Anda di halaman 1dari 47

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan rahmat
dan hidayah sehingga penyusunan buku Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional
dapat diselesaikan. Buku POS ini nantinya akan menjadi acuan bagi pelaku, organisasi dan lembaga
di tingkat kabupaten/kota dalam melaksanakan pelatihan vokasional.
Sebagai bagian dari kolaborasi dan perwujudan tanggungjawab bersama, pemerintah pusat melalui
program kota tanpa kumuh (KOTAKU) mengalokasikan sebagian kecil dari kebutuhan dana bantuan
pemerintah dalam upaya peningkatan keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan
pelatihan vokasional, untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi sehingga dapat diterima
pasar yang berdampak pada peningkatan omset KSM dan BDC serta mengembangkan jaringan
usaha.
Agar pelaksanaan kegiatan pelatihan vokasional ini dapat berjalan secara efektif dan efisien maka
perlu diatur mekanisme pelaksanaan kegiatan yang dituangkan dalam Prosedur Operasional Standar
(POS).
Melalui buku POS ini, diharapkan pelaksanaan pelatihan vokasional dapat dilaksanakan oleh seluruh
pelaku program secara efektif dan optimal.

Jakarta, September 2018


Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Ir. Didiet Arief Akhdiat, M.Si

i | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.1.1 Kegiatan Penghidupan Berkelanjutan dalam Program KOTAKU 1
1.1.2 Perlunya Pelatihan Vokasional 1
1.2 Maksud dan Tujuan 3
1.3 Sasaran 3
1.4 Ketentuan Umum 3
1.4.1 Pengertian 3
1.4.2 Kriteria KSM 4
1.4.3 Kriteria dan Penentuan Lembaga Pelatihan 4
1.4.4 Standar Kualitas Pelatihan 4
1.4.4.1 Materi 4
1.4.4.2 Metode 4
1.4.4.3 Media 5
1.4.4.4 Biaya 5
1.4.4.5 Tempat 5
1.4.4.6 Manajemen Pelatihan 5

BAB II TAHAPAN PELAKSANAAN


2.1 Tahapan Pelaksanaan 7
2.2 Penjelasan Tahapan Kegiatan 8
2.3 Mekanisme Pencairan dan Pemanfaatan Dana Pelatihan Vokasional 15
2.4 Sumber Pendanaan 15
2.5 Mekanisme Pengendalian 15
2.5.1 Pengendalian Substansi dan Manajemen Pelatihan 15
2.5.2 Metode Pengendalian 15

BAB III MATERI PELATIHAN VOKASIONAL 16


3.1 Pelatihan Kewirausahaan 16
3.2 Pelatihan Manajemen Produksi 17
3.3 Pelatihan Manajemen Pemasaran 18
3.4 Pelatihan Manajemen Keuangan 19

BAB IV PERAN PELAKU 20

BAB V TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS 23


5.1 Laporan Pertanggungjawaban (LPJ)
5.1.1 Laporan Kegiatan Pelatihan Vokasional 23
5.1.2 Laporan Keuangan Pelatihan Vokasional 24

ii | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


5.2 Pemeriksaan (Audit) 24

BAB VI INDIKATOR CAPAIAN 25

LAMPIRAN-LAMPIRAN:
Lampiran 1 Daftar KSM Binaan dan Calon Binaan BDC 26
Lampiran 2 Daftar Nama Produk KSM untuk Mengikuti Pelatihan Vokasional (Hasil Seleksi) 27
Lampiran 3 Daftar Kebutuhan Pelatihan Vokasional Bagi KSM Binaan dan Calon Binaan BDC 28
Lampiran 4 Daftar KSM dan Peserta Pelatihan Vokasional 29
Lampiran 5 Daftar Penggunaan Dana Pelatihan Vokasional 30
Lampiran 6 Pemetaan dan Penilaian Lembaga Pelatihan 31
Lampiran 7 Format Berita Acara Kesepakatan Kerjasama 32
Lampiran 8 Contoh Proposal Pelatihan Vokasional 33
Lampiran 9 Berita Acara Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan Vokasional 35
Lampiran 10 Contoh Lembar Pengendalian Kegiatan Pelatihan Vokasional 37
Lampiran 11 Format Surat Perjanjian Kerja antara Pengelola BDC dengan Lembaga Pelatihan 38

iii | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Matrik Tahapan Pelaksanaan 8


Tabel 3.1 Pelatihan Kewirausahaan 14
Tabel 3.2 Pelatihan Manajemen Produksi 15
Tabel 3.3 Pelatihan Managemen Pemasaran 16
Tabel 3.4 Pelatihan Managemen Keuangan 17
Tabel 4.1 Peran Pelaku 20
Tabel 6.1 Indikator Hasil 24

iv | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Jumlah KSM yang dilayani BDC 2


Gambar 2.1 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan 7

v | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah


APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
BA : Berita Acara
BASPK : Berita Acara Status Pelaksanaan Kegiatan
BDC : Business Development Centre
BKM : Badan Keswadayaan Masyarakat
BLK : Balai Latihan Kerja
BPK : Badan Pemeriksa Keuangan
BPKP : Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Diklat : Pendidikan dan Latihan
DJCK : Direktorat Jenderal Cipta Karya
GBPP : Garis – Garis Besar Pokok Pembelajaran
ICDD : Integrated Community Driven Development
IDB : Islamic Development Bank
JP : Jam Pelajaran
KAP : Kantor Akuntan Publik
Kasatker PKP : Kepala Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
KMP : Konsultan Manajemen Pusat
KMW : Konsultan Manajemen Wilayah
KPA : Kuasa Pengguna Anggaran
Korkot : Koordinator Kota
KOTAKU : Kota Tanpa Kumuh
KSM : Kelompok Swadaya Masyarakat
LK : Lembar Kerja
LPJ : Laporan Pertanggungjawaban
MB : Media Bantu
MBR : Masyarakat Berpenghasilan Rendah
NSUP : National Slum Upgrading Program
PAD : Project Appraisal Document
PP : Panduan Pemandu
PKPBM : Pengembangan Kawasan Permukiman Berbasis Masyarakat
PUPR : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
PPMK : Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas
OC : Oversight Consultant
OJT : On Job Training
OPD : Organisasi Perangkat Daerah
POS : Prosedur Operasional Standar
RAB : Rencana Anggaran Biaya
RPD : Rencana Penggunaan Dana
RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Satker PKP : Satuan Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman
SDM : Sumber Daya Manusia
SE : Surat Edaran

vi | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


SIM : Sistem Informasi Manajemen
SPK : Surat Perjanjian Kerja
UPK : Unit Pengelola Keuangan
UMKM : Usaha Mikro Kecil dan Menengah
UU : Undang - Undang

vii | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.1.1 Kegiatan Penghidupan Berkelanjutan dalam Program KOTAKU
Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian PUPR melaksanakan
Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) atau National Slum Upgrading Project (NSUP) untuk menjawab
tantangan penanganan kawasan kumuh. KOTAKU dibentuk sebagai platform nasional yang dibiayai
oleh berbagai sumber dari Pemerintah Pusat dan Daerah, pihak swasta, masyarakat, serta beragam
donor seperti Bank Pembangunan Islam, Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia dan lain-lain.
KOTAKU merupakan respon langsung terhadap RPJMN 2015-2019 dan dirancang untuk
mempertahankan prinsip-prinsip yang mengedepankan upaya memperkuat peran pemerintah daerah
dan memberdayakan masyarakat dalam rangka pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman
Kumuh.
Upaya Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh, dilakukan tidak hanya melalui
pembangunan infrastruktur Permukiman saja tetapi juga melalui peningkatan penghidupan
masyarakat secara berkelanjutan (Sustainable Livelihood). Di tingkat kota dilaksanakan melalui
kegiatan Pusat Pengembangan Bisnis/ Business Development Centre (BDC) sedangkan di tingkat
desa/kelurahan dengan kegiatan Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK).
Kegiatan Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK) merupakan
instrumen/tools untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan produktif masyarakat yang secara
langsung dapat meningkatkan pendapatan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di kawasan
permukiman kumuh, melalui pendekatan pengembangan lima asset sumber penghidupan
masyarakat (livelihood asset) yakni: sumberdaya manusia (human capital), sum berdaya sosial
(social capital), sumberdaya alam (natural capital), sumberdaya fisik (phisical capital) dan
sumberdaya keuangan (financial capital),

Sedangkan BDC adalah Lembaga di tingkat Kabupaten/Kota yang dibentuk melalui forum musyawarah
Kabupaten/Kota yang merupakan simpul jejaring usaha yang bertugas memberikan jasa layanan
untuk meningkatkan usaha KSM/Anggota KSM dalam kerangka peningkatan penghidupan masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR).

1.1.2 Perlunya Pelatihan Vokasional


Dalam paraggraf 49 PAD (Project Appraisal Document) NSUP-IDB disebutkan:
“BDC didirikan untuk fokus pada pemasaran dan distribusi satu atau produk yang
diproduksi (oleh KSM) di kelurahan / desa yang berada di kota tersebut. BDC perlu
memastikan suplai produk tersebut dan juga peningkatan produk sesuai dengan
permintaan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan vokasional yang
terkait dengan kapasitas yang diperlukan untuk menghasilkan produk-produk
tersebut (misalnya. tekstil batik, kerajinan, produk bordir, makanan dll). Pelatihan
Vokasional untuk KSM akan membantu memperluas jumlah orang yang memiliki
keterampilan untuk menghasilkan produk tersebut dan memastikan bahwa kualitas
produk-produk yang diproduksi memenuhi standar yang diharapkan oleh pasar.
Pelatihan Vokasional akan mendorong kota menjadi pusat pengembangan produk
unggulan sesuai potensi daerahnya”
Terkait dengan Pengembangan BDC, saat ini sudah ada 15 kota/kabupaten lokasi pilot yang
menyelenggarakan kegiatan Pusat Pengembangan Bisnis. Dalam perkembangannya, upaya untuk
memberikan pelayanan kepada KSM, mempertahankan suplai produk KSM, meningkatkan kualitas
produk KSM sebagaimana disebutkan dalam PAD, belumlah sesuai harapan.

1 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


Kendala-kendala tersebut bila dirangkum dari Hasil Studi Konsultan Evaluasi tentang Pemberdayaan
KSM oleh BDC tahun 2015 dan juga data SIM KMP wil 1 tahun 2018, adalah sebagai berikut:

1. Jangkauan Pemasaran; Sebagian besar (69.30%) pemasaran produk KSM saat ini hanya di Lingkup
Lokal (Kelurahan). Hal ini menunjukan jangkauan pemasaran KSM masih sangat terbatas. Artinya
akses ke pemasaran yang lebih luas masih belum terbuka. Penyebabnya adalah a). masalah
kuantitas produk yang dihasilkan hanya “cukup” untuk kebutuhan lokal; b). KSM belum memiliki
keahlian untuk mengembangkan pemasaran.
2. Aspek jenis usaha; Jenis usaha KSM umumnya aneka usaha (53.6%) dan usaha KSM belum
berbasis kelompok. Jumlah KSM aneka usaha yang banyak tersebut, mungkin bisa berhasil dalam
hal membangun ikatan antar anggota KSM, akan tetapi relatif rapuh dalam hal meningkatkan daya
saing produk. Masing-masing anggota memiliki karakter usaha yang berbeda dan tingkat kesulitan
yang berbeda-beda pula, sehingga akan sulit merumuskan strategi usaha dan pemasarannya. Oleh
karena itu perlu dirancang agar KSM punya usaha sejenis sehingga bisa saling bersinergi dalam
penyediaan bahan dasar, proses produksi dan memenuhi kebutuhan pasar.
3. Dari Kategori KSM; Hampir semua anggota KSM berkategori usaha mikro1 (Omset Rp. 6.898.320/
Bulan dan pendapatan Rp. 1.967.458/ Bulan) Bahkan bisa dikatakan masih level ultra mikro.
Disamping nilai asset dan pendapatan yang rendah masih banyak kendala lain yang dihadapi:
kualitas SDM, teknologi, kualitas produk, dan lain-lain. Belum ada satupun yang sudah masuk
dalam kategori usaha kecil.
4. Dari KSM yang dilayani; Jumlah KSM sasaran BDC (binaan dan calon binaan) yang ada saat ini
berjumlah sekitar 1.149 KSM. Dari jumlah tersebut, BDC baru mampu melayani 318 KSM atau
sekitar 28% saja, sedangkan PAD NSUP-IDB mensyaratkan target 50% KSM (atau sekitar 646 KSM)
yang ada dapat terlayani.

1.400 120%

1.200 1.149 100%


100%

1.000
80%
800
646 60%
50%
600
40%
400 318 28%

200 20%

- 0%
KSM sasaran target KSM terlayani KSM terlayani

Jumlah Prosentase

Gambar 1.1 Jumlah KSM yang Dilayani BDC


Sumber: diolah dari data KMP wil 1, 2018

1
Menurut UU No. 20 tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil, dan menengah Pasal 6, Kriteria usaha mikro adalah: a) memiliki kekayaan
bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b) memiliki hasil
penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). Sedangkan Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: a)
memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau bb memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

2 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masih banyak kendala KSM yang dibina oleh BDC saat ini.
Hal ini akan berdampak juga terhadap kinerja BDC. Dalam konteks itulah dibutuhkan pelatihan
vokasional bagi KSM yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas KSM dan sekaligus juga mampu
meningkatkan jangkauan pelayanan BDC sesuai target PAD (50% KSM terlayani).
Bahwa untuk menyelenggarakan pelatihan vokasional tersebut, maka dibutuhkan POS (Prosedur
operasional Standar) Pelatihan vokasional sebagai acuan penyelenggaraan, agar dapat mencapai
tujuan yang diharapkan

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari disusunnya POS ini adalah untuk dijadikan acuan dalam penyelenggaraan pelatihan
vokasional oleh BDC
Tujuannya adalah untuk memberikan petunjuk dalam penyelenggaraan pelatihan vokasional BDC
sesuai dengan mekanisme penyelenggaraan pelatihan vokasional.

1.3 Sasaran
Sasaran disusunnya POS pelatihan vokasional adalah sebagai berikut:
1. Tersedianya landasan konsepsi penyelenggaraan pelatihan vokasional.
2. Tersedianya acuan mekanisme penyelenggaraan pelatihan vokasional.

1.4 Ketentuan Umum


1.4.1 Pengertian
1. Pelatihan Vokasional2 adalah Pelatihan untuk KSM yang berorientasi pada peningkatan
keterampilan, kecakapan, pengertian, perilaku, sikap, kebiasaan kerja dalam aspek kualitas,
kuantitas produk dan pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan pasar/industri di masing-masing
daerah.
2. Penyelenggara: adalah yang menyelenggarakaan pelatihan yaitu BDC bekerjasama dengan
Lembaga pelatihan yang ditunjuk.
3. Lembaga Pelatihan: adalah Lembaga Pelatihan yang ditunjuk oleh BDC untuk menyelenggarakan
pelatihan vokasional. Lembaga pelatihan dapat berupa OPD (Organisasi Perangka Daerah), Balai
diklat Pemerintah, Lembaga Pelatihan swasta, Perguruan tinggi dan juga Badan Usaha yang
memiliki pengalaman, kepedulian, pembinaan dan kerjasama dengan usaha mikro
4. Standar Pelatihan: Yang dimaksud dengan Standar pelatihan adalah standar kualitas pelatihan
yang ditetapkan untuk menjamin tercapainya tujuan pelatihan. Standar pelatihan ini antara lain
terkait dengan: Tujuan Pelatihan, materi, metode, media, peserta, instruktur, tempat, biaya dan
manajemen pelatihan
5. Sasaran Pelatihan; adalah sasaran peserta (KSM atau anggotanya) yang ditingkatkan kapasitasnya
melalui pelatihan vokasional ini.
6. KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat); adalah kelompok usaha mikro atau Kelompok Swadaya
Masyarakat yang telah dibina oleh BDC dan juga calon KSM binaan BDC yang memiliki potensi
untuk dikembangkan BDC.

2
Dr. Putu Sudira M.P., Kurikulum dan pembelajaran pendidikan dan pelatihan vokasi menyongsong skill masa
depan, UNY, 2011

3 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


1.4.2 Kriteria KSM
KSM potensial 2 dan 3 yang akan dilatih oleh BDC dalam pelatihan vokasional memiliki kriteria sebagai
berikut:
1. Asset 10 s.d. 50 juta
2. Omset per bulan 5 s.d. > 15 juta
3. Memiiki 1 s.d. 4 tenaga kerja
4. Pembukuan memiliki laporan keuangan
5. 5 jenis usaha yang berpotensi untuk dikembangkan:
a. Jangkauan pemasaran minimal tingkat kota
b. Sudah memiliki ijin usaha
1.4.3 Kriteria dan Penentuan Lembaga Pelatihan
BDC perlu memetakan Lembaga pelatihan dan melakukan kerjasama yang diikat dengan Surat
Perjanjian Kerjasama. Akan lebih baik bila kerjasama dilakukan langsung dengan lembaga atau Badan
usaha yang dapat mendampingi usaha KSM lebih lanjut dan dapat memasarkan produk KSM.
Proses untuk menentukan Lembaga Pelatihan adalah sebagai berikut:
1. Pengelola BDC menyusun proposal yang menggambarkan kebutuhan rill Pelatihan Vokasional
antara lain mencakup: Tujuan, output yang diharapkan, sasaran, peserta/KSM yang akan dilatih,
kurikulum, Lingkup kegiatan, tahapan kegiatan & perkiraan biaya.
2. Pengelola BDC menetapkan kriteria Lembaga yang akan dipilih, sebagai berikut:
a) Kriteria utama adalah:
i. Merupakan lembaga resmi dan memiliki legalitas formal;
ii. Memiliki struktur kelembagaan;
iii. Memiliki tim tenaga ahli pelatihan;
iv. Memiliki paket-paket pelatihan;
v. Memiliki tempat pelatihan;
b) kriteria pendukung adalah:
i. Memiliki alat praktek pelatihan;
ii. Mempunyai pengalaman yang cukup dalam penyelenggaraan training-training vokasi
(minimal 3 tahun);
iii. Dapat mengeluarkan sertifikat keterampilan/keahlian bagi peserta.
3. Pengelola BDC memetakan minimal 3 (tiga) Lembaga pelatihan yang sesuai kriteria tersebut
4. Lembaga pelatihan yang dipetakan setidaknya memenuhi 5 kriteria utama yang disebutkan di
point 2a, bilamana ada BDC yang memenuhi kriteria pendukung, akan menjadi penambahan poin
penilaian
5. Lembaga pelatihan yang telah dipetakan BDC diminta untuk mengajukan proposal
penyelenggaraan pelatihan vokasional yang dilampiri Company Profile lembaga tersebut
6. BDC melakukan penilaian dan kemudian menentukan Lembaga Pelatihan mana yang dipliih,
Lembaga Pelatihan yang dipilih adalah yang skor penilaian yang paling tinggi. Penentuan BDC
yang dipilih harus dtuangkan di dalam berita acara.

1.4.4 Standar Kualitas Pelatihan


1.4.4.1 Materi
Materi yang akan diberikan pada kegiatan Pelatihan vokasional terdiri dari Panduan Pemandu
(PP), Lembar Kerja (LK) dan Media Bantu (MB).
1.4.4.2 Metode
a. Di Dalam kelas ; Pelatihan diselenggarakan di dalam kelas tetapi didukung sarana dan
prasarana yang memadai/kondusif untuk diselenggarakan pelatihan (misalnya seperti
laboratorium praktek, balai pertemuan kecamatan/kelurahan, dan tempat lain yang
memadai)

4 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


b. On The Job training; Pelatihan diselenggarakan langsung praktek di lapangan dan
pendampingan pasca pelatihan, pelatihan pemagangan juga dapat dilakukan misalnya
ditempatkan (magang) di industri atau tertentu di kota terkait, agar dapat langsung
merasakan standar dan iklim kerja yang dibutuhkan industri.

1.4.4.3 Media
Media pelatihan vokasional yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan, diantaranya
menggunakan media bantu seperti Audio visual, flipchart, modul, alat dan bahan praktek .
1.4.4.4 Biaya
Peruntukkan dana tersebut untuk memfasilitasi kelancaran kegiatan pengembangan kapasitas
seperti:
1. Pengadaan materi (bahan bacaan),
2. Alat tulis kantor
3. Administrasi kegiatan
4. Konsumsi
5. Biaya narasumber dan mentor
6. Biaya transport peserta, narasumber dan mentor
7. Biaya spanduk dan sertifikat
8. Biaya sewa tempat
9. Biaya sewa alat – alat pelatihan
10.Biaya bahan baku
11.Biaya magang / OJT dalam kota (kegiatan pasca pelatihan)
Catatan: pembiayaan ini secara rinci akan dilaporkan oleh Lembaga Pelatihan / pelaksana
Dana pelatihan vokasional tidak boleh digunakan untuk:
1. Honor panitia
2. Transport panitia
3. Pembelian mesin / alat produksi usaha
4. Tempat pelatihan vokasional di hotel
5. Peserta menginap
6. OJT / magang antar kota dan antar provinsi
7. Kegiatan yang bertentangan dengan hukum
8. Kegiatan yang menimbulkan kerusakan lingkungan, kesehatan, keamanan dan
mempekerjakan anak dibawah umur (eksploitasi)
9. Kegiatan yang bersinggungan dengan politik praktis

1.4.4.5 Tempat
Kegiatan pelatihan vokasional diselenggarakan di tempat yang memadai sesuai dengan
kebutuhan jenis pelatihan (Balai Latihan Kerja, Perguruan tingggi, balai pertemuan, bengkel,
rumah industry dan tempat lainnya yang representatif)
1.4.4.6 Manajemen Pelatihan
Untuk memastikan kegiatan pelatihan vokasional berjalan dengan baik, maka Lembaga
pelatihan melakukan langkah – langkah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Konsolidasi pemandu dan panitia lembaga pelatihan (provider)
b. Menyediakan bahan pelatihan (modul, bahan bacaan dan media pelatihan)
c. Menyediakan alat dan bahan praktek
d. Menyediakan undangan peserta
e. Menyiapkan instrument test
f. Menyiapkan lembar evaluasi

5 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


2. Tahap Pelaksanaan
a. Memastikan kehadiran peserta
b. Peserta pelatihan melaksanakan Pre dan Post test
c. Memastikan jumlah Jam pelajaran (JP) sesuai dengan kebutuhan
d. Mencatat rekaman proses pelatihan
e. Mendokumentasikan kegiatan pelatihan
f. Jadual pelatihan
g. Diadakan evaluasi topik
h. Diadakan Evaluasi harian pemandu dan peserta

3. Pasca pelaksanaan kegiatan


Adanya kegiatan magang dan / atau bimbingan dari narasumber dan mentor

6 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


BAB II
TAHAPAN PELAKSANAAN
2.1 Tahapan Pelaksanaan

Alur pelaksanaan kegiatan pelatihan vokasional sebagaimana disampaikan dalam diagram sebagai
berikut:

Pelaksana ALUR TAHAPAN PELAKSANAAN

1
Identifikasi KSM
& Kebutuhan
Materi
2

Pengelola BDC
Seleksi KSM

4 6
3
Penyusunan Proposal Kontrak Kerja
Seleksi Lembaga
kegiatan Pelatihan Pelatihan Vokasional
Pelatihan
Vokasional

5 10

KMW & KOMITE Verifikasi Proposal Evaluasi Akhir


Pelatihan Vokasional Kegiatan

Tidak Konsolidasi
ya Pelatihan

8 11
Lembaga
Pelatihan Pelaksanaan Pendampingan Paska
Kegiatan Pelatihan

Penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban

PERSIAPAN PERENCANAAN PELAKSANAAN KEBERLANJUTAN

MONITORING DAN EVALUASI

Gambar 2.1 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

7 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


2.2 Penjelasan Tahapan Kegiatan

Tabel 2.1 Matrik Tahapan Pelaksanaan

No. Kegiatan Tujuan Langkah-langkah Pelaku Output


Tahap Persiapan
1. Identifikasi KSM dan Mendapatkan gambaran a. Melakukan koordinasi dengan BKM, tim Pelaksana: a. Daftar KSM Binaan dan calon
materi KSM KSM potensial binaan dan korkot; Pengelola BDC binaan BDC, diantaranya
calon binaan BDC b. BKM dan tim korkot memetakan KSM PPMK; memiliki asset, omset,
Mendapatkan gambaran c. Merekap hasil identifikasi KSM dan merekap Peserta: keuntungan, tenaga kerja
tentang kebutuhan materi materi KSM Anggota KSM potensial dan pembukuan usaha
pelatihan vokasional bagi (contoh lampiran 1)
KSM potensial Fasilitator: b. Daftar kebutuhan materi
Tim Korkot pelatihan vocational bagi
ksm binaan dan calon binaan
BDC (contoh lampiran 3)
2 Seleksi KSM Mendapatkan KSM yang a. Pengelola BDC melihat data KSM yang sudah Pelaksana: • Daftar Jenis Usaha KSM
akan mengikuti pelatihan masuk pada hasil identifikasi KSM PPMK Pengelola BDC untuk mengikuti pelatihan
vokasional b. Dari data yang ada dilakukan seleksi KSM Vokasional (Contoh
sesuai dengan kriteria di Bab I Sub Bab 1.4.2 Peserta: lampiran 2)
c. Hasil dari seleksi itu direkap dalam form yang Anggota KSM potensial • Daftar KSM dan peserta
ada Pelatihan Vokasional
Fasilitator: (lampiran 4)
Tim Korkot
3 Seleksi lembaga pelatihan Mendapatkan gambaran a. Melakukan melakukan pemetaan dan Pelaksana: a. Daftar Pemetaan dan
lembaga – lembaga Penilaian terhadap Lembaga-lembaga Pengelola BDC Penilaian lembaga – lembaga
pelatihan pelatihan yang ada di tingkat kabupaten pelatihan yang sesuai dengan
b. Menghubungi lembaga pelatihan yang ketentuan serta sesuai
Melakukan kesepakatan teridentifikasi sampai mendapatkan dengan kebutuhan paket
untuk hasil pemilihan company profile Peserta pelatihan vokasional (contoh
lembaga pelatihan c. Merekap lembaga-lembaga pelatihan yang OPD (Organisasi Perangka lampiran 6)
ada di tingkat kota (minimal 3 lembaga Daerah), Balai diklat b. Berita acara kesepakatan
pelatihan), sesuai dengan kriteria di atas Pemerintah, Lembaga untuk pemilihan Lembaga
d. Melakukan analisis hasil pemetaan sesuai Pelatihan swasta, Perguruan pelatihan vokasional (Contoh
dengan kriteria lembaga pelatihan yang baik tinggi dan juga Badan Usaha lampiran 7)
e. Melakukan penilaian terhadap Lembaga yang memiliki
pelatihan yang ada. pengalaman,kepedulian, Catatan: apabila BDC
f. Menyusun daftar lembaga yang relevan pembinaan dan kerjasama mendapatkan permintaan dari
dengan kebutuhan paket pelatihan dengan usaha mikro pasar dengan spesifikasi tertentu
vokasional dan mau menjadi bapak angkat,

8 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


No. Kegiatan Tujuan Langkah-langkah Pelaku Output
g. Melakukan Rapat koordinasi pengelola BDC Fasilitator: maka dapat dilibatkan dalam
dengan komite KMW proses pelatihan vokasional
h. Memberikan informasi hasil penilaian sebagai narasumber dan mentor
lembaga pelatihan yang teridentifikasi
kepada komite BDC
i. Melakukan pemilihan Lembaga pelatihan
yang sesuai dengan kebutuhan KSM
Tahap Perencanaan
4 Penyusunan Proposal Tersusun perencanaan Pengelola menyusun proposal yang terdiri dari: Pelaksana: Rencana Penggunaan Dana
Kegiatan pelatihan kegiatan pelatihan • Tujuan dan sasaran pelatihan vokasional Pengelola BDC (lampiran 5)
vokasional vokasional • Mengembangkan paket pelatihan Proposal dan Paket pelatihan
vokasional yang dibutuhkan KSM Peserta: vokasional, RAB, strategi
• RAB setiap pelatihan vokasional Anggota KSM potensial pelaksanaan pelatihan vokasional
• Menyusun Rencana Penggunaan Dana dan proposal pelatihan
(RPD) Fasilitator: vokasional (contoh lampiran 8)
Tim Korkot

5 Verifikasi Proposal Terverifikasi Perencanaan • Pengelola menyerahkan proposal yang Pelaksana: Proposal terverifikasi oleh satker
Pelatihan vokasional kegiatan Pelatihan telah disusun kepada KMW dan Komite KMW dan Komite BDC PKP dan dapat disetujui
vokasional BDC untuk diverifikasi pelaksanaanya
• Komite BDC bersama dengan KMW Peserta:
menyetujui Pengelola BDC

Fasilitator:
Tim korkot
Tahap Pelaksanaan
6 Penyepakatan Kontrak Melakukan kontrak kerja a. Mengundang lembaga pelatihan terpilih Pelaksana: a. Kontrak kerja dipahami oleh
Kerja Pelatihan antara Pengelola dan b. Melakukan kontrak kerja antara pengelola Pengelola BDC dua belah pihak
vokasional lembaga pelatihan terpilih dengan Lembaga pelatihan (harus ada b. Kontrak kerja disepakati dan
kegiatan pendampingan pasca pelatihan) Peserta: ditandatangani oleh kedua
c. Menyerahkan proposal yang sudah disetujui lembaga pelatihan belah pihak
oleh KMW dan Satker PKP Provinsi kepada
Lembaga pelatihan terpilih Fasilitator:
Tim Korkot

7 Konsolidasi Pelatihan Meningkatkan Melakukan konsolidasi antara Pengelola BDC, Pelaksana: a. Pemahaman yang sama
kesepahaman dalam KMP/KMW dan tim korkot dan lembaga pelatihan Lembaga pelatihan diantara para pelaku untuk
proses pelaksanaan melaksanakan kegiatan

9 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


No. Kegiatan Tujuan Langkah-langkah Pelaku Output
pelatihan vokasional agar terpilih untuk membahas tujuan, substansi, Peserta: pelatihan vokasional dapat
memenuhi tujuan kurikulum, timeline dalam setiap pelatihan Pengelola BDC, memahami alur dan proses
pelatihan vokasional pelaksanaan pelatihan
Fasilitator: vokasional
Tim Korkot
b. Disusun rencana kerja
pelaksanaan pelatihan
vokasional
8 Pelaksanaan Kegiatan a. Meningkatkan • Melaksanakan kegiatan pelatihan vokasional Pelaksana: a. Pengetahuan, etos kerja dan
Pelatihan vokasional pengetahuan, etos memperhatikan: Lembaga Pelatihan keterampilan anggota KSM
kerja dan 1. Surat rekomendasi dari KMP meningkat
keterampilan 2. Jenis pelatihan vokasional sesuai Peserta: b. Jenis usaha, volume dan
anggota KSM kebutuhan BDC masing-masing Anggota KSM calon binaan kualitas usaha KSM
b. Meningkatkan Jenis, kota/kabupaten. atau yang sudah menjadi meningkat
volume dan kualitas 2. Pada saat proses pelaksanaan pelatihan binaan BDC c. Kapasitas dalam membangun
usaha KSM harus memperhatikan hal-hal berikut: jejaring usaha meningkat
c. Meningkatkan a) Tempat pelaksanaan kegiatan Fasilitator: d. Berita acara pelaksanaan
Kapasitas dalam pelatihan vokasional dilaksanakan - pelatihan vokasional (contoh
membangun jejaring dengan suasananya kondusif dan lampiran 9)
usaha cukup nyaman. Adapun syaratnya
sebagai berikut :
• Lokasi mudah dicapai oleh
seluruh peserta.
• Lokasi mempunyai penerangan
memadai. Peserta dapat
berdiskusi, membaca, dan
menulis serta praktek dengan
baik.
• Suara pemberi materi dan
peserta dapat terdengar jelas.
• Bentuk dan luas ruangan
memadai untuk pelatihan
partisipatif agar dapat diikuti
dengan baik oleh seluruh
peserta, baik untuk sesi
ceramah maupun untuk
simulasi, praktek dan studi
kasus, dll

10 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


No. Kegiatan Tujuan Langkah-langkah Pelaku Output
• Diutamakan di Balai Latihan
Kerja (BLK), Kantor Pendidikan
da Pelatihan (Diklat) tingkat
kabupaten/kota/propinsi,
universitas/Perguruan
tinggi/sekolah, Runag
Pertemuan kelurahan/desa
atau kab/kota dan
tempat/lokasi on the Job
training
b) Perlengkapan/alat pelatihan
masyarakat yang harus ada di kelas
diantaranya :
• Papan untuk menempel kertas
plano (Flipcart) atau papan tulis
• Pengeras suara
• Kursi untuk pemandu
• Kursi untuk peserta, sebaiknya
posisi kursi dengan
membentuk “U” atau sesuai
kebutuhan
• Alat praktek sesuai dengan
kebutuhan
c) Perhatikan hal-hal berikut ini:
• Materi yang akan dibahas pada
training, materi tersebut harus
sesuai dengan kebutuhan .
• Media yang akan digunakan
pada kegiatan pelatihan
vokasional
▪ Adimistrasi kegiatan seperti
undangan, daftar hadir.
▪ Menyiapkan soal pre test dan
Panduan test
• Instrumen pengendalian
9 Penyusunan laporan Tersusun laporan a. Lembaga pelatihan membuat laporan Pelaksana: a. Laporan
Pertanggungjawaban pertanggungjawaban pelaksanaan pelatihan vokasional Lembaga Pelatihan Pengelola pertanggungjawaban dari
pelatihan vokasional pelatihan vokasional b. Pengelola merekap laporan dan Komite BDC Pelaksanaan pelatihan
pertanggungjawaban dari lembaga pelatihan vokasional tersusun

11 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


No. Kegiatan Tujuan Langkah-langkah Pelaku Output
c. Pelaporan kegiatan dari pengelola diverifikasi Peserta: b. Laporan diterima oleh
oleh komite BDC - pengelola
d. Pelaporan kegiatan dari komite BDC c. Laporan di verifikasi oleh
diverifikasi oleh KMW dan Satker PKP Komite BDC
Provinsi Fasilitator: d. Laporan diverifikasi satker
- dan diterima oleh satker

Tahap Keberlanjutan
10 Evaluasi akhir kegiatan Mendapatkan gambaran Melakukan evaluasi akhir kegiatan KMW dan Pelaksana: Mendapatkan gambaran evaluasi
tentang penyelenggaraan Komite BDC KMW dan Komite BDC pelaksanaan pelatihan vokasional
pelatihan vokasional yang (contoh lampiran 10)
dilaksanakan oleh Peserta
lembaga pelatihan Lembaga Pelatihan dan
Pengelola BDC

Fasilitator:
tim Korkot
11 Pendampingan paska Tindaklanjut Pihak lembaga pelatihan, BDC dan tim korkot Pelaksana: a. Mendapatkan feedback
pelatihan pengembangan melakukan analisis bersama terhadap Lembaga Pelatihan sebagai proses tindaklanjut
kurikulum/paket perkembangan peserta pelatihan dan rencana b. Lembaga pelatihan
pelatihan yang tindaklanjut Peserta: melakukan pendampingan
dibutuhkan Anggota KSM yang sudah kepada anggota KSM
selesai mengikuti pelatihan
vokasional

Fasilitator:
Mentor
Tahap Monitoring dan Evaluasi
Mendapat informasi peta a. Lembaga pelatihan melakukan evaluasi baik Pelaksana: a. Keterampilan anggota KSM
tingkat kapasitas anggota diawal, selama dan sesudah pelatihan KMW dan Komite BDC meningkat untuk
KSM dilaksanakan melaksanakan usahanya
b. Tim korkot dan komite BDC melaksanakan Peserta b. Pelatihan vokasional dapat
monitoring pelaksanakan pelatihan Lembaga Pelatihan dan dilaksanakan dengan baik
vokasional Pengelola BDC sesuai dengan standar
Fasilitator: pelatihan
tim Korkot

12 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


2.3 Mekanisme Pencairan dan Pemanfaatan Dana Pelatihan vokasional

Dana pelatihan vokasional tergolong sebagai Bantuan Dana Investasi (BDI) dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Dicairkan kepada penerima bantuan oleh Kasatker PKP Provinsi selaku KPA;
b. Dana BDI dialokasikan untuk kabupaten/kota lokasi BDC dan digunakan untuk pelatihan
vokasional KSM;
c. BDC yang mendapatkan dana BDI pelatihan vokasional adalah BDC sudah berdiri dan beroperasi;
d. Dana BDI untuk vocational training BDC disalurkan secara langsung dalam bentuk uang kepada
Komite BDC;

Mekanisme proses pencairan dan pemanfaatan dana BDI Pelatihan Vokasional secara lebih rinci
dijelaskan di dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR nomor:
08/SE/DC/2018 tentang perubahan Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya nomor:
88/SE/DC/2016 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah di Direktorat
Pengembangan Kawasan Permukiman

2.4 Sumber Pendanaan

Pelaksanaan kegiatan pelatihan vokasional dibiayai melalui APBN (Program KOTAKU), dan tidak
menutup kemungkinan didukung juga oleh sumber pendanaan antara lain:
1. APBD
2. Swadaya masyarakat
3. Kemitraan
4. Dan lain -lain

2.5 Mekanisme Pengendalian


Untuk menjamin terselenggaranya kegiatan pelatihan vokasional yang lebih berkualitas perlu
dilakukan pengendalian, adapun jenis pengendalian yang dilaksanakan akan diuraikan di subab
selanjutnya

2.5.1 Pengendalian substansi dan Manajemen Pelatihan.

Untuk memastikan kegiatan pelatihan vokasional berjalan dengan baik, maka BDC, OC, korkot
dan satker PKP berkewajiban melakukan pengendalian substansi dan teknis pelaksanaan
pelatihan;
2.5.2 Metode Pengendalian.

Pengendalian dapat dilakukan melalui beberapa metode, diantaranya :

a. Mengecek perencanaan terhadap paket pelatihan;


b. Uji Petik atau monitoring langsung pada saat pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan
lembar kendali;
c. Analisa hasil evaluasi kegiatan dan hasil evaluasi peserta;

13 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


BAB III
MATERI PELATIHAN VOKASIONAL

Materi Pelatihan Vokasional didesain sesuai dengan karakteristik BDC masing-masing, dan sesuai
dengan produk KSM yang berpotensi untuk dikembangkan BDC. Materi pelatihan dapat digolongkan
setidaknya menjadi 4 kategori:

1. Pelatihan Kewirausahaan
2. Pelatihan Manajemen Produksi
3. Pelatihan Manajemen Pemasaran
4. Pelatihan Manajemen Keuangan

Penjelasan setiap kategori akan diuraikan dalam sub bab berikut:

3.1 Pelatihan Kewirausahaan


Materi yang terkait kewirausahaan, diantaranya Pelatihan Motivasional usaha

Tabel 3.1 Pelatihan Kewirausahaan

JENIS PELATIHAN TEMA/TOPIK TUJUAN JP


Pelatihan Motivasi Buka Mata Lihat Dunia Peserta memahami tentang 2
Usaha perkembangan UMKM di Indonesia
dan di dunia

Memperkokoh Peserta memahami tentang dasar – 2


Fundamental Bisnis. dasar bisnis

Pengertian bisnis Peserta memahami tentang bisnis 2


Pertumbuhan bisnis Peserta dapat memahami tentang 2
secara organic pertumbuhan bisnis secara organic
Rasionalisasi bisnis Peserta memahami tentang bisnis 2
secara rasional
Pengecekan kesehatan ▪ Peserta mampu belajar 2
bisnis anda Mengidentifikasi Dini Penyakit
yang menggerogoti Bisnis
▪ Peserta Menemukan Akar Masalah
/ Penyakit Bisnis
▪ Peserta mampu menyusun Skala
Prioritas menyelesaikan masalah /
menyembuhkan penyakit di dalam
Bisnis
▪ Peserta mampu Target Waktu
Penyelesaian masalah.
▪ Peserta mampu menyembuhkan
Bisnis secara Bertahap
▪ Peserta mampu peka terhadap
Bisnisnya

14 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


Bagaimana untuk • Peserta mampu mempersiapkan 4
mempersiapkan bisnis Bisnis untuk Bertumbuh
• Peserta mampu tumbuh
berpatokan CASH FLOW

3.2 Pelatihan Manajemen Produksi

Materi yang terkait dengan manajemen produksi sebagai berikut:

a. Pengembangan produk (pelatihan desain dan pola)


b. Pelatihan Teknik produksi (disesuaikan dengan jenis produk yang dikembangkan)
c. Perizinan
d. Pelatihan labeling
Tabel 3.2 Pelatihan Manajemen Produksi

JENIS PELATIHAN TEMA/TOPIK TUJUAN JP


Pelatihan Menciptakan Produk • Peserta mampu mengenali tentang 4
Pengembangan Unggulan produknya sendiri
Produk • Peserta paham tentang produk
unggulan yang mempunyai
peluang pasar
• Peserta mampu bersaing dengan
produk lain
Manajemen Produksi • Peserta memahami tentang 4
manajemen produksi

Memahami produk dan • Peserta memahami tentang nilai 4


konsumen produk
• Peserta memahami tentang
kebutuhan konsumen
• Peserta mampu membaca
terhadap trend pasar
Pelatihan Design Keterampilan teknis • Peserta paham alat2 dalam sebuah 24
Pola desain desain
• Peserta dapat memahami pola/motif
dan desaintenun yang baik dan
benar
• Peserta memahami konsep desain
• Peserta mnguasai Teknik desain

Praktek desain • Peserta dapat mencoba membuat 40


sebuah desain pola/motif
• Menguasai teknik desain
menjahit

15 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


Pelatihan Keahlian Praktek keahian • Menguasai teknik memadukan 8
warna benang, sehingga
menghasikan kain sulaman

• Peserta dapat mengetahui prosedur 4


untuk perizinan dalam melakukan
Pelatihan Izin usaha
Perizinan usaha
Usaha/ legal • Peserta mendapatkan informasi dari
Lembaga perizinan terkait

• Peserta paham untuk manfaat 4


punya hak paten label
• Peserta paham alur untuk
mendapatkan hak paten
Pelatihan Labeling Hak paten label • Peserta memahami tentang
pentingnya logo dalam pemasaran
• Peserta mampu membuat logo
bisnis

3.3 Pelatihan Managemen Pemasaran

Pelatihan yang terkait dengan manajemen pemasaran antara lain:

a. Pelatihan pengembangan kemasan produk


b. Strategi pemasaran
c. Pelatihan kemitraan usaha
Tabel 3.3 Pelatihan Managemen Pemasaran

JENIS PELATIHAN TEMA/TOPIK TUJUAN JPL


Pelatihan Mengemas Produk • Peserta memahami tentang Teknik 4
Pengembangan pengemasan
Kemasan Produk
BRANDING, The Emotional • Peserta memahami tentang 4
Benefit pentingnya branding

• Peserta memahami tentang


bagaimana melakukan branding

Manajemen Sumber Daya • Peserta memahami tentang Ilmu 4


Manusia Mengatur Karyawan/SDM
• Peserta memahami penanganan
Karyawan Generasi Millenial
Pelatihan Pemasaran • Peserta memahami 10 kunci SUKSES 5
Pemasaran jualan (jual...jual...jual...)
• Peserta mampu melakukan
penjualan produk

16 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


Pemasaran Online/digital • Peserta memahami tentang 5
pemasaran online
• Peserta mampu membuat disain
pemasaran online

Pelatihan Kemitraan Membuat Proposal Bisnis ▪ Peserta mampu menyusun Proposal 4


Usaha Bisnis Sendiri
BIG DataBase Peserta mampu menyusun database 4
secara komputerisasi
Permodalan Bisnis • Peserta mampu menyusun 4
(membuat Proposal Bisnis) Company Profile
• Peserta mampu membuat Proposal
Bisnis

3.4 Pelatihan Managemen Keuangan

Yang termasuk dalam Materi Pelatihan keuangan usaha antara lain:

a. Pelatihan keuangan usaha


b. Laporan keuangan
c. Laporan keuangan berbasis aplikasi

Tabel 3.4 Pelatihan Managemen Keuangan

JENIS PELATIHAN TEMA/TOPIK TUJUAN JPL


Pelatihan • Pencatatan Peserta memahami materi inti 5
Keuangan Usaha transaksi usaha pembukuan usaha yang terdiri
dan Laporan • Menyusun Laporan dari : pencatatan transaksi
Keuangan Keuangan bagi usaha, laporan keuangan, serta
UMKM
laporan keuangan sebagai alat
• Laporan keuangan
sebagai alat analisis analisis kinerja
kinerja
Pelatihan Keuangan • Kebijakan dan Peserta memahami materi 5
Berbasis Aplikasi standar akuntansi penunjang pembukuan usaha
bagi UMKM yang meliputi kebijakan dan
• Pengoperasian standar akuntansi bagi UMKM,
Aplikasi komputer
pengoprasian aplikasi komputer
akuntansi untuk
UMKM akuntansi untuk UMKM.

17 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


BAB IV
PERAN PELAKU

Agar proses penyelenggaraan pelatihan vokasional berlangsung dengan baik, maka perlu pembagian
peran pelaku yang terlibat dalam pelatihan vokasional. Berikut adalah penjelasan peran pelaku dalam
pelatihan vokasional

Tabel 4.1 Peran Pelaku

No. Pelaku Peran


1 Satker PKP Provinsi a. Mengkoordinasikan mengenai
data, sumber pendanaan dan
kebijakan;

b. Melakukan penandatanganan
perjanjian kerjasama dengan
Komite BDC;

c. Memberikan support terhadap


perencanaan, pelaksanaan dan
keberlanjutan kegiatan BDC;

2 Komite BDC a. Melakukan penandatanganan


perjanjian kerjasama dengan Satker
PKP Provinsi;

b. Melakukan verifikasi proposal


pelatihan vokasional;

c. Mengendalikan pelaksanaan
pelatihan vokasional;

d. Membangun kemitraan untuk


mendukung pengembangan usaha
KSM melalui pelatihan vokasional.

e. Menyerahkan LPJ kepada Satker


PKP Provinsi;

f. Berita Acara serah terima


penyelesaian pekerjaan yang
ditandatangani oleh Komite BDC;

3 Pengelola BDC a. Mengidentifikasi data KSM dan


kebutuhan materi KSM;

b. Seleksi KSM;

18 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


No. Pelaku Peran
c. Mengidentifikasi Lembaga
pelatihan

d. Memutuskan Lembaga pelatihan

e. Melakukan penandatanganan
perjanjinan kerjasama dengan
lembaga pelatihan

f. Menyusun usulan proposal


pelatihan vokasional;

g. Melakukan pengendalian
pelaksanaan pelatihan vokasional
bersama komite;

h. Bersama lembaga pelatihan


menyusun laporan
pertanggungjawaban baik
keuangan dan pelaksanaan
pelatihan vokasional dan
diserahkan ke komite BDC;

i. Berita acara pelaksanaan kegiatan


pelatihan yang ditandatangani
oleh lembaga pelatihan, 2 (dua)
orang peserta, pengelola BDC, dan
Korkot;

4 Lembaga pelatihan a. Menyediakan paket pelatihan


sesuai dengan kebutuhan anggota
KSM;

b. Mengajukan usulan paket kegiatan


pelatihan vokasional;

c. Menyediakan tenaga ahli /


narasumber / instruktur materi
sesuai dengan kebutuhan
pelatihan;

d. Mengeluarkan sertifikat pelatihan;

e. Menyusun laporan pelaksanaan


(laporan kegiatan dan laporan
keuangan) dengan melampirkan
alat bukti yang sah sebagai
pertanggungjawaban;

f. Berita acara pelaksanaan kegiatan


pelatihan yang ditandatangani oleh
lembaga pelatihan, 2 (dua) orang

19 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


No. Pelaku Peran
peserta, pengelola BDC, dan
Korkot;

5 Tim Korkot a. Memberikan data peserta


pelatihan vokasional yang telah
lolos seleksi ke pengelola BDC;

b. Bersama pengelola BDC


mengidentifikasi lembaga
pelatihan di wilayahnya;

c. Bersama pengelola BDC menyusun


kurikulum/paket pelatihan
vokasional sesuai dengan
kebutuhan KSM;

d. Memverifikasi usulan proposal


kegiatan pelatihan vokasional;

e. Berita acara pelaksanaan kegiatan


pelatihan yang ditandatangani oleh
lembaga pelatihan, 2 (dua) orang
peserta, pengelola BDC, dan
Korkot;

6 Badan Keswadayaan a. Bersama tim korkot


Masyarakat (BKM) mengidentifikasi data KSM potensi
dan anggota KSM calon peserta
pelatihan vokasional;

b. Menyerahkan data – data


pendukung terhadap pelaksanaan
pelatihan vokasional;

c. Melakukan pendampingan usaha


KSM

d. Melakukan pengendalian terhadap


peserta pasca pelatihan bersama
tim korkot.

7 Konsultan a. Memastikan pelaksanaan sesuai


Manajemen Wilayah dengan POS pelatihan vokasional;
(KMW) /Oversight b. Memastikan Lembaga pelatihan
Consultan (OC) vokasional yang berkompeten dan
memadai;
c. Memverifikasi dan memberi input
terhadap usulan Garis – garis Besar
Pokok Pembelajaran (GBPP) dan
proposal;

20 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


No. Pelaku Peran
d. KMW mengusulkan hasil verifikasi
GBPP dan proposal ke KMP;
e. Memastikan pelaksanaan
pelatihan vokasional yang
dilakukan oleh penyedia jasa
pelatihan vokasional sesuai dengan
tujuan dan sasaran program;
f. Memastikan persiapan,
pelaksanaan dan pasca
pelaksanaan pelatihan vokasional
terlaksana.

8 Konsultan a. Memastikan pelaksanaan sesuai


Manajemen Pusat dengan POS pelatihan vokasional;
(KMP) dan b. Memverifikasi dan memberi input
terhadap usulan Garis – garis
Besar Pokok Pembelajaran (GBPP)
dan proposal;
c. Merekomendasikan pelaksanaan
pelatihan vokasional;
d. Memastikan pelaksanaan
pelatihan vokasional yang
dilakukan oleh penyedia jasa
pelatihan vokasional sesuai
dengan tujuan dan sasaran
program yang dilakukan melalui
konsolidasi sebelum pelatihan.

21 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


BAB V
Transparansi dan Akuntabilitas
5.1 Laporan Pertanggungjawaban (LPJ)

Mengacu pada Surat Edaran Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, Nomor: 08/SE/DC/2018 tentang Perubahan Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta
Karya Nomor: 88/SE/DC/2016 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah di Direktorat
Pengembangan Kawasan Permukiman bahwa sebagai salah bentuk pelaksanakan pengelolaan dana
bantuan pemerintah harus dilakukan secara transparan dan dan akuntabel.
Transparansi yaitu semua pengelolaan dana pelatihan vokasional telah digunakan/diperuntukkan
sebagai mana mestinya menurut aturan-aturan yang berlaku di Indonesia dalam pengelolaan dana
bantuan pemerintah dan pelatihan vokasional Kotaku serta selama mengelola dana tersebut harus
diketahui oleh semua pihak-pihak terkait yang berkepentingan, yaitu;
1. Kasatker PKP Provinsi,
2. PPK PKPBM,
3. Konsultan pendamping (KMW, Korkot dan timnya),
4. Komite,
5. Pengelola,
6. KSM,
7. BKM dan
8. Masyarakat
Akuntabel yaitu semua bentuk pengelolaan dana pelatihan vokasional harus dapat
dipertanggungjawabkan oleh pihak penerima dan pengelola dana bantuan pemerintah kepada
program Kotaku, tim pemeriksa independen (auditor Badan Periksa Keuangan, Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan dan Kantor Akuntan Publik), Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
Konsultan Manajemen Pusat, Konsultan Manajemen Wilayah termasuk kepada KSM, BKM dan
masyarakat. Oleh karena itu setiap pengelolaan dana bantuan pemerintah diperlukan adanya laporan
pertanggungjawaban. Laporan pertangungjawaban tersebut terkait kegiatan pelaksanaan pelatihan
vokasional KSM yang dibuat oleh BDC dengan menjalin kerjasama antara BDC dengan pihak lembaga
pelatihan berkompeten dan memadai setelah dinilai layak dalam memberikan pelatihan vokasional
KSM. Adapun bentuk laporan pertanggungjawaban adalah laporan kegiatan terkait pelaksanaan
pelatihan vokasional dan laporan pemanfaatan dana pelatihan vokasional.

5.1.1 Laporan Kegiatan Pelatihan Vokasional


Laporan kegiatan pelatihan vokasional dimaksud antara lain;
1) Laporan proseding pelaksanaan kegiatan pelatihan (Bab I. Pendahuluan, Bab II. Pelaksanaan, Bab
III. Evaluasi, Bab IV. Kesimpulan dan Rekomendasi)
2) Lampiran-lampiran, yang berisi sekurang-kurangnya;
• Daftar peserta pelatihan KSM sesuai dengan proposal yang telah diverifikasi oleh Korkot dan
disetujui oleh KMW dan Satker PKP Provinsi;
• Daftar kehadiran peserta pelatihan (absensi harian berdasarkan jenis pelatihan);
• Foto kegiatan;
• Dokumentasi film selama kegiatan pelatihan berlangsung (pertama s/d selesai);
• Catatan proses (notulensi);
• Hasil evaluasi topik belajar;
• Jumlah peserta yang lulus pelatihan dan tidak;
• Contoh sertifikat yang diberikan kepada peserta pelatihan;
• Berita acara pelaksanaan kegiatan pelatihan yang ditandatangani oleh lembaga pelatihan, 2
(dua) orang peserta, pengelola BDC, dan Korkot;

22 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


• Berita Acara serah terima penyelesaian pekerjaan yang ditandatangani oleh Komite BDC;

5.1.2 Laporan Keuangan Pelatihan Vokasional


Laporan keuangan pelatihan vokasional dimaksud antara lain;
1) SPK (Surat Perjanjian Kerja) antara Pengelola dengan lembaga pelatihan;
2) Laporan keuangan Komite BDC yang menampung aliran dana pelatihan vokasional;
3) Laporan keuangan Pengelola BDC yang menerima dana dari rekening Komite;
4) Laporan khusus dana pelatihan vokasional yang dibuat oleh Lembaga pelatihan;
5) Semua laporan-laporan keuangan, baik Komite, Pengelola dan Lembaga pelatihan disertai dengan:
• Bukti kas masuk, keluar dan/atau pemindahbukuan (non kas);
• Bukti pendukung, seperti; kuitansi, nota, dan tanda bukti pendukung lainnya;
• Foto copi rekening bank komite;
• Foto copi rekening bank pengelola;
• Foto copi rekening bank Lembaga pelatihan;
6) Surat pernyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran telah disimpan, dan;
7) Bukti surat setoran sisa dana ke rekening kas negara kepada Satker PKP Provinsi sesuai sesuai SPK
sebagai dokumen tambahan laporan pertanggungjawaban;
8) Laporan keuangan BDC dan laporan pelatihan vokasional disampaikan oleh Komite kepada Satker
PKP Provinsi, Korkot, KMW, dan seluruh BKM yang menjadi wilayah dampingannya serta ditempel
di beberapa tempat strategis maupun kantor sekretariat BDC;

5.2 Pemeriksaan (Audit)


Semua dana bantuan pemerintah yang diberikan kepada lembaga masyarakat termasuk BDC maka
akan dilakukan audit oleh pihak independen (Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan serta Kantor Akuntan Publik), termasuk audit internal yang dapat
dilakukan oleh Proyek, KMP, KMW dan masyarakat.

Selanjutnya ruang lingkup audit terkait dana pelatihan vokasional akan diatur tersendiri melalui juklak
audit dan/atau instrumen yang akan dikembangkan oleh program Kotaku. Oleh karena itu penerima
dan pengelola program dana bantuan pemerintah harus senantiasa siap untuk dilakukan pemeriksaan
oleh pihak-pihak terkait sesuai dengan ketentuan yang berlaku di pemerintah Indonesia dan program
Kotaku.

23 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


BAB VI
INDIKATOR HASIL

Setiap kegiatan dalam program sudah barang tentu ada beberapa parameter atau indikator yang
harus diukur dalam mengetahui kegiatan pelatihan vokasional tercapai atau tidak. Adapun alat ukur
keberhasilan pelatihan vokasional terurai sebagai berikut:

Tabel 6.1 Indikator Hasil

INDIKATOR TARGET
NO ASPEK INDIKATOR BDC SUMBER BUKTI
NASIONAL WAKTU
1 Jumlah KSM
a ICDD 3 • 500 KSM di Minimal 35 KSM • Daftar undangan Pada akhir
15 BDC lokasi per BDC mengikuti peserta pelatihan proyek
Pilot pelatihan • Daftar hadir
vokasional peserta pelatihan
• Proposal kegiatan
• Laporan
pertanggujawaban
b KOTAKU • 1000 KSM di Minimal 70 KSM • Daftar undangan Pada akhir
15 di lokasi per BDC mengikuti peserta pelatihan proyek
replikasi BDC pelatihan • Daftar hadir
vokasional peserta pelatihan
• Proposal kegiatan
• Laporan
pertanggujawaban
2 Pelatihan
Tingkat kelulusan - Minimal 80% Evaluasi topik, hasil Setelah
peserta pelatihan pre dan post test, Pelatihan
(hasil praktek, tingkat hasil pengamatan
kehadiran, tingkat peserta
pemahaman,
kedisiplinan,
keaktifan)
3 Usaha KSM
KSM mengalami 50% Minimal 50% dari Data based KSM 6 bulan
peningkatan usaha peserta yang yang dilayani BDC setelah
(omzet, keuntungan, dilatih pelatihan (peserta pelatihan pelatihan
aset, jumlah tenaga vokasional vokasional) dan
kerja dan laporan (prioritas omzet perkembangan
keuangan usaha) dan keuntungan) usaha
4 Usaha BDC
Usaha BDC (Aktivitas 50% 15 BDC mengalami Laporan keuangan 6 bulan
dan Rentabilitas) peningkatan Pengelola BDC setelah
mengalami aktivitas dan pelatihan
peningkatan dari rentabilitas usaha
sebelumnya dan
memenuhi indikator
kesehatan keuangan
(minimal minimum)

24 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


Lampiran1 : Daftar KSM Binaan dan calon Binaan BDC

DAFTAR KSM BINAAN DAN CALON BINAAN BDC


Nama BDC :
Kab/Kota :
Propinsi :

Status
Jenis Kelamin Status Binaan BDC (check
Kemiskinan Jenis KSM (Checklist) Kapasitas Usaha Anggota KSM
(checklist) list)
(Checklist)
Nama
Produk Nama Pelaku Pembukuan
Nama Nama Kapasitas Jumlah Tenaga Kerja Legalitas Usaha**) Usaha ***) Jangkauan Pemasaran (checklist)
No Nama KSM (Sebutkan Usaha Omzet Per Keuntungan
Kecamatan Kelurahan/Desa Asset*) Produksi Per (checklist) Sudah
Non Usaha Aneka secara (Anggota KSM) Bulan Per Bulan Calon
LK PR MBR KUBE spesifik) Nama Produk bulan Tidak Menjadi
MBR Sejenis Usaha Dibayar Total Ada Tidak Ada Binaan BDC
dibayar Tidak Lingkungan Lintas Lintas Binaan BDC
Ada Lintas Desa > propinsi
(Sebutka Ada Setempat Kecamatan Kabupaten
(Rp) (Pcs/Unit/...) (Rp) (Rp) (Orang) (Orang) (Orang) (checklist)
n)

Keterangan:
*) Yang dimaksud dengan Asset adalah kekayaan bersih diluar tanah dan bangunan tempat usaha
**) Yang dimaksud dengan legalitas usaha adalah jenis perizinan yang terkait dengan usaha KSM, seperti Izin Industri Rumah Tangga (IRT), Izin BPOM dan sertifikasi halal untuk olahah makanan/minuman, dsb.
***) Yang dimaksud pembukuan usaha adalah minimal memiliki catatan usaha sederhana

, ………………………………………......2018

Pengelola BDC

(.............................................)

Diverifikasi, oleh:

Korkot…………………………………………………..

(.............................................)

25 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


Lampiran 2: Daftar Nama produk KSM untuk mengikuti Pelatihan vokasional (Hasil seleksi)

Daftar Nama Produk KSM untuk mengikuti pelatihan Vokasional


Nama BDC :
Kab/Kota :
Provinsi :

Usaha yang bisa


Kriteria KSM
dikembangkan
Nama
Nama Pelaku
Nama Nama Jangkauan
No Kelurahan/ Nama KSM Usaha Keterangan
Kecamatan Produk Omset perbulan 5 Keuntungan Memiliki pemasaran Sudah
Desa (Anggota Aseet 10 s.d 50 Memiliki 1 s.d
s.d > 15 juta usaha 5 % s.d laporan minimal memiliki
KSM) Juta Rupiah 4 tenaga kerja
rupiah 10 % keuangan tingkat ijin usaha
kota

Catatan : Pada form ini yang diisi adalah 5 jenis usaha yang menjadi prioritas BDC

, ………………………………………......2018

Pengelola BDC Komite BDC

(.............................................) (.............................................)

Diverifikasi, oleh:

Korkot…………………………………………………..

(.............................................)

26 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


Lampiran 3. Daftar Kebutuhan Pelatihan Vokasional Bagi KSM Binaan dan Calon Binaan BDC

27 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


Lampiran 4. Daftar KSM dan Peserta Pelatihan Vokasional

28 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


Lampiran 5: Daftar Penggunaan Dana Pelatihan Vokasional

29 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


Lampiran 6: Pemetaan dan Penilaian Lembaga Pelatihan

PEMETAAN LEMBAGA PELATIHAN


BDC : ……………………..
Kabupaten/Kota : ……………………..
Provinsi : ……………………..

Legalitas lembaga Pelatihan


Nama Mengeluarkan
Bukti
Lembaga dan Bentuk Lembaga Profile lembaga Struktur lembaga Tim Pengajar/TA Paket Pelatihan Tempat Alat Praktek sertifikat
No
tempat
kedudukan Yayasan Lembaga Lembaga
…… Ada Tidak Ada Ada Tidak Ada Ada Tidak Ada Ada Tidak Ada Ada Tidak Ada Ada Tidak ada Ada Tidak ada Ada Tidak ada
Kursus diklat

Legalitas dan Pelatihan


Diisi dengan: √
…………………………………………..2018

Penilai Menyetujui,
Pengelola BDC Korkot Komite KMW Satker PKP Provinsi

(………………………………….) (………………..……) (…………………………….) (………………………..) (……………………………)

30 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional Program KOTAKU


Lampiran 7: Format Berita Acara Kesepakatan Kerjasama

Format F-02
BERITA ACARA KESEPAKATAN KERJASAMA PELAKSANAAN KEGIATAN PELATIHAN VOKASIONAL

BDC : _____________________

Kabupaten / Kota : _____________________

Provinsi : _____________________

Berdasarkan hasil kesepakatan antara komite, pengelola dan tim Korkot maka bersama ini Pengelola
BDC sepakat untuk bekerjasama dengan Lembaga Pelatihan ___________________________ untuk
melaksanakan kegiatan pelatihan vokasional ___________________, hari /tanggal
_______________ s.d. ______________ tahun dengan perjanjian sebagai berikut:
1. Pelatihan dilaksanakan sesuai dengan paket yang disetujui
2. Alat pelatihan disediakan oleh pihak lembaga pelatihan
3. Lembaga pelatihan mengeluarkan sertifikat
4. ......................................................................
5. ......................................................................
*) Bentuk dan tampilan dapat disesuaikan dengan hasil perjanjian antara BDC dengan pihak Lembaga Pendidikan

berita acara ini juga dilampirkan risalah/notulensi pertemuan, daftar hadir peserta pertemuan, dan
lampiran lain yang diperlukan.
Demikian berita acara ini dibuat bagi pihak-pihak yang berkepentingan
Tanggal ______________
Pengelola BDC Lembaga Pelatihan Mengetahui,

(..................................................) (.........................................................) (Tim Korkot)


Format ini hanya contoh, dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan setempat

31 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional | Program KOTAKU


Lampiran 8: Contoh Proposal Pelatihan Vokasional

CONTOH PROPOSAL KEGIATAN PELATIHAN VOKASIONAL

PROPOSAL KEGIATAN PELATIHAN VOKASIONAL

Jenis Kegiatan Pelatihan :


vokasional .....................................................................

Kabupaten / Kota : .....................................................................

Provinsi : .....................................................................

1. Peserta dan Lembaga Pelatihan:


3.4.1.1.1 Nama-nama peserta

No Nama KSM Alamat L/P Usia Pendidikan Usaha

3.4.1.1.2 Lembaga Pelatihan

Nama Pelatih /
No Nama Lembaga
Pemandu

32 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional | Program KOTAKU


3.4.1.2 Waktu dan Tempat:
3.4.1.2.1 Waktu : ……………………………….
3.4.1.2.2 Tempat : ……………………………….

3.4.1.3 Perlengkapan:

No ASPEK JUMLAH

A. Ruang & Pendukung

B. Media & Alat

c. Lainnya

3.4.1.4 Kurikulum / Paket Pelatihan vokasional :

JAM
TEMA
NO JENIS PELATIHAN TOPIK PELATIHAN TUJUAN PELAJARAN
PELATIHAN
(JP)
1 ………………………………… ……………………..
……………………………….. ………………………
2 ……………………………….. ………………………
……………………………….. ………………………
TOTAL JP

3.4.1.5 Rencana Anggaran Biaya Pelatihan vokasional

No Uraian Volume Harga satuan Total

Mengetahui,

Lembaga pelatihan Pengelola BDC Korkot

(..........................) (............................) (.........................)

Format ini hanya contoh, dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan setempat

33 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional | Program KOTAKU


Lampiran 9: Berita Acara Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan vokasional

BERITA ACARA PELAKSANAAN KEGIATAN PELATIHAN VOKASIONAL

Desa/Kelurahan : _____________________

BDC : _____________________

Provinsi : _____________________

Kota/Kabupaten : _____________________

Pada hari ini ..................... tanggal ..................... bulan ..................... tahun ……………….…… telah
dilaksanakan kegiatan pelatihan vokasional ……………………………………………….. dari tanggal ………………
sampai tanggal …………………….., bertembat di ………………………, dengan rincian sebagai berikut :

No Uraian Jumlah
1 Jumlah Jam Pelajaran
2 Jumlah hari
3 Jumlah Peserta yang hadir

Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenarnya, untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Yang membuat berita acara,

No. Nama Selaku Tandatangan

1. Pengelola BDC 1.

2. Lembaga Pelatihan 2.

3. Wakil Peserta 3

4. Wakil peserta 4

Mengetahui:

Tim Korkot, Komite BDC,

( ........................................... ) (........................................... )

Format ini hanya contoh, dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan setempat

34 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional | Program KOTAKU


Lampiran 10: Contoh Lembar Pengendalian Kegiatan Pelatihan vokasional

LEMBAR KENDALI KEGIATAN PELATIHAN VOKASIONAL

JENIS PELATIHAN VOKASIONAL :

TANGGAL UJI PETIK :


TGL PELAKSANAAN :
KAB/KOTA :
PROPINSI :

Bobot Ya (1)/
No Tahapan Score Uraian Keterangan
Max Tidak (0)

Pembentukan Panitia / kerjasama


1,1 5%
dengan lembaga pelatihan

1,2 5% Panitia telah mengundang peserta


pelatihan

Dilakukan konsolidasi pemandu dan


1,3 5% panitia minimal 1 hari sebelum
pelaksanaan kegiatan
Persiapan

1,4 5% Ada Proposal kegiatan


30%
semua modul, bahan bacaan dan media
pelatihan telah disiapkan sebelum
1,5 5%
pelaksanaan pelatihan oleh panitia /
lembaga pelatihan
Dana dikelola oleh Lembaga pelatihan
dan telah dicatatkan dengan oleh
1,6 5% Pengelola BDC (ada bukti serah terima
dana dari Pengelola BDC ke lembaga
Pelatihan)
Peserta yang dilatih sesuai dengan jenis
2,1 5% pelatihan / paket pelatihan yang
diajukan
Ada Pre Test dan Post Test terhadap dan
2,2 4% evaluasi terhadap peserta oleh pemandu
/ lembaga pelatihan
Pelaksanaan

Jumlah JPL (Jam pelajaran) Pelatihan


2,3 10% sesuai dengan Paket Pelatihan (minimal
50%
4 JPL) dalam 1 hari
Dilakukan evaluasi pemandu dan panitia
pada setiap akhir sessi pada setiap
2,4 6%
harinya dan dilakukan evaluasi
pelaksanaan pelatihan dari peserta
2,5 7% Peserta mendapatkan sertifikat
Pemandu menggunakan berbagai
2,6 8%
metode dan media

35 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional | Program KOTAKU


Tujuan setiap materi dipahami oleh
2,7 6%
peserta
2,8 4% Dilakukan Panduant Test
Daftar hadir peserta yang memuat
3,1 5% minimal 75% dari jml peserta yang
Pasca diajukan
3,2 20% 5% Ada Berita Acara Pelaksanaan Pelatihan
Pelatihan
Ada Laporan Keuangan yang disertai
3,3 10%
bukti - bukti yang sah

Keterangan : Jawaban YA ditulis Angka 1, jawaban tidak diketik angka 0


Penilaian, apabila jawaban Ya dalam kegiatan ini berjumlah sebagai berikut:
a. 0% – 64% = Kurang
b. 65 % - 74 % = Baik
c. 75 % - 100 % = Sangat baik

36 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional | Program KOTAKU


Lampiran 11. Format Surat Perjanjian Kerja antara Pengelola BDC dengan Lembaga Pelatihan

SURAT PERJANJIAN KERJA (SPK)


Antara
Pengelola BDC …….... Kabupaten/Kota…..
dengan
Lembaga Pelatihan …….. ...
Tentang Pelaksanaan Pelatihan Vokasional
Nomor : ………....

Pada hari ini ………, tanggal…………bulan……………tahun ……., bertempat di ………………….., yang


bertanda tangan di bawah ini :
1. NAMA : ………………..
JABATAN : Manager BDC ... Kota
ALAMAT : …………………….
Dalam hal ini bertindak di dalam jabatan tersebut dan oleh karena itu
bertindak untuk dan atas nama BDC ………………… selanjutnya disebut
PIHAK KESATU.
2. NAMA : ……………..
JABATAN : …………….
ALAMAT : ……………..
Dalam hal ini bertindak di dalam Jabatan tersebut dan oleh karena itu
bertindak untuk dan atas nama lembaga pelatihan ……………….,
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan sebagai berikut:


1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesai Nomor
24/PRT/M/2016 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah di
Direktorat Jenderal Cipta Karya;
2. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 173/PMK.05/2016 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian/Lembaga;
3. Surat Edaran Dirjen Cipta Karya Nomor 08/SE/DC/2018 Tentang Perubahan Surat Edaran
Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor 88/SE/DC/2016 tentang Petunjuk Teknis
Penyaluran Bantuan Pemerintah di Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman;

PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA yang selanjutnya disebut PARA PIHAK sepakat untuk
mengadakan ikatan Perjanjian Kerja, untuk melaksanakan pelatihan vokasional yang
pembiayaannya didapat dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja
Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) Provinsi …………..., untuk Kota/Kabupaten
……………...., dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1
TUJUAN PERJANJIAN
Tujuan Surat Perjanjian Kerja adalah bahwa PIHAK KEDUA harus melaksanakan pekerjaan
yang menjadi pokok perjanjian, sehingga hasil pekerjaan mencapai hasil yang diharapkan
PIHAK KESATU, sesuai dengan ketentuan-ketentuan di dalam Surat Perjanjian Kerja ini.

37 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional | Program KOTAKU


Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN
PIHAK KESATU memberikan dana untuk pelatihan vokasional kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK
KEDUA menerima tugas pekerjaan dari PIHAK KESATU yaitu untuk menyelenggarakan paket
pelatihan …………………………………

Pasal 3
DOKUMEN PERJANJIAN
(1) Surat Perjanjian Kerja ini terdiri dari dokumen sebagai berikut :
a. Surat Perjanjian Kerja;
b. Berita Acara Kerjasama;
c. Rencana Teknis dan Rencana Anggaran Biaya;
d. Rencana teknis yang dimaksud adalah GBPP dan proposal kegiatan pelatihan
vokasional.
(2) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan satu kesatuan

Pasal 4
PENGAWASAN
(1) Pengawasan terhadap PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dilakukan
oleh PIHAK KESATU.
(2) PIHAK KESATU dalam melakukan pengawasan dibantu oleh Tim Korkot dan pihak lain
sesuai ketentuan program.

Pasal 5
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB
(1) PIHAK KESATU wajib memfasilitasi PIHAK KEDUA, sesuai kewenangan dan tugas pokok
dan fungsinya untuk kelancaran pelaksanaan pelatihan vokasional.
(2) PIHAK KESATU wajib membayar PIHAK KEDUA atas pelaksanaan pelatihan vokasional
sebagaimana syarat-syarat dan cara pembayaran dalam Dokumen Perjanjian Kerja ini.
(3) PIHAK KEDUA wajib melaksanakan kegiatan yang disepakati secara profesional sesuai
dengan kompetensi bidang keahliannya.
(4) PIHAK KEDUA wajib menyerahkan hasil kegiatan dalam bentuk Laporan
Pertanggungjawaban Pelaksanaan Kegiatan (LPJ) dalam rangkap 5 kepada PIHAK
KESATU, yang berisi:
a. Berita Acara Penyelesaian Pelatihan Vokasional yang ditandatangani oleh 2 (dua)
orang saksi;
b. Foto kegiatan harian pelaksanaaan pelatihan vokasional;
c. Video kegiatan pelaksanaaan pelatihan vokasional;
d. Daftar perhitungan dana awal, penggunaan dan sisa dana;
e. Surat Pernyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran telah disimpan; dan
f. Bukti surat setoran sisa dana ke rekening Kas Negara kepada PIHAK KESATU sesuai
dengan perjanjian kerja sama sebagai dokumen tambahan laporan
pertanggungjawaban bantuan.

Pasal 6

38 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional | Program KOTAKU


NILAI PERJANJIAN
(1) Nilai Surat Perjanjian Kerja pelatihan vokasional ini sebesar Rp. ……………………………....
(……………... rupiah).
(2) Nilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sudah termasuk dana pelatihan beserta
dana pelaporan kegiatan.

Pasal 7
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN
(1) Pelaksanaan kegiatan pelatihan vokasional dapat dimulai setelah Surat Perjanjian Kerja
(SPK) ditandatangani oleh PARA PIHAK.
(2) Jangka waktu pelaksanaan kegiatan pelatihan vokasional adalah ……. hari kalender,
terhitung mulai tanggal …..., bulan …..., tahun …..., sampai dengan tanggal …..., bulan
…..., tahun ……..
(3) PIHAK KEDUA menyusun laporan pertanggungjawaban pelatihan vokasional untuk
diserahkan kepada PIHAK KESATU setelah seluruh kegiatan diselesaikan.
(4) Sesuai dengan ayat (3) selambat-lambatnya dua minggu kalender setelah selesai
pelatihan.
(5) Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan, PIHAK KESATU wajib mengeluarkan
Berita Acara Serah Terima Pekerjaan pelatihan vokasional.

Pasal 8
PEMBAYARAN
(1) Semua pembayaran dilakukan secara langsung melalui rekening Bank Pengelola BDC
ke rekening Lembaga Pelatihan.
(2) Pengelola BDC …………. membayar kegiatan pelatihan vokasional atas pengajuan dari
lembaga pelatihan.
(3) Pengajuan dana untuk pekerjaan dilakukan sesuai kesepakatan PARA PIHAK.
(4) Apabila terjadi penyimpangan di lapangan, maka PIHAK KESATU berhak untuk
melakukan penangguhan pembayaran tahap berikutnya sampai dengan adanya
penyelesaian permasalahan di lapangan.

Pasal 9
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
(1) Apabila PIHAK KEDUA telah menyelesaikan pekerjaannya, PIHAK KEDUA membuat
Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan (LPJ) pelatihan vokasional dan telah
diverifikasi, untuk menyatakan seluruh pekerjaan telah selesai dan siap diperiksa oleh
PIHAK KESATU.
(2) Apabila sampai batas waktu akhir Tahun Anggaran 20…..., PIHAK KEDUA tetap belum
dapat menyelesaikan pekerjaan, maka PIHAK KEDUA harus membuat Berita Acara
Status Pelaksanaan Kegiatan (BASPK) sebagai Pengganti Laporan Pertanggungjawaban
Kegiatan (LPJ).
(3) BASPK harus memuat kondisi hasil pelaksanaan kegiatan yang tercapai pada saat itu
dan disertai Lampiran Realisasi Anggaran dan Biaya.
(4) Apabila hingga penandatanganan BASPK, masih terdapat sisa dana yang belum
terserap maka sisa dana tersebut harus dikembalikan oleh PIHAK KEDUA ke rekening
PIHAK KESATU dengan menyampaikan bukti surat setoran bank.

39 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional | Program KOTAKU


Pasal 10
PERSELISIHAN
(1) Dalam hal terjadi perselisihan, PARA PIHAK mengutamakan musyawarah untuk
mufakat.
(2) Dalam hal musyawarah tidak mencapai mufakat, maka PARA PIHAK sepakat menunjuk
pengadilan negeri setempat.
(3) PARA PIHAK memilih domisili hukum masing-masing sesuai dengan tempat kedudukan
hukum yang tetap dan sah.

Pasal 11
KEADAAN KAHAR
(1) Yang digolongkan dalam keadaan kahar antara lain:
a. Peperangan;
b. Kerusuhan;
c. Revolusi;
d. Bencana alam seperti banjir, gempa bumi, badai, gunung meletus, tanah longsor,
wabah penyakit dan angin topan;
e. Kebakaran;
f. Gangguan lainnya.
(2) Apabila terjadi hal-hal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sehingga pekerjaan yang
telah ditentukan dalam perjanjian ini tidak dapat terpenuhi, PARA PIHAK sepakat akan
menyelesaikan secara musyawarah untuk mufakat.

Pasal 12
KETENTUAN PENUTUP
(1) Perjanjian ini mulai berlaku pada tanggal ditandatangani oleh PIHAK KESATU dan PIHAK
KEDUA dilengkapi lampiran-lampirannya yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari perjanjian ini.
(2) Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) bermaterai Rp.6.000,00 yang masing-masing
mempunyai kekuatan hukum yang sama, serta salinan rangkap 4 (empat) yang masing-
masing diperuntukan:
a. Salinan ke - 1 : Satker PKP Provinsi …………....
b. Salinan ke - 2 : BDC ………………...
c. Salinan ke – 3 : Lembaga pelatihan ……………...
d. Salinan ke – 4 : KMW

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU

(___________________) (___________________)
Nama Jelas Nama Jelas

40 | Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional | Program KOTAKU

Anda mungkin juga menyukai