Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH

HIDROLIKA PANTAI
“Mekanisme Transport Sedimen”

Oleh:
Anne Hanifah
26020212120010
Oseanografi A

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI


JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014
I. Pendahuluan

1.1 Latar belakang

Pantai adalah gambaran nyata interaksi dinamis antara air, angin dan
material (tanah). Angin dan air yang bergerak membawa material dari tempat
ketempat lain. Mengikis tanah dan kemudian mengendapkannya di suatu tempat
secara kontinyu. Sehingga terjadi perubahan garis pantai. Energi yang diperoleh
untuk gerakan air dan angin sebagian berasal dari pemenasan matahari. dan
sebagian berasal dari gaya-gaya astronomi (matahari, bulan dan bumi).
Perpindahan angin atau udara terjadi karena adanya perbedaan pemanasan sinar
matahari yang tidak merata di suatu lokasi. Perbedaan sinar matahari ini pun
menyebabkan terjadinya pergerakan air laut (arus laut) selain juga adanya aliran
suangai dari muara. Rentang (range) pasang surut dan kekuatan arus pasang surut
ditentukan oleh kombinasi efek gravitasi matahari. Sedangkan gelombang terjadi
karena hembusan angina dipermukaan air. Daerah dimana gelombang di bentuk
disebut daerah pembangkit gelombang (wave generating area). Gelombang yang
terjadi di pembangkit disebut “sea” sedangkan gelombang yang terbentuk diluar
pembangkit disebut “swell” ketika gelombang menjalar, partikel air bergerak
dalam suatu lingkaran vertical kecil dan tetap pada posisinya selagi bentuk dan
energi gelombang berjalan maju. Patikel air dipermukan bergerak dalam sebuah
lingkaran besar dan membentuk puncak gelombang di puncak lingkaran dan
lembah gelombang pada lintasan terendah. Dibawah permukaan, air bergerak
dalam lingkaran linkaran kecil hingga kedalaman yang lebih besar dari ½ panjang
gelombang air sukar bergerak.

Pada saat gelombang mendekati pantai, gelombang mulai bergesekan


dengan dasar laut dan menyebabkan pecahnya gelombang di tepi pantai. Hal ini
menyebabkan terjadinya turbulensi yang kemudian membawa material dari dasar
pantai atau menyebabkan terkikisnya bukit-bukit pasir (dunes) di pantai.

Transpor sedimen dapat dibedakan menjadi dua, yaitu transpor sedimen


menuju dan meninggalkan pantai (onshore - offshore transport) yang memiliki
arah rata-rata tegak lurus pantai dan transpor sepanjang pantai (longshore
transport) yang memiliki arah rata-rata sejajar pantai.

1.2 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa-apa saja yang
dimaksud dengan :

 Mekanisme/proses terjadinya Littoral Transport, dan sketsanya/gambar litoral


transpor. 

 Parameter pendukung terjadinya Littoral Transport 

1.3 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah mengetahui


bagaimana mekanisme transport sedimen di pantai dan parameter-parameter apa
saja yang mendukung terjadinya transport sedimen di pantai.
II. Tinjauan Pustaka

2.1 Pantai

Pantai merupakan batas antara wilayah daratan dengan wilayah lautan.


Dimana daerah daratan adalah daerah yang terletak diatas dan dibawah
permukaan daratan dimulai dari batas garis pasang tertinggi. Sedangkan daerah
lautan adalah daerah yang terletak diatas dan dibawah permukaan laut dimulai
dari sisi laut pada garis surut terendah, termasuk dasar laut dan bagian bumi
dibawahnya (Triadmodjo,1999). Beberapa istilah kepantaian yang perlu diketahui
diantaranya :

Gambar 2.1a Terminologi pantai untuk keperluan pengelolaan


pantai (Yuwono, 2005).

 Daerah pantai atau pesisir adalah suatu daratan beserta perairannya


dimana pada daerah tersebut masih dipengaruhi baik oleh aktivitas
darat maupun oleh aktivitas marine. 

 Pantai adalah daerah di tepi perairan sebatas antara surut terendah dan
pasang tertinggi. 

 Garis Pantai adalah garis batas pertemuan antara daratan dan lautan. 

 Daratan Pantai adalah daerah ditepi laut yang masih dipengaruhi oleh
aktivitas marine. 

 Perairan Pantai adalah perairan yang masih dipengaruhi oleh aktivitas
daratan. 
 Sempadan Pantai adalah daerah sepanjang pantai yang diperuntukkan
bagi pengamanan dan pelestarian pantai. 

