Anda di halaman 1dari 8

EFEKTIFITAS AKUPRESUR TERHADAP DISMENORE

PADA REMAJA PUTRI


Julianti1, Oswati Hasanah2, Erwin3

Program Study Ilmu Keperawatan Universitas Riau


Email : Juliantipsikur@gmail.com

Abstarct

Acupressure is nonpharmacologic therapy for dysmenorrhea. The purpose of this research was
to identify the effect of acupressure on pain (intensity and quality) in adolescent with
dysmenorrhea at SMK Muhammadiyah 2 Pekanbaru. This study was quasi-experimental with
non-equivalent pretest-posttest kontrol group design. The sample were 52 respondens, devided
into intervention and control group with purposive sampling method. Acupressure reduce pain
intensity and quality signicantly p-value (< α 0,05). Dismenorrhea can decrease as 0,615 point
for the pain intensity and pain quality as 0,577 point. The research recommended that
acupressure at LI4 (Hequ) and PC6 (Neiguan) is effective as self theraphy in aldolescent and
can be use widely as part of nursing intervention.
Key words : Acupressure, pain of intensity, pain of quality

PENDAHULUAN
Dismenore adalah menstruasi yang yang disertai rasa sakit yang dialami dalam
disertai nyeri dan merupakan masalah masa tiga tahun sejak awal menstruasi dan
ginekologi yang sering dikeluhkan oleh 40- tidak ada penyakit tertentu yang menjadi
80% wanita muda (Hegner, 2003; Benson penyebabnya, sedangkan dismenore
& Pernoll, 2009). Nyeri intermitten yang sekunder adalah nyeri yang disebabkan oleh
menyertai pengeluaran darah haid nyeri saat gejala penyakit ginekologi seperti
haid yang terasa di perut bagian bawah dan endometriosis atau fibroid (Owen, 2005).
muncul sebelum, selama, atau setelah
menstruasi (Badziad, 2003). Nyeri biasanya terjadi 24-48 jam
sebelum menstruasi dan mereda setelah
Dismenore terjadi karena timbul menstruasi. Nyeri bersifat konstan,
endometrium dalam fase sekresi biasanya pada pelvis atau punggung bawah
memproduksi prostaglandin berlebihan, (sakrum) dan dapat menyebar
prostaglandin (PGF-2α) yang menyebabkan keselangkangan atau tungkai bawah (Benson
hipertonus dan vasokontriksi pada & Pernoll, 2009). Dismenore juga kerap
miometrium sehingga mengakibatkan disertai dengan mual, muntah, sakit kepala,
iskemia, disintegrasi endometrium, pingsan dan nyeri tungkai (Morgan &
perdarahan, dan nyeri (Morgan & Hamilton, Hamilton, 2003).
2003; Wiknjosastro, 2007; Hillard, 2006).
Prevalensi dismenore di dunia sangat
Berdasarkan penyebabnya, nyeri besar, yaitu rata-rata lebih dari 50%
menstruasi dibedakan menjadi dua, yaitu perempuan di setiap Negara mengalaminya.
nyeri menstruasi primer dan sekunder (Lie, Presentasi dismenore di USA sekitar 90%,
2004). Dismenore primer, yaitu menstruasi Swedia 72% (Lie, 2004). Persentase

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014


dismenore Indonesia sebesar 64,25% yang dan diharapkan dapat menurunkan rasa nyeri
terdiri dari 54,88% dismenore primer dan saat menstruasi (Widyaningrum, 2013).
9,36% dismenore skunder (Santoso, 2008).
Akupresur dapat dilakukan dengan
Ada beberapa cara untuk mengatasi penekanan pada satu titik (tunggal) maupun
gejala-gejala yang timbul akibat dismenore gabungan atau kombinasi yang terbukti
yaitu dengan terapi medis dan non medis. dapat digunakan untuk menangani
Obat medis yang sering digunakan berupa dismenore. penelitian terkait penekanan titik
analgesik dan anti inflamasi seperti asam tunggal yaitu penelitian yang telah
mefenamat, ibuprofen dan antagonis dilakukan Hasanah (2010) dengan
kalsium, seperti verapamil dan nifedipin menggunakan titik Taichong (LR3), dari
yang dapat menurunkan aktivitas dan hasil penelitian ini didapat bahwa terjadi
kontraktilitas uterus (Morgan & Hamilton, penurunan intensitas nyeri sebesar 1,03 poin
2003). setelah diberi terapi akupresur. Selain itu
beberapa titik yang dapat digunakan untuk
Selain itu nyeri dapat ditangani mengatasi dismenore antara lain Titik SP6
dengan terapi non medis yang aman (Chen & Chen, 2004), titik Hoku/He-qu
dilakukan dengan exercise, mandi air hangat (LI4) (Mahoney, 1993), titik gabungan
atau sauna, memakai buli-buli panas, antara Taichong (LR3) dan Neiguan (PC6)
meditasi, serta dapat juga dengan terkait penelitian yang dilakukan oleh
pemberian suplemen, pengobatan herbal ala (Julianti, 2011) dimana pada kedua titik
jepang, terapi horizon, terapi bedah, secara signifikan dapat menurunkan rata-rata
Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation intensitas nyeri sebesar 1,76 poin.
(TRANS) akupuntur, dan akupresur
(Morgan & Hamilton, 2003; Potter & Perry, Dari studi pendahuluan yang
2005). dilakukan di SMK Muhammadiyah 02
Akupresur adalah pengobatan cina Pekanbaru, insiden yang didapat dari
yang sudah dikenal sejak ribuan tahun keterangan perawat sekolah sekitar 30
laludandengan memberikan tekanan atau remaja putri mengalami dismenore setiap
pemijatan dan menstimulasi titik-titik bulannya dan wawancara langsung pada
tertentu dalam tubuh. Pada dasarnya terapi murid remaja putri yaitu 7 dari 10
akupresur merupakan pengembangan dari mengatakan sangat terganggu dengan
teknik akupuntur, tetapimedia yang adanya nyeri menstruasi setiap bulan.
digunakan bukan jarum, tetapi jari tangan
atau benda tumpul (Ali, 2005). Tujuannya TUJUAN PENELITIAN
untuk merangsang kemampuan alami Penelitian ini ingin melihat
menyembuhkan diri sendiri dengan cara efektifitas penekanan pada titik Hoku/he-qu
mengembalikan keseimbangan energi positif (L14) dan pada titik Neiguan (PC6).
tubuh (Fengge, 2012).
Salah satu efek penekanan titik METODE PENELITIAN
akupresure dapat meningkatkan kadar Jenis desain penelitian yang
endorfin yang berguna sebagai pereda nyeri digunakan dalam penelitian ini adalah quasy
yang diproduksi tubuh dalam darah dan eksperiment dengan rancangan penelitian
opioid peptida endogeneus di dalam susunan non equivalent pre test and post test designs.
syaraf pusat. Jaringan syaraf akan memberi Rancangan ini bertujuan untuk
stimulus pada sistem endokrin untuk membandingkan hasil yang didapat sebelum
melepaskan endorfin sesuai kebutuhan tubuh

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014


dan sesudah diberi terapi akupresur pada Tabel 1
kelompok intervensi dengan tidak diberi
terapi akupresur pada kelompok kontrol. karakteristik responden berdasarkan
berdasarkan umur dan jarak menarche
Pengambilan sampel dilakukan dengan dismenore
dengan purposive sampling dan jumlah
sampel sampel sebanyak 52 responden yang
terdiri dari 26 responden sebagai kelompok
intervensi dan 26 responden sebagai
kelompok kontrol.

