Contoh
Contoh
Oleh :
Lukmannil Hakim 1507115719
Nidya Nur Syafiqoh 1507115285
Rahendra 1507115516
Dosen Pengampu :
Roza Afifah, S.Pd., M.Hum
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan karunia, rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat beserta salam tidak lupa
penulis sanjungkan kepada junjungan umat, Rasulullah SAW. Penulis merasa
bersyukur karena telah menyelesaikan makalah mengenai “Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI)” sebagai tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Di dalam
makalah ini, penulis menjelaskan mengenai pengertian, ruang lingkup, penulisan
huruf, dan mengenai beberapa penulisan kata (dasar, berimbuhan, dan bentuk
ulang) sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Roza Afifah, S.Pd., M.Hum
selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia atas bimbingan yang diberikan dalam
pengerjaan tugas makalah ini. Tidak lupa pula penulis berterima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya dalam
pembelajaran berbahasa Indonesia secara baik dan benar. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran
sebanyak-banyaknya dari pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL .............................................................................
............................. i
KATA
PENGANTAR .........................................................................
......... ii
DAFTAR
ISI ...............................................................................
.................. iii
DAFTAR
TABEL .............................................................................
........... iv
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................
...... 1
1.1 Latar
Belakang ..........................................................................
......... 1
1.2 Rumusan
Masalah ...........................................................................
... 2
1.3
Tujuan.............................................................................
.................... 2
BAB II
PEMBAHASAN ........................................................................
...... 3
2.1 Pengertian
PUEBI .............................................................................
. 3
2.2 Ruang
Lingkup ...........................................................................
........ 3
2.3 Pemakaian
Huruf .............................................................................
... 3
2.3.1 Huruf
Abjad .............................................................................
.......... 3
2.3.2 Huruf
Vokal .............................................................................
.......... 4
2.3.3 Huruf
Konsonan ..........................................................................
....... 5
2.3.4 Huruf
Diftong ...........................................................................
.......... 7
2.3.5 Gabungan Huruf
Konsonan................................................................ 7
2.3.6 Huruf
Kapital ...........................................................................
.......... 8
2.3.7 Huruf
Miring ............................................................................
.......... 12
2.3.8 Huruf
Tebal .............................................................................
........... 13
2.4 Penulisan
Kata ..............................................................................
...... 13
2.4.1 Kata
Dasar .............................................................................
............. 13
2.4.2 Kata
Berimbuhan ........................................................................
........ 14
2.4.3 Bentuk
Ulang..............................................................................
........ 15
BAB III
PENUTUP ...........................................................................
........... 16
3.1.
Simpulan...........................................................................
.................. 16
3.2.
Saran .............................................................................
...................... 16
DAFTAR
PUSTAKA ...........................................................................
........ 17
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
berbudaya dan bermasyarakat. Kehidupan manusia akan terus berubah dan tidak
tetap, karena eratnya keterkaitan dan keterikatan manusia dengan bahasa, maka
bahasa pun akan terus ikut berubah, tidak tetap, dan tidak statis.
Bahasa Indonesia terus mengalami perkembangan, terutama yang berkaitan
dengan ejaan. Ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata,
kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan
tanda baca (Rahmadi, 2017). Ejaan bahasa Indonesia yang digunakan saat ini
menganut tulisan fonemis. Sistem tulisan fonemis merupakan sistem tulisan yang
menggunakan satu lambang atau satu huruf saja untuk satu fonem secara konsisten.
Perubahan bahasa dapat terjadi pada seluruh tingkatan, baik fonologi,
morfologi, sintaksis, semantik, ataupun leksikon. Perubahan pada tingkat semantik
dan leksikon yang paling terlihat, sebab hampir setiap saat muncul kata-kata baru
sebagai akibat dari perubahan ilmu dan budaya, atau juga kemunculan kata-kata
lama dengan makna yang baru. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta kebudayaan terus terjadi, secara otomatis pula akan bermunculan konsep-
konsep baru yang disertai wadah penampungnya, yaitu kata-kata dan istilah-istilah
baru. Jika kelahiran konsep tersebut belum disertai dengan wadahnya, maka
manusia sendiri yang akan menciptakan istilahnya (Chaer, 2007, as cited in Yanti,
2016).
