Anda di halaman 1dari 29

PEDOMAN

PELAYANAN

UNIT RAWAT JALAN

RUMAH SAKIT ELIZABETH

PT NUSANTARA SEBELAS MEDIKA

RUMAH SAKIT ELIZABETH

SITUBONDO

2015
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan rawat jalan (ambulatory services) adalah salah satu bentuk dari pelayanan
kedokteran. Karena tingginya biaya perawatan pasien yang kompleks maka diperlukan suatu
fasilitas yang bisa memberikan pengobatan yang adekuat dengan biaya yang lebih sedikit dan
lebih sedikit intervensi. Bentuk pelayanan ini akan mengurangi pengeluaran biaya rumah sakit
pasien dengan adanya diagnosis awal dan pengobatan dini. Secara sederhana pelayanan rawat
jalan adalah pelayanan kedokteran yang disediakan untuk pasien tidak dalam bentuk rawat inap
(Hospitalization)(Feste,1989).

Tujuan dari pelayanan rawat jalan adalah mengupayakan kesembuhan dan pemulihan
pasien secara optimal melalui prosedur dan tindakan yang dapat dipertanggung
jawabkan.(standart pelayanan Rumah sakit, dirjen yanmed depkes RI thn 1999). Sedangkan
Fungsi dari pelayanan rawat jalan adalah sebagai tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan
dan pengobatan pasien oleh dokter ahli di bidang masing-masing yang disediakan untuk pasien
yang membutuhkan waktu singkat untuk penyembuhannya atau tidak memerlukan pelayanan
perawatan. poliklinik juga berfungsi sebagai tempat untuk penemuan diagosis dini,yaitu tempat
pemriksaan pasien pertama dalam rangka pemeriksaan lebih lanjut dalam tahap
pengobatanpenyakit.

Pelayanan rawat jalan dibagi menjadi beberapa bagian yang menggambarkan banyaknya
pelayanan spesialistik,subspesialistik dan pelayanan gigi spesialistik dari staf medis yang ada
pada rumah sakit.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum

1
Sebagai acuan dari berbagai kebijakan dan prosedur terkait dengan pelayanan Unit
Rawat Jalan di Rumah Sakit Elizabeth.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan pelayanan Rawat Jalan yang efektif, dan memuaskan bagi pasien
yang menjalani pemeriksaan
b. Menanggulangi masalah nyeri, baik akut maupun kronis pada pasien yang
melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Elizabeth.
c. Mengupayakan kesembuhan dan pemulihan pasien secara optimal melalui
prosedur dan tindakan yang dapat di pertanggungjawabkan.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Elizabeth meliputi:
1. Poli Umum
2. Poli Gigi
3. Poli Spesialis Penyakit Dalam
4. Poli Spesialis Mata
5. Poli Spesialis Bedah
6. Poli Spesialis Anak
7. Poli Spesialis Saraf
8. Poli Spesialis THT
9. Poli Spesialis Jantung
10. Poli Orthopedi
11. Poli Bedah mulut
12. Poli Obgyn

D. Batasan Operasional

Untuk lebih mengarahkan pemahaman dibuat batasan istilah penting yang terkait
dengan kerangka pelayanan Unit Rawat Jalan.
1. Rumah Sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang
pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.

2
2. Rumah sakit Tipe C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis terbatas.
3. Unit Rawat Jalan adalah bagian pelayanan di rumah sakit yang memberikan
pelayanan pencegahan, pengobatan serta pemulihan terhadap penderita dengan waktu
kurang dari 24 jam dimana dalam pelayanannya terkait dengan kegiatan penunjang
lain seperti fisioterapi, laboratorium, radiologi dan farmasi.
4. Poli Umum adalah unit yang melayani pelayanan rawat jalan yang meliputi tindakan
pencegahan, pengobatan dan pemulihan terhadap pasien umum atau yang
membutuhkan tindakan dasar.
5. Poli Spesialis adalah unit yang melayani pelayanan rawat jalan yang meliputi
tindakan pencegahan, pengobatan dan pemulihan terhadap pasien yang membutuhkan
tindakan spesialistik .
6. Poli Gigi adalah unit yang melayani pelayanan rawat jalan yang meliputi tindakan
pencegahan, pengobatan dan pemulihan terhadap pelayanan gigi dan mulut.

E. Landasan Hukum
Penyelenggaraan pelayanan Rawat Jalan Rumah Sakit ELIZABETH sesuai dengan:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000
2. Undang Undang Nomor 32 tahun 2004
3. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1457/2003 tentang standar pelayanan minimal
bidang kesehatan di Kabupaten/Kotamadya
4. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1091/2004
5. Keputusan Menteri Kesehatan No. 228/2003

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


1. Kualifikasi Tenaga Dokter di Unit Rawat Rumah Sakit Elizabeth adalah Dokter
Umum, Dokter Gigi Menggunakan jasa pelayana dokter tetap Dan Dokter Spesiali
menggunakan jasa Pelayanan dokter di luar Rumah Sakit(konsultan)
2. Kualifikasi Tenaga perawat dan bidan bidan di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit
Elizabeth adalah tenaga perawat dan bidan di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit
Elizabeth yang berpengalaman di bidang paramedik.

B. Distribusi Ketenagaan
Dalam pelayanan Rawat Jalan perlu menyediakan sumber daya manusia yang kompeten,
cekatan dan mempunyai kemampuan sesuai dengan perkembangan teknologi sehingga
dapat memberikan pelayanan yang optimal, efektif, dan efisien. Atas dasar tersebut di
atas, maka perlu kiranya menyediakan, mempersiapkan dan mendayagunakan sumber-
sumber yang ada. Untuk menunjang pelayanan Rawat Jalan di unit Rawat Jalan, maka
dibutuhkan tenaga dokter umum,dokter gigi, dokter spesialis, perawat dan bidan yang
mempunyai pengalaman, keterampilan dan pengetahuan yang sesuai.

No Tenaga Medis Jumlah


1.Dokter umum 4

4
2 Dokter Spesialis (Konsultan) 16
3 Dokter gigi 2
4 Perawat 2
5 Bidan 0
6 Perawat poli gigi 0

C. Pengaturan Dinas
Pengaturan jadwal dinas adalah pengaturan tugas pelayanan bagi perawat dan bidan
untuk melaksanakan tugas pelayanan di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Elizabeth.
Pelayanan dibagi menjadi dua shift yaitu:
1. Shift pagi: pukul 07.00-14.00 WIB untuk poli umum poli gigi dan poli spesialis pagi
2. Shift sore: pukul 16.00-22.00 WIB untuk poli spesialis sore yang tenaga perawat
pelaksananya di ambil dari tenaga perawatan yang dines pagi.
3. Shift sore poli gigi : pukul 18.00 – 20.00 wib

5
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan
1. Poli umum

RUANG TUNGGU

POLI UMUM TPP

POLI UMUM
Toilet

2. Poli Spesialis

Tpp dan Ruang Tunggu

toilet Ruang Tunggu R

U
Poli Poli Poli poli Poli
anak Ortho Saraf jtg IPD A

N
Poli
THT G

Poli Bedah

6
3. Poli Gigi

Ruang Tunggu

Poli Gigi

4. Polli mata

Poli mata

Ruang tunggu

B. Standar Fasilitas
Fasilitas yang tersedia pada pelayanan rawat jalan terdiri dari:
1. Alat yang Tersedia Unit Rawat Jalan
No. Nama Alat Jumlah Keadaan Merk
Poli Umum
1 Bed pasien 1 Baik
2 Meja Dokter 1 Baik
3 Meja Perawat 1 Baik
4 Tensimeter digital 1 Baik
5 Stetoskop 1 Baik
6 Timbangan 1 Baik
7 Kursi Paien 2 Baik
8 Kursi Dokter 1 Baik
9 Kursi Perawat 1 Baik

7
10 Tensi Meter Raksa 1 Baik
11 Senter 1 Baik
12 Tangga tempat tidur 1 Baik
13 Termometer 1 Baik
14 Xray Viewer 1 Baik

Poli Anak
1 Bed pasien 1 Baik
2 Meja Dokter 1 Baik
3 Meja Perawat 1 Baik
4 Tensimeter digital 1 Baik
5 Stetoskop 2 Baik
6 Timbangan 1 Baik
7 Kursi Paien 2 Baik
8 Kursi Dokter 1 Baik
9 Kursi Perawat 1 Baik
10 Tensi Meter Raksa 1 Baik
11 Senter 1 Baik
12 Tangga tempat tidur 1 Baik
13 Termometer 1 Baik
14 Xray Viewer 1 Baik

Poli Orthopedi
1 Bed pasien 1 Baik
2 Meja Dokter 1 Baik
3 Meja Perawat 1 Baik
4 Tensimeter digital 1 Baik
5 Stetoskop 1 Baik
6 Timbangan 1 Baik
7 Kursi Paien 2 Baik

8
8 Kursi Dokter 1 Baik
9 Kursi Perawat 1 Baik
10 Tensi Meter Raksa 1 Baik
11 Senter 1 Baik
12 Tangga tempat tidur 1 Baik
13 Termometer 1 Baik
14 Xray Viewer 1 Baik
15 Hecting Set 1 Baik
16 Tromol Set 1 Baik

Poli Saraf
1 Bed pasien 1 Baik
2 Meja Dokter 1 Baik
3 Meja Perawat 1 Baik
4 Tensimeter digital 1 Baik
5 Stetoskop 1 Baik
6 Timbangan 1 Baik
7 Kursi Paien 2 Baik
8 Kursi Dokter 1 Baik
9 Kursi Perawat 1 Baik
10 Tensi Meter Raksa 1 Baik
11 Senter 1 Baik
12 Tangga tempat tidur 1 Baik
13 Termometer 1 Baik
14 Xray Viewer 1 Baik

Poli Jantung
1 Bed pasien 1 Baik
2 Meja Dokter 1 Baik
3 Meja Perawat 1 Baik

9
4 Tensimeter digital 1 Baik
5 Stetoskop 1 Baik
6 Timbangan 1 Baik
7 Kursi Paien 2 Baik
8 Kursi Dokter 1 Baik
9 Kursi Perawat 1 Baik
10 Tensi Meter Raksa 1 Baik
11 Senter 1 Baik
12 Tangga tempat tidur 1 Baik
13 Termometer 1 Baik
14 Xray Viewer 1 Baik
15 Ecg Jantung 1 Baik

Poli Penyakit Dalam


1 Bed pasien 1 Baik
2 Meja Dokter 1 Baik
3 Meja Perawat 1 Baik
4 Tensimeter digital 1 Baik
5 Stetoskop 1 Baik
6 Timbangan 1 Baik
7 Kursi Paien 2 Baik
8 Kursi Dokter 1 Baik
9 Kursi Perawat 1 Baik
10 Tensi Meter Raksa 1 Baik
11 Senter 1 Baik
12 Tangga tempat tidur 1 Baik
13 Termometer 1 Baik
14 Xray Viewer 1 Baik

Poli Bedah

10
1 Bed pasien 1 Baik
2 Meja Dokter 1 Baik
3 Meja Perawat 1 Baik
4 Tensimeter digital 1 Baik
5 Stetoskop 1 Baik
6 Timbangan 1 Baik
7 Kursi Paien 2 Baik
8 Kursi Dokter 1 Baik
9 Kursi Perawat 1 Baik
10 Tensi Meter Raksa 1 Baik
11 Senter 1 Baik
12 Tangga tempat tidur 1 Baik
13 Termometer 1 Baik
14 Xray Viewer 1 Baik

Poli THT
1 Bed pasien 1 Baik
2 Meja Dokter 1 Baik
3 Meja Perawat 1 Baik
4 Tensimeter digital 1 Baik
5 Stetoskop 1 Baik
6 Timbangan 1 Baik
7 Kursi Paien 2 Baik
8 Kursi Dokter 1 Baik
9 Kursi Perawat 1 Baik
10 Tensi Meter Raksa 1 Baik
11 Senter 1 Baik
12 Tangga tempat tidur 1 Baik
13 Termometer 1 Baik
14 Xray Viewer 1 Baik

11
15 THT Set 1 Baik
16 Suction 1 Baik
17 Head lamp 1 Baik

Poli Gigi
1 Bed pasien 1 Baik
2 Meja Dokter 1 Baik
3 Meja Perawat 1 Baik
4 Tensimeter digital 1 Baik
5 Stetoskop 1 Baik
6 Timbangan 1 Baik
7 Kursi Paien 2 Baik
8 Kursi Dokter 1 Baik
9 Kursi Perawat 1 Baik
10 Tensi Meter Raksa 1 Baik
11 Senter 1 Baik
12 Tangga tempat tidur 1 Baik
13 Termometer 1 Baik
14 Xray Viewer 1 Baik
15 THT Set 1 Baik
16 Suction 1 Baik
17 Head lamp 1 Baik

POLI GIGI
1 Dental unit 1 Baik
2 Meja Dokter 1 Baik
3 Meja Perawat 1 Baik
4 Tensimeter 1 Baik
5 Stetoskop 1 Baik
6 Lemari alat 1 Baik

12
7 Kursi Paien 2 Baik
8 Kursi Dokter 1 Baik
9 Kursi Perawat 1 Baik
10 Suctio 1 Baik
11 sterilisator 1 Baik
12 Set alat cabut 1 Baik
13 Set alat tumpat 1 Baik
14 Set alat bedah mulut 1 Baik
15 Alat dasar 1 Baik
16 Set alat cetak model gigi 1 Baik
17 Head lamp 1 Baik

1. POLI MATA
2. Meja Dokter 1 Baik
3. Meja alat 3 Baik
4. Kursi dokter 1 Baik
5. Kursi pasien 3 Baik
6. Mikroskop 1 Baik
7. Mikroskop kacamata 1 Baik
8. Komputer kacamata 1 Baik
9. Snellen chart 1 Baik
10. Ishiara’a book 1 Baik
11. Loop 1 Baik
12. senter 1 Baik
13. Koper tes kacamata 1 Baik
14. Set alat ukur tekanan bola mata 1 Baik

13
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Penerimaan Pasien

1. Pasien datang di Unit Rawat Jalan, mendaftarkan identitas di bagian Tempat Penerimaan
Pasien (TPP)

2. Pendataan dilakukan sesuai tujuan poli.

3. Data pasien atau kartu pasien sudah berada di masing-masing tujuan, poli Umum, Poli gigi
dan poli Spesialis pagi dan Poli Spesialis Sore

B. Tata Laksana Pelayanan


1. Poliklinik Umum
Layanan pemeriksaan dan pengobatan di poliklinik umum dilakukan oleh dokter umum
setiap hari kerja (Senin sampai dengan Sabtu) mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 13.30
WIB, kecuali hari libur.
Kegiatan layanan berupa anamnesa keluhan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
(laboratorium, radiologi) jika diperlukan, pemberian resep, dan edukasi kepada pasien mengenai
problem kesehatan yang akan atau sedang mereka alami.
Layanan perawatan luka dilakukan di Unit UGD setiap hari kerja (Senin sampai dengan
Sabtu) pukul 07.00 sampai dengan 14.00 WIB. Pasien rawat luka adalah pasien kontrol setelah
mendapat perawatan pertama di IGD maupun lembaga kesehatan lain, atau pasien baru dengan
luka yang tidak membutuhkan jahitan.

2. Poli Gigi

Layanan di poli gigi dilakukan di ruang poli gigi setiap hari kerja mulai pukul 07.00 sampai
dengan 14.00 WIB oleh 2 tenaga dokter gigi dan 1 perawat gigi. Jenis pelayanan yang diberikan
adalah:
1. Saluran akar gigi dan tumpatan

14
2. Pemeriksaan kesehatan gigi rutin
3. Pembersihan karang gigi
4. Cabut gigi
5. Bedah mulut
6. Pemasangan Gigi palsu
7. Meratakan gigi

Untuk tindakan bedah mulut akan dilakukan oleh Spesialis bedah mulut.
3.Poli Spesialis
1. Poliklinik anak
a. Pelayanan Imunisasi
Layanan imunisasi di poliklinik anak meliputi program imunisasi wajib dan imunisasi
tambahan. Pelaksanaan imunisasi dilakukan setiap jam praktek poli anak dari jam 16.00
sampai dengan 18.00 WIB. Selain imunisasi wajib, poli spesialis anak juga melayani
imunisasi lain seperti: MMR, Hib, tifoid, hepatitis A, dan varicella.
b. Pemeriksaan dan pengobatan
Kegiatan layanan berupa anamnesa keluhan, penimbangan berat badan, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi) jika diperlukan, pemberian resep,
dan edukasi kepada orang tua (dan pasien) mengenai masalah kesehatan yang akan atau
sedang mereka alami.
c. . Tumbuh kembang
Pemeriksaan tumbuh kembang anak dilakukan oleh dokter spesialis anak meliputi
pemeriksaan tinggi badan dan berat badan (status gizi), deteksi perkembangan dengan
menggunakan KPSP serta alat peraga atau permainan. Setiap kasus gangguan tumbuh
kembang anak akan ditindaklanjuti, bekerja sama dengan fisioterapi dan poli THT.

2. Poli saraf
Layanan pemeriksaan dan pengobatan di poli Saraf dilakukan oleh dokter Spesialis Saraf
setiap Jam Prakter (Senin dan Kamis) mulai pukul 18.30 sampai dengan pukul 21.00
WIB.Kegiatan layanan berupa anamnesa keluhan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
(laboratorium, radiologi dan fisioterapi) jika diperlukan, pemberian resep, dan edukasi kepada
pasien mengenai problem kesehatan yang akan atau sedang mereka alami.

15
3. Poli Orthopedi
Layanan pemeriksaan dan pengobatan di poli orthopedi setiap hari kerja (Senin sampai
dengan rabu) mulai pukul 16.00 sampai dengan pukul 19.00 WIB.Kegiatan layanan berupa
anamnesa keluhan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi dan
fisioterapi) jika diperlukan, pemberian resep, edukasi kepada pasien mengenai problem
kesehatan yang akan atau sedang mereka alami dan melakukan perawatan luka pada pasien post
operasi Layanan perawatan luka dilakukan di ruang poli othopedi.
4. Poli Jantung
Layanan pemeriksaan dan pengobatan di poli Jantung setiap hari kerja (Senin sampai
dengan kamis) mulai pukul 19.30 sampai dengan pukul 22.00 WIB.Kegiatan layanan berupa
anamnesa keluhan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi,
fisioterapi, Ecg dan USG jantung) jika diperlukan, pemberian resep,dan edukasi kepada pasien
mengenai problem kesehatan yang akan atau sedang mereka alami.
5. Poli Penyakit Dalam
Layanan pemeriksaan dan pengobatan di poli penyakit dalam setiap hari kerja (Senin
sampai dengan jumat) mulai pukul 16.00 sampai dengan pukul 20.00 WIB.Kegiatan layanan
berupa anamnesa keluhan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi,
fisioterapi dan penunjang medic lainnya) jika diperlukan, pemberian resep, edukasi kepada
pasien mengenai problem kesehatan yang akan atau sedang mereka alami poli othopedi. dan
melakukan perawatan luka pada pasien post operasi Layanan perawatan luka dilakukan di ruang
6. Poli Bedah
Layanan pemeriksaan dan pengobatan di poli bedah setiap hari kerja (Senin dan kamis) oleh dr.
allen Sp.B dan hari kerja (senin, rabu dan jumat) mulai pukul 16.00 sampai dengan pukul 19.00
WIB.Kegiatan layanan berupa anamnesa keluhan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
(laboratorium, radiologi dan fisioterapi dan penunjang lainnya) jika diperlukan, pemberian resep,
edukasi kepada pasien mengenai problem kesehatan yang akan atau sedang mereka alami dan
melakukan perawatan luka pada pasien post operasi Layanan perawatan luka dilakukan di ruang
poli bedah.
7. Poli THT
Layanan pemeriksaan dan pengobatan di poli THT setiap hari selasa mulai pukul 18.00
sampai dengan pukul 21.00 WIB.Kegiatan layanan berupa anamnesa keluhan, pemeriksaan fisik,

16
pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi dan fisioterapi) jika diperlukan, pemberian
resep, edukasi kepada pasien mengenai problem kesehatan yang akan atau sedang mereka alami.
8. Poli Mata
Layanan pemeriksaan dan pengobatan di poli Mata setiap hari kerja (Senin sampai dengan
Sabtu) mulai pukul 10.00 sampai dengan pukul 13.00 WIB.Kegiatan layanan berupa anamnesa
keluhan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (laboratorium, Dan radiologi) jika
diperlukan, pemberian resep, edukasi kepada pasien mengenai problem kesehatan yang akan atau
sedang mereka alami.
9. Poli Obgyn
Layanan pemeriksaan dan pengobatan di poli Obgyn setiap hari kerja (Senin sampai
dengan Sabtu) mulai pukul 10.00 sampai dengan pukul 13.00 WIB.Kegiatan layanan berupa
anamnesa keluhan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (laboratorium, Dan radiologi)
jika diperlukan, pemberian resep, edukasi kepada pasien mengenai problem kesehatan yang
akan atau sedang mereka alami.

17
ALUR RAWAT JALAN

Datang Sendiri
Tempat Penerimaan Pasien
Dokter Praktek
(TPP) POLI GIGI
Rujukan Lain

PULANG POLI SPESIALIS


POLI UMUM
IGD

PEMERIKSAAN RAWAT

PENUNJANG INAP

18
BAB V

LOGISTIK

A. Prosedur Penyediaan Alat Kesehatan dan Obat Unit Rawat Jalan

1. Pengertian
Penyediaan Alat Kesehatan dan Obat di Unit Rawat Jalan adalah permintaan obat dan alat
kesehatan ke unit farmasi atas permintaan dokter.
2. Prosedur :

a. Permintaan obat atau alat kesehatan ditulis pada resep rangkap 3 untuk pasien intern dan 2
rangkap untuk pasien yang di tulis oleh dokter umum atau dokter spesialis.

b. Resep obat dilengkapi nama dokter, tanggal, nama pasien, Jenis pasien dan nomor Rekam
Medis.

c. Resep diberikan TPP untuk proses administrasi selanjutnya.


B. Perencanaan Peralatan atau Peremajaan

1. Pengertian
Suatu kegiatan untuk merencanakan pengadaan peralatan baru, sesuai kebutuhan saat itu atau
sebagai pengganti alat yang rusak atau harus diganti karena keausannya.
2. Tujuan
Tujuan dari perencanaan pengadaan dan peremajaan peralatan adalah agar peralatan dapat
digunakan setiap saat tanpa adanya hambatan dan menunjang proses pelayanan di masing-
masing poli.
3. Prosedur Kegiatan

a. Dilakukan pengecekan rutin, sehingga diketahui peralatan yang tidak dapat digunakan atau
tidak dapat diperbaiki, dan direncanakan dalam anggaran rutin atau diganti yang baru.

b. Pengajuan pembelian peralatan baru diketahui Kepala Unit Rawat Jalan kepada Ka Unit
Personalia rumah sakit disertai perkiraan harga.

19
c. Bila sudah terealisasi kepala unit menerima alat dan menandatangani buku penerimaan barang
serta menuliskan pada buku inventaris

20
BBA VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman. Hal ini termasuk asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cidera, cacat, kematian, dan lain-
lain) yang tidak seharusnya terjadi.
B. Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Selain itu sistem keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar tercipta budaya keselamatan
pasien di rumah sakit, meningkatkannya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat, menurunnya kejadian tidak diharapkan di rumah sakit, dan terlaksananya program-
program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.

C. Tata Laksana Keselamatan Pasien


Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah menuju keselamatan pasien
rumah sakit. Adapun tujuh langkah tersebut adalah:
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. Menciptakan kepemimpinan dan
budaya yang terbuka dan adil.

2. Memimpin dan mendukung karyawan. Membangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas
tentang keselamatan pasien.

3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko. Mengembangkan sistem dan proses


pengelolaan risiko, serta melakukan identifikasi dan asesmen hal potensial bermasalah.

21
4. Mengembangkan sistem pelaporan. Memastikan karyawan agar dengan mudah dapat
melaporkan kejadian atau insiden, serta rumah sakit mengatur pelaporan kepada KKP-RS
(Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit)
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Mengembangkan cara-cara komunikasi yang
terbuka dengan pasien.

6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Mendorong karyawan untuk
melakukan analis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul.

7. Mencegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan pasien. Menggunakan informasi


yang ada tentang kejadian atau masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan.

Dalam melaksanakan keselamatan pasien standar keselamatan pasien harus diterapkan.


Standar tersebut adalah:
1. Hak pasien

2. Mendidik pasien dan keluarga

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program


peningkatan keselamatan pasien

5. Peran kepemimpinan dalam meningkatan keselamatan pasien

6. Mendidik karyawan tentang keselamatan pasien

7. Komunikasi yang merupakan kunci bagi karyawan untuk mencapai keselamatan pasien.

Langkah-langkah penerapan keselamatan pasien rumah sakit:


1. Menetapkan unit kerja yang bertanggung jawab mengelola program keselamatan pasien rumah
sakit.

2. Menyusun program keselamatan pasien rumah sakit jangka pendek 1-2 tahun

3. Mensosialisasikan konsep dan program keselamatan pasien rumah sakit

4. Mengadakan pelatihan keselamatan pasien rumah sakit bagi jajaran manajemen dan karyawan

22
5. Menetapkan sistem pelaporan insiden (peristiwa keselamatan pasien)

6. Menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit seperti tersebut di atas

7. Menerapkan standar keselamatan pasien rumah sakit (seperti tersebut di atas) dan melakukan
self assessment dengan instrument akreditasi pelayanan keselamatan pasien rumah sakit

8. Program khusus keselamatan pasien rumah sakit

9. Mengevaluasi secara periodik pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit dan
kejadian tidak diharapkan.

D. Sasaran Keselamatan Pasien di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Elizabeth

1. Ketepatan Identifikasi Pasien


Ketepatan identifikasi pasien adalah ketepatan penentuan identitas pasien sejak awal pasien
masuk sampai dengan pasien keluar terhadap semua pelayanan yang diterima oleh pasien.
2. Peningkatan Komunikasi yang Efektif
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi lisan yang menggunakan prosedur: Write back,
Read back dan Repeat Back (reconfirm).
3. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Infeksi biasa dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi saluran kemih,
infeksi pada aliran darah, pneumonia yang sering berhubungan dengan ventilasi mekanis. Pokok
eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan (hand hygiene) yang tepat.

23
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, maka saat ini
masyarakat semakin memperhatikan mutu pelayanan kesehatan yang diterimanya.
Pengendalian mutu di unit rawat jalan harus dilakukan demi kepentingan dan kepuasan dari
pasien sehingga nantinya dapat kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan di Unit Farmasi
pada khususnya dan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Elizabeth pada umumnya. Indikator
Mutu Pelayanan Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Elizabeth mengacu pada Pedoman Indikator
Mutu Rumah Sakit Elizabeth yaitu:
1. Waktu Tunggu Di Rawat Jalan
Ruang lingkup : waktu Tunggu Di Rawat
Jalan
Dimensi mutu : Efisiensi dan efektivitas
Tujuan : Tersedianya pelayanan
rawat jalan pada hari kerja
Definisi operasional : Waktu tunggu adalah
waktu yang diperlukan
mulai pasien mendaftar
sampai dilayani oleh
dokter.
Kriteria inklusi : -
Kriteria eksklusi : -
Numerator : Jumlah pasien rawat jalan
yang menunggu lebih dari
15 menit
Denominator : Jumlah seluruh pasien
rawat jalan dalam bulan
tersebut.
Standar : 1%

24
2. Pasien Rawat Jalan Tuberkulosis Yang Ditangani Dengan Strategi DOTS

Ruang lingkup : Pasien Rawat Jalan


Tuberkulosis Yang
Ditangani Dengan Strategi
DOTS (Directly Observed
Treatment Shortcourse)
Dimensi mutu : Akses, efisiensi
Tujuan : Terselenggaranya
pelayanan rawat jalan bagi
pasien tuberkulosis dengan
strategi DOTS
Definisi operasional : Pelayanan rawat jalan
tuberkulosis dengan
strategi DOTS adalah
pelayanan tuberkulosis
dengan 5 strategi
penanggulangan
tuberkulosis nasional.
Penegakan diagnosis dan
follow up pengobatan
pasien tuberkulosis harus
melalui
pemeriksaan mikroskopis tuberkulosis, pengobatan harus
menggunakan paduan obat anti tuberkulosis yang sesuai
dengan standar penanggulangan tuberkulosis nasional, dan
semua pasien yang tuberkulosis yang diobati dievaluasi
secara kohort sesuai dengan penanggulangan tuberkulosis
nasional.
Kriteria inklusi : Pasien tuberkulosis yang

25
diterapi dengan strategi
DOTS
Kriteria eksklusi : Pasien tuberkulosis yang
tidak diterapi dengan
strategi DOTS
Numerator : Jumlah semua pasien rawat
jalan tuberkulosis yang
ditangani dengan strategi
DOTS
Denominator : Jumlah seluruh pasien
rawat jalan tuberkulosis
yang ditangani di rumah
sakit dalam bulan tersebut.
Standar : 100%

Insiden Komunikasi Yang Kurang Efektif


Ruang lingkup : Komunikasi lisan atau
melalui telepon yang
kurang efektif antar
pemberi pelayanan tentang
pelaporan kembali hasil
pemeriksaan dan kondisi
pasien.
Dimensi mutu : Keselamatan pasien
Tujuan : Tercapainya Keselamatan
Pasien melalui komunikasi
lisan yang efektif
Definisi operasional : Komunikasi yang kurang
efektif adalah komunikasi
lisan yang tidak

26
menggunakan prosedur:
Write back, Read back dan
Repeat Back (reconfirm)
Kriteria inklusi :
- Kesalahan Prosedur
komunikasi lisan atau via
telepon: Write back, Read
back dan Repeat Back
(reconfirm)
- Pelaporan secara lisan
yang tidak menggunakan
prosedur SBAR
- Prosedur spelling atau
ejaan tidak digunakan
untuk obat yang bersifat
LASA atau NORUM

Kriteria eksklusi : Komunikasi non lisan atau


tertulis
Numerator : Jumlah ketidaktepatan
komunikasi lisan atau via
telepon
Denominator : -
Standar : 0

27
BAB IX
PENUTUP

Demikian telah disusun suatu Pedoman Pelayanan Unit Rawat Jalan, yang dapat dipakai sebagai
acuan di dalam pelayanan rawat jalan untuk meningkatkan kualitas pelayanan secara keseluruhan
di Rumah Sakit Elizabeth. Pedoman ini akan mengalami perbaikan dalam upaya peningkatan
kualitas dari waktu ke waktu sehingga diperlukan suatu evaluasi secara teratur dan berkelanjutan
dalam hal pemantauannya. Dengan adanya suatu pedoman pelayanan maka kegiatan pelayanan
secara khusus di Unit Rawat Jalan dapat mengutamakan kepuasan dan keselamatan pada setiap
pasien.

28

Anda mungkin juga menyukai