Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunia-Nya penyaji makalah dapat menyusun dan menyelesaikan tugas matakuliah
matematika diskrit ini dengan tepat waktu yang berjudul “rekayasa ide”.
Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada dosen pengampu matakuliah
matematika diskrit ini, yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan laporan
rekayasa ide ini.
Saya sebagai penyaji makalah menyadari bahwa isi dan juga penyampaian dalam laporan
rekayasa ide ini masih belum sempurna dan banyak sekali kekurangan. Oleh sebab itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga laporan rekayasa ide
ini memberikan manfaat bagi para pembacanya.

Medan, Oktober 2020

(Penulis)

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................................................i

Daftar Isi..................................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2. Tujuan.......................................................................................................................1

1.3. Manfaat.....................................................................................................................1

BAB II Originalitas Ide dan Konteks Sosial........................................................................2

BAB III Perangkat yang Dibutuhkan untuk Melakukan Inovasi......................................5

BAB IV Ide Turunan dan Konteks Sosialnya .....................................................................6

4.1. Peluang Keterwujudan.............................................................................................6

4.2. Nilai-nilai Inovasi.....................................................................................................6

4.3. Perkiraan Dampak ...................................................................................................6

BAB V Kesimpulan dan Saran..............................................................................................7

Daftar pustaka........................................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Rekayasa ide adalah salah satu tugas mahasiswa yang sedang menjalankan program
kurikulum KKNI dimana rekayasa ide ini merupakan pemberian solusi penyelesaian terhadap
suatu masalah sederhana. Di dalam rekayasa ide ini mahasiswa berlatih meneliti atau
menganalisis soal-soal penyelesaian tentang sesuatu masalah yang ada pada materi ataupun
pelajaran di kelas. Pada kesempatan ini ide yang akan di rekayasa adalah materi pada fungsi,
yaitu fungsi satu-satu.
Pada rekayasa ide ini tujuannya untuk mengembangkan solusi yang paling mudah
menyelesaikan soal fungsi melalui pemikiran yang kreatif. Karena didalam kehidupan sehari-hari
rekayasa ide sangat diperlukan untuk membuat suatu ide yang lebih baru demi untuk
pengembangan suatu masalah.
Pada kesempatan ini saya akan membuat ide berupa sebuah metode baru dalam
menyelesaikan persoalan fungsi satu-satu yaitu dengan menggunakan grafik yang akan dilihat
dan dibandingkan hasil yang didapat dengan menggunakan proses biasa dan dengan
menggunakan metode grafik, dan akan dianalisis metode yang mana lebih mudah untuk
dipahami.

1.2. Tujuan
Sehubungan dengan latar belakang diatas maka yang menjadi tujuan penulisan rekayasa
ide ini adalah:
a. Untuk menemukan ide baru cara menyelesaikan permasalahan pada fungsi satu-satu
b. Memenuhi tugas matakuliah matematika diskrit

1.3. Manfaat
Dari penulisan ini diharapkan mendatangkan manfaat berupa penambahan pengetahuan
serta wawasan penulis kepada pembaca tentang bagaimana menyelesaikan fungsi satu-satu
dengan menggunakan grafik.

1
BAB II
ORIGINALITAS IDE DAN KONTEKS SOSIAL

2.1. Originalitas ide


Ide yang dikemukan di dalam makalah ini adalah ide yang didapatkan penulis dari sebuah
hasil penelitian. Menurut penulis dengan menggunakan metode grafik seperti ini dapat berguna
untuk meningkatkan pemecahan masalah matematika pada materi fungsi satu-satu yang mungkin
nantinya dapat dikerjakan oleh peserta didik dengan mudah.
Penggunaan metode grafik pada fungsi satu-satu dapat dilihat sebagai berikut.
Masalah I:
Misalkan f : P ⟹T .. Tentukan apakah f(x) 2x + 3 merupakan fungsi satu-ke-satu?
jawaban :
Berdasarkan definisi, Fungsi f disebut fungsi satu-satu (one-to-one) atau injektif jika semua
preimage adalah unik. Dengan kata lain, jika a ≠ b maka f (a) ≠ f (b). Atau jika a = b maka
f(a) = f (b).
f(x) = 2x + 3 adalah fungsi satu-ke-satu karena untuk a ≠ b, maka
a – 1 ≠ b – 1. Misalnya untuk x = 2, f(2) = 7 dan untuk x = -2, f(-2) = -1.
Masalah II:
f(x) = x2 + 5
ambil x1, x2 sebarang dan f(x1) ≠ f(x2) berakibat
f(x1) ≠ f(x2)
(x1)2 + 5 ≠ (x2)2 + 5
(x1)2 ≠ (x2)2
x1≠ x2
Jadi, fungsi f(x) bukan Fungsi Satu-Satu
Kekurangan :
Didalam metode ini pembuktian dari fungsi satu-satunya belum jelas secara rinci, sulit
dipahami, padahal sebenarnya penentuan fungsi satu- satu bisa dikatakan mudah. Contohnya
dalam masalah II tidak terbukti jelas.
Dengan mengunakan metode grafik:
MASALAH I

2
Misalkan f : P ⟹T.. Tentukan apakah f(x) = 2x + 3 merupakan fungsi satu-ke-satu?
Solousi:
Ingat syarat suatu fungsi itu dikatakan fungsi satu satu, ∀ x € f (S) → f* (x) berupa himpunan
tunggal.
Ambil sembarang titik |x|, |5|
· F(5)= 5(2)-3 = 7
· F(-5)=-5(2)-3 = -13
Karena F(5) ≠ F(-5), maka dapat disimpulkan fungsi ini bukan fungsi satu satu.
Pembuktian dengan grafik fungsi:

Dari grafik ini ditunjukkan bahwa pada setiap nilai x hanya memiliki satu penyelesaian
atau satu nilai y.
Masalah II
Selidiki apakah fungsi f : R⟹R merupakan Fungsi Satu-Satu atau bukan !
f(x) = x2+ 5
solusi:
untuk menyelidiki fungsi kita mengambil sembarang titik |x|, misal kita mengambil titik 3 dan -3.
F(3) = 32 + 5 = 14 dan,
F(-3) = -32+ 5 = 14
Fungsi ini bukan merupakan fungsi satu satu, karena untuk harga mutlak x hasilnya sama.
Pembuktian dengan grafik:

3
Dari grafik ini dapat disimpulkan bahwa fungsi ini bukan merupakan fungsi satu satu, karna
grafik berbentuk u, misal pada sumbu y = 8 terdapat dua nilai, yaitu sebelah kiri dan kanan,
(√3,8), (√-3,8)
“jika suatu fungsi berderajat ganjil maka, fungsi itu merupakan fungsi satu-satu, tetapi jika suatu
fungsi berderajat genap maka fungsi itu bukan maerupakan fungsi satu-satu”
KELEBIHAN:
Penggunaan metode ini lebih mudah dalam menentukan apakah fungsi itu merupakan
fungsi satu satu dan juga kita tidak memerlukan waktu yang banyak mengerjakannya.

2.2. Konteks sosial


Ide yang dikemukakan oleh penulis dapat dipraktekkan oleh siswa maupun mahasiswa
yang belajar materi fungsi satu-satu, karena perangkat yang diperlukan merupakan perlengkapan
sehari-hari yang digunakan dan dapat dipersiapkan sendiri oleh siswa maupun mahasiswa.

4
BAB III
PERANGKAT YANG DIBUTUHKAN UNTUK MELAKUKAN INOVASI

3.1. Materi pembelajaran yang sudah terorganisir


Menyusun materi yang akan digunakan secara terorganisir dan berurut sehingga
memudahkan siswa untuk memahami dari materi pembelajaran tersebut. Dalam menyusun
materi yang akan diberikan kepada siswa, guru juga dapat melakukan inovasi terhadap materi
tersebut, seperti penggunaan warna- warna dan gambar lucu pada materi tersebut. Namun hal
tersebut masih berkaitan dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan.

3.2. Siswa sebagai pelaksana ide ini


Siswa merupakan objek sekaligus subjek pada penelitian ini, maka dari itu sebelum
mengikuti pelajaran menggunakan metode ini, siswa diharapkan siap dan mampu untuk
mengikutinya.

5
BAB IV
IDE TURUNAN DAN KONTEKS SOSIALNYA

4.1. Peluang keterwujudan


Peluang keterwujudan dari ide ini sangat besar, karena ide ini tidak memerlukan banyak
perangkat, cukup materi pembelajaran yang sudah terorganisir serta para siswa yang menjadi
pelaku sekaligus objek dalam penelitian ini dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan
menulis mereka serta masih tetap membutuhkan pengawasan dari guru sebagai pengorganisir
dari ide ini.

4.2. Nilai-nilai inovasi


a. Ide yang dikemukan oleh penulis ini memiliki nilai-nilai inovasi sebagai berikut: metode
ini dapat memancing minat siswa untuk ikut berpartisipasi aktif dalam proses belajar di
kelas.
b. Dengan metode ini siswa dapat terpacu untuk mau lebih belajar lagi dan memperbanyak
metode dalam mengerjakan soal fungsi satu-satu pada matakuliah matematika diskrit.

4.3. Perkiraan dampak


Dampak yang mungkin ditimbulkan oleh ide yang diajukan oleh penulis adalah sebagai
berikut:
a. Semangat belajar siswa dapat meningkat karena proses belajar mengajar lebih hidup dan
menyenangkan.
b. Anggapan bahwa belajar matematika itu sulit dan membosankan akan hilang dari
persepsi para siswa baik mahasiswa .

6
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
a. Metode grafik terbukti dapat digunakan untuk mengerjakan soal mengenai fungsi satu-
satu. Metode grafik terbukti
b. lebih mudah untuk dipahami dari pada metode biasa yang digunakan di sekolah.
c. Banyak cara atau metode dalam mengerjakan fungsi satu-satu pada matapelajaran fungsi
satu-satu, salah satunya adalah dengan menggunakan metode grafik. Untuk itu
mahasiswa baik siswa tidak perlu lagi merasa matematika itu susah untuk dikerjakan.
Akan tetapi kita dapat memilih metode apa yang paling mudah untuk dikerjakan.

5.2. Saran
Untuk guru, mahasiswa dan siswa harus mampu mengerjakan permasalahan soal dengan
berbagai metode, agar dalam proses belajar dan mengajar tidak cenderung membosankan dan
siswa juga sulit untuk mengerti.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ubaidillah, Firdaus dan Ika Hesti Agustin.(2018). Kalkulus Fungsi Satu Peubah. Jawa
Barat:Digital Repository Universitas Jember.

https://rekayasinambela4.blogspot.com/2016/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai