Paper Keperawatan Jiwa
Paper Keperawatan Jiwa
OLEH:
KELOMPOK 4
I KETUT ANTONO (17.321.2669)
LUH PUTU NANIK WIDIANTARI (17.321.2679)
LUH PUTU SUKMAYANTI (17.321.2681)
NI KADEK KRISTIANI (17.321.2684)
NI LUH DITA CANDRA ARISTYA DEWI (17.321.2689)
NI MADE SEPTYARI (17.321.2696)
NI PUTU LINDA KUSUMA WARDANI (17.321.2701)
NI PUTU YUNITA DIYANTARI (17.321.2703)
NI WAYAN NOVI ULIANDARI (17.321.2704)
PUTU EKA WULANDARI (17.321.2707)
SHATNA NADILA BELLA (17.321.2709)
PENDAHULUAN
1
penting dalam pelaksanaan rehabilitasi baik dalam tahap persiapan, pelaksanaan, maupun
pengawasan. Sebagai sebuah tim, perawat memberi peran yang sangat penting dalam
mengkoordinasikan berbagai cara dan kerja yang dilakukan semua anggota tim sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai anatara klien dan tim kesehatan sehingga rehabilitasi
berjalan sesuai tujuan yang diharapkan menurut para perawat sistem dan budaya kerja
yang ada tidak memungkinkan untuk melaksanakan peran tersebut, sehingga perawat
mengerjakan tugas multi profesi sekaligus dari mulai dokter, psikolog, sosial worker,
tenaga gizi sampai tenaga pertanian.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
keluarga dan anggota masyarakat lain. Pada akhirnya diharapkan setiap anggota
masyarakat bertanggung jawab terhadap kesehatan jiwa.
3. Sebagai pengelola keperawatan
Perawat harus menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab dalam
mengelola asuhan keperawatan jiwa. Dalam melaksanakan perannya ini perawat
diminta menerapkan teori manajemen dan kepemimpinan, menggunakan berbagai
strategi perubahan yang diperlukan, berperan serta dalam aktivitas pengelolaan
kasus dan mengorganisasi pelaksanaan berbagai terapi modalitas keperawatan.
4. Sebagai pelaksana penelitian
Perawat mengidentifikasi masalah dalam bidang keperawatan jiwa dan
menggunakan hasil penelitian serta perkembangan ilmu dan teknologi untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan keperawatan jiwa.
6
Perilaku kekerasan
Gejala putus zat
Reaksi alergi atau reaksi efek samping obat
Kejang
Jatuh atau kecelaksaan
Kabur dari rumah sakit
Instabilitas fisiologis
Pengkajian yang menyeluruh kondisi biopsikososial terhadap kebutuhan pasien
berhubungan dengan penanganan yang diberikan meliputi:
Penilaian kondisi sehat sakit pasien dan keluarganya
Perawatan jiwa sebelumnya pada diri pasien maupun keluarganya
Pengobatan saat ini
Responkoping fisiologis
Status respons koping mental
Sumber-sumber koping, meliputi motivasi terhadap perawatan dan hubungan
yang mendukung
Mekanisme koping yang adaptif maupun yang maladaptive
Masalah-masalah psikososial dan lingkungan
Penilaian fungsi global
Pengetahuan, kekuatan, dan deficit
B. Standar II : Diagnosis
Perawat kesehatan jiwa menganalisa data hasil pengkajian untuk menentukan
diagnosis.
1. Rasional
Dasar pemberian asuhan keperawatan jiwa adalah mengakui dan identifikasi pola
respons penyakit jiwa dan masalah mental baik actual maupun potensial
2. Kriteria Struktur
Adanya daftar diagnosa keperawatan
Kebijakan SAK
3. Kriteria Proses
Menganalisa kondisi pasien
Mengidentifikasi masalah keperawatan pasien
7
Mendokumentasikan masalah keperawatan pasien
4. Kriteria Hasil
Diperoleh serangkaian masalah keperawatan yang actual maupun resiko sesuai
dengan kondisi pasien
5. Kondisi Keperawatan
Pembuatan keputusan yang logis
Pengetahuan tentang parameter normal
Berpikir induktif atau deduktif
Peka terhadap budaya
6. Perilaku Keperawatan
Identifikasi pola-pola dalam data
Membandingkan data dengan kondisi normal
Menganalisa dan sintesa data
Identifikasi masalah dan kekuatan
Validasi masalah dengan pasien
Memformulasikan diagnosis keperawatan
Membuat prioritas masalah
7. Elemen Kunci
Diagnosis harus mencerminkan responkoping adaptif dan maladaptive
didasarkan pada kerangka kerja keperawatan semisal NANDA
Diagnosis harus berkaitan dengan masalah-masalah kesehatan atau keadaan
penyakit seperti yang tertulis dalam DSM atau ICD (Indonesia: PPDGJ)
Diagnosis seharusnya berfokus pada fenomena dari perawat kesehatan jiwa
8
Perilaku Keperawatan
Merumuskan hipotesis
Menspesifikasi hasil yang diharapkan
Memvalidasi tujuan dengan pasien
3. Elemen Kunci
Hasil (outcome) seharusnya diidentifikasi bersama-sama dengan pasien
Hasil seharusnya diidentifikasi sejelas dan seobyektif mungkin
Hasil yang dituliskan dengan jelas membantu para perawat untuk menentukan
efektifitas dan efisiensi intervensi mereka.
Sebelum merumuskan hasil yang diharapkan perawat harus menyadari bahwa
pasien mencari bantuan seringkali mempunyai tujuan mereka sendiri
4. Kualitas Kriteria Hasil
Spesifik dari pada (general) umum
Measurable (dapat diukur/obyektif) dari pada subyektif
Attainable (dapat dicapai) dari pada unrealistic
Current (sekarang) dari pada outdate
Addequate jumlahnya dari pada terlalu banyak atau terlalu sedikit
Muttual dari pada satu sisi
9
Intervensi yang direncanakan seharusnya didasarkan pada pengetahuan terbaru
dalam area praktek keperawatan kesehatan jiwa
Perencanaan dilakukan dalam kolaborasi dengan pasien, keluarga, dan tim
kesehatan.
Dokumentasi rencana asuhan adalah aktivitas keperawatan yang penting.
E. Standar V: Implementasi
Perawat kesehatan jiwa menerapkan intervensi yang teridentifikasi dalam rencana
asuhan
1. Rasional
Perawat kesehatan jiwa menyeleksi intervensi sesuai dengan level praktek mereka.
Pada level dasar, perawat mungkin memilih konseling, terapi lingkungan,
meningkatkan kemampuan perawatan diri, skrining intake dan evaluasi, intervensi
psikobiologikal, pendidikan kesehatan, manajemen kasus, mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan, intervensi krisis, asuhan berbasis komunitas, perawatan
kesehatan jiwa di rumah, telehealth, dan pendekatan-pendekatan yang lain untuk
memenuhi kebutuhan pasien. Sebagai tambahan pilihan intervensi untuk perawat
kesehatan jiwa tingkat dasar, pada tingkat lanjut perawat jiwa (APRN PMH) dapat
memberikan konsultasi, melaksanakan psikoterapi, dan memberikan obat
farmakologi di mana diizinkan oleh undang-undang.
2. Kondisi Keperawatan
Pengalaman klinis sebelumnya
Pengetahuan tentang penelitian
Dimensi responsive dan tindakan dari asuhan
3. Perilaku Keperawatan
Mempertimbangkan sumber yang tersedia
Mengimplementasikan aktivitas keperawatan
Menghasilkan alternatif-alternatif
Berkoordinasi dengan anggota tim lainnya
4. Elemen Kunci
Intervensi keperawatan seharusnya merefleksikan pendekatan
holisticbiopsikososial dalam merawat pasien
10
Intervensi keperawatan diimplementasikan dengan cara yang aman, efisien,
dan penuh kasih saying (caring)
Tingkat fungsi perawat dan intervensi yang diimplementasikan tergantung
pada undang-undang praktek perawat, kualifikasi perawat (meliputi
pendidikan, pengalaman dan sertifikasi), tempat pembnerian asuhan, dan
inisiatif perawat.
F. Standar VI : Evaluasi
Perawat kesehatan jiwa mengevaluasi proses pasien dalam mencapai hasil yang
diharapkan.
1. Rasional
Asuhan keperawatan adalah proses yang dinamis meliputi perubahan pada status
kesehatan pasien sepanjang waktu, memberikan tambahan data, diagnosa berbeda,
dan modifikasi dalam rencana asuhan. Karenanya evaluasi adalah proses
berkesinambungan dalam menilai efek keperawatan dan regiment asuhan terhadap
status kesehatan pasien dan hasil yang diharapkan.
2. Kondisi Keperawatan
Supervisi
Analisa diri
Peerreview
Partisipasi pasien dan keluarga
3. Perilaku Keperawatan
Membandingkan respons pasien dan criteria hasil yang diharapkan
Review proses keperawatan
Memodifikasi proses keperawatan sesuai kebutuhan
Berpartisipasi dalam aktivitas peningkatan mutu
4. Elemen Kunci
Evaluasi adalah proses terus menerus (ongoingprocess)
Partisipasi pasien dan keluarga adalah penting
Pencapaian tujuan seharusnya didokumentasikan dan revisi rencana asuhan
seharusnya diimplementasikan dengan sesuai
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan kesehatan jiwa adalah suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan
yang menerapkan teori prilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri
secara terapeutik sebagai kaitannya atau instrumennya. Perawat jiwa memiliki peran
sebagai pelaksana asuhan keperawatan, pelaksana pendidikan keperawatan, pengelola
keperawatan dan sebagai pelaksana peneliti. Perawat jiwa juga memiliki fungsi, yaitu
memberikan lingkungan terapeutik, mengatasi masalah klien, sebagai model peran,
memperhatikan aspek fisik dari permasalahn klien, memberi pendidikan kesehatan,
sebagai perantara sosial, berkolaborasi dengan tim lain, memimpin dan membantu tenaga
perawat serta menggunakan sumber di masyarakat sehubungan dengan kesehatan mental.
Secara umum standar praktek keperawatan ditetapkan untuk meningkatkan asuhan
atau pelayanan keperawatan dengan cara memfokuskan kegiatan atau proses pada usaha
pelayanan untuk memenuhi kriteria pelayanan yang diharapkan. Beberapa standar praktik
keperawatan jiwa adalah standar I yaitu pengkajian, standar II yaitu diagnosis, standar III
yaitu identifikasi hasil, standar IV yaitu perencanaan, standar V yaitu implementasi dn
yang terakhir standar VI yaitu evaluasi.
3.2 Saran
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan paper ini.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Penulis
berharap paper ini dapat menambah pengetahuan pembaca tentang peran dan fungsi
perawat jiwa dalam keperawatan kesehatan jiwa serta standar dalam keperawatan jiwa.
12
DAFTAR PUSTAKA
13