Pengukuran intensitas nyeri


dilakukan dengan menggunakan numerik
Visual Analog Scale (VAS). Dimana
numerik VAS merupakan skala untuk
pengukuran berbentuk grafik sepanjang 10
cm dengan skala numerik VAS, ujung
sebelah kiri menggambarkan kondisi tidak
dirasakan nyeri dan ujung sebelah kanan
mengambarkan nyeri sangat berat.
Kuesioner yang digunakan mengukur
kualitas nyeri adalah kuesioner yang sudah
valid dan reliabel dari 35 item penyataan
yang diambil dari penelitian Hasanah
(2010). Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa
dari 52 orang responden yang diteliti,
Pada kelompok intervensi peneliti distribusi responden menurut usia mayoritas
melakukan terapi akupresur pada titik PC6 berusia 16-17 tahun (65,37%), siswi
dan LI4 sebanyak tiga kali dalam satu hari terbanyak adalah kelas XI yaitu (63,46%),
selama 30 menit dengan jeda 10 menit setiap siswi sebagian besar mengalami menarche
perlakuan. Sedangkan kelompok kontrol pada tahun 2009 (42,31%), nyeri haid
diberikan perlakuan berupa terapi placebo pertama pada tahun 2011 (53,85%), dan cara
dengan sentuhan ringan pada titik yang sama mengatasi haid yang dilakukan oleh
tanpa penekanan. Pengukuran dilakukan sebagian besar siswi adalah dengan cara
sebelum dan sesudah perlakuan pada kedua dibiarkan (42,31% ).
titik selama satu hari ysng sama.
Tabel 2
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian yang Rata-rata Intensitas nyeri sebelum dan
telah dilakukan, maka diperoleh hasil sesudah diberikan terapi akupresur pada
sebagai berikut: kelompok intervensi dan kelompok kontrol

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat


nilai rata-rata intensitas nyeri dismenore

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014


yang dialami siswi sebelum diberikan intervensi adalah 3,04 (SD= 0,774) dan 2,65
intervensi teknik akupresur yaitu 3,04 (SD= (SD= 0,689) pada kelompok kontrol. Hasil
0,774) pada kelompok intervensi dan 2,65 analisa diperoleh p (0,073) > α (0,05),
(SD= 0,689) pada kelompok kontrol. berarti intensitas nyeri dismenore pada
Sedangkan nilai rata-rata intensitas nyeri kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dismenore yang dialami siswi sesudah sebelum diberikan terapi akupresur adalah
diberikan intervensi teknik akupresur yaitu homogen. Sedangkan untuk kualitas nyeri
2,42 (SD= 0,987) pada kelompok intervensi dari hasil uji statistik didapatkan nilai rata-
dan 2,81 (SD= 0,634) pada kelompok rata kualitas nyeri dismenore sebelum
kontrol. diberikan terapi akupresur pada kelompok
intervensi yaitu 13,58 (SD= 4,979) dan
Tabel 3 kelompok kontrol adalah 14,19 (SD=
Rata-rata kualitas nyeri dismenore sebelum 5,223). Hasil analisa diperoleh p (1,000) > α
dan sesudah diberikan terapi akupresur (0,05), berarti intensitas nyeri dismenore
pada kelompok intervensi dan kelompok pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol kontrol sebelum diberikan terapi akupresur
adalah homogen.

Tabel 5
Perbedaan intensitas dan kualitas nyeri
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat dismenore pada kelompok intervensi dan
nilai rata-rata kualitas nyeri dismenore yang kelompok kontrol sesudah pemberian terapi
dialami siswi sebelum diberikan intervensi akupresur
terapi akupresur yaitu 13,58 (SD= 4,979)
pada kelompok intervensi dan 14,19 (SD=
5,223) pada kelompok kontrol. Sedangkan
nilai rata-rata kualitas nyeri dismenore yang
dialami siswi setelah diberikan intervensi
Tabel 5 diatas, memperlihatkan rata-
terapi akupresur yaitu 8,77 (SD= 5,339)
rata intensitas nyeri dismenore sesudah
pada kelompok intervensi dan 14,31 (SD=
diberikan terapi akupresur pada kelompok
4,126) pada kelompok kontrol.
intervensi adalah 2,42 dengan standar
deviasi 0,987 dan 2,81 pada kelompok
Tabel 4
kontrol tanpa diberikan terapi akupresure
Perbedaan intensitas dan kualitas nyeri dengan standar deviasi 0,634. Hasil analisa
dismenore pada kelompok intervensi dan diperoleh p (0,026) < α (0,05), maka dapat
kelompok kontrol sebelum pemberian terapi disimpulkan ada perbedaan yang signifikan
akupresur antara mean intensitas nyeri dismenore
sesudah diberikan terapi akupresur pada
kelompok intervensi dan mean intensitas
nyeri dismenore tanpa diberikan terapi
akupresur pada kelompok kontrol. Adapun
untuk kualitas nyeri dismenore sesudah
Berdasarkan tabel 4 diatas, dari hasil
diberikan terapi akupresure pada kelompok
uji statistik didapatkan nilai rata-rata
intervensi adalah 8,77 (SD= 5,339) dan
intensitas nyeri dismenore sebelum
14,31 (SD= 4,126) pada kelompok kontrol.
diberikan terapi akupresur pada kelompok
Hasil analisa diperoleh p (0,014) < α (0,05),

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014


maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang berasal dari kelas XI. Rata-rata remaja putri
signifikan antara mean kualitas nyeri yang menempati kelas XI berusia di antara
dismenore sesudah diberikan terapi rentang 16-18 tahun. Hal ini semakin
akupresur pada kelompok intervensi dan memperkuat pendapat bahwa rentang usia
mean intensitas nyeri dismenore tanpa 16-18 tahun merupakan siklus awal
diberikan terapi akupresure pada kelompok terjadinya dismenore primer. Selain itu
kontrol. menurut pendapat Potter dan Perry (2006)
bahwa semakin bertambahnya usia dan
Tabel 6 jenjang pendidikan maka kebutuhan untuk
menangani nyeri akan semakin meningkat.
Intensitas dan kualitas nyeri dismenore
pada kelompok intervensi sebelum dan Sebagian besar mendapatkan
sesudah diberikan terapi akupresur menarche pertama pada tahun 2009 dan
mengalami dismenore yaitu rata terjadi 2
tahun setelah menarche. Progestian (2010)
mengatakan bahwa dismenore pada
umumnya akan timbul setelah 1-2 tahun
menarche. Sumber lain juga menyatakan
bahwa dismenore terjadi 2-3 tahun
Berdasarkan tabel 6, dari hasil uji menarche (Hendrik, 2006). Adapun cara
statistik terhadap intensitas nyeri diperoleh responden dalam menangani dismenore
nilai p (0,007) < (α 0,05) dan kualitas nyeri sebagian besar responden membiarkan
(0,005) < (α 0,05) sehingga dapat dismenore tanpa melakukan pertolongan
disimpulkan ada perbedaan yang signifikan untuk mengurangi nyeri. Hasil di atas
antara rata-rata intensitas nyeri dan kualitas menunjukkan bahwa sebagian besar remaja
nyeri dismenore pada remaja putri setelah putri belum tepat dalam menangani
terapi akupresur pada kelompok intervensi. dismenore. Bobak, Jensen, dan Perry (2005)
Penurunan nilai rata-rata pretest dan posttest menyatakan ada berbagai cara dalam
pada untuk intensitas nyeri yaitu 0,615 poin menangani dismenore baik secara
dan kualitas nyeri adalah 0,577 poin. farmakologi dengan mengunakan obat-
obatan dan non farmakologis baik dengan
PEMBAHASAN cara relaksasi atau menggunakan ramuan
Berdasarkan hasil penelitian yang herbal.
dilakukan terhadap 52 orang remaja putri di Berdasarkan penelitian yang telah
SMK Muhammadiyah 2 Pekanbaru, dilakukan di SMK Muhammadiyah 2
sebagian besar responden berusia 16-17 Pekanbaru didapatkan hasil bahwa terjadi
tahun. Hasil ini sejalan dengan teori penurunan rata-rata intensitas nyeri
prevelensi dismenore paling tinggi pada dismenore sebesar 0,615 poin (α<0,05),
remaja putri terdapat pada rentang usia 15- sehingga dapat disimpulkan akupresur
18 tahun (Hanifa, 2005). Hasil ini juga efektif dalam mengurangi intensitas nyeri
diperkuat Penelitian sebelumnya yang pada dismenore. Penelitian yang mendukung
dilakukan oleh Julianti (2011) didapatkan efek terapi akupresur terhadap dismenore
hasil rentang usia dismenore terbanyak yaitu adalah penelitian yang dilakukan oleh
usia 16- 18 tahun. Selain umur karakteristik Hasanah (2010) yang dilakukan pada 54
lain yang diteliti adalah kelas atau jenjang responden. Penelitian ini dilakukan terapi
pendidikan responden. Hasil yang akupresur pada titik meridian taichong
didapatkan bahwa responden terbanyak

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014


(LR3). Hasil akhir menunjukkan secara signifikan bahwa akupresur dapat
signifikan akupresur dapat menurunkan rata- menurunkan rata-rata kualitas nyeri sebesar
rata intensitas nyeri sebesar 1,037 poin 1,852 poin (α<0,05).
(α<0,05).
Penelitian yang mendukung Berdasarkan penelitian yang telah
penelitian efek terapi akupresur terhadap dilakukan diatas, didapat perbedaan
dismenore adalah penelitian yang dilakukan terhadap penurunan intensitas nyeri dan
oleh Julianti (2011) yang dilakukan pada 80 kualitas nyeri setelah dilakukan terapi
responden. Penelitian ini dilakukan terapi akupresur. Dikarenakan pada penelitian
akupresur pada titik Taichong (LR3) dan sebelumnya menggunakan rentang nyeri
titik Neiguan (PC6). Penekanan dilakukan ringan hingga berat sedangkan pada
pada saat menstruasi selama 3 hari. Hasil penelitian ini menggunakan rentang nyeri
akhir menunjukkan bahwa responden ringan hingga sedang.
merasakan nyeri menstruasi berkurang, atau
dengan kata lain secara signifikan bahwa Bobak (2004) menyatakan nyeri
akupresur dapat menurunkan rata-rata menstruasi diakibatkan adanya pelepasan
intensitas nyeri sebesar 1,76 poin (α<0,05). PGF2α yang berlebihan sehingga
meningkatkan amplitudo dan frekuensi
Penelitian Mardiatun (2013). kontraksi uterus yang menyebabkan
Penelitian ini digunakan untuk Sembilan vasospasme arteriol uterus, sehingga
responden dengan one group pre-posttest mengakibatkan iskemia dan kram abdomen
dengan melakukan penekanan pada titik bawah yang bersifat siklik. Penelitian
lumbal 4 dan 5 pada meridian kandung inidilakukan penekanan pada titik Hoku/he-
kemih 3-5 menit selama 3 hari pertama fase qu (L14) dan pada titik Neiguan (PC6).
menstruasi. Hasil menunjukkan bahwa Penekanan pada titik Hoku/he-qu (L14)
intensitas nyeri berkurang secara signifikan. dapat memberikan asupan energi pada organ
reproduksi dan meredakan nyeri secara
Rata-rata kualitas nyeri setelah umum (Widyaningrum, 2013). Penekanan
dilakukan terapi akupresur berbeda secara pada titik Neiguan (PC6) mengurangi
signifikan antara kelompok yang dilakukan kecemasan dan membuat rileks tubuh.
akupresur dengan kelompok yang tidak Dengan demikian pada penelitian ini dapat
dilakukan akupresur, dengan kata lain secara disimpulkan bahwa terapi akupresur efektif
signifikan bahwa akupresur dapat terhadap penurunan dismenore pada remaja
menurunkan rata-rata kualitas nyeri sebesar putri di SMK Muhammadiyah 2 Pekanbaru.
0,577 poin.
KESIMPULAN
Penelitian yang mendukung Pada penelitian ini menunjukkan
penelitian efek terapi akupresur terhadap bahwa responden terbanyak berusia 16-17
dismenore dan memaparkan pengaruh tahun, berada dikelas XI. Rata-rata
akupresur terhadap kualitas nyeri yang responden mengalami nyeri haid 2 tahun
dilakukan Hasanah (2010) Penelitian ini setelah menarche, serta remaja hanya
dilakukan terapi akupresur pada titik menangani dismenore dengan cara dibiarkan
Taichong (LR3). Penekanan dilakukan fase saja.
lutheal. Hasil akhir menunjukkan bahwa Pemberian terapi akupresur efektif
responden merasakan nyeri menstruasi menurunkan intensitas nyeri sebesar 0,615
berkurang, atau dengan kata lain secara poin dan kualitas nyeri 0,577 poin dengan

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014


nilai p (α<0,05). Hasil penelitian Benson, R. C., & Pernoll, L. M. (2009).
menunjukkan ada penurunan yang signifikan Buku saku obstetri dan ginekologi.
setelah akupresur terhadap dismenore. (Ed. 9). Jakarta: EGC
Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., & Jensen,
SARAN
M. D. (2004). Buku ajar keperawatan
Peneliti berharap penelitian ini dapat
maternitas. Jakarta: EGC
meningkatkan dan mempertahankan upaya
promotif dalam upaya peningkatan
Bobak, L. M., Lowdermilk, D. L., Jensen,
pengetahuan siswi dalam menangani
M. D., & Perry, S. E. (2005).
dismenore dilingkungan sekolah. Upaya
Maternity nursing. Fourth edition,
promotif tersebut dapat berupa pembentukan
Mosby. Year book. Inc
kegiatan berupa kelompok kecil dengan
materi terapi akupresur untuk penurunan Chen, H. M. & Chen. (2004). Effects
nyeri dismenore. acupressure at the sanynjiao point on
primary dysmenorrhea Journal of
Sedangkan dalam lingkungan Advanced Nursing, 48 (4),380-387.
pendidikan keperawatan dapat dijadikan Diperoleh, 15 Maret 2014 dari
sebagai materi tambahan dalam kurikulum, http://www.sld.cu./galerias/pdf/sitios/
khususnya dalam bidang penanganan nyeri mednat/effects_of_acuprressure_at_th
dengan teknik nonfarmakologi (akupresur) e_sanyinjiao_point_dismenorrohoea.p
dan perlu dilakukan penelitian selanjutnya df.
tentang pengaruh terapi akupresur pada
Fengge, A. (2012). Terapi akupresur
dismenore dengan melakukan penekanan
manfaat dan pengobatan. Yogyakarta:
pada beberapa titik lainnya baik titik tunggal
Crop Circle Corp.
maupun kombinasi yang dilakukan pada
rentang nyeri berat. Hanifa, W. (2005). Ilmu kebidanan. (Ed. 3).
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
1. Julianti, S. Kep. Mahasiswa Program Sarwono Prawiroharjo.
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau
2. Oswati Hasanah, M. Kep.,Sp. Kep.An Hasanah, O. (2010). Efektivitas terapi
akupresure terhadap dismenore pada
Dosen Departemen Keperawatan
remaja di SMPN 5 dan SMPN 13
Maternitas dan Anak Program Studi Ilmu pekanbaru. Tesis. Tidak
Keperawatan Univarsitas Riau dipublikasikan.
3. H. Erwin, S.Kp, M.Kep Dosen Hegner, B. (2003). Nursing assistant: suatu
Departemen Keperawatan Medikal Bedah pendekatan proses keperawatan.
Program Studi Ilmu Keperawatan Jakarta: EGC
Universitas Riau Hendrik. (2006). Problema haid tinjauan
syariat islam dan medis. Solo: Tiga
Serangkai.
Ali, I. (2005). Dahsyatnya pijat untuk
kesehatan. Jakarta: Agro Medika Hillard, P. A. J. (2006). Dysmenorrhea:
Pustaka. Pediatrics in review. 27: 64-71.
Holder.
Julianti, F. E. (2012). Efektifitas terapi
akupresur terhadap dismenore pada

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014


remaja di SMPN dan MTS Bengkalis.
Skripsi. Tidak dipublikasikan.

Lie, S. (2004). Terapi vegetarian untuk


penyakit kewanitaan: Jakarta:
Prestasi Pustakaraya.

Mardiatun. (2013). Pengaruh akupresur


dlam meminimalisir dismenore primer
pada remaja putri di jurusan
keperawatan poltekes kemenkes
mataram. Diperoleh 15 Juli dari
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JHS/
article/download/1086/883.
Mahoney. D. (1993). Acupresure and its use
for dysmenorrhea. CINAHL, With
Full Text database, Diperoleh, 15
Maret 2014.
Morgan, G., & hamilton, C. (2003). Obstetri
& ginekologi: panduan praktik. (Ed.
2). Jakarta: EGC.
Owen, E. (2005). Panduan kesehatan bagi
wanita.Jakarta : PT. Pustakaraya

Potter & Perry. (2005). Fundamentals of


nursing: concept, process, and
practice. Jakarta: EGC.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2006).
Fundamental keperawatan: Konsep,
proses, dan praktik. (Ed. 4). Jakarta:
EGC.

Progestian. (2010). Cara menentukan masa


subur. Jakarta: Swarna Bumi
Widyaningrum, H. (2013). Pijat refleksi & 6
terapi alternatif lainya. Jakarta: Media
Pressindo

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014

Anda mungkin juga menyukai