Abstrak
Pada sistem informasi kantin Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) yang telah diterapkan saat ini terdapat
beberapa permasalahan yang dapat mempengaruhi kepuasan pembeli yaitu, alur proses bisnis
pemesanan memakan waktu yang cukup lama dan penjual yang kebingungan dalam mengantar pesanan.
Maka diperlukannya suatu pengembangan sistem yang dapat membantu menangani masalah tersebut.
Penelitian ini menggunakan modul pada operasional Customer Relationship Management (CRM) Sales
force automation (SFA) dan Service Automation (SA). Metode pengembangan yang digunakan adalah
Rational Unified Process (RUP) yang merupakan kerangka kerja dalam pengembangan sistem informasi
yang menggunakan teknik iteratif dan inkremental. Metode RUP terdapat beberapa fase dalam
melakukan pengembangan sistem, fase pertama yang dilakukan adalah fase insepsi, lalu dilanjutkan
dengan fase elaborasi, fase konstruksi dan diakhiri dengan fase transisi. Implementasi sistem ini berbasis
perangkat bergerak dengan platform android dan firebase sebagai server database. Hasil pengujian
black-box dengan 47 test-case dinyatakan berhasil, pengujian compatibility dengan 12 perangkat yang
berbeda menggunakan Test Lab dan dari pengujian tersebut dinyatakan berhasil dijalankan semua, User
Acceptance Testing (UAT) menunjukkan bahwa tingkat penerimaan dari pembeli adalah 85,92% dan
82,86% pada sisi kantin Filkom serta pengujian waktu didapatkan hasil bahwa pada proses bisnis to-be
lebih cepat 4 menit 30 detik dari proses bisnis as-is. Dari hasil pengujian tersebut dengan menerapkan
sistem informasi ini dapat mempermudah dan mempercepat alur pemesanan dan penjualan pada kantin
FILKOM.
Kata kunci: Customer Relationship Management (CRM), Sales force automation (SFA), Service Automation (SA),
Rational Unified Process (RUP), Android, sistem informasi, kantin.
Abstract
There are some problems that had been found in the current information system canteen Faculty of
Computer Science (Filkom). These problems can affect customer's satisfaction, for instance the business
process of food order takes a long time and the sellers are confused while delivering the order. Hence
there is a need for developing a system which can overcome these problems. This study uses modules
on the operational Customer Relationship Management (CRM) Sales force automation (SFA) and
Service Automation (SA). Rational Unified Process (RUP) is a framework which will be used for
developing the information system which has iterative and incremental techniques. RUP method has
several phases, the first phase is inception phase, then elaboration phase, construction phase and ending
with transition phase. The implementation of the system is mobile device-based with android platform
and firebase as the database server. The results of black-box testing with 47 test-cases were succeeded,
compatibility testing with 12 different devices using Test Lab was successfully executed and User
Acceptance Testing (UAT) shows that the value of acceptance from the buyer is 85,92% and 82,86% on
the side of the FILKOM canteen and time testing showed that the business process to-be faster 4 minutes
30 seconds than the as-is business process. From he results of these tests by implementing this
information system can facilitate and speed up the order and sales of the FILKOM canteen.
Keywords: Customer Relationship Management (CRM), Sales force automation (SFA), Service Automation (SA),
Rational Unified Process (RUP), Android, information system, canteen.
menggunakan Rational Unified Process yang melalui web suatu perusahaan dapat
bertujuan untuk menghasilkan suatu sistem memberikan pelayanan sesuai keinginan
informasi yang dapat menjawab keinginan klien pelanggan. Manfaat Service Automation (SA)
secara akurat dan dalam jangka waktu yang bagi perusahaan dan pelanggan yaitu pelayanan
terukur. Melalui penelitian tersebut, peneliti kepada pelanggannlebih efektif dannefisien,
berharap sistem informasi pemesanan dan mengurangi biayanilayanan, meningkatkan
penjualan kantin filkom dapat berguna untuk kualitas layanan, dan meningkatkan
mempermudah proses pemesanan dan penjualan produktivitasilayanan keipelanggan.
pada kantin filkom.
2.2. Rational Unified Process
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
Rational Unified Process (RUP) adalah
kerangkamproses yang menyediakan simulasi
2.1. Customer Relationship Management
sistemmpada industri untukmsistem, software,
Customer Relationship Management implementasi,mdan manajemenmproyek yang
(CRM), sudah di gunakan sejak awal 1990an. efektif (IBM, 1998). RUP adalah salah satu dari
Sejak saat itu, telah banyak usaha untuk sekian banyak proses yang terdapat di dalam
mendefinisikan domain CRM. Bahkan makna Rational Process Library, yangmmemberikan
dari singkatan tiga huruf CRM ini diperebutkan. simulasi terbaik untuk pengembangan
Sebagai contoh, walaupun kebanyakan orang ataujkebutuhan proyek.
akan mengerti bahwa CRM berarti Customer RUP menggunakan konsep object oriented,
Relationship Management, yang lain dengan aktifitas yang berfokus pada
menggunakan akronim untuk menggambarkan pengembangan model dengan menggunakan
Customer Relationship Marketing. Unified Model Language (UML). UMLnadalah
CRM operasional merupakan salah satu standarnbahasa yang telah digunakannuntuk
modul dari CRM. CRM operasional keperluannspesifikasi, visualisasi, konstruksi,
mengotomatiskan proses bisnis yang dihadapi danipendokumentasian artefak perangkatnlunak
pelanggan. Aplikasi perangkat lunak CRM (Pressman, 2010). MelaluinGambar 1 dapat
memungkinkan fungsi pemasaran, penjualan dilihat bahwa RUPimemiliki, yaitu:
dan layanan menjadi otomatis dan terintegrasi. Dimensi pertama digambarkan secara
Sales Force Automation (SFA) adalah horizontal. Dimensi ininmewakili aspek-aspek
bentuk asli dari CRM operasional. Sistem SFA dinamisndari pengembangannperangkat lunak.
sekarang banyak digunakan di lingkungan Aspek ini dijabarkan dalam
business-to-business dan dipandang sebagai tahapannpengembangan ataunfase. Setiap fase
'keharusan kompetitif' yang menawarkan 'paritas akannmemiliki suatu majornmilestone yang
kompetitif'. Sales Force Automation (SFA) atau menandakan akhir dari awal dari phase
otomatisasi tenaga penjualan mengacu pada selanjutnya. Setiap phase dapat berdiri dari satu
sistem penjualan dan pemasaran produk yang beberapa iterasi. Dimensi ini terdiri atas
terintegrasi melalui web. Sehingga penjualan Inception, Elaboration, Construction, dan
produk dapat langsung melaporkan Transition.
dannmemesan produknmelalui web dengan Dimensi kedua digambarkan secara
menggunakan perangkat elektronik seperti vertikal. Dimensinini mewakilimaspek-aspek
komputer. Keuntungannyang dimiliki Sales statis darinproses pengembangannperangkat
Force Automation (SFA) adalah pelanggan lunaknyang dikelompokkannke dalam beberapa
dapat mengetahui aktivitas pemasaran, disiplin. Proses pengembangan perangkat lunak
penjualan danmlayanan terhadapmpelanggan yang dijelaskan kedalam beberapandisiplin
secara bersama. Service Automation (SA) atau terdiri dari Business Modeling, Requirement,
otomatisasi layananimemungkinkan perusahaan Analysis and Design, Implementation, Test,
untuk mengotomatisasi fungsi layanan Deployment, Configuration dan Change
perusahaan terhadap pelanggan melalui call Manegement, Project Management,
center, contact person, helpdesk, layanan Environtment.
berbasis webmatau bertatap mukamlangsung
dengan pelanggan di lapangan (Buttle, 2009).
Service Automation (SA) juga menerapkan
teknologi informasininternetnkhususnya web,
Mulai
Studi Literatur
Pengumpulan Data
2.3. Android
Android merupakan sistem oprasi yang
diciptakan oleh Google yang dikhususkan untuk
perangkat bergerak. Berbagai macam produsen
telah menggunakan Android sebagai sistem
operasi untuk perangkat yang mereka
kembangkan. Android memiliki berbagai
macam fitur yang sangat canggih seperti
tampilan UI yang bagus baik dari segi user
interface maupun user experience, dapat juga
digunakan sebagai alat multimedia seperti
pemutar musik dan video, dan juga menggnakan
Kesimpulan
perangkat keras seperti accelerometer,
gyroscope, dan sensor lainnya ke dalam aplikasi
Selesai
(Imaduddin & Permana, 2017).
Sejak dirilis pada tahun 2008, Android Gambar 2. Diagram Alur Penelitian
mengeluarkan beberapa versi dan hingga saat ini
yang terbaru yaitu Oreo yang dirilis pada tahun Pada Gambar 2 telihat pengelompokan
2017, bahkan saat ini sedang dikembangkan fase-fase dalam melakukan pengembangan
Android “P”. Android menarik untuk para sistem dengan menggunakan RUP. Fase pertama
perusahaan teknologi yang membutuhkan yaitu fase insepsi yang melakukan pemodelan
barang siap jadi, biaya rendah dan kustominisasi proses bisnis dan perbaikan proses bisnis,
sistem operasi untuk perangkat mereka. Dengan selanjutnya ialah fase elaborasi. Fase elaborasi
beberapa tersebut membuat perusahaan- berfokus pada analisis kebutuhan dan
perusahaan besar mengeluarkan produknya perancangan, lalu dilanjutkan fase konstruksi,
dengan menggunakan sistem operasi Android. dimana fase ini berfokus pada implementasi dan
pengujian sistem. Fase yang terakhir ialah fase
3. METODOLOGI transisi, fase ini fokus pada User Acceptance
Testing (UAT) dan Pengujian Waktu, dimana
Penelitian ini merupakan penelitian UAT ini bertujuan untuk mengukur apakah
implementatif. Langkah - langkah yang akan sistem dapat memenuhi kriteria penerimaannya
dilakukan dalam penelitian ini adalah studi (Naik & Tripathy, 2008). Pengujian Waktu
literatur, pengumpulan data, pemodelan bisnis, merupakan tahap yang melakukan pengujian dan
perbaikan proses bisnis, analisis kebutuhan dan analisis waktu yang dibutuhkan dalam proses
perancangan sistem, pengujian, UAT (User bisnis as-is dan proses bisnis to-be. Tujuan dari
Acceptance Test), dan yang terakhir adalah Pengujian Waktu ialah membandingkan dan
kesimpulan. memastikan alur proses bisnis to-be lebih
baik/lebih cepat dibanding proses bisnis as-is.
Selanjutnya yaitu memodelkan class Hasil class diagram didapakan 24 kelas yang
diagram. class diagram dapat dimodelkan terdiri dari 14 kelas yang berperan sebagai view,
setelah melakukan pemodelan sequence 5 kelas controller dan 5 kelas model dan 7 kelas
diagram. Class diagram digunakan untuk untuk physical data model.
memisah suatu fungsi ke baberapa kelas yang
memiliki hubungan dengan fungsi tersebut.
Kelas Physical Data Model adalah kelas yang dengan menggunakan Firebase Test Lab, dari
memuat data fisik dalam database klien dan akan pengujian tersebut dinyatakan berhasil semua.
dipanggil untuk menyimpan atau menampilkan Total hasil presentase penerimaan untuk
data dari database. Kelas Physical Data Model pembeli didapatkan 85,92% responden
akan dipanggil sebagai obyek data. menerima sistem informasi sales force
Selanjutnya yaitu implementasi antarmuka automation dan service automation pemesanan
pengguna, implementasi ini merupakan proses dan penjualan pada kantin Filkom UB. Dari hasil
implementasi tampilan sistem yang telah tersebut juga didapatkan presentase penerimaan
dibangun agar pengguna dapat berinteraksi pada kriteria Functional Correctness and
dengan sistem informasi pemesanan dan Completess sebesar 86,89%, kriteria
penjualan pada kantin filkom. Antarmuka pada Performance sebesar 84,67%, kriteria Accuracy
sistem pemesanan dan penjualan ini terdapat 2 sebesar 89,33%, dan pada kriteria Usability
pengguna yaitu Antarmuka Pembeli dan sebesar 81,67%.
Antarmuka Penjual. Berikut contoh tampilan Total hasil presentase penerimaan untuk
antarmuka pengguna pada Gamabar 6. pihak kantin didapatkan 82,86% responden
menerima sistem informasi sales force
automation dan service automation pemesanan
dan penjualan pada kantin Filkom UB. Dari hasil
tersebut juga didapatkan presentase penerimaan
pada kriteria Functional Correctness and
Completess sebesar 93,33%, kriteria
Performance sebesar 80%, kriteria Accuracy
sebesar 80%, dan pada kriteria Usability sebesar
70%.
Dari hasil analisis perbaikan proses bisnis
to-be atau proses bisnis usulan memberikan
solusi dan peningkatan dari proses bisnis as-is.
Pengujian proses bisnis to-be menggunakan
Gambar 6. Implementasi Antarmuka Pengguna: (a) perbandingan waktu dari proses bisnis as-is
Pembeli; (b) Penjual.
dengan peroses bisnis to-be. Hasil yang didapat
Gambar 6 (a) merupakan tampilan dari 3 responden terdapat total waktu kurang
antarmuka utama pada sisi pembeli dan Gambar lebih 8 menit 30 detik. Jika dibandingkan
6. (b) merupakan tampilan antarmuka utama dengan waktu pada proses bisnis as-is yang
pada sisi penjual. Pada sisi pembeli, mereka sebesar 13 menit maka dapat disimpulkan
dapat melakukan pemesanan makanan ataupun bahwa pada proses bisnis to-be lebih cepat 4
minuman di kantin filkom melalui aplikasi menit 30 detik dari proses bisnis as-is.
tersebut. Sedangkan pada penjual, mereka dapat
melayani pembeli dengan menggunakan aplikasi 5. KESIMPULAN & SARAN
tersebut.
Terdapat beberapa kesimpulan yang dapat
4.5. Pengujian dan Penerapan diambil dari hasil penelitian yang dilakukan
sejauh ini, yaitu:
Pengujian dan penerapan merupakan
1. Pada fase insepsi hasil yang didapat setelah
bagian dari tahap Relation Unified Proses yang
melakukan analisa proses bisnis ialah
termasuk dalam fase konstruksi dan fase transisi.
sebuah rekomendasian proses bisnis
Tahap ini merupakan tahap pengecekan dari
pemesanan pada kantin filkom (To-be) dan
sistem yang dibuat, apakah sudah sesuaiidengan
tambahan proses bisnis dalam melakukan
tujuan pembuatannya (Sommerville, 2011). Fase
kelola produk penjualan.
konstruksi meliputihpengujian black-box dan
2. Hasil yang didapat pada fase elaborasi ialah
pengujian Compatibility, untuk fase transisi
terdapat total 14 fungsional yang telah
terdapat UAT (User Acceptence Testing).
dimodelkan dalam bentuk use-case diagram,
Dengan melakukan pengujian Black-box
activity diagram, sequence diagram, 24
menggunakan 47 test case, hasilnya berhasil
kelas pada class diagram, 6 physical data
semua. Pengujian kompabilitas dilakukan
model dan yang terakhir perancangan
pengujian pada 12 perangkat yang berbeda
antarmuka.
6. DAFTAR PUSTAKA
Buttle, F., 2009. Customer Relationship
Management: Concepts and
Technology. 2nd ed. Butterworth-
Heinemann: Elsevier Ltd..
Firebase, 2017. Firebase Realtime Database.
[Online]