Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan rahmat
dan hidayah sehingga penyusunan buku Prosedur Operasional Standar (POS) Pelatihan Vokasional
dapat diselesaikan. Buku POS ini nantinya akan menjadi acuan bagi pelaku, organisasi dan lembaga
di tingkat kabupaten/kota dalam melaksanakan pelatihan vokasional.
Sebagai bagian dari kolaborasi dan perwujudan tanggungjawab bersama, pemerintah pusat melalui
program kota tanpa kumuh (KOTAKU) mengalokasikan sebagian kecil dari kebutuhan dana bantuan
pemerintah dalam upaya peningkatan keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan
pelatihan vokasional, untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi sehingga dapat diterima
pasar yang berdampak pada peningkatan omset KSM dan BDC serta mengembangkan jaringan
usaha.
Agar pelaksanaan kegiatan pelatihan vokasional ini dapat berjalan secara efektif dan efisien maka
perlu diatur mekanisme pelaksanaan kegiatan yang dituangkan dalam Prosedur Operasional Standar
(POS).
Melalui buku POS ini, diharapkan pelaksanaan pelatihan vokasional dapat dilaksanakan oleh seluruh
pelaku program secara efektif dan optimal.
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.1.1 Kegiatan Penghidupan Berkelanjutan dalam Program KOTAKU 1
1.1.2 Perlunya Pelatihan Vokasional 1
1.2 Maksud dan Tujuan 3
1.3 Sasaran 3
1.4 Ketentuan Umum 3
1.4.1 Pengertian 3
1.4.2 Kriteria KSM 4
1.4.3 Kriteria dan Penentuan Lembaga Pelatihan 4
1.4.4 Standar Kualitas Pelatihan 4
1.4.4.1 Materi 4
1.4.4.2 Metode 4
1.4.4.3 Media 5
1.4.4.4 Biaya 5
1.4.4.5 Tempat 5
1.4.4.6 Manajemen Pelatihan 5
LAMPIRAN-LAMPIRAN:
Lampiran 1 Daftar KSM Binaan dan Calon Binaan BDC 26
Lampiran 2 Daftar Nama Produk KSM untuk Mengikuti Pelatihan Vokasional (Hasil Seleksi) 27
Lampiran 3 Daftar Kebutuhan Pelatihan Vokasional Bagi KSM Binaan dan Calon Binaan BDC 28
Lampiran 4 Daftar KSM dan Peserta Pelatihan Vokasional 29
Lampiran 5 Daftar Penggunaan Dana Pelatihan Vokasional 30
Lampiran 6 Pemetaan dan Penilaian Lembaga Pelatihan 31
Lampiran 7 Format Berita Acara Kesepakatan Kerjasama 32
Lampiran 8 Contoh Proposal Pelatihan Vokasional 33
Lampiran 9 Berita Acara Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan Vokasional 35
Lampiran 10 Contoh Lembar Pengendalian Kegiatan Pelatihan Vokasional 37
Lampiran 11 Format Surat Perjanjian Kerja antara Pengelola BDC dengan Lembaga Pelatihan 38
Sedangkan BDC adalah Lembaga di tingkat Kabupaten/Kota yang dibentuk melalui forum musyawarah
Kabupaten/Kota yang merupakan simpul jejaring usaha yang bertugas memberikan jasa layanan
untuk meningkatkan usaha KSM/Anggota KSM dalam kerangka peningkatan penghidupan masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR).
1. Jangkauan Pemasaran; Sebagian besar (69.30%) pemasaran produk KSM saat ini hanya di Lingkup
Lokal (Kelurahan). Hal ini menunjukan jangkauan pemasaran KSM masih sangat terbatas. Artinya
akses ke pemasaran yang lebih luas masih belum terbuka. Penyebabnya adalah a). masalah
kuantitas produk yang dihasilkan hanya “cukup” untuk kebutuhan lokal; b). KSM belum memiliki
keahlian untuk mengembangkan pemasaran.
2. Aspek jenis usaha; Jenis usaha KSM umumnya aneka usaha (53.6%) dan usaha KSM belum
berbasis kelompok. Jumlah KSM aneka usaha yang banyak tersebut, mungkin bisa berhasil dalam
hal membangun ikatan antar anggota KSM, akan tetapi relatif rapuh dalam hal meningkatkan daya
saing produk. Masing-masing anggota memiliki karakter usaha yang berbeda dan tingkat kesulitan
yang berbeda-beda pula, sehingga akan sulit merumuskan strategi usaha dan pemasarannya. Oleh
karena itu perlu dirancang agar KSM punya usaha sejenis sehingga bisa saling bersinergi dalam
penyediaan bahan dasar, proses produksi dan memenuhi kebutuhan pasar.
3. Dari Kategori KSM; Hampir semua anggota KSM berkategori usaha mikro1 (Omset Rp. 6.898.320/
Bulan dan pendapatan Rp. 1.967.458/ Bulan) Bahkan bisa dikatakan masih level ultra mikro.
Disamping nilai asset dan pendapatan yang rendah masih banyak kendala lain yang dihadapi:
kualitas SDM, teknologi, kualitas produk, dan lain-lain. Belum ada satupun yang sudah masuk
dalam kategori usaha kecil.
4. Dari KSM yang dilayani; Jumlah KSM sasaran BDC (binaan dan calon binaan) yang ada saat ini
berjumlah sekitar 1.149 KSM. Dari jumlah tersebut, BDC baru mampu melayani 318 KSM atau
sekitar 28% saja, sedangkan PAD NSUP-IDB mensyaratkan target 50% KSM (atau sekitar 646 KSM)
yang ada dapat terlayani.
1.400 120%
1.000
80%
800
646 60%
50%
600
40%
400 318 28%
200 20%
- 0%
KSM sasaran target KSM terlayani KSM terlayani
Jumlah Prosentase
1
Menurut UU No. 20 tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil, dan menengah Pasal 6, Kriteria usaha mikro adalah: a) memiliki kekayaan
bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b) memiliki hasil
penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). Sedangkan Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: a)
memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau bb memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
1.3 Sasaran
Sasaran disusunnya POS pelatihan vokasional adalah sebagai berikut:
1. Tersedianya landasan konsepsi penyelenggaraan pelatihan vokasional.
2. Tersedianya acuan mekanisme penyelenggaraan pelatihan vokasional.
2
Dr. Putu Sudira M.P., Kurikulum dan pembelajaran pendidikan dan pelatihan vokasi menyongsong skill masa
depan, UNY, 2011
1.4.4.3 Media
Media pelatihan vokasional yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan, diantaranya
menggunakan media bantu seperti Audio visual, flipchart, modul, alat dan bahan praktek .
1.4.4.4 Biaya
Peruntukkan dana tersebut untuk memfasilitasi kelancaran kegiatan pengembangan kapasitas
seperti:
1. Pengadaan materi (bahan bacaan),
2. Alat tulis kantor
3. Administrasi kegiatan
4. Konsumsi
5. Biaya narasumber dan mentor
6. Biaya transport peserta, narasumber dan mentor
7. Biaya spanduk dan sertifikat
8. Biaya sewa tempat
9. Biaya sewa alat – alat pelatihan
10.Biaya bahan baku
11.Biaya magang / OJT dalam kota (kegiatan pasca pelatihan)
Catatan: pembiayaan ini secara rinci akan dilaporkan oleh Lembaga Pelatihan / pelaksana
Dana pelatihan vokasional tidak boleh digunakan untuk:
1. Honor panitia
2. Transport panitia
3. Pembelian mesin / alat produksi usaha
4. Tempat pelatihan vokasional di hotel
5. Peserta menginap
6. OJT / magang antar kota dan antar provinsi
7. Kegiatan yang bertentangan dengan hukum
8. Kegiatan yang menimbulkan kerusakan lingkungan, kesehatan, keamanan dan
mempekerjakan anak dibawah umur (eksploitasi)
9. Kegiatan yang bersinggungan dengan politik praktis
1.4.4.5 Tempat
Kegiatan pelatihan vokasional diselenggarakan di tempat yang memadai sesuai dengan
kebutuhan jenis pelatihan (Balai Latihan Kerja, Perguruan tingggi, balai pertemuan, bengkel,
rumah industry dan tempat lainnya yang representatif)
1.4.4.6 Manajemen Pelatihan
Untuk memastikan kegiatan pelatihan vokasional berjalan dengan baik, maka Lembaga
pelatihan melakukan langkah – langkah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Konsolidasi pemandu dan panitia lembaga pelatihan (provider)
b. Menyediakan bahan pelatihan (modul, bahan bacaan dan media pelatihan)
c. Menyediakan alat dan bahan praktek
d. Menyediakan undangan peserta
e. Menyiapkan instrument test
f. Menyiapkan lembar evaluasi
Alur pelaksanaan kegiatan pelatihan vokasional sebagaimana disampaikan dalam diagram sebagai
berikut:
1
Identifikasi KSM
& Kebutuhan
Materi
2
Pengelola BDC
Seleksi KSM
4 6
3
Penyusunan Proposal Kontrak Kerja
Seleksi Lembaga
kegiatan Pelatihan Pelatihan Vokasional
Pelatihan
Vokasional
5 10
Tidak Konsolidasi
ya Pelatihan
8 11
Lembaga
Pelatihan Pelaksanaan Pendampingan Paska
Kegiatan Pelatihan
Penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban
5 Verifikasi Proposal Terverifikasi Perencanaan • Pengelola menyerahkan proposal yang Pelaksana: Proposal terverifikasi oleh satker
Pelatihan vokasional kegiatan Pelatihan telah disusun kepada KMW dan Komite KMW dan Komite BDC PKP dan dapat disetujui
vokasional BDC untuk diverifikasi pelaksanaanya
• Komite BDC bersama dengan KMW Peserta:
menyetujui Pengelola BDC
Fasilitator:
Tim korkot
Tahap Pelaksanaan
6 Penyepakatan Kontrak Melakukan kontrak kerja a. Mengundang lembaga pelatihan terpilih Pelaksana: a. Kontrak kerja dipahami oleh
Kerja Pelatihan antara Pengelola dan b. Melakukan kontrak kerja antara pengelola Pengelola BDC dua belah pihak
vokasional lembaga pelatihan terpilih dengan Lembaga pelatihan (harus ada b. Kontrak kerja disepakati dan
kegiatan pendampingan pasca pelatihan) Peserta: ditandatangani oleh kedua
c. Menyerahkan proposal yang sudah disetujui lembaga pelatihan belah pihak
oleh KMW dan Satker PKP Provinsi kepada
Lembaga pelatihan terpilih Fasilitator:
Tim Korkot
7 Konsolidasi Pelatihan Meningkatkan Melakukan konsolidasi antara Pengelola BDC, Pelaksana: a. Pemahaman yang sama
kesepahaman dalam KMP/KMW dan tim korkot dan lembaga pelatihan Lembaga pelatihan diantara para pelaku untuk
proses pelaksanaan melaksanakan kegiatan
Tahap Keberlanjutan
10 Evaluasi akhir kegiatan Mendapatkan gambaran Melakukan evaluasi akhir kegiatan KMW dan Pelaksana: Mendapatkan gambaran evaluasi
tentang penyelenggaraan Komite BDC KMW dan Komite BDC pelaksanaan pelatihan vokasional
pelatihan vokasional yang (contoh lampiran 10)
dilaksanakan oleh Peserta
lembaga pelatihan Lembaga Pelatihan dan
Pengelola BDC
Fasilitator:
tim Korkot
11 Pendampingan paska Tindaklanjut Pihak lembaga pelatihan, BDC dan tim korkot Pelaksana: a. Mendapatkan feedback
pelatihan pengembangan melakukan analisis bersama terhadap Lembaga Pelatihan sebagai proses tindaklanjut
kurikulum/paket perkembangan peserta pelatihan dan rencana b. Lembaga pelatihan