2.2 Morfologi Pantai
Pesisir merupakan daerah yang sejalur dengan tempat pertemuan daratan
dengan dengan laut mulai dari batas muka air laut pada waktu surut terendah
menuju ke arah darat sampai batas tertinggi yang mendapat pengaruh gelombang
pada waktu badai. Hal ini sejalan dengan hasil rapat koordinasi
BAKOSURTANAL (1990) dalam Sutikno (1999: 1) dijelaskan bahwa batas
wilayah pesisir arah ke darat tersebut ditentukan oleh:

1) Pengaruh sifat-sifat fisik air laut, yang ditentukan berdasarkan seberapa


jauh pengaruh pasang air laut, seberapa jauh flora yang suka akan air
akibat pasang tumbuh (water loving vegetation) dan seberapa jauh
pengaruh air laut ke dalam air tanah.
2) Pengaruh kegiatan bahari (sosial), seberapa jauh konsentarasi ekonomi
bahari (desa nelayan) sampai arah ke daratan.

Berdasarkan pada batasan wilayah pesisir, maka pesisir merupakan daerah


yang mempunyai daerah yang terluas dari ketiga istilah di atas, sebab pesisir
mencakup wilayah darat sejauh masih mendapat pengaruh laut dan sejauh mana
wilayah laut masih mendapat pengaruh dari darat (aliran air tawar dan sedimen).
Untuk memperjelas terminology kepantaian dan kepesisiran dapat diperhatikan
dari Gambar 2.1. Sedangkan untuk kepentingan rekayasa atau teknik pantai,
Triadmodjo (1999) mendefinisikan pantai sebagai berikut :
Gambar 2.1b Terminologi pantai untuk keperluan rekayasa pantai
(Triadmodjo, 1999).

 Surf zone adalah daerah yang terbentang antara bagian dalam dari
gelombang pecah sampai batas naik-turunnya gelombang di pantai. 

 Breaker zone adalah daerah dimana terjadi gelombang pecah. 

 Swash zone adalah daerah yang dibatasi oleh garis batas tertinggi naiknya
gelombang dan batas terendah turunnya gelombang di pantai. 

 Offshore adalah daerah dari gelombang (mulai) pecah sampai ke laut
lepas. 

 Foreshore adalah daerah yang terbentang dari garis pantai pada saat surut
terendah sampai batas atas dari uprush pada saat air pasang tertinggi. 

 Inshore adalah daerah antara offshore dan foreshore. 

 Backshore adalah daerah yang dibatasi oleh foreshore dan garis pantai
yang terbentuk pada saat terjadi gelombang badai bersamaan dengan muka
air tertinggi. 

 Coast adalah daratan pantai yang masih terpengaruh laut secara langsung,
misalnya pengaruh pasang surut, angin laut, dan ekosistem pantai (hutan
bakau, sand dunes ). 

 Coastal area adalah daratan pantai dan perairan pantai sampai kedalaman
100 atau 150 m (Sibayama, 1992). 

2.3 Pengertian Sedimen

Pipkin (1977) menyatakan bahwa sedimen adalah pecahan, mineral, atau


material organik yang ditransforkan dari berbagai sumber dan diendapkan oleh
media udara, angin, es, atau oleh airdan juga termasuk didalamnya material yang
diendapakan dari material yang melayang dalam air atau dalam bentuk larutan
kimia. Sedangkan Gross (1990) mendefinisikan sedimen laut sebagai akumulasi
dari mineral-mineral dan pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan
hancuran cangkang dan tulang dari organisme laut serta beberapa partikel lain
yang terbentuk lewat proses kimia yang terjadi di laut. Sedangkan Gross (1990)
mendefinisikan sedimen laut sebagai akumulasi dari mineral-mineral dan
pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan hancuran cangkang dan tulang
dari organisme laut serta beberapa partikel lain yang terbentuk lewat proses kimia
yang terjadi di laut. (Umi dan Agus, 2002).

Sedimen dapat berada di berbagai lokasi dalam aliran, tergantung pada


keseimbangan antara kecepatan ke alas pada partikel (gaya tarik dan gaya angkat)
dan kecepatan pengendapan partikel. Ada 3 (tiga) macam pergerakan angkutan
sedimen yaitu:

1) Bed Load Transport


Partikel kasar yang bergerak di sepanjang dasar sungai secara keseluruhan
disebut dengan bed load. Adanya bed load ditunjukkan oleh gerakan
partikel di dasar sungai yang ukurannya besar, gerakan itu dapat bergeser,
menggelinding atau meloncat-loncat, akan tetapi tidak pernah lepas dari
dasar sungai. Pada kondisi ini pengangkutan material terjadi pada aliran
yang mempunyai kecepatan aliran yang relatif lambat, sehingga material
yang terbawa arus sifatnya hanya menggelinding sepanjang saluran.
2) Wash Load Transport
Wash load adalah angkutan partikel halus yang dapat berupa lempung
(silk) dan debu (dust), yang terbawa oleh aliran sungai. Partikel ini akan
terbawa aliran sampai ke laut, atau dapat juga mengendap pada aliran
yang tenang atau pada air yang tergenang. Sumber utama dari wash load
adalah hasil pelapukan lapisan atas batuan atau tanah di dalam daerah
aliran sungai. Pada kondisi ini pengangkutan material terjadi pada aliran
yang mempunyai kecepatan aliran yang relatif cepat, sehingga material
yang terbawa arus membuat loncatan-loncatan akibat dari gaya dorong
pada material tersebut.
3) Suspended Load Transport
Suspended load adalah material dasar sungai (bed material) yang
melayang di dalam aliran dan terutama terdiri dari butir pasir halus yang
senantiasa mengambang di atas dasar sungai, karena selalu didorong ke
atas oleh turbulensi aliran. Jika kecepatan aliran semakin cepat, gerakan
loncatan material akan semakin sering terjadi sehingga apabila butiran
tersebut tergerus oleh aliran utama atau aliran turbulen ke arah
permukaan, maka material tersebut tetap bergerak (melayang) di dalam
aliran dalam selang waktu tertentu.

2.4 Transport Sedimen Pantai

Transpor sedimen pantai adalah gerakan sedimen di daerah pantai yang


disebabkan oleh gelombang dan arus yang dibangkitkannya. Transpor sedimen
dibedakan menjadi 2 macam yaitu : transpor menuju dan meninggalkan pantai
(onshore-offshore transport) yang mempunyai arah rata-rata tegak lurus garis
pantai, sedangkan transpor sepanjang pantai (longshore transport) mempunyai
arah rata-rata sejajar pantai. Transpor sedimen sepanjang pantai terdiri dari dua
komponen utama, yaitu transport sediment dalam bentuk mata gergaji di garis
pantai dan transport sepanjang pantai di surf zone. Pada waktu gelombang menuju
pantai dengan membentuk sudut terhadap garis pantai maka gelombang tersebut
akan naik ke pantai (uprush) yang juga membentuk sudut. Massa air yang naik
tersebut membentuk lintasan seperti mata gergaji, yang disertai dengan
terangkutnya sediment dalam arah sepanjang pantai. Komponen yang kedua adalh
transport sediment yang ditimbulkan oleh arus sepanjang pantai yang
dibangkitkan oleh gelombang pecah. Transpor sidimen ini terjadi di surf zone.
Gelombang yang menjalar menuju pantai membawa massa air dan momentum
searah penjalarannya. Transpor massa dan momentum tersebut akan menimbulkan
arus di daerah dekat pantai. Gelombang pecah menimbulkan arus dan turbulensi
yang sangat besar yang dapat menggerakkan sedimen dasar. Di daerah surf zone,
kecepatan partikel air hanya bergerak searah penjalaran gelombangnya. Di swash
zone, gelombang yang memecah pantai menyebabkan massa air bergerak ke atas
dan kemudian turun kembali pada permukaan pantai. Gerak massa air tersebut
disertai dengan terangkutnya sedimen.

Sifat-sifat sedimen pantai dapat mempengaruhi laju transpor sedimen di


sepanjang pantai. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju sedimen antara lain :

• Karakteristik material sedimen (distribusi dan gradasi butir, kohesifitas


faktor bentuk, ukuran, rapat massa, dan sebagainya)
• Karakteristik gelombang dan arus (arah dan kecepatan angin, posisi
pembangkitan gelombang, pasang surut, dan kondisi topografi pantai yang
bersangkutan)

Transpor sedimen sepanjang pantai, terbagi dalam 2 kondisi :

• Transpor sedimen dasar, yaitu angkutan sedimen dimana bahan sedimen


bergerak menggelinding, menggeser atau meloncat di dasar atau dekat
sekali di atas dasar.

• Transpor sedimen suspensi, yaitu angkutan sedimen yang terjadi ketika


bahan sedimen yang telah terangkat terbawa bersama – sama dengan
massa air yang bergerak dan selalu terjaga di atas dasar oleh turbulensi air.

Meskipun pada kenyataannya sangat sulit diketahui kapan transport


sedimen dasar berakhir dan mulai disebut sebagai transpor sedimen suspensi,
namun pengertian akan adanya mekanisme tersebut perlu diperhatikan untuk
memahami sifat – sifat angkutan sedimen di pantai dalam hubungannya dengan
permulaan gerak sedimen. Pada umumnya, di daerah pantai transpor sedimen
dasar lebih besar dari pada transpor sedimen susupensi. Selain itu, pergerakan
sedimen menuju dan meninggalkan pantai dapat terjadi pula pada dua
kemungkinan. Kemungkinan pertama, sedimen bergerak kembali terbawa
sirkulasi sel yang berupa rip current dan yang kedua terbawa bersama aliran balik
(back flows).

2.5 Mekanisme Transport Sedimen

2.5.1 Cara Pengangkutan Sedimen

Ada dua kelompok cara mengangkut sedimen dari batuan induknya ke


tempat pengendapannya, yakni supensi (suspendedload) dan bedload tranport. Di
bawah ini diterangkan secara garis besar ke duanya.
Suspensi

Dalam teori segala ukuran butir sedimen dapat dibawa dalam suspensi,
jika arus cukup kuat. Akan tetapi di alam, kenyataannya hanya material halus saja
yang dapat diangkut suspensi. Sifat sedimen hasil pengendapan suspensi ini
adalah mengandung prosentase masa dasar yang tinggi sehingga butiran tampak
mengambang dalam masa dasar dan umumnya disertai memilahan butir yang
buruk. Cirilain dari jenis ini adalah butir sedimen yang diangkut tidak pernah
menyentuh dasar aliran.

Bedload transport

Berdasarkan tipe gerakan media pembawanya, sedimen dapat dibagi


menjadi:

 endapan arus traksi 



 endapan arus pekat (density current) dan 

 endapan suspensi. 

Arus traksi adalah arus suatu media yang membawa sedimen didasarnya. Pada
umumnya gravitasi lebih berpengaruh dari pada yang lainya seperti angin atau
pasang-surut air laut.

Sedimen yang dihasilkan oleh arus traksi ini umumnya berupa pasir yang
berstruktur silang siur, dengan sifat-sifat:

 pemilahan baik 

 tidak mengandung masa dasar 

 ada perubahan besar butir mengecil ke atas (fining upward) atau ke bawah
(coarsening upward) tetapi bukan perlapisan bersusun (graded bedding). 

Di lain pihak, sistem arus pekat dihasilkan dari kombinasi antara arus traksi
dan suspensi. Sistem arus ini biasanya menghasilkan suatu endapan campuran
antara pasir, lanau, dan lempung dengan jarang-jarang berstruktur silang-siur dan
perlapisan bersusun.
Arus pekat (density) disebabkan karena perbedaan kepekatan (density) media.
Ini bisa disebabkan karena perlapisan panas, turbiditi dan perbedaan kadar garam.
Karena gravitasi, media yang lebih pekat akan bergerak mengalir di bawah media
yang lebih encer. Dalam geologi, aliran arus pekat di dalam cairan dikenal dengan
nama turbiditi. Sedangkan arus yang sama di dalam udara dikenal dengan nuees
ardentes atau wedus gembel, suatu endapan gas yang keluar dari gunungapi.

Endapan dari suspensi pada umumnya berbutir halus seperti lanau dan
lempung yang dihembuskan angin atau endapan lempung pelagik pada laut dalam.
Selley (1988) membuat hubungan antara proses sedimentasi dan jenis endapan
yang dihasilkan, sebagai berikut (Tabel IV.1).

Tabel IV.1 Hubungan antara proses sedimentasi dan jenis endapan yang
dihasilkan (Selley, 1988).

Sumber: ttp://jurnal-geologi.blogspot.com/2010/02/transportasi-sedimen_23.html

Kenyataan di alam, transport dan pengendapan sedimen tidak hanya


dikuasai oleh mekanisme tertentu saja, misalnya arus traksi saja atau arus pekat
saja, tetapi lebih sering merupakan gabungan berbagai mekanisme. Malahan
dalam berbagai hal, merupakan gabungan antara mekanik dan kimiawi. Beberapa
sistem seperti itu dalah:

 sistem arus traksi dan suspensi 



 sistem arus turbit dan pekat 
 sistem suspensi dan kimiawi. 

2.5.2 Mekanisme Gerakan Sedimen

Pada dasarnya butir-butir sedimen bergerak di dalam media pembawa,


baik berupa cairan maupun udara, dalam 3 cara yang berbeda: menggelundung
(rolling), menggeser (bouncing) dan larutan (suspension) seperti G ambar III.2.

2.5.3 Gravity

Sedimen yan g bergerak karena hanya pengaruh gaya gra vitasi ini, ada 3
macam sedimen :

 Debris flows (umumnya mud flows) 



 Grain flows 

 Fluidized flo ws 

Mud flows (interparticle interaction)

Ada 2 : di bawah air dan di darat

Ciri sedimen hasil m ud flows:

 dikuasai matrik (matrix-dominated sediment) 


 sortasi jelek 

 pejal (tak berlapis) 

Grain flows (grain interaction)

Ciri sedimen hasil grain flows:

 dikuasai kepingan (fragment dominated-sediment) 



 terpilah baik dan bebas lempung 

Fluidized flows

Ciri sedimennya:

 tebal, non-graded clean sand 



 batas atas dan bawahnya kabur 

 umumnya terdapat struktur piring (dish structures). 

Transportasi sedimen oleh gravitasi dapat terjadi di lingkungan subaerial


maupun subaqueous (darat dan berair). Transport gravitasi pada lingkungan
bawah laut cukup umum terjadi. Karakteristik transport sedimen oleh gravitasi
adalah adanya pergerakan massa sedimen (bukan lagi per partikel seperti pada
fluida tapi massa besar!). Istilah pergerakan massa sedimen oleh gravitasi ini
dikenal sebagai gravity mass movement dan jenisnya macam-macam: ada rock
falls, slide, dan sediment gravity flow. Rock fall mencakup blok atau klastika yang
lepas jatuh bebas dari tebing atau lereng yang curam. Slide merpakan mekanisme
pergerakan massa dari batuan atau sedimen karena longsor atau shear failure yang
terjadi pada suatu massa batuan yang mengalami deformasi internal. Sediment
gravity flow merupakan tipe pergerakan ‘fluida’ dari suatu massa batuan yang
mengalami deformasi internal (longsoran pada lereng lingkungan berair).

Di lingkungan subaerial gravity flow juga terjadi contohnya longsoran


(avalanche), aliran piroklastik dan base surge flow yang dihasilkan oleh hasil
erupsi volkanik, grain flow dari pasir kering pada bidang sentuh gumuk pasir, dan
lingkungan volcanic dan non volcanic tempat tejradinya aliran debris dan aliran
lumpur (debris flow dan mud flow). Di lingkungan subaqu eous fenomena
sediment gravity flow yang umum berupa grain flow, debris flo w, turbidite flow
dan liquified sedime nt flow (atau dikenal juga sebagai liquifaction flow atau di
beberapa buku disebu t juga sebagai liquidized flow).

Sediment gravity flow terjadi jika dan hanya jika butira n terpisah dari
massanya dan sudut geser dalam meluas kemudian kosehifitas (kerekatan) batuan
dengan massa utuhnya berkuang akibat beban massa tidak stab il lagi menahan
beban yang akan ber gerak turun karena gaya gravitasi.

Empat jenis teori tis dari mekanisme dispersif dan support buti ran dalam
aliran yang sesuai dengan reduksi (pengurangan) internal strength yaitu: aliran
turbulen, upward escape dari fluida intergranular (pergerakan keatas kar ena
goncangan), grain interaction (dispersive pressure), dan support cohesive matr ix.
III. Penutup

 Sedimen dapat berada di berbagai lokasi dalam aliran, tergantung pada


keseimbangan antara kecepatan ke alas pada partikel (gaya tarik dan gaya
angkat). 

 Transpor sedimen pantai adalah gerakan sedimen di daerah pantai yang
disebabkan oleh gelombang dan arus yang dibangkitkannya. 

 Ada dua kelompok cara mengangkut sedimen dari batuan induknya ke
tempat pengendapannya, yakni supensi (suspendedload) dan bedload
tranport. 

 Kenyataan di alam, transport dan pengendapan sedimen tidak hanya
dikuasai oleh mekanisme tertentu saja, misalnya arus traksi saja atau arus
pekat saja, tetapi lebih sering merupakan gabungan berbagai mekanisme. 
DAFTAR PUSTAKA

Muawanah, Umi dan Agus Supangkat.1998.Pengantar dan Sedimen Dasar Laut.

Jakarta:Badan Ristek dan Perikanan.

Sulaiman, A. dan I. Soehardi. 2008. Pendahuluan Geomorfologi Pantai Kualitatif.


BPPT. Jakarta.

Triatmojo, B. 1999. Teknik Pantai Edisi Kedua. Beta Offset. Yogyakarta.

Widada, Sugeng.2002.Modul Mata Kuliah sediemntologi.Semarang:Universitas


Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai