sweet Company.

16
BAB IV
ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL

Penilaian Internal menurut Fred R. David


Semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnis
dan tidak ada perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam semua area.
Kekuatan/kelemahan internal digabungkan dengan peluang/ancaman eksternal dan
pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk menetapkan tujuan dan strategi. Tujuan
dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi
kelemahan.

A. Audit Internal
Proses menjalankan audit internal memberikan banyak peluang untuk pihak yang
berpartisipasi guna memahami bagaimana pekerjaan, departemen, dan divisi mereka
merupakan bagian dari perusahaan secara keseluruhan. Untuk melakukan audit internal
dibutuhkan usaha pengumpulan, penyesuaian, dan pengevaluasian informasi mengenai
operasi perusahaan.
Menjalankan audit internal membutuhkan pengumpulan, asimilasi dan evaluasi
informasi tentang operasi perusahaan serta faktor-faktor penentu keberhasilannya terdiri
dari kekuatan dan kelemahan yang dapat diindentifikasi dan diprioritaskan. Melalui
keterlibatan dalam menjalankan audit manajemen strategi internal, manajer dari
departemen dan divisi yang berbeda dalam perusahaan dapat ikut serta memahami sifat
dan pengaruh dari area fungsional bisnis lainnya dalam perusahaan. Pengetahuan
hubungan tersebut sangat penting untuk penetapan tujuan dan strategi yang efektif.

B. Fungsional Bisnis
Dilihat dari fungsinal Bisnis, faktor internal dalam analis kompetensi terdiri dari
faktor manajemen, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan, keuangan dan
pemasaran.
1. Fungsi Manajemen
2. Fungsi Pemasaran
3. Fungsi Keuangan/Akuntansi
4. Fungsi Produksi/Operasi

17
5. Penelitian dan Pengembangan
6. Sistim Informasi Manajemen (Management Information System/SIM)

Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran,


penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi
(Kotler, 1997).
Manajemen Pemasaran Coca Cola :
Coca-Cola memiliki beberapa program untuk mendukung penjualan dan pemasaran
produk-produknya. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepuasan dan
loyalitas konsumen, yaitu:
• ProgramPromosi
Mereka mempunyai program promosi yang beragam, yang tidak hanya untuk
meningkatkan penjualan dan pemasaran, tetapi juga meningkatkan loyalitas
konsumen terhadap produk.
• LayananKonsumen
Di Coca-Cola, Customer Service System (CSS), sistem pelayanan pelanggan, didesain
untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen secara terus-menerus
terhadap produk-produk Coca-Cola dengan menyediakan pelayanan yang optimal
kepada seluruh pelanggan berdasarkan kebutuhan mereka masing-masing
• AreaMarketingContractor
Terbatasnya sumberdaya dan kemampuan untuk melakukan pengembangan daerah
tertentu, sekaligus komitmen untuk menciptakan peluang kerja yang luas di sektor
informal, mendorong Coca-Cola untuk secara serius dan berkesinambungan
mengembangkan jaringan Distribusi Tak Langsung (Indirect Distribution) berbasis
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia. Sistem Distribusi ini mengandalkan
dua kelompok usaha kecil dan menengah yang terbagi dalam dua kelompok besar:
Area Marketing Contractor (AMC) dan Street Vending.
• LayananProdukPendingin
Riset membuktikan bahwa 90% konsumen Coc-Cola ebih menyukai membeli produk
dalam keadaan dingin. Hal ini menunjukkan bahwa peranan Cold Drink Equipment
(peralatan pendingin) sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan penjualan
dan mendorong tingkat keuntungan para pelanggan.
• HoReCa

18
Dengan bekerjasama dengan berbagai Hotel, Restaurant, dan Café ternama, Coca-
Cola memberikan beragam penawaran menarik melalui program HoReCa ini

19
BAB V
ANALISIS SWOT COCA COLA COMPANY

Menurut David (Fred R. David, 2008,8), Semua organisasi memiliki kekuatan dan
kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama kuatnya atau
lemahnya dalam semua area bisnis.
Kekuatan / kelemahan internal, digabungkan dengan peluang/ancaman dari
eksternal dan pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk penetapan tujuan dan
strategi.Tujuan dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal
dan mengatasi kelemahan.
Berikut ini merupakan penjelasan dari SWOT menurut David,Fred R yaitu :
1. Kekuatan (Strenghts)
Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-keungulan lain yang
berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat
dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani. Kekuatan adalah
kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di
pasar
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,
keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan.
Keterbatasan tersebut dapat berupa fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan
manajemen dan keterampilan pemasaran dapat merupakan sumber dari kelemahan
perusahaan.
3. Peluang (Opportunities)
Peluang adalah situasi penting yang mengguntungkan dalam lingkungan
perusahaan. Kecendrungan – kecendrungan penting merupakan salah satu sumber
peluang, seperti perubahaan teknologi dan meningkatnya hubungan antara
perusahaan dengan pembeli atau pemasokk merupakan gambaran peluang bagi
perusahaan.
4. Ancaman (Threats)
Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam lingkungan
perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau

20
yang diinginkan perusahaan. Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang baru
atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan

Kekuatan
1. Merek global terbaik di dunia dalam hal nilai. Menurut Interbrand, The Coca Cola
Company adalah yang paling berharga ($ 77,839 miliar) merek di dunia.
2. Dunia pangsa pasar terbesar di minuman. Coca Cola memegang pangsa pasar
minuman terbesar di dunia (sekitar 40%).
3. Pemasaran yang kuat dan iklan. Biaya iklan Coca Cola 'menyumbang lebih dari $ 3
miliar pada tahun 2012 dan peningkatan penjualan dan pengakuan merek perusahaan.
4. Kebanyakan saluran distribusi minuman yang luas. Coca Cola melayani lebih dari 200
negara dan lebih dari 1,7 miliar porsi sehari.
5. Loyalitas pelanggan. Perusahaan menikmati memiliki salah satu kelompok konsumen
yang paling setia.
6. Kekuatan tawar di atas pemasok. The Coca Cola Company adalah produsen minuman
terbesar di dunia dan mengerahkan kuasa signifikan atas pemasoknya untuk menerima
harga terendah yang tersedia dari mereka.
7. Corporate Social Responsibility (CSR). Coca Cola semakin fokus pada program-
program CSR, seperti daur ulang / kemasan, konservasi energi / perubahan iklim,
hidup sehat aktif, pengelolaan air dan banyak lainnya, yang meningkatkan citra sosial
perusahaan dan menghasilkan keunggulan kompetitif atas pesaing.

Kelemahan
1. Fokus yang signifikan pada minuman berkarbonasi. Bisnis ini masih fokus pada
penjualan Coke, Fanta, Sprite dan minuman berkarbonasi lainnya. Strategi ini bekerja
dalam jangka pendek sebagai konsumsi minuman berkarbonasi akan tumbuh di negara
berkembang tetapi akan terbukti lemah karena dunia sedang memerangi obesitas dan
bergerak menuju mengkonsumsi makanan sehat dan minuman.
2. Portofolio produk yang tidak didiversifikasi. Tidak seperti pesaing yang paling
perusahaan, Coca Cola masih fokus hanya pada penjualan minuman, yang
menempatkan perusahaan pada posisi yang kurang. Konsumsi keseluruhan minuman
ringan stagnan dan Coca Cola Company akan merasa sulit untuk menembus ke pasar

21
lain (menjual makanan atau makanan ringan) ketika harus mempertahankan tingkat
saat pertumbuhan.
3. Tingkat hutang yang tinggi akibat akuisisi. Hampir $ 8 miliar utang yang diperoleh
dari akuisisi CCE signifikan meningkatkan tingkat utang Coca Cola, suku bunga dan
biaya pinjaman.
4. Publikasi negatif. Perusahaan sering dikritik karena konsumsi air yang tinggi di
daerah-daerah langka air dan menggunakan bahan-bahan berbahaya untuk
memproduksi minuman tersebut.
5. Kegagalan merek atau banyak merek dengan jumlah yang tidak signifikan pendapatan.
Coca Cola saat ini menjual lebih dari 500 merek, tetapi hanya beberapa merek
menghasilkan lebih dari $ 1 miliar penjualan. Plus, keberhasilan perusahaan
memperkenalkan minuman baru lemah. Banyak diperkenalkan mengakibatkan
kegagalan, misalnya, C2 minuman.

Peluang
1. Pertumbuhan konsumsi air kemasan. Konsumsi air minum kemasan diperkirakan akan
tumbuh baik di AS dan seluruh dunia.
2. Peningkatan permintaan untuk makanan sehat dan minuman. Karena banyak program
untuk melawan obesitas, permintaan untuk makanan sehat dan minuman telah
meningkat secara drastis. The Coca Cola Company memiliki kesempatan untuk
memperluas jangkauan produk dengan minuman yang memiliki jumlah rendah gula
dan kalori.
3. Tumbuh minuman konsumsi di pasar negara berkembang. Konsumsi minuman ringan
masih tumbuh signifikan di pasar negara berkembang, terutama negara-negara BRIC,
di mana Coca Cola dapat meningkatkan dan mempertahankan pangsa pasar minuman
nya.
4. Pertumbuhan melalui akuisisi. Coca Cola akan merasa sulit untuk menjaga tingkat
pertumbuhan saat ini dan akan sulit untuk menembus pasar baru dengan portofolio
produk yang ada. Semua ini dapat dilakukan lebih mudah melalui akuisisi perusahaan
lain.

22
Ancaman
1. Perubahan selera konsumen. Konsumen di seluruh dunia menjadi lebih sadar
kesehatan dan mengurangi konsumsi minuman berkarbonasi, minuman yang memiliki
sejumlah besar gula, kalori dan lemak. Ini adalah ancaman yang paling serius Coca
Cola terutama melayani minuman berkarbonasi.
2. Kelangkaan air. Air menjadi langka di seluruh dunia dan meningkatkan baik biaya dan
kritik untuk Coca Cola di atas sejumlah besar air yang digunakan dalam produksi.
3. Dolar yang kuat. Lebih dari 60% dari Pendapatan Coca Cola Company adalah dari
luar AS. Karena kinerja dolar yang kuat terhadap mata uang lain pendapatan
keseluruhan perusahaan bisa jatuh.
4. Persyaratan hukum untuk mengungkapkan informasi negatif pada label produk.
Minuman berkarbonasi Beberapa Coca Cola memiliki konsekuensi kesehatan yang
merugikan. Untuk alasan ini, banyak pemerintah mempertimbangkan untuk
meloloskan peraturan yang mengharuskan mengungkapkan informasi tersebut pada
label produk. Produk yang mengandung informasi tersebut dapat dianggap negatif dan
kehilangan pelanggan.
5. Penurunan laba kotor dan margin laba bersih. Coca Cola laba kotor dan marjin laba
bersih mengalami penurunan selama beberapa tahun terakhir dan akan terus menurun
karena air yang lebih tinggi dan biaya bahan baku lainnya.
6. Kompetisi dari PepsiCo. PepsiCo sengit bersaing dengan Coca Cola di atas pangsa
pasar di negara-negara BRIC, terutama India.
7. Jenuh pasar minuman berkarbonasi. Bisnis secara signifikan bergantung pada
minuman berkarbonasi penjualan, yang merupakan ancaman bagi Coca Cola sebagai
pasar minuman berkarbonasi tidak tumbuh atau bahkan menurun di dunia.

Berdasarkan analisa internal dan eksternal, diperoleh butir-butir kekuatan, kelemahan,


peluang, ancaman. Maka dapat ditentukan pembobotan dari masing masing butir tersebut.
bobot setiap factor dari Strength, Weakness, Opportunity, Threats diberi nilai = 1,00.
sedangkan untuk masing – masing rating factor akan diberi criteria sebagai berikut :

23
Untuk rating faktor Strength diberi kriteria :

 Rating 1 : Sedikit Kuat


 Rating 2 : Agak Kuat
 Rating 3 : Kuat
 Rating 4 : Sangat Kuat

Untuk rating faktor Weakness diberi kriteria :

 Rating 1 : Sedikit Lemah


 Rating 2 : Agak Lemah
 Rating 3 : Lemah
 Rating 4 : Sangat Lemah

Untuk rating faktor Threat diberi kriteria :

 Rating 1 : Sedikit Mengancam


 Rating 2 : Agak Mengancam
 Rating 3 : Mengancam
 Rating 4 : Sangat Mengancam

Untuk rating faktor Opportunity diberi kriteria :

 Rating 1 : Sedikit Peluang


 Rating 2 : Agak Peluang
 Rating 3 : Peluang
 Rating 4 : Sangat Peluang

Agar COCA-COLA dapat menganalisis situasi saat ini, maka digunakanlah analisis
SWOT dengan melakukan penilaian terhadap faktor internal dan eksternal. Penilaian
terhadap indikator digunakan nilai berskala empat, yaitu
Satu = di bawah rata-rata
Dua = rata-rata
tiga = di atas rata-rata; dan
empat = sangat baik.

24
IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary)

Strength (Kekuatan) Bobot Skala Nilai


Merek global terbaik di dunia 0,16 4 0,64
Dunia pangsa pasar terbesar di minuman 0,15 4 0,60
Pemasaran yang kuat dan iklan 0,15 4 0,60
Saluran distribusi minuman yang luas 0,14 4 0,56
Loyalitas pelanggan 0,13 3 0,39
Kekuatan tawar di atas pemasok 0,12 3 0,36
Corporate Social Responsibility (CSR) 0,15 3 0,45
Total 1,00 3,60

Weakness (Kelemahan) Bobot Skala Nilai


Fokus yang signifikan pada minuman berkarbonasi 0,23 4 0,92
Portofolio produk yang tidak didiversifikasi 0,21 3 0,63
Tingkat hutang yang tinggi akibat akuisisi 0,20 3 0,60
Publikasi negative 0,16 2 0,32
Kegagalan merek 0,20 2 0,40
Total 1,00 2,87

EFAS (External Strategic Factors Analysis Summary)

Opportunity ( Peluang) Bobot Skala Nilai


Pertumbuhan konsumsi air kemasan 0,30 4 1,20
Peningkatan permintaan untuk makanan sehat dan minuman 0,28 4 1,12
Tumbuh minuman konsumsi di pasar negara berkembang 0,22 3 0,66
Pertumbuhan melalui akuisisi 0,20 3 0,60
Total 1,00 3,58

25
Threat (Ancaman) Bobot Skala Nilai
Perubahan selera konsumen 0,15 4 0,60
Kelangkaan air 0,15 4 0,60
Dolar yang kuat 0,20 3 0,60
Persyaratan hukum label produk minuman berkarbonasi 0,15 2 0,30
Penurunan laba kotor dan margin laba bersih 0,10 3 0,30
Kompetisi dari PepsiCo 0,13 3 0,39
Jenuh pasar minuman berkarbonasi 0,12 4 0,48
Total 1,00 3,27

Analisis Matriks SWOT

Berdasarkan hasil-hasil yang didapat dari analisis internal dan eksternal pada tabel
diatas, hasilnya dapat dirangkum sebagai berikut :

- Skor total Strength : 3,60


- Skor total Weakness : 2,87
- Skor total Opportunity : 3,58
- Skor total Threat : 3,27

Maka penentuan Coca Cola Company dapat digambarkan sebagai matrik SWOT,
seperti :

 Koordinat Analisis Internal:

Sumbu x = (Skor Kekuatan – Skor Kelemahan)/2

(3,60 – 2,87) : 2 = 0,37

 Koordinat Analisis Ekternal:

Sumbu y = (Skor Peluang – Skor Ancaman)/2

(3,58 – 3,27) : 2 = 0,16

Jadi, titik koordinatnya terletak pada (0,37 ; 0,16 )

26
Stability (Strategi rasionalisasi) Expansion ofensif

Retrenchment
Combination (Strategi
(Strategi Survival/difensif)

Setelah diketahui titik koordinat tersebut maka posisi unit perusahaan Coca-Cola
Company di ketahui pada kuadran I, yaitu kuadran combination yang terletak pada titik
koordinat (0.37, 0.16).

27
1. Pada kuadran I ( S O Strategi ) strategi umum yang dapat dilakukan oleh perusahaan
adalah menggunakan kekuatan perusahaan untuk mengambil setiap keunggulan pada
kesempatan :
a. Memperkenalkan merek untuk pertumbuhan usaha dan perluasan pasar.
b. Selalu melakukan inovasi pada produk – produknya.
c. Investasi pada R&D dan terus mengadakan partnership dengan perusahaan-
perusahaan ternama untuk menghadapi pemasaran tiada batas.
d. Memanfaatkan produksi massal, sehingga biaya dapat ditekan dan dapat
menawarkan harga yang murah.

2. Pada kuadran II ( W O Strategi ) perusahaan dapat membuat keunggulan pada


kesempatan sebagi acuan untuk memfokuskan kegiatan dengan menghindari
kelemahan :
a. Pangsa pasar baru untuk meningkatkan profitabilitas
b. Memenuhi kebutuhan konsumen dan menjual produk berkualitas dunia
c. Menaikkan margin inovasi produk untuk mengendalikan keuntungan
d. Membeli/bekerja sama dengan perusahaan lain untuk memperoleh teknologi
lanjut untuk lebih mempercepat kemajuan teknologi, namun sebelumnya harus
mempelajari teknik-teknik merger dan akuisisi di luar negeri/Akuisi teknologi
baru untuk inovasi.

3. Pada kuadran III ( S T Strategi ) Menjadikan setiap kekuatan untuk menghadapi


setiap ancaman dengan menciptakan diversifikasi untuk menciptakan peluang :
a. Membuat brand-image Samsung lebih mendunia, sehingga konsumen lebih
tertarik pada samsung
b. Terus menerus melakukan inovasi produk agar tidak kalah dengan kompetitor
lainnya
c. Perhatian lebih pada teknologi, kualitas, deferensiasi produk, dan kepeminpinan
harga dengan tetap mengedepankan kualitas.
d. Secara aktif berinvestasi pada pemasaran dan distribusi dan memperluas pasar
dengan memanfaatkan kekuatan- kekuatan yang dimilikinya.

28
4. Pada kuadran IV ( W T Strategi ) meminimumkan segala kelemahan untuk
menghadapi setiap ancaman.
a. Diferensiasi untuk menghindari komoditas pasar yang serupa.
b. Diversifikasi ke pangsa pasar baru.
c. Investasi pada merek dan program loyalitas kepada pelanggan.
d. Selalu berinovasi dan tetap mengupayakan desain-desain yang menarik.

Berdasarkan diagram bobot dan rating pada setiap unsur matrik SWOT
sebagaimana di jabarkan diatas, bahwa posisi perusahaan saat ini berada pada
kuadran I yaitu kuadran expansion offensif dimana strategi umum yang dapat
dilakukan perusahaan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif
(Growth oriented strategy).

29
BAB VI
ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI

Didalam teori persaingan kita mengenal ada suatu teori dari Michael Porter yang
sangat terkenal pada saat menganalisis persaingan atau competition analysis. Teori tersebut
sangat terkenal dengan istilah Porter Five Forces Model. Intinya sebenarnya Porter
menilai bahwa perusahaan secara nyata tidak hanya bersaing dengan perusahaan yang ada
dalam industri saat ini. Analisis yang biasa digunakan sebuah perusahaan adalah siapa
pesaing langsung perusahaan tersebut dan akhirnya mereka terjebak dalam ”competitor
oriented ”, sehingga tidak mempunyai visi pasar yang jelas. Dalam five forces model
digambarkan bahwa kita juga bersaing dengan pesaing potensial kita, yaitu mereka yang
akan masuk, para pemasok atau suplier,para pembeli atau konsumen, dan produsen
produk-produk pengganti. Dengan demikian, kita harus mengetahui bahwa ada lima
kekuatan yg menentukan karakteristik suatu industri, yaitu :
1. intensitas persaingan antar pemain yg ada saat ini,
2. ancaman masuk pendatang baru,
3. kekuatan tawar menawar pemasok,
4. kekuatan tawar pembeli, dan
5. ancaman produk pengganti.

Aspek Pembeli
Pembeli ( Konsumen ) dari produk Coca – Cola mencakup segala usia dari anak kecil,
remaja, dan orang dewasa. Yang hampir di konsumsi oleh segala usia dan Produk Coca
Cola dapat dinikmati di seluruh dunia.
Manajemen Strategi Perusahaan :

 Pelayanan yang Baik supaya para Pembeli tidak berpaling pada produk yang lain
 Produk yang berkualitas dengan Harga yang Rendah dan dapat dijangkau oleh
semua kalangan
 Promosi
 Pemberian Hadiah / Mengadakan Kompetisi.

30
Aspek Pemasok
Setiap proses produksi sebuah perusahaan memerlukan sebuah input yang berupa bahan
baku, tenaga kerja yang dipasok oleh para Suppliers. oleh karena itu para perusahaan harus
mempunyai relasi yang baik pada para suppliers supaya bahan baku dapat tercukupi tepat
waktu dan sistem pembayaran yang lebih fleksibel.
Manajemen Strategi Perusahaan:

 Perusahaan harus mempunyai hubungan yang baik pada para relasi


 Perusahaan harus tepat waktu dalam waktu pembayran kepada para suppliers

Barang Pengganti (subtitusi)


barang subsitusi dari Produk Coca Cola adalah

 AQua
 Es Tee
 Teh Botol Sosro
 Mizone
 Ultra Milk
 Dan Lain – Lain

Manajemen Strategi untuk barang pengganti atau subtitusi

 Perusahaan harus Meyakinkan kepada pelanggan bahwa produk Coca – Cola tetap
minuman bersoda no 1 di dunia
 dan perusahaan mempertahankan kualitas produk supaya para pelanggan tidak
berpaling ke produk yang lain

Pendatang Baru ( New Entry )

Pendatang baru pada minuman Coca – Cola adalah seperti Mizone, Pocari Sweet, dan lain
sebagainya,
Manajemen Strateginya adalah :

 Maka sebaiknya suatau perusahaan harus menerapkan strategi Portee yaitu,


Diferensiasi
 Harga Yang murah dari produk pendatang baru tersebut.

31
 Loyalitas Perusahaan Kepada para konsumen

Kompetitor
kompetitor dari produk Coca – Cola adalah

 7up
 Mirinda
 Pepsi
 Dan Lin – lain.

Manajemen Strategi:

 Harga Yang terjangkau


 Kualitas yang lebih baik lagi
 Inovasi Produk
 Fokus pada satu produk yaitu minuman bersoda No 1 di Dunia.

32
A. STRATEGI THE COCA-COLA COMPANY

Berikut ini adalah beberapa strategi perusahaan The Coca-Cola Company dalam
mencapai dan/atau mempertahankan Keunggulan Kompetitif.
One of our goals is to maximize growth and profitability to create value for our
shareholders. Our efforts to achieve this goal are based on: (1) transforming our
commercial models to focus on our customers’ value potential and using a value-based
segmentation approach to capture the industry’s value potential, (2) implementing multi-
segmentation strategies in our major markets to target distinct market clusters divided by
consumption occasion, competitive intensity and socioeconomic levels; (3) implementing
well-planned product, packaging and pricing strategies through different distribution
channels; (4) driving product innovation along our different product categories and (5)
achieving the full operating potential of our commercial models and processes to drive
operational efficiencies throughout our company.
To achieve these goals, we intend to continue to focus our efforts on, among other
initiatives, the following:
1. working with The Coca-Cola Company to develop a business model to continue
exploring and participating in new lines of beverages, extending existing product
lines and effectively advertising and marketing our products;
2. developing and expanding our still beverage portfolio through innovation, strategic
acquisitions and by entering into agreements to jointly acquire companies with The
Coca-Cola Company;
3. expanding our bottled water strategy, in conjunction with The Coca-Cola Company
through innovation and selective acquisitions to maximize profitability across our
market territories;
4. strengthening our selling capabilities and go-to-market strategies, including pre-
sale, conventional selling and hybrid routes, in order to get closer to our clients and
help them satisfy the beverage needs of consumers;
5. implementing selective packaging strategies designed to increase consumer demand
for our products and to build a strong returnable base for the Coca-Cola brand;
6. replicating our best practices throughout the value chain;
7. rationalizing and adapting our organizational and asset structure in order to be in a
better position to respond to a changing competitive environment;
8. committing to building a multi-cultural collaborative team, from top to bottom; and

33
9. broadening our geographic footprint through organic growth and strategic
acquisitions.

Evaluasi atas Strategi The Coca-Cola Company

1. Working with The Coca-Cola Company to develop a business model to continue


exploring and participating in new lines of beverages, extending existing product lines
and effectively advertising and marketing our products
Bentuk strategi ini sejatinya adalah penerapan dari salah satu intisari seni perang yang
diperkenalkan oleh Sun Tzu, yaitu “Untuk menyerang dan pasti merebutnya,
seranglah di mana mereka tidak bertahan.”. Maksudnya adalah perusahaan berusaha
untuk melakukan diversifikasi ke lini-lini produksi yang belum dimasuki atau dikuasai
oleh pesaing/kompetitor dengan harapan untuk membuka pasar baru
pada lini produksi tersebut.
Contoh dari implementasi strategi ini adalah The Coca-Cola
Company merambah ke lini produk minuman kesehatan seperti Pulpy
Minute Maid dan air mineral Ades.
Sebagai tambahan, strategi membuka pasar baru juga sesuai dengan
seni perang Sun Tzu berikut ini:
Ia yang datang ke medan pertempuran terlebih dahulu dan menunggu musuhnya di
sana diuntungkan, dan ia yang datang terlambat ke medan perang untuk menyerbu
tidak memiliki keuntungan semacam itu. Dan karenanya, mereka yang terampil dalam
perang akan membawa musuh ke medan perang dan bukannya dibawa ke sana oleh
musuhnya.
Maksudnya adalah siapa yang tiba di pasar lebih awal akan sangat diuntungkan karena
ia dapat mengenali kondisi pasar lebih dulu daripada para pesaing, sehingga dapat
mengembangkan strategi-strategi yang relevan lebih awal juga.
Di samping merambah ke lini produksi baru, strategi ini juga menekankan pada
pentingnya mempertahankan lini produk yang telah ada dan dengan efektif
mempromosikan dan memasarkan produk The Coca-Cola Company, baik produk
yang telah ada ataupun lini produk baru kepada pelanggan demi mencapai keunggulan
kompetitif yang berkesinambungan.

34
2. Developing and expanding our still beverage portfolio through innovation, strategic
acquisitions and by entering into agreements to jointly acquire companies with The
Coca-Cola Company
Strategi ini dimaksudkan untuk meningkatkan dan memperluas portofolio The Coca-
Cola Company di bursa. Untuk mencapai hal tersebut, The Coca-Cola Company harus
melakukan hal-hal yang dapat meningkatkan profitabilitas di mata investor misalnya
dengan melakukan berbagai pengembangan dan inovasi produk.
Selain itu, memperluas portofolio juga dapat dilakukan dengan melakukan berbagai
akuisisi terhadap perusahaan-perusahaan tertentu atau dengan melakukan joint venture
dengan perusahaan tersebut. Dengan jumlah portofolio yang besar, The Coca-Cola
Company akan menjadi perusahaan yang semakin dominan di bursa dan hal tersebut
akan menjamin kelangsungan hidup perusahaan.
Strategi ini sejalan dengan seni perang Sun Tzu, “Ketika Anda memutuskan untuk
menantang lawan, kalkulasi, estimasi, analisis, dan pemosisian yang banyak akan
membawa kemenangan. Sedikit perhitungan akan mengakibatkan kekalahan.” Apa
yang dilakukan The Coca-Cola Company dengan berusaha mempersar jumlah
portofolio dalam rangka pemosisian untuk meraih dominasi industri adalah hal yang
tepat. Namun perlu disadari bahwa portofolio yang besar akan membawa resiko
hostile take-over yang sedemikian besar pula. Untuk itu, selain memperbesar
dominasi, The Coca-Cola Company seharusnya juga memikirkan cara menjaga
portofolio yang telah dimiliki dari take-over kompetitor di bursa.
3. Expanding our bottled water strategy, in conjunction with The Coca-Cola Company
through innovation and selective acquisitions to maximize profitability across our
market territories;
Melalui strategi ini The Coca-Cola Company berharap untuk menjadi perusahaan air
minum berbotol yang terbaik di pasarnya. Untuk mencapai hal tersebut The Coca-
Cola Company akan terus melakukan inovasi terhadap produknya serta melakukan
akuisisi secara selektif untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan.
4. Strengthening our selling capabilities and go-to-market strategies, including pre-sale,
conventional selling and hybrid routes, in order to get closer to our clients and help
them satisfy the beverage needs of consumers
Ini adalah bentuk integrasi maju yang diterapkan oleh The Coca-Cola Company, yaitu
dengan memperkuat daya jual dengan cara menambah baik kuantitas maupun kualitas

35
jaringan klien/distributor. Strategi bisa merupakan strategi yang tepat dalam upaya
memperluas dan mempertahankan pasar dari gempuran perusahaan pesaing.
Dalam strategi ini, klien/distributor memegang peranan layaknya pasukan dalam
peperangan. Sun Tzu mengatakan bahwa pemimpin yang baik adalah pemimpin yang
mampu memberdayakan pasukannya dengan efektif dan efisien. Beginilah seharusnya
The Coca-Cola Company bertindak terhadap klien/distributor yang mereka miliki.
Di samping itu, Sun Tzu juga menyatakan bahwa mengatur pasukan dalam sebuah
peperangan adalah hal yang sangat sulit. Dalam kenyataannya memang benar
demikian, semakin banyak klien/distributor yang dimiliki maka tentu benturan
kepentingan akan sering terjadi. Untuk itu The Coca-Cola Company harus mampu
membuat kebijakan-kebijakan yang terbaik bagi setiap klien/distributor tersebut demi
meraih keunggulan kompetitif yang berkesinambungan.
5. Implementing selective packaging strategies designed to increase consumer demand
for our products and to build a strong returnable base for the Coca-Cola brand
Strategi ini adalah wujud bahwa The Coca-Cola Company memandang packaging
sebagai salah satu faktor penting dalam rangka meningkatkan jumlah penjualan
perusahaan. Perusahaan akan melakukan mekanisme packaging yang selektif dengan
desain semenarik mungkin agar dapat menjangkau berbagai lapisan konsumen.
Dengan demikian, perusahaan akan memperoleh peningkatan penjualan tahunan yang
berujung pada peningkatan nilai perusahaan terhadap shareholders.
6. Replicating our best practices throughout the value chain
Menurut kami strategi ini sangat penting dalam hal:
1. pemerataan pelayanan pada setiap lini perusahaan, sehingga pelayanan kepada
konsumer akan lebih maksimal;
2. membudayakan best practice pada setiap lini perusahaan; dan
3. menyulitkan para kompetitor untuk meniru strategi pelayanan The Coca-Cola
Company karena strategi best practices ditanamkan pada setiap value chain yang
pada akhirnya akan membentuk fit yang kuat dan sulit untuk ditiru.
7. Rationalizing and adapting our organizational and asset structure in order to be in a
better position to respond to a changing competitive environment
Ini adalah bentuk strategi yang dipersiapkan perusahaan dalam menghadapi
lingkungan kompetitif yang dinamis dan terus berubah. Untuk menghadapi

36
lingkungan yang dinamis tersebut perusahaan berusaha untuk membuat, memahami,
dan mengimplementasikan struktur organisasi dan struktur aset yang kuat dan efektif.
Hal ini sejalan dengan seni perang Sun Tzu berikut ini.
Kenalilah musuh Anda dan diri Anda Sendiri, maka dalam pertempuran Anda tidak
akan pernah terkalahkan. Bila Anda tidak tahu tentang musuh Anda, tetapi mengenal
diri Anda Sendiri, peluang Anda untuk menang atau kalah adalah seimbang. Jika
Anda tidak mengenal musuh Anda dan diri Anda sendiri, bisa dipastikan Anda akan
kalah dalam setiap pertarungan.
Seni perang Sun Tzu di atas menyatakan betapa pentingnya bagi perusahaan untuk
mengenali dirinya sendiri sebelum terjun dalam sebuah peperangan/kompetisi/pasar.
Inilah yang coba diterapkan oleh The Coca-Cola Company, yaitu mengembangkan
dan memahami struktur organisasi perusahaan agar dapat lebih responsif terhadap
gejala perubahan yang rutin terjadi pada lingkungan bisnis saat ini.
8. Committing to building a multi-cultural collaborative team, from top to bottom
Strategi ini dimaksudkan untuk mencapai keberagaman dalam tim manajemen The
Coca-Cola Company. Dengan demikian, perusahaan akan bisa lebih responsif
terhadap setiap perubahan yang terjadi. Semakin beragam sebuah tim tentu akan
semakin beragam ide-ide yang muncul untuk mengatasi kasus atau situasi yang
muncul. Dengan begitu perusahaan akan semakin dinamis lagi.
Di samping itu, strategi ini juga mengindikasikan bahwa The Coca-Cola Company
tidak membeda-bedakan suku, ras, maupun agama. Perusahaan bersikap terbuka
kepada pegawainya dengan menerapkan keberagaman pada tiap lini perusahaan.
Dengan demikian, secara tidak langsung perusahaan akan memperoleh imbalan
berupa peningkatan kinerja serta loyalitas dari para pegawainya.

9. Broadening our geographic footprint through organic growth and strategic


acquisitions
Strategi ini adalah bentuk lain dari upaya The Coca-Cola Company untuk memperluas
wilayah pemasaran atas produk-produknya yang telah terdiversivikasi sedemikian
rupa. Perluasan wilayan tersebut dapat dilakukan melalui pertumbuhan perusahaan
secara alamiah ataupun melalui akuisisi strategis atas perusahaan-perusahaan lain.

37
B. Pemasaran Coca Cola Di Indonesia

Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan salah satu produsen dan distributor minuman
ringan terkemuka di Indonesia. Kami memproduksi dan mendistribusikan produk-produk
berlisensi dari The Coca-Cola Company.

Perusahaan kami memproduksi dan mendistribusikan produk Coca-Cola ke lebih dari


400.000 outlet melalui lebih dari 120 pusat penjualan.

Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan nama dagang yang terdiri dari perusahaan-
perusahaan patungan (joint venture) antara perusahaan-perusahaan lokal yang dimiliki oleh
pengusaha-pengusaha independen dan Coca-Cola Amatil Limited, yang merupakan salah
satu produsen dan distributor terbesar produk-produk Coca-Cola di dunia.

Coca-Cola Bottling Indonesia memproduksi merek-merek inti seperti Coca-Cola, Sprite,


Fanta, dan Frestea di dalam pabrik-pabriknya yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk
menjaga agar mutu minuman yang dihasilkan sesuai dengan standar, kami menerapkan
dengan ketat proses produksi yang diakui secara internasional.

Pemberian kode-kode pada setiap produk merupakan bagian terpenting dari keseluruhan
proses. Dengan kode-kode itu kami menjaga agar para pelanggan mendapatkan minuman
kami dalam rasanya yang terbaik.

Setiap kode menunjukkan keterangan-keterangan tertentu tentang produk tersebut. Ada


kode yang menunjukkan keterangan tentang tanggal pembuatan.

Ada kode yang lebih rumit, terdiri atas huruf dan angka yang menunjukkan hari, bulan,
shift, dan pabrik tempat minuman tersebut dibuat. Ada lagi yang tidak tampak pada
kemasan karena tinta yang digunakan hanya dapat dibaca dengan teknologi khusus.

Semua itu menunjukkan komitment kami untuk memastikan bahwa teknologi, sumber
daya manusia maupun material yang kami pergunakan, semuanya tertuju untuk kepuasan
para pelanggan dan konsumen kami.

38
Coca-Cola Amatil pertama kali berinvestasi di Indonesia pada tahun 1992. Mitra usaha
Coca-Cola saat ini merupakan pengusaha Indonesia yang juga adalah mitra usaha saat
perusahaan ini memulai kegiatan usahanya di Indonesia.

Produksi pertama Coca-Cola di Indonesia dimulai pada tahun 1932 di satu pabrik yang
berlokasi di Jakarta. Produksi tahunan pada saat tersebut hanya sekitar 10.000 krat.

Saat itu perusahaan baru memperkerjakan 25 karyawan dan mengoperasikan tiga buah
kendaraan truk distribusi. Sejak saat itu hingga tahun 1980-an, berdiri 11 perusahaan
independen di seluruh Indonesia guna memproduksi dan mendistribusikan produk-produk
The Coca-Cola Company. Pada awal tahun 1990-an, beberapa diantara perusahaan-
perusahaan tersebut mulai bergabung menjadi satu.

Tepat pada tanggal 1 Januari 2000, sepuluh dari perusahaan-perusahaan tersebut


bergabung dalam perusahaan-perusahaan yang kini dikenal sebagai Coca-Cola Bottling
Indonesia.

Saat ini, dengan jumlah karyawan sekitar 10.000 orang, jutaan krat produk kami
didistribusikan dan dijual melalui lebih dari 400.000 gerai eceran yang tersebar di seluruh
Indonesia.

Bersama-sama kami hadirkan saat-saat penuh kesegaran setiap hari.

“Bagi perusahaan Coca-Cola, kualitas lebih dari sekedar apa yang dirasakan, dilihat,
diukur atau dikelola. Kualitas menjadi sebuah keutamaan dalam setiap tindakan kami.”
Kata seorang karyawan di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia.

Semua fungsi dan jajaran organisasi, mulai dari produksi, pemasaran, distribusi, keuangan,
layanan pelanggan dan konsumen, bekerja keras untuk mengembangkan praktek-praktek
yang terbaik di industri minuman.

The Coca-Cola Quality System merupakan landasan kebijakan perusahaan terhadap


pengawasan mutu – yang memotivasi untuk bertindak memenuhi dan bahkan melampaui
berbagai standar kualitas, baik itu merupakan standar internasional maupun standar yang
ditetapkan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di Industri makanan dan
minuman.

39
Coca-Cola memiliki Consumer Response Teams dan program-program yang dilaksanakan
di semua area operasi di seluruh Indonesia untuk menampung setiap masukan yang
disampaikan oleh para konsumen dan pelanggan, yang kemudian meneruskan masukan
tersebut kepada pihak-pihak yang tepat di dalam perusahaan untuk menjamin bahwa
standar kualitas kami yang tinggi tetap terjaga.

Boston Consulting Group (BCG) adalah perusahaan konsultan manajemen global,


didirikan oleh Bruce Henderson padav tahun 1963. Memiliki 69 kantor di 40 negara, dan
CEO sekarang adalah Hans-Paul Biirkner. BCG umumnya digolongkan sebagai salah satu
pengurus "paling bergengsi" konsultan perusahaan dalam industri itu.
Kerangka pemikiran
Pada tahun 1968, menciptakan BCG "Growth-Share Matrix", sebuah grafik sederhana
untuk membantu perusahaan besar dalam menentukan bagaimana mengalokasikan kas
antara unit-unit bisnis mereka. Korporasi akan mengkategorikan unit usaha sebagai
"Bintang", "Kas Sapi", "Pertanyaan Marks", dan "Anjing" (awalnya "Piaraan"), kemudian
mengalokasikan kas yang sesuai, memindahkan uang dari "sapi perah" menuju "bintang"
dan tanda tanya yang memiliki tingkat pertumbuhan pasar yang lebih tinggi potensial.

Bagan itu populer selama dua dekade dan "terus digunakan sebagai primer dalam prinsip-
prinsip pengelolaan portofolio", sebagai kata BCG

40
ü DOG
Pada posisi ini tingkat pertumbuhan suatu produk masih sangat rendah dan market
sharenya juga masih rendah. Pada posisi ini harus segera mengambil tindakan, kalau tidak
secepatnya mengambil tindakan maka suatu perusahaan akan mengalami kebangkrutan.
ü Question
Pada quadrant ini, product yang ditawarkan walau masih mempunyai market share rendah,
tapi demannya udah kelihatan banyak. sehingga market growthnya tinggi. Contohnya
adalah pada produk coca-cola yang berada pada posisi ini adalah minuman fanta, sprite,
minute mind.
ü Star
Kalau sudah sampai di posisi star dimana market share sudah dominan, tapi growth masih
banyak, advertising bisa seperlunya saja, penambahan fitur minor bisa dilakukan,
kerjasama dengan club juga bisa digiaatkan lagi dalam promosi.
ü Cash Cow
Pada posisi ini perusahaan sudah mempunyai market share yang tinggi dan growt yang
cukup baik, untuk mempertahankan produk perusahaan dapat menjaga satabilitas dari
tingkat pemasaran produk dan harga.

Penerapan BCG pada PT COCA-COLA


Pt coca-cola memiliki pabrik pusat di Negara Amerika Serikat. Namun minuman ini sudah
dikenal diseluruh dunia termasuk Indonesia. PT coca – cola berdiri di indonesia sejak
tahun 1932, pada tahun 1999 konsumen dari produk coca cola di indonesia mencapai 85%,
penikmat coca-cola mencakup berbagai kalangan dari anak kecil sampai orang dewasa
dapat mengkonsumsi minuman ini. Para konsumen mengalami kenaikan setiap tahunnya,
dan perusahaan minuman no 1 didunia ini selalu melakukan inofasi dalam pendistribusian
produknya, contohnya sekarang minuman coca-cola dapat diperoleh di pinggir jalan
dengan alat pendingin yang telah disediakan oleh perusahaan.
Coca-cola memiliki berbagai pengklasifikasian minuman seperti Energy Drinks, Tea dan
Coffee, sport Drink, Soft Drink, juice, water, dan lain-lain. PT Coca- Cola memiliki
beberapa jenis produksi seperti Fanta, Coca-Cola Zero, Coke, Pocari Sweet, Coca-Cola,
Thums Up, Limce, Pulpy Orange, Maaza, Kinley, Goergia. Para konsumen minuman
bersoda di Indonesia masih dikatakan rendah dibanding dengan neraga lainnya seperti

41
Singapura, Malaysia, dan Filipina. Namun konsumsi coca-cola di Indonesia mencapai
60%, dan sisa nya didominasi dengan minuman the botol.

Matrix pada COCA COLA

Kelebihan Perumusan Strategi The Coca-Cola Company

Perumusan strategi The Coca-Cola Company mengandung banyak kelebihan


terutama dalam hal pengembangan/ekspansi pasar dan peningkatan kemampuan penjualan
melalui perluasan portofolio perusahaan, inovasi produk, inovasi kemasan produk,
integrasi maju dan mundur, serta pengembangan kualitas produk melalui penerapan best-
practices dalam setiap rantai nilai perusahaan.

Kelemahan Perumusan Strategi The Coca-Cola Company

Di samping kelebihan yang dijelaskan di poin sebelumnya, kami menemukan berapa


kelemahan terkait perumusan strategi The Coca-Cola Company yang akan kami jelaskan
sebagai berikut.
1. Tidak satupun dari strategi bisnis yang diterapkan The Coca-Cola Company yang
mendorong dilakukannya inovasi produk yang meningkatkan nilai kesehatan
produknya. Mengingat masyarakat modern sekarang ini cenderung memerangi
obesitas dengan mempertimbangkan nilai kesehatan sebuah produk sebelum
membeli sebuah produk, kiranya The Coca-Cola Company mulai memikirkan hal

42
ini, mungkin dengan mulai memproduksi dan memasarkan minuman-minuman
‘bertema’ kesehatan kepada masyarakat.
2. Dari perumusan strategi di atas, tampak jelas bahwa The Coca-Cola Company tidak
memperhitungkan faktor selera konsumen dalam pengembangan produknya.
Padahal seperti yang kita ketahui selera konsumen adalah salah satu threats-
opportunities yang seharusnya diantisipasi dengan baik oleh setiap perusahaan agar
dapat sustain di pasar dan mampu mempertahankan keunggulan kompetitif secara
berkesinambungan. Oleh karena itu, seharusnya The Coca-Cola Company
merumuskan strategi untuk terus berinovasi dengan mendasarkan pada perubahan
selera konsumen. Lalu berdasarkan strategi tersebut, The Coca-Cola Company
melakukan audit eksternal secara intensif untuk mengetahui perubahan-perubahaan
yang terjadi dan mengembangkan produk yang sesuai dengan perubahan selera
konsumen tersebut.
3. Strategi integrasi maju yang dirumuskan The Coca-Cola Company masih kurang
tepat sasaran. Seharusnya The Coca-Cola Company lebih mengintensifkan strategi
tersebut dengan cara mengakuisisi dan/atau bekerja sama dengan perusahaan rumah
makan cepat saji seperti KFC, McDonald, atau A&W dengan tujuan memperluas
pasar. PepsiCo sangat dominan di bidang ini dan hal tersebut tidak akan berdampak
baik pada sustainability The Coca-Cola Company ke depannya, apalagi saat ini
inventory turn-over The Coca-Cola Company berada pada posisi yang lebih rendah
daripada PepsiCo.
4. Menurut kelompok kami, The Coca-Cola Company seharusnya sudah mulai
merumuskan strategi untuk melakukan diversifikasi produksi makanan ringan,
seperti yang telah dilakukan oleh PepsiCo dalam beberapa saat terakhir ini. Hal ini
penting untuk dilakukan sebelum produk minuman ringan berkarbonasi mulai
ditinggalkan pasar. Seperti yang kita ketahui, ada kecenderungan masyarakat modern
yang semakin memerangi obesitas dan menjauhi minuman berkarbonasi. Untuk itu,
sebaiknya The Coca-Cola Company memanfaatkan luas pasar dan jaringan distribusi
yang sedemikian besar yang dimilikinya untuk memasarkan diversifikasi produk
makanan ringan tersebut.
5. Sejatinya telah ada beberapa diversifikasi produk dari The Coca-Cola Company baik
yang merupakan hasil akuisisi atau kerja sama operasi yang mengandung nilai-nilai
kesehatan, misalnya Pulpy Minutes Maid. Hanya saja menurut kelompok kami,

43
produk tersebut tidak dipasarkan dengan intensif oleh pihak manajemen sehingga
tidak begitu dikenal di pasar. Seharusnya The Coca-Cola Company lebih aware lagi
dengan nilai kesehatan ini dan mulai memasarkan produk-produk yang ‘sehat’
dengan cara yang lebih intensif lagi agar memperoleh pasar yang sama luasnya
dengan produk utama The Coca-Cola Company, seperti Coke, Fanta, Coca-Cola, dan
Sprite.
6. Strategi bisnis bertajuk CSR (Corporate Social Responsibility) adalah salah satu
strategi bisnis yang cukup popular belakangan ini. Dari rumusan strategi The Coca-
Cola Company kami tidak menjumpai adanya wujud penerapan CSR yang kami rasa
penting untuk dirumuskan, dilaksanakan, dan dikembangkan dalam upaya
menciptakan bisnis yang bernilai manfaat baik secara ekonomis maupun sosial.
Meskipun sejatinya The Coca-Cola Company telah melakukan beberapa kegiatan
bertajuk CSR seperti kemasan yang dapat didaur-ulang, hal ini tetap perlu untuk
ditingkatkan dengan dirumuskan sebagai bagian dari strategi bisnis The Coca-Cola
Company.
7. Strategi diversifikasi ke produk pengganti kiranya perlu untuk menjadi perhatian
bagi pihak manajemen di The Coca-Cola Company. Hal ini belum dimasukkan ke
dalam rumusan strategi bisnis The Coca-Cola Company.

44
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan analisis di atas kami menyimpulkan hal-hal berikut ini.
1. The Coca-Cola Company sebagai perusahaan beverage merupakan salah satu
perusahaan yang sukses mempertahankan keunggulan kompetitifnya sampai
sekarang. Dalam upaya mempertahankan keunggulan kompetitif ini The Coca-
Cola Company telah mengembangkan visi, misi, tujuan jangka panjang, analisis
atas TOWS, dan strategi bisnis yang beraneka ragam.
2. Analisis SWOT atas The Coca-Cola Company menunjukkan bahwa begitu
banyak faktor eksternal (Threat-Opportunities) maupun faktor internal
(Weakness-Strength) yang dihadapi The Coca-Cola Company terutama di zaman
sekarang ini. Meski demikian manajemen The Coca-Cola Company perlu untuk
tetap melakukan audit eksternal maupun internal dengan lebih teliti dalam
rangka mengidentifikasi Threat-Opportunities maupun Weakness-Strength yang
akan mereka hadapi di masa depan. Dengan demikian diharapkan perusahaan
dapat bertindak dengan lebih responsif ketika terjadi perubahaan yang tidak
mampu diperkirakan.
3. Strategi yang dikembangkan The Coca-Cola Company secara umum ditujukan
untuk pelakukan perluasan/ekspansi pasar dengan meningkatkan kemampuan
penjualan, inovasi atas produk dan kemasan produk, serta perluasan wilayah
geografis yang belum tersentuh. Namun ada kelemahan mendasar pada rumusan
strategi ini yaitu The Coca-Cola Company tidak merumuskan strategi yang
aware pada selera konsumen dan nilai kesehatan masyarakat.

Saran

Atas simpulan di atas, kami menyarankan hal-hal berikut ini agar dilaksanakan oleh
pihak manajemen The Coca-Cola Company sehingga eksistensi perusahaan ke depannya
terjamin dan keunggulan kompetitif mampu dipertahankan.

1. Secara umum rumusan strategi dari The Coca-Cola Company telah cukup
mumpuni, untuk itu kami berharap agar pihak manajemen The Coca-Cola

45
Company mampu mengimplementasikan strategi-strategi yang telah ada dengan
baik dan sesuai apa yang dirumuskan manajemen.
2. Atas kelemahan yang kami utarakan terkait rumusan strategi perusahaan, kami
mengusulkan agar perusahaan mulai merumuskan strategi baru terutama yang
terkait dengan pengembangan produk yang memiliki nilai kesehatan, inovasi
atas produk yang aware pada selera konsumen, diversifikasi pada bisnis
makanan ringan, peningkatan pemasaran atas produk yang telah memiliki nilai
kesehatan, serta pengembangan strategi bisnis CSR demi tercapainya
kesinambungan keunggulan kompetitif perusahaan The Coca-Cola Company.

46
DAFTAR PUSTAKA

David, Fred R. 2010. “Manajemen Strategis” Ed.12. Trans. Dono Sunardi. Jakarta:
Salemba Empat.

Goetsch, David L. 2006. “Quality Management: Introduction to Total Quality


Management for Production, Processing, and Services”. 5th Edition.
Pearson/Prentice Hall.

Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak. 2013.

Tzu, Sun. 1910. “The Art of War“. Trans. Lionel Giles. New York: Luzac & Co.

The Coca-Cola Company Financial Report. 2012.

http://www.coca-colacompany.com/our-company/mission-vision-values

http://yushendratmo.blogspot.com/

http://rudy-dblues.blogspot.com/2010/10/kasus-pada-perusahaan-minuman-coca-cola.html

http://norcho.wordpress.com/2010/02/20/coca-cola/

47

Anda mungkin juga menyukai