1.3 Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian dari PUEBI.
2. Mendeskripsikan ruang lingkup dari PUEBI.
3. Mendeskripsikan aturan penulisan huruf berdasarkan PUEBI.
4. Mendeskripsikan aturan penulisan kata berdasarkan PUEBI.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Tabel 2.1 Huruf abjad berdasarkan PUEBI
4
Tabel 2.2 Huruf vokal dan contoh pemakaiannya dalam kata
Contoh Pemakaian dalam Kata
Huruf Vokal
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
a asli kari busa
e* elak perak pare
empang nenek -
elang pecah tipe
i ipar sikat pari
o oli bola saldo
u uang suka baru
Keterangan :
∗ Huruf e mewakili dua fonem, yaitu /e/ dan /ə/ beserta alofonnya. Fonem /e/
memiliki dua alofon, yaitu [e] dan [ɛ]. Fonem /e/ dilafalkan [e] jika terdapat
pada suku kata buka dan tidak diikuti suku kata yang mengandung alofon [ɛ]
(Alwi et al, 2008). Fonem /e/ dilafalkan [ɛ] jika terdapat pada suku kata tutup
akhir. Fonem /ə/ hanya memiliki satu alofon, yaitu [ə]. Pada PUEBI, digunakan
tiga diakritik yang mewakili fonem beserta alofon dari huruf e sebagai panduan
pengucapan yang benar apabila suatu ejaan kata menimbulkan keraguan.
a. Diakritik (é) dilafalkan [e].
Misalnya:
Masakan Ibu sangat enak (énak).
b. Diakritik (è) dilafalkan [ɛ].
Misalnya:
Ayah saya senang memelihara bebek (bèbèk).
c. Diakritik (ê) dilafalkan [ə].
Misalnya:
Akibat perkatannya, timbul pertanyaan di benak (bênak) Adi.
5
atau pendekatan berbagai alat ucap, dan cara alat ucap itu bersentuhan atau
berdekatan (Alwi et al, 2008). Huruf-huruf konsonan pada bahasa Indonesia
dilambangkan oleh 21 huruf yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v,
w, x y,
dan z.
Tabel 2.3 Huruf konsonan dan contoh pemakaiannya dalam kata
Contoh Pemakaian dalam Kata
Huruf Konsonan
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi
Akhir
b benda rebut akrab
c cari kecap -
d diri adab akad
f foto lafal huruf
g gurita lega analog
h halal suhu kerah
j jimat sajak mikraj
k kita laksa tegak
l lepas malas bekal
m merah kemah suram
n nila pena tangan
p perang siapa setiap
q* quran iqra -
r rata beras bubur
s sampah kasar ringkas
t tarik mentah adat
v voli lava molotov
w warna awan takraw
x* xenon - -
y yakin sayur -
z zat rezim juz
Keterangan :
∗ Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan ilmu
pengetahuan. Huruf x pada posisi awal kata dilafalkan [s].
6
2.3.4 Huruf Diftong
Huruf diftong merupakan huruf vokal yang berubah kualitasnya pada saat
pengucapannya dan dalam sistem tulisannya dilambangkan oleh dua huruf vokal.
Kedua huruf vokal tersebut tidak dapat dipisahkan karena tergolong dalam satu
suku kata. Diftong berbeda dengan deretan vokal (Alwi et al, 2008), karena setiap
huruf vokal pada deretan vokal mendapat hembusan yang sama atau hampir sama,
dan kedua huruf vokal tersebut berada dalam dua suku kata yang berbeda. Contoh
huruf diftong dalam bahasa Indonesia adalah ai, au, ei, dan oi.
Tabel 2.4 Huruf diftong dan contoh pemakaiannya dalam kata
Contoh Pemakaian dalam Kata
Huruf Diftong
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
ai - balairung rantai
au aura saudara imbau
ei eigendom geiser survei
oi - boikot tomboi
7
2.3.6 Huruf Kapital
Huruf kapital merupakan huruf yang memiliki bentuk khusus dan berukuran
lebih besar dari huruf biasa. Berikut adalah ketentuan-ketentuan penggunaan huruf
kapital.
1. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada setiap awal kalimat.
Misalnya:
Mengapa kita harus rajin belajar?
Dia menyelesaikan tugas itu tepat waktu.
2. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur nama seseorang,
termasuk julukan.
Misalnya:
Gorys Keraf
Pangeran Diponegoro
Catatan:
a. Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama orang yang
merupakan nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
15 newton
ikan mujair
b. Huruf kapital tidak digunakan untuk menuliskan huruf pertama kata
yang bermakna ‘anak dari’, seperti bin, binti, boru, dan van, atau
huruf
pertama kata tugas (di, ke, dan, dari, yang, dan untuk).
Misalnya:
Ibrahim Aziz bin Muaz
Esther boru Simanjuntak
3. Huruf kapital digunakan pada awal kalimat di dalam petikan langsung.
Misalnya:
“Apa gunanya?” tanya Tom kepada Ella.
“Katakan kepadanya,” kata Shira kepadaku, “lebih baik jujur saja.”
4. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada setiap kata nama agama,
kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
8
Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan Katolik adalah lima agama yang diakui
di Indonesia.
Ya Tuhan, tolong ampuni kami.
5. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang,
termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.
Misalnya:
Nabi Muhammad SAW
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat
6. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan
kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.
Misalnya:
Silakan duduk, Yang Mulia.
Terima kasih, Dokter.
7. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama
orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Jusuf Kalla
Gubernur Riau
8. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa.
Misalnya:
bahasa Indonesia
suku Dayak
Catatan:
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang digunakan sebagai bentuk
dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
pengindonesiaan kata asing
kebali-balian
9
9. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan
hari raya atau hari besar keagamaan.
Misalnya:
bulan Juni tahun Masehi
hari Selasa hari Nyepi
10. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur nama peristiwa
sejarah.
Misalnya:
Agresi Militer Belanda II
Perjanjian Renville
11. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Kepulauan Seribu Sungai Siak
Kecamatan Tampan Jalan Utama
Catatan:
a. Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan
huruf kapital.
Misalnya:
menyeberangi jalan
mendaki gunung
b. Huruf pertama nama diri geografi yang digunakan sebagai nama jenis
tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
terong belanda (Solanum betaceum)
kacang arab (Cicer arietinum)
Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat
dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam
kelompoknya.
Misalnya:
Ada beberapa jenis salak di Indonesia, antara lain salak ambarawa,
salak bali, salak banjarnegara, salak bongkok, salak hutan, dan
salak
pondoh.
10
Contoh berikut bukan nama jenis.
Pada mata pelajaran Seni Budaya hari ini, para murid diajak
menyanyikan lagu daerah Riau, lagu daerah Sumatera Barat, dan
lagu daerah Aceh.
12. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi,
atau dokumen, kecuali kata tugas.
Misalnya:
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Komisi Pemberantasan Korupsi
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata
ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, makalah, nama
majalah, dan surat kabar, kecuali kata tugas, yang tidak terletak pada posisi
awal.
Misalnya:
Majalah Bobo memberikan informasi yang bermanfaat bagi anak-anak.
Dia sedang membaca novel Dusta di Balik Penjelajahan Columbus.
14. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, atau sapaan.
Misalnya:
S.T. sarjana teknik
Nn. nona
15. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, dan paman, serta kata atau ungkapan
lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
“Wajah Kakak terlihat pucat, apa Kakak sakit?” tanya Raisa.
Ibu berkata kepadaku, “Tolong bersihkan sayuran itu, Nak.”
Catatan:
a. Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau
pengacuan.
Misalnya:
11
Ibu saya memiliki satu orang kakak dan tiga orang adik.
Sejak kecil, dia sudah tinggal bersama dengan neneknya.
b. Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Bagaimana Anda bisa menyelesaikan pekerjaan itu dengan baik?
Saya tidak tahu kalau Anda juga suka bermain basket.
12
b. Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian
yang akan dicetak miring ditandai dengan garis bawah.
c. Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbahasa daerah yang dikutip
secara langsung dalam teks berbahasa Indonesia ditulis dengan huruf
miring.
13
2.4.2 Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan atau kata turunan adalah kata-kata yang sudah berubah
bentuk dan makna disebabkan pemberian imbuhan berupa awalan (afiks), akhiran
(sufiks), sisipan (infiks), atau awalan-akhiran (konfiks). Kata berimbuhan terbagi
menjadi:
1. Imbuhan yang ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
bersalah
tarikan
kemilau
persembahan
Catatan:
Imbuhan yang diserap dari unsur asing seperti -isme, -man, -wan, atau -wi,
ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
patriotisme
budiman
sejarawan
manusiawi
2. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Misalnya:
adikuasa
antarnegara
dwibahasa
prakarya
Catatan:
a. Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital atau
singkatan yang berupa huruf kapital dirangkaikan dengan tanda hubung
(-).
Misalnya:
non-Asia
pan-Amerika
14
pro-Pemerintah
b. Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama atau
sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih
dan Penyayang.
c. Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama atau
sifat Tuhan, kecuali kata esa, ditulis serangkai.
Misalnya:
Tuhan Yang Mahatahu apa yang terbaik bagi kita.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa terus melindungi kalian semua.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) adalah tata bahasa dalam Bahasa
Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan,
mulai dari pemakaian huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan,
serta penggunaan tanda baca.
2. Ruang lingkup PUEBI adalah pemakaian huruf, penulisan kata,
pemakaian tanda baca, dan penulisan unsur serapan.
3. Huruf adalah tanda aksara dalam tata tulis yang melambangkan bunyi
bahasa. Pemakaian huruf yang diatur dalam PUEBI antara lain: huruf
abjad, huruf vokal, huruf konsonan, huruf diftong, gabungan huruf
konsonan, huruf kapital, huruf miring, dan huruf tebal.
4. Kata adalah satuan unit terkecil dari bahasa yang dapat berdiri sendiri
dan tersusun dari morfem tunggal. Kata merupakan perwujudan
kesatuan perasaan dan pikiran yang digunakan dalam berbahasa, baik
diucapkan maupun dituliskan. Pedoman penulisan kata yang diatur oleh
PUEBI adalah kata dasar, kata berimbuhan, bentuk ulang, dan lain-lain.
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, penulis menyarankan agar pembaca:
1. Memahami PUEBI dan menerapkannya dalam berbahasa Indonesia
yang baik dan benar.
2. Menjadikan PUEBI sebagai patokan dalam menulis berbagai karya
ilmiah.
16
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 2008. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. edisi ketiga. Jakarta:
Balai Pustaka.
Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: PT. Gramedia.
Murtiani, Anjar, dkk. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Yogyakarta:
Araska.
Permendikbud Nomor 50 Tahun 2015. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Jakarta: Kemendikbud.
Rahmadi, Duwi. 2017. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia & Kesalahan
Berbahasa. Solo: Genta Smart Publisher.
Yanti, Prima Gusti, dkk. 2016. Bahasa Indonesia Konsep Dasar dan Penerapan.
Jakarta: PT. Grasindo.
17
LAMPIRAN