pelatihan yang tindaklanjut Peserta: melakukan pendampingan
dibutuhkan Anggota KSM yang sudah kepada anggota KSM
selesai mengikuti pelatihan
vokasional
Fasilitator:
Mentor
Tahap Monitoring dan Evaluasi
Mendapat informasi peta a. Lembaga pelatihan melakukan evaluasi baik Pelaksana: a. Keterampilan anggota KSM
tingkat kapasitas anggota diawal, selama dan sesudah pelatihan KMW dan Komite BDC meningkat untuk
KSM dilaksanakan melaksanakan usahanya
b. Tim korkot dan komite BDC melaksanakan Peserta b. Pelatihan vokasional dapat
monitoring pelaksanakan pelatihan Lembaga Pelatihan dan dilaksanakan dengan baik
vokasional Pengelola BDC sesuai dengan standar
Fasilitator: pelatihan
tim Korkot
Dana pelatihan vokasional tergolong sebagai Bantuan Dana Investasi (BDI) dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Dicairkan kepada penerima bantuan oleh Kasatker PKP Provinsi selaku KPA;
b. Dana BDI dialokasikan untuk kabupaten/kota lokasi BDC dan digunakan untuk pelatihan
vokasional KSM;
c. BDC yang mendapatkan dana BDI pelatihan vokasional adalah BDC sudah berdiri dan beroperasi;
d. Dana BDI untuk vocational training BDC disalurkan secara langsung dalam bentuk uang kepada
Komite BDC;
Mekanisme proses pencairan dan pemanfaatan dana BDI Pelatihan Vokasional secara lebih rinci
dijelaskan di dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR nomor:
08/SE/DC/2018 tentang perubahan Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya nomor:
88/SE/DC/2016 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah di Direktorat
Pengembangan Kawasan Permukiman
Pelaksanaan kegiatan pelatihan vokasional dibiayai melalui APBN (Program KOTAKU), dan tidak
menutup kemungkinan didukung juga oleh sumber pendanaan antara lain:
1. APBD
2. Swadaya masyarakat
3. Kemitraan
4. Dan lain -lain
Untuk memastikan kegiatan pelatihan vokasional berjalan dengan baik, maka BDC, OC, korkot
dan satker PKP berkewajiban melakukan pengendalian substansi dan teknis pelaksanaan
pelatihan;
2.5.2 Metode Pengendalian.
Materi Pelatihan Vokasional didesain sesuai dengan karakteristik BDC masing-masing, dan sesuai
dengan produk KSM yang berpotensi untuk dikembangkan BDC. Materi pelatihan dapat digolongkan
setidaknya menjadi 4 kategori:
1. Pelatihan Kewirausahaan
2. Pelatihan Manajemen Produksi
3. Pelatihan Manajemen Pemasaran
4. Pelatihan Manajemen Keuangan
Agar proses penyelenggaraan pelatihan vokasional berlangsung dengan baik, maka perlu pembagian
peran pelaku yang terlibat dalam pelatihan vokasional. Berikut adalah penjelasan peran pelaku dalam
pelatihan vokasional
b. Melakukan penandatanganan
perjanjian kerjasama dengan
Komite BDC;
c. Mengendalikan pelaksanaan
pelatihan vokasional;
b. Seleksi KSM;
e. Melakukan penandatanganan
perjanjinan kerjasama dengan
lembaga pelatihan
g. Melakukan pengendalian
pelaksanaan pelatihan vokasional
bersama komite;
Mengacu pada Surat Edaran Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, Nomor: 08/SE/DC/2018 tentang Perubahan Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta
Karya Nomor: 88/SE/DC/2016 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah di Direktorat
Pengembangan Kawasan Permukiman bahwa sebagai salah bentuk pelaksanakan pengelolaan dana
bantuan pemerintah harus dilakukan secara transparan dan dan akuntabel.
Transparansi yaitu semua pengelolaan dana pelatihan vokasional telah digunakan/diperuntukkan
sebagai mana mestinya menurut aturan-aturan yang berlaku di Indonesia dalam pengelolaan dana
bantuan pemerintah dan pelatihan vokasional Kotaku serta selama mengelola dana tersebut harus
diketahui oleh semua pihak-pihak terkait yang berkepentingan, yaitu;
1. Kasatker PKP Provinsi,
2. PPK PKPBM,
3. Konsultan pendamping (KMW, Korkot dan timnya),
4. Komite,
5. Pengelola,
6. KSM,
7. BKM dan
8. Masyarakat
Akuntabel yaitu semua bentuk pengelolaan dana pelatihan vokasional harus dapat
dipertanggungjawabkan oleh pihak penerima dan pengelola dana bantuan pemerintah kepada
program Kotaku, tim pemeriksa independen (auditor Badan Periksa Keuangan, Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan dan Kantor Akuntan Publik), Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
Konsultan Manajemen Pusat, Konsultan Manajemen Wilayah termasuk kepada KSM, BKM dan
masyarakat. Oleh karena itu setiap pengelolaan dana bantuan pemerintah diperlukan adanya laporan
pertanggungjawaban. Laporan pertangungjawaban tersebut terkait kegiatan pelaksanaan pelatihan
vokasional KSM yang dibuat oleh BDC dengan menjalin kerjasama antara BDC dengan pihak lembaga
pelatihan berkompeten dan memadai setelah dinilai layak dalam memberikan pelatihan vokasional
KSM. Adapun bentuk laporan pertanggungjawaban adalah laporan kegiatan terkait pelaksanaan
pelatihan vokasional dan laporan pemanfaatan dana pelatihan vokasional.
Selanjutnya ruang lingkup audit terkait dana pelatihan vokasional akan diatur tersendiri melalui juklak
audit dan/atau instrumen yang akan dikembangkan oleh program Kotaku. Oleh karena itu penerima
dan pengelola program dana bantuan pemerintah harus senantiasa siap untuk dilakukan pemeriksaan
oleh pihak-pihak terkait sesuai dengan ketentuan yang berlaku di pemerintah Indonesia dan program
Kotaku.
Setiap kegiatan dalam program sudah barang tentu ada beberapa parameter atau indikator yang
harus diukur dalam mengetahui kegiatan pelatihan vokasional tercapai atau tidak. Adapun alat ukur
keberhasilan pelatihan vokasional terurai sebagai berikut:
INDIKATOR TARGET
NO ASPEK INDIKATOR BDC SUMBER BUKTI
NASIONAL WAKTU
1 Jumlah KSM
a ICDD 3 • 500 KSM di Minimal 35 KSM • Daftar undangan Pada akhir
15 BDC lokasi per BDC mengikuti peserta pelatihan proyek
Pilot pelatihan • Daftar hadir
vokasional peserta pelatihan
• Proposal kegiatan
• Laporan
pertanggujawaban
b KOTAKU • 1000 KSM di Minimal 70 KSM • Daftar undangan Pada akhir
15 di lokasi per BDC mengikuti peserta pelatihan proyek
replikasi BDC pelatihan • Daftar hadir
vokasional peserta pelatihan
• Proposal kegiatan
• Laporan
pertanggujawaban
2 Pelatihan
Tingkat kelulusan - Minimal 80% Evaluasi topik, hasil Setelah
peserta pelatihan pre dan post test, Pelatihan
(hasil praktek, tingkat hasil pengamatan
kehadiran, tingkat peserta
pemahaman,
kedisiplinan,
keaktifan)
3 Usaha KSM
KSM mengalami 50% Minimal 50% dari Data based KSM 6 bulan
peningkatan usaha peserta yang yang dilayani BDC setelah
(omzet, keuntungan, dilatih pelatihan (peserta pelatihan pelatihan
aset, jumlah tenaga vokasional vokasional) dan
kerja dan laporan (prioritas omzet perkembangan
keuangan usaha) dan keuntungan) usaha
4 Usaha BDC
Usaha BDC (Aktivitas 50% 15 BDC mengalami Laporan keuangan 6 bulan
