Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 2, No. 12, Desember 2018, hlm. 6688-6696 http://j-ptiik.ub.ac.id

Pengembangan Sistem Informasi Sales Force Automation dan Service


Automation Pemesanan dan Penjualan Menggunakan Metode Rational
Unified Process (Studi Pada Kantin FILKOM Universitas Brawijaya)
Helmy Danu Prameireza1, Yusi Tyroni Mursityo2, Djoko Pramono3

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Email: 1danupramei@student.ub.ac.id, 2yusi_tyro@ub.ac.id, 3djoko.jalin@ub.ac.id

Abstrak
Pada sistem informasi kantin Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) yang telah diterapkan saat ini terdapat
beberapa permasalahan yang dapat mempengaruhi kepuasan pembeli yaitu, alur proses bisnis
pemesanan memakan waktu yang cukup lama dan penjual yang kebingungan dalam mengantar pesanan.
Maka diperlukannya suatu pengembangan sistem yang dapat membantu menangani masalah tersebut.
Penelitian ini menggunakan modul pada operasional Customer Relationship Management (CRM) Sales
force automation (SFA) dan Service Automation (SA). Metode pengembangan yang digunakan adalah
Rational Unified Process (RUP) yang merupakan kerangka kerja dalam pengembangan sistem informasi
yang menggunakan teknik iteratif dan inkremental. Metode RUP terdapat beberapa fase dalam
melakukan pengembangan sistem, fase pertama yang dilakukan adalah fase insepsi, lalu dilanjutkan
dengan fase elaborasi, fase konstruksi dan diakhiri dengan fase transisi. Implementasi sistem ini berbasis
perangkat bergerak dengan platform android dan firebase sebagai server database. Hasil pengujian
black-box dengan 47 test-case dinyatakan berhasil, pengujian compatibility dengan 12 perangkat yang
berbeda menggunakan Test Lab dan dari pengujian tersebut dinyatakan berhasil dijalankan semua, User
Acceptance Testing (UAT) menunjukkan bahwa tingkat penerimaan dari pembeli adalah 85,92% dan
82,86% pada sisi kantin Filkom serta pengujian waktu didapatkan hasil bahwa pada proses bisnis to-be
lebih cepat 4 menit 30 detik dari proses bisnis as-is. Dari hasil pengujian tersebut dengan menerapkan
sistem informasi ini dapat mempermudah dan mempercepat alur pemesanan dan penjualan pada kantin
FILKOM.
Kata kunci: Customer Relationship Management (CRM), Sales force automation (SFA), Service Automation (SA),
Rational Unified Process (RUP), Android, sistem informasi, kantin.
Abstract
There are some problems that had been found in the current information system canteen Faculty of
Computer Science (Filkom). These problems can affect customer's satisfaction, for instance the business
process of food order takes a long time and the sellers are confused while delivering the order. Hence
there is a need for developing a system which can overcome these problems. This study uses modules
on the operational Customer Relationship Management (CRM) Sales force automation (SFA) and
Service Automation (SA). Rational Unified Process (RUP) is a framework which will be used for
developing the information system which has iterative and incremental techniques. RUP method has
several phases, the first phase is inception phase, then elaboration phase, construction phase and ending
with transition phase. The implementation of the system is mobile device-based with android platform
and firebase as the database server. The results of black-box testing with 47 test-cases were succeeded,
compatibility testing with 12 different devices using Test Lab was successfully executed and User
Acceptance Testing (UAT) shows that the value of acceptance from the buyer is 85,92% and 82,86% on
the side of the FILKOM canteen and time testing showed that the business process to-be faster 4 minutes
30 seconds than the as-is business process. From he results of these tests by implementing this
information system can facilitate and speed up the order and sales of the FILKOM canteen.
Keywords: Customer Relationship Management (CRM), Sales force automation (SFA), Service Automation (SA),
Rational Unified Process (RUP), Android, information system, canteen.

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 6688
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6689

melalui pengelolaan berbagai cara yang berbeda


1. PENDAHULUAN dengan pelanggan. Pendekatan ini
Saat ini banyak instansi telah menerapkan memungkinakan untuk mempertahankan
sistem informasi bahkan usaha-usaha kecil pelanggan dan memberikan nilai tambah terus
seperti kantin telah mulai menerapkan sistem menerus pada pelanggan, selain itu juga
informasi didalamnya. Kantin adalah sebuah memperoleh keuntungan yang berkelanjutan.
tempat dimana penjual dapat menjual makanan Modul CRM yang akan diterapkan pada kantin
maupun minuman disebuah instansi perguruan filkom adalah pada operasional CRM Sales force
tinggi. Kantin sendiri perlu menaati prosedur automation (SFA) dan Service Automation (SA).
mengenai pengelolahan kantin. Biasanya para Sales Force Automation (SFA) adalah kegiatan
pembeli harus mengantri dalam sebuah jalur untuk mendukung tenaga penjualan dan
yang disediakan untuk membeli makanan. manajemen penjualan dalam proses sistem
Dengan semakin banyaknya pengunjung dan pemesanan dan penjualan pada kantin filkom.
keinginan pengunjung yang menginginkan Sedangkan Service Automation (SA) adalah
pelayanan yang cepat dan tepat, makan perlunya kegiatan yang lebih kepada pelanggan yang
pengembangan sistem informasi kantin yang dapat melayani dirinya sendiri untuk melakukan
dapat melayani pengunjung dengan cepat dan pemesanan. Untuk melakukan pengembangan
tepat. sistem informasi, peneliti menggunakan
Kantin Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) Rational Unified Process (RUP). RUP
sendiri merupakan tempat dimana mahasiswa merupakan kerangka kerja dalam
filkom dapat membeli makanan dan minuman pengambangan sistem informasi yang
ketika tidak ada jam kuliah. Kantin filkom saat menggunakan teknik iteratif dan inkremental.
ini telah memiliki teknologi untuk menerapkan Alasan menggunakan RUP karena dapat
sistem informasi, namun hanya sebatas sistem mengendalikan perubahan-perubahan yang
informasi pada kasir kantin. Pada sistem terjadi pada sistem selama proses
informasi yang telah diterapkan saat ini kantin pengembangannya.
filkom masih belum dapat memberi pelayanan Dalam penelitian sebelumnya yang ditulis
yang memuaskan terhadap pembeli. Terdapat oleh Farhan Ishami menyatakan bahwa dengan
beberapa permasalahan yang dapat menggunakan Customer Relationship
mempengaruhi kepuasan pembeli yaitu, alur Management (CRM) Operasional modul Sales
proses bisnis pemesanan memakan waktu yang Force Automation (SFA) dan Service
cukup lama. Saat ingin memesan Automation (SA) aktivitas Customer Self-
makanan/minuman pembeli harus Service yang bertujuan untuk meningkatkan
memindahtangankan kertas pesanan yang ditulis pelayanan dan kepuasan pelanggan dengan
penjual ke kasir untuk pembayarannya lalu menerapkan sistem informasi berbasis web yang
kembali ke penjual lagi lalu menunggu terintegrasi mendapatkan hasil keberhasilan
pesanannya di gazebo. Masalah selanjutnya 97% untuk pelanggan dan 92% untuk
yakni penjual yang kebingungan dalam receptionist. Hasil waktu rata-rata pengerjaan
Mengantar Pesanan. Pada saat memesan didapat 97% untuk pelanggan dan 83% untuk
makanan terkadang penjual menyuruh receptionist lebih efisien. Kemudian pada aspek
pembelinya untuk menunggu di gazebo filkom, kepuasan pengguna memiliki enam belas
namun pembeli tidak memberi posisi yang tepat pertanyaan masing-masing responden bernilai
dimana dia menunggu, hal itu yang membuat baik (Ishami, 2018).
penjual kebingungan dalam mengantar pesanan. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti
Maka dari itu diperlukannya suatu tertarik membuat pengembangan sistem
pengembangan sistem yang dapat membantu informasi yang dapat mengatasi latar belakang
menangani masalah tersebut. tersebut. penelitian ini akan menggunakan
Untuk mengatasi masalah tersebut peneliti modul Customer Relationship Management
menggunakan modul pada Customer (CRM) sebagai metode pemecahan masalahnya
Relationship Management (CRM). CRM yang akan diterapkan pada kantin Fakultas Ilmu
merupakan sebuah pendekatan baru dalam Komputer Universitan Brawijaya, modul CRM
mengelola hubungan perusahaan dengan tersebut adalah pada oprasional CRM Sales
pelanggan pada level bisnis sehingga dapat Force Automation (SFA) dan Service
memaksimalkan komunikasi, dan pemasaran Automation (SA). Lalu untuk melakukan
pengembangan sistem informasi, peneliti

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6690

menggunakan Rational Unified Process yang melalui web suatu perusahaan dapat
bertujuan untuk menghasilkan suatu sistem memberikan pelayanan sesuai keinginan
informasi yang dapat menjawab keinginan klien pelanggan. Manfaat Service Automation (SA)
secara akurat dan dalam jangka waktu yang bagi perusahaan dan pelanggan yaitu pelayanan
terukur. Melalui penelitian tersebut, peneliti kepada pelanggannlebih efektif dannefisien,
berharap sistem informasi pemesanan dan mengurangi biayanilayanan, meningkatkan
penjualan kantin filkom dapat berguna untuk kualitas layanan, dan meningkatkan
mempermudah proses pemesanan dan penjualan produktivitasilayanan keipelanggan.
pada kantin filkom.
2.2. Rational Unified Process
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
Rational Unified Process (RUP) adalah
kerangkamproses yang menyediakan simulasi
2.1. Customer Relationship Management
sistemmpada industri untukmsistem, software,
Customer Relationship Management implementasi,mdan manajemenmproyek yang
(CRM), sudah di gunakan sejak awal 1990an. efektif (IBM, 1998). RUP adalah salah satu dari
Sejak saat itu, telah banyak usaha untuk sekian banyak proses yang terdapat di dalam
mendefinisikan domain CRM. Bahkan makna Rational Process Library, yangmmemberikan
dari singkatan tiga huruf CRM ini diperebutkan. simulasi terbaik untuk pengembangan
Sebagai contoh, walaupun kebanyakan orang ataujkebutuhan proyek.
akan mengerti bahwa CRM berarti Customer RUP menggunakan konsep object oriented,
Relationship Management, yang lain dengan aktifitas yang berfokus pada
menggunakan akronim untuk menggambarkan pengembangan model dengan menggunakan
Customer Relationship Marketing. Unified Model Language (UML). UMLnadalah
CRM operasional merupakan salah satu standarnbahasa yang telah digunakannuntuk
modul dari CRM. CRM operasional keperluannspesifikasi, visualisasi, konstruksi,
mengotomatiskan proses bisnis yang dihadapi danipendokumentasian artefak perangkatnlunak
pelanggan. Aplikasi perangkat lunak CRM (Pressman, 2010). MelaluinGambar 1 dapat
memungkinkan fungsi pemasaran, penjualan dilihat bahwa RUPimemiliki, yaitu:
dan layanan menjadi otomatis dan terintegrasi. Dimensi pertama digambarkan secara
Sales Force Automation (SFA) adalah horizontal. Dimensi ininmewakili aspek-aspek
bentuk asli dari CRM operasional. Sistem SFA dinamisndari pengembangannperangkat lunak.
sekarang banyak digunakan di lingkungan Aspek ini dijabarkan dalam
business-to-business dan dipandang sebagai tahapannpengembangan ataunfase. Setiap fase
'keharusan kompetitif' yang menawarkan 'paritas akannmemiliki suatu majornmilestone yang
kompetitif'. Sales Force Automation (SFA) atau menandakan akhir dari awal dari phase
otomatisasi tenaga penjualan mengacu pada selanjutnya. Setiap phase dapat berdiri dari satu
sistem penjualan dan pemasaran produk yang beberapa iterasi. Dimensi ini terdiri atas
terintegrasi melalui web. Sehingga penjualan Inception, Elaboration, Construction, dan
produk dapat langsung melaporkan Transition.
dannmemesan produknmelalui web dengan Dimensi kedua digambarkan secara
menggunakan perangkat elektronik seperti vertikal. Dimensinini mewakilimaspek-aspek
komputer. Keuntungannyang dimiliki Sales statis darinproses pengembangannperangkat
Force Automation (SFA) adalah pelanggan lunaknyang dikelompokkannke dalam beberapa
dapat mengetahui aktivitas pemasaran, disiplin. Proses pengembangan perangkat lunak
penjualan danmlayanan terhadapmpelanggan yang dijelaskan kedalam beberapandisiplin
secara bersama. Service Automation (SA) atau terdiri dari Business Modeling, Requirement,
otomatisasi layananimemungkinkan perusahaan Analysis and Design, Implementation, Test,
untuk mengotomatisasi fungsi layanan Deployment, Configuration dan Change
perusahaan terhadap pelanggan melalui call Manegement, Project Management,
center, contact person, helpdesk, layanan Environtment.
berbasis webmatau bertatap mukamlangsung
dengan pelanggan di lapangan (Buttle, 2009).
Service Automation (SA) juga menerapkan
teknologi informasininternetnkhususnya web,

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6691

Mulai

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Gambar 1. Rational Unified Process Model

2.3. Android
Android merupakan sistem oprasi yang
diciptakan oleh Google yang dikhususkan untuk
perangkat bergerak. Berbagai macam produsen
telah menggunakan Android sebagai sistem
operasi untuk perangkat yang mereka
kembangkan. Android memiliki berbagai
macam fitur yang sangat canggih seperti
tampilan UI yang bagus baik dari segi user
interface maupun user experience, dapat juga
digunakan sebagai alat multimedia seperti
pemutar musik dan video, dan juga menggnakan
Kesimpulan
perangkat keras seperti accelerometer,
gyroscope, dan sensor lainnya ke dalam aplikasi
Selesai
(Imaduddin & Permana, 2017).
Sejak dirilis pada tahun 2008, Android Gambar 2. Diagram Alur Penelitian
mengeluarkan beberapa versi dan hingga saat ini
yang terbaru yaitu Oreo yang dirilis pada tahun Pada Gambar 2 telihat pengelompokan
2017, bahkan saat ini sedang dikembangkan fase-fase dalam melakukan pengembangan
Android “P”. Android menarik untuk para sistem dengan menggunakan RUP. Fase pertama
perusahaan teknologi yang membutuhkan yaitu fase insepsi yang melakukan pemodelan
barang siap jadi, biaya rendah dan kustominisasi proses bisnis dan perbaikan proses bisnis,
sistem operasi untuk perangkat mereka. Dengan selanjutnya ialah fase elaborasi. Fase elaborasi
beberapa tersebut membuat perusahaan- berfokus pada analisis kebutuhan dan
perusahaan besar mengeluarkan produknya perancangan, lalu dilanjutkan fase konstruksi,
dengan menggunakan sistem operasi Android. dimana fase ini berfokus pada implementasi dan
pengujian sistem. Fase yang terakhir ialah fase
3. METODOLOGI transisi, fase ini fokus pada User Acceptance
Testing (UAT) dan Pengujian Waktu, dimana
Penelitian ini merupakan penelitian UAT ini bertujuan untuk mengukur apakah
implementatif. Langkah - langkah yang akan sistem dapat memenuhi kriteria penerimaannya
dilakukan dalam penelitian ini adalah studi (Naik & Tripathy, 2008). Pengujian Waktu
literatur, pengumpulan data, pemodelan bisnis, merupakan tahap yang melakukan pengujian dan
perbaikan proses bisnis, analisis kebutuhan dan analisis waktu yang dibutuhkan dalam proses
perancangan sistem, pengujian, UAT (User bisnis as-is dan proses bisnis to-be. Tujuan dari
Acceptance Test), dan yang terakhir adalah Pengujian Waktu ialah membandingkan dan
kesimpulan. memastikan alur proses bisnis to-be lebih
baik/lebih cepat dibanding proses bisnis as-is.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6692

4.1. Pemodelan Bisnis dan minuman. Oleh sebab itu penulis


menyarankan menggunakan proses bisnis
Pemodelan bisnis sebagai suatu teknik
usulan. Sebelum memodelkan proses bisnis
pemodelan yang digunakan untuk
usulan (to-be), perlu menentukan solusi
menggambarkan sebuah bisnis. Pemodelan
permasalahan tersebut. Solusi pemasalahan
bisnis digunakan untuk meninjau, meningkatkan
dapat dilihat pada Tabel 2.
dan membuat sebuah bisnis, salah satunya ialah
Tabel 2. Analisa Domain Masalah dan Solusinya
dengan perbaikan proses bisnis. Proses bisnis
aslah sekumpulan aktivitas yang memerlukan No. Permasalahan Modul Solusi
satu atau lebih jenis input dan output dengan Operational
CRM
nilai untuk pelanggan (Weske, 2007). Proses 1 penjual akan Sales force Membangun
bisnis akan dimodelkan dengan Business kebingungan automation sistem yang dapat
Process Model Notation (BPMN) (Silver, 2012). dalam melayani (SFA) melihat siapa saja
Pertama melakukan Analisa Proses Bisnis pembeli jika yang melakukan
ramai pembeli pemesanan
dengan cara menganalisa Proses Bisnis yang makanan atau
sedang berjalan saat ini (As-Is) untuk mencari minuman
permasalahannya, lalu dari permasalahan 2 Proses Service Membangun
tersebut akan didapatkan solusinya dengan pemesanan dan Automation sistem yang dapat
pembayaran (SA) melayani pembeli
menggambarkan Proses Bisnis Usulan (To-Be). yang masih dalam memesan
Dari hasil wawancara terhadap Pengelola manual dan membayar
Kantin Filkom terdapat pihak-pihak yang terkait makanan atau
yaitu Pembeli, Penjual, dan Kasir lalu minuman
didapatkan juga alur proses bisnis (As-is). 3 Jika pembeli Sales force Membangun
menunggu automation sistem yang dapat
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi digazebo penjual (SFA) memberikan
didapatkan permasalahan pemesanan saat ini dan harus mencari informasi jika
waktu yang diperlukan untuk melakukan proses pembeli di lokasi pesanan telah
gazebo sambil selesai kepada
pemesanan yang dijelaskan pada Tabel 1. meneriakkan pembeli supaya
nama pesanan pembeli dapat
Tabel 1. identifikasi permasalahan dan waktu mengambilnya
sendiri di stan
No. Aktivitas Waktu Permasalahan penjual
1 Memesan 3 menit penjual akan
4 Saat pembeli Service Membangun
makanan atau kebingungan dalam
menunggu Automation sistem yang dapat
minuman melayani pembeli jika
pesanan di depan (SA) membuat pembeli
ramai pembeli
stan penjual, tidak perlu
2 Menyerahkan 2 menit Proses pemesanan pembeli harus menunggu
struk pesanan dari dan pembayaran menunggu didepan stan
penjual ke yang masih manual antrian pesanan penjual
pembeli sampai sambil berdiri
Menyerahkan
struk pesanan dari Tabel 2 menunjukkan solusi yang
pembeli ke diterapkan menggunakan operasional CRM SFA
penjual lagi dan SA.
3 Memberikan 5 menit Jika pembeli
pesanan ke menunggu digazebo
pelanggan penjual harus
4.2. Kebutuhan
mencari pembeli di
lokasi gazebo sambil
Kebutuhan (requirement) berfungsi untuk
meneriakkan nama menggambarkan sistem apa yang harus
pesanan dilakukan. Tahap ini menandakan bahwa telah
4 Menunggu 3 menit Saat pembeli dimulai Fase Elaborasi. Dari hasil business
pesanan diterima menunggu pesanan modelling dapat dilakukan identifikasi aktor dan
(intermediate di depan stan
event message penjual, pembeli dari aktor tersebut dapat digali kebutuhan
menerima harus menunggu sistemnya. Hasil dari analisi kebutuhan sistem
pesanan) antrian pesanan ini adalah Use-case Diagram. Berikut Use-case
sambil berdiri
diagram pada sistem informasi pemesanan dan
Dari Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa penjualan pada kantin filkom yang dapat dilihat
proses bisnis pemesanan pada kantin filkom saat pada Gambar 3.
ini akan membutuhkan waktu sekiranya 13
menit dalam melakukan pemesanan makanan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6693

didapatkan. Pemodelan tersebut meliputi activity


diagram, sequence diagram, class diagram, dan
Physical Data Model.
Pemodelan activity diagram berisi
penggambaran aliran kerja dari sistem. Berikut
ini merupakan salah satu contoh activity
diagram sistem pemesanan dan penjualan kantin
filkom yang dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 3. Usecase Sistem Informasi Penjualan dan


Pembelian pada Kantin Filkom
Gambar 4. Activity Diagram Memesan Produk
4.3. Analisis & Desain Penjualan
Analisis dan desain adalah Teknik Setelah melakukan pemodelan activity
menganalisa dan memodelkan suatu sistem. diagram selanjutnya memodelkan sequence
Analisis dan desain bertujuan agar memudahkan diagram. sequence diagram digunakan untuk
programmer dalam melakukan pengambangan melihat bagaimana sistem bekerja secara detail.
sistem. Untuk dapat memodelkan sistem dengan Berikut ini contoh sequence diagram yang dapat
baik maka pemodelan sistem tersebut harus dilihat pada Gambar 5.
konsisten dengan kebutuhan yang telah

Gambar 5. Sequence Diagram Memesan Produk Penjualan

Selanjutnya yaitu memodelkan class Hasil class diagram didapakan 24 kelas yang
diagram. class diagram dapat dimodelkan terdiri dari 14 kelas yang berperan sebagai view,
setelah melakukan pemodelan sequence 5 kelas controller dan 5 kelas model dan 7 kelas
diagram. Class diagram digunakan untuk untuk physical data model.
memisah suatu fungsi ke baberapa kelas yang
memiliki hubungan dengan fungsi tersebut.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6694

4.4. Implementasi No. Nama Kelas Nama Folder Nama Layout


7 V_Profil View fragment_pro
implementasi merupakan proses fil.xml
menerjemahkan desain ke dalam kode sistem 8 V_FormTambahSal View activity_v_for
do m_
yang berfokus pada fase kontruksi. tambah_sald
Implementasi bertujuan untuk melakukan o.xml
pengelompokkan kode, kelas dan objek, menguji 9 V_MenuPembayara View activity_men
n u_
komponen yang dikembangkan, dan pembayaran.
mengintegrasikan hasil dari pengembangan xml
subsistem menjadi sistem yang utuh. 10 V_PesananPenjual View fragment_pes
Implementasi yang dilakukan meliputi anan_penjual
.xml
implementasi basis data, implementasi kelas, 11 V_KelolaProduk View fragment_kel
implementasi kode dan implementasi ola_
antarmuka. produk.xml
Implementasi basis data pada aplikasi 12 V_HasilPemasukan View fragment_has
il.xml
perangkat bergerak sistem informasi pemesanan 13 V_FormTambahPro View activity_v_
dan penjualan pada kantin filkom menggunakan duk form_tambah
firebase realtime database. Firebase realtime _ produk.xml
14 V_DatailTransaksi View activity_v_det
database menggunakan konsep No-SQL dan ail_
bentuk data yang menyerupai JSON, dengan transaksi.xml
konsep tersebut Firebase database dapat Tabel 4 menjelaskan bahwa hasil
mengakses secara realtime (Firebase, 2017). implementasi kelas diagram terdapat kelas yang
Berdasarkan hasil rancangan aplikasi berperan sebagai kelas View dengan total 14
perangkat bergerak sistem informasi pemesanan kelas. Kelas view merupakan kelas yang
dan penjualan pada kantin filkom terdapat merepresentasikan tampilan sebuah program.
beberapa kategori kelas yaitu Model Class, View Kelas view selalu berinteraksi dengan layout-
Class, Controller Class dan juga Physical Data layout program dan ketika ingin meminta data,
Model Class. Berikut hasil implementasi kelas kelas view akan memanggil fungsi pada kelas
tersebut. controller.
Tabel 3. Berkas Kelas Model Tabel 5. Berkas Kelas Controller
No. Nama Kelas Nama Folder Nama No. Nama Kelas Nama Folder Nama Layout
Layout
1 C_KelolaProduk Controller -
1 M_Bank Model -
2 C_Pesanan Controller -
2 M_Pesanan Model -
3 C_Penjualan Controller -
3 M_Produk Model -
4 C_Transaksi Controller -
4 M_Transaksi Model -
5 C_Auth Controller -
5 M_User Model -
Tabel 5 menjelaskan bahwa terdapat 5 kelas
Tabel 3 menjelaskan bahwa hasil
yang berperan sebagai controller. Kelas
implementasi kelas diagram terdapat berkas
controller adalah kelas penghubung antara kelas
kelas Model dengan total 5 kelas didalamnya.
view dan kelas model. Kelas controller juga
Kelas tersebut berfungsi sebagai perantara dalam
merupakan kelas yang berisikan logika-logika
pengambilan data dari server basis data.
pemrograman.
Tabel 4. Berkas Kelas View
Tabel 6. Berkas Kelas Physical Data Model
No. Nama Kelas Nama Folder Nama Layout
No. Nama Kelas Nama Folder Nama Layout
1 LoginActivity - activity_login.
1 Bank DataModel -
xml
2 SignupActivity - activity_signu 2 Pembeli DataModel -
p.xml 3 Penjual DataModel -
3 MainPembeli - activity_main 4 Pesanan DataModel -
_ pembeli.xml
4 MainPenjual - activity_main 5 Produk DataModel -
_ pembeli.xml 6 ProdukPesanan DataModel -
5 V_TampilPenjualan View activity_men 7 Transaksi DataModel -
u_
penjualan.xml Tabel 6 menjelaskan bahwa terdapat 7 kelas
6 V_Pesanan View fragment_pes yang berperan sebagai physical data model.
anan.xml

