bisa menguasai cara menterjemah Al Quran. Bahkan anak SD pun bisa.
Metode yg digunakan adalah dengan
menggunakan Arabic language for special purpose, yaitu bahasa Arab yang dijelaskan dengan sangat sederhana dan mudah dipahami. Menggunakan lagu untuk menghafal beberapa kaidah dalam bahasa Arab.
Tidak perlu berpikir keras untuk memahaminya.
Cukup ikuti lagunya, ikuti instruksi gurunya. InsyaAllah bisa.
MENGAPA DINAMAKAN TAMYIZ?
Itu adalah sebagai penghormatan kepada
penemu metode ini yaitu almarhum Kyai Haji Anas Tamyiz.
Metode ini dikembangkan oleh keponakan
beliau yaitu Abah Zaun atau biasa dipanggil Abaza. Cukup unik kisahnya mengapa akhirnya Abaza mengembangkan metode ini.
KISAH UNIK AWAL MULA PENGEMBANGAN
TAMYIZ
Suatu hari ada seorang bapak mengadu ke
Abaza tentang anaknya yang ngga mau melanjutkan sekolahnya. Padahal orang tuanya pengen anaknya punya ijazah SMA.
Abaza bercanda, “ya sudah, mesantren di
rumah saya saja, nanti saya kasih ijazah.” Eh, ternyata orang tersebut menganggap ucapan Abaza itu serius. Besoknya langsung membawa anaknya dengan beberapa perbekalan untuk diserahkan ke Abaza.
Betapa kagetnya Abaza. “Nanti tinggal dimana?
Saya kan ngga punya pesantren?”
“Katanya bisa nyantri di rumah Abah, dan
dikasih ijazah.” Dengan polosnya si ortu menjawab.
Singkat cerita, Abaza menerima anak lelaki
tersebut “nyantri” di rumahnya. Selama 3 hari anak itu diam di rumah, ngga diajari apapun, karena Abaza juga tidak tahu mau mengajari apa. Akhirnya di hari ke 4, beliau mau tidak mau harus mengajari anak itu. Dan diajarilah apa yang pernah beliau pelajari waktu kecil di sebuah tajug (mushola) di kampung halamannya di Indramayu.
Dahulu yang mengajar di tajug tersebut adalah
Kyai Anas Tamyiz. Beliau adalah ulama dengan keilmuan yang luar biasa. Beliau hafal beberapa kitab hadis. Beliau juga ahli ilmu nahwu shorof.
Bahkan saat itu, Kyai Anas Tamyiz menemukan
sendiri metode untuk mengajarkan nahwu shorof kepada anak-anak di kampungnya, di Indramayu. Maka berbekal ingatan pelajaran di masa kecil itulah, Abaza mulai mengajarkannya ke anak tersebut. Ilmu yang sudah bertahun-tahun lamanya, tidak terpakai karena kesibukan bekerja.
Namun, ilmu dari Kyai Anas Tamyiz memang
cukup menancap di benak muridnya, karena dominan menggunakan otak kanan dalam teknik penyampaiannya.
Dan.. MasyaAllah... genap 1 bulan belajar, anak
SMA yang tidak punya background bahasa Arab itu, ternyata sudah bisa menterjemah Al Quran!
Abaza begitu takjub dengan kemampuan anak
tersebut. Tapi rasa takjubnya berubah jadi kaget, saat melihat anaknya yang usia 7 tahun pun bisa…!
Anak Abaza ini selalu ikut menemani ayahnya
saat sedang mengajari si anak SMA tadi.
Akhirnya Abaza mulai berpikir bahwa yang
hebat itu adalah metodenya. Untuk itulah mulailah dilakukan ujicoba terhadap anak-anak sekitar.
Terkumpullah 11 anak yang mau belajar tamyiz.
Mereka diajari Tamyiz selama 2 minggu. Setelah itu di tes. Dan hasilnya… anak-anak itu bisa menterjemah Al Quran...! Belum puas sampai di situ. Berikutnya anak-anak ini diajarkan materi Tamyiz lanjutan yaitu baca kitab Arab gundul. Mereka diajarkan materi nahwu shorof ala Tamyiz selama 2 bulan.
Setelah di tes. Dan hasilnya… mereka semua
lulus tes dalam membaca kitab kuning (kitab bertuliskan Arab tanpa harokat.) MasyaAllah… !
Hanya dalam waktu 2 bulan mereka bisa
membaca kitab kuning, sementara pada umumnya dibutuhkan waktu 3-4 tahun untuk santri di pesantren. Maka dilakukan riset terhadap metode Tamyiz, dari bulan Mei-Desember 2009, meliputi 1.000 responden dengan berbagai latar belakang usia dan pendidikan.
Uji validasi terakhir dilakukan secara masal
kepada 56 santri cilik peserta pesantren liburan tengah semester tahun ajaran 2009-2010, mereka belajar metode Tamyiz selama 12 hari, di Pesantren Bayt Tamyiz Indramayu.
Dan hasilnya ditas-hih oleh DR M. Akhsin Sakho
Muhammad Al Hafiz. Beliau adalah Rektor Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta dan Sekretaris Lajnah Pentashhih Al Quran Kementrian Agama RI. MENGENAL PENEMU METODE TAMYIZ
Penemu Metode Tamyiz adalah almarhum KH
Anas Tamyiz dari Indramayu. Paman dari Abaza, yang saat ini mengembangkan Metode Tamyiz ini hingga bisa diterima di berbagai pelosok tanah air.
KH Anas Tamyiz adalah putra ketiga dari KH
Tamyiz bin Sentot AB. Beliau merupakan santri KH Syatori di Pesantren Arjawinangun Cirebon dan KH Harun di Pesantren Kempek Cirebon.
Selepas dari pesantren, KH Anas Tamyiz
sebelum pulang kampung meneruskan pembelajaran di Tajug peninggalan abahnya. Beliau juga menjadi pentashhih Al Quran dan kitab-kitab yang diterbitkan oleh Penerbit Maarif Bandung.
Pesan Kyai Anas Tamyiz:
"Pahami metode belajar dengan menggunakan Al Quran seperti ini. Maka belajar kitab kuning akan terasa lebih mudah dan bisa dipelajari sendiri (otodidak). Beginilah dulu cara saya mengaji kepada Kyai Syatori dan Kyai Harun."
KENAPA BISA MUDAH?
Kenapa metode tamyiz mudah dalam
menguasai bahasa Arab yang juga bahasa Al Quran? Karena tamyiz itu ditemukan oleh orang Indonesia, jadi urutan cara mengajarnya sesuai dengan logika berpikir dan cara berbahasa orang Indonesia.
Kedua, di Tamyiz siswa diajari bertahap.
Dimulai dari belajar “kata (lafaz)” di Tamyiz 1. Sehingga sampai di sini siswa sudah bisa menterjemah per kata.
Setelah itu siswa belajar “dua kata atau unsur
kalam” di Tamyiz 2. Sehingga siswa bisa membaca kitab, tapi masih belum mahir.
Baru kemudian siswa diajari “kalimat
(kalam/jumlah), di Tamyiz 3. Sehingga sampai disini siswa makin mahir dalam membaca kitab dengan cara yang sangat mudah.
Sedangkan untuk perubahan kata-kata yang
sulit (i’lal) dipelajari di Tamyiz 4. Berikutnya adalah Tamyiz 5 yaitu belajar Tafsir Al Quran dengan menggunakan kitab Tafsir al Muyassar.
DASAR METODE TAMYIZ
Kecanggihan komposisi kosa kata yang
digunakan di Al Quran, menjadi dasar dikembangkannya metode ini. Kosa kata bahasa Arab yang digunakan oleh Al Quran hanya 2.065 kata saja, yang diulang-ulang.
Huruf: hanya 175 kata yang diulang-ulang.
Isim : 146 kata yang sama terjemahnya, dan 383 kata yang diulang-ulang. Fiil: 68 kata yang sama terjemahnya dan 167 kata yang diulang-ulang.
Dari data di atas, maka bisa disimpulkan
bahwa: Menterjemah Al Quran itu MUDAH.
So.. everyone can terjemah Al Quran.
TEKNIK BELAJAR METODE TAMYIZ
1. LADUNI (Teknik Belajar)
Laduni = ilate kudu muni (bhs Jawa - red)
Lidahnya harus berbunyi. Maksudnya dalam belajar Tamyiz HARUS BERSUARA LANTANG.
Ini adalah cara mengoptimalkan potensi otak
kanan dan otak bawah sadar (sudur / qolbu) agar hasil belajar lebih optimal.
Tamyiz tidak bisa dikuasai hanya dengan
membaca. Tapi mutlak harus menggunakan suara. Dalam menghafal kosa kata, metode Tamyiz menggunakan lagu yang sudah familiar dengan suasana ceria.
Metode Tamyiz menggabungkan antara otak
kiri (berpikir) , otak kanan (menyanyi), dan sudur / alam bawah sadar (pengulangan).
Belajar dengan laduni ini melibatkan:
- Auditorial (as sam'u), belajar dengan cara mendengar melalui intonasi (mnemonic) - Visual (al abshor), belajar dengan cara melihat. - Kinestetik (al af-idah), belajar dengan cara merasakan melalui bahasa tubuh, resonansi, dan pengulangan. 2. SENTOT (Teknik Mengajar)
Sentot adalah teknik mengajar dengan cara
ustad membimbing santri mudah menirukan apa yang disampaikan ustad, sehingga santri mudah mengerti, memahami, dan dapat mengajarkan kembali ke orang lain.
Ustad harus mengajar dengan bahasa hati.
Suasana belajar harus menyenangkan, bukan dengan penuh ketegangan. Agar ilmu yang diserap bisa bertahan lama.