dan Rentabilitas) peningkatan Pengelola BDC setelah
mengalami aktivitas dan pelatihan
peningkatan dari rentabilitas usaha
sebelumnya dan
memenuhi indikator
kesehatan keuangan
(minimal minimum)
Status
Jenis Kelamin Status Binaan BDC (check
Kemiskinan Jenis KSM (Checklist) Kapasitas Usaha Anggota KSM
(checklist) list)
(Checklist)
Nama
Produk Nama Pelaku Pembukuan
Nama Nama Kapasitas Jumlah Tenaga Kerja Legalitas Usaha**) Usaha ***) Jangkauan Pemasaran (checklist)
No Nama KSM (Sebutkan Usaha Omzet Per Keuntungan
Kecamatan Kelurahan/Desa Asset*) Produksi Per (checklist) Sudah
Non Usaha Aneka secara (Anggota KSM) Bulan Per Bulan Calon
LK PR MBR KUBE spesifik) Nama Produk bulan Tidak Menjadi
MBR Sejenis Usaha Dibayar Total Ada Tidak Ada Binaan BDC
dibayar Tidak Lingkungan Lintas Lintas Binaan BDC
Ada Lintas Desa > propinsi
(Sebutka Ada Setempat Kecamatan Kabupaten
(Rp) (Pcs/Unit/...) (Rp) (Rp) (Orang) (Orang) (Orang) (checklist)
n)
Keterangan:
*) Yang dimaksud dengan Asset adalah kekayaan bersih diluar tanah dan bangunan tempat usaha
**) Yang dimaksud dengan legalitas usaha adalah jenis perizinan yang terkait dengan usaha KSM, seperti Izin Industri Rumah Tangga (IRT), Izin BPOM dan sertifikasi halal untuk olahah makanan/minuman, dsb.
***) Yang dimaksud pembukuan usaha adalah minimal memiliki catatan usaha sederhana
, ………………………………………......2018
Pengelola BDC
(.............................................)
Diverifikasi, oleh:
Korkot…………………………………………………..
(.............................................)
Catatan : Pada form ini yang diisi adalah 5 jenis usaha yang menjadi prioritas BDC
, ………………………………………......2018
(.............................................) (.............................................)
Diverifikasi, oleh:
Korkot…………………………………………………..
(.............................................)
Penilai Menyetujui,
Pengelola BDC Korkot Komite KMW Satker PKP Provinsi
Format F-02
BERITA ACARA KESEPAKATAN KERJASAMA PELAKSANAAN KEGIATAN PELATIHAN VOKASIONAL
BDC : _____________________
Provinsi : _____________________
Berdasarkan hasil kesepakatan antara komite, pengelola dan tim Korkot maka bersama ini Pengelola
BDC sepakat untuk bekerjasama dengan Lembaga Pelatihan ___________________________ untuk
melaksanakan kegiatan pelatihan vokasional ___________________, hari /tanggal
_______________ s.d. ______________ tahun dengan perjanjian sebagai berikut:
1. Pelatihan dilaksanakan sesuai dengan paket yang disetujui
2. Alat pelatihan disediakan oleh pihak lembaga pelatihan
3. Lembaga pelatihan mengeluarkan sertifikat
4. ......................................................................
5. ......................................................................
*) Bentuk dan tampilan dapat disesuaikan dengan hasil perjanjian antara BDC dengan pihak Lembaga Pendidikan
berita acara ini juga dilampirkan risalah/notulensi pertemuan, daftar hadir peserta pertemuan, dan
lampiran lain yang diperlukan.
Demikian berita acara ini dibuat bagi pihak-pihak yang berkepentingan
Tanggal ______________
Pengelola BDC Lembaga Pelatihan Mengetahui,
Provinsi : .....................................................................
Nama Pelatih /
No Nama Lembaga
Pemandu
3.4.1.3 Perlengkapan:
No ASPEK JUMLAH
c. Lainnya
JAM
TEMA
NO JENIS PELATIHAN TOPIK PELATIHAN TUJUAN PELAJARAN
PELATIHAN
(JP)
1 ………………………………… ……………………..
……………………………….. ………………………
2 ……………………………….. ………………………
……………………………….. ………………………
TOTAL JP
Mengetahui,
Format ini hanya contoh, dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan setempat
Desa/Kelurahan : _____________________
BDC : _____________________
Provinsi : _____________________
Kota/Kabupaten : _____________________
Pada hari ini ..................... tanggal ..................... bulan ..................... tahun ……………….…… telah
dilaksanakan kegiatan pelatihan vokasional ……………………………………………….. dari tanggal ………………
sampai tanggal …………………….., bertembat di ………………………, dengan rincian sebagai berikut :
No Uraian Jumlah
1 Jumlah Jam Pelajaran
2 Jumlah hari
3 Jumlah Peserta yang hadir
Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenarnya, untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Yang membuat berita acara,
1. Pengelola BDC 1.
2. Lembaga Pelatihan 2.
3. Wakil Peserta 3
4. Wakil peserta 4
Mengetahui:
( ........................................... ) (........................................... )
Format ini hanya contoh, dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan setempat
Bobot Ya (1)/
No Tahapan Score Uraian Keterangan
Max Tidak (0)
PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA yang selanjutnya disebut PARA PIHAK sepakat untuk
mengadakan ikatan Perjanjian Kerja, untuk melaksanakan pelatihan vokasional yang
pembiayaannya didapat dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja
Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) Provinsi …………..., untuk Kota/Kabupaten
……………...., dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
Pasal 1
TUJUAN PERJANJIAN
Tujuan Surat Perjanjian Kerja adalah bahwa PIHAK KEDUA harus melaksanakan pekerjaan
yang menjadi pokok perjanjian, sehingga hasil pekerjaan mencapai hasil yang diharapkan
PIHAK KESATU, sesuai dengan ketentuan-ketentuan di dalam Surat Perjanjian Kerja ini.
Pasal 3
DOKUMEN PERJANJIAN
(1) Surat Perjanjian Kerja ini terdiri dari dokumen sebagai berikut :
a. Surat Perjanjian Kerja;
b. Berita Acara Kerjasama;
c. Rencana Teknis dan Rencana Anggaran Biaya;
d. Rencana teknis yang dimaksud adalah GBPP dan proposal kegiatan pelatihan
vokasional.
(2) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan satu kesatuan
Pasal 4
PENGAWASAN
(1) Pengawasan terhadap PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dilakukan
oleh PIHAK KESATU.
(2) PIHAK KESATU dalam melakukan pengawasan dibantu oleh Tim Korkot dan pihak lain
sesuai ketentuan program.
Pasal 5
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB
(1) PIHAK KESATU wajib memfasilitasi PIHAK KEDUA, sesuai kewenangan dan tugas pokok
dan fungsinya untuk kelancaran pelaksanaan pelatihan vokasional.
(2) PIHAK KESATU wajib membayar PIHAK KEDUA atas pelaksanaan pelatihan vokasional
sebagaimana syarat-syarat dan cara pembayaran dalam Dokumen Perjanjian Kerja ini.
(3) PIHAK KEDUA wajib melaksanakan kegiatan yang disepakati secara profesional sesuai
dengan kompetensi bidang keahliannya.
(4) PIHAK KEDUA wajib menyerahkan hasil kegiatan dalam bentuk Laporan
Pertanggungjawaban Pelaksanaan Kegiatan (LPJ) dalam rangkap 5 kepada PIHAK
KESATU, yang berisi:
a. Berita Acara Penyelesaian Pelatihan Vokasional yang ditandatangani oleh 2 (dua)
orang saksi;
b. Foto kegiatan harian pelaksanaaan pelatihan vokasional;
c. Video kegiatan pelaksanaaan pelatihan vokasional;
d. Daftar perhitungan dana awal, penggunaan dan sisa dana;
e. Surat Pernyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran telah disimpan; dan
f. Bukti surat setoran sisa dana ke rekening Kas Negara kepada PIHAK KESATU sesuai
dengan perjanjian kerja sama sebagai dokumen tambahan laporan
pertanggungjawaban bantuan.
Pasal 6
Pasal 7
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN
(1) Pelaksanaan kegiatan pelatihan vokasional dapat dimulai setelah Surat Perjanjian Kerja
(SPK) ditandatangani oleh PARA PIHAK.
(2) Jangka waktu pelaksanaan kegiatan pelatihan vokasional adalah ……. hari kalender,
terhitung mulai tanggal …..., bulan …..., tahun …..., sampai dengan tanggal …..., bulan
…..., tahun ……..
(3) PIHAK KEDUA menyusun laporan pertanggungjawaban pelatihan vokasional untuk
diserahkan kepada PIHAK KESATU setelah seluruh kegiatan diselesaikan.
(4) Sesuai dengan ayat (3) selambat-lambatnya dua minggu kalender setelah selesai
pelatihan.
(5) Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan, PIHAK KESATU wajib mengeluarkan
Berita Acara Serah Terima Pekerjaan pelatihan vokasional.
Pasal 8
PEMBAYARAN
(1) Semua pembayaran dilakukan secara langsung melalui rekening Bank Pengelola BDC
ke rekening Lembaga Pelatihan.
(2) Pengelola BDC …………. membayar kegiatan pelatihan vokasional atas pengajuan dari
lembaga pelatihan.
(3) Pengajuan dana untuk pekerjaan dilakukan sesuai kesepakatan PARA PIHAK.
(4) Apabila terjadi penyimpangan di lapangan, maka PIHAK KESATU berhak untuk
melakukan penangguhan pembayaran tahap berikutnya sampai dengan adanya
penyelesaian permasalahan di lapangan.
Pasal 9
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
(1) Apabila PIHAK KEDUA telah menyelesaikan pekerjaannya, PIHAK KEDUA membuat
Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan (LPJ) pelatihan vokasional dan telah
diverifikasi, untuk menyatakan seluruh pekerjaan telah selesai dan siap diperiksa oleh
PIHAK KESATU.
(2) Apabila sampai batas waktu akhir Tahun Anggaran 20…..., PIHAK KEDUA tetap belum
dapat menyelesaikan pekerjaan, maka PIHAK KEDUA harus membuat Berita Acara
Status Pelaksanaan Kegiatan (BASPK) sebagai Pengganti Laporan Pertanggungjawaban
Kegiatan (LPJ).
(3) BASPK harus memuat kondisi hasil pelaksanaan kegiatan yang tercapai pada saat itu
dan disertai Lampiran Realisasi Anggaran dan Biaya.
(4) Apabila hingga penandatanganan BASPK, masih terdapat sisa dana yang belum
terserap maka sisa dana tersebut harus dikembalikan oleh PIHAK KEDUA ke rekening
PIHAK KESATU dengan menyampaikan bukti surat setoran bank.
Pasal 11
KEADAAN KAHAR
(1) Yang digolongkan dalam keadaan kahar antara lain:
a. Peperangan;
b. Kerusuhan;
c. Revolusi;
d. Bencana alam seperti banjir, gempa bumi, badai, gunung meletus, tanah longsor,
wabah penyakit dan angin topan;
e. Kebakaran;
f. Gangguan lainnya.
(2) Apabila terjadi hal-hal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sehingga pekerjaan yang
telah ditentukan dalam perjanjian ini tidak dapat terpenuhi, PARA PIHAK sepakat akan
menyelesaikan secara musyawarah untuk mufakat.
Pasal 12
KETENTUAN PENUTUP
(1) Perjanjian ini mulai berlaku pada tanggal ditandatangani oleh PIHAK KESATU dan PIHAK
KEDUA dilengkapi lampiran-lampirannya yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari perjanjian ini.
(2) Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) bermaterai Rp.6.000,00 yang masing-masing
mempunyai kekuatan hukum yang sama, serta salinan rangkap 4 (empat) yang masing-
masing diperuntukan:
a. Salinan ke - 1 : Satker PKP Provinsi …………....
b. Salinan ke - 2 : BDC ………………...
c. Salinan ke – 3 : Lembaga pelatihan ……………...
d. Salinan ke – 4 : KMW
(___________________) (___________________)
Nama Jelas Nama Jelas