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6695

Kelas Physical Data Model adalah kelas yang dengan menggunakan Firebase Test Lab, dari
memuat data fisik dalam database klien dan akan pengujian tersebut dinyatakan berhasil semua.
dipanggil untuk menyimpan atau menampilkan Total hasil presentase penerimaan untuk
data dari database. Kelas Physical Data Model pembeli didapatkan 85,92% responden
akan dipanggil sebagai obyek data. menerima sistem informasi sales force
Selanjutnya yaitu implementasi antarmuka automation dan service automation pemesanan
pengguna, implementasi ini merupakan proses dan penjualan pada kantin Filkom UB. Dari hasil
implementasi tampilan sistem yang telah tersebut juga didapatkan presentase penerimaan
dibangun agar pengguna dapat berinteraksi pada kriteria Functional Correctness and
dengan sistem informasi pemesanan dan Completess sebesar 86,89%, kriteria
penjualan pada kantin filkom. Antarmuka pada Performance sebesar 84,67%, kriteria Accuracy
sistem pemesanan dan penjualan ini terdapat 2 sebesar 89,33%, dan pada kriteria Usability
pengguna yaitu Antarmuka Pembeli dan sebesar 81,67%.
Antarmuka Penjual. Berikut contoh tampilan Total hasil presentase penerimaan untuk
antarmuka pengguna pada Gamabar 6. pihak kantin didapatkan 82,86% responden
menerima sistem informasi sales force
automation dan service automation pemesanan
dan penjualan pada kantin Filkom UB. Dari hasil
tersebut juga didapatkan presentase penerimaan
pada kriteria Functional Correctness and
Completess sebesar 93,33%, kriteria
Performance sebesar 80%, kriteria Accuracy
sebesar 80%, dan pada kriteria Usability sebesar
70%.
Dari hasil analisis perbaikan proses bisnis
to-be atau proses bisnis usulan memberikan
solusi dan peningkatan dari proses bisnis as-is.
Pengujian proses bisnis to-be menggunakan
Gambar 6. Implementasi Antarmuka Pengguna: (a) perbandingan waktu dari proses bisnis as-is
Pembeli; (b) Penjual.
dengan peroses bisnis to-be. Hasil yang didapat
Gambar 6 (a) merupakan tampilan dari 3 responden terdapat total waktu kurang
antarmuka utama pada sisi pembeli dan Gambar lebih 8 menit 30 detik. Jika dibandingkan
6. (b) merupakan tampilan antarmuka utama dengan waktu pada proses bisnis as-is yang
pada sisi penjual. Pada sisi pembeli, mereka sebesar 13 menit maka dapat disimpulkan
dapat melakukan pemesanan makanan ataupun bahwa pada proses bisnis to-be lebih cepat 4
minuman di kantin filkom melalui aplikasi menit 30 detik dari proses bisnis as-is.
tersebut. Sedangkan pada penjual, mereka dapat
melayani pembeli dengan menggunakan aplikasi 5. KESIMPULAN & SARAN
tersebut.
Terdapat beberapa kesimpulan yang dapat
4.5. Pengujian dan Penerapan diambil dari hasil penelitian yang dilakukan
sejauh ini, yaitu:
Pengujian dan penerapan merupakan
1. Pada fase insepsi hasil yang didapat setelah
bagian dari tahap Relation Unified Proses yang
melakukan analisa proses bisnis ialah
termasuk dalam fase konstruksi dan fase transisi.
sebuah rekomendasian proses bisnis
Tahap ini merupakan tahap pengecekan dari
pemesanan pada kantin filkom (To-be) dan
sistem yang dibuat, apakah sudah sesuaiidengan
tambahan proses bisnis dalam melakukan
tujuan pembuatannya (Sommerville, 2011). Fase
kelola produk penjualan.
konstruksi meliputihpengujian black-box dan
2. Hasil yang didapat pada fase elaborasi ialah
pengujian Compatibility, untuk fase transisi
terdapat total 14 fungsional yang telah
terdapat UAT (User Acceptence Testing).
dimodelkan dalam bentuk use-case diagram,
Dengan melakukan pengujian Black-box
activity diagram, sequence diagram, 24
menggunakan 47 test case, hasilnya berhasil
kelas pada class diagram, 6 physical data
semua. Pengujian kompabilitas dilakukan
model dan yang terakhir perancangan
pengujian pada 12 perangkat yang berbeda
antarmuka.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6696

3. Hasil yang didapat pada fase konstruksi Available at:


ialah terdapat perubahan pada physical data https://firebase.google.com/docs/databa
model menjadi total 7 kelas, implementasi se/
class diagram, basis data dengan firebase [Diakses 19 Januari 2018].
realtime database, implementasi antarmuka, IBM, D. T., 1998. Rational Unified Process,
dan terdapat penambahan 2 fungsional yang Best Practices for Software. Cupertino:
mengakibatkan perubahan pada Rational Software.
perancangan sebelumnya. Dan pada
Imaduddin, A. & Permana, S., 2017. Menjadi
pengujian black-box dari 27 test-case
Android Developer Expert. Bandung:
dinyatakan valid, pengujian kompatibalitas
PT. Presentologics.
dari 12 perangkat dinyatakan berhasil
dijalankan semua. Ishami, F., 2018. Pengembangan Sistem
4. Hasil yang didapat pada fase transisi ialah Customer Relationship Management
dari User Accepted Testing (UAT) (CRM) Self-Service Reservation Pada
didapatkan hasil bahwa tingkat penerimaan Everyday Smart Hotel Malang
dari pembeli adalah 85,92% dan 82,86% Menggunakan Usability Testing. Jurnal
pada sisi kantin Filkom. Pada Pengujian Pengembangan Teknologi Informasi
Waktu dengan perbandingan proses bisnis dan Ilmu Komputer, Volume 2, pp. 632-
as-is dengan proses bisnis to-be, didapatkan 640.
hasil bahwa pada proses bisnis to-be lebih Naik, K. & Tripathy, P., 2008. Software Testing
cepat 4 menit 30 detik dari proses bisnis as- And Quality Assurance Theory And
is. Dari hasil pengujian tersebut, dengan Practice. Hoboken: John Wiley & Sons,
menerapkan sistem informasi ini dapat Inc..
mempermudah dan mempercepat alur Pressman, R. S., 2010. Software Engineering - A
pemesanan dan penjualan pada Kantin practitioner's approach. 7th ed. Boston:
Filkom. McGraw-Hill.
Saran yang dapat diberikan setelah Silver, B., 2012. BPMN 2.0 Handbook. 2nd ed.
melakukan penelitian pengembangan sistem Florida: FutStrat.
informasi sales force automation dan service
automation pemesanan dan penjualan pada Sommerville, I., 2011. Software Engineering.
kantin Filkom UB yaitu pada pengembangan 9th ed. Boston: Addison-Wesley.
lebih lanjut dapat diterapkan sistem informasi Weske, M., 2007. Business Process
untuk pengelola kantin agar pengelola kantin Management Concepts, Languages,
dapat memantau perkembangan kantin secara Architectures. New York: Spinger-
lansung tanpa harus meminta laporan pada Verlag Berlin Heidelberg.
penjual dan kasir, dan dapat melakukan
penerimaan stan jika membutuhkan stan baru
dikantin. Dalam implementasi lebih lanjut dapat
dikembangkan lagi sistem untuk menangani
pembayaran pada kantin yang berupa topup
saldo dengan berbagai metode, serta
peningkatan keamanan sistem informasi dan
User Experience pada sistem informasi sales
force automation dan service automation
pemesanan dan penjualan pada kantin Filkom
UB.

6. DAFTAR PUSTAKA
Buttle, F., 2009. Customer Relationship
Management: Concepts and
Technology. 2nd ed. Butterworth-
Heinemann: Elsevier Ltd..
Firebase, 2017. Firebase Realtime Database.
[Online]

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai