Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nabila Qisthi Sya’bani Kelas : IX 1

KONTRAK MEMBACA

Saya Nabila Qisthi Sya’bani setuju membaca buku berjudul Fatimah


Az-Zahra pengarang Sibel Eraslen tahun terbit 2014 diterbitkan oleh
Kaysa Media mulai membaca 21 agustus 2019 dan selesai dilaporkan
tanggal 20 september 2019

Tanda Tangan Guru, Tanda Tangan Siswa,

Tanggal : 20 September 2019


Data Buku
Judul : Fatimah Az-zahra

Penulis : Sibel Eraslen

Editor :

Penerbit : Kaysa Media

Tahun terbit : 2014

Jumlah halaman isi : 520 halaman

Ukuran buku : 13,5 x 20 cm


LAPORAN KHUSUS BUKU FIKSI
Tanggal Baca : 17 Agustus 2019

Latar dan Alur


 Dimana cerita terjadi?
Karbala, Madinah, Mekah

 Kapan cerita terjadi?


Zaman nabi Muhammad, dan beberapa tahun setelah
pertempuran Karbala

 Apa yang terjadi (di awal, tengah, akhir)?


Awal
Sebagai prolog seorang penyair bernama Zebun bin Mestan,
didakwa karena mengaku sebagai pengarang Diwan az-Zahra. Dia
tidak bisa membuktikan karena naskahnya hangus terbakar saat
kebakaran. Sehingga ia harus mengisahkan kembali kisahnya
dalam 40 hari sebagai penanggungjawaban cintanya kepada
Sayyidatina Fatimah az-Zahra. Karbala menjadi saksi bertemunya
hamba Allah yang begitu mencintai keluarga Rasulullah dengan
begitu murni dan mendalam.

Tengah
Para hamba Allah yang begitu mencintai Ahli Bait atau keluarga
Rasulullah ini diantaranya Hursev Bey, Hasyim, Junaidi Kindi,
Abbas, Nenek Destigul, Ramadan Usta, dan Nesibe. Mereka
melakukan ibadah haji dan melakukan perjalanan dari Karbala –
Madinah – Makkah.

Akhir
Dalam perjalanan Nenek Destigul meninggal setelah
mempertemukan cucu angatnya, Abbas kepada ayahnya,
Junaydi Kindi. Setiba mereka di Madinah, Abbas dan Nesibe
dipersalahkan karena telah mengambil kurma yang telah jatuh
dari pohonnya untuk dijadikan tasbih. Namun Hasyim
mengambil beban kesalahan itu dan sebagai tebusannya ia
harus menikahi anak pemilik kebun tersebut. Hasyim pun
menerima hukuman dengan menikah dengan wanita yang
cacat dan tidak dia kenal. Tetapi Allah swt. menyiapkan wanita
yang sholiha untuk hasyim yang matanya kedua matanya buta
untuk segala penglihatan yang haram, kedua kakinya tidak bisa
melangkah ke jalan yang haram, kedua tangannya tidak sampai
menggapai hal hal yang haram.

Tokoh / Karakter
 Siapa tokoh utama
Fatimah Az-Zahra

 Siapa tokoh favoritmu, mengapa?


Hasyim, karena dia mengikhlaskan wanita yang ia cintai
menikah dengan orang lain. Dia juga ikhlas menerima hukuman
karena tidak sengaja mengambil kurma yang sudah jatuh
dengan menikahi anak pemilik kebun kurma tersebut yang
buta, kakinya lumpuh, dan tangannya buntung. Namun
keikhlasannya dibalas dengan Alah swt. dengan istri yang kedua
matanya buta untuk segala penglihatan yang haram, kedua
kakinya tidak bisa melangkah ke jalan yang haram, dan kedua
tangannya tidak sampai menggapai hal hal yang haram.

 Siapa tokoh yang tidak kamu suka, mengapa?


Tidak ada, karena novel ini menceritakan keteladanan dari para
tokohnya.
Masalah dan solusi
 Konflik tentang apa dan bagaimana cerita diakhiri?
Konflik tentang Hasyim yang dituduh mencuri buah kurma, dan
cerita diakhiri dengan Hasyim menikahi anak pemilik kebun
kurma

Pendapatmu
 Kamu suka buku ini?
Iya

 Apa bagian favoritmu, mengapa?


Saat pertemuan antara Junaydi Kindi dan anaknya, Abbas.
Karena mereka saling mencari padahal keduanya begitu dekat.

Sinopsis
Dalam novel ini kisah Fatimah az-Zahra dan Ahli Bait merupakan
cerita berbingkai. Fatimah az-Zahra lahir di rumah Wahyu dan dididik
oleh Rasulullah sendiri, sehingga akhlaknya sangat mulia. Karbala
adalah tempat bertemunya para hamba Allah yang sangat mencintai
Ahli Bait.
Hursev Bey, bertemu dengan seorang lelaki yang awalnya dikira
anaknya yang pergi berpamitan kepadanya dan meninggalkan
selama 40 hari. Namun ternyata anak itu adalah Hasyim ‘sang
pengabdi jubah. Kerinduan kepada anaknya seolah terobati dengan
kehadiran Hasyim.
Junaydi Kindi, adalah seorang pedagang terkenal yang kehilangan
istri dan anaknya dalam peristiwa perampokan padang pasir 16
tahun silam. Namun ia percaya bahwa anaknya masih hidup dan
suatu saat akan dipertemukan kembali dengannya.
Nenek Destigul, adalah seorang yang buta matanya, namun begitu
semangat menjalani hidupnya. Ia tinggal bersama sang cucu, Abbas.
Ramadan Usta seorang yang dulunya perampok, namun dalam
perjalanan kehidupannya ia menemukan cahaya islam sehingga
membuat dirinya bertobat.
Suatu hari, Junaydi Kindi membutuhkan seorang pembantu.
Kemudian mengambil Abbas untuk menjadi pebantunya. Namun
dalam perjalanan keduanya meengalami hal yang tidak
menyenangkan sehingga Abbas harus ditawan dan Junaydi Kindi
diambil sumpahnya untuk membawa saksi dari Karbala dan kembali
dalam waktu yang telah ditentukan untuk membebaskan Abbas.
Sayangnya, Junaydi kindi tidak dapat memenuhi janjinya karena
situasi Kota Karbala sedang tidak kondusif. Malang baginya, dalam
perjalanan justru bertemu anak bernama Nesibe yang orang tuanaya
dibunuh di hadapan anak itu.
Namun situasi kembali membaik ketika Junaydi Kindi menemukan
fakta bahwa Abbas merupakan anaknya yang hilang 16 tahun silam,
dan diasuh oleh Nenek Destigul.
Para tokoh ini dipersatukan dalam sebuah perjalanan dari tanah
Karbala menuju ke Mekah. Sayang sekali, di perjalanan Nenek
Destigul meningal. Setiba mereka di Madinah, Abbas dan Nesibe
dipersalahkan karena mengambil kurma yang telah jatuh dari
pohonnya untuk dijadikan tasbih. Namun Hasyim mengambil beban
kesalahan itu dan sebagai tebusannya ia harus menikahi anak pemilik
kebun tersebut. Hasyim pun menerima hukuman dengan menikah
dengan wanita yang cacat dan tidak dia kenal. Tetapi Allah swt.
menyiapkan wanita yang sholiha untuk hasyim yang matanya kedua
matanya buta untuk segala penglihatan yang haram, kedua kakinya
tidak bisa melangkah ke jalan yang haram, dan kedua tangannya
tidak sampai menggapai hal hal yang haram.

Anda mungkin juga menyukai