Anda di halaman 1dari 10

Kapita Selekta Pendidikan Menengah

CRITICAL BOOK REPORT


Dosen Pengampu : Ibu Dr. Mariani, M.Pd.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

ELIEZER BR SEMBIRING (4173311029)

ESTER MARIANA PAKPAHAN (4173311040)

JUAN ALI PAULINUS SIMBOLON (4173111036)

RISA PRATIWI (4173311082)

DIK E MATEMATIKA 2017

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena penulis
masih dapat membuat tugas Critical Book Report (CBR) ini tepat pada waktunya.
Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas CBR pada mata kuliah Kapita Selekta
Pendidkan Menengah. Penulis berharap makalah ini menjadi salah satu referensi bagi
pembaca bila mana hendak mengetahui tentang Logika Matematika
Logika adalah suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan
penalaran. Penalaran adalah suatu bentuk pemikiran yang masuk akal.
Dalam penyusunan tugas ini banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kritik
yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan tugas ini, dan
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada pihak- pihak yang telah
membantu dan secara khusus saya berterimakasih kepada Ibu Dr. Mariani, M.Pd selaku
Dosen pengampu mata kuliah Kapita Selekta Pendidkan Menengah karena telah memberikan
bimbinganya kepada kami untuk menyelesaikan tugas CBR ini hingga selesai.
Terimakasih.

Medan , Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PNGANTAR …………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………. 1
1.3 Tujuan Masalah…………………………………………………………………. 1
BAB II ISI
2.1 Identitas Buku…………………………………………………………………… 2
2.2 Ringkasan Buku………………………………………………………………….3
BAB III PEMBAHASAN………………………………………………………………. 8
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………. 10
4.2 Saran……………………………………………………………………………. 10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Latar belakang dibuatnya makalah ini adalah mengenai apa saja masalah
yang dihadapi para pendidik atau peserta didik dalam mengajar, memahami,
dan menguasai materi logika matematika. Suatu kenyataan yang tidak dapat
dibantahkan bahwa logika, penalaran, dan argumentasi sangat sering
digunakan dalam kehidupan nyata sehari-hari, didalam mata pelajaran
matematika maupun mata pelajaran lainnya.
Dalam arti luas, logika adalah suatu cabang ilmu yang mengkaji
penurunan-penurunan kesimpulan. Karenanya logika sangat bermanfaat bagi
siswa, disamping dapat meningkatkan daya nalar atau proses berfikir yang
tinggi. Tujuan pembelajaran logika matematika pada dasarnya agar para siswa
dapat menggunakan aturan aturan dasar logika matematika untuk penarikan
kesimpulan
Oleh karena itu, kompetensi yang harus dicapai oleh para siswa agar para
siswa memiliki kemampuan dan ketrampilan dalam hal mengembangkan dan
memanfaatkan logika yang dimiliki serta menambah wawasan atau daya pikir
yang cukup luas

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan

3
BAB II
ISI
2.1 IDENTITAS BUKU
Buku Utama
 Judul Buku : HIMPUNAN DAN LOGIKA
 Nama Penulis : Dr. Arsin Lubis, M.Pd
Said Iskandar Al-Idrus, S.Si.,M.Pd
Erlinawaty Simanjuntak, S.Pd.,M.Si
Marlina Setia Sinaga, S.Si.,M.Pd
Sri Lestari Manurung, S.Pd.,M.Pd
Ade Adriani, S.Pd.,M.Pd
Andrea Arifsyah Nasution, S.Pd.,M.Sc
 Tahun Terbit : 2017
 Kota Terbit : Medan
 Penerbit : Universitas Negeri Medan
 Halaman : 269 halaman
 Gambar sampul :

Buku Pembanding
 Judul Buku :
 Nama Penulis :
 ISBN :
 Tahun Terbit :
 Kota Terbit :
 Penerbit :
 Cetakan :
 Halaman :
 Gambar sampul :

4
2.2 RANGKUMAN/INTI SARI
2.2.1. Logika Proposisional
Aturan matematika menentukan aturan dari pernyataan matematika. Untuk
memahami matematika, seseorang harus memahamiapa yang membentuksuatu
argument matematika yang benar, yaitu pembuktian. Begitu sebuah pernyataan
matematika dibuktikan benar pernyataan tersebut disebut teorema.

2.2.1.1 Proporsi
Proporsi adalah kalimat deklaratif (yaitu kalimat yang menyatakan fakta)
yang benar saja atau salah saja, tapi tidak keduanya.
Contoh:
1. Medan adalah ibu kota Indonesia (salah)
2. 2 + 2 = 4 (benar)

2.2.1.2 Negasi, Konjungsi dan Disjungsi


Tabel kebenaran untuk negasi proporsi
p ~p
B S
S B

Tabel kebenaran untuk konjungsi dua variable


p q p^q
B B B
B S S
S B S
S S S

Tabel kebenaran untuk Disjungsi dua variable


p q p˅q
B B B
B S B
S B B

5
S S S

Suatu disjungsi adalah benar bila setidaknya satu dari dua proporsi
didalamnya benar.

2.2.1.3 Pernyataan Kondisional


Pernyaraan p → q disebut pernyataan kondisional kareana p →q
menegaskan bahwa q adalah benar pada kondisi pelaku. Pernyataan kondisional
juga disebut implikasi
p q p →q
B B B
B S S
S B B
S S B

2.2.1.4 Konvers, Kontraposisi dan Invers


Proporsi q →p disebut konvers dari p →q, kontrapositif dari p →q
adalah proporsi ~q →~p. proporsi ~p →~qdisebut invers dari p →q.

2.2.1.5 Bikondisional
Bikondisional menggunakan kata “Jika dan hanya jika”
Table kebenaran untuk bikondisional p↔q
p q p↔q
B B B
B S S
S B S
S S B

2.2.1.6 Pengguaan bikondisional implicit


Secara khusus, kontruksi “jika dan hanyab jika” digunakan pada
bikondisional yang jarang digunakan dalam bahasa umum. Sebaliknya,

6
bikondisional sering diungkapkan menggunakan kontruksi “jika, maka” atau
“hanya jika”. Bagian “hanya jika” adalah implicit

2.2.1.7 Tabel kebenaran dari proporsi majemuk


p q ~q p^q p˅~q (p˅~q) → p ^ q
B B S B B B
B S B S B S
S B S S S B
S S B S B S

2.2.1.8 Tingkat prioritas dalam operator logika


Proporsi majemuk dapat dibangun dengan menggunakan operator negasi
dan operator logika. Biasanya digunakan tanda kurung untuk menentukan urutan
operator logis dalam proporsi majemuk yang digunakan.
Tabel prioritas dalam operator logika
Operator Prioritas
~ 1
^ 2
˅ 3
→ 4
↔ 5

2.2.1.9 Operasi logika dan bit


Bit adalah symbol dengan dua nilai yang mungkin, yaitu nilai nol dan satu.
Bit dapat digunakan untuk mewakili nilai kebenaran, yaitu benar salah
Nilai kebenaran Bit
B 1
S 0
Tabel untuk perator bit or, and and oxr
x y x˅ y x^y x or y
0 0 0 0 0

7
0 1 1 0 1
1 0 1 0 1
1 1 1 1 0
s
2.2.2. Aplikasi Logika Proposional
2.2.2.1. Terjemahan kalimat dalam bahasa umum
Ada banyak alasan untuk menerjemahkan kalimat bahasa yang umum
kedalam ekspresi yang melibatkanvariabel propesional dan koneksi logika. Secara
khusus, bahasa yang umum sering ambigu. Kaliamt yang diterjemahkan dari
bahasa umum kedalam ekspresi logika bias dianalisa eksperesi logika ini untuk
menentukan nilai kebenarannya, bisa dimanipulasi dan bisa dugunakan aturan
inferensi.
Contoh:
“anda bisa mengakses internet dari kampus hanya jika anda adalah jurusan
matematika atau anda bukan mahasiswa baru”
Solusi:
Secara khusus, misalkan a,c,f masing masing mewakili “anda dapat mengakses
internet dari kampus”, “anda adalah jurusan matematika”, dan “anda adalah
mahasiswa baru”. Perhatikan bahwa “hanya jika” adalah salah satu cara
pernyataan kondisional yang dapat diekspresikan, kalimat ini dapat direpresentasi
sebagai a → ( c V ~f)
2.2.2.2. System spesifikasi
Terjemahan kalimat dalam bahasa alami (seperti bahasa yang umum)
menjadi ekspresi logis merupakan bagian sangat penting dari penentuan system
perangkat keras dan perangkat lunak. Rekayasa system dan perangkat lunak
merupakan persyaratan dalam bahasa alami dan menghasilkan spesifikasi yang
tepat dan tidak ambigu,yang dapat digunakan sebagai dasar pengembangan
system.
Contoh:
“balasan otoma tidak dapat dikirim saat system file penuh’ dengan menggunakan
kondisi logis.
Solusi:

8
P = balasan otoma dapat dikirim
Q= system file sudah penuh
~p= bukan kasus bahwa balasan otomata dapat dikirim
Maka, q → ~p
2.2.2.3. Pencarian Boolean
Koneksi logis digunakan secara ekstensif dalam pencarian koleksi
informasi yang besar, dengan mengindeks halaman web, karena saat pencari ini
menggunakan teknik dari logika proporsi , maka disebut Pencarian Boolean

2.2.2.4. Teka-teki logika


Tekat-teki yang bisa dipecahkan dengan menggunkan penalaran logis ini dikenal
dengan teka-teki logika. Memecahkan teka-teki logika adalah cara terbaik untuk
berlatih belajar aturan logika

2.2.2.5. Rangkaian logika


Rangkaian logika atau rangkaian digital menerima sinyal imput p1, p2, …, pn,
masing masing bit 0 atau 1, dan menghasilkan sinyal keluaran s1, s2, …, sn
masing-masing bit. Pada bagian ini akan dibatasi perhatian pada rangkaian logika
dengan satu sinyal output. Secara umum rangkaian digital mungkin memiliki
banyak output.

Anda mungkin juga menyukai