Pengantar Manajemen
Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS PAMULANG
Jalan Surya Kencana No. 1 Pamulang-Tangerang Selatan
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang menguasai alam
beserta isinya. Sholawat dan salam tidak lupa kita curahkan kepada teladan kita sepanjang
zaman, Rosulullah Muhammad SAW, beserta para sahabat dan pejuang-pejuang yang
senantiasa berada di jalan-Nya .
Makalah ini berisi tentang “ Manajemen Operasional Coca – Cola Company ”. Makalah ini
diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Manajemen.
Terima kasih atas kerja sama seluruh anggota kelompok sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat waktu. Dan tak lupa pula kami sampaikan terima kasih kepada semua
pihak atas bantuan selama makalah ini dikerjakan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, bagi
seluruh pembaca makalah ini, masukan, kritik, dan saran sangat kami harapkan demi
peningkatan kualitas selanjutnya. Semoga para pembaca dapat memperoleh manfaat dari
makalah ini dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan pengetahuan mengenai materi
yang kami sampaikan.
Penyusun
DAFTAR ISI
LATAR BELAKANG
A. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mencoba merumuskan masalah
sebab:
1. Sejerah perusahan coca cola?
2. Apa visi dan misi perusahan coca cola?
3. Strategi apa yg digunakan oleh perusahan coca cola?
4. Analisis swot perusan coca cola?
B. MANFAAT DAN TUJUAN
1. Perusahan coca cola menjadi acuan tambahan dalam pemahaman mahasiswa tentang global
marketing.
2. Memahami unsur-unsur ekonomi yang ada dalam perusahan coca cola.
3. Menambah wawasan mahasiswa.
4. Terciptanya mahasiswa yg kreatif dan inovatif dalam bidang global marketing.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH
Coca-Cola atau Coke adalah minuman bersoda yang dijual di berbagai restoran, toko,
dan mesin pengecer di lebih dari 200 negara. Minuman ini diproduksi oleh The coca - cola
Company. Coke adalah salah satu merek yang paling dikenal dan paling luas penjualannya.
Saingan utamanya adalah Pepsi.
Coca-cola merupakan perusahaan minuman terbesar di dunia. Coca-cola menjual empat dari
lima top minuman non alkohol sedunia, diantaranya: Coca-cola, Diet coke, Sprite, dan Fanta.
Coca-cola mempekerjakan 71.000 orang dilebih dari 200 negara. Coca-cola kurang lebih
memproduksi 400 merk yang terdiri lebih dari 2600 produk minuman. Produk-produk coca
cola didistribusikan melalui restoran dan toko makanan, serta pemasok.
Coca-Cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886 oleh John Styth Pemberton,
seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Dialah yang pertama kali
mencampur sirup karamel yang kemudian dikenal sebagai Coca Cola. Frank M. Robinson,
sahabat sekaligus akuntan John, menyarankan nama Coca-Cola karena berpendapat bahwa
dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian, ia menciptakan nama
dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah logo paling terkenal di dunia.
Dr. Pemberton menjual ciptaannya dengan harga 5 sen per gelas di apotiknya dan
mempromosikan produknya dengan membagi ribuan kupon yang dapat ditukarkan untuk
mencicipi satu minuman cuma-cuma. Pada tahun tersebut ia menghabiskan US$46 untuk
biaya periklanan. Pada tahun 1892, Pemberton menjual hak cipta Coca-Cola ke Asa G.
Chandler yang kemudian mendirikan perusahaan Coca-Cola pada 1892.
Chandler piawai dalam menciptakan perhatian konsumen dengan cara membuat berbagai
macam benda-benda cinderamata berlogo Coca-Cola. Benda-benda tersebut kemudian
dibagi-bagi di lokasi-lokasi penjualan penting yang berkesinambungan. Gaya periklanan yang
inovatif, seperti desain warna-warni untuk bus, lampu gantung hias dari kaca, serta
serangkaian cinderamata seperti kipas, tanggalan dan jam dipakai untuk memasyarakatan
nama Coca-Cola dan mendorong penjualan.
Upaya mengiklankan merek Coca-Cola ini pada mulanya tidak mendorong penggunaan kata
Coke, bahkan konsumen dianjurkan untuk membeli Coca-Cola dengan kata-kata berikut:
"Mintalah Coca-Cola sesuai namanya secara lengkap; nama sebutan hanya akan mendorong
penggantian produk dengan kata lain". Tetapi konsumen tetap saja menghendaki Coke, dan
akhirnya pada tahun 1941, perusahaan mengikuti selera popular pasar. Tahun itu juga, nama
dagang Coke memperoleh pengakuan periklanan yang sama dengan Coca-Cola, dan pada
tahun 1945, Coke resmi menjadi merek dagang terdaftar.
~ Visi
Visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan - tujuan perusahaan dan apa
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang. Visi itu
tidak dapat dituliskan secara lebih jelas menerangkan detail gambaran sistem yang ditujunya,
dikarenakan perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang
tersebut.
~ Misi
Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya
mewujudkan Visi.
Misi perusahaan adalah tujuan dan alasan mengapa perusahaan itu ada. Misi juga akan
memberikan arahan sekaligus batasan proses pencapaian tujuan.
Barang-barang mode (fashion) mungkin memiliki siklus selama lima bulan, tetapi
mobil (dengan sedikit modifikasi) memiliki siklus sepuluh tahun. Dalam kasus
kendaraan bermotor, penggantian model akan dirancang untuk mengganti model lama
ketika penjualan menurun pada tingkat yang tidak diharapkan.
Produk minuman seperti Guinness dan Coca-Cola memiliki siklus hidup yang tak
terbatas
Pada tahun 2005, portofolio Coca-Cola Company menunjukan keseimbangan
Pasar minuman olah raga mengalami peningkatan volume sebesar 23 % pada tahun 2005 ,
dimana penjualannya dipimpin oleh Aquaruis dan POWERADE. Penjualan Aquarius
mengalami peningkatan sebesar 25 % pada tahun 2005 dan produk POWERADE kini telah
tersedian di setiap agen pemasaran Coca-Cola Company di 76 negara. Pasar minuman
berenergi mengalami peningkatan volume sebesar 200% pada tahun 2005, bertepatan dengan
peluncuran produk baru dari Coca-cola yaitu Full Throttle dan Sugar free Full Throttle.
Produk tersebut mengalami kesuksesan sehingga menjadikan Coca-Cola menempati posisi ke
tiga dalam pasar minuman berenergi di Amerika Serikat dalam waktu kurang dari satu tahun.
Minuman pembakkar kalori tersebut mengalami peningkatan penjualan sebersar 38% pada
tahun 2005. Pasar minuman berkarbonasi mengalami peningkatan volume sebesar 2%. Diet
Sprite Zero / Sprite Zero mengalami peningkatan volume sebesar 16% di seluruh dunia yang
didukung oleh peningkatan penjualan produk Sprite sebesar 5 %. Produk Fanta juga
mengalami peningkatan sebesar 5% dan Coca-Cola sebesar 2 %. Berdasarkan uraian diatas,
maka dapat di simpulkan bahwa kegiatan analisis portofolio produk sangat diperlukan untuk
menentukan produk baru yang akan diluncurkan serta perkembangan siklus produk yang
sudah ada. Coca-cola Company memfokuskan kegiatan pada peluncuran produk baru pada
segmen produk yang sedang mengalami peningkatan permintaan sehingga produk yang
diluncurkan memperoleh angka penjualan yang tinggi. Selain itu Coca-Cola Company relatif
cepat dalam menciptakan produk baru sehingga kegiatan tersebut dapat mensiasati siklus
hidup produk yang relatif cepat serta keinginan konsumen yang cenderung mengalami
perubahan dalam waktu yang singkat.
Coca-cola company memiliki jumlah produk sekitar 2.800 jenis produk. Produk-produk
tersebut dibagi dalam banyak kini produk dengan segmentasi serta targeting yang berbeda
untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang beragam.
Salah satu produk yang paling di kenal di seluruh dunia dari Coca-Cola Company adalah
produk Coca-Cola, Fanta, dan Sprite. Sebagai brand paling dikenal serta menguasai pasar
minuman dunia, maka Coca-Cola senantiasa melakukan berbagai inovasi agar mampu
menyajikan produk yang dibutuhkan konsumen seiring dengan perubahan yang terjadi di
masyarakat.
Beberapa produk baru dari Coca-Cola company :
b. Memperbaiki Produk
Demi menyajikan produk yang berkualitas bagi konsumen, maka Coca-Cola Company
senantiasa melakukan perbaikan pada produk-produk yang ditawarkannya. Hal tersebut
berkaitan dengan perkembangan keinginan serta kebutuhan konsumen yang selalu
menginginkan produk yang memberikan manfaat dan tidak membahayakan tubuh. Sebagai
contoh, pada tahun 2005 Coca-Cola memperkenalkan produk Powerade Option sebagai
respon terhadap produk pesaing Gatorade yaitu Propel. Powerade menawarkan minuman olah
raga yang rendah kalori dengan menggunakan zat pewarna serta pemanis dari sirup jagung,
sucralosa, dan acesulfame potassium sebagai pengganti gula
Coca-Cola Company merupakan perusahaan yang memiliki sekitar 400 buah Merk dagang
dengan jumlah produk sekitar 3.000 jenis produk. Jumlah tersebut merupakan jumlah yang
sangat besar bagi sebuah perusahaan minuman. Dengan jumlah yang sangat besar tersebut,
maka terjadi beberapa permasalahan berkaitan dengan respon pasar terhadap produk, keadaan
penjualan, serta efektifitas produksi. Terdapat beberapa produk Coca-Cola yang memiliki
respon pasar yang relatif buruk serta permintaan pasar yang rendah. Oleh karena itu diambil
langkah-langkah pengamanan terhadap produk-produk terkait agar tidak mengalami hal
serupa, yaitu dengan membuang atau menghentikan produk yang memiliki nilai jual yang
rendah karena akan mengakibatkan kerugian apabila diteruskan. Selain faktor-faktor tersebut,
terdapat pula faktor kelangkaan bahan-bahan pembuat produk tersebut maka kegiatan
produksi menjadi sulit. Kegiatan produksi dan promosi dapat dilakukan untuk produk-produk
yang memiliki respon besar serta penjualan tinggi. Salah satu contohnya adalah produk
Barq’s yang merupakan produk minuman soda dengan rasa root beer. Barq’s telah
menghentikan beberapa produksinya yang kurang efektif seperti Barq's Orange Soda , Barq's
Lemon-Lime Soda serta Barq's Grape Soda.
Pertama, bantuan teknis pengembangan dan pendampingan usaha mikro yang didukung
sepenuhnya oleh Coca-Cola selama satu tahun. Pendampingan ini dimaksudkan untuk
memberdayakan anggota kelompok, meningkatkan jumlah tabungan atas kesadaran sendiri,
serta mengembangkan kegiatan usaha produktif anggota dan pengembangan jaringan usaha.
Kedua, akses terhadap modal kerja yang diberikan oleh lembaga pembiayaan independen
(diluar Coca-Cola). Pelayanan keuangan mikro seperti ini diberikan hanya bagi mereka yang
memenuhi kriteria ketat, antara lain: secara rutin memiliki kesadaran berkelompok dan
berkembang dalam kelompok, secara rutin dan tepat waktu menabung, serta berdomisili
tetap.
Proses produksi botol Coca-Cola terbaru tersebut adalah sebagai berikut. Pertama-tama
batang tebu dihancurkan dan diperas untuk mengekstraksi gula yang ada di dalamnya. Gula
selanjutnya di fermentasi dan didistilasi untuk memproduksi etanol. Melalui serangkaian
proses, etanol diubah menjadi mono-ethylene glycol (MEG). Mono-ethylene glycol
kemudian di campur dengan terephthalic acid untuk memproduksi plastik PET.
Coca-Cola dengan bantuan Imperial College London kemudian melakukan analisis dampak
lingkungan antara botol plastik konvensional dan botol plastik terbaru dari Coca-Cola.
Hasilnya menunjukkan bahwa botol plastik yang berasal dari campuran antara minyak bumi
dan etanol meninggalkan limbah karbon lebih kecil 12%-19% dibandingkan dengan botol
plastik konvensional.
Untuk memproduksi AMDK dengan merek Ades, CCI tetap menggandeng AAPS. Di bawah
supervisi dari PT Coca-Cola Bottling Indonesia (CCBI), yang selama ini memproduksi
minuman berkarbonasi dengan merek Coca-Cola, Fanta, dan Sprite, seluruh proses produksi,
distribusi, dan promosi AMDK bermerek Ades menjadi tanggung jawab CCI. Saat diambil
alih oleh CCI, Ades menguasai 6% pangsa pasar minuman siap saji non-alkohol.
Akuisisi Ades hanyalah satu dari beberapa langkah besar CCI untuk menjadi pemain total
beverages company terkemuka di Indonesia, dan sekaligus di dunia. Sebab, sesudah langkah
akuisisi AMDK bermerek Ades, tahun lalu CCI juga menghadirkan produk minuman teh
dalam kemasan botol dan tetrapack ke pasar Indonesia dengan merek Frestea. Minuman ini
merupakan hasil kolaborasinya dengan produsen global lainnya, Nestle. Lalu terakhir,
September 2003, CCI melemparkan produk sirup ke pasar lokal lewat merek Sunfill.
Persaingan bakal bertambah sengit karena Unilever pun memilih cara akuisisi untuk menjajal
kompetensinya dalam bisnis minuman teh di pasar Indonesia. Dengan mengakuisisi teh
bermerek SariWangi, sebuah merek lokal yang cukup populer di sini, Unilever berharap bisa
meningkatkan bisnis minumannya, terutama setelah sebelumnya mereka juga menjajal pasar
Indonesia dengan minuman teh bermerek Lipton, yang merupakan merek global Unilever
untuk produk-produk minumannya.
D. MENGELOLA KUALITAS
Manajemen Kualitas
Bagi Coca-Cola company, kualitas lebih dari sekedar apa yang dirasakan, dilihat, diukur atau
dikelola. Kualitas menjadi sebuah keutamaan dalam setiap tindakan perusahaan. Perusahaan
melalui kualitas produk yang dihaslkan ingin menciptakan pelanggan yang loyal, bahkan
menciptakan pelanggan dengan katagori pelanggan yang advocator terhadap produk Coca-
Cola.
Semua fungsi dan jajaran organisasi, mulai dari produksi, pemasaran, distribusi, keuangan,
layanan pelanggan dan konsumen, bekerja keras untuk mengembangkan praktek-praktek
yang terbaik di industri minuman.
The Coca-Cola Quality System merupakan landasan kebijakan kami terhadap pengawasan
mutu - yang memotivasi kami untuk bertindak memenuhi dan bahkan melampaui berbagai
standar kualitas, baik itu merupakan standar internasional maupun standar yang ditetapkan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di Industri makanan dan minuman.
Kualitas merupakan suatu hal terpenting dalam usaha untuk mendapatkan konsumen
sebanyak-banyaknya. Kualitas akan menjadi baik apabila proses tersebut berjalan dengan
konsisten dalam menghasilkan produk. permasalahan yang terjadi adalah kadar kemanisan
(Brix) dari produk tidak stabil. Metode Peta Kendali (Control Chart) digunakan untuk
melihat keadaan dari proses produksi yang berjalan, kemudian dilakukan perbaikan melalui
pendekatan metode Taguchi. Perbaikan berawal dari pemilihan faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap karateristik kualitas tersebut beserta nilai level, yang kemudian
menjadi dasar dalam pemilihan Orthogonal Array. Hasil analisa diolah dengan meng-
gunakan noise signal to ratio (SNR) dan analysis of variance. Berdasarkan penelitian
tersebut didapat hasil bahwa setting level terbaik untuk faktor kendali yang berpengaruh
terhadap kestabilan nilai kadar kemanisan (oBrix) adalah pengaturan kadar kemanisan simple
syrup awal 59 oBrix, penambahan concentrate sebanyak 1,25 unit, dan kadar air sebanyak 80
%.
Strategi proses yang digunakan oleh Coca-Cola company adalah fokus pada
produk,karena produk Coca-Cola di buat melalui suatu proses yang kontinu. Selain itu Coca-
Cola company memproduksi produknya dalam jumlah yang besar, namun variasinya redah.
Dan peralatan-peralatan yang ada didalam perusahaan memiliki fungsi khusus. Penjadwalan
dalam perusahaan sederhana dan memnetapkan satu tingkatan laju output tertentu yang
memenuhi peramalan penjualan. Karena fasilitas focus pada produk maka akan
membutuhkan biaya tetap yang tinggi, tapi biaya variable rendah, sebagai imbalan atas
utilisasi fasilitas yang tinggi.
Teknologi Produksi yang Digunakan oleh Coca-Cola Company
Hampir segala macam proses produksi di bidang industri dapat diotomatisasi dengan
menggunakan PLC. Kecepatan dan akurasi dari operasi bisa meningkat jauh lebih baik
menggunakan sistem kontrol ini. Keunggulan dari PLC adalah kemampuannya untuk
mengubah dan meniru proses operasi di saat yang bersamaan dengan komunikasi dan
pengumpulan informasi-informasi vital.
Perencanaan Kapasitas
Saat ini, pangsa pasar Coca-Cola di Indonesia sebesar 40 persen dari seluruh pangsa
sparkling tea dan jus.Coca-Cola Amatil menargetkan pertumbuhan penjualan tersebut setelah
mengamati pertumbuhan konsumen minuman ringan yang semakin meningkat.
Pertumbuhan volume konsumen kelas menengah diperkirakan naik 9 persen per tahun. Saat
ini, jumlah konsumen Coca-Cola kelas menengah mencapai 131 juta.
Untuk mendukung target itu, Coca-Cola Amatil berencana peningkatan investasi di Indonesia
sebesar Aus$ 100 juta per tahun selama tiga tahun. Investasi tersebut untuk meningkatkan
kapasitas produksi pabrik di Indonesia.
Menurut Terry, saat ini Coca-Cola Amatil memiliki 8 pabrik yang terdiri dari 31kini
produksi. Pabrik mampu memproduksi sebanyak 1 miliar liter per tahun. "Utilisasi baru
mencapai 75 persen,"ujarnya. Dengan penambahan investasi ini, lini produksi Coca-Cola
Amatil akan ditingkatkan hingga 30 persen.
Selain penambahan kapasitas, dengan investasi itu, Coca-Cola juga akan menambah jumlah
pendingin dan sarana distribusi. Dengan dana tersebut, perusahaan akan mengganti kemasan
produk coca cola dari botol kaca menjadi botol plastik. Investasi ini diharapkan bisa
menambah besaran kontribusi Coca-Cola Amatil Indonesia di atas 10 persen terhadap
perusahan induknya. Saat ini, pendapatan Coca-Cola Amatil Indonesia rata-rata US$ 600 juta
per tahun. Pendekatan yang digunakan oleh Coca-Cola Company dalam perluasan kapasitas
adalah menggunakan kapasitas melebihi permintaan dengan perluasan bertahap. Pendekatan
ini memberikan fleksibilitas bagi manajer operasi. Kapasitas Coca-Cola dibuat melebihi
permintaan, keputusan ini diambil mengingat produk Coca-Cola sudah menjadi produk
andalan konsumen, dan menjadi produk yang unggul di pasaran. Selain kekuatan merek yang
kuat, kualitas dari Coca-Cola sendiri sudah tidak diragukan oleh masyarakat atau konsumen.
Dengan menggunakan pendekatan ini perusahaan tidak perlu kuatir dengan adanya
kekecewaan konsumen karena terbatasnya supplai Coca-Cola, karena kapasitas sudah
didesain melebihi permintaan. Dan dengan adanya umur kadaluarsa yang panjang Coca-Cola
tidak akan rusak sampai bisa mengatasi permintaan periode berikutnya.
F. ANALISIS SWOT
1. Strenght ( Kekuatan )
3. Oppurtunity ( Peluang )
4. Threat ( Ancaman )
a. Coca Cola dapat pesaing yang kuat yaitu Pepsi dan Cadburry.
b. Ada banyak minuman substitusi dari minuman ringan yang populer
Menentukan Strategi
Strategi yang diterapkan oleh perusahaan Coca-cola berdasarkan hasil analisis SWOT yang
telah dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Strategi SO
2. Strategi WO
4. Strategi WO
5. Strategi ST
6. Strategi WT
· Tidak mejual pada negara yang memberlakukan peraturan melarang penjualan coca-
cola
DAFTAR PUSTAKA
Genuk Triastuti dalam Refrinal. 2007. Strategi Akuisisi Merek dalam Marketing for
Decision Maker. http://refrinal.blogspot.com200805strategi-akuisisi-
merek.html.html. Diakses tanggal 24 April 2011.
Sembiring, Anita Christine. 2008. Penentuan Rute Distribusi Produk yang Optimal
Dengan Menggunakan Algoritma Heuristik pada Coca-Cola Bottling Indonesia
Medan. http://repository.usu.ac.idbitstream12345678911929109E00057.pdf. . Diakses
tanggal 25 